Anda di halaman 1dari 94

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Manajemen adalah suatu proses unik dan khas yang terdiri atas

tindakan – tindakan perencanaan, pengorganisasian, pengerakan serta

pengendalian yang dilakukan guna menetukan arah serta mencapai tujuan

yang telah ditentukan sebelumnya melaui pemanfaatan SDM serta sumber

daya lain.( Lawrence,A. Apply)

Manajemen merupakan suatu yang terjadi proses dalam

menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain, sedangkan dalam

keperawatan manajemen adalah suatu proses bekerja melalui anggota

( staf ) keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan secara

professional. Untuk mencapai hal tersebut diperlukan suatu pemahaman

konsep tentang bagaimana mengelola dan memimpin orang lain dalam

mencapai tujuan asuhan keperawatan yang berkualitas. Pratika senior

merupakan aplikasi antara manajemen ruangan dan pengelolaan kasus.

Sebagai perawat professional diharapkan mampu mengelola sebuah

proses secara keseluruhan yang memungkinkan orang lain dapat

menyelesaikan tugasnya dalam memberikan asuhan keperawatan

peningkatan derajat kesehatan pasien menuju kearah kesehatan yang

optimal ( Nursalam 2002 ).

Manajamen yang baik akan berpengaruh terhadap Praktek

keperawatan profesional yang diterapkan di rumah sakit diharapkan dapat

1
memperbaiki asuhan keperawatan yang diberikan untuk pasien dimana

lebih diutamakan pelayanan yang bersifat interaksi antar individu.

Pernyataan tersebut juga sesuai dengan ciri-ciri dari pelayanan

keperawatan profesional yaitu memiliki otonomi, bertanggung jawab dan

bertanggung gugat (accountability), menggunakan metode ilmiah,

berdasarkan standar praktik dan kode etik profesi, dan mempunyai aspek

legal. MPKP merupakan suatu praktek keperawatan yang sesuai dengan

kaidah ilmu menejemen modern dimana kaidah yang dianut dalam

pengelolaan pelayanan keperawatan di ruang MPKP adalah pendekatan

yang dimulai dengan perencanaan.

Perencanaan di ruang MPKP adalah kegiatan perencanaan yang

melibatkan seluruh personil (perawat) ruang MPKP mulai dari kepala

ruang, Perawat Primer (PP) dan Perawat Asosiet (PA). Pelayanan

keperawatan yang diberikan di ruang MPKP memiliki pedoman dan dasar

yang dapat dipertanggungjawabkan bukan atas dasar kehendak perawat

sendiri dimana pelayanan yang diberikan disesuaikan dengan masalah

pasien sehingga asuhan keperawatan yang diberikan dapat efektif dan

efisien sesuai sasaran masalah yang terjadi pada pasien. Asuhan

keperawatan yang diberikan pada pasien yaitu meliputi pelayanan bio-

psiko-sosial-spiritual jadi meliputi segala aspek kehidupan dari pasien

tersebut baik dari kesehatan fisik/jasmaninya, pikirannya, interaksi

sosialnya maupun keagamaannya.

Dengan demikian di harapkan kedepan setelah melakukan praktik

manajemen di Rumah sakit dapat menambah kapasitas kemampuan untuk

2
menggunakan manajemen sebagai alat untuk mengelola atau mengatur setiap

kasus yang ada sehingga dapat dikaji dianalisa dari mulai proses perencanaan

(planning), pelaksanaan (Actuating)dan evaluasi (Evaluation).

B. Tujuan

1. Tujuan Umum :

Penulisan ini bertujuan untuk mengtahui gambaran dari seluruh

kegiatan praktik manajemen keperawatan yang telah dilaksanakan dan

merupakan pertanggung jawaban kepada pihak RS dan Jurusan STIKES

Hamzar.

2. Tujuan Khusus :

a. Mempelajari profil Rumah Sakit dr R.Soedjono Selong.

b. Menganalisa situasi manajemen dari Rumah Sakit Dr R.Soedjono

Selong.

c. Mengidentiikasi kebutuhan dan masalah layanan kesehatan yang

terkait dengan manajemen keperawatan berdasarkan analisa situasi

nyata di rumah sakit.

d. Menetapkan prioritas kebutuhan dan masalah manajemen

keperawatan bersama pihak rumah sakit.

e. Menyusun tujuan dan rencana alternatif pemenuhan kebutuhan dan

penyelesaian masalah yang telah ditetapkan.

f. Mengusulkan alternatif pemenuhan kebutuhan dan penyelesaian

masalah yang bersifat teknik operasional bagi Rumah Sakit DR R.

Soedjono Selong.

3
g. Melaksanakan alternatif pemenuhan kebutuhan dan penyelesaian

masalah yang disepakati bersama unit terkait di rumah sakit.

h. Mengevaluasi pelaksanaan kegiatan pada aspek masukan dan proses

pada manajemen keperawatan.

i. Merencanakan tindak lanjut dari hasil yang dicapai berupa upaya

mempertahankan dan memperbaiki hasil melalui kerjasama dengan

unit terkait di Rumah Sakit dr. R. Soedjono Selong.

3. Manfaat

a. Bagi Rumah Sakit

1. Mengetahui sistem manajemen keperawatan serta masalah-

masalah yang ada di ruang NICU.

2. Mampu menganalisa permasalahan manajemen yang belum

optimal dan mencari solusi pemecahan masalahnya.

b. Bagi Institusi Pendidikan

1. Menambah refrensi tentang manajemen keperawatan rumah

sakit

2. Menjadi literatur untuk praktik selanjutnya untuk menyusun

tugas perkuliahan.

c. Bagi Mahasiswa

- Dapat menjadi tambahan pengetahuan dan keterampilan sehingga

mampu untuk menerapkan manajemen keperawatan.

4
BAB II
GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT

A. Rumah Sakit dr. R. Soedjono Selong

1. Sejarah Singkat Rumah sakit

Rumah Sakit Umum Daerah Dr. R. Soedjono Selong yang

pada awalnya adalah praktek pribadi didirikan oleh Dr. R. Soedjono

pada tahun 1912 yang selanjutnya berkembang menjadi Poli Pelayanan

Umum hingga Tahun 1932. Poli Pelayanan Umum tersebut pada tahun

1932 dikembangkan menjadi Poliklinik Perawatan dengan kapasitas 10

(sepuluh) tempat tidur (setara dengan Puskesmas Perawatan sekarang).

Poliklinik Perawatan ini kemudian berkembang menjadi Rumah Sakit

Umum Selong yang berlokasi di Puskesmas Selong sekarang.

Setelah Dr. R. Soedjono meninggal, pelayanan medis

dilakukan oleh dokter lain yang ditunjuk. Selanjutnya ditunjuk dokter

dari Belanda sebagai dokter kunjungan dari RSU Mataram ke RSUD Dr.

R. Soedjono Selong. Sejak tahun 1958 s/d 2015 RSUD Dr. R. Soedjono

Selong dipimpin oleh beberapa dokter yaitu :

a. Tahun 1958 sampai dengan 1965 oleh Dr. Vosoeh

b. Tahun 1965 sampai dengan 1966 oleh Dr. Susm

c. Tahun 1966 sampai dengan 1969 oleh Dr. Yuslis Katin

d. Tahun 1969 sampai dengan 1973 oleh Dr. Kosasih

e. Tahun 1973 sampai dengan 1980 oleh Dr. Damhur Kurin

f. Tahun 1980 sampai dengan 1983 oleh Dr. Jaja Koesnandar

g. Tahun 1983 sampai dengan 1988 oleh Dr. Winardi Parto Winars

5
h. Tahun 1988 sampai dengan 1995 oleh Dr. I Gede Ditrajaya

i. Tahun 1995 sampai dengan 1999 oleh Dr. H. Lalu Hafiz

j. Tahun 1999 sampai dengan 2004 oleh Dr. H.  Muchdar

k. Tahun 2004 sampai dengan 2005 oleh Dr. H. Lalu Muh. Iftichar

l. Tanggal 12 Pebruari 2005 sampai dengan 11 April 2005 Pelaksana

tugas Direktur oleh H. Haryadi Djoewayni, SH

m. Tanggal 11 April 2005 sampai dengan 22 September 2008 pelaksana

tugas Direktur oleh Dr. H. M. Hasbi Santoso, M. Kes.

n. Tanggal 22 September 2008 sampai dengan 20 April 2009 Direktrur

RSUD Dr. R. Soedjono Selong adalah Dr. H. Utun Supria, M. Kes

o. Tanggal 20 April 2009 sampai dengan 09 Oktober 2010 Direktur

RSUD Dr. R. Soedjono Selong adalah Dr. H. Mawardi Hamry,

MPPM

p. Tanggal 09 Oktober 2010 sampai dengan 05 September 2013

Direktur RSUD Dr. R. Soedjono Selong adalah Dr. H. M. Hasbi

Santoso, M. Kes.

q. Tanggal 05 September 2013 sampai dengan 15 September 2015

Direktur RSUD Dr. R. Soedjono Selong adalah Drg. Made Pradnya

Adi Putra.

r. Tanggal 15 September 2015 sampai dengan Nopember 2016

Direktur RSUD Dr. R. Soedjono Selong adalah Dr. H. Samsul

Bahri.

s. Sejak Nopember 2015 Direktur RSUD Dr. R. Soedjono Selong

adalah Dr. H. Karsito, Sp.PD.

6
t. Sejak tahun 2018 sampai tahun 2019 Direktur RSUD Dr. R.

Soedjono Selong adalah Dr. H. M. Hasbi Santoso, M. Kes.

u. Sejak Tahun 2020 sampai dengan sekarang Direktur RSUD Dr. R.

