Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN UJIAN PRAKTEK PROFESI APOTEKER

PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER


JURUSAN FARMASI FKUB

RAMENDRA DIRGANTARA PUTRA (190070600111025)


(TABLET IBUPROFEN 200 mg)

I. USULAN FORMULA YANG DIBUAT


Jumlah Jumlah
Nama Bahan Fungsi Persen
(Per Tablet) (Per Batch)
Ibuprofen
(Kristalisasi dari
Bahan Aktif 40% 200 mg 20 gram
Etanol atau
Metanol)
Microcrystalline
Filler-Binder 50% 250 mg 25 gram
Cellulose PH 102
Aerosil-200
(Colloidal Silicon Glidant 1% 5 mg 0,5 gram
Dioxide)
Lubricant /
Magnesium
Anti- 0,4% 2 mg 0,2 gram
Stearat
Adherent
Natrium Starch Super-
5% 25 mg 2,5 gram
Glycolate Disintegrant
Mannitol
Filler 3,6% 18 mg 1,8 gram
(Bentuk granul)

II. FORMULA ALTERNATIF


-

III. ALAT DAN BAHAN


No. Nama Alat Spesifikasi Jumlah
1 Kertas Perkamen - 40-50 lembar
2 Sendok Tanduk - 2 buah
3 Cawan Penguap Ukuran 250 ml 3 buah
4 Ayakan #40 - 1 buah
5 Ayakan #100 - 1 buah
6 Gelas Ukur Ukuran 100 ml 1 buah
Diameter 50
7 Corong Gelas 1 buah
mm
8 Alat Kempa Tablet - 1 buah
9 Disintegration Tester - 1 buah
10 Friability Tester - 1 buah
11 Hardness Tester - 1 buah
12 Timbangan Digital - 1 buah
13 Jangka Sorong - 1 buah
14 Turbula Mixer - 1 buah
15 Sieve Shaker - 1 buah
Alat uji sudut
16 - 1 buah
istirahat
Ukuran sedang
17 Nampan plastik 1 buah
atau besar
18 Plastic Wrap - Secukupnya
19 Beaker Glass Ukuran 50 ml 1 buah
20 Mortir - 1 buah
21 Kuas - 1 buah
22 Beaker Glass 1 liter 1 buah
23 Termometer - 1 buah

IV. PERHITUNGAN
Penimbangan dilakukan untuk 1 batch Tablet Ibuprofen, dengan jumlah 100 tablet sebagai berikut:
1) Ibuprofen (Bahan Aktif)
Jumlah yang digunakan per tablet = 200 mg
5
Dilebihkan 5% = 200 mg +( × 200 mg) = 210 mg
100
Jumlah total kebutuhan untuk 1 batch = 210 mg × 100 tablet = 21 gram

2) Microcrystalline Cellulose PH 102 (Filler-Binder)


Jumlah yang digunakan per tablet = 250 mg
5
Dilebihkan 5% = 250 mg + ( × 250 mg) = 262,5 mg
100
Jumlah total kebutuhan untuk 1 batch = 262,5 mg × 100 tablet = 26,25 gram
3) Aerosil-200 Colloidal Silicon Dioxide (Glidant)
Jumlah yang digunakan per tablet = 5 mg
5
Dilebihkan 5% = 5 mg + ( × 5 mg) = 5,25 mg
100
Jumlah total kebutuhan untuk 1 batch = 5,25 mg × 100 tablet = 0,525 gram

4) Magnesium Stearate (Lubricant/Anti-Adherent)


Jumlah yang digunakan per tablet = 2 mg
5
Dilebihkan 5% = 2 mg + ( × 2 mg) = 2,1 mg
100
Jumlah total kebutuhan untuk 1 batch = 2,1 mg × 100 tablet = 0,21 gram

5) Sodium Starch Glycolate (Superdisintegrant)


Jumlah yang digunakan per tablet = 25 mg
5
Dilebihkan 5% = 25 mg + ( × 25 mg) = 26,25 mg
100
Jumlah total kebutuhan untuk 1 batch = 26,25 mg × 100 tablet = 2,625 gram

6) Mannitol (Filler)
Jumlah yang digunakan per tablet = 18 mg
5
Dilebihkan 5% = 18 mg + ( × 18 mg) = 18,9 mg
100
Jumlah total kebutuhan untuk 1 batch = 18,9 mg × 100 tablet = 1,89 gram

V. PENIMBANGAN
No. Nama Bahan Fungsi Jumlah dan
Persentase
1 Ibuprofen Bahan Aktif 200 mg (40%)
Microcrystalline Cellulose (Avicel PH
2 Filler-Binder 250 mg (50%)
102)
3 Aerosil-200 (Colloidal Silika) Glidant 5 mg (1%)
Lubricant dan
4 Magnesium Stearate 2 mg (0,4%)
Anti-Adherent
5 Sodium Starch Glycolate Superdisintegrant 25 mg (5%)
6 Mannitol Filler 18 mg (3,6%)
Total 500 mg
VI. PROSEDUR KERJA
Ibuprofen Microcrystalline Cellulose PH 102

Diayak dengan ayakan Diayak dengan ayakan


No #40 dan 100 No #40 dan 100

Ditimbang sejumlah Ditimbang sejumlah


21 gram 26,25 gram

Sodium Starch Glycolate Mannitol

Diayak dengan ayakan Diayak dengan ayakan


No #40 dan 100 No #40 dan 100

Ditimbang sejumlah Ditimbang sejumlah


2,625 gram 1,89 gram

Aerosil-200 Magnesium Stearat

Ditimbang sejumlah Ditimbang sejumlah


0,525 gram 0,21 gram

Seluruh bahan dicampurkan menggunakan Turbula Mixer selama 8 menit dengan kecepatan 30 RPM

Serbuk hasil pencampuran kemudian dievaluasi dengan uji Sudut Istirahat, Bulk Density, Tapped
Density, Compressibility Index, dan Hausner’s Ratio

Dilakukan optimasi tekanan pengempaan pada mesin kempa tablet untuk memperoleh nilai tekanan
yang dapat menghasilkan tablet dengan tingkat kekerasan dan ukuran yang baik

