Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH KIMIA

STRUKTUR ATOM,SISTEM PERIODIK,IKATAN KIMIA

DISUSUN OLEH
NAMA :Riyos Dinanto
NIM :03051282025024
JURUSAN :Teknik Mesin
KELAS : B Indralaya
Dosen Pembimbing : Sri Turatmiyah, S.H., M.HUM

Universitas Sriwijaya
PALEMBANG
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatkarunianya
sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Terlepas darisemua itu, saya menyadari
sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik darisegi susunan kalimat maupun tata
bahasanya. Oleh karena itu dengan tanganterbuka saya menerima segala saran dan kritik dari
pembaca agar saya dapatmemperbaiki makalah ini. 
Dan harapan saya semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentukmaupun menambah isi
makalah agar menjadi lebih baik lagi

Palembang ,November 2020

Penyusun
PENDAHULUAN

Dalam makalah ini Anda akan mempelajari beberapa teori atom, perkembangan sistem
periodik unsure dan Ikatan Kimia. Seperti kita ketahui bahwa semua benda di alam ini
tentunya dibentuk dari partikel-partikel yang amat kecil yang disebut atom. Pada
perkembangannya ternyata atom bukanlah partikel yang paling kecil sebagai pembentuk
suatu benda atau senyawa, akan tetapi atom terbentuk dari partikel-partikel dasar yang lebih
kecil lagi. Dalam makalah ini pula Anda akan dapat membandingkan beberapa pendapat para
ahli tentang struktur atom.
Dari sekian banyak unsur yang ada, tentu orang akan mengalami kesulitan bila
mempelajari sifat-sifat unsur tersebut. Untuk memudahkan, maka beberapa ahli
mengelompokkan unsur-unsur tersebut. Pertama-tama dilakukan pengelompokan secara
sederhana yaitu berdasarkan sifat kelogaman, selanjutnya pengelompokan berdasarkan
kenaikan massa atomnya. Pengelompokan tersebut ternyata terdapat banyak kelemahan,
akhirnya pengelompokan unsur-unsur dilakukan berdasarkan kenaikan nomor atom.
Pengelompokan ini merupakan suatu kemajuan yang pesat, karena dapat mengkaitkan dengan
sifat kimia, sifat fisika, dan massa unsure sekalipun masih terdapat sedikit kelemahan.
Tujuan pembentukan ikatan kimia adalah agar terjadi pencapaian kestabilan suatu
unsur. Elektron yang berperan pada pembentukan ikatan kimia adalah elektron valensi dari
suatu atom/unsur yang terlibat. Salah satu petunjuk dalam pembentukan ikatan kimia adalah
adanya 1 golongan unsur yang stabil yaitu golongan VIIIA atau golongan 18 (gas
mulia). Maka dari itu, dalam pembentukan ikatan kimia; atom-atom akan membentuk
konfigurasi elektron seperti pada unsur gas mulia.
DAFTAR ISI

Kata Pengantar...........................................................................................................................1
Daftar Isi....................................................................................................................................2
Pendahuluan...............................................................................................................................3
STRUKTUR ATOM
A.    Pengertian Dasar.................................................................................................................4
B.     Perkembangan Model Atom..............................................................................................4
C.     Macam-macam Model Atom.............................................................................................4
                   i.         Model Atom John Dalton.............................................................................4
                   ii.        Model Atom J.J. Thomson...........................................................................4
                   iii.       Model Atom
Rutherford...............................................................................5
                   iv.       Model Atom Niels Bohr...............................................................................5
D.    Bilangan Kuantum..............................................................................................................5
E.     Konfigurasi Elektron..........................................................................................................6

SISTEM PERIODIK UNSUR


A.    Sejarah Perkembangan Periodik Unsur............................................................................8
B.     Sifat Keperiodokan Unsur...............................................................................................10

IKATAN KIMIA
A.    Definisi Ikatan Kimia.......................................................................................................11
B.     Macam – Macam Ikatan Kimia.......................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................19
STRUKTUR ATOM

A. Pengertian Dasar
Struktur atom merupakan satuan dasar materi yang terdiri dari inti atom beserta awan
elektron bermuatan negatif yang mengelilinginya. Inti atom mengandung campuran proton
yang bermuatan positif dan neutron yang bermuatan netral (terkecuali pada Hidrogen-1 yang
tidak memiliki neutron).

B.Perkembangan Model Atom


Seorang filsuf Yunani yang bernama Democritus berpendapat bahwa jika suatu benda
dibelah terus menerus, maka pada saat tertentu akan didapat akan didapat bagian yang tidak
dapat dibelah lagi. Bagian seperti ini oleh Democritus disebut atom. Istilah atom berasal dari
bahasa yunani “a” yang artinya tidak, sedangkan “tomos” yang artinya dibagi. Jadi, atom
artinya tidak dapat dibagi lagi. Pengertian ini kemudian disempurnakan menjadi, atom adalah
bagian terkecil dari suatu unsur yang tidak dapat dibelah lagi namun namun masih memiliki
sifat kimia dan sifat fisika benda asalnya.
Atom dilambangkan dengan ZXA , dimana A = nomor massa (menunjukkan massa
atom, merupakan jumlah proton dan neutron), Z = nomor atom (menunjukkan jumlah
elektron atau proton). Proton bermuatan positif, neutron tidak bermuatan (netral), dan
elektron bermuatan negatif. Massa proton = massa neutron = 1.800 kali massa
elektron. .Atom-atom yang memiliki nomor atom sama dan nomor massa berbeda disebut
isotop, atom-atom yang memiliki nomor massa sama dan nomor atom berbeda dinamakan
isobar, atom-atom yang memiliiki jumlah neutron yang sama dinamakan isoton. 