Soedjono Selong adalah Dr. Muhammad Tantowi Jauhari

Rumah Sakit Umum Daerah Dr. R. Soedjono Selong

sebagai rumah sakit milik pemerintah Kabupaten Lombok Timur, sejak

tahun 1993 telah ditingkatkan kelasnya dari Rumah Sakit kelas D

menjadi kelas C berdasarkan SK Menkes RI No. 208/Menkes/SK/II/1993

tanggal 26 Februari 1993.

Pada tanggal 31 Desember 2001 RSUD Dr. R. Soedjono

Selong dibawah kepemimpinan Dr. H. Muchdar mendapat pengakuan

dari KARS bahwa telah memenuhi 5 standar Pelayanan Rumah Sakit

yang meliputi : Administrasi Manajemen, Pelayanan Medis, Pelayanan

Gawat Darurat, Pelayanan Keperawatan dan Rekam Medis melalui

Sertifikat Akreditasi Penuh Tingkat Dasar dengan SK. Menkes (Dirjen

Pelayanan Medik) No. YM. 00.03.2.2.2034. Untuk masa berlaku 31

Desember 2001 s/d 31 Desember 2004 , dan pada tanggal 27

Desember 2004 RSUD Dr. R. Soedjono Selong kembali untuk ketiga

kalinya mendapat Pengakuan dari KARS bahwa telah lulus Akreditasi

Penuh Tingkat Dasar untuk 5 Standar Pelayanan dengan SK. Menkes

(Dirjen Pelayanan Medik) No. Hk.00.06.3.5.472 untuk masa berlaku 14

Februari 2005 s/d 14 Februari 2010.

Nama Rumah Sakit Umum Selong yang pada awalnya

bernama RSUD Dr. R. Soedjono Selong berubah menjadi RSU Selong

7
pada masa Kepemimpinan Bupati H. Moh. Sadir (Kolonel TNI-AD)

dan H. Syahdan, SH, MBA, MM.

Selanjutnya pada masa Kepemimpinan Bupati H. Moh.Ali

Bin Dachlan Tahun 2003 dikembalikan lagi namanya menjadi RSUD

Dr. R. Soedjono Selong berdasarkan SK. Bupati Lombok Timur No.

188.45/417/ KUM/2003 Tanggal 12 Nopember 2003 dan dibawah

kepemimpinan Bupati Periode 2008 – 2013 yaitu Drs. H. Sukiman

Azmy, MM. ( Brigjen. TNI – AD) nama Rumah Sakit Menjadi RSUD

Dr. R. Soedjono Selong sampai sekarang.

2. Motto, Visi, Misi, dan Tujuan

Rumah Sakit Umum Daerah dr. R. Soedjono Selong mempunyai

motto, visi, misi dan tujuan sebagai berikut:

a. Motto

Tanggap, Ramah, Professional, Beriman dan bertaqwa

b. Visi

Rumah Sakit Bermutu dan Profesional Untuk Seluruh Lapisan

Masyarakat

c. Misi

1) Memberikan pelayanan kesehatan yang paripurna sesuai

standart dan menjamin keselamatan serta mengutamakan

kepuasan pasien

2) Melengkapi berbagai jenis pelayanan sebagai wujud rumah sakit

rujukan spesialistik di Kabupaten Lombok Timur

3) Menjadi rumah sakit yang profesional melalui pengembangan

8
sumber daya manusia

j. Tujuan :

1) Tujuan Umum : Memberikan pelayanan kesehatan yang optimal

bagi masyarakat khususnya masyarakat di Kabupaten Lombok

Timur, rumah sakit yang memadai untuk pelayanan dalam dunia

medis berteknologi masa kini.

2) Tujuan khusus :

a) Peningkatan mutu pelayanan berdasarkan standar pelayanan

yang telah ditetapkan

b) Peningkatan jumlah dan jenis tenaga kesehatan khususnya

tenaga dokter spesialis.

c) Terwujudnya RS yang bersih, indah, tertib dan aman.

d) Meningkatkan semangat kerja dan kesejahteraan karyawan.

e) Meningkatkan kwalitas dan kwantitas Sumber Daya Manusia.

2. Jenis-jenis Pelayanan Kesehatan

Pelayanan kesehatan yang ada meliputi:

a. Pelayanan Rawat Jalan : terbagi pada 17 poliklinik/unit

b. Pelayanan Rawat Inap : dengan kapasitas 280 tempat tidur yang

terbagi pada 14 ruang rawat inap antara lain interna I, interna II,

bedah, Nifas, Anak, Mata/THT, VK, Syaraf, Askes, VIP, ICU,

NICU, Neo rooming in.

c. Pelayanan Instalasi Gawat Darurat (IGD) 24 jam

d. Pelayanan fisiotherapy

e. Pelayanan Radiologi

9
f. Pelayanan Laboratorium

g. Kegiatan operasi / IBS

h. Kegiatan perinatologi

i. Pelayanan kesehatan gigi dan mulut

j. Pelayanan khusus

k. Pelayanan farmasi

l. Pelayanan visum et repartum.

B. Ruangan Nicu

Ruang Nicu merupakan ruangan lokasi praktik profesi departemen

manajemen keperawatan yaitu ruang perawatan penyakit dalam dengan

batas-batas sebagai berikut:

Utara : Ruang ISPRSD

Timur : Instalasi Gawat Darurat

Barat : Ruang Rumah Tangga dan Perlengkapan

Selatan :.Ruang Mawar

Ruang Nicu terdiri dari tiga ruang perawatan yaitu : Ruang Perawatan,

Ruang Tindakan dan Ruang Isolasi, ruang kerja, ruang admistrasi, dua

kamar mandi perawat.

Jumlah tenaga perawat di ruangan ini sebanyak 16 orang, termasuk kepala

ruangan, ketua tim dan perawat pelaksana.

Pendidikan perawat di ruangan Nicu S1 Keperawatan + Ners , S1

Keperawatan dan D3 Keperawatan.

Berdasarakan status kepegawaiannya Ruang Nicu memilki 6 orang

PNS, 21 orang Tenaga Kontrak

10
BAB III
HASIL PENGKAJIAN DAN ANALISA SERTA SINTESA
PERMASALAHAN MANAJEMEN KEPERAWATAN

A. HASIL PENGKAJIAN

1. 5 M (Man, Materi & Machine, Method, Money, Market)

a. Man (Tenaga, Pasien )

1) Tenaga

1) Perawat

Perawat adalah seseorang yang memiliki pengetahuan ,

keterampilan dan kewenangan untuk memberikan asuhan

keperawatan bagi orang lain berdasarkan ilmu dan kiat yang di

milikinya dalam batas – batas kewenangan yang di milikinya.

(PPNI, 1999; chitty 1997) Keberhasilan Rumah Sakit dalam

memberikan pelayanan kesehatan salah satu indikatornya

ditentukan oleh pemberian asuhan keperawatan yang

berkualitas. Asuhan keperawatan yang berkualitas memerlukan

sumber daya yang sesuai dengan kualitas dan profesionalitas

perawat dalam melaksanakan tugas dan fungsinya. Praktek

profesional yang merupakan ciri profesi yang harus tetap

dipelihara dan ditingkatkan dalam rangka mempertahankan

akuntabilitas dan standar kinerja yang tinggi.

Adapun tenaga keperawatan yang ada di Ruang NICU

berdasarkan status profesinya dapat dilihat pada tabel sebagai

berikut:

11
Tabel : Sumber daya keperawatan berdasarkan jenjang

pendidikan

Status Pendidikan KET


No Nama Petugas Jabatan
Kepegawaian
Kepala S1
1 ZUHRIAH, S.Kep, Ns PNS
Ruangan Keperawatan
2 S1
RIRIN HIDAYAH,S.Kep Perawat PNS
Keperawatan
3 LAELY S1
Perawat PNS
SHOPIANA,S.Kep,Ns Keperawatan
4 Perawat D-III
EVA HELEN, A.Md.Kep PNS
Pengganti Keperawatan
5 RAHAYU WIDYAWATI, Perawat D-III
PNS
A.Md.Kep Pengganti Keperawatan
6 DIAN D-III
Perawat Kontrak
SEPTIANA,A.Md.Kep Keperawatan
7 D-IV
OKTARI SANTIWI,SST Bidan Kontrak
Kebidanan
8 S1
MEILINDA SRI,S.Kep Ns Katim I Kontrak
Keperawatan
9 KOMALA SARI, Perawat D-III
Kontrak
A.Md.Kep Asosiasi Keperawatan
10 HUSNA SAJARATUL, Perawat D-III
Kontrak
A.Md.Kep Asosiasi Keperawatan
11 LIA APRILIANA, Bidan D-III
Kontrak
A.Md.Keb Asosiasi Kebidanan
12 Bidan D-III
HUDIANI, A.Md.Keb Kontrak
Asosiasi Kebidanan
13 DESITA PARADIA, D-III
Katim II Kontrak
A.Md.Kep Keperawatan
14 LIA HARDIANA, Bidan Kontrak D-III

12
A.Md.Keb Asosiasi Kebidanan
5 BETRI SUANDI, Bidan D-III
Kontrak
A.Md.Keb Asosiasi Kebidanan
16 VIKHABIE YOLANDA, Bidan S1
Kontrak
S.Tr.Keb Asosiasi Kebidanan
17 ZURAIDATUL, S.Kep, S1
Katim III Kontrak
Ns Keperawatan
18 WARO’I D-III
Perawat
NURMUHIBBAH, Kontrak Keperawatan
Asosiasi
A.Md.Kep
19 EMA ERPIANA, Bidan D-III
Kontrak
A.Md.Keb Asosiasi Kebidanan
20 BQ.MANHIDAYANTI, Perawat S1
Kontrak
S.Kep, Ns Asosiasi Keperawatan
21 MIA NURMALITA, Bidan D-III
Kontrak
A.Md.Keb Asosiasi Kebidanan
22 LAILA RHAMDANI, D-III
Katim IV Kontrak
A.Md.Kep Keperawatan
23 AYU PURWANTI, Bidan D-III
Kontrak
A.Md.Keb Asosiasi Kebidanan
24 RIZKI HIDAYATI, Bidan D-III
Kontrak
A.Md.Keb Asosiasi Kebidanan
25 NIRMALA ENDANG, Bidan S1
Kontrak
S.Kep, Ns Asosiasi Keperawatan
26 MUZAYYINATUL, Perawat S1
Kontrak
S.Kep, Ns Asosiasi Keperawatan
27 DESIX AYUDIANA Admin PNS SMA
Total 27 100
Sumber : Data primer yang diolah dari wawancara

Berdasarkan data di atas diperoleh tenaga yang terbanyak

yang bekerja di ruang Nicu RSUD dr. Soedjono Selong adalah

13
perawat sebanyak 16 orang, dokter spsesialis Anak 1 orang dan 3

orang dokter umum dan cleaning servis sebanyak 3 orang serta 1

orang tenaga administrasi.

