Anda di halaman 1dari 5

GAYA HIDUP BERKELANJUTAN

Jejak karbon,jejak kita dibumi

Apa itu Hidup Berkelanjutan?


Berdasarkan situs Sustainable Jungle, media yang bergerak untuk meningkatkan kesadaran akan gaya hidup
berkelanjutan, hidup berkelanjutan mengacu pada satu pemikiran atau filosofi praktis yang bertujuan untuk
mengurangi dampak lingkungan dengan membuat perubahan positif.
Perubahan positif maksudnya berupa aksi atau keputusan yang bisa membantu melawan perubahan iklim dan
masalah lingkungan lainnya. Jadi, bisa dibilang, sustainable living merupakan sebuah metode untuk mengurangi
jejak karbon (jejak karbon) kita.

Ya, kalau dipikir-pikir lagi, aktivitas manusia, termasuk saya dan kalian, memang banyak menghasilkan karbon dan
karbon lainnya, ya.Misalnya, kendaraan berbahan bakar fosil, penggunaan rumah kaca, serta berbagai aktivitas
industri, semuanya menghasilkan karbon yang berpengaruh negatif terhadap Bumi kita.Dengan hidup berkelanjutan,
kita sebisa mungkin membatasi penggunaan sumber daya alam yang tidak perlu, serta mengurangi kerusakan
lingkungan yang disebabkan oleh manusia.
Selanjutnya, kita akan membahas berbagai masalah lingkungan, serta contoh implementasi hidup berkelanjutan
secara praktis.
Pada bagian ini, kita akan membahas berbagai isu lingkungan di berbagai bidang, serta bagaimana gaya hidup
berkelanjutan dapat mengurangi atau bahkan memperbaiki masalah tersebut.

Inti Masalah = transportasi


Teman teman sekalian kalau pergi-pergi, biasanya pakai transportasi apa sih? Kalau saya, biasanya pakai motor atau
angkutan umum.
Sayangnya, kendaraan yang kita gunakan untuk wara-wiri itu menghasilkan senyawa yang berbahaya lho untuk
Bumi kita.
Berdasarkan informasi dari situs Kementerian Lingkunganup & Kehutanan Republik Indonesia (2021), kendaraan
bermotor berkontribusi sekitar 70% atas pencemaran senyawa berbahaya seperti pencemaran Nitrogen Oksida
(NOx), Karbon Monoksida (CO), Sulfur Dioksida (SO2) dan Partikulat (PM).

Pencemaran ini biasa terjadi di perkotaan. Parahnya, hal ini menyebabkan polusi udara yang mengganggu kesehatan,
dan bahkan merenggut nyawa.UNEP memaparkan bahwa setiap tahunnya terdapat 6,5 juta orang meninggal akibat
paparan udara yang berkualitas buruk. Mengerikan sekali.Sebagai catatan, zat seperti Nitrogen Oksida (NOx),
Karbon Monoksida (CO), dan Sulphur Dioksida (SO2), dapat menyebabkan masalah pada organ pernapasan dan
tenggorokan. Bahkan, seseorang dapat meninggal bila terpapar dengan parah.

Selain berbahaya untuk manusia, zat emisi karbon dari kendaraan juga berpengaruh buruk terhadap Bumi, terutama
pada perubahan iklim.

Selain zat yang disebutkan tadi, kendaraan dengan bahan bakar fosil, menghasilkan karbon dioksida yang
menyebabkan efek rumah kaca pada Bumi (National Geographic, 2019).segera, karbon dioksida yang mendorong
perubahan iklim menjadi lebih panas. Soalnya, zat ini membuat panas dari Matahari terperangkap di atmosfer
Bumi.Seramnya, rumah kaca ini meningkatkan besar terhadap adanya cuaca ekstrim, gangguan ekosistem, dan
peningkatan kebakaran hutan.
Selain masalah kesehatan dan iklim, perlu diketahui bahwa bahan bakar fosil yang menjadi bahan bakar utama
kendaraan itu tidak terbarukan.

Oleh karena itu, bahan bakar fosil sangat terbatas, dan akan habis di masa depan. Lantas, bagaimana dong cara
menggunakan transportasi dengan gaya hidup berkelanjutan?
Paling simpelnya, kita bisa mulai dengan mengurangi penggunaan bahan bakar fosil. Bagaimana caranya?

Jika kita pergi ke tempat yang cukup dekat, usahakan gunakan sepeda atau jalan kaki saja ke sana, alih-alih
menggunakan kendaraan bermotor.
Selain itu, kita bisa coba menggunakan angkutan umum yang mampu mengangkut banyak penumpang, untuk
mengurangi penggunaan kendaraan pribadi. Untuk masalah bahan bakar fosil yang tidak bisa diperbarui, masyarakat
bisa mencoba sumber energi alternatif lain seperti tenaga listrik dan surya.
Bahkan, beberapa tahun ini industri manufaktur otomotif mulai memproduksi mobil dengan bahan bakar nitrogen
cair yang tidak menghasilkan emisi, lho.Jadi, pada bidang transportasi, kita bisa menjalani gaya hidup berkelanjutan
dengan mengurangi penggunaan transportasi berbahan bakar fosil, untuk kebaikan Bumi dan kesehatan kita sendiri.

Untuk lebih jelasnya,berikut adalah penjelasan yang lebih terperinci:

Apa Itu Jejak Karbon?


Jejak karbon adalah jumlah karbon atau emisi gas yang dihasilkan dari berbagai kegiatan (aktivitas) manusia pada
waktu tertentu. Jejak karbon yang kita hasilkan akan memberikan dampak negatif bagi kehidupan kita di bumi,
seperti kekeringan dan berkurangnya sumber air bersih, timbul cuaca ekstrim dan bencana alam, perubahan produksi
rantai makanan, dan berbagai kerusakan alam lainnya.

Penyebab Jejak Karbon


Aktivitas manusia yang dapat menimbulkan jejak karbon seperti penggunaan energi listrik yang berlebihan dan
konsumsi makanan. Bagaimana bisa? Mari kita bahas satu per satu:
1. Penggunaan Kendaraan
Kendaraan yang menggunakan bahan bakar fosil seperti bensin, solar, atau gas akan menghasilkan jejak karbon dari
proses pembakaran bahan bakar tersebut. Bepergian menggunakan kendaraan pribadi artinya kita menghasilkan
untuk menghasilkan lebih banyak emisi gas (CO2).

Apalagi jika kita terjebak macet, di mana mesin menjadi panas dan melepaskan emisi gas ke udara. Naik kendaraan
itu sendiri memang bagus, namun jika menambah lebih banyak jejak karbon bagaimana?

2. Penggunaan Energi Listrik dan Air


Penggunaan energi listrik untuk keperluan sehari-hari misalnya seperti TV, AC, lampu, kulkas, mesin cuci,
microwave dan berbagai peralatan listrik lainnya dapat menghasilkan emisi gas yang berasal dari pembakaran bahan
pembangkit listrik.

Begitupun dengan udara, dibutuhkan banyak energi untuk mengelola air bersih agar bisa digunakan. Tetapi kita
malah sering membuang atau menyalahgunakan air bersih.

3 Konsumsi Makanan
Makanan yang kita konsumsi juga menjadi salah satu sumber emisi gas, terutama jika makanan tersebut menjadi
gunungan sampah. Mulai dari ekstraksi bahan baku, proses produksi, proses distribusi, hingga barang-barang
tersebut sampai di tangan kita.

Misalnya bagi kalian yang suka makan sapi, jejak karbon yang dihasilkan sangat tinggi. Karena daging sapi
merupakan salah satu penghasil emisi gas terbesar di dunia. Belum lagi bila dagingnya harus didatangkan dari luar
negeri, seperti USA, Jepang, atau Australia.

Atau contoh lainnya, 1 kg kopi yang berasal dari luar negeri juga jejak karbon sebesar 4.82 kg. Hal ini disebabkan
oleh proses perkebunan, pengolahan, pengemasan, distribusi, hingga akhirnya kopi tersebut diseduh.

Dampak Jejak Karbon


Setelah mengetahui jejak penyebab dan penyebabnya, sekarang kita membahas dampak dari karbon dan kehidupan
kita:

A.Cuaca Ekstrim dan Bencana Alam


Semakin tinggi jejak karbon yang kita hasilkan, semakin tinggi pula dampak negatif yang diberikan terhadap bumi
kita. Jejak karbon menyebabkan kenaikan suhu bumi yang sangat ekstrim yang dapat menimbulkan badai tropis
(siklon) serta berbagai bencana alam seperti banjir atau kekeringan.

B. Perubahan Produksi Rantai Makanan


Perubahan iklim yang disebabkan oleh jejak karbon juga menimbulkan perubahan prosuksi rantai makanan.
Beberapa tanaman sulit untuk tumbuh dengan baik, misalnya saja pada suatu daerah yang biasanya memproduksi
padi (beras), tetapi karena perubahan iklim semakin panas, daerah tersebut tidak bisa lagi memproduksi beras
(menyebabkan gagal panen).

Lalu bagaimana dengan kita yang membutuhkan beras sebagai makanan pokok kita?

C.Penyebaran Penyakit
Jejak Karbon juga berpengaruh terhadap kesehatan tubuh kita, misalnya penyebaran penyakit seperti malaria. Hal ini
disebabkan oleh semakin luasnya pergeseran wilayah tropis ke wilayah sub-tropis, berbagai penyakit tropis juga
akan menyebar di berbagai daerah.

D. Rusaknya Ekosistem Laut


Jejak karbon juga mengakibatkan rusaknya ekosistem laut, semakin banyak emisi gas yang diserap oleh laut, akan
menyebabkan kadar asam semakin tinggi dan merusak berbagai ekosistem laut. Seperti berbagai hewan laut yang
sulit untuk bertahan hidup.

F. Es di Kutub Mencair
Suhu bumi yang disebabkan oleh peningkatan jejak karbon, juga mengakibatkan lapisan kutub semakin menipis. Hal
ini menyebabkan ekosistem di kutub menjadi terganggu dan naiknya permukaan laut.

E. Berkurangnya Air Bersih


Dampak jejak selanjutnya adalah berkurangnya kadar air bersih di bumi. Hal ini disebabkan oleh tingginya jejak
karbon dan kemungkinan membuat suhu bumi meningkat dan naiknya permukaan air laut.

Jika air bersih sudah berkurang, air seperti apa yang akan kita gunakan? Dampak lain yang biasa kita rasakan yaitu
kekeringan.

Cara Mengurangi Jejak Karbon


Kira-kira menurut kalian setelah membaca 6 dampak jejak karbon, atau tidak? pasti sangat berbahaya dan merusak
bumi kan?

Pada bagian ini kita akan belajar bagaimana cara mengurangi jejak karbon. Salah satu cara yang bisa kamu lakukan
yaitu mengubah gaya hidup zero waste, apa yang bisa dilakukan?

1. Kurangi konsumsi bahan makanan impor, mulai gunakan makanan lokal.


2. Bawa tas belanjaan sendiri ketika ingin berbelanja.
3. Perbanyak makanan sayur dan buah.
4. Mengurangi makanan dengan jejak karbon yang tinggi (misalnya daging atau kopi).
5. Jangan menebang pohon, dan menanam pohon penghasil oksigen
6. Untuk perjalanan yang kurang dari 2 km, usahakan untuk tetap berjalan kaki atau naik sepeda.
7. Pilih kendaraan bermotor yang hemat bahan bakar.
8. Pilih jenis Bahan Bakar Minyak (BMM) yang sesuai dengan kendaraan agar lebih hemat energi dan emisi
karbonnya tidak terkendali.
9. biasanya diri untuk hemat energi listrik (cabut arus listrik yang tidak terpakai).
10. Gunakan air bersih seefektif mungkin (jangan buang-buang air bersih).
11. Gunakan peralatan elektronik yang hemat energi listrik.
12. Beli barang yang benar-benar kamu pesan sesuai pesanan.
13. Pisahkan sampah organik dan anorganik.
14. Kompos sisa sampah agar tidak menumpuk di TPA.
15. Dan terakhir berbagi berbagai ilmu tentang jejak karbon dan mengajak orang terdekat kamu untuk memulai
gaya hidup zero waste.
Setelah mengetahui penyebab dan jejak jejak karbon, masih memikirkan panjang untuk mengubah gaya hidup
menjadi zero waste lifestyle? Dan dari beberapa poin cara mengurangi jejak karbon di atas apakah ada hal yang sulit
untuk dilakukan? Tentu tidak, untuk berproses demi kelestarian bumi dan kehidupan kita.

Anda mungkin juga menyukai