Serbuk hasil pencampuran kemudian dikempa dengan mesin kempa tablet menggunakan nilai
tekanan yang telah dioptimasi

Tablet hasil pengempaan kemudian dievaluasi dengan parameter keseragaman bobot, keseragaman
ukuran, friabilitas, friksibilitas, kekerasan tablet (hardness), dan waktu disintegrasi
VII. EVALUASI SEDIAAN (meliputi prosedur, spesifikasi, Interpretasi hasil dan hasil)

A. EVALUASI SERBUK

1) SUDUT ISTIRAHAT (USP 41/NF 36 <1174>, 2018)


 Prosedur:
1) Dilakukan penimbangan bobot serbuk sejumlah 5 gram
2) Serbuk kemudian dimasukkan ke dalam corong dengan ukuran tertentu, dimana lubang
corong tersebut sebelumnya sudah ditutup untuk mencegah serbuk mengalir
3) Corong berisi serbuk tersebut ditempatkan diatas bidang datar, dengan jarak 2-4 cm dari
bidang datar tersebut
4) Penutup corong kemudian dibuka, dan serbuk dibiarkan mengalir menuju bidang datar.
5) Serbuk akan membentuk kerucut pada bidang datar, dengan ukuran tinggi dan jari-jari
alas tertentu
6) Nilai sudut istirahat yang dimiliki oleh serbuk tersebut kemudian dihitung dengan rumus
tan α = h/r, dengan h = tinggi kerucut; r= jari-jari alas kerucut
7) Pengujian diulangi sebanyak 3 kali, dan dihitung nilai rata-rata sudut istirahat
berdasarkan hasil dari setiap pengujian

 Spesifikasi
Serbuk memiliki nilai sudut istirahat rata-rata <50° (dengan interpretasi “passable”, yaitu
serbuk dapat cukup mengalir)

 Hasil
Massa serbuk yang digunakan = 5,0012 gram

1) h1 = 1 cm
d1 = 6 cm
r1 = 3 cm
tan α = 18,435°

2) h2 = 1 cm
d2 = 5,3 cm
r2 = 2,65 cm
tan α = 20,674°
3) h3 = 1 cm
d3 = 5,4 cm
r3 = 2,7 cm
tan α = 20,323°

Nilai rata-rata sudut istirahat = 19,811°


 Interpretasi Hasil
Serbuk mampu mengalir dengan sangat baik (excellent)

2) FLOW THROUGH AN ORIFICE (LAJU ALIR SERBUK) (USP 41/NF 36 <1174>, 2018)
 Prosedur:
1) Dilakukan penimbangan bobot serbuk sejumlah 5 gram
2) Serbuk kemudian dimasukkan ke dalam corong dengan ukuran tertentu, dimana lubang
corong tersebut sebelumnya sudah ditutup untuk mencegah serbuk mengalir
3) Corong berisi serbuk tersebut ditempatkan diatas bidang datar, dengan jarak 2-4 cm dari
bidang datar tersebut
4) Penutup corong kemudian dibuka, dan serbuk dibiarkan mengalir menuju bidang datar
5) Waktu yang dibutuhkan oleh seluruh massa serbuk untuk mengalir diukur dengan
menggunakan stopwatch

 Spesifikasi
Tidak terdapat spesifikasi khusus, namun serbuk diharapkan dapat mengalir secepat
mungkin sehingga dapat menghasilkan nilai laju alir yang cepat

 Hasil
Serbuk sejumlah 5 gram mengalir dalam waktu ± 1,7 detik, atau bila dikonversi, menjadi
2,94 gram/detik

 Interpretasi Hasil
Serbuk mengalir dalam waktu yang cukup cepat

3) BULK DENSITY (USP 41/NF 36 <616>, 2018)


 Prosedur
1) Dilakukan penimbangan bobot serbuk sejumlah 10 gram
2) Serbuk kemudian dimasukkan ke dalam gelas ukur dengan volume 100 ml menggunakan
corong gelas
3) Dilakukan pengukuran volume serbuk, kemudian dihitung nilai Bulk Density dengan
rumus ρ = m/v, dengan m = massa serbuk (10 gram); v = volume serbuk yang terukur
4) Pengujian diulangi sebanyak 3 kali, dan dihitung nilai rata-rata bulk density berdasarkan
hasil dari setiap pengujian

 Spesifikasi
Tidak terdapat spesifikasi khusus

 Hasil
1) M1 = 10,0037 gram
V1 = 24 ml
ρ1 = 0,416821 gram/ml

2) M2 = 10,0007 gram
V2 = 24 ml
ρ2 = 0,416696 gram/ml
3) M3 = 10,0018 gram
V3 = 24 ml
ρ3 = 0,416742 gram/ml

Nilai rata-rata bulk density = 0,416753 gram/ml

 Interpretasi Hasil
Serbuk termasuk memiliki nilai bulk density yang cukup rendah, yang menandakan bahwa
serbuk tergolong ringan

4) TAPPED DENSITY (USP 41/NF 36 <616>, 2018)


 Prosedur
1) Dilakukan penimbangan bobot serbuk sejumlah 10 gram
2) Serbuk kemudian dimasukkan ke dalam gelas ukur dengan volume 100 ml menggunakan
corong gelas
3) Serbuk kemudian diketuk-ketukkan dengan cara diangkat setinggi 1,4 ± 0,2 cm dari
permukaan bidang datar, kemudian dibiarkan jatuh pada permukaan bidang datar
tersebut. Proses ini diulangi sebanyak 300 kali atau hingga tidak terjadi perubahan nilai
volume serbuk.
4) Pada setiap pengetukan ke-100, 200, dan 300, dilakukan pencatatan nilai volume serbuk
(V100, V200, dan V300). Bila selisih nilai volume antara V200 dan V300 ≤ 1 ml, maka nilai V300
adalah nilai volume akhir. Namun bila selisih V 200 dan V300 ≥ 1 ml, maka proses
pengetukkan dilanjutkan kembali sebanyak kelipatan 100 kali hingga selisih antara V200
dan V300 ≤ 1 ml
5) Dihitung nilai Tapped Density dengan rumus ρ = m/v, dengan m = massa serbuk (10
gram); v = volume serbuk yang terukur
6) Pengujian diulangi sebanyak 3 kali, dan dihitung nilai rata-rata tapped density
berdasarkan hasil dari setiap pengujian

 Spesifikasi
Tidak terdapat spesifikasi khusus

 Hasil
1) M1 = 10,0037 gram
V1(100) = 21 ml
V1(200) = 21 ml
V1(300) = 21 ml
ρtapped (100) = 0,476367 gram/ml
ρtapped (200) = 0,476367 gram/ml
ρtapped (300) = 0,476367 gram/ml

2) M2 = 10,0007 gram
V2(100) = 22 ml
V2(200) = 22 ml
V2(300) = 22 ml
ρtapped (100) = 0,454578 gram/ml
ρtapped (200) = 0,454578 gram/ml
ρtapped (300) = 0,454578 gram/ml

3) M3 = 10,0018 gram
V3 (100) = 22 ml
V3 (200) = 22 ml
V3 (300) = 22 ml
ρtapped (100) = 0,454627 gram/ml
ρtapped (200) = 0,454627 gram/ml
ρtapped (300) = 0,454627 gram/ml

Nilai rata-rata tapped density = 0,461857 gram/ml


 Interpretasi Hasil
Serbuk termasuk memiliki nilai tapped density yang cukup rendah, yang menandakan
bahwa serbuk tergolong ringan

5) COMPRESSIBILITY INDEX (USP 41/NF 36 <1174>, 2018)


 Prosedur
1) Nilai Bulk Density dan Tapped Density yang telah diperoleh digunakan untuk
menghitung nilai Compressibility Index dengan rumus sebagai berikut:

Compressibility Index = 100 x ¿)

Keterangan:
ρ tapped = nilai tapped density
ρ bulk = nilai bulk density

2) Nilai Compressibility Index dihitung sebanyak 3 kali dengan menggunakan nilai setiap
pengukuran bulk density dan tapped density, lalu kemudian dihitung nilai rata-ratanya

 Spesifikasi
Serbuk memiliki nilai rata-rata Compressibility Index ≤ 25%

 Hasil
Compressibility Index (1) = 100 x ¿)
= 12,500%

Compressibility Index (2) = 100 x ¿)


= 8,3334%

Compressibility Index (3) = 100 x ¿)


= 8,3332%

Nilai rata-rata Compressibility Index = 9,7222%

 Interpretasi Hasil
Serbuk memiliki sifat alir dan daya kompresibilitas yang sangat baik (excellent)
6) HAUSNER’S RATIO (USP 41/NF 36 <1174>, 2018)
 Prosedur
1) Nilai Bulk Density dan Tapped Density yang telah diperoleh digunakan untuk
menghitung nilai Hausner’s Ratio dengan rumus sebagai berikut:

ρ tapped
Hausner’s ratio = ( )
ρbulk

Keterangan:
ρ tapped = nilai tapped density
ρ bulk = nilai bulk density

2) Nilai Hausner’s Ratio dihitung sebanyak 3 kali dengan menggunakan nilai setiap
pengukuran bulk density dan tapped density, lalu kemudian dihitung nilai rata-ratanya

 Spesifikasi
Serbuk memiliki nilai rata-rata berkisar antara 1,00 – 1,34

 Hasil
0,476367
Hausner’s Ratio (1) =( )
0,416821
= 1,14286

0,454578
Hausner’s Ratio (2) =( )
0,416696
= 1,09091

0,454627
Hausner’s Ratio (3) =( )
0,416742
= 1,09091

Nilai rata-rata Hausner’s Ratio = 1,10823


 Interpretasi Hasil
Serbuk memiliki sifat alir dan daya kompresibilitas yang sangat baik (excellent)

7) Homogenitas Serbuk (USP 41/NF 36 Monograph Tablet Ibuprofen, 2018)


 Prosedur
1) Ditimbang sejumlah bobot serbuk yang ekuivalen dengan 10 kali massa Ibuprofen 200
mg (10 × 200 mg = 2000 mg = 2 gram)
2) Siapkan larutan fase gerak dengan cara melarutkan 4 gram asam kloroasetat dalam 400
ml air, adjust dengan Ammonium Hidroksida hingga mencapai nilai pH 3.0. Tambahkan
600 ml Asetonitrile, kemudian campur, saring, dan awaudarakan. Lakukan penyesuaian
bila diperlukan
3) Siapkan larutan standar Ibuprofen (USP Grade) dalam fase gerak hingga mencapai kadar
10.0 mg/ml
4) Siapkan larutan sampel dengan mentransfer serbuk campuran ke dalam labu ukur
dengan volume tertentu, kemudian tambahkan fase gerak dengan nilai volume 50% dari
volume total labu ukur. Kocok hingga larut, kemudian tambahkan kembali fase gerak
hingga mencapai volume total dari labu ukur. Sentrifugasi campuran tersebut pada
kecepatan 3000 RPM selama 10 menit hingga memperoleh supernatan jernih, lalu
gunakan supernatan tersebut untuk analisis
5) Siapkan instrumen HPLC dengan parameter sebagai berikut:
- Detektor UV-Vis dengan panjang gelombang 254 nm
- Kolom (Fase Diam) dengan dimensi 4,6 mm × 25 cm yang mengandung L1 ukuran 5
µm
- Laju alir 2,0 ml/menit
- Volume injeksi 10 µl
6) Lakukan Sistem Suitability Test (SST) pada instrumen HPLC menggunakan larutan
standar, dengan parameter sebagai berikut:
- Tailing Factor: tidak lebih dari 2,5
- RSD: tidak lebih dari 2,0%
7) Lakukan uji penetapan kadar dengan menginjeksikan larutan standar dan sampel
masing-masing 10 µl secara terpisah ke dalam instrumen HPLC
8) Analisis kromatogram yang dihasilkan
9) Hitung persentase Ibuprofen yang diperoleh dengan menggunakan rumus:

Persentase = (rU /rS) × (CS /CU) × 100

Keterangan:
- rU = Respon peak Ibuprofen dari larutan sampel
- rS = Respon peak Ibuprofen dari larutan standar
- CS = Konsentrasi standar Ibuprofen dalam larutan standar (satuan mg/ml)
- CU = Konsentrasi dari Ibuprofen dalam larutan sampel (mg/ml)
 Spesifikasi
Nilai kadar Ibuprofen pada sampel serbuk campuran berada pada rentang 90-110%

 Hasil
Pengujian tidak dilakukan

 Interpretasi Hasil
Pengujian tidak dilakukan

B. EVALUASI TABLET

1) KESERAGAMAN BOBOT DAN RENTANG BOBOT TARGET (FI III, 1979)


 Prosedur
1) Pilih 20 tablet secara acak
2) Timbang masing-masing tablet dengan timbangan digital, kemudian hitung nilai rata-
rata bobot tablet hasil penimbangan
3) Hitung nilai SD, RSD, dan persentase penyimpangan bobot dari masing-masing tablet
terhadap nilai rata-rata bobot tablet

 Spesifikasi
1) Tidak lebih dari 2 tablet Ibuprofen yang menyimpang lebih dari 5%, dan tidak ada
satupun tablet Ibuprofen yang menyimpang lebih dari 10% dari nilai rata-rata bobot 20
tablet Ibuprofen yang diukur
2) Rentang Bobot Target berada pada 500 mg ± 5%, atau berkisar antara 475 – 525 mg

 Hasil
No. Bobot Tablet Batas Atas 5% dari Batas Bawah 5% dari
Rata-Rata Rata-Rata
1 486,7 mg 514 mg 465,05 mg
2 490,8 mg
3 494,7 mg
4 491,7 mg
5 493,9 mg
6 492,1 mg
7 492,5 mg
8 487,8 mg
9 484,7 mg
10 480,8 mg
11 493,8 mg
12 491,1 mg
13 485,5 mg
14 489,3 mg
15 493,1 mg
16 487,5 mg
17 490,1 mg
18 488,5 mg
19 490,3 mg
20 485,7 mg
Rata-Rata ± SD 489,53 ± 3,61737 mg
RSD 0,7389%

 Interpretasi Hasil
Bobot tablet yang terukur memenuhi spesifikasi keseragaman bobot dan memenuhi
spesifikasi rentang bobot target

2) KESERAGAMAN UKURAN TABLET


 Prosedur
1) Pilih 20 tablet secara acak
2) Ukur diameter tablet dan tebal tablet dengan menggunakan jangka sorong
3) Hitung nilai SD dan RSD dari seluruh data diameter dan tebal tablet yang telah diperoleh,
dan bandingkan ukuran diameter dan tebal dari masing-masing tablet tersebut terhadap
kriteria spesifikasi yang diinginkan

 Spesifikasi
Ukuran diameter tablet Ibuprofen tidak lebih dari 3 kali lipat dan tidak kurang dari 4/3 kali
lipat dari ukuran tebalnya

 Hasil
Batas 3 Kali Lipat Batas 4/3 Kali Lipat
No. Diameter Tebal dari Tebal Tablet dari Tebal Tablet
Rata-Rata Rata-Rata
1 10 mm + 0,15 mm 6 mm + 0,075 mm 18,555 mm 8,247 mm
2 10 mm + 0,15 mm 6 mm + 0,1 mm
3 10 mm + 0,15 mm 6 mm + 0,15 mm
4 10 mm + 0,15 mm 6 mm + 0,2 mm
5 10 mm + 0,15 mm 6 mm + 0,2 mm
6 10 mm + 0,15 mm 6 mm + 0,2 mm
7 10 mm + 0,15 mm 6 mm + 0,2 mm
8 10 mm + 0,15 mm 6 mm + 0,2 mm
9 10 mm + 0,15 mm 6 mm + 0,175 mm
10 10 mm + 0,15 mm 6 mm + 0,2 mm
11 10 mm + 0,15 mm 6 mm + 0,2 mm
12 10 mm + 0,15 mm 6 mm + 0,2 mm
13 10 mm + 0,15 mm 6 mm + 0,2 mm
14 10 mm + 0,15 mm 6 mm + 0,2 mm
15 10 mm + 0,15 mm 6 mm + 0,2 mm
16 10 mm + 0,15 mm 6 mm + 0,2 mm
17 10 mm + 0,15 mm 6 mm + 0,2 mm
18 10 mm + 0,15 mm 6 mm + 0,2 mm
19 10 mm + 0,15 mm 6 mm + 0,2 mm
20 10 mm + 0,15 mm 6 mm + 0,2 mm
(Rata-Rata) (6 + 0,185) ± 0,0357
(10 mm + 0,15 mm)
± SD mm
RSD 0% 0,5776 %

3) KESERAGAMAN SEDIAAN TABLET (DENGAN METODE KERAGAMAN BOBOT) (USP 41/NF 36


Monograph Tablet Ibuprofen, 2018)
 Prosedur
1) Pilih 10 tablet secara acak dan timbang bobot dari masing-masing tablet tersebut
2) Siapkan larutan fase gerak dengan cara melarutkan 4 gram asam kloroasetat dalam 400
ml air, adjust dengan Ammonium Hidroksida hingga mencapai nilai pH 3.0. Tambahkan
600 ml Asetonitrile, kemudian campur, saring, dan awaudarakan. Lakukan penyesuaian
bila diperlukan
3) Siapkan larutan standar Ibuprofen (USP Grade) dalam fase gerak hingga mencapai kadar
10.0 mg/ml
4) Siapkan larutan sampel dengan mentransfer 10 tablet yang telah dipilih ke dalam labu
ukur dengan volume tertentu. Lalu, masukkan labu tersebut ke dalam Mechanical
Shaker selama 60 menit hingga tablet terdisintegrasi sempurna. Kemudian tambahkan
fase gerak dengan nilai volume 50% dari volume total labu ukur. Kocok hingga larut,
kemudian tambahkan kembali fase gerak hingga mencapai volume total dari labu ukur.
Sentrifugasi campuran tersebut pada kecepatan 3000 RPM selama 10 menit hingga
memperoleh supernatan jernih, lalu gunakan supernatan tersebut untuk analisis
5) Siapkan instrumen HPLC dengan parameter sebagai berikut:
- Detektor UV-Vis dengan panjang gelombang 254 nm
- Kolom (Fase Diam) dengan dimensi 4,6 mm × 25 cm yang mengandung L1 ukuran
5 µm
- Laju alir 2,0 ml/menit
- Volume injeksi 10 µl
6) Lakukan Sistem Suitability Test (SST) pada instrumen HPLC menggunakan larutan
standar, dengan parameter sebagai berikut:
- Tailing Factor: tidak lebih dari 2,5
- RSD: tidak lebih dari 2,0%
7) Lakukan uji penetapan kadar dengan menginjeksikan larutan standar dan sampel
masing-masing 10 µl secara terpisah ke dalam instrumen HPLC
8) Analisis kromatogram yang dihasilkan
9) Hitung persentase Ibuprofen yang diperoleh dengan menggunakan rumus:

Persentase = (rU /rS) × (CS /CU) × 100

Keterangan:
- rU = Respon peak Ibuprofen dari larutan sampel
- rS = Respon peak Ibuprofen dari larutan standar
- CS = Konsentrasi standar Ibuprofen dalam larutan standar (satuan mg/ml)
- CU = Konsentrasi dari Ibuprofen dalam larutan sampel (mg/ml)

10)Nilai persentase Ibuprofen yang diperoleh kemudian digunakan untuk menghitung


estimasi kadar dari masing-masing tablet Ibuprofen dengan menggunakan rumus
sebagai berikut:
Nilai estimasi kadar (Xi) = Wi × A/ẁ
Keterangan:
Wi = Bobot tablet ke-i (tablet 1 hingga 10)
A = Nilai persentase Ibuprofen
ẁ = Nilai bobot rata-rata dari tablet 1 hingga 10

11)Hitung nilai X rata-rata dari X1 hingga X10


12)Tentukan nilai k (untuk jumlah sampel = 10, maka nilai k = 2,4) serta nilai T (yaitu target
persentase kadar yang diinginkan, umumnya T = 100%)
13)Hitung nilai standar deviasi (s) dari pengukuran persentase kadar Ibuprofen dengan
HPLC
14)Hitung kriteria penerimaan (Acceptance Value atau AV) dengan rumus:

|M – X rata-rata| + k.s

15)Untuk T ≤ 101,5%, Bila:


- 98,5% ≤ X rata-rata ≤ 101,5%, maka nilai M = X rata-rata, sehingga kriteria
penerimaan dihitung dengan (AV = k.s)
- X rata-rata < 98,5; maka nilai M = 98,5; sehingga kriteria penerimaan dihitung
dengan (AV = 98,5 – X rata-rata + k.s)
- X rata-rata > 101,5; maka nilai M = 101,5; sehingga kriteria penerimaan dihitung
dengan (AV = X rata-rata – 101,5 + k.s)
16)Nilai AV yang diperoleh dibandingkan dengan nilai kriteria penerimaan L1 dan L2 (L1 =
15,00; L2 = 25,00)
 Spesifikasi
- Nilai kadar Ibuprofen pada masing-masing tablet Ibuprofen berada pada rentang 90-
110%
- Keragaman bobot ≤L1% (L1 = 15,00)
- Keragaman bobot ≤L1% dan tidak ada satupun tablet Ibuprofen yang kurang dari [1 –
(0.01)(L2)]M dan tidak lebih dari [1 + (0.01)(L2)]M (L2 = 25,00)

 Hasil
Pengujian tidak dilakukan

 Interpretasi Hasil
Pengujian tidak dilakukan

4) FRIABILITAS DAN FRIKSIBILITAS (USP 41/NF 36 <1216>, 2018)


 Prosedur
1) Diambil masing-masing 13 tablet Ibuprofen secara acak untuk Friabilitas dan Friksibilitas
dengan total bobot keseluruhan sebesar ± 6,5 gram
2) Seluruh tablet ditempatkan dalam instrumen Uji Friabilitas dan Friksibilitas
3) Instrumen Uji Friabilitas dan Friksibilitas kemudian diatur dengan kecepatan 25 RPM
selama 4 menit
4) Instrumen Uji Friabilitas dan Friksibilitas dihidupkan, dan tablet dibiarkan berputar
didalam instrumen selama 4 menit
5) Instrumen Uji Friabilitas dan Friksibilitas dimatikan, kemudian bobot tablet yang tersisa
ditimbang dan dibandingkan dengan bobot awal untuk memperoleh persentase bobot
tablet yang hilang
6) Bila hasil pengujian sulit diinterpretasikan, maka pengujian dapat diulangi sebanyak 2
kali dengan 12 tablet tambahan, dan nilai persentase bobot tablet yang hilang dihitung
dari nilai rata-rata dari total 3 pengujian

 Spesifikasi
Nilai rata-rata persentase bobot tablet Ibuprofen yang hilang ≤1,0%; serta tidak terdapat
satupun tablet Ibuprofen yang hancur, retak, atau patah

 Hasil
1) Friabilitas
Massa awal sebelum pengujian = 6,3827 gram
Massa akhir setelah pengujian = 6,3218 gram

6,3827−6,3218
Persentase Bobot yang hilang =( ) × 100
6,3287
= 0,954%

Friksibilitas
Massa awal sebelum pengujian = 6,3314 gram
Massa akhir setelah pengujian = 6,2857 gram

6,3314−6,2857
Persentase Bobot yang hilang =( ) × 100
6,3314
= 0,7218%

 Interpretasi Hasil
Tablet agak sedikit rapuh, namun masih memenuhi kriteria yang diinginkan

5) WAKTU DISINTEGRASI (USP 41/NF 36 <701>, 2018)


 Prosedur
1) Diambil 6 tablet Ibuprofen secara acak
2) Masing-masing tablet Ibuprofen dimasukkan ke dalam wadah khusus pada instrumen
Disintegration Tester yang sudah diisi dengan medium air (aquades) sejumlah 900 ml,
dengan suhu 37 ± 2°C
3) Operasikan alat Disintegration Tester selama ± 15 menit dan biarkan tablet Ibuprofen
terdisintegrasi
4) Amati kondisi tablet Ibuprofen selama proses disintegrasi berlangsung
5) Bila setelah pengujian terdapat 1-2 tablet Ibuprofen yang tidak terdisintegrasi
sempurna, maka pengujian dapat diulangi dengan 12 tablet tambahan.
6) Pengujian dianggap berhasil bila tidak kurang dari 16 dari total 18 tablet Ibuprofen
terdisintegrasi sempurna

 Spesifikasi
Tablet Ibuprofen terdisintegrasi sempurna dalam waktu ≤ 15 menit

 Hasil
Seluruh tablet terdisintegrasi dalam waktu ± 4 detik

 Interpretasi Hasil
Tablet memiliki kemampuan disintegrasi yang sangat baik, sehingga dapat mengakomodasi
pelepasan obat yang cepat didalam tubuh

6) KEKERASAN TABLET (HARDNESS ATAU TABLET BREAKING FORCE) (USP 41/NF 36 <1217>,
2018)
 Prosedur
1) Diambil 6 tablet Ibuprofen secara acak
2) Masing-masing tablet Ibuprofen diletakkan pada instrumen Hardness Tester dengan
orientasi diameter tablet tegak lurus dengan bidang alat Hardness Tester
3) Tablet Ibuprofen kemudian diberi tekanan yang meningkat secara konstan sebesar ≤ 20
N/detik atau ekuivalen dengan pergeseran bidang tekan sebesar ≤ 3,5 mm/detik, hingga
tablet tersebut hancur atau patah dengan mekanisme ductile manner atau ductile
fracture
4) Nilai tekanan yang dihasilkan untuk membuat tablet tersebut hancur atau patah
kemudian diukur dan dihitung nilai rata-ratanya untuk setiap tablet

 Spesifikasi
Nilai kekerasan tablet Ibuprofen berada pada rentang 4-10 kg (39,227 – 98,067 N)

 Hasil
No. Nilai Kekerasan (Newton)
1 62,2
2 53
3 62,3
4 58
5 61,5
6 55,1
Rata-Rata ± SD 58,683 ± 3,9746
RSD 6,773%

 Interpretasi Hasil
Kekerasan tablet berada pada rentang nilai yang diinginkan

7) DISOLUSI (USP 41/NF 36 <711>, 2018)


 Prosedur
1) Diambil 6 tablet Ibuprofen secara acak
2) Masing-masing tablet Ibuprofen dimasukkan ke dalam 6 wadah khusus pada Apparatus
Disolusi Tipe 2 (Paddle) yang sebelumnya telah diisi dengan 900 ml Buffer Phosphat pH
7,2 bersuhu 37 ± 0,5°C
3) Apparatus Disolusi dijalankan dengan kecepatan 50 RPM selama 60 menit
4) Dalam rentang waktu 60 menit tersebut, dilakukan pengambilan sampel pada setiap
wadah dengan interval waktu tertentu, yaitu pada menit ke 0, 5, 10 15, 30, 45, dan 60
5) Sampel yang telah diambil disaring dengan kertas saring atau Whatman Filter, kemudian
diukur nilai absorbsinya dengan Spektrofotometer UV-Vis
6) Nilai absorbansi tersebut kemudian digunakan untuk menghitung nilai kadar Ibuprofen
dengan menggunakan kurva baku yang sebelumnya telah dibuat dari Larutan Standar
Ibuprofen
7) Bila tidak memenuhi kriteria, maka pengujian disolusi dapat diulangi hingga 2 kali,
dengan menggunakan 6 tablet pada uji kedua (S2) dan 12 tablet pada uji ketiga (S3),
dengan menggunakan prosedur yang sama.

 Spesifikasi
Dalam waktu 60 menit, dengan Q = 80%, tablet Ibuprofen harus memenuhi persyaratan
berikut:
- S1 (≥Q+5%), atau
- S2 (Rata-rata S1 + S2 ≥ Q dan tidak ada satu pun tablet Ibuprofen bernilai < Q-15%), atau
- S3 (Rata-rata S1 + S2 + S3 ≥ Q, tidak lebih dari 2 tablet Ibuprofen bernilai < Q-15%, tidak
ada satu pun tablet Ibuprofen bernilai < Q-25%)
 Hasil
Pengujian tidak dilakukan

 Interpretasi Hasil
Pengujian tidak dilakukan
VIII. PEMBAHASAN
A. PEMBAHASAN SERBUK
Faktor sifat alir serbuk merupakan kriteria yang sangat penting dan vital dalam pembuatan
tablet dengan metode kempa langsung, sebab serbuk dengan sifat alir yang baik akan mampu
mengisi die pada mesin kempa tablet secara seragam, sehingga menjamin bahwa tablet yang
terbentuk akan memiliki keseragaman bobot dan keseragaman sediaan yang baik. Untuk dapat
memperoleh serbuk dengan sifat alir yang baik, maka serbuk tersebut harus memiliki ukuran
partikel yang tepat, yaitu tidak terlalu besar (berbentuk granul-granul yang saling menggumpal)
maupun tidak terlalu kecil (fines). Ukuran partikel yang terlalu besar dari suatu bahan akan
membuat densitas partikel tersebut menjadi bernilai tinggi, sehingga menimbulkan resiko
segregasi serbuk ketika bahan tersebut dicampurkan dengan partikel-partikel dari bahan lain.
Terjadinya segregasi serbuk akan sangat berpengaruh terhadap homogenitas dan sifat alir
keseluruhan dari campuran serbuk tersebut. Di sisi lain, ukuran partikel yang terlalu kecil akan
meningkatkan luas permukaan partikel yang dapat memicu peningkatan kohesivitas antar-
partikel, sehingga partikel-partikel menjadi saling terikat satu-sama lain dan secara kolektif akan
menghambat aliran serbuk (Allen and Ansel, 2014; Aulton, 2018).
Berdasarkan uraian pada Handbook of Pharmaceutical Excipient Edisi 8 tahun 2017 oleh
Sheskey et al., untuk mencapai serbuk dengan sifat alir yang baik untuk digunakan dalam
pembuatan tablet dengan metode kempa langsung, direkomendasikan untuk menggunakan
bahan dengan ukuran partikel yang berkisar antara 150 – 400 µm. Agar dapat memperoleh
bahan dengan ukuran partikel tersebut, harus dilakukan studi ukuran partikel serta proses
pengayakan (sieving). Studi ukuran partikel dilakukan untuk memilih bahan-bahan yang secara
teoritis memiliki ukuran partikel yang masuk dalam rentang 150 – 400 µm. Di sisi lain, proses
pengayakan ditujukan untuk menyeleksi bahan-bahan tersebut agar benar-benar dapat
diperoleh ukuran partikel dalam rentang 150-400 µm, sebab tentunya dalam bahan-bahan
tersebut tidak seluruh partikel-partikelnya berada dalam rentang 150-400 µm, sehingga proses
pengayakan sangat penting untuk menjamin bahwa partikel yang digunakan hanyalah partikel
dalam rentang ukuran 150-400 µm. Akan tetapi, perlu digarisbawahi bahwa partikel dengan
ukuran 150-400 µm tidak selalu menghasilkan serbuk dengan sifat alir yang baik, begitu pula
partikel dengan ukuran diluar rentang 150-400 µm tidak selalu menghasilkan serbuk dengan
sifat alir yang buruk. Hal ini disebabkan karena sifat alir juga dipengaruhi oleh faktor lain selain
ukuran partikel, yaitu morfologi atau bentuk partikel, gaya interaksi antarpartikel, dan lain
sebagainya (Sheskey et al., 2017).
Dalam proses studi ukuran partikel bahan serbuk, diketahui bahwa bahan-bahan tertentu
seperti Microcrystalline Cellulose (Avicell PH 102) sebagai Filler-Binder, Mannitol sebagai Filler,
dan Sodium Starch Glycolate sebagai Superdisintegran, memiliki ukuran partikel dan sifat alir
yang sangat sesuai untuk proses kempa langsung. Oleh karena itu, bahan-bahan tersebut
dimasukkan dalam persentase yang cukup tinggi dalam formula tablet kempa langsung di ujian
praktek ini untuk menunjang sifat alir serbuk secara keseluruhan. Selain itu, bahan glidant
seperti Aerosil-200 juga memiliki sifat alir yang sangat baik untuk menunjang bahan aktif
Ibuprofen yang memiliki sifat alir yang buruk (Buhler, 1998; Sheskey et al., 2017) Proses
pengayakan juga dilakukan terhadap masing-masing dari bahan tersebut untuk memastikan
ukuran partikel dari setiap bahan berada pada rentang 150-400 µm. Untuk mencapai rentang
ukuran tersebut, proses pengayakan dilakukan menggunakan Mesh No. #40 - 100. Khusus
Aerosil-200 dan Magnesium Stearat tidak dilakukan pengayakan karena ukuran partikel dari
kedua bahan tersebut sudah berada dalam ukuran halus atau fines (Partikel Aerosil-200 rata-
rata berukuran 12 nm, sedangkan partikel Magnesium Stearat rata-rata berukuran 10 µm),
sehingga proses pengayakan dengan mesh No. #40 dan 100 tidak akan memberikan dampak
apapun terhadap ukuran partikel dari kedua bahan tersebut.
Dalam pengujian sifat alir serbuk, terbukti bahwa campuran serbuk yang dihasilkan dari
kombinasi bahan-bahan tersebut memiliki sifat alir yang sangat baik, dengan nilai sudut istirahat
rata-rata sebesar 19,811°, Laju alir sebesar 2,94 gram/detik, Compressibility Index rata-rata
sebesar 9,7222%, serta Hausner’s Ratio sebesar 1,10823. Dengan demikian, dapat dipastikan
bahwa studi ukuran partikel dan proses pengayakan adalah 2 tahapan penting yang harus
dilakukan untuk dapat memperoleh serbuk dengan sifat alir yang baik, yang dapat digunakan
dalam metode pembuatan tablet dengan kempa langsung.
Selain sifat alir, faktor lainnya dari serbuk yang juga sangat penting dalam pembuatan tablet
dengan metode kempa langsung adalah faktor kompresibilitas. Serbuk dengan kompresibilitas
yang baik umumnya tersusun dari bahan-bahan yang bila diberi tekanan tinggi mampu
mengalami Deformasi Plastis dan Brittle Fracture. Deformasi Plastis adalah proses perubahan
bentuk secara permanen pada partikel akibat diberi tekanan tinggi, sedangkan Brittle Fracture
adalah proses patahnya atau hancurnya partikel menjadi ukuran yang lebih kecil akibat diberi
tekanan tinggi. Proses Deformasi Plastis dan Brittle Fracture mampu menunjang terbentuknya
tablet dengan tingkat kekerasan yang baik, karena perubahan bentuk secara permanen pada
partikel serta pengecilan ukuran partikel saat proses pengempaan mampu memfasilitasi
pembentukan interaksi Van der Walls secara maksimal, sehingga dapat mempertahankan
struktur tablet yang kokoh. Bahan Microcrystalline Cellulose (Avicell PH 102) dan Mannitol yang
digunakan dalam formulasi tablet dalam ujian praktek ini berturut-turut diketahui memiliki sifat
Deformasi Plastis dan Brittle Fracture yang sangat baik, sehingga kedua bahan tersebut berperan
penting dalam menyokong struktur tablet (Zhou and Qiu, 2010; Sheskey et al., 2017).
B. PEMBAHASAN TABLET
Pembuatan tablet dengan proses kompresi atau pengempaan erat dipengaruhi oleh faktor
nilai tekanan. Tekanan yang terlalu lemah akan menghasilkan tablet yang rapuh, sedangkan
tekanan yang terlalu kuat akan menghasilkan tablet yang sangat keras dan sulit untuk
terdisintegrasi. Oleh karena itu, dalam ujian praktek ini dilakukan proses optimasi tekanan
pengempaan untuk memperoleh nilai tekanan yang dapat menghasilkan tablet yang tidak terlalu
keras namun sekaligus tidak rapuh. Akan tetapi, karena keterbatasan instrumen, kegiatan
optimasi ini dilakukan tanpa mengetahui secara pasti nilai tekanan yang dihasilkan. Nilai tekanan
hanya dapat diperkirakan dengan mengandalkan nomor gerigi dari mesin kempa tablet. Nomor
gerigi tersebut dihitung mulai dari posisi atas hingga ke bawah. Gerigi dengan nomor yang lebih
besar akan menghasilkan tekanan yang lebih besar dibandingkan gerigi dengan nomor yang
lebih rendah.
Proses optimasi tekanan pengempaan dimulai dari gerigi nomor 9. Gerigi nomor 9 dipilih
sebagai titik awal nilai tekanan secara acak. Pada setiap posisi gerigi dilakukan pengempaan
sebanyak 2 kali. Ketika pengempaan dilakukan dengan gerigi nomor 9, alat kempa menjadi
macet akibat nilai tekanan yang dihasilkan terlalu tinggi, sehingga proses pengempaan tidak bisa
dilanjutkan. Selain itu, tablet yang dihasilkan juga memiliki struktur yang sangat keras. Karena
gerigi nomor 9 menghasilkan tekanan yang terlalu tinggi, maka nomor gerigi kemudian
diturunkan secara bertahap untuk memperoleh nilai tekanan ideal. Pada posisi gerigi nomor 8
dan 7, alat kempa masih sulit digerakkan seperti pada gerigi nomor 9, dan tablet yang dihasilkan
juga masih sangat keras. Pengempaan baru dapat dilakukan secara tuntas ketika alat kempa
diatur pada posisi gerigi nomor 6, namun proses pengempaan tersebut belum sepenuhnya
berlangsung lancar. Proses pengempaan baru benar-benar berlangsung dengan lancar pada
posisi gerigi nomor 5 dan 4.
Seluruh tablet yang dihasilkan dari masing-masing gerigi nomor 9 hingga 4 kemudian
dikumpulkan dan diuji tingkat kekerasannya dengan instrumen Hardness Tester. Hasil pengujian
tersebut kemudian ditampilkan dalam data sebagai berikut:

Nomor Gerigi Rata-Rata Kekerasan


Tablet (Newton)
9 180
8 138
7 118,9
6 140,7
5 82,1
4 58,3
Berdasarkan data tersebut, dapat dilihat bahwa gerigi nomor 9-7 memang terbukti
menghasilkan tablet yang terlalu keras, karena nilai kekerasan untuk tablet Immediate Release
umumnya berkisar antara 39,227 – 98,067 N. Gerigi nomor 5 dan 4 terbukti menghasilkan tablet
dengan kekerasan yang baik, sedangkan gerigi nomor 6 menghasilkan nilai kekerasan yang
anomali, yaitu lebih tinggi dari gerigi nomor 7 maupun 8. Terjadinya anomali ini diduga
dipengaruhi oleh durasi proses pengempaan. Pada gerigi nomor 9-7, pengempaan benar-benar
tidak dapat dilakukan hingga tuntas karena alat kempa mengalami hambatan tepat ketika punch
atas bertemu dengan punch bawah, sehingga pengempaan segera dihentikan. Pada gerigi
nomor 6, pengempaan dapat dilanjutkan hingga tuntas meskipun masih terdapat adanya
sejumlah hambatan ketika punch atas bertemu dengan punch bawah. Adanya hambatan pada
pertemuan punch atas dan bawah di gerigi nomor 6 ini membuat tablet yang ada di dalam die
ditekan oleh punch atas dan bawah dalam durasi yang lebih lama dibandingkan ketika dikempa
dengan gerigi nomor 9-7 yang segera dihentikan ketika terjadi hambatan. Durasi pengempaan
yang lebih lama ini diduga membuat tablet yang dihasilkan menjadi lebih keras, sehingga
kemudian menghasilkan nilai kekerasan tablet yang anomali.
Dari hasil evaluasi kekerasan tablet tersebut, dipilih gerigi nomor 4 sebagai gerigi yang
mewakili nilai tekanan yang ideal untuk pengempaan tablet, sebab gerigi nomor 4 tersebut
mampu menghasilkan tablet dengan tingkat kekerasan pada nilai pertengahan antara 39,227 –
98,067 N. Pemilihan tekanan pada gerigi nomor 4 ini terbukti cukup tepat, sebab tablet yang
dihasilkan dari gerigi nomor 4 memiliki parameter waktu disintegrasi 4 detik, friabilitas 0,954%,
dan friksibilitas 0,7218%, dimana semua parameter tersebut berhasil memenuhi spesifikasi yang
diinginkan. Selain itu, tingkat keseragaman bobot, rentang bobot target, dan keseragaman
ukuran dari tablet yang dihasilkan juga berhasil memenuhi spesifikasi yang ditetapkan.
Berdasarkan seluruh evaluasi tersebut, dapat dikatakan bahwa tablet Ibuprofen yang
dihasilkan dari proses kempa langsung dalam ujian praktek ini secara umum berhasil memenuhi
spesifikasi yang ditetapkan dalam persyaratan kompendia untuk sediaan tablet Immediate
Release.
DAFTAR PUSTAKA

Allen L.V. and Ansel H.C. 2014. Ansel’s Pharmaceutical Dosage Forms and Drug Delivery Systems 10 th
Edition., Wolters Kluwer, Baltimore USA
Aulton M.E. 2018. Aulton’s Pharmaceutics: The Design and Manufacture of Medicines 5 th Edition.,
Elsevier, Philadelphia USA
Buhler V. 1998. Generic Drug Formulations., BASF Germany
Farmakope Indonesia III. 1979. Departemen Kesehatan Republik Indonesia
Sheskey P.J., Cook W.G., Cable C.G. 2017. Handbook of Pharmaceutical Excipients 8 th Edition.,
Pharmaceutical Press, London
USP 41/NF 36 <711>. 2018. Dissolution. United States of America
USP 41/NF 36 <1174>. 2018. Powder Flow. United States of America
USP 41/NF 36 <616>. 2018. Bulk Density and Tapped Density. United States of America
USP 41/NF 36 Monograph Ibuprofen Tablet. United States of America
USP 41/NF 36 <1216>. 2018. Tablet Friability. United States of America
USP 41/NF 36 <701> Disintegration. United States of America
USP 41/NF 36 <1217> Tablet Breaking Force. United States of America
Zhou D. and Qiu Y. Understanding Material Properties in Pharmaceutical Product Development and
Manufacturing: Powder Flow and Mechanical Properties. Journal of Validation Technology, 2010:
65-77

Anda mungkin juga menyukai