Mektan - Saviola Onibala - 210211010200
Mektan - Saviola Onibala - 210211010200
A. Teori
A sin β
A cos β
A = 𝑆𝑒 = √𝐻 2 + 𝑑 2 − √𝑑 2 − 𝐻 2 𝑐𝑜𝑡 2 𝛽
Langkah – langkah:
1. Tentukan titik awal garis yaitu titik A yang panjangnya 0.2 L dari embung
pada lapis 1. Buat perpanjangan garis yang sesuai dengan kemiringan
embung bagia n luar.
2. Tarik garis menggunkan jangka darik titik A dengan pusat R pada muka air
h2 atau pada titik F, hingga berpotongan dengan perpanjangan garis yang
sesuai dengan kekiringan embung, yang dinamakan titik A1.
3. Gambar setengah lingkaran pada FA1 dengan titik pusat pada A2, sehingga
A1A2 = A2F.
4. Tarik garis menggunkan jangka dari titik A2 dengan titk pusat di titik F,
sampai berpotongan dengan garis setengah lingkaran A1F, yang dinamakan
titik A3.
5. Tarik Garis menggunakan jangka dengan titik pusat A1 ke titik A3 hingga
berpotongan dengan sisi miring embung yang dinamakan titik G.
6. Dengan demikian FG = Se. Perhatikan Gambar berikut:
L1 = 2m L1 =2m
H=3m
h1=2m
h2=0.75m
45 45 45 45
L2 =8m L2 =8m
Langkah-langkah perhitungan freatik line (cara analitis), data diambil dari gambar
yang menggunakan skala pada Gambar lampiran Garis Freatik
𝑆𝑒 = √𝐻 2 + 𝑑 2 − √𝑑 2 − 𝐻 2 𝑐𝑜𝑡 2 𝛽
𝑦0 = √𝐻 2 + 𝑑 2 − 𝑑
𝑦 = √2 ⋅ 𝑥 ⋅ 𝑦0 + 𝑦02
𝑦 = √2 ⋅ 𝑥 ⋅ 0.14 + 0.142
𝑦 = √0.28𝑥 + 0.0196
x (m) 0 1 2 3 4 5 5.35
Pada titik keluar parabola dasar akan memotong suatu titik maka
diperlukan koreksi ∆Se sehingga parabola dasar akan berubah arah ke
bawah. Koreksi Se menurut Cassagrande diperoleh melalui nilai :
𝛥𝑆𝑒
𝑆𝑒 + 𝛥𝑆𝑒
Untuk variasi nilai pada permukaan bendungan
• Chart Taylor
• Chart Coussins
• Chart Yang
Cara analisis kestabilan lereng banyak dikenal, tetapi secara garis besar
dapat dibagi menjadi tiga kelompok yaitu: cara pengamatan visual, cara komputasi
dan cara grafik (Pangular, 1985) sebagai berikut :
1) Cara pengamatan visual adalah cara dengan mengamati langsung di lapangan
dengan membandingkan kondisi lereng yang bergerak atau diperkirakan bergerak
dan yang yang tidak, cara ini memperkirakan lereng labil maupun stabil dengan
memanfaatkan pengalaman di lapangan (Pangular, 1985). Cara ini kurang teliti,
tergantung dari pengalaman seseorang. Cara ini dipakai bila tidak ada resiko
longsor terjadi saat pengamatan. Cara ini mirip dengan memetakan indikasi
gerakan tanah dalam suatu peta lereng.
2) Cara komputasi adalah dengan melakukan hitungan berdasarkan rumus
(Fellenius, Bishop, Janbu, Sarma, Bishop modified dan lain-lain). Cara Fellenius
dan Bishop menghitung Faktor Keamanan lereng dan dianalisis kekuatannya.
Menurut Bowles (1989), pada dasarnya kunci utama gerakan tanah adalah kuat
geser tanah yang dapat terjadi : (a) tak terdrainase, (b) efektif untuk beberapa
kasus pembebanan, (c) meningkat sejalan peningkatan konsolidasi (sejalan dengan
waktu) atau dengan kedalaman, (d) berkurang dengan meningkatnya kejenuhan air
(sejalan dengan waktu) atau terbentuknya tekanan pori yang berlebih atau
terjadi peningkatan air tanah.
Dalam menghitung besar faktor keamanan lereng dalam analisis lereng tanah
melalui metoda sayatan, hanya longsoran yang mempunyai bidang gelincir saya
yang dapat dihitung.
3) Cara grafik adalah dengan menggunakan grafik yang sudah standar (Taylor,
Hoek & Bray, Janbu, Cousins dan Morganstren). Cara ini dilakukan untuk material
homogen dengan struktur sederhana. Material yang heterogen (terdiri atas
berbagai lapisan) dapat didekati dengan penggunaan rumus (cara komputasi).
Stereonet, misalnya diagram jaring Schmidt (Schmidt Net Diagram) dapat
menjelaskan arah longsoran atau runtuhan batuan dengan cara
mengukur strike/dip kekar-kekar (joints) dan strike/dip lapisan batuan. asrulmile
blogspot.com
A. METODE FELLENIUS
R
Phreatic Line
Ln
αn
d Phreatic Line
αn
bn z
H
sat
f) Hw atau z yaitu tinggi slice dari lingkaran yang dibentuk oleh jari – jari R
sampai ke garis freatik (dibawah garis freatik)
g) Hn yaitu tinggi total slice, H1 : tinggi lapisan 1 sampai garis freatik
(kering), H2 : tinngi lapisan 2 yaitu di bawah garis freatik sampai ke
permukaan tanah
Perhitungan
Hitungan menggunakan tabel dengan langkah-langkah rumus sebagai berikut :
a. 𝑊𝑛 = 𝛾 ⋅ 𝐿𝑛 ⋅ 𝐻𝑛
untuk irisan yang terdapat satu jenis tanah(𝛾d atau 𝛾sat)
𝑏𝑛
b. 𝛥 𝑙𝑛 = 𝑐𝑜𝑠 𝛼𝑛
c. 𝑢 = 𝛾𝑤 ⋅ 𝐻𝑤
Untuk irisan yang hanya terdapat kondisi tanah dibawah garis freatik (kondisi
basah)
𝑢 = 𝛾𝑤 ⋅ 𝑧
Untuk irisan yang yang terdapat dua kondisi tanah (kondisi kering dan basah)
d. 𝑈 = 𝑢 ⋅ 𝛥𝐿𝑛
e. 𝑁′ = 𝑐. 𝛥 𝑙𝑛 + (𝑊𝑛 ⋅ 𝑐𝑜𝑠 𝛼 𝑛 − 𝑈. 𝛥 𝑙𝑛) 𝑡𝑎𝑛 𝜙
f. Kalikan Berat volume slice (Wn) dengan sudut yang dibentuk oleh titik pusat jari
– jari. Permaannya menjadi: 𝑊𝑛. 𝑠𝑖𝑛 𝛼 𝑛
g. Menghitung faktor keamanan (Fs) yaitu dengan menjumlahkan setiap slice-slice
sesuai dengan persamaan berikut:
𝑃∑
∑𝑛=1[𝑐⋅𝛥 𝑙𝑛(𝑊𝑛⋅𝑐𝑜𝑠 𝛼𝑛−𝑈⋅𝛥𝑙𝑛() 𝑡𝑎𝑛 𝜙)[]]
𝐹𝑠 = ∑𝑃
𝑛=1[𝑊𝑛⋅𝑠𝑖𝑛 𝛼𝑛]
Fs =
( col.N ')
col.W sin n
Contoh Perhitungan:
Dik:
R = Hn =
bn = 𝛾dry=
n = 𝛾w =
Ln = Hw =
H1 = H2 =
𝛾1 = 𝛾2 =
c1 = c2 =
φ1 = φ2 =
Langkah 5:
𝑈 = 𝑢 ⋅ 𝛥𝐿𝑛 =
=
Langkah 6:
𝑁′ = 𝑐. 𝛥 𝑙𝑛 + (𝑊𝑛 ⋅ 𝑐𝑜𝑠 𝛼 𝑛 − 𝑈. 𝛥 𝑙𝑛) 𝑡𝑎𝑛 𝜙
𝑁′ =
=
Langkah 7:
Mengalikan berat volume kering dengan sudut dengan
𝑊𝑛. 𝑠𝑖𝑛 𝛼 𝑛 =
=
Langkah 8: Menghitung Fs dengan cara – cara menjumlahkan langkah 6 dan 7
untuk keseluruhan slice. Hasil perhitungan selanjutnya lihat di tabel
Ditanya Fs =………?
∑𝑃∑ [𝑐 ⋅ 𝛥 𝑙𝑛(𝑊𝑛 ⋅ 𝑐𝑜𝑠 𝛼 𝑛 − 𝑈 ⋅ 𝛥𝑙𝑛() 𝑡𝑎𝑛 𝜙) []]
𝐹𝑠 = 𝑛=1
∑𝑃𝑛=1[𝑊𝑛 ⋅ 𝑠𝑖𝑛 𝛼 𝑛]
Fs =
( col.N ')
col.W sin n
𝐹𝑠 =
B. METODE BISHOP
Cara analisa yang dibuat oleh A.W. Bishop (1955) menggunakan cara elemen
dimana gaya yang bekerja pada tiap elemen. Persyaratan keseimbangan
diterapkan pada elemen yang membentuk lereng tersebut.
Faktor keamanan terhadap longsoran didefinisikan sebagai perbandingan
kekuatan geser maksimum yang dimiliki tanah di bidang longsor (Stersedia) dengan
tahanan geser yang diperlukan untuk keseimbangan (Sperlu).
a. Metode ini pada dasarnya sama dengan metode Felenius, tetapi dengan
memperhitungkan gaya-gaya antar irisan yang ada. Metode Bishop
mengasumsikan bidang longsor berbentuk busur lingkaran
b. Pertama yang harus diketahui adalah geometri dari lereng dan juga titik
pusat busur lingkaran bidang luncur, serta letak rekahan
c. Untuk menentukan titik pusat busur lingkaran bidang luncur dan letak
rekahan pada longsoran busur dipergunakan grafik
Metode Bishop yang disederhanakan merupakan metode sangat populer
dalam analisis kestabilan lereng dikarenakan perhitungannya yang sederhana,
cepat dan memberikan hasil perhitungan faktor keamanan yang cukup teliti.
Kesalahan metode ini apabila dibandingkan dengan metode lainnya yang
memenuhi semua kondisi kesetimbangan seperti Metode Spencer atau Metode
Kesetimbangan Batas Umum, jarang lebih besar dari 5%. Metode ini sangat
cocok digunakan untuk pencarian secara otomatis bidang runtuh kritis yang
berbentuk busur lingkaran untuk mencari faktor keamanan minimum.
Metode Bishop sendiri memperhitungkan komponen gaya-gaya (horizontal
dan vertikal) dengan memperhatikan keseimbangan momen dari masing-masing
potongan. Metode ini dapat digunakan untuk menganalisa tegangan efektif.
Metode ini menganggap bahwa gaya-gaya yang bekerja pada sisi-sisi irisan
mempunyai resultan = 0 pada arah vertikal.
1. Rumus Dan Penurunannya
f ln c ln Nr tan
Tr = c ( ln) = +
Fs Fs Fs
(c ln + Nr tan )
1
Tr =
Fs
2. Untuk Keseimbangan Gaya Vertikal
V=0
𝑁𝑟 ⋅ 𝑡𝑎𝑛 𝜙 𝑐 ⋅ 𝛥𝑙𝑛
(𝑊𝑛 + 𝛥𝑡) ⋅ 𝑁𝑟 ⋅ 𝑐𝑜𝑠 𝛼 𝑛 + [ + [] 𝑠𝑖𝑛 𝛼]
𝐹𝑠 𝐹𝑠
𝑁𝑟 ⋅ 𝑡𝑎𝑛 𝜙 ⋅ 𝑠𝑖𝑛 𝛼 𝑛 𝑐 ⋅ 𝛥 𝑙𝑛⋅ 𝑠𝑖𝑛 𝛼 𝑛
𝑊𝑛 + 𝛥𝑡 ⋅ 𝑁𝑟 ⋅ 𝑐𝑜𝑠 𝛼 𝑛 + + =0
𝐹𝑠 𝐹𝑠
𝑐 ⋅ 𝛥 𝑙𝑛⋅ 𝑠𝑖𝑛 𝛼 𝑛
(𝑊𝑛 + 𝛥𝑡) −
𝑁𝑟 = 𝐹𝑠
𝑠𝑖𝑛 𝛼 𝑛 ⋅ 𝑡𝑎𝑛 𝜙
𝑐𝑜𝑠 𝛼 𝑛 + 𝐹𝑠
3. Untuk Keseimbangan Balok ABC
𝑃 𝑃 𝑃
1
∑[𝑊𝑛 ⋅ 𝛾 ⋅ 𝑠𝑖𝑛 𝛼 𝑛] = ∑[𝑇𝑟 ⋅ 𝛾] = ∑ (𝑐 ⋅ 𝛥 𝑙𝑛 + 𝑁𝑟 ⋅ 𝑡𝑎𝑛 𝜙)
𝐹𝑠
𝑛=1 𝑛=1 𝑛=1
𝑃
∑[𝑊𝑛 ⋅ 𝛾 ⋅ 𝑠𝑖𝑛 𝛼 𝑛]
𝑛=1
𝑃 𝑐 ⋅ 𝛥 𝑙𝑛⋅ 𝑠𝑖𝑛 𝛼 𝑛
1 (𝑊𝑛 + 𝛥𝑡) ⋅ 𝑡𝑎𝑛 𝜙 − ⋅ 𝑡𝑎𝑛 𝜙
= ∑ (𝑐 ⋅ 𝛥 𝑙𝑛 + 𝐹𝑠 )
𝐹𝑠 𝑠𝑖𝑛 𝛼 𝑛 ⋅ 𝑡𝑎𝑛 𝜙
𝑛=1 𝑐𝑜𝑠 𝛼 𝑛 +
𝐹𝑠
𝑃 𝑃
1 1
∑[𝑊𝑛 ⋅ 𝑠𝑖𝑛 𝛼 𝑛] = ∑ (𝑐 ⋅ 𝛥 𝑙𝑛⋅ 𝑐𝑜𝑠 𝛼 𝑛 + (𝑊𝑛 + 𝛥𝑡) 𝑡𝑎𝑛 𝜙) ⋅
𝐹𝑠 𝑠𝑖𝑛 𝛼 𝑛
𝑛=1 𝑛=1 𝑐𝑜𝑠 𝛼 𝑛 + 𝐹𝑠
∑𝑃𝑛=1[𝑐 ⋅ 𝑏𝑛 + 𝑊𝑛 ⋅ 𝑡𝑎𝑛 𝜙 + 𝛥𝑡 ⋅ 𝑡𝑎𝑛 𝜙] 1
𝐹𝑠 = ⋅
∑𝑃𝑛=1(𝑊𝑛 ⋅ 𝑠𝑖𝑛 𝛼 𝑛) 𝑀𝛼𝑛
Dimana :
𝑠𝑖𝑛 𝛼 𝑛 ⋅ 𝑡𝑎𝑛 𝜙
𝑀𝛼 = 𝑐𝑜𝑠 𝛼 𝑛 +
𝐹𝑠
4. Penurunan Rumus
∑𝑃𝑛=1[𝑐 ⋅ 𝑏𝑛 + 𝑊𝑛 ⋅ 𝑡𝑎𝑛 𝜙 + 𝛥𝑡 ⋅ 𝑡𝑎𝑛 𝜙] 1
𝐹𝑠 = ⋅
∑𝑃𝑛=1(𝑊𝑛 ⋅ 𝑠𝑖𝑛 𝛼 𝑛) 𝑀𝛼𝑛
Untuk Fs dengan pengaruh tekanan air pori (dengan rembesan U) ∆T=T
∑𝑃𝑛=1[𝑐 ⋅ 𝑏𝑛 + (𝑊𝑛 ⋅ 𝑈𝑛 ⋅ 𝑏𝑛) 𝑡𝑎𝑛 𝜙 + 𝛥𝑡 ⋅ 𝑡𝑎𝑛 𝜙] 1
𝐹𝑠 = ⋅
∑𝑃𝑛=1(𝑊𝑛 ⋅ 𝑠𝑖𝑛 𝛼 𝑛) 𝑀𝛼𝑛
→ →
Untuk T=1 maka dimisalkan |𝑙𝑛 + 1| = |𝑙𝑛 |||jadi
𝛥1 = 𝑙𝑛 − 𝑙𝑛 + 1 = 0
∑𝑃𝑛=1[𝑐 ⋅ 𝑏𝑛 + (𝑊𝑛 ⋅ 𝑈𝑛 ⋅ 𝑏𝑛) 𝑡𝑎𝑛 𝜙] 1
𝐹𝑠 = ⋅
∑𝑃𝑛=1(𝑊𝑛 ⋅ 𝑠𝑖𝑛 𝛼 𝑛) 𝑀𝛼𝑛
Keterangan :
Fs = besar faktor keamanan
Ma = besar gaya normal
Wn = berat potongan ke-n
c = kohesi
bn = lebar potongan ke-n
∆ln = lebar penampang bidang runtuh ke-n
5. Contoh Perhitungan
Contoh Perhitungan:
Dik:
R = Hn =
bn = 𝛾dry =
n = 𝛾w =
Ln = Hw =
H1 = H2 =
𝛾1 = 𝛾2 =
c1 = c2 =
φ1 = φ2 =
Langkah 1: menentukan ceq, φeq, dan𝜸eq
𝑐𝑒𝑞 = ((𝐻1 ⋅ 𝑐1) + (𝐻2 ⋅ 𝑐2))/(𝐻1 + 𝐻2)
𝑐𝑒𝑞 =
=
𝛾𝑒𝑞 = ((𝐻1 ⋅ 𝛾1) + (𝐻2 ⋅ 𝛾2))/(𝐻1 + 𝐻2)
𝛾𝑒𝑞 =
=
𝜙𝑒𝑞 = ((𝐻1 ⋅ 𝜙1) + (𝐻2 ⋅ 𝜙2))/(𝐻1 + 𝐻2)
𝜙𝑒𝑞 =
=
Langkah 2: Menghitung berat volume slice
𝑊𝑛 = 𝛾 ⋅ 𝐿𝑛 ⋅ 𝐻𝑛 = 𝛾𝑠𝑎𝑡 ⋅ 𝐿𝑛 ⋅ 𝐻𝑛
𝑊𝑛 = (𝐻1. 𝐿𝑛 ⋅ 𝛾𝑑) + (𝐻2 ⋅ 𝐿𝑛 ⋅ 𝛾𝑒𝑞)
𝑊𝑛 =
=
Langkah 3: Menghitung tekanan air pori
𝑢 = 𝛾𝑤 ⋅ 𝐻𝑤 =
=
Langkah 4: Menghitung m n
𝑠𝑖𝑛 𝛼 𝑛 ⋅ 𝑡𝑎𝑛 𝜙
𝑀𝛼𝑛 = 𝑐𝑜𝑠 𝛼 𝑛 + =
𝐹𝑠
Langkah 5:
𝑁′ = ((𝑐. 𝑏𝑛) + ((𝑊𝑛 − 𝑢. 𝑏𝑛) 𝑡𝑎𝑛 𝜙)) ∗ (1/𝑚𝛼𝑛)
𝑁′ =
=
Langkah 6:
Mengalikan berat volume kering dengan sudut dengan
𝑊𝑛. 𝑠𝑖𝑛 𝛼 𝑛 =
=
Langkah 8: Menghitung Fs deng
P
Fs =
( col.N ')
col.W sin n
Fs =
𝐹𝑠
[ ]
= 35,0051
( )
78,2917