Tablet Ibuprofen
Tablet Ibuprofen
IV. PERHITUNGAN
Penimbangan dilakukan untuk 1 batch Tablet Ibuprofen, dengan jumlah 100 tablet sebagai berikut:
1) Ibuprofen (Bahan Aktif)
Jumlah yang digunakan per tablet = 200 mg
5
Dilebihkan 5% = 200 mg +( × 200 mg) = 210 mg
100
Jumlah total kebutuhan untuk 1 batch = 210 mg × 100 tablet = 21 gram
6) Mannitol (Filler)
Jumlah yang digunakan per tablet = 18 mg
5
Dilebihkan 5% = 18 mg + ( × 18 mg) = 18,9 mg
100
Jumlah total kebutuhan untuk 1 batch = 18,9 mg × 100 tablet = 1,89 gram
V. PENIMBANGAN
No. Nama Bahan Fungsi Jumlah dan
Persentase
1 Ibuprofen Bahan Aktif 200 mg (40%)
Microcrystalline Cellulose (Avicel PH
2 Filler-Binder 250 mg (50%)
102)
3 Aerosil-200 (Colloidal Silika) Glidant 5 mg (1%)
Lubricant dan
4 Magnesium Stearate 2 mg (0,4%)
Anti-Adherent
5 Sodium Starch Glycolate Superdisintegrant 25 mg (5%)
6 Mannitol Filler 18 mg (3,6%)
Total 500 mg
VI. PROSEDUR KERJA
Ibuprofen Microcrystalline Cellulose PH 102
Seluruh bahan dicampurkan menggunakan Turbula Mixer selama 8 menit dengan kecepatan 30 RPM
Serbuk hasil pencampuran kemudian dievaluasi dengan uji Sudut Istirahat, Bulk Density, Tapped
Density, Compressibility Index, dan Hausner’s Ratio
Dilakukan optimasi tekanan pengempaan pada mesin kempa tablet untuk memperoleh nilai tekanan
yang dapat menghasilkan tablet dengan tingkat kekerasan dan ukuran yang baik
Serbuk hasil pencampuran kemudian dikempa dengan mesin kempa tablet menggunakan nilai
tekanan yang telah dioptimasi
Tablet hasil pengempaan kemudian dievaluasi dengan parameter keseragaman bobot, keseragaman
ukuran, friabilitas, friksibilitas, kekerasan tablet (hardness), dan waktu disintegrasi
VII. EVALUASI SEDIAAN (meliputi prosedur, spesifikasi, Interpretasi hasil dan hasil)
A. EVALUASI SERBUK
Spesifikasi
Serbuk memiliki nilai sudut istirahat rata-rata <50° (dengan interpretasi “passable”, yaitu
serbuk dapat cukup mengalir)
Hasil
Massa serbuk yang digunakan = 5,0012 gram
1) h1 = 1 cm
d1 = 6 cm
r1 = 3 cm
tan α = 18,435°
2) h2 = 1 cm
d2 = 5,3 cm
r2 = 2,65 cm
tan α = 20,674°
3) h3 = 1 cm
d3 = 5,4 cm
r3 = 2,7 cm
tan α = 20,323°
2) FLOW THROUGH AN ORIFICE (LAJU ALIR SERBUK) (USP 41/NF 36 <1174>, 2018)
Prosedur:
1) Dilakukan penimbangan bobot serbuk sejumlah 5 gram
2) Serbuk kemudian dimasukkan ke dalam corong dengan ukuran tertentu, dimana lubang
corong tersebut sebelumnya sudah ditutup untuk mencegah serbuk mengalir
3) Corong berisi serbuk tersebut ditempatkan diatas bidang datar, dengan jarak 2-4 cm dari
bidang datar tersebut
4) Penutup corong kemudian dibuka, dan serbuk dibiarkan mengalir menuju bidang datar
5) Waktu yang dibutuhkan oleh seluruh massa serbuk untuk mengalir diukur dengan
menggunakan stopwatch
Spesifikasi
Tidak terdapat spesifikasi khusus, namun serbuk diharapkan dapat mengalir secepat
mungkin sehingga dapat menghasilkan nilai laju alir yang cepat
Hasil
Serbuk sejumlah 5 gram mengalir dalam waktu ± 1,7 detik, atau bila dikonversi, menjadi
2,94 gram/detik
Interpretasi Hasil
Serbuk mengalir dalam waktu yang cukup cepat
Spesifikasi
Tidak terdapat spesifikasi khusus
Hasil
1) M1 = 10,0037 gram
V1 = 24 ml
ρ1 = 0,416821 gram/ml
2) M2 = 10,0007 gram
V2 = 24 ml
ρ2 = 0,416696 gram/ml
