Anda di halaman 1dari 15

LK. 2.

1 Eksplorasi Alternatif Solusi

Masalah terpilih
Akar Penyebab
No. yang akan Eksplorasi alternatif solusi Analisis alternatif solusi
masalah
diselesaikan
1 Rendahnya Literasi Guru belum Kajian Literatur 1. Analisis Pros – Cons PBL untuk
sains siswa mengintegrasikan Teoritis meningkatkan Literasi siswa
literasi sains 1. Problem Based Learning menjadi sebuah
dalam model model pembelajaran yang berusaha Kekuatan:
pembelajaran menerapkan masalah yang terjadi dalam dunia 1. Aktivitas pembelajaran PBL
yang dipakai nyata sebagai sebuah konteks bagi para siswa memfasilitasi siswa untuk meningkatkan
dalam berlatih bagaimana cara berpikir kritis ketertarikan mereka terhadap issu ilmiah
dan mendapatkan ketrampilan dalam dalam proses pemecahan masalah.
pemecahan masalah.Ini sejalan dengan 2. Aktivitas pembelajaran mampu
pembelajaran IPA yang didalamnya mendorong siswa untuk meningkatkan
mengandung berbagai masalah yang berkaitan rasa ingin tahu yang tinggi sehingga
dengan kehidupan sehari-hari siswa. memotivasi siswa untuk meningkatkan
Sumber : ketertarikannya terhadap issu-issu ilmiah.
Kamdi, W dkk. 2007. Model-Model Pembelajaran Kelemahannya :
Inovatif. Universitas Negeri Malang : Malang 1. Keberhasilan PBL membutuhkan waktu
yang cukup lama
Empiris
1. Dari penelitian yang dilakukan dapat Sumber :
disimpulkan bahwa: implementasi model Ridwan Abdullah Sani.2014 “Pembelajaran
pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Saintifik untuk Implemenatsi Kurikulum
dapat meningkatkan kemampuan literasi sains 2013”, Penerbit Bumi Aksara : Jakarta
secara signifikan. Model PBL sesuai diterapkan
untuk merangsang ketertarikan peserta didik
kepada issu ilmiah, meningkatkan inkuiri
ilmiah, dan mendorong rasa tanggung jawab
peserta didik terhadap lingkungan sekitarnya
Sumber :
I Made Sudiana , Ni Putu Siska Ratna Ulan Dari.
2022. Penerapan Model Problem Based Learning
Pada Pembelajaran Ipa Terpadu Terhadap
Kemampuan Literasi Sains Peserta Didik SMP.
OJS Mahadewa No.1 Vol.1

2. Penggunaan multimedia pembelajaran


berpengaruh terhadap literasi sains siswa pada 1. Analisis Pros – Cons Penggunaan
tingkat SMP Negeri di kota Mataram multimedia pembelajaran untuk
dikarenakan peningkatan literasi sains peserta meningkatkan Literasi siswa
didik di kelas eksperimen lebih tinggi
dibandingkan dengan kelas kontrol. Kekuatan :
Penggunaan multimedia pembelajaran lebih 1. Peserta didik dapat fokus untuk melihat
berpengaruh pada kompetensi literasi sains materi yang diberikan dari bantuan
siswa yang pertama yaitu menjelaskan multimedia
fenomena secara ilmiah. 2. Siswa lebih tertarik dengan fenomena-
fenomena yang disajikan dalam bentuk
Sumber : gabungan gambar, gerak dan suara.
Norma Juliati.2020. Penggunaan Multimedia Kelmahan :
Pembelajaran Untuk Meningkatkan Literasi Sains 1. Persiapan untuk membuat multimedia
Siswa. Jurnal Pijar MIPA cukup lama.

3. Upaya peningkatan literasi sains di Indonesia Analisis Pros – Cons pembelajaran


dapat dilakukan dengan pembelajaran berbasis berbasis etnosains
etnosains. Dimana pendekatan etnosains Kekuatannya :
merupakan strategi penciptaan lingkungan
belajar dan perancangan pengalaman belajar
yang mengintregasikan budaya sebagai bagian 1. Pembelajaran menjadi kontekstual dan
dari proses pembelajaran. Pentingnya terasa dekat dengan budaya masyarakat
pembelajaran menggunakan pendekatan setempat.
budaya lokal dan lingkungan sekitar atau Kelemahan:
pendekatan etnosains sebagai sumber belajar 2. Hanya dapat digunakan untuk materi-
supaya proses belajar lebih bermakna bagi materi pelajaran yang bersifat faktual.
peserta didik dan dapat mempengaruhi
peningkatan hasil akademik peserta didik.

Sumber :
Utami Dian Pertiwi, Umni Yatti Rusyda Firdausi.2019.
Upaya Meningkatkan Literasi Sains Melalui
Pembelajaran Berbasis Etnosains. Indonesian Journal
of Natural Science Education (IJNSE)
Analisis Pros – Cons Pendekatan TPACK
yang dipadukan dengan model discovery
1. Pendekatan TPACK yang dipadukan dengan
learning
model discovery learning mendorong siswa
Kekuatan :
untuk melakukan pemecahan masalah yang
1. Pembelajaran dengan menggunakan
menjadi topik pembelajaran, melatihkan literasi
simulasi lebih efektif dibandingkan
sains yaitu menggunakan kemampuan sainsnya
pengajaran tradisional
dalam menjelaskan fenomena secara ilmiah,
serta mengumpulkan informasi dan bukti 2. Mendorong siswa untuk melakukan
ilmiah untuk penyelesaian masalah. pemecahan masalah yang menjadi topik
pembelajaran
Sumber : Kelemahan :
L.U.Irmita & S.Atun.2017.Pengembangan Perangkat 1. Kelebihan beban kognitif memberikan
Pembelajaran Menggunakan Pendekatan Tpack Untuk kemungkinan adanya kebingungan pada
Meningkatkan Literasi Sains. Jurnal Tadris Kimiya siswa, membentuk miskonsepsi jika
kurang ada panduan dari guru,
Kesimpulan dari Literatur 2. Siswa yang berkemampuan rendah akan
Untuk meningkatkan literasi pembelajaran bisa merasa kesulitan.
memilih model pembelajaran yang memantik literasi
sains siswa seperti PBL dan bisa didukung dengan
penggunaan media yang sesuai dengan karakteristik
materi dan siswa.

Hasil wawancara Guru IPA (Melly Astuti,S.Pd)


1. Mencari sumber materi dari berbagai sumber agar
wawasan mereka luas
2. Menggunakan media yang menarik
3. Menggunakan Lembar Kerja yang bergambar agar
menarik
Hasil wawancara Guru Penggerak (Farid
Pamungkas, S.Pd)
1. Mengintegrasikan literasi sains dalam bentuk
konten yang menarik
2. Menyajikan materi yang lebih konstektual

Hasil wawancara Kepala Sekolah (H.Dedi Kusnadi


S.Pd M,Pd)
1. Menggunakan strategi pembelajaran dan model
pembelajaran yang tepat
2. Penggunaan media yang inovatif, banyak fasilitas
media yang ada di sekolah seperti infokus, torso,
charta,dll.
3. Memberikan sumber ajar alternatif yang update

Kesimpulan dari wawancara :