Distribusi tenaga perawat ruang NICU berdasarkan

kualifikasi pendidikan

Tabel 3.6. Distribusi kualifikasi tenaga perawat ruang NICU

No Kualifikasi Jumlah %
1 S1 Keperawatan + Ners 8 29,6
2 D3 Keperawatan 8 29,6
3 D3 Kebidanan 8 29,6
4 S1 Kebidanan 2 7,4
5 SMA 1 3,7
Jumlah 27 100%
Sumber : Data primer yang diolah melalui wawancara

Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala ruangan

didapatkan bahwa MPKP (Model Praktik Keperawatan

Profesional) yang digunakan adalah MPKP (Model Praktik

Keperawatan Fungsional) Modifikasi Tim. Jika melihat dari syarat

- syarat sebagai kepala ruangan (KARU) bahwa seorang KARU

harus mempunyai latar belakang pendidikan S1 Keperawatan

(Ners). Di ruang Nicu sudah memenuhi syarat MPKP karean

KARU ruang Nicu berlatar belakang pendidkan S1 keperawatan +

Ners. Dan untuk KATIM masih belum sudah sesuai dengan latar

pendidikan yaitu S1 Keperawatan dan S1 Kebidanan. Bahkan

untuk perawat pelaksana latar pendidikan ada yang dari S1

Keperawatan + Ners, S1 Keperawatan, DIII Kebidanan dan ada

juga yang dari DIII Keperawatan.

14
Tabel 3.6. Distribusi status kepegawaian Ruang Interna I

No. Status Jumlah %

1 PNS 6 22,2%
2 Kontrak 21 77,9%
Total 18 100%
Sumber: Data Primer yang diolah melalui wawancara

2) Peserta didik

Mahasiswa adalah golongan generasi muda yang

menuntut diperguruan tinggi yang mempunyai identitas pada

institusi pendidikan tertentu (Kamus Besar Bahasa Indonesia).

Pendidikan dan praktik keperawatan profesional merupakan

aspek yang tidak dapat dipisahkan dalam mengembangkan

calon perawat secara komprehensif dalam hal pengetahuan

(Sardjito, 2000). Mahasiswa keperawatan berhak mendapatkan

bimbingan yang optimal dari pembimbing, baik pembimbing

klinik maupun pembimbing akademik (Pusdiknakes). Ikatan

Rumah Sakit Pendidikan Indonesia (IRSPI) yang dikutip oleh

Aditama (2003) menyatakan bahwa untuk menjadi rumah sakit

pendidikan perlu memiliki sumber daya yang profesional,

seperti tersebut dibawah ini:

 Organisasi

 Sarana dan fasilitas medik maupun penunjang

 Jumlah dan variasi teaching material

 Budaya profesional dan atmosfer akademik

 Transformasi perilaku dari peserta didik

15
 Perpustakaan

 Komitmen segenap pihak yang terkait

Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr. R. Soedjono

selong merupakan rumah sakit tipe B yang mempunyai fungsi

pelayanan medis, pelayanan penunjang medis dan non medis,

pelayanan dan asuhan keperawatan, pelayanan rujukan,

pendidikan dan pelatihan serta penelitian. Dalam fungsi

pendidikan, pelatihan dan penelitian Rumah Sakit Umum

Daerah R.Soedjono Selong memberikan kesempatan pada

mahasiswa keperawatan untuk melakukan praktik klinik.

Mahasiswa keperawatan yang melakukan praktik klinik di

ruang Nicu RSUD Dr. R. Soedjono selong periode Maret

2022 adalah mahasiswa dari institusi Stikes Hamzar Lombok

Timur dan mahasiswa Akper Pemprov.

Tabel 3.7.Distribusi Jumlah Mahasiswa Praktik di Ruang


Nicu
Kualifika
Jumlah Jumlah
Nama si
No Strata Pembim Mahasis %
Institusi Pembimb
bing wa
ing
STIKES
S1 13 72,2
1 Hamzar M.Kep. 1
Ners
Lotim
Akper 5 27,8
2 - M.Kep 1
Pemprov

Total 18 100%
Sumber: Observasi dan wawancara

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa

RSUD dr. Soedjono Selong merupakan rumah sakit

16
pendidikan, dimana terdapat mahasiswa praktik berasal dari

instansi STIKES Hamzar Lombok Timur Profesi Ners yaitu

sebanyak 13 orang ( 100 %). Dalam praktik klinik maupun

manajemen mahasiswa didampingi oleh pembimbing

akademik yaitu sebanyak 1 orang.

2) Pasien

a) Jumlah kunjungan

Menurut WHO pasien adalah seseorang yang sedang ke

instansi kesehatan yang membutuhkan pelayanan medis atau

keperawatan yang terganggu kondisi kesehatannya baik

jasmani maupun rohani. Dalam memberikan pelayanan tidak

ada perbedaan terhadap pasien dari mana asalnya, suku,

bangsa, dan agama.

Ruang Nicu RSUD Dr. R. Soedjono Selong melayani

perawatan pasien Neonatus. Pasien yang di rawat di ruang nicu

terdiri dari pasien BPJS, Umum dan SKTM yang berasal dari

berbagai daerah di Kabupaten Lombok Timur dan sekitarnya.

Di Ruang Nicu RSUD Dr. R. Soedjono Selong didapat rata-

rata jumlah pasien per bulan tergolong cukup tinggi yaitu 435

orang pasien per bulan berdasarkan jumlah pasien bulan

Januari – Desember 2021. Jumlah pasien ruang NICU dari

Januari sampai dengan Desember 2021 dapat dilihat pada tabel

3.1:

17
Tabel 3.1. Distribusi Jumlah Pasien di Ruang nicu bulan
Januari sampai dengan bulan Desember 2021

No Bulan Jumlah Man (Pasien)


1 Januari 433
2 Februari 415
3 Maret 523
4 April 435
5 Mei 361
6 Juni 466
7 Juli 467
8 Agustus 513
9 September 380
10 Oktober 353
11 Nopember 414
12 Desember 458
Total 5.218
Rata-rata 435
Sumber: Buku Register Ruang Nicu

Dari data di atas dapat dilihat bahwa jumlah pasien

yang berkunjung dan mendapatkan perawatan di Ruang Nicu

dalam 1 tahun terakhir adalah sebanyak 5.218 orang, rata-rata

435 pasien per bulan.

b) Jenis penyakit terbanyak

Dari pengkajian yang dilakukan di Ruang Nicu pada

bulan Maret 2022 didapatkan data jumlah diagnosa

keperawatan terbanyak adalah sebagai berikut:

Tabel 3.4. Distribusi Jumlah 10 diagnosa Terbanyak pada


Tahun 2021
No Jenis Penyakit Jumlah Presentase (%)
1 Asfiksia Sedang 1.760 66,9
2 Hipotermi 226 8,5
3 Hiperbilirubin 199 7,5
4 Asfiksia Berat 128 4,8

18
5 Susp.Covid 90 3,4
6 Pneumonia 85 3,2
7 Sepsis 74 2,8
8 Dispnea 26 1
9 Kejang Demam 24 0,9
10 RDS 20 0,7
Total 2.632 100%
Sumber : Buku Register Ruang Nicu

Berdasarkan data di atas jumlah diagnosa yang terbanyak

pada bulan Maret di Ruang Nicu adalah kasus Asfeksia Sedang

dengan jumlah kasus sebanyak 1.760 Kasus (66,9%). Penentuan 10

besar kasus ini dapat digunakan sebagai dasar dalam membuat

standar asuhan keperawatan.

b. Bangunan, Sarana Dan Prasarana (M2-Mateial)

19
1) Bangunan

Ruang Nicu terletak di lantai satu gedung timur RSUD Dr.

R. Soedjono selong, ruangan tersusun dengan denah sbb:

20
2) Sarana dan Prasarana

Material di Rumah Sakit merupakan alat, bahan yang

digunakan dalam mendukung pelayanan di Rumah Sakit.

Berdasarkan hasil wawancara dan telusur dokumen pada ruang

Nicu didapatkan inventaris sbb:

Tabel 3.8 Daftar inventaris alkes ( Alat Medis) Ruang Nicu,


RSUD Dr. R. Soedjono Selong

No Jenis alat Jumlah Kondisi


1 Stetoskop Bayi 2 Baik
2 Timbangan Bayi 2 Baik
3 Bengkok 1 Baik
4 Tiang Infus 10 Baik
5 Baju Pasien 24 Baik
6 Lemari Obat Kaca 1 Baik
7 Metline 2 Baik
8 Balon Penghisap 1 Baik
9 CPAP 2 Baik
10 Sudip 1 Baik
11 Reflek Hammer 1 Baik
12 Bak Instrumen Besar 1 Baik
13 Troly Emergency 1 Baik
14 Larigoskop anak 3 Baik
15 Troly 2 Baik
16 Miksape 2 Baik
17 Bak Instrumen Sedang 2 Baik
18 Kom Sedang + tutup 2 Baik
19 Cove 5 Baik
Total 65

Berdasarkan hasil data yang diperoleh inventaris alat Ruang

Nicu dicatat setiap hari, alat-alat tersebut masih dalam kondisi

baik, dan pemeliharaan alat baik.