3) M3 = 10,0018 gram
V3 = 24 ml
ρ3 = 0,416742 gram/ml
Interpretasi Hasil
Serbuk termasuk memiliki nilai bulk density yang cukup rendah, yang menandakan bahwa
serbuk tergolong ringan
Spesifikasi
Tidak terdapat spesifikasi khusus
Hasil
1) M1 = 10,0037 gram
V1(100) = 21 ml
V1(200) = 21 ml
V1(300) = 21 ml
ρtapped (100) = 0,476367 gram/ml
ρtapped (200) = 0,476367 gram/ml
ρtapped (300) = 0,476367 gram/ml
2) M2 = 10,0007 gram
V2(100) = 22 ml
V2(200) = 22 ml
V2(300) = 22 ml
ρtapped (100) = 0,454578 gram/ml
ρtapped (200) = 0,454578 gram/ml
ρtapped (300) = 0,454578 gram/ml
3) M3 = 10,0018 gram
V3 (100) = 22 ml
V3 (200) = 22 ml
V3 (300) = 22 ml
ρtapped (100) = 0,454627 gram/ml
ρtapped (200) = 0,454627 gram/ml
ρtapped (300) = 0,454627 gram/ml
Keterangan:
ρ tapped = nilai tapped density
ρ bulk = nilai bulk density
2) Nilai Compressibility Index dihitung sebanyak 3 kali dengan menggunakan nilai setiap
pengukuran bulk density dan tapped density, lalu kemudian dihitung nilai rata-ratanya
Spesifikasi
Serbuk memiliki nilai rata-rata Compressibility Index ≤ 25%
Hasil
Compressibility Index (1) = 100 x ¿)
= 12,500%
Interpretasi Hasil
Serbuk memiliki sifat alir dan daya kompresibilitas yang sangat baik (excellent)
6) HAUSNER’S RATIO (USP 41/NF 36 <1174>, 2018)
Prosedur
1) Nilai Bulk Density dan Tapped Density yang telah diperoleh digunakan untuk
menghitung nilai Hausner’s Ratio dengan rumus sebagai berikut:
ρ tapped
Hausner’s ratio = ( )
ρbulk
Keterangan:
ρ tapped = nilai tapped density
ρ bulk = nilai bulk density
2) Nilai Hausner’s Ratio dihitung sebanyak 3 kali dengan menggunakan nilai setiap
pengukuran bulk density dan tapped density, lalu kemudian dihitung nilai rata-ratanya
Spesifikasi
Serbuk memiliki nilai rata-rata berkisar antara 1,00 – 1,34
Hasil
0,476367
Hausner’s Ratio (1) =( )
0,416821
= 1,14286
0,454578
Hausner’s Ratio (2) =( )
0,416696
= 1,09091
0,454627
Hausner’s Ratio (3) =( )
0,416742
= 1,09091
Keterangan:
- rU = Respon peak Ibuprofen dari larutan sampel
- rS = Respon peak Ibuprofen dari larutan standar
- CS = Konsentrasi standar Ibuprofen dalam larutan standar (satuan mg/ml)
- CU = Konsentrasi dari Ibuprofen dalam larutan sampel (mg/ml)
Spesifikasi
Nilai kadar Ibuprofen pada sampel serbuk campuran berada pada rentang 90-110%
Hasil
Pengujian tidak dilakukan
Interpretasi Hasil
Pengujian tidak dilakukan
B. EVALUASI TABLET
Spesifikasi
1) Tidak lebih dari 2 tablet Ibuprofen yang menyimpang lebih dari 5%, dan tidak ada
satupun tablet Ibuprofen yang menyimpang lebih dari 10% dari nilai rata-rata bobot 20
tablet Ibuprofen yang diukur
2) Rentang Bobot Target berada pada 500 mg ± 5%, atau berkisar antara 475 – 525 mg
Hasil
No. Bobot Tablet Batas Atas 5% dari Batas Bawah 5% dari
Rata-Rata Rata-Rata
1 486,7 mg 514 mg 465,05 mg
2 490,8 mg
3 494,7 mg
4 491,7 mg
5 493,9 mg
6 492,1 mg
7 492,5 mg
8 487,8 mg
9 484,7 mg
10 480,8 mg
11 493,8 mg
12 491,1 mg
13 485,5 mg
14 489,3 mg
15 493,1 mg
16 487,5 mg
17 490,1 mg
18 488,5 mg
19 490,3 mg
20 485,7 mg
Rata-Rata ± SD 489,53 ± 3,61737 mg
RSD 0,7389%
Interpretasi Hasil
Bobot tablet yang terukur memenuhi spesifikasi keseragaman bobot dan memenuhi
spesifikasi rentang bobot target
Spesifikasi
Ukuran diameter tablet Ibuprofen tidak lebih dari 3 kali lipat dan tidak kurang dari 4/3 kali
lipat dari ukuran tebalnya
Hasil
Batas 3 Kali Lipat Batas 4/3 Kali Lipat
No. Diameter Tebal dari Tebal Tablet dari Tebal Tablet
Rata-Rata Rata-Rata
1 10 mm + 0,15 mm 6 mm + 0,075 mm 18,555 mm 8,247 mm
2 10 mm + 0,15 mm 6 mm + 0,1 mm
3 10 mm + 0,15 mm 6 mm + 0,15 mm
4 10 mm + 0,15 mm 6 mm + 0,2 mm
5 10 mm + 0,15 mm 6 mm + 0,2 mm
6 10 mm + 0,15 mm 6 mm + 0,2 mm
7 10 mm + 0,15 mm 6 mm + 0,2 mm
8 10 mm + 0,15 mm 6 mm + 0,2 mm
9 10 mm + 0,15 mm 6 mm + 0,175 mm
10 10 mm + 0,15 mm 6 mm + 0,2 mm
11 10 mm + 0,15 mm 6 mm + 0,2 mm
12 10 mm + 0,15 mm 6 mm + 0,2 mm
13 10 mm + 0,15 mm 6 mm + 0,2 mm
14 10 mm + 0,15 mm 6 mm + 0,2 mm
15 10 mm + 0,15 mm 6 mm + 0,2 mm
16 10 mm + 0,15 mm 6 mm + 0,2 mm
17 10 mm + 0,15 mm 6 mm + 0,2 mm
18 10 mm + 0,15 mm 6 mm + 0,2 mm
19 10 mm + 0,15 mm 6 mm + 0,2 mm
20 10 mm + 0,15 mm 6 mm + 0,2 mm
(Rata-Rata) (6 + 0,185) ± 0,0357
(10 mm + 0,15 mm)
± SD mm
RSD 0% 0,5776 %
Keterangan:
- rU = Respon peak Ibuprofen dari larutan sampel
- rS = Respon peak Ibuprofen dari larutan standar
- CS = Konsentrasi standar Ibuprofen dalam larutan standar (satuan mg/ml)
- CU = Konsentrasi dari Ibuprofen dalam larutan sampel (mg/ml)
|M – X rata-rata| + k.s
Hasil
Pengujian tidak dilakukan
Interpretasi Hasil
Pengujian tidak dilakukan
Spesifikasi
Nilai rata-rata persentase bobot tablet Ibuprofen yang hilang ≤1,0%; serta tidak terdapat
satupun tablet Ibuprofen yang hancur, retak, atau patah
Hasil
1) Friabilitas
Massa awal sebelum pengujian = 6,3827 gram
Massa akhir setelah pengujian = 6,3218 gram
6,3827−6,3218
Persentase Bobot yang hilang =( ) × 100
6,3287
= 0,954%
Friksibilitas
Massa awal sebelum pengujian = 6,3314 gram
Massa akhir setelah pengujian = 6,2857 gram
6,3314−6,2857
Persentase Bobot yang hilang =( ) × 100
6,3314
= 0,7218%
Interpretasi Hasil
Tablet agak sedikit rapuh, namun masih memenuhi kriteria yang diinginkan
Spesifikasi
Tablet Ibuprofen terdisintegrasi sempurna dalam waktu ≤ 15 menit
Hasil
Seluruh tablet terdisintegrasi dalam waktu ± 4 detik
Interpretasi Hasil
Tablet memiliki kemampuan disintegrasi yang sangat baik, sehingga dapat mengakomodasi
pelepasan obat yang cepat didalam tubuh
6) KEKERASAN TABLET (HARDNESS ATAU TABLET BREAKING FORCE) (USP 41/NF 36 <1217>,
2018)
Prosedur
1) Diambil 6 tablet Ibuprofen secara acak
2) Masing-masing tablet Ibuprofen diletakkan pada instrumen Hardness Tester dengan
orientasi diameter tablet tegak lurus dengan bidang alat Hardness Tester
3) Tablet Ibuprofen kemudian diberi tekanan yang meningkat secara konstan sebesar ≤ 20
N/detik atau ekuivalen dengan pergeseran bidang tekan sebesar ≤ 3,5 mm/detik, hingga
tablet tersebut hancur atau patah dengan mekanisme ductile manner atau ductile
fracture
4) Nilai tekanan yang dihasilkan untuk membuat tablet tersebut hancur atau patah
kemudian diukur dan dihitung nilai rata-ratanya untuk setiap tablet
Spesifikasi
Nilai kekerasan tablet Ibuprofen berada pada rentang 4-10 kg (39,227 – 98,067 N)
Hasil
No. Nilai Kekerasan (Newton)
1 62,2
2 53
3 62,3
4 58
5 61,5
6 55,1
Rata-Rata ± SD 58,683 ± 3,9746
RSD 6,773%
Interpretasi Hasil
Kekerasan tablet berada pada rentang nilai yang diinginkan
Spesifikasi
Dalam waktu 60 menit, dengan Q = 80%, tablet Ibuprofen harus memenuhi persyaratan
berikut:
- S1 (≥Q+5%), atau
- S2 (Rata-rata S1 + S2 ≥ Q dan tidak ada satu pun tablet Ibuprofen bernilai < Q-15%), atau
- S3 (Rata-rata S1 + S2 + S3 ≥ Q, tidak lebih dari 2 tablet Ibuprofen bernilai < Q-15%, tidak
ada satu pun tablet Ibuprofen bernilai < Q-25%)
Hasil
Pengujian tidak dilakukan
Interpretasi Hasil
Pengujian tidak dilakukan
VIII. PEMBAHASAN
A. PEMBAHASAN SERBUK
Faktor sifat alir serbuk merupakan kriteria yang sangat penting dan vital dalam pembuatan
tablet dengan metode kempa langsung, sebab serbuk dengan sifat alir yang baik akan mampu
mengisi die pada mesin kempa tablet secara seragam, sehingga menjamin bahwa tablet yang
terbentuk akan memiliki keseragaman bobot dan keseragaman sediaan yang baik. Untuk dapat
memperoleh serbuk dengan sifat alir yang baik, maka serbuk tersebut harus memiliki ukuran
partikel yang tepat, yaitu tidak terlalu besar (berbentuk granul-granul yang saling menggumpal)
maupun tidak terlalu kecil (fines). Ukuran partikel yang terlalu besar dari suatu bahan akan
membuat densitas partikel tersebut menjadi bernilai tinggi, sehingga menimbulkan resiko
segregasi serbuk ketika bahan tersebut dicampurkan dengan partikel-partikel dari bahan lain.
Terjadinya segregasi serbuk akan sangat berpengaruh terhadap homogenitas dan sifat alir
keseluruhan dari campuran serbuk tersebut. Di sisi lain, ukuran partikel yang terlalu kecil akan
meningkatkan luas permukaan partikel yang dapat memicu peningkatan kohesivitas antar-
partikel, sehingga partikel-partikel menjadi saling terikat satu-sama lain dan secara kolektif akan
menghambat aliran serbuk (Allen and Ansel, 2014; Aulton, 2018).
Berdasarkan uraian pada Handbook of Pharmaceutical Excipient Edisi 8 tahun 2017 oleh
Sheskey et al., untuk mencapai serbuk dengan sifat alir yang baik untuk digunakan dalam
pembuatan tablet dengan metode kempa langsung, direkomendasikan untuk menggunakan
bahan dengan ukuran partikel yang berkisar antara 150 – 400 µm. Agar dapat memperoleh
bahan dengan ukuran partikel tersebut, harus dilakukan studi ukuran partikel serta proses
pengayakan (sieving). Studi ukuran partikel dilakukan untuk memilih bahan-bahan yang secara
teoritis memiliki ukuran partikel yang masuk dalam rentang 150 – 400 µm. Di sisi lain, proses
pengayakan ditujukan untuk menyeleksi bahan-bahan tersebut agar benar-benar dapat
diperoleh ukuran partikel dalam rentang 150-400 µm, sebab tentunya dalam bahan-bahan
tersebut tidak seluruh partikel-partikelnya berada dalam rentang 150-400 µm, sehingga proses
pengayakan sangat penting untuk menjamin bahwa partikel yang digunakan hanyalah partikel
dalam rentang ukuran 150-400 µm. Akan tetapi, perlu digarisbawahi bahwa partikel dengan
ukuran 150-400 µm tidak selalu menghasilkan serbuk dengan sifat alir yang baik, begitu pula
partikel dengan ukuran diluar rentang 150-400 µm tidak selalu menghasilkan serbuk dengan
sifat alir yang buruk. Hal ini disebabkan karena sifat alir juga dipengaruhi oleh faktor lain selain
ukuran partikel, yaitu morfologi atau bentuk partikel, gaya interaksi antarpartikel, dan lain
sebagainya (Sheskey et al., 2017).
Dalam proses studi ukuran partikel bahan serbuk, diketahui bahwa bahan-bahan tertentu
seperti Microcrystalline Cellulose (Avicell PH 102) sebagai Filler-Binder, Mannitol sebagai Filler,
dan Sodium Starch Glycolate sebagai Superdisintegran, memiliki ukuran partikel dan sifat alir
yang sangat sesuai untuk proses kempa langsung. Oleh karena itu, bahan-bahan tersebut
dimasukkan dalam persentase yang cukup tinggi dalam formula tablet kempa langsung di ujian
praktek ini untuk menunjang sifat alir serbuk secara keseluruhan. Selain itu, bahan glidant
seperti Aerosil-200 juga memiliki sifat alir yang sangat baik untuk menunjang bahan aktif
Ibuprofen yang memiliki sifat alir yang buruk (Buhler, 1998; Sheskey et al., 2017) Proses
pengayakan juga dilakukan terhadap masing-masing dari bahan tersebut untuk memastikan
ukuran partikel dari setiap bahan berada pada rentang 150-400 µm. Untuk mencapai rentang
ukuran tersebut, proses pengayakan dilakukan menggunakan Mesh No. #40 - 100. Khusus
Aerosil-200 dan Magnesium Stearat tidak dilakukan pengayakan karena ukuran partikel dari
kedua bahan tersebut sudah berada dalam ukuran halus atau fines (Partikel Aerosil-200 rata-
rata berukuran 12 nm, sedangkan partikel Magnesium Stearat rata-rata berukuran 10 µm),
sehingga proses pengayakan dengan mesh No. #40 dan 100 tidak akan memberikan dampak
apapun terhadap ukuran partikel dari kedua bahan tersebut.
Dalam pengujian sifat alir serbuk, terbukti bahwa campuran serbuk yang dihasilkan dari
kombinasi bahan-bahan tersebut memiliki sifat alir yang sangat baik, dengan nilai sudut istirahat
rata-rata sebesar 19,811°, Laju alir sebesar 2,94 gram/detik, Compressibility Index rata-rata
sebesar 9,7222%, serta Hausner’s Ratio sebesar 1,10823. Dengan demikian, dapat dipastikan
bahwa studi ukuran partikel dan proses pengayakan adalah 2 tahapan penting yang harus
dilakukan untuk dapat memperoleh serbuk dengan sifat alir yang baik, yang dapat digunakan
dalam metode pembuatan tablet dengan kempa langsung.
Selain sifat alir, faktor lainnya dari serbuk yang juga sangat penting dalam pembuatan tablet
dengan metode kempa langsung adalah faktor kompresibilitas. Serbuk dengan kompresibilitas
yang baik umumnya tersusun dari bahan-bahan yang bila diberi tekanan tinggi mampu
mengalami Deformasi Plastis dan Brittle Fracture. Deformasi Plastis adalah proses perubahan
bentuk secara permanen pada partikel akibat diberi tekanan tinggi, sedangkan Brittle Fracture
adalah proses patahnya atau hancurnya partikel menjadi ukuran yang lebih kecil akibat diberi
tekanan tinggi. Proses Deformasi Plastis dan Brittle Fracture mampu menunjang terbentuknya
tablet dengan tingkat kekerasan yang baik, karena perubahan bentuk secara permanen pada
partikel serta pengecilan ukuran partikel saat proses pengempaan mampu memfasilitasi
pembentukan interaksi Van der Walls secara maksimal, sehingga dapat mempertahankan
struktur tablet yang kokoh. Bahan Microcrystalline Cellulose (Avicell PH 102) dan Mannitol yang
digunakan dalam formulasi tablet dalam ujian praktek ini berturut-turut diketahui memiliki sifat
Deformasi Plastis dan Brittle Fracture yang sangat baik, sehingga kedua bahan tersebut berperan
penting dalam menyokong struktur tablet (Zhou and Qiu, 2010; Sheskey et al., 2017).
B. PEMBAHASAN TABLET
Pembuatan tablet dengan proses kompresi atau pengempaan erat dipengaruhi oleh faktor
nilai tekanan. Tekanan yang terlalu lemah akan menghasilkan tablet yang rapuh, sedangkan
tekanan yang terlalu kuat akan menghasilkan tablet yang sangat keras dan sulit untuk
terdisintegrasi. Oleh karena itu, dalam ujian praktek ini dilakukan proses optimasi tekanan
pengempaan untuk memperoleh nilai tekanan yang dapat menghasilkan tablet yang tidak terlalu
keras namun sekaligus tidak rapuh. Akan tetapi, karena keterbatasan instrumen, kegiatan
optimasi ini dilakukan tanpa mengetahui secara pasti nilai tekanan yang dihasilkan. Nilai tekanan
hanya dapat diperkirakan dengan mengandalkan nomor gerigi dari mesin kempa tablet. Nomor
gerigi tersebut dihitung mulai dari posisi atas hingga ke bawah. Gerigi dengan nomor yang lebih
besar akan menghasilkan tekanan yang lebih besar dibandingkan gerigi dengan nomor yang
lebih rendah.
Proses optimasi tekanan pengempaan dimulai dari gerigi nomor 9. Gerigi nomor 9 dipilih
sebagai titik awal nilai tekanan secara acak. Pada setiap posisi gerigi dilakukan pengempaan
sebanyak 2 kali. Ketika pengempaan dilakukan dengan gerigi nomor 9, alat kempa menjadi
macet akibat nilai tekanan yang dihasilkan terlalu tinggi, sehingga proses pengempaan tidak bisa
dilanjutkan. Selain itu, tablet yang dihasilkan juga memiliki struktur yang sangat keras. Karena
gerigi nomor 9 menghasilkan tekanan yang terlalu tinggi, maka nomor gerigi kemudian
diturunkan secara bertahap untuk memperoleh nilai tekanan ideal. Pada posisi gerigi nomor 8
dan 7, alat kempa masih sulit digerakkan seperti pada gerigi nomor 9, dan tablet yang dihasilkan
juga masih sangat keras. Pengempaan baru dapat dilakukan secara tuntas ketika alat kempa
diatur pada posisi gerigi nomor 6, namun proses pengempaan tersebut belum sepenuhnya
berlangsung lancar. Proses pengempaan baru benar-benar berlangsung dengan lancar pada
posisi gerigi nomor 5 dan 4.
Seluruh tablet yang dihasilkan dari masing-masing gerigi nomor 9 hingga 4 kemudian
dikumpulkan dan diuji tingkat kekerasannya dengan instrumen Hardness Tester. Hasil pengujian
tersebut kemudian ditampilkan dalam data sebagai berikut:
Allen L.V. and Ansel H.C. 2014. Ansel’s Pharmaceutical Dosage Forms and Drug Delivery Systems 10 th
Edition., Wolters Kluwer, Baltimore USA
Aulton M.E. 2018. Aulton’s Pharmaceutics: The Design and Manufacture of Medicines 5 th Edition.,
Elsevier, Philadelphia USA
Buhler V. 1998. Generic Drug Formulations., BASF Germany
Farmakope Indonesia III. 1979. Departemen Kesehatan Republik Indonesia
Sheskey P.J., Cook W.G., Cable C.G. 2017. Handbook of Pharmaceutical Excipients 8 th Edition.,
Pharmaceutical Press, London
USP 41/NF 36 <711>. 2018. Dissolution. United States of America
USP 41/NF 36 <1174>. 2018. Powder Flow. United States of America
USP 41/NF 36 <616>. 2018. Bulk Density and Tapped Density. United States of America
USP 41/NF 36 Monograph Ibuprofen Tablet. United States of America
USP 41/NF 36 <1216>. 2018. Tablet Friability. United States of America
USP 41/NF 36 <701> Disintegration. United States of America
USP 41/NF 36 <1217> Tablet Breaking Force. United States of America
Zhou D. and Qiu Y. Understanding Material Properties in Pharmaceutical Product Development and
Manufacturing: Powder Flow and Mechanical Properties. Journal of Validation Technology, 2010:
65-77