Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH STRATEGI INTEGRITAS

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 4

1. Ananda Nurpadillah
2. Annikmatul Fadhilah
3. Bunga Wulandari
4. Feri Fernanda
5. Irma Wati
6. Rima Ayu Setiaji
7. Rio Frengky Pratama
8. Sinta Febiola
9. Vharcellino Palta Chelvin

POLTEKKES KEMENKES BENGKULU

JURUSAN PROMOSI KESEHATAN

2022
KATA PENGANTAR

Pertama-tama kami panjatkan puji syukur atas rahmat & ridho Allah SWT, karena tanpa Rahmat
& RidhoNya, kita tidak dapat menyelesaikan mekalah ini dengan baik dan selesai tepat waktu.

Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada Dr. Reny Suryanti, SH, MSc dosen pengampu
kewarganegaraan yang membimbing kami dalam pengerjaan tugas makalah ini. Kami juga
mengucapkan terima kasih kepada teman-teman kami yang selalu setia membantu dalam hal
mengumpulkan data data dalam pembuatan makalah ini. Dalam makalah ini kami menjelaskan
tentang strategi integritas.

Mungkin dalam pembuatan makalah ini terdapat kesalahan yang belum kami ketahui. Maka dari
itu kami mohon saran & kritik dari teman-teman maupun dosen. Demi tercapainya makalah yang
sempurna.
DAFTAR ISI

COVER...............................................................................................................................i

KATA PENGANTAR.......................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.........................................................................................................
B. Rumusan Masalah....................................................................................................
C. Tujuan Penulisan.....................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

A. Kebhinnekaan Bangsa Indonesia.............................................................................


B. Faktor-Faktor Pembentuk Integrasi Nasional..........................................................
C. Antisipasi Ancaman, Tantangan, Hambatan, dan Gangguan dalam Membangun I ntegrasi
Nasional...................................................................................................................
D. Strategi Mengatasi Ancaman dan Pengembangan Integrasi Nasional Dalam Bingkai
Bhineka Tunggal Ika...............................................................................................
E. Contoh Kasus Integrasi Nasional............................................................................

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan..............................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan negara kesatuan yang penuh dengan akan kenekaragaman, yang
terdiri atas beraneka ragam budaya, bahasa daerah, ras, suku bangsa, agama dan
kepercayaan, dan lain-lain. Namun Indonesia mampu mepersatukan berbagai keragaman itu
sesuai dengan semboyan bangsa Indonesia “Bhineka Tunggal Ika” , yang berarti berbeda-
beda tetapi tetap satu jua. Keragaman budaya di Indonesia adalah sesuatu yang tidak dapat
dipungkiri keberadaannya.

Pertemuan-pertemuan dengan kebudayaan luar juga mempengaruhi proses asimilasi


kebudayaan yang ada di Indonesia sehingga menambah ragamnya jenis kebudayaan yang ada
di Indonesia. Kemudian juga berkembang dan meluasnya agama-agama besar di Indonesia
juga ikut mendukung perkembangan kebudayaan Indonesia sehingga mencerminkan
kebudayaan agama tertentu. Bisa dikatakan bahwa, Indonesia adalah salah satu negara
dengan tingkat keaneragaman budaya atau tingkat heterogenitasnya yang sangat tinggi. Tidak
saja keanekaragaman budaya kelompok suku bangsa namun juga keanekaragaman budaya
dalam konteks peradaban, tradsional hingga ke modern, dan kewilayahan. Dengan
keanekaragaman kebudayaannya Indonesia dapat dikatakan mempunyai keunggulan
dibandingkan dengan negara lainnya.
Sejarah membuktikan bahwa kebudayaan di Indonesia mampu hidup secara
berdampingan, saling mengisi, dan ataupun berjalan secara paralel. Misalnya kebudayaan
kraton atau kerajaan yang berdiri sejalan secara paralel dengan kebudayaan berburu meramu
kelompok masyarakat tertentu. Dalam konteks kekinian dapat kita temui bagaimana
kebudayaan masyarakat urban dapat berjalan paralel dengan kebudayaan rural atau pedesaan,
bahkan dengan kebudayaan berburu meramu yang hidup jauh terpencil. Hubungan-hubungan
antar kebudayaan tersebut dapat berjalan terjalin dalam bingkai ”Bhinneka Tunggal Ika” ,
dimana bisa kita maknai bahwa konteks keanekaragamannya bukan hanya mengacu kepada
keanekaragaman kelompok sukubangsa semata namun kepada konteks kebudayaan.
B. Rumusan Masalah
1. Makna Bhinneka Tunggal Ika
2. Antisipasi ancaman, tantangan, hambatan, dan gangguan dalam membangun integrasi
nasional
3. Strategi Mengatasi Ancaman dan Pengembangan Integrasi Nasional Dalam Bingkai
Bhineka Tunggal Ika