C. Macam-macam Model Atom


1. Model Atom John Dalton
Pada tahun 1808, John Dalton adalah seorang guru di Inggris yang melakukan
perenungan tentang atom. Hasil perenungan Dalton menyempurnakan teori atom Democritus.
Bayangan Dalton dan Democritus adalah bahwa benda itu berbentuk pejal. Dalam
perenungannya Dalton mengemukakan postulatnya tentang atom.
a. Setiap unsur terdiri dari partikel yang sangat keci yang dinamakan dengan atom
b. Atom dari unsur yang sama memiliiki sifat yang sama
c. Atom dari unsur berbeda memiliki sifat yang berbeda pula
d.  Atom dari suatu unsur tidak dapat diubah menjadi atom unsur lain dengan reaksi kimia,
atom tidak dapat dimusnahkan dan atom juga tidak dapat dihancurkan
e Atom-atom dapat bergabung membentuk gabungan atom yang disebut molekul
f.  Dalam senyawa, perbandingan massa masing-masing unsur adalah tetap

Kelebihan model atom Dalton adalah mulai membangkitkan minat terhadap penelitian
mengenai model atom.
Kelemahan model atom John Dalton  adalah teori atom Dalton tidak dapat menerangkan
suatu larutan dapat menghantarkan arus listrik. Bagaimana mungkin bola pejal dapat
menghantarkan arus listrik? padahal listrik adalah elektron yang bergerak. Berarti ada partikel
lain yang dapat menghantarkan arus listrik.
2. Model Atom J.J. Thomson
Pada tahun 1897, J.J Thomson mengamati electron. Dia menemukan bahwa semua atom
berisi elektron yang bermuatan negative.  Dikarenakan atom bermuatan netral, maka setiap
atom harus berisikan partikel bermuatan positif agar dapat menyeimbangkan muatan negatif
dari electron.
Kelebihan model atom Thomson adalah membuktikan adanya partikel lain yang
bermuatan negatif dalam atom. Berarti atom bukan merupakan bagian terkecil dari suatu
unsur.
Kelemahan model atom Thomson adalah model Thomson ini tidak dapat menjelaskan
susunan muatan positif dan negatif dalam bola atom tersebut.

3. Model Atom Rutherford


Rutherford melakukan penelitian tentang hamburan sinar α pada lempeng emas. Hasil
pengamatan tersebut dikembangkan dalam hipotesis model atom Rutherford.
a. Sebagian besar dari atom merupakan permukaan kosong.
b. Atom memiliki inti atom bermuatan positif yang merupakan pusat massa atom.
c  Elektron bergerak mengelilingi inti dengan kecepatan yanga sangat tinggi.
d. Sebagian besar partikel α lewat tanpa mengalami pembelokkan/hambatan. Sebagian kecil
dibelokkan, dan sedikit sekali yang dipantulkan.
Kelemahan Model Atom Rutherford
a.  Menurut hukum fisika klasik, elektron yang bergerak mengelilingi inti memancarkan
energi dalam bentuk gelombang elektromagnetik. Akibatnya, lama-kelamaan elektron itu
akan kehabisan energi dan akhirnya menempel pada inti.
b  Model atom rutherford ini belum mampu menjelaskan dimana letak elektron dan cara
rotasinya terhadap ini atom.
c.  Elektron memancarkan energi ketika bergerak, sehingga energi atom menjadi tidak stabil.
d. Tidak dapat menjelaskan spektrum garis pada atom hidrogen (H).

4. Model Atom Niels Bohr


Pada tahun 1913, Niels Bohr mengemukakan pendapatnya bahwa elektron bergerak
mengelilingi inti atom pada lintasan-lintasan tertentu yang disebut kulit atom. Model atom
Bohr merupakan penyempurnaan dari model atom Rutherford.
Kelemahan teori atom Rutherford diperbaiki oleh Neils Bohr dengan postulat bohr :
a. Elektron-elektron yang mengelilingi inti mempunyai lintasan dan energi tertentu.
b. Dalam orbital tertentu, energi elektron adalah tetap. Elektron akan menyerap energi jika
berpindah ke orbit yang lebih luar dan akan membebaskan energi jika berpindah ke orbit
yang lebih dalam
Kelebihan model atom Bohr adalah atom terdiri dari beberapa kulit untuk tempat
berpindahnya elektron.
Kelemahan model atom Bohr
a. Tidak dapat menjelaskan efek Zeeman dan efek Strack.
b. Tidak dapat menerangkan kejadian-kejadian dalam ikatan kimia dengan baik, pengaruh
medan magnet terhadap atom-atom, dan spektrum atom yang berelektron lebih banyak.

D. Bilangan Kuantum
Untuk menentukan kedudukan suatu elektron dalam atom, digunakan bilangan
kuantum.
1.    Bilangan kuantum utama (n): mewujudkan lintasan elektron dalam atom.
n mempunyai harga 1, 2, 3, .....
n = 1 sesuai dengan kulit K
n = 2 sesuai dengan kulit L
n = 3 sesuai dengan kulit M
dan seterusnya
Tiap kulit atau setiap tingkat energi ditempati oleh sejumlah elektron. Jumlah elektron
maksimmm yang dapat menempati tingkat energi itu harus memenuhi rumus Pauli = 2n2.
2.    Bilangan kuantum azimuth (l) : menunjukkan sub kulit dimana elektron itu bergerak
sekaligus menunjukkan sub kulit yang merupakan penyusun suatu kulit. Bilangan kuantum
azimuth mempunyai harga dari 0 sampai dengan (n-1).
n = 1 ; l = 0 ; sesuai kulit K
n = 2 ; l = 0, 1 ; sesuai kulit L
n = 3 ; l = 0, 1, 2 ; sesuai kulit M
n = 4 ; l = 0, 1, 2, 3 ; sesuai kulit N dan seterusnya
Sub kulit yang harganya berbeda-beda ini diberi nama khusus:
l = 0 ; sesuai sub kulit s (s = sharp)
l = 1 ; sesuai sub kulit p (p = principle)
l = 2 ; sesuai sub kulit d (d = diffuse)
l = 3 ; sesuai sub kulit f (f = fundamental)
3.     Bilangan kuantum magnetik (m): mewujudkan adanya satu atau beberapa tingkatan
energi di dalam satu sub kulit. Bilangan kuantum magnetik (m) mempunyai harga (-l) sampai
harga (+l).
Untuk:
l = 0 (sub kulit s), harga m = 0 (mempunyai 1 orbital)
l = 1 (sub kulit p), harga m = -1, O, +1 (mempunyai 3 orbital)
l = 2 (sub kulit d), harga m = -2, -1, O, +1, +2 (mempunyai 5 orbital)
l = 3 (sub kwit f) , harga m = -3, -2, O, +1, +2, +3 (mempunyai 7 orbital)
4.    Bilangan kuantum spin (s): menunjukkan arah perputaran electron pada sumbunya.
Dalam satu orbital, maksimum dapat beredar 2 elektron dan kedua elektron ini berputar
melalui sumbu dengan arah yang berlawanan, dan masing-masing diberi harga spin +1/2 atau
-1/2.

E.   Konfigurasi Elektron

Elektron tersusun dalam kulit – kulit (n) yang dapat dinyatakan dalam huruf kapital, yaitu K,
L, M, N, O, … atau angka, yaitu 1, 2, 3, 4, 5, … . Tiap kulit memiliki sub – sub kulit yang
dinyatakan dengan huruf, yaitu s, p d, f. Dalam sub – sub kulit terdapat ruang (orbital) yang
dapat menampung elektron dengan kapasitas tertentu.

Tabel 4.2. Sub – sub kulit dan kapasitas elektron di dalamnya


Sub kulit Jumlah ruang Kapasitas
(orbital) elektron
S 1 2
P 3 6
D 5 10
F 7 14

Elektron diisikan pada ruang – ruang (orbital) dengan energi yang terendah lebih dulu. Sistem
pengisian elektron berdasarkan tingkat energi ini disebut sebagai Azas Aufbau. Urutan
tingkat energi pada sub – sub kulit dapat dilihat pada gambar 4.2.

Menurut Pauli, dalam satu orbital, tidak boleh diisi oleh elektron dengan arah putaran (spin)
yang sama. Aturan ini disebut sebagai Prinsip Eksklusi Pauli, yang membatasi jumlah
elektron dalam satu orbital maksimal ada dua aturan di atas,dalam pengisian orbital berlaku
hukum hund,yaitu
1. Elektron yang masuk kedalam sub kulit yang lebih dari 1 orbital disebarkan dulu ke
energi yang tak sama dan spin yang searah.
2. Posisi orbital setengah penuh atau penuh lebih stabil.

Penulisan konfigurasi elektron dilakukan sebagai berikut.

1) Unsur Cl (nomor atom 17)


Jumlah elektron = 17
Konfigurasi elektron = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p5
2) Ion Fe3+ (nomor atom 26)
Karena ion bermuatan +3 à kehilangan 3 elektron à hanya 23  elektron yang terlibat dalam
konfigurasi
Konfigurasi elektron = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d3
3) Ion F- (nomor atom 9)
Karena ion bermuatan -1 à bertambah 1 elektron à ada 10   elektron yang terlibat dalam
konfigurasi
Konfigurasi elektron = 1s2 2s2 2p6
4) Unsur Ar (nomor atom 18)   
Jumlah elektron = 18   
Konfigurasi elektron = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6

Catatan :
Ion positif terjadi apabila suatu unsur melepaskan elektron à jumlah elektron dalam
konfigurasi lebih sedikit daripada jumlah elektron pada nomor atom
Ion negatif terjadi apabila suatu unsur menerima elektron à jumlah electron dalam konfigurasi
lebih banyak daripada jumlah elektron pada nomor atom
Suatu unsur membentuk ion positif atau negatif agar memiliki konfigurasi seperti gas mulia
Gas mulia memiliki konfigurasi dengan orbital penuh, umumnya berakhir pada orbital np6,
kecuali unsur He (konfigurasi elektron = 1s2)

SISTEM PERIODIK UNSUR

A.SEJARAH PERKEMBANGAN PERIODIK UNSUR


Penyusun system periodic unsure telah mengalami banyak perubahan dan oenyempurnaan.
Mulai dari Antoine Lavoiser, J. Newlands, O. Mendeleev hinggan Henry Moseley
1.      Pengelompokkan Unsur Menurut Lavoiser
Pada 1789, mengelompokan 33 unsur kimia.
a.GAS
Cahaya,Kalor,Oksigen,Nitrogen,Hidrogen
b.TANAH
Kapur,Magnesium Oksida, Barium Oksida, Aluminium Oksida, Silikon Oksida
c.       LOGAM
Antimon, Perak, Arsenik, Bismuth, Kobalt, Tembaga, Timah, Besi, Mangan, Raksa,
Molibdenum, Nikel, Emas, Platina,Timbel,Tungsten, Seng
d.NON LOGAM
Sulfur, Fosfor, Karbon, Asam Klorida, Asam Fluorida, Asam Borak

2. Pengelompokkan Unsur Menurut Johann Wolfgang Döbereiner (1817)


Johann Wolfgang Döbereiner (1817) orang pertama yang menemukan adanya hubungan
antara sifat unsur dan massa atom relatifnya. Temuan Dobereiner adalah:
Jika tiga unsur yang sama sifatnya disusun secara berurutan menurut bertambahnya massa
atom relatifnya, maka:
a.       Massa atom relatif unsur yang kedua merupakan rata-rata massa atom relatif unsur
pertama dan ketiga.
b.      Sifat lain unsur yang kedua menunjukkan sifat antara yang pertama dan ketiga.
Selanjutnya kelompok tiga unsur ini disebut “triade”

3. Pengelompokkan Unsur Menurut J. Newlands


John Newlands (1865) menemukan hubungan lain antara sifat unsur dengan massa atom
relatif, sesuai dengan hukum yang disebutnya “hukum oktaf”. Ia menyusun unsur-unsur ke
dalam kelompok tujuh unsur dan setiap unsure kedelapan mempunyai sifat yang mirip
dengan unsur pertama, unsure kesembilan mirip dengan unsur kedua, dan seterusnya. Hukum
oktaf Newlands ternyata hanya berlaku untuk unsur-unsurbdengan massa atom relatif sampai
20 (kalsium). Kemiripan sifat terlalu dipaksakan apabila pengelompokan dilanjutkan.
Kelemahannya ialah:
a.Tidak memperhitungkan letak unsur-unsur yang belum ditemukan
b.Terdapat banyak pasangan unsur yang terpaksa ditempatkan pada satu posisi daftar.

4. Pengelompokkan Unsur Menurut O. Mendeleev


Dmitriy Ivanovich Mendeleev (1834-1907) Ahli kimia dari Kekaisaran Rusia yang
menciptakan tabel periodic berdasarkan peningkatan bilangan atom. Pada tahun 1869
melakukan pengamatan bahwa sifat unsur merupakan fungsi periodic dari massa atom
relatifnya. Sifat akan berulang secara periodik bila unsure disusun berdasarkan kenaikan
massa atom relatifnya Unsur-unsur yang memiliki kemiripan sifat diletakkan pada satu lajur
vertikal yang disebut golongan. Unsur-unsur juga disusun berdasarkan kenaikan massa atom
relatifnya dan ditempatkan dalam satu lajur yang disebut periode. Mendeleyev
mengungkapkan suatu hukum periodik yang berbunyi: “Sifat unsur-unsur merupakan fungsi
periodic dari massa atom relatifnya”
Tabel Sistem Periodik Mendeleyev yang telah disempurnakan (1871) terdiri atas golongan
(lajur tegak) dan periode (deret mendatar). Keuntungan Tabel Periodik Mendeleyev dalam
memahami sifat unsur ialah:
a. Sifat kimia dan sifat fisika unsur dalam satu golongan berubah secara teratur.
b. Dapat meramal sifat unsur yang belum diketemukan, yang akan mengisi tempat kosong
dalam daftar.
c. Tabel ini tidak mengalami perubahan setelah penemuan unsur-unsur gas mulia.
Kelemahan Tabel Periodik Mendeleyev:
a. Panjang periode tidak sama.
b. Triade besi (Fe, Co, dan Ni), triade platina ringan (Ru, Rh, dan Pd), dan triade platina (Os,
Ir, dan Pt) dimasukkan ke dalam golongan VIII.
c.  Selisih massa atom relatifnya antara dua unsur yang berurutan tidak teratur (antara –1 dan
+4), sehingga sukar untuk meramal unsur-unsur yang belum ditemukan.

5. Pengelompokkan Henry Moseley


Henry Mosely melakukan percobaan menggunakan berbagai logam sebagai antikatoda pada
tabung sinar X. Moseley menyimpulkan bahwa ada perubahan yang teratur dari energi sinar
X sesuai dengan perubahan nomor atom dan bukan massa atom relatif. Dengan demikian
hokum periodik menjadi: “Sifat unsur-unsur merupakan fungsi periodik dari nomor atom”
Berikut kita pelajari Tabel Sistem Periodik sederhana, yaitu mulai nomor atom 1 (hidrogen)
sampai nomor atom 20 (kalsium) seperti ditunjukkan gambar 16. Kedua puluh unsur ini
termasuk unsur-unsur utama dan nomor golongannya dibubuhi huruf A. Tabel Sistem
Periodik selengkapnya tertera dihalaman 39, akan kita pelajari lebih lanjut di kelas II. Unsur-
unsur yang terletak pada lajur tegak disebut golongan. Golongan-golongan diberi nomor I, II,
III, dan seterusnya. Misalnya Golongan II terdiri dari unsur-unsur berilium, magnesium, dan
kalsium. Unsur-unsur dalam deret mendatar disebut periode. Misalnya, delapan unsur-unsur
mulai natrium sampai argon terletak dalam periode. Perhatikan pula struktur elektron unsur-
unsur dalam gambar. Unsur-unsur tersebut mempunyai pola yang sama. Dari litium sampai
neon, banyaknya elektron pada kulit terluar bertambah dari periode 1 sampai 8. Kemudian
terulang lagi pada periode berikutnya dari natrium pada periode 1 sampai argon pada periode
8. Dalam setiap golongan, banyaknya elektron pada kulit terluar setiap unsur selalu sama
sesuai nomor golongannya. Misalnya, fluor dan klor keduanya merupakan unsur-unsur yang
terletak pada golongan VII, maka kedua unsur tersebut memiliki 7 elektron pada kulit
terluarnya. Struktur elektron sangat penting untuk memahami sifat-sifat unsur pada Tabel
Sistem Periodik.
Kesimpulan dari model SPU Henry Gwyn Jeffreys Moseley (23 November 1887–10 August
1915) yaitu
a. Atom dapat terbagi menjadi partikel dasar atau partikel subatom.
b. Atom diketahui tersusun oleh proton, electron dan netron.
c.  Jumlah proton merupakan sifat khas unsur. Setiap unsur mempunyai jumlah proton
tertentu yang berbeda dari unsur lain.
d. Jumlah proton suatu unsur dinyatakan sebagai nomor atom.
e. Sistem periodik modern tersusun berdasarkan kenaikan nomor atom dan kemiripan sifat
f. Lajur horisontal yang disebut periode, tersusun berdasarkan kenaikan nomor atom
g. Lajur vertikal yg disebut golongan, tersusun berdasarkan kemiripan sifat
h. Unsur gol. A disebut gol. Utama, Unsur gol. B disebut gol. Transisi.
I. Golongan dapat dieri tanda no 1 sampai 18 berurutan dari kiri ke kanan. Berdasarkan peno
moran ini, golongan transisi mempunyai nomor 3 sampai 12.
j. Sistem periodik modern tersusun atas
k Periode dan 18 golongan yang terbagi menjadi
l. Golongan utama atau golongan A dan 8 golongan transisi atau golongan B.
m.Sistem Periodik Modern merupakan penyempurnaan dari Hukum periodik Mendeleev

Periode dalam SPU PERIODE > LAJUR HORIZONTAL > Menunjukkan nomor Kulit Atom
yang sudah terisi elektron
Periode 1 > Kulit K > 2 unsur
Periode 2 > Kulit L > 8 unsur
Periode 3 > Kulit M > 8 unsur
Periode 4 > Kulit N > 18 unsur
Periode 5 > Kulit O > 18 unsur
Periode 6 > Kulit P > 32 unsur (18 unsur kulit N + 14 unsur Lantanida)
Periode 7 > Kulit Q > belum lengkap+unsure deret Aktinida

B.     Sifat Keperiodikan Unsur


Yang dimaksud dengan sifat-sifat periodik ialah bahwa ada hubungan antara sifat-sifat suatu
unsur dengan letaknya pada Tabel Sistem Periodik. Sifat – sifat ini berubah dan berulang
secara periodik, sesuai dengan perubahan nomor atom dan konfigurasi elektron. Berikut kita
bahas tentang: jari-jari atom, energi ionisasi, afinitas elektron, keelektronegatifan, dan
kelogaman.
1.       Jari-jari atom
Jari-jari atom adalah jarak dari inti atom sampai ke elektron pada kulit terluar. Dikenal pula
jari-jari ion positif dan jari-jari ion negatif.
a.    Untuk unsur-unsur segolongan:
Jari-jari atom makin ke bawah makin besar. Karena jumlah kulit yang dimiliki atom semakin
banyak, maka kulit terluar semakin jauh dari inti atom.
b.   Untuk unsur-unsur seperiode:
Jari-jari atom semakin pendek dari kiri ke kanan. Sekalipun jumlah kulitnya sama, tetapi
banyaknya proton bertambah sehingga elektron-elektron trluar tertarik lebih dekat ke arah
inti.
Jari-jari ion positip: Jika suatu atom melepaskan electron sehingga terbentuk ion positip
(kation),
X  X+ + 1 e

Pada kation jumlah proton lebih banyak daripada elektron dan mempunyai konfigurasi
elektron yang stabil seperti pada gas mulia.

IKATAN KIMIA

A.Definisi Ikatan Kimia


Adalah ikatan yang terjadi antar atom atau antar molekul dengan cara sebagai berikut :
1. atom yang 1 melepaskan elektron, sedangkan atom yang lain menerima elektron (serah
terima elektron)
2.  penggunaan bersama pasangan elektron yang berasal dari masing-masing atom yang
berikatan
3.  penggunaan bersama pasangan elektron yang berasal dari salah 1 atom yang berikatan

Tujuan pembentukan ikatan kimia adalah agar terjadi pencapaian kestabilan suatu
unsur. Elektron yang berperan pada pembentukan ikatan kimia adalah elektron valensi dari
suatu atom/unsur yang terlibat. Salah 1 petunjuk dalam pembentukan ikatan kimia adalah
adanya 1 golongan unsur yang stabil yaitu golongan VIIIA atau golongan 18 (gas
mulia). Maka dari itu, dalam pembentukan ikatan kimia; atom-atom akan membentuk
konfigurasi elektron seperti pada unsur gas mulia.Unsur gas mulia mempunyai elektron
valensi sebanyak 8 (oktet) atau 2 (duplet, yaitu atom Helium).

Unsu Nomor
Periode K L M N O P
r Atom
1 He 2 2
2 Ne 10 2 8
3 Ar 18 2 8 8
4 Kr 36 2 8 18 8
5 Xe 54 2 8 18 18 8
6 Rn 86 2 8 18 32 18 8

Kecenderungan unsur-unsur untuk menjadikan konfigurasi elektronnya sama seperti gas


mulia terdekat dikenal dengan istilah Aturan Oktet
Sifat Atom dan Ikatan Kimia adalah
1. Suatu partikel baik berupa ion bermuatan, inti atom dan elektron diantara mereka, akan
membentuk ikatan kimia karena akan menurunkan energi potensial antara partikel positif dan
negatif
2.  Dalam tataran atomik, kita membedakan adanya logam dan non logam berdasarkan
beberapa sifat yang berhubungan dalam tabel periodik
3 Cara Penulisan Transfer Elektron
Penggambaran dengan konfigurasi elektron
Penggambaran dengan diagram orbital
Penggunaan simbol titik elektron Lewis

Hubungan Orde Ikatan, Panjang Ikatan dan Energi Ikatan

Energi Ikatan
Ikatan Orde Ikatan Panjang Rata-rata (pm)
(kJ/mol)

C–O 1 143 358


C=O 2 123 745
C≡O 3 113 1070
C–C 1 154 347
C=C 2 134 614
C≡C 3 121 839
N–N 1 146 160
N=N 2 122 418
N≡N 3 110 945

Lambang Lewis
Adalah lambang atom yang dilengkapi dengan elektron valensinya.
·   Lambang Lewis gas mulia menunjukkan 8 elektron valensi (4 pasang).
·   Lambang Lewis unsur dari golongan lain menunjukkan adanya elektron tunggal (belum
berpasangan).

Berdasarkan perubahan konfigurasi elektron yang terjadi pada pembentukan ikatan, maka
ikatan kimia dibedakan menjadi 4 yaitu : ikatan ion, ikatan kovalen, ikatan kovalen
koordinat / koordinasi / dativ dan ikatan logam.
Simbol Titik Elektron Lewis ialah:
Dalam model simbol titik elektron Lewis (G.N. Lewis1875 – 1946), simbol unsur mewakili
inti dan elektron bagian dalam sedangkan titik-titik disekitarnya menunjukkan elektron
valensi
Nomor grup A yang menunjukkan jumlah elektron valensi
Tempatkan satu titik pada masing-masing sisi (atas, bawah, kiri, kanan)
Baru pasangkan titik-titik hingga semua terpakai

B. MACAM – MACAM IKATAN KIMIA


Ikatan Ion ( elektrovalen )
Terjadi jika atom unsur yang memiliki energi ionisasi kecil/rendah melepaskan elektron
valensinya (membentuk kation) dan atom unsur lain yang mempunyai afinitas elektron
besar/tinggi menangkap/menerima elektron tersebut (membentuk anion).
Kedua ion tersebut kemudian saling berikatan dengan gaya elektrostatis (sesuai hukum
Coulomb).
Unsur yang cenderung melepaskan elektron adalah unsur logam sedangkan unsur yang
cenderung menerima elektron adalah unsur non logam.
Model Ikatan Ionik
1.Fokus utama model ikatan ionik adalah adanya transfer elektron dari logam ke non logam
untuk membentuk ion yang kemudian bersatu membentuk padatan senyawa ionik
2.Berdasarkan fenomena yang terjadi Lewis mengajukan aturan oktet, saat atom-atom
berikatan, ia akan melepas, menangkap atau memakai bersama elektron untuk mencapai
pengisian kulit terluar 8 (atau 2) elektron

Sifat-sifat Ikatan Ionik


1.      Keras
2.      Kaku
3.      Rapuh
Pita Elektron Ikatan Logam
1. Secara umum atom logam berukuran besar, logam dapat dengan mudah kehilangan
elektron terluar (IE rendah) namun sulit menangkap/memperoleh elektron
2.  Sifat ini mengarahkan logam-logam untuk sharing elektron valensi mereka dengan cara
yang berbeda pada ikatan kovalen
3.  Dalam model ikatan logam, elektron valensi atom-atom logam yang berdekatan akan
berkumpul membentuk pita (lautan elektron) yang terdistribusi secara merata diantara atom-
atom tersebut dan disekitar inti dan elektron bagian dalam
4. Pada ikatan ini elektron sharing terdelokalisasi dan bergerak bebas disekujur potongan
logam.

Contoh 1 :
Ikatan antara   dengan 
Konfigurasi elektronnya :
= 2, 8, 1
 = 2, 8, 7

§  Atom Na melepaskan 1 elektron valensinya sehingga konfigurasi elektronnya sama dengan


gas mulia.
§  Atom Cl menerima 1 elektron pada kulit terluarnya sehingga konfigurasi elektronnya sama
dengan gas mulia.
(2,8,1)      (2,8)
(2,8,7)           (2,8,8)
§  Antara ion Na+ dengan  terjadi gaya tarik-menarik elektrostatis sehingga terbentuk
senyawa ion NaCl.
Senyawa yang mempunyai ikatan ion antara lain :
Golongan alkali (IA) [kecuali atom H] dengan golongan halogen (VIIA)
2.      Contoh : NaF, KI, CsF
Golongan alkali (IA) [kecuali atom H] dengan golongan oksigen (VIA)
Contoh : Na2S, Rb2S,Na2O
Golongan alkali tanah (IIA) dengan golongan oksigen (VIA)
Contoh : CaO, BaO, MgS

Sifat umum senyawa ionik :


1) Titik didih dan titik lelehnya tinggi
2) Keras, tetapi mudah patah
3) Penghantar panas yang baik
4) Lelehan maupun larutannya dapat menghantarkan listrik (elektrolit)
5) Larut dalam air
6) Tidak larut dalam pelarut/senyawa organik (misal : alkohol, eter, benzena)

2).  Ikatan Kovalen
1. Adalah ikatan yang terjadi karena pemakaian pasangan elektron secara bersama oleh 2
atom yang berikatan.
2. Ikatan kovalen terjadi akibat ketidakmampuan salah 1 atom yang akan berikatan
untuk melepaskan elektron (terjadi pada atom-atom non logam).
3.  Ikatan kovalen terbentuk dari atom-atom unsur yang memiliki afinitas elektron
tinggi serta beda keelektronegatifannya lebih kecil dibandingkan ikatan ion.
4. Atom non logam cenderung untuk menerima elektron sehingga jika tiap-tiap atom non
logam berikatan maka ikatan yang terbentuk dapat dilakukan dengan cara mempersekutukan
elektronnya dan akhirnya terbentuk pasangan elektron yang dipakai secara bersama.
5.  Pembentukan ikatan kovalen dengan cara pemakaian bersama pasangan elektron tersebut
harus sesuai dengan konfigurasi elektron pada unsur gas mulia yaitu 8 elektron (kecuali He
berjumlah 2 elektron).

Model Ikatan Kovalen


Jika kita membuka literatur kimia berupa hand book atau ensiklopedi maka akan didapati
sebagian besar senyawa kimia yang ada dialam berupa senyawa kovalen
Senyawa kovalen mengambil porsi terbesar dan yang utama dalam model ikatan kimia antar
unsur-unsur dialam

Elektronegatifitas dan Polaritas Ikatan


Dicetuskan pertama kali oleh Linus Pauling dan menelurkan skala elektronegatifitas (EN)
dari unsur dalam tabel periodik
Gambaran Umum: Kita bisa memperkirakan energi ikatan H – F akan memiliki nilai diantara
energi H – H (432 kJ/mol) dan F – F (159 kJ/mol). Namun ternyata nilai energi ikatan H – F
sebesar 565 kJ/mol
Pauling menduga besarnya energi ini karena ada kontribusi elektrostatik dalam ikatan tsb.
Jika F menarik elektron lebih banyak kearahnya, maka pemakaian bersama yang tidak
seimbang ini memicu timbulnya muatan parsial negatif pada F dan positif pada H. Beda
muatan ini kemudian menimbulkan gaya tarik elektrostatik sehingga ikatan H – F lebih besar
energinya dari yang diperkirakan

Elektronegatifitas dan Bilangan Oksidasi


1. Penentuan bilangan Oksidasi berdasarkan elektronegatifitas:
2. Atom yang lebih elektronegatif mendapatkan semua elektron sharing dan atom yang
kurang elektronegatif dihitung nol
3.  Tiap-tiap atom dalam ikatan masing-masing dihitung semua elektron tak berikatannya
sendiri-sendiri
4.  Bilangan oksidasi diberikan oleh rumus:
5.  Biloks = jml e valensi – (jml e share + jml e non share)
6.  Contoh HCl memiliki elektron valensi 7 dan elektron share 2 sehingga biloksnya = 7 – 8 =
-1. sedangkan H dihitung biloks = 1 – 0 = 1

Ada 3 jenis ikatan kovalen :


a).  Ikatan Kovalen Tunggal
Contoh 1 :
1. Ikatan yang terjadi antara atom H dengan atom H membentuk molekul H2
2.  Konfigurasi elektronnya :
a.          = 1
3. Ke-2 atom H yang berikatan memerlukan 1 elektron tambahan agar diperoleh konfigurasi
elektron yang stabil (sesuai dengan konfigurasi elektron He).
4. Untuk itu, ke-2 atom H saling meminjamkan 1 elektronnya sehingga terdapat sepasang
elektron yang dipakai bersama.

Rumus struktur     = 
Rumus kimia         = H2

Contoh 2 :
1. Ikatan yang terjadi antara atom H dengan atom F membentuk molekul HF
2. Konfigurasi elektronnya :
    = 1
     = 2, 7
3. Atom H memiliki 1 elektron valensi sedangkan atom F memiliki 7 elektron valensi.
4. Agar atom H dan F memiliki konfigurasi elektron yang stabil, maka atom H dan atom F
masing-masing memerlukan 1 elektron tambahan (sesuai dengan konfigurasi elektron He dan
Ne).
5. Jadi, atom H dan F masing-masing meminjamkan 1 elektronnya untuk dipakai bersama.

Rumus struktur     = 
Rumus kimia         =  HF

b). Ikatan Kovalen Rangkap Dua


Contoh :
§  Ikatan yang terjadi antara atom O dengan O membentuk molekul O2
§  Konfigurasi elektronnya :
= 2, 6
§  Atom O memiliki 6 elektron valensi, maka agar diperoleh konfigurasi elektron yang stabil
tiap-tiap atom O memerlukan tambahan elektron sebanyak 2.
§  Ke-2 atom O saling meminjamkan 2 elektronnya, sehingga ke-2 atom O tersebut akan

menggunakan 2 pasang elektron secara bersama.


Rumus struktur     : 
Rumus kimia         : O2

c). Ikatan Kovalen Rangkap Tiga


Contoh 1:
o   Ikatan yang terjadi antara atom N dengan N membentuk molekul N2
o   Konfigurasi elektronnya :
= 2, 5
o   Atom N memiliki 5 elektron valensi, maka agar diperoleh konfigurasi elektron yang stabil
tiap-tiap atom N memerlukan tambahan elektron sebanyak 3.
o   Ke-2 atom N saling meminjamkan 3 elektronnya, sehingga ke-2 atom N tersebut akan
menggunakan 3 pasang elektron secara bersama.

Rumus struktur     : 
Rumus kimia         : N2

Contoh 2:
§  Ikatan antara atom C dengan C dalam etuna (asetilena, C2H2).
§  Konfigurasi elektronnya :
 = 2, 4
  = 1

§  Atom C mempunyai 4 elektron valensi sedangkan atom H mempunyai 1 elektron.


§  Atom C memasangkan 4 elektron valensinya, masing-masing 1 pada atom H dan 3 pada
atom C lainnya.
                  
(Rumus Lewis)         (Rumus bangun/struktur)

3). Ikatan Kovalen Koordinasi / Koordinat / Dativ / Semipolar


Adalah ikatan yang terbentuk dengan cara penggunaan bersama pasangan elektron yang
berasal dari salah 1 atom yang berikatan [Pasangan Elektron Bebas (PEB)], sedangkan atom
yang lain hanya menerima pasangan elektron yang digunakan bersama.
Pasangan elektron ikatan (PEI) yang menyatakan ikatan dativ digambarkan dengan tanda
anak panah kecil yang arahnya dari atom donor menuju akseptor pasangan elektron.

Ikatan Logam
v  Adalah ikatan yang terbentuk akibat adanya gaya tarik-menarik yang terjadi antara muatan
positif dari ion-ion logam dengan muatan negatif dari elektron-elektron yang bebas bergerak.
v  Atom-atom logam dapat diibaratkan seperti bola pingpong yang terjejal rapat 1 sama lain.
v  Atom logam mempunyai sedikit elektron valensi, sehingga sangat mudah untuk dilepaskan
dan membentuk ion positif.
v  Maka dari itu kulit terluar atom logam relatif longgar (terdapat banyak tempat kosong)
sehingga elektron dapat berpindah dari 1 atom ke atom lain.
v  Mobilitas elektron dalam logam sedemikian bebas, sehingga elektron valensi logam
mengalami delokalisasi yaitu suatu keadaan dimana elektron valensi tersebut tidak tetap
posisinya pada 1 atom, tetapi senantiasa berpindah-pindah dari 1 atom ke atom lain.

v  Elektron-elektron valensi tersebut berbaur membentuk awan elektron yang menyelimuti


ion-ion positif logam.
v  Struktur logam seperti gambar di atas, dapat menjelaskan sifat-sifat khas logam yaitu :
a).  berupa zat padat pada suhu kamar, akibat adanya gaya tarik-menarik yang cukup kuat
antara elektron valensi (dalam awan elektron) dengan ion positif logam.
b).  dapat ditempa (tidak rapuh), dapat dibengkokkan dan dapat direntangkan menjadi kawat.
Hal ini akibat kuatnya ikatan logam sehingga atom-atom logam hanya bergeser sedangkan
ikatannya tidak terputus.
c).  penghantar / konduktor listrik yang baik, akibat adanya elektron valensi yang dapat
bergerak bebas dan berpindah-pindah. Hal ini terjadi karena sebenarnya aliran listrik
merupakan aliran elektron.
           
1.  Dalam tiap molekul di atas, ke-2 atom yang berikatan menarik PEI sama kuat karena
atom-atom dari unsur sejenis mempunyai harga keelektronegatifan yang sama.
2. Akibatnya muatan dari elektron tersebar secara merata sehingga tidak terbentuk kutub.
 
1. Meskipun atom-atom penyusun CH4 dan CO2 tidak sejenis, akan tetapi pasangan elektron
tersebar secara simetris diantara atom-atom penyusun senyawa, sehingga PEI tertarik sama
kuat ke semua atom (tidak terbentuk kutub).

Momen Dipol ( µ )
Adalah suatu besaran yang digunakan untuk menyatakan kepolaran suatu ikatan kovalen.
Dirumuskan :
µ = Q x r      ;        1 D = 3,33 x 10-30 C.m
keterangan :
µ    = momen dipol, satuannya debye (D)
Q   = selisih muatan, satuannya coulomb (C)
r    = jarak antara muatan positif dengan muatan negatif, satuannya meter (m)

Perbedaan antara Senyawa Ion dengan Senyawa Kovalen


No Sifat Senyawa Ion Senyawa Kovalen
1 Titik didih Tinggi Rendah
2 Titik leleh Tinggi Rendah
3 Wujud Padat pada suhu
Padat,cair,gas pada suhu kamar
kamar
4 Daya hantar listrik Padat = isolator Padat = isolator
Lelehan= konduktor Lelehan = isolator
Larutan = konduktor Larutan=ada yang konduktor
5 Kelarutan dalam air Umumnya larut Umumnya tidak larut
6 Kelarutan dalam
trikloroetana Tidak larut Larut
(CHCl3)

Pengecualian dan Kegagalan Aturan Oktet


1). Pengecualian Aturan Oktet
a)      Senyawa yang tidak mencapai aturan oktet
Meliputi senyawa kovalen biner sederhana dari Be, B dan Al yaitu atom-atom yang elektron
valensinya kurang dari empat (4).
Contoh : BeCl2, BCl3 dan AlBr3
b)     Senyawa dengan jumlah elektron valensi ganjil
Contohnya : NO2 mempunyai jumlah elektron valensi (5 + 6 + 6) = 17

c)      Senyawa dengan oktet berkembang


Unsur-unsur periode 3 atau lebih dapat membentuk senyawa yang melampaui aturan oktet /
lebih dari 8 elektron pada kulit terluar (karena kulit terluarnya M, N dst dapat menampung 18
elektron atau lebih).
Contohnya : PCl5, SF6, ClF3, IF7 dan SbCl5
2). Kegagalan Aturan Oktet
Aturan oktet gagal meramalkan rumus kimia senyawa dari unsur transisi maupun post
transisi.
Contoh :
1.   atom Sn mempunyai 4 elektron valensi tetapi senyawanya lebih banyak dengan tingkat
oksidasi +2
2.   atom Bi mempunyai 5 elektron valensi tetapi senyawanya lebih banyak dengan tingkat
oksidasi +1 dan +3

Penyimpangan dari Aturan Oktet dapat berupa :


1) Tidak mencapai oktet
2)  Melampaui oktet ( oktet berkembang )

Penulisan Struktur Lewis


Langkah-langkahnya :
1 Semua elektron valensi harus muncul dalam struktur Lewis
2) Semua elektron dalam struktur Lewis umumnya berpasangan
3) Semua atom umumnya mencapai konfigurasi oktet (khusus untuk H, duplet)
4) Kadang-kadang terdapat ikatan rangkap 2 atau 3 (umumnya ikatan rangkap 2 atau 3 hanya
dibentuk oleh atom C, N, O, P dan S)

Langkah alternatif : ( syarat utama : kerangka molekul / ion sudah diketahui )


1) Hitung jumlah elektron valensi dari semua atom dalam molekul / ion
2) Berikan masing-masing sepasang elektron untuk setiap ikatan
3) Sisa elektron digunakan untuk membuat semua atom terminal mencapai oktet
4) Tambahkan sisa elektron (jika masih ada), kepada atom pusat
5) Jika atom pusat belum oktet, tarik PEB dari atom terminal untuk membentuk ikatan
rangkap dengan atom pusat

Resonansi
a.  Suatu molekul atau ion tidak dapat dinyatakan hanya dengan satu struktur Lewis.
b.  Kemungkinan-kemungkinan struktur Lewis yang ekivalen untuk suatu molekul atau ion
disebut Struktur Resonansi.
c.  Berdasarkan konsep resonansi, kedua ikatan dalam molekul SO2 adalah ekivalen.

DAFTAR PUSTAKA

https://blog.ruangguru.com/eksplorasi-5-jenis-model-atom
Sudarmo, Unggul, 2004. Kimia Untuk SMA Kelas X, Erlangga:Jakarta
Purba, Mitchel. 2004. Kimia Untuk SMA Kelas X, Erlangga:Jakarta
Wikipedia, 2010, Struktur Atom, http://www.wikipedia-Struktur-Atom.com diakses tanggal
29 Desember 2010, Pukul 13.00

Anda mungkin juga menyukai