Dari segi alat-alat medis yang di gunakan sudah sesuai dengan

kebutuhan di Nicu.

21
c. Methode pemberian asuhan keperawatan (M3-Methode)

1) Kajian Teori

Di dalam pengorganisasian asuhan keperawatan dikenal

beberapa model pemberian asuhan keperawatan. Model Praktek

Keperawatan Profesional (MPKP) terdiri dari 5 elemen subsistem

(Hoffart and Woods, 1996) yaitu: nilai-nilai Profesional,

pendekatan manajemen, metode pemberian askep, hubungan

profesional serta sistim kompensasi dan penghargaan.

Ada beberapa teori mengenai model-model praktik

keperawatan profesional antara lain menurut teori Gillies (1989):

a) Metode Kasus (Total Care Method)

Disebut juga Total patient care, perawat mempunyai

otonomi dan tanggung jawab terhadap perawatan klien selama

shift kerja (± 8 jam). Klien menerima asuhan keperawatan

yang diberikan secara total dan tidak terfragmentasi atau

terpecah-pecah. Metode ini lebih mudah dikerjakan karena

satu orang perawat hanya bertanggung jawab pada satu atau

dua orang klien dan maksimal tiga, tergantung dari tingkat

kebutuhan klien dan model ini membutuhkan koordinasi

diantara perawat-perawat yang melakukan asuhan

keperawatan (Tappen, 1995).

b) Metode Fungsional (functional nursing)

Perawat pelaksana hanya bertugas berdasarkan tugas

tertentu (task oriented).

22
c) Metode Tim (team nursing)

Metode ini menggunakan prinsip bahwa ada

sekelompok perawat pelaksana yang dipimpin oleh Ketua

Tim dalam memberikan asuhan keperawatan kepada

sekelompok klien. Ketua Tim bertanggung jawab kepada

Kepala Ruang.

d) Metode Primer (primary nursing)

Metode ini merupakan suatu metode penugasan kerja

terbaik dalam suatu organisasi atau kelompok kerja dengan

semua staf keperawatan yang profesional. Pada

pelaksanaannya hampir sama dengan metode case method

nursing atau total patient care. Kebutuhan akan Register

Nurse( RN) sangat tinggi. Pada metode ini setiap perawat

primer memberikan tanggung jawab secara menyeluruh

terhadap perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi keperawatan.

Penanggung jawab adalah perawat primer. PN

(Primary Nurse) harus mempunyai kemampuan membina

komunikasi antara klien, dokter, AN (Associate nurse) dan

anggota tim kesehatan lain.Setiap PN/ Perawat bertanggung

jawab terhadap klien selama 24 jam dari klien masuk sampai

klien pulang. Ada kontinuitas asuhan keperawatan yang

bersifat komprehensif dan dapat dipertanggungjawabkan.

Dalam satu tim PN (Primary Nurse) mempunyai beberapa

perawat pelaksana (associate nurse/AN) dan bila PN (Primary

23
Nurse) tidak ada, perawatan dilanjutkan oleh AN (Associate

nurse).

e) Metode manajemen kasus (nursing case management)

Pada metode ini ada seorang perawat yang

menjalankan sekumpulan aktivitas, mengerahkan, memantau

dan mengevaluasi semua sumber yang digunakan oleh klien

secara total selama sakit.

f) Metode Primer Modifikasi

Pada metode ini menggunakan secara kombinasi dari

kedua sistem. Penetapan sistem metode primer modifikasi ini

didasarkan pada beberapa alasan:

(1) Keperawatan primer tidak digunakan secara murni,

karena sebagai perawat primer harus mempunyai latar

belakang pendidikan S1 keperawatan Ners atau yang

setara.

(2) Keperawatan tim tidak digunakan secara murni karena

tanggung jawab asuhan keperawatan klien

terfragmentasi pada berbagai tim.

(3) Melalui kombinasi kedua model tersebut diharapkan

komunitas asuhan keperawatan dan akuntabilitas asuhan

keperawatan terdapat pada PN (Primary Nurse).

24
2) Kajian Data

Berdasarkan observasi yang dilakukan dari tanggal 7- 9

Maret 2022 bahwa ruang Nicu menerapkan Model Praktik

Keperawatan Profesional (MPKP) metode tim fungsional.

3) Analisa Data

Berdasarkan kajian data di atas menunjukkan bahwa

Ruang Nicu menerapkan Model Praktik Keperawatan Profesional

(MPKP) metode tim fungsional yang didukung dari struktur

organisasi ruang yang di dapatkan di Ruang Nicu dimana diketuai

oleh seorang Kepala Ruangan dan memiliki 4 (empat) orang

Ketua Tim, 7 orang Perawat Pelaksana dan 8 orang bidan

pelaksana tetapi masih ada Katim yang memiliki tingkat

pendidikan Diploma III.

d. Pembiayaan (M4-Money)

Salah satu fungsi Rumah Sakit adalah memberikan pelayanan

kesehatan, baik medis maupun non medis, dalam kaitan tersebut agar

pelayanan rumah sakit dapat berjalan seoptimal mungkin dan dapat

dirasakan oleh seluruh masyarakat, maka untuk itu rumah sakit perlu

mempersiapkan peralatan atau bahan medis, non medis dan jasa

pemborongan.

Sumber dana rumah sakit yaitu:

1) Daftar isian proyek pemerintah pusat dari Anggaran Pendapatan

Belanja Negara (APBN).

25
2) Daftar isian kegiatan dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara

(APBN).

3) Pendapatan Fungsional dan Non fungsional dari pendapatan

pelayanan Rumah Sakit.

Dalam kaitannya dengan pembiayaan selain dari APBN dan APBD,

RSUD Dr. R. Soedjono Selong juga memiliki sumber pembiayaan

fungsional dan non fungsional, diantaranya melalui jasa pelayanan

rumah sakit sendiri yang bersumber dari pasien umum, pasien

pengguna asuransi kesehatan dan BPJS kesehatan.

Berdasarkan data yang diperoleh dari bagian administrasi

ruang Nicu RSUD Dr. R. Soedjono Selong didapatkan data bahwa

klien yang berkunjung ke ruang Nicu berdasarkan cara bayarnya sejak

bulan januari – Desember 2021 adalah:

No Asal Rujukan Jumlah Persentase


1 BPJS/asuransi kesehatan 4.495 86,1 %
2 Umum 557 10,7 %
3 SKTM 166 3,2
Jumlah 5.218 100
Sumber : Buku adminstrasi Nicu RSUD Dr.R.Soedjono Selong
Analisa data

Berdasarkan tabel diatas cara bayar yang paling besar adalah

dengan BPJS kesehatan yaitu sebesar 86,1 %, pada prinsipnya ruang

nicu RSUD Dr.R.Soedjono Selong tidak pernah memberikan

pelayanan yang berbeda baik itu dengan cara bayar umum ataupun

BPJS kesehatan.

26
e. Machine (M5)

Mesin adalah peralatan yang digerakkan oleh mesin maupun

elektronik yang digunakan untuk membantu menangani pasien baik

secara medis maupun keperawatan.

Tabel 5.1 Daftar inventaris mesin ruang Nicu RSUD Dr. R.


Soedjono Selong

No Nama Mesin Jumlah Ket

1 Oxymeter/SPO2 2 Baik

2 Incubator Infant 10 Baik

3 Infant Radiant Warmer 4 Baik

4 Resusitasi bayi 2 Baik

5 Syringe Pump 14 Baik

6 Nebulizer 2 Baik

7 Phototerapy Unit 9 Baik

8 X-ray Film Viewer 1 Baik

9 Termometer Digital 1 Baik

10 Oxygen Transport 1 Baik

11 Infus Pump 1 Baik

Sumber : observasi dan wawancara bulan Maret 2022

Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa di Ruang Nicu,

pemenuhan kebutuhan mesin dalam membantu memberikan

pelayanan kepada pasien cukup memadai.

27
2. Fungsi-Fungsi Manajemen

a. Fungsi Perencanaan

1) Visi Ruangan

Visi merupakan tujuan jangka panjang yang ingin dicapai

seseorang atau suatu lembaga organisasi. Syarat yang harus

dipenuhi dalam membuat sebuah visi adalah:

 Memiliki prinsip dasar yang berasal dari nilai-nilai yang

mengandung penghargaan bagi masyarakat sekitarnya.

2) Misi Ruangan

Misi merupakan sesuatu yang harus dilakukan agar visi yang di

buat dapat terwujud. Syarat yang harus dipenuhi dalam membuat

misi adalah:

 Merupakan suatu cara yang harus dilakukan untuk mencapai

visi

 Merupakan langkah-langkah yang akan dilakukan dalam

mencapai tujuan

 Bersifat detail atau khusus

3) Budaya Malu Di Ruang Nicu

1. Aku Malu Datang Terlambat

2. Aku Malu Pulang Lebih Awal

3. Aku Malu Tidak Masuk Kerja

28
4. Aku Malu Berpakain Tidak Sesuai Aturan

5. Aku Malu Pekerjaan Terbengkalai

6. Aku Malu Bekerja Tanpa Pertanggung Jawaban

7. Aku Malu Bila Tempat Kerjanya Kotor

8. Aku Malu Tidak Bertata Krama dan Sopan Santun

4) Standar Operasional Prosedur

Standar operating procedure (SOP) adalah dokumen tertulis

yang memuat prosedur kerja secara rinci, tahap demi tahap dan

sistematis. SOP memuat serangkaian instruksi secara tertulis

tentang kegiatan rutin atau berulang-ulang yang dilakukan oleh

sebuah organisasi. Untuk itu SOP juga dilengkapi dengan

referensi, lampiran, formulir, diagram dan alur kerja.