C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui makna Bhinneka Tunggal Ika
2. Memberi gambaran tentang pentingnya kehidupan yang ber-bhinneka tunggal ika
3. Mengetahui strategi dalam mengatasi ancaman terhadap Negara dalam membangun
integrasi nasional dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika
BAB II
PEMBAHASAN

A. Kebhinnekaan Bangsa Indonesia


Kalimat Bhinneka Tunggal Ika terdapat dalam buku Sutasoma, karangan Mpu
Tantular pada masa kerajaan Majapahit sekitar abad ke-14. Dalam buku Sutasoma
(Purudasanta), pengertian Bhinneka Tunggal Ika lebih ditekankan pada perbedaan bidang
kepercayaan juga keanekaragam agama dan kepercayaan di kalangan masyarakat
Majapahit.
Bagi bangsa Indonesia semboyan Bhineka Tunggal Ika merupakan dasar untuk
mewujudkan persatuan dan kesatuan Indonesia. Perwujudan semboyan Bhineka Tunggal
Ika dalam kehidupan sehari-hari dilakukan dengan cara hidup saling menghargai antara
masyarakat yang satu dengan yang lainnya tanpa memandang suku
bangsa,agama,bahasa,adat istiadat, warna kulit dan lain-lain. Seperti di ketahui Indonesia
merupakan negara kepulauan yang terdiri dari beribu-ribu pulau dimana setiap daerah
memiliki adat istiadat,bahasa,aturan,kebiasaan dan lain-lain yang berbeda antara yang
satu dengan yang lainnya tanpa adanya kesadaran sikap untuk menjaga Bhineka tunggal
Ika pastinya akan terjadi berbagai kekacauan di dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara. Dengan semboyan Bhineka Tunggal Ika kita harus membuang jauh-jauh sikap
mementingkan dirinya sendiri atau daerahnya sendiri tanpa perduli kepentngan bersama.
Bila hal tersebut terjadi pastinya negara kita ini akan terpecah belah. Oleh sebab itu
marilah kita jaga bhineka tunggal ika dengan sebaik-baiknya agar persatuan bangsa dan
negara Indonesia tetap terjaga.

B. Faktor-Faktor Pembentuk Integrasi Nasional


Ada beberapa faktor pembentuk integrasi nasional yaitu sebagai berikut.
1. Adanya rasa senasib dan seperjuangan yang diakibatkan oleh faktor sejarah.
2. Adanya ideologi nasional yang tercermin dalam simbol negara yaitu Garuda
Pancasila dan semboyan Bhinneka Tunggal Ika.
3. Adanya tekad serta keinginan untuk bersatu di kalangan bangsa indonesia seperti
yang dinyatakan dalam Sumpah Pemuda.
4. Adanya ancaman dari luar yang menyebabkan munculnya semangat nasionalisme di
kalangan bangsa Indonesia.
5. Penggunaan bahasa Indonesia.
6. Adanya semangat persatuan dan kesatuan dalam bangsa, bahasa, dan tanah air
Indonesia.
7. Adanya kepribadian dan pandangan hidup kebangsaan yang sama, yaitu Pancasila.
8. Adanya jiwa dan semangat gotong royong, solidaritas, dan toleransi keagamaan yang
kuat.
9. Adanya rasa senasib sepenanggungan akibat penderitaan penjajahan.
10. Adanya rasa cinta tanah air dan mencintai produk dalam negeri.
Selain faktor pembentuk terdapat juga faktor-faktor yng dapat menghambat
adanya integrasi nasional. Faktor-faktor tersebut ialah.
1. Kurangnya penghargaan terhadap kemajemukan yang bersifat heterogen.
2. Kurangnya toleransi antargolongan.
3. Kurangnya kesadaran dari masyarakat Indonesia terhadap ancaman dangangguan dari
luar.
4. Adanya ketidakpuasan terhadap ketimpangan dan ketidakmerataan hasil-hasil
pembangunan.
Upaya untuk mencapai integrasi nasional dapat dilakukan dengan cara menjaga
keselarasan antarbudaya. Hal itu dapat terwujud jika ada peran serta pemerintah dan
partisipasi masyarakat dalam proses integrasi nasional.

C. Antisipasi Ancaman, Tantangan, Hambatan, dan Gangguan dalam Membangun


Integrasi Nasional
1. Pendidikan
Pendidikan merupakan media utama membangun peradaban dan kesejahteraan hidup
manusia. pendidikan menjadikan manusia berpengetahuan, cerdas, terampil dan
berkarakter, namun tidak merugikan orabg banyak serta yang bersangkutan tidak di
perbudak oleh orang lain
2. Pembangunan
Pada dasarnya pembangunan untuk meningkatkan kesejahteraan manusia.
Pembangunan dapat mengantisipasi terhadap berbagai ancaman, tantangan, hambatan
dan gangguan dalam mewujudkan integrasi nasional. Tidak mungkin pembangunan
dapat dilaksanakan tanpa kondisi integrasi
3. Penegakan Hukum dan keadilan
Pembiaran terjadinya pelanggaran hukum dan keadilan bisa menyebabkan rasa tidak
aman, tidak nyaman , dan semakin meningkatkan kriminalitas. Oleh kerenanya,
penegakan hukum dan keadilan bisa mencegah terjadinya berbagai macam tindakan
yang dapat menjadi ancaman, tantangan, gangguan dan hambatan dalam membangun
integrasi nasional
4. Penghormatan HAM
Penghormatan HAM menjadikan manusia mendapatkan pelakuan dan kesempatan
yang dalam kehidupan bernegara, Penegakan HAM dapat menghindari terjadinya
KKN, kriminalitas, invasi dan penetrasi asing dalam berbagai bidang
5. Penguatan alutsista dan sumber daya manusia
Alutsista adalah alat utama sistem persenjataan tentara nasional Indonesia.
Kebaharuan dan modernisasi alutsista dapat digunakan untuk mengantisipasi berbagai
ancaman, tantangan , gangguan dan hambatan dalam membangun integrasi nasional ,
baik yang datang dari dalam negeri maupun luar negeri. Apalagi kebaharuan tersebut
didukung oleh peningkatan kemampuan dan keterampilan sumber daya manusia yang
mengoperasionalkan
6. Penciptaan suasana aman dan tentram
Penciptaan kondisi yang aman dan tentram pada suatu lingkungan adalah tanggung
jawab semua pihak ,bukan hanya tanggung jawab semua pihak , bukan hanya
tanggung jawab aparat keamanan.
7. Penghapusan KKN (korupsi, kolusi, dan nepotisme)
Praktik KKN di Indonesia bisa dikatakan sudah mendarah daging dan dilakukan
dalam berbagai cara. pe;akunya tidak hanya aparat pemerintahan saja, buruh pun bisa
melakukan KKN. Dampaknya bisa langsung dan tidak langsung terhadap ekstistensi
bangsa. Oleh karenanya penghapusan KKN harus serius dilakukan sebagai antispasi
terjadinya disintegrasi bangsa.

D. Strategi Mengatasi Ancaman dan Pengembangan Integrasi Nasional Dalam Bingkai


Bhineka Tunggal Ika
1. Strategi Menghadapi Ancaman Militer
Dalam mengahadapi ancaman militer, disiapkan komponen utama untuk
melaksanakan Operasi Militer dalam Perang (OMP) dan komponen cadangan
dilaksanakan sebagai pengganda komponen utama bila diperlukan, melalui proses
mobilisasi/demobilisasi. Selagi komponen pertahanan siap dikerahkan, namun setiap
bentuk perselisihan diutamakan melalui jalan damai terlebih dahulu. Penggunaan
kekuatan pertahanan hanya dilaksanakan apabila cara damai tidak berhasil.
Berikut adalah beberapa ancaman militer yang saat ini terjadi dan pernah
terjadi di Indonesia:
a. Saat ini, TNI terpecah menjadi beberapa kubu sehingga memungkinkan perang
saudara antar TNI yang berkelanjutan yang dapat membuat integrasi Indonesia
terancam.
b. 19 Desember 1948 : Agresi militer Belanda II di kota Yogyakarta yang saat itu
masih ibu kota Indonesia.
c. 4 Desember 2011 : kekerasan bersenjata di Nanggroe Aceh Darussalam
d. 24 dan 25 Februari 2007 terjadi pelanggaran wilayah yang dilakukan Malaysia
terhadap Indonesia yang berlokasi di Ambalat yaitu terletak di laut Sulawesi.
2. Strategi Menghadapi Ancaman Nir Militer
a. Strategi dalam menghadapi ancaman di bidang ideology
Strategi menghadapi ancaman ini dihadapi dengan konsep pertahanan berlapis
berikut:
1) Lapisan terdepan dalam konsep penanganannya terdiri atas unsur pertahanan
nir-militer, yakni kementrian atau lembaga pemerintah non-kementrian yang
membidangi ideologi.
2) Unsur pemerintah yang membidangi politik dalam dan luar negeri
mengerahkan seluruh istrumen pemerintahan untuk menangkal pihak lain
yang mengancam ideologi Pancasila.
3) Unsur pemerintah yang membidangi informasi mempercepat gerakan untuk
melakukan operasi informasi imbangan sehingga masyarakat dapat menangkal
berbagai pengaruh asing yang mengancam ideologi.
b. Strategi dalam menghadapi ancaman di bidang politik
Strategi pertahanan ancaman di bidang politik ditentukan oleh kemampuan sistem
politik dalam menanggulangi segala bentuk ancaman yang ditujukan kepada
kehidupan politik bangsa Indonesia. Terwujud dengan kehidupan politik
berlandaskan demokrasi Pancasila dan politik luar negeri bebas aktif. Langkah –
langkah yang ditempuh:
1) Pendekatan ke dalam
Pembangunan sistem politik demokrasi yang menghargai kebhinnekaan atau
kemajemukan bangsa. Tertulis dalam 3 pilar penataan kedalam :
a. Penguatan penyelenggaraan pemerintah Negara yang sah, efektif, bersih,
berwibawa, dan bebas KKN, serta bertanggung jawab.
b. Penguatan lembaga legislative
c. Penguatan kekuatan politik nasional
2) Pendekatan keluar
Menciptakan diplomasi dengan Negara lain secara dinamis , diwujudkan dengan:
a. Pada lingkup internal: Penciptaan kestabilan Negara dan ekonomi bangsa.
b. Pada lingkup regional: diplomasi aktif dalam peningkatan kerjasama.
c. Pada lingkup supraregional : politik luar negeri Indonesia untuk meningkatkan
kerjasama antar Negara dengan fokus menjaga keutuhan wilayah NKRI.
d. Pada lingkup global : memperjuangkan kepentingan nasional melalui
keberadaan Indonesia dalam PBB serta mengidentifikasi ancaman yang
mungkin terjadi sehingga dapat mencegah ancaman tersebut.
3. Strategi dalam menghadapi ancaman di bidang ekonomi
Keberadaan lembaga-lembaga ekonomi dunia seperti IMF (International
Monetary Fund), Bank Dunia (World Bank) dan WTO (World Trade Organization)
belum sepenuhnya memihak kepentingan negaranegara berkembang. Dengan kata
lain negara-negara berkembang hanya mendapat sedikit manfaat bahkan menderita
karena kebijakan yang salah dan aturannya yang tidak jelas. Hal tersebut dikarenakan
ketiga lembaga tersebut selama ini selalu berada di bawah pengawasan pemerintahan
negara-negara maju, sehingga semua kebijakannya selalu memihak kepentingan-
kepentingan negara maju. Sistem ekonomi kerakyatan merupakan senjata ampuh
untuk melumpuhkan ancaman di bidang ekonomi dan memperkuat kemandirian
bangsa kita dalam semua hal. Untuk mewujudkan hal tersebut, perlu kiranya segera
diwujudkan hal-hal di bawah ini:
Diantaranya adalah sebagai berikut :
a. Menghadapi ancaman ekonomi dari internal :
1. penciptaan lapangan kerja padat karya
2. pembangunan infrastruktur,
3. penciptaan iklim usaha yang kondusif,
4. pemilihan teknologi tepat guna
b. Menghadapi ancaman ekonomi dari eksternal:
Indonesia harus membangun dan menjaga hubungan baik dengan negara-
negara yang memiliki kekuatan ekonomi-politik dunia.
c. Untuk pertahanan militer dalam menghadapi ancaman berdimensi ekonomi:
1. mengembangkan pilihan strategis untuk membantu unsur utama dari
pertahanan nir-militer
2. meningkatkan usaha pertahanan untuk menciptakan kondisi keamanan
nasional dan kebutuhan pokok masyarakat terutama di daerah-daerah
pedalaman.
3. Program Bakti TNI yang melibatkan kerja sama dengan unsur pertahanan nir-
militer lainnya lebih ditingkatkan pada perbaikan sarana prasarana masyarakat
yang membawa dampak pada peningkatan kemampuan ekonomi masyarakat.
d. Strategi dalam menghadapi ancaman di bidang sosial budaya
Memelihara keseimbangan dan keselarasan fundamental, yaitu:
1. Keseimbangan antara manusia dengan Tuhan
2. Keseimbangan antara manusia dengan alam semesta
3. Keseimbangan antara manusia dengan masyarakat
4. Keseimbangan kemajuan lahir dan kesejahteraan batin
Meningkatkan semangat persatuan bangsa dengan memperhatikan perkembangan
tradisi, pendidikan, kepemimpinan, integrasi nasional, kepribadian bangsam
persatuan dan kesatuan bangsa dan pelestarian alam
E. Contoh Kasus Integrasi Nasional
1. Pemberontakan Partai Komunis Indonesia
Pemberontakan pertama dilakukan di Madiun, Jawa Timur pada September 1948.
Pemberontakan ini dipimpin oleh Muso, seorang tokoh Partai Komunis Indonesia
yang ingin membentuk Republik Soviet Indonesia.
2. Pemberontakan DI/TII
Gerakan ini juga muncul sebagai bentuk sikap penolakan terhadap isu dari
Perjanjian Renville. Karena berdasarkan Perjanjian Renville, TNI dan para laskar
harus meninggalkan kantong-kantong wilayah yang telah mereka kuasai,
termasuk Jawa Barat. Namun, Kartosuwirjo dan kawan-kawan menolak
meninggalkan Jawa Barat.
3. Gerakan Andi Azis
Gerakan Andi Azis ini diawali dengan kegiatan pasukan APRIS dengan kekuatan
KNIL yang suka sering melakukan provokasi dan konflik  dengan pasukan
APRIS/TNI. Mereka melakukan tindakan kekerasan terhadap penduduk yang tinggal
di dekat markas KNIL dan juga anggota APRIS/TNI.

Anda mungkin juga menyukai