Untuk meningkatkan literasi sains siswa maka
pembelajaran haruslah kontekstual, bahan ajar yang
menarik dan model pembelajaran yang inovatif.
2 Siswa yang pasif Guru belum bisa Kajian Teoritis Analisis Pros – Cons Model pembelajaran
dalam memanajemen 1. Problem Based Learning menjadi sebuah PBL :
pembelajaran kelas dengan model pembelajaran yang berusaha Kekuatan :
optimal dan lebih menerapkan masalah yang terjadi dalam dunia 1. Meningkatkan partisipasi keaktifan
mendominasi nyata sebagai sebuah konteks bagi para siswa siswa dalam proses pembelajaran,
pembelajaran dalam berlatih bagaimana cara berpikir kritis 2. Siswa dituntut untuk berfikir
(teacher senter), dan mendapatkan ketrampilan dalam menganalisis masalah yang diberikan
pemecahan masalah (Kamdi, 2007:77). Ini oleh guru
sejalan dengan pembelajaran IPA yang 3. Siswa berdiskusi dengan kelompoknya
didalamnya mengandung berbagai masalah untuk saling bertukar pikiran maupun
yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari bertukar informasi dari pengetahuan
siswa. masing-masing
Sumber : 4. Kemudian siswa dituntut mengolah
Kamdi, W dkk. 2007. Model-Model informasi atau data yang telah
Pembelajaran Inovatif. Universitas Negeri didapatkan dengan melakukan
Malang : Malang percobaan.
Empiris : 5. Siswa tidak hanya berperan sebagai
penerima pelajaran melalui penjelasan
1. Model pembelajaran Problem Based Learning guru secara verbal, tetapi mereka
merupakan model pembelajaran yang efektif berperan untuk menemukan sendiri inti
diterapkan dalam pembelajaran karena siswa dari materi pelajaran itu sendir
secara aktif memaksimalkan kemampuan
berpikirnya melalui kegiatan kerja kelompok Kelemahan :
atau tim yang sistematis, sehingga siswa dapat 1. Pada saat tahap pelaksanaan diskusi
memberdayakan, mengasuh, menguji, dan kelompok terkadang kelas menjadi
mengembangkan kemampuan berpikirnya gaduh.
secara berkesinambungan. PBL lebih 2. Alokasi waktu yang cukup banyak juga
mengutamakan keaktifan siswa karena kegiatan dibutuhkan untuk menerapkan model
dalam PBL meliputi pengamatan terhadap pembelajaran Problem Based Learning.
masalah, perumuskan terhadap hipotesis,
perencanakan penelitian sampai Sumber :
pelaksanaannya, hingga mendapatkan sebuah Amir (2009:18),
kesimpulan dari jawaban atas permasalahan Amir, Taufiq. 2009. Inovasi Pendidikan
yang diberikan. Melalui Problem Based Learning. Jakarta:
Sumber : Kencana Prenada Media Group.
Evi Yuliasari, Eksperimentasi Model PBL Dan
Model GDL Terhadap Kemampuan Pemecahan
Masalah Matematis Ditinjau Dari Kemandirian
Belajar The Effect Of PBL and GDL Model to
Mathematical Problem Solving Ability Viewed
From Self Regulated Learning, JIPM (Jurnal
Ilmiah Pendidikan Matematika), VOL. 6.NO. 1
(2017) Analisis Pros – Cons Model TGT
Kekuatan :
2. Aktivitas belajar dengan model TGT 1. Melatih siswa mengungkap atau
memungkinkan siswa dapat belajar lebih menyampaikan agasan/idenya.
rileks disamping menumbuhkan tanggung 2. Melatih siswa untuk menghargai
jawab, kerjasama, persaingan sehat, dan pendapat atau gagasan orang
keterlibatan belajar. Dengan adanya lain.
kompetisi kelompok harapannya adalah 3. Menumbuhkan rasa tanggung jawab
siswa dapat saling berinterkasi, mampu sosial
bekerja sama dan termotivasi untuk menjadi 4. Melatih siswa untuk mampu
kelompok terbaik. Dengan demikian siswa mengaktualisasikan dan
lebih antusias dalam mengikuti pembelajaran. mengoptimalkan dirinya menghadapi
perubahan yang terjadi.
Sumber : 5. Melatih siswa untuk mampu
Wahyu Astuti, Firosalia Kristin. 2017. mengembangkan potensi individu yang
Penerapan Model Pembelajaran Teams Games berhasil guna dan berdaya guna, kreatif
Tournamen Untuk Meningkatkan Keaktifan dan bertanggung jawab.
dan hasil Belajar IPA. Jurnal Ilmiah Sekolah Kekurangannya antara lain:
Dasar.Vol.1 (3) 1. Kadang hanya beberapa siswa yang aktif
dalam kelompoknya.
2. Kendala teknis, misalnya masalah
tempat duduk kadang sulit atau
kurang mendukung untuk diatur
keanggotaan kelompok.
3. Membutuhkan banyak waktu
Sumber :
Wahyu Astuti, Firosalia Kristin.
2017. Penerapan Model
Pembelajaran Teams Games
Tournamen Untuk Meningkatkan
Keaktifan dan hasil Belajar IPA.
Jurnal Ilmiah Sekolah Dasar.Vol.1

Analisis Pros – Cons Model PBL dengan


Media powerpoint
Kekuatan :
1. Penyajiannya materi menjadi lebih
menarik karena ada permainan warna,
3. Penggunaan model pembelajaran berbasis huruf, dan animasi baik animasi teks
masalah dengan media gambar efektif maupun animasi gambar atau foto;
digunakan untuk meningkatkan hasil belajar 2. Lebih merangsang anak untuk
IPA siswa mengetahui lebih jauh informasi tentang
(Dewi & Hosein Radia, 2019) bahan ajar yang tersaji;
3. Pesan informasi secara visual mudah
Sumber dipahami peserta didik;
Dewi, Y., & Hosein Radia, E. (2019). 4. Tenaga pendidik tidak perlu banyak
Penerapan Model Pembelajaran Berbasis menerangkan bahan ajar yang sedang
Masalah Berbantu Media Gambar Guna disajikan;
Meningkatkan Hasil Belajar. Journal of 5. Dapat diperbanyak sesuai dengan
Education Action kebutuhan, dan dapat dipakai secara
berulang-ulang;
6. Dapat disimpan dalam bentuk data optik
atau magnetik (CD/disket/flashdisc),
sehingga praktis untuk dibawa kemana-
mana
Dewi, Y., & Hosein Radia, E. (2019).
Penerapan Model Pembelajaran Berbasis
Masalah Berbantu Media Gambar Guna
Meningkatkan Hasil Belajar. Journal of
Education Action

Analisis Pros-Cons Pembelajaran


Quantum berbantuan permainan
Kekuatan :
1. Memberikan kesempatan kepada
siswa untuk berinteraksi langsung
dalam lingkungan belajar
4. Pembelajaran Quantum berbantuan permainan 2. Memberikan kesempatan pada siswa
dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa untuk lebih aktif berinteraksi
yang berdampak pula terhadap hasil belajar terhadap lingkungan belajar melalui
siswa. Tidak hanya itu, pembelajaran kegiatan diskusi
Quantum juga dapat meningkatkan motivasi,
aktivitas, dan pemahaman konsep siswa. Kelemahannya :
Keberhasilan penelitian-penelitian tersebut 1. Harus ada manajemen waktu yang baik
mendukung keberhasilan penelitian tentang agar sesuai sintaknya, karena melibatkan
pengaruh pembelajaran Quantum berbantuan permainan kadang tidak bisa mengontrol
permainan dalam pembelajaran terhadap waktu
keaktifan dan hasil belajar
Sumber : Sumber :
Ni Nyoman Nitha Samadhi, Putu Nanci Ni Nyoman Nitha Samadhi, Putu
Riastini.(2017).Pengaruh Pembelajaran Quantum Nanci Riastini.(2017).Pengaruh
Berbantuan Permainan Dalam Pembelajaran Pembelajaran Quantum Berbantuan
Terhadap Keaktifan Dan Hasil Belajar Kognitif Permainan Dalam Pembelajaran Terhadap
IPA Siswa Kelas V.International Journal of Keaktifan Dan Hasil Belajar Kognitif
Elementary Education. Vol.1(3) IPA Siswa Kelas V.International Journal
of Elementary Education. Vol.1(3)

Kesimpulan dari Literatur :


- Model-model pembelajaran yang dapat
meningkatkan keaktifan siswa dalam mengikuti
kegiatan pembelajaran cukup banyak, memiliki
kekuatan dan kelemahan sendiri-sendiri.
Penerapannya bisa disesuaikan dengan
kebutuhan tujuan pembelajaran, materi dan
karakteristik siswa serta fasilitas yang sekolah
masing-masing miliki.

Hasil wawancara Guru IPA (Melly Astuti,S.Pd)


1. Menggunakan metode pembelajaran diskusi
2. Melakukan pemetaan kelompok yang heterogeny
aar saling mendukung untuk aktif
3. Melakukan game dalam pembelajaran
4. Memberikan reward kepada siswa

Hasil wawancara Guru Penggerak (Farid


Pamungkas, S.Pd)
1. Penerapan pembelajaran yang berdiferensiasi
sehingga anak akan aktif karena melakukan
aktivitas sesuai minat mereka
2. Penggunakan metode Belajar sambil bermain

Hasil wawancara Kepala Sekolah (H.Dedi Kusnadi


S.Pd M,Pd)
1. Menggunakan strategi pembelajaran dan model
pembelajaran yang tepat
2. Memberikan pertanyaan pemantik yang membuat
anak aktif
3. Pembelajaran yang berpihak pada murid dengan
memahami kondisi emosional siswa

Kesimpulan dari wawancara :


Untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan
pembelajaran maka pemilihan model dan metode
pembelajaran. Pembelajaran juga bisa ditambahkan
permainan agar lebih menyenangkan.

Anda mungkin juga menyukai