SOP (Standart Operating Procedure) adalah suatu

perangkat instruksi/ langkah-langkah yang dibakukan untuk

menyelesaikan suatu proses kerja rutin tertentu.

SOP memberikan langkah-langkah yang terbaik untuk

melaksanakan berbagai kegiatan dan fungsi. SOP membantu

mengurangi kesalahan dan pelayanan di bawah standar dengan

memberikan langkah-langkah yang sudah uji dan disetujui dalam

melaksanakan berbagai kegiatan.

Kebijakan dan Prosedur Tetap Keperawatan yang disusun

oleh Tim dari RSUD Dr.R.Soedjono Selong selalu menjadi acuan

perawat dalam melaksanakan operasional pelayanan keperawatan,.

29
Berdasarkan hasil observasi dan dan wawancara bersama

kepala ruangan nicu, semua petugas nicu sudah bekerja sesuai SOP

yang sudah ditetapkan.

5) Standar Asuhan Keperawatan

Standar adalah suatu tingkat kinerja yang secara umum

dikenal sebagai sesuatu yang dapat diterima, adekuat, memuaskan

dan digunakan sebagai tolak ukur atau titik acuan yang digunakan

sebagai pembanding (Marr dan Biebing, 2001). Menurut Nursalam

(2002) standar merupakan pernyataan yang absah, model yang

disusun berdasarkan wewenang, kebiasaan atau kesepakatan

mengenai apa yang memadai dan sesuai, dapat diterima dengan

layak.

Standar praktik keperawatan adalah norma atau penegasan

tentang mutu pekerjaan seorang perawat yang dianggap baik, tepat,

dan benar, yang dirumuskan sebagai pedoman pemberian asuhan

keperawatan serta sebagai tolak ukur dalam penilaian penampilan

kerja seorang perawat (Nursalam, 2002). Menurut Gillies (1994)

Standar Asuhan Keperawatan mempunyai tiga tujuan, yaitu:

a) Meningkatkan mutu asuhan keperawatan dengan memusatkan

upaya meningkatkan motivasi perawat terhadap pencapaian

tujuan.

b) Mengurangi biaya asuhan keperawatan dengan mengurangi

kegiatan asuhan keperawatan yang tidak penting.

30
c) Memberikan landasan untuk menentukan kelalaian

keperawatan dengan mengantisipasi suatu hasil yang tidak

memenuhi standar asuhan keperawatan serta menentukan

bahwa kegagalan dari perawat untuk memenuhi standar,

membahayakan pasien.

Di Indonesia, standar keperawatan dipakai sebagai dasar

pedoman dan instrumentasi penerapan Standar Asuhan

Keperawatan berdasarkan Nursalam, 2001. yaitu:

a) Pengkajian Keperawatan

Pengkajian keperawatan merupakan tahap awal dari proses

keperawatan dan merupakan suatu proses sistematis dalam

pengumpulan data dari berbagai sumber data untuk

mengevaluasi dan mengidentifikasi kesehatan klien.

b) Diagnosa Keperawatan

Adalah suatu pernyataan yang menjelaskan respon manusia

(status kesehatan atau resiko perubahan pola) dari individu

atau kelompok dimana perawat secara akuntabilitas dapat

mengidentifikasi dan memberikan intervensi secara pasti untuk

menjaga status kesehatan, menurunkan, membatasi, mencegah

dan merubah (Carpernito, 2000).

c) Perencanaan Keperawatan

Perencanaan meliputi pengembangan strategi desain untuk

mencegah, mengurangi atau mengoreksi masalah-masalah

yang diidentifikasi pada diagnosa keperwatan. Tahap ini

31
dimulai setelah menentukan diagnosa keperawatan dan

menyimpulkan rencana dokumentasi.

d) Intervensi Keperawatan

Intervensi keperawatan adalah inisiatif dari rencana tindakan

untuk mencapai tujuan yang spesifik. Tahap pelaksaan dimulai

setelah rencana tindakan disusun dan ditujukan kepada nursing

oder untuk membantu klien mencapai tujuan yang diharapkan.

e) Evaluasi Keperawatan

Evaluasi adalah tindakan intlektual untuk melengkapi proses

keperawatan yang menandakan seberapa jauh diagnosa

keperawatan, rencana tindakan dan pelaksanaan sesudah hasil

dicapai. Melalui evaluasi memungkinkan perawat untuk

memonitor ”kealfaan” yang terjadi selama tahap pengkajian,

analisa, perencanaan, dan pelaksanaan tindakan.

f) Dokumentasi Keperawatan

Kegiatan komponen pendokumentasian meliputi keterampilan

berkomunikasi, keterampilan mendokumentasikan proses

keperawatan, dan keterampilan standar.

Dasar hukum standar profesi keperawatan adalah UU

Kesehatan RI No. 23 tahun 1992 pasal 53. Ayat1 : “tenaga

kesehatan memperoleh perlindungan dalam melaksanakan tugas

sesuai profesinya”. ayat 2: “ tenaga kesehatan dalam melaksanakan

tugasnya berkewajiban standar profesi dan pasien”.

32
Standar Keperawatan menurut DepKes RI meliputi: Standar

Pelayanan Keperawatan (SPK), Standar Asuhan Keperawatan

(SAK).

Berdasarkan hasil telusur dokumen dan wawancara bersama

staf ruang nicu, standar asuhan keperawatan yang digunakan di

ruang nicu sudah berdasarkan sebaran 10 kasus terbanyak yang ada

di ruang nicu dan SAK sudah sesuai berdasarkan 10 kasus

terbanyak.

6) Standar Kinerja

Berdasarkan hasil wawancara dengan staf ruang nicu

ditemukan data bahwa untuk menilai kinerja staf keperawatan di

ruangan menggunakan standar kinerja pegawai yang telah

ditetapkan yaitu melalui capaian angka kredit bagi perawat dan

penilaian komponen lainnya misalnya perilaku dan tingkat disiplin

dari perawat yang bersangkutan.

b. Fungsi pengorganisasian

1) Struktur organisasi

Pengorganisasian adalah pengelompokan aktivitas-aktivitas

untuk mencapai tujuan objektif, penugasan suatu kelompok manajer

dengan otoritas pengawasan setiap kelompok dan menetukan cara dari

pengkoordinasian aktivitas yang tepat dengan unit lainnya, baik secara

vertikal maupun horizontal, yang bertanggungjawab untuk mencapai

objektif organisasi (Nursalam, 2011).

33
STUKTUR ORGANISASI RUANG NICU
RSUD DR. R. SOEDJONO SELONG LOMBOK TIMUR

34
a) Kepala ruangan

Yaitu seorang tenaga keperawatan yang diberi

tanggung jawab dan wewenang yang mengatur dan

mengendalikan aktivitas pelayanan keperawatan.

Kepala ruangan mempunyai fungsi sebagai berikut :

(1) Menyusun rencana kerja pelayanan diruang inap

(2) Menyusun rencana kebutuhan tenaga keperawatan sesuai

kebutuhan

(3) Menyusun rencana kebutuhan peralatan dan obat-obatan

sesuai kebutuhan

(4) Menyusun daftar dinas

(5) Mengikuti timbang terima pasien

(6) Melakukan orentasi pada perawat baru

(7) Melaksanakan program bimbingan mahasiswa

(8) Mengatur alat agar dalam keadaan siap pakai

(9) Mengatur dan mengendalikan pemberian asuhan

keperawatan

(10) Meningkatkan kolaborasi dengan tim lain

(11) Melakukan program bimbingan para staf yang

mengalami kesulitan

(12) Mendelegasikan tugas pada katim pada saat karu tidak

ada

(13) Mengatur penugasan PRS (Pekarya Rumah Sakit)

(14) Mengadakan pertemuan berkala setiap bulan dengan staf

35
(15) Mengecek kelengkapan dokumentasi asuhan

keperawatan

(16) Mengendalikan mutu pelayanan keperawatan

(17) Mengadakan diskusi dengan staf apabila ada masalah

(18) Membuat penilaian kinerja karyawan

(19) Merencanakan dan mengevaluasi mutu asuhan

keperawatan

(20) Membuat laporan tahunan

b) Tugas Ketua tim

Yaitu seorang perawat yang diberi wewenang dan

tanggung jawab dalam mengelola satu tim pelayanan

keperawatan pada setiap shift jaga.Uraian tugas :

(1) Bertanggung jawab atas terselenggaranya pelayanan shift

jaga.

(2) Bersama kepala ruangan melakukan timbang terima

pasien.

(3) Membagi tugas tingkat ketergantungan pasien.

(4) Menyusun rencana asuhan keperawatan

(5) Mengikuti visite dokter

(6) Mengkoordinir pekerjaan yang harus dilakukan bersama

anggota tim

(7) Mengorientasi pasien baru

(8) Menjelaskan renpra yang telah ditetapkan pada perawat

pelaksana

36
(9) Memonitor pendokumentasian askep yang dilakukan

perawat pelaksana

(10) Melakukan bimbingan dan evaluasi pada perawat

pelaksana

(11) Melakukan tindakan keperwatan yang tidak dapat

dilakukan oleh perawat pelaksana

(12) Mengatur pelaksanaan konsul dan pemeriksaan laborat

(13) Melakukan evaluasi perkembangan pasien pada setiap

shift jaga

(14) Member HE pada pasien dibawah tanggung jawabnya

(15) Membuat rencana pasien pulang

(16) Menyelenggarakan diskusi apabila ada masalah pasien

setiap shift jaga

(17) Membuat laporan kerja

(18) Meaksanakan tugas limpah yang diberikan kepala

ruangan

c) Perawat dan Bidan Pelaksana

Yaitu seorang tenaga keperawatan yang diberi

wewenang untuk melaksanakan asuhan keperawatan diruang

keperawatan. Uraian tugas:

(1) Mengikuti timbang terima pasien dengan katim dan karu

(2) Membaca renpra yang telah ditetapkan

(3) Menerima pasien baru dan memberikan informasi

tentang pasien dan keluarga

37
(4) Melakukan evaluasi terhadap tindakan yang akan

dilakukan

(5) Melakukan tindakan keperawatan sesuai perencanaan

(6) Mengikuti visite dokter

(7) Mengecek kerapian dan kelengkapan status pasien

(8) Mengkomunikasikan kepada katim apabila ada masalah

(9) Menyiapkan pasien untuk pemeriksaan laboraturium,

pengobatan dan tindakan

(10) Berperan serta dalam tindakan keperawatan

(11) Melakukan inventaris fasilitas yang dilakukan dalam

pelayanan

(12) Membantu tim apabila diperlukan

(13) Memberikan resep dan menerima obat dari keluarga

pasien

(14) Melaksanakan tugas yang didelegasikan oleh katim atau

karu

d) PRS (Pekarya Rumah Sakit)

Yaitu seorang tenaga non keperawatan yang diberikan

wewenang untuk melaksanakan administrasi di ruangan dan

membantu keperawatan di ruang perawatan.Tugas PRS sebagai

berikut:

(1) Melakukan timbang terima dengan prs dengan jaga

sebelumnya

38
(2) Melakukan kebersihan dan melakukan pekerjaan yang

tidak menjadi tugas cleaning service

(3) Membantu memberikan makanan pada pasien

(4) Mengantar dan mengambil cucian

(5) Mengantar bahan dan mengambil hasil pemeriksaaan

laboratorium

(6) Mengantar pasien dan mengambil hasil pemeriksaan

radiologi

(7) Mengantar blangko bon dan mengambil permintaan

obat/alkes

(8) Mengantar berbagai laporan keinstalasi rawat inap

lainnya

(9) Melakukan infentaris alat rumah tangga

(10) Melaksanakan tugas administrasi di ruangan

(11) Mengantarkan pasien keruangan lain untuk tindakan atau

pindah ruangan

(12) Mengantarkan pasien saat pulang

(13) Mengantar dan mengambil alat yang perlu diperbaiki

(14) Melaksanakan tugas lain yang diberikan perawat/ karu

2) Pengaturan Jadwal Dinas

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang

dilakukan bahwa kepala ruangan telah menyusun dan menetapkan

jadwal dinas keperawatan untuk satu bulan penuh. Setiap tim

bekerja selama 6 hari kerja dan diselingi libur selama dua hari,

39
terdapat lima orang perawat dan biadn yang tetap jaga pagi

mengikuti hari kerja normal pegawai. Hal ini dilakukan untuk

antisipasi jika ada kejadian mendadak misalnya ada personil

perawat dan biadan yang sakit atau cuti.

Berdasarkan data diatas maka dapat disimpulkan bahwa

jadwal dinas dibuat secara reguler tiap bulannya tanpa menghitung

atau melihat fluktuasi tingkat ketergantungan pasien.

3) Pengaturan Daftar Pasien

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi Di ruang

nicu, data dan daftar pasien yang bekunjung di ruangan sudah

tersusun dengan jelas, pasien yang di rawat sudah memiliki data

masing-masing dan sudah terdata di buku register ruangan setiap

kali pasien datang, pulang ataupun meninggal.

4) Pengorganisasian perawatan pasien

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi di Ruang nicu,

sistem pengorganisasian pasien/klien sudah tersetruktur dengan

baik, tenaga perawat sudah terbagi sesuai dengan tugas dan fungsi

masing masing, baik pagi, siang dan malam.

5) Sistem penghitungan tenaga

Penetapan jumlah tenaga keperawatan adalah suatu proses

membuat perencanaan untuk menentukan berapa banyak dan

dengan kriteria tenaga yang seperti apa pada suatu ruangan tiap

shiftnya. Beberapa ahli telah mengembangkan beberapa formula

untuk menetapkan jumlah tenaga tersebut. Formula juga dapat

40
digunakan untuk menilai dan membandingkan apakah tenaga yang

ada saat ini sesuai, kurang atau berlebihan.

a) Menurut Gillies (1982)

Kebutuhan tanaga perawat secara kuantitatif dapat dirumuskan

dengan perhitungan sebagai berikut:

Tenaga Perawat = A X B X 365

(365 - C) X jam kerja / hari

Keterangan:

A : Jam efektif / 24 jam

B : (BOR x jumlah TT) : Jumlah pasien rata-rata per hari

C : Jumlah hari libur

b) Menurut Depkes (2002)

Klasifikasi katagori asuhan keperawatan menurut Depkes :

(1) Asuhan keperawatan minimal:

(a) Kebersihan diri, mandi, ganti pakaian dilakukan

sendiri

(b) Makan dan minum dilakukan sendiri

(c) Ambulasi dengan pengawasan

(d) Observasi tanda-tanda vital dilakukan setiap Shift

(e) Pengobatan minimal, status psikologis stabil

(2) Asuhan keperawatan sedang:

(a) Kebersihan diri dibantu, makan, minum, ke toilet

dibantu

(b) Observasi tanda-tanda vital tiap 4 jam

41
(c) Ambulasi dibantu, pengobatan lebih dari sekali

(3) Asuhan keperawatan agak berat :

(a) Sebagian besar aktivitas dibantu

(b) Observasi tanda-tanda vital tiap 2-4 jam sekali

(c) Terpasang folley catheter, intake, output dicatat

(d) Terpasang infus

(e) Pengobatan lebih dari sekali

(f) Persiapan pengobatan perlu prosedur

(4) Asuhan keperawatan maksimal:

(a) Segala aktivitas diberikan perawatan

(b) Posisi diatur, observasi tanda-tanda vital setiap 2

jam

(c) Makan memerlukan NGT, terapi intravena

(d) Penggunaan suction

(e) Gelisah / disorientasi

Penghitungan tenaga perawat berdasarkan:

(1) Tingkat ketergantungan pasien berdasarkan jenis kasus

(2) Rata-rata pasien perhari

(3) Jam perawatan yang diperlukan/ hari/ pasien

(4) Jam perawatan yang diperlukan/ ruangan/ hari

(5) Jam kerja efekif setiap perawat 7 jam/hari

Kebutuhan tenaga perawat di unit perawatan kritis

menggunakan rumus:

Kebutuhan tenaga I = Jml. Jam perawatan di ruang/hari


Jam efektif perawat

42
Untuk perhitungan jumlah tenaga tersebut perlu ditambah

(faktor koreksi) dengan hari libur/cuti/hari besar (loss day)

Loss day = Jml.Hari minggu dlm 1 thn + cuti + hari besar x


keb.tenaga
Jml.hari kerja efektif

c) Menurut Douglas (1984)

Perhitungan jumlah tenaga keperawatan menurut Douglas

dihitung berdasarkan tingkat ketergantungan pasien untuk

setiap shiftnya seperti tabel berikut:

Tabel 6.1 Jumlah keperawatan berdasarkan klasifikasi


ketergantungan pasien menurut Douglas
Waktu Kebutuhan Perawat

Klasifikasi Pagi Sore Malam

Minimal 0,17 0,14 0,07

Intermediate 0,27 0,15 0,10

Maksimal 0,36 0,30 0,20

Sumber : Douglas 1984

Sedangkan klasifikasi derajat ketergantungan pasien terhadap

keperawatan berdasarkan kriteria sebagai berikut:

(1) Perawatan minimal memerlukan waktu 1-2 jam/24 jam

dengan kriteria:

(a) Kebersihan diri, mandi, ganti pakaian dilakukan

sendiri

(b) Makan dan minum dilakukan sendiri

(c) Ambulasi dengan pengawasan

(d) Observasi tanda-tanda vital dilakukan setiap shift

43
(e) Pengobatan minimal, status psikologis stabil

(f) Persiapan pengobatan memerlukan prosedur

(2) Perawatan intermediate memerlukan waktu 3-4 jam/24

jam dengan kriteria :

(a) Kebersihan diri dibantu, makan, minum, ke toilet

dibantu.

(b) Observasi tanda-tanda vital tiap 4 jam

(c) Ambulasi dibantu, pengobatan lebih dari sekali

(d) Terpasang folley catheter, intake, output dicatat

(e) Klien dengan pemasangan infus, persiapan

pengobatan memerlukan prosedur

(3) Perawatan maksimal atau total memerlukan waktu 5-6

jam per 24 jam dengan kriteria:

(a) Segalanya diberikan/dibantu

(b) Posisi diatur, observasi tanda-tanda vital tiap 2 jam

(c) Makan memerlukan NGT, menggunakan terapi

intravena

Mengingat batasan-batasan diatas maka data yang

diperoleh di ruang interna 1 mengenai tingkat ketergantungan

pasien dan kebutuhan tenaga perawat tgl 7 - 26 Maret 2022 di

Ruang Nicu RSUD Dr.R.Soedjono Selong adalah sbb:

44
Tabel 3.9.Distribusi tingkat ketergantungan pasien dan kebutuhan
tenaga perawat

Kualifikasi PAGI Jlh SORE Jlh MALAM Jlh


Mandiri 0 0.17 0 0 0.14 0 0 0.07 0
Partial 0 0.27 0 0 0.15 0 0 0.1 0
Total 89 0.36 32,4 89 0.3 26,7 89 0.2 17,8
JULAH 32,4 26,7 17,8
Sumber: Douglas 1984

Berdasarkan tabel diatas jumlah tenaga perawat yang

dibutuhkan sebanyak 77 Orang, maka hasil perhitungan adalah

sebagai berikut:

Sementara menurut perhitungan Douglas tersebut di atas,

dari jumlah pasien 89 orang dengan tingkat ketergantungan

pasien Total yaitu sebanyak 89 orang, maka jumlah tenaga

perawat yang dibutuhkan dalam 1 hari perawatan adalah:

Perawat jaga pagi : 32 orang (termasuk ,KARU, KATIM,

dan PP)

Perawat jaga sore : 27 orang

Perawat jaga malam : 18 orang

Jadi jumlah tenaga perawat secara keseluruhan adalah:

(32+27+18) = 77 orang.

Sedangkan kebutuhan jam perawatan pasien menurut mineti &

nutchingus adalah sebagai berikut :

Tabel 3.10. Distribusi Jumlah Waktu Perawatan di Ruang Nicu

45
Jumlah waktu
No Tingkat ketergantungan
perawatan
1 Minimal : 2 jam x 0 orang / 24 jam 0 jam
2 Parsial : 3 jam x 0 orang / 24 jam 0 jam
3 Total : 6 jam x 89 orang / 24 jam 22,25 jam
Jumlah jam perawatan 22,25 jam

c. Fungsi Pengarahan dan Pengawasan

1) Timbang terima/operan

Timbang terima pasien (operan) merupakan tehnik atau cara

untuk menyampaikan dan menerima sesuatu (laporan) yang

berkaitan dengan keadaan pasien. Timbang terima pasien harus

dilakukan seefektif mungkin dengan menjelaskan secara singkat,

jelas dan lengkap tentang tindakan mandiri perawat, tindakan

kolaboratif yang sudah dilakukan atau belum dan perkembangan

pasien saat ini. Timbang terima dilakukan oleh perawat primer

kepada perawat primer yang dinas sore maupun malam baik secara

tertulis maupun lisan.

a) Adapun tujuan dari timbang terima adalah sebagai berikut:

(1) Menyampaikan kondisi dan keadaan pasien

(2) Menyampaikan hal-hal yang sudah atau belum dilakukan

dalam asuhan keperawatan pada pasien

(3) Menyampaikan hal yang penting yang harus di tindak

lanjuti oleh perawat dinas selanjutnya

(4) Menyampaikan adanya pasien baru

(5) Menyusun rencana kerja untuk dinas berikutnya.

46
b) Adapun manfaat dari dilakukannya timbang terima adalah:

(1) Bagi perawat

(a) Meningkatkan komunikasi antar perawat

(b) Menjalin hubungan kerjasama dan bertanggung jawab

antar perawat

(c) Pelaksanaan asuhan keperawatan terhadap pasien

berkesinambungan

(2) Bagi pasien

Klien dapat menyampaikan masalah secara langsung bila

ada yang belum terungkap.

c) Prosedur Timbang Terima

Prosedur timbang terima dilakukan dalam 3 tahap yaitu:

(1) Tahap persiapan

Tahap ini dilakukan di Ners Station dengan alokasi

waktu selama ± 5 menit yang dilaksanakan oleh PP dan PA

dengan kegiatan sebagai berikut:

(a) Dilakukan pada setiap pergantian shift

(b) Pada setiap pasien baru dan pasien yang

permasalahannya belum teratasi

(c) PP menyampaikan timbang terima pada PP berikutnya,

hal yang perlu disampaikan dalam timbang terima:

 Jumlah pasien

 Identitas klien dan diagnosis medis

 Data (keluhan subyektif dan obyektif)

47
 Masalah keperawatan yang masih muncul

 Intervensi keperawatan yang sudah dan belum

dilaksanakan (secara umum)

 Intervensi kolaboratife dan dependen

 Rencana umum dan persiapan yang perlu dilakukan

(persiapan penunjang, pemeriksaan penunjang, dll)

(2) Tahap pelaksanaan

Tahap ini dilakukkan di Nurse Station dan ruang

perawatan dengan alokasi waktu selama ± 20 menit yang

dilaksanakan oleh Karu, PP dan PA dengan kegiatan

sebagai berikut:

(a) Kedua Tim sudah siap

(b) Kelompok yang bertugas menyiapkan buku catatan

(c) Kepala ruangan membuka acara timbang terima

(d) Perawat yang melakukan timbang terima dapat

melakukan klarifikasi, tanya jawab dan melakukan

validasi terhadap hal- hal yang ditimbang terimakan dan

berhak menanyakkan mengenai hal- hal yang kurang

jelas

(e) Kepala ruang/PP menanyakan keluhan pasien

(f) Perawat yang melaksanakkan timbang terima mengkaji

penuh terhadap kebutuhan dan keluhan pasien selama

perawatan

48
(g) Lama timbang terima untuk tiap pasien tidak lebih dari

5 menit, kecuali kondisi khusus dan memerlukkan

keterangan yang rumit.

(3) Tahap Terminasi

Tahap ini dilakukan di ners station dengan alokasi

waktu 5 menit yang dilaksanakan oleh Karu, PP dan PA

dengan kegiatan sebagai berikut:

(a) Diskusi

(b) Pelaporan untuk timbang terima ditulis secara langsung

pada format timbang terima yang ditandatangani oleh

PP yang jaga saat itu dan diketahui oleh PP yang jaga

berikutnya diketahui oleh kepala ruang

(c) Ditutup oleh kepala ruang

49
Bagan 3.1 Alur Timbang Terima

Pasien

Diagnos media Diagnoasa


maslah keperawatan
kolaboratif
Recana
tindakan

Belum dilakukan
Telah dilakukan

Perkembangan
keadaan pasien

Masalah:
Teratasi
Belum teratasi
Teratasi sebagian
Muncul masalah baru

50
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara di ruang Nicu, proses

timbang terima telah dilakukan dengan baik akan tetapi timbang

terima belum optimal pada pergantian shift siang dan malam. di

setiap pergantian shif meliputi nama pasien, diagnosa medis dan

masalah keperawatan yang belum teratasi.

2) Pre dan post comfrence


a) Pre conference

Pre comfrence adalah komunikasi katim dan perawat

pelaksana setelah selesai operan untuk rencana kegiatan pada

shift tersebut dipimpin oleh ketua tim atau penanggung jawab

tim.

Kegiatan:

(1) Katim atau PJ tim membuka acara

(2) Katim atau PJ menanyakan rencana harian masing-masing

perawat pelaksana

(3) Katim atau PJ tim memberikan masukan dan tindakan

lanjut terkait dengan asuhan yang diberikan saat itu

(4) Katim atau PJ tim memberikan reinforcement

(5) Katim atau PJ tim menutup acara

51
Tabel 3.11 Distribusi Evaluasi Pelaksanaan Preconference
diruang Nicu RSUD Dr.R.Soedjono Selong
:
Tidak
No Variabel Yang Dinilai Dilakukan
Dilakukan
1 2 3 4

1 Menyiapkan ruangan /tempat Ya


2 Menyiapkan rekam medik pasien yang
Ya
menjadi tanggung jawabnya
3 Menjelaskan tujuan dilakukannya pre
Ya
conference
4 Memandu pelaksanaan pre conference Ya
5 Menjelaskan masalah keperawatan
pasien, keperawatan dan rencana
Ya
keperawatan yang menjadi tanggung
jawabnya
6 Membagi tugas kepada AN sesuai
kemampuan yang dimiliki dengan Ya
memperhatikan keseimbangan kerja
7 Mendiskusikan cara dan strategi
Ya
pelaksanaan asuhan pasien/tindakan
8 Memotivasi untuk memberikan
tanggapan dan penyelesaian masalah
yang sedang didiskusikan Ya

9 Mengklarifikasi kesiapan AN untuk


melaksanakan asuhan keperawatan
Ya
kepada pasien yang menjadi tanggung
jawabnya
10 Menyimpulkan hasil pre conference Ya
Jumlah
Total % 80% 20%
Sumber :Hasil observasi tanggal 7-7 April 2022

Dari Hasil Observasi menggunakan lembar observasi

pelaksanaan pre converence dalam 10 item observasi didapatkan

bahwa 80 % pre converence sudah optimal dilakukan.

52
b) Post Comfrence Adalah komunikasi katim dan perawat

pelaksana tentang hasil kegiatan sepanjang shift dan sebelum

operan kepada shift berikut

Kegiatan:

(1) Katim atau PJ tim Membuka acara

(2) Katim dan PJ tim menanyakan kendala dalam asuhan yang

telah diberikan

(3) Katim atau PJ tim menanyakan tindakan lanjut asuhan

klien yang harus dioperkan kepada perawat shift

berikutnya.

(4) Katim atau PJ tim menutup acara.

Berdasarkan hasil observasi bahwa post converence

tetap dilakukan di ruang NICU RSUD Dr.R.Soedjono Selong.

Tabel 3.12 Evaluasi Pelaksanaan Post Conference Di ruang


NICU RSUD Dr. R. Soedjono Selong

Tidak
No VARIABEL YANG DINILAI Dilakukan
Dilakukan
1 2 3 4
1 Menyiapkan ruangan /tempat Ya
Menyiapkan rekam medik pasien
2 Ya
yang menjadi tanggung jawabnya
Menjelaskan tujuan dilakukannya
3 Ya
post conference
Menerima penjelasan dari AN
tentang hasil tindakan/hasil asuhan
4 Ya
keperawatan yang telah dilakukan
AN
1 2 3 4

53
Mendiskusikan masalah yang telah
ditemukan dalam memberikan
5 Ya
ASKEP pada pasien dan mencari
upaya penyelesaian masalah
6 Memberi reinforcement pada AN Ya
7 Menyimpulkan hasil post conference Ya
Mengklarifikasi pasien sebelum
melakukan operan tugas jaga shiftt
8 Ya
jaga berikutnya (melakukan ronde
keperawatan)
Sub total
Total % 70%
Sumber :Hasil Observasi Tanggal 7-9 Maret 2022

Analisa Data

Selama data diambil, post converence sudah dilakukan.

3) Motivasi kepada perawat

Motivasi adalah proses menajemen untuk mempengaruhi

tingkah laku manusia berdasarkan pengetahui mengenai apa yang

membuat orang tergerak. (Stonor Dan Freeman, 1995 dalam

nursalam, manajemen keperawatan, 2011).

Menurut bentuknya motivasi terdiri atas :

a). Motivasi instrinsik, yaitu motivasi yang datangnya dari dalam

diri individu

b). Motivasi ekstrinsik, yaitu motivasi yang datangnya dari luar

invidu

c). Motivasi terdesak, yaitu motivasi yang muncul dalam kondisi

terjepit secara serentak dan menghentak cepat sekali

54
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan bahwa selalu

dilakukan motivasi yang di sampaikan oleh KARU tentang

kedisiplinan dan tentang keselamatan pasien.

4) Pendelegasian

Pendegelasian yaitu proses terorganisir dalam kerangka

hidup organisasi/keorganisasian untuk secara langsung melibatkan

sebanyak mungkin orang dan pribadi dalam pembuatan keputusan,

pengarahan dan pengerjaan kerja yang berkaitan dengan pemastian

tugas.

5) Supervisi

Supervisi Secara umum yang dimaksud dengan supervisi

adalah melakukan pengamatan secara langsung dan berkala oleh

atasan terhadap pekerjaan yang dilaksanakan oleh bawahan untuk

kemudian apabila ditemukan masalah, segera diberikan petunjuk

atau bantuan yang bersifat langsung guna mengatasinya (Azwar,

1996).Wijono (1999) menyatakan bahwa supervisi adalah salah

satu bagian proses atau kegiatan dari fungsi pengawasan dan

pengendalian (controlling). Berdasarkan beberapa pengertian

tersebut dapat disimpulkan bahwa kegiatan supervisi adalah

kegiatan-kegiatan yang terencana seorang manajer melalui aktifitas

bimbingan, pengarahan, observasi, motiva- si dan evaluasi pada

stafnya dalam melaksanakan kegiatan atau tugas sehari-hari

(Sudarsono, 2000).

55
Adapun manfaat dan tujuan supervisi (Nurrachmah , 2008) :

Supervisi dapat meningkatkan efek- tifitas kerja. Peningkatan

efektifitas kerja ini erat hubungannya dengan peningkatan

pengetahuan dan keterampilan bawahan, serta makin terbinanya

hubungan dan suasana kerja yang lebih harmonis antara atasan dan

bawahan.Supervisi dapat lebih meningkatkan efesiensi kerja.

Peningkatan efesiensi kerja ini erat kaitannya dengan makin berku-

rangnya kesalahan yang dilakukan bawa- han, sehingga pemakaian

sumber daya (tenaga, harta dan sarana) yang sia-sia akan dapat

dicegah. Apabila kedua peningkatan ini dapat diwujudkan, sama

artinya dengan telah tercapainya tujuan suatu organisasi.

Tujuan pokok dari supervisi ialah menjamin pelaksanaan

berbagai kegiatan yang telah direncanakan secara benar dan tepat,

dalam arti lebih efektif dan efesien, se- hingga tujuan yang telah

ditetapkan organ- isasi dapat dicapai dengan memuaskan (Suarli &

Bachtiar, 2008)

56
Bagan 3.2 Alur Supervisi

Kepala bidang
keperawatan

Kepala seksi
keperawatan

Kepala perawat irna

Menetapkan kegiatan dan


tujuan serta instrumen/alat ukur
Kepala ruangan

Menilai kinerja perawat

PEMBINAAN (3F) PPI PP II


Penyampaian penilaian
(fair)
Feed back
Follow up, pemecahan PA PA
masalah dan reward

Kinerja perawat dan kwalitas


pelayanan meningkat

57
Berdasarkan observasi kepala ruangan selalu melakukan

pendampingan dan supervisi di ruang Nicu. Disamping itu bagian

manajemen keperawatan juga sering melakukan supervisi sesuai

jadwal yang ditentukan.

6) Ronde Keperawatan

Ronde Keperawatan Suatu kegiatan yang bertujuan untuk

mengatasi masalah keperawatan klien yang dilaksanakan oleh

perawat, disamping pasien dilibatkan untuk membahas dan

melaksanakan asuhan keperawatan akan tetapi pada kasus tertentu

harus dilakukan oleh perawat primer atau konselor, kepala

ruangan, perawat assosciate yang perlu juga melibatkan seluruh

anggota tim (nursalam, 2002).

Tujuannya:

a) Menumbuhkan cara berpikir secara kritis.

b) Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan yang

berasal dari masalah klien.

c) Meningkatkan validitas data klien.

d) Menilai kemampuan justifikasi.

e) Meningkatkan kemampuan dalam menilai hasil kerja.

f) Meningkatkan kemampuan untuk memodifikasi rencana

Karakteristik:

a). Pasien dilibatkan secara langsung

b). Pasien merupakan fokus kegiatan

c). Pa, pp, dan konselor melakukan diskusi bersama

58
d). Konselor memfasilitasi kreatifitas

e). Konselor membantu mengembangkan kemampuan pa dan pp

dalam meningkatkan kemampuan mengatasi masalah.

Manfaat:

a). Masalah pasien dapat teratasi

b). Kebutuhan pasien dapat terpenuhi

c). Terciptanya komuniras keperawatan yang profesional

d). Terjalinnya kerja sama antar tim kesehatan

e). Perawat dapat melaksanakan model asuhan keperawatan

dengan tepat dan benar

59
Bagan 3.3 Langkah-langkah kegiatan ronde keperawatan

tahap pra
PP

Penetapan
pasien

Persiapan pasien
1. informed concent
2. hasil
pengkajian/falidasidata

Apa diagnosis keperawatan?


Apa data yang menukung
Tahap Bagaimana intervensi yang
sudah dilakukan?
pelaksanaan di Penyajian masalah
Apa hambatan yamg ditemukan
nurse station

validasi
data

Diskusi PA-PP,
konselor, KARU
Tahap pelaksanaan di kamar
pasien

Lanjutan-diskusi di
nurse station

Kesimpulan dan
rekomendasi solusi
masalah
Pasca ronde

60
Keterangan :

a). Pra

(1) Menentukan kasus dan topik (maslah yang tidak teratasi dan

masalah yang langka)

(2) Menentukan tim ronde

(3) Mencari sumber literatur

(4) Membuat proposal

(5) Mempersiapkan pasien: informed concent dan pengkajian

(6) Diskusi: apa diagnosa keperawatan?, apa data yang

mendukung?, bagaimana intervensi yang sudah dilakukan?,

dan apa hambatan yag ditemukan selama perawatan?

b). Pelaksanaan ronde

(1) Penjelasan tentang pasien oleh perawat primer yang

difokuskan pada masalah keperawatan dan rencana tindakan

yang akan dilaksanakan dan atau telah dilaksanakan serta

memilih prioritas yang perlu didiskusikan

(2) Diskusi antar anggota tim tentang kasus tersebut.

(3) Pemberian justifikasi oleh perawat primer atau keonselor

atau kepala ruangan tentang masalah pasien serta rencana

tindakan yang akan dilakukan.

c). Pasca ronde

(1) Evaluasi, revisi, dan perbaikan

61
(2) Kesimpulan dan rekomendasi penegakan diagnosis,

intervensi keperawatan selanjutnya

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan ruang Nicu

belum menerapkan kegiatan ronde keperawatan.

62
d. Fungsi Pengendalian

1) Indikator mutu

Indikator mutu pelayanan kesehatan di RSU yaitu, BOR,

LOS, TOI, BTO.

a) BOR (Bed Occupancy Rate)

Angka penggunaan tempat tidur, hal ini menunjukkan

sampai seberapa jauh pemakaian tempat tidur yang tersedia

dirumah sakit dalam jangka waktu tertentu. Standar Nasional

untuk RSU dalam satu tahun adalah: 75-85%.

Jml.hari dirawat
Rumus BOR = X 100%
Jml TT x Jml Hari Satu Periode

Berdasarkan data yang diperoleh perode Januari-

Februari 2018, jumlah bed yang terdapat di Ruang Interna 1

RSUD Dr.R.Soedjono Selong adalah 25 tempat tidur Dari

data-data tersebut diperoleh nilai BOR sbb:

Jml.hari dirawat
Rumus BOR = X 100%
Jml TT x hari dalam 1 tahun

1068
BOR = x100% = 59,33%
(30x60)

Dari hasil perhitungan BOR di Ruang Interna I pada

bulan Maret 2018 didapatkan hasil 80,51%, ini menunjukkan

bahwa penggunaan bed pada bulan Maret 2018 sudah ideal.

63
LOS (Length Of Stay)lama waktu perawatan setiap indikator

ini disamping memberikan gambaran tingkat efisiensi juga

dapat memberikan gambaran tingkat efisiensi dan juga dapat

memberikan gambaran mutu pelayanan, apabila diterapkan

pada diagnosa tertentu yang dijadikan tracer (yang perlu

pengamatan lebih lanjut)

Jml. Lama hari perawatan


Rumus LOS =
Jumlah px keluar hidup dan mati

Berdasarkan data didapatkan jumlah lama hari

perawatan adalah 1068 hari dan pasien yang keluar (keluar

hidup dan mati) adalah 178 orang.

Jml. Lama hari perawatan


Rumus LOS =
Jumlah px keluar hidup dan mati

1068
= = 6 hari
178
Dari hasil perhitungan LOS didapatkan hasil 6 hari. Hal ini

menunjukkan hasil sesuai standar (standar 6-9 hari).

b) TOI (Turn Over Interval)

Selang waktu antara pemakaian tempat tidur. Hal ini

menunjukkan waktu rata-rata suatu tempat tidur kosong atau

waktu antara suatu tempat tidur ditinggalkan oleh klien sampai

dengan diisi lagi standar 1- 3 hari (depkes 2005).

Jml.tempat tidur X periode – hari perawatan


Rumus=

64
Jml. Klien kluar (hidup/mati)

Berdasarkan hasil pengkajian diperoleh data:

Jml.tempat tidur X periode – hari perawatan


Rumus=
Jml. Klien keluar (hidup/mati)

(30 x 60)
= = 1.01 hari
(178)

Berdasarkan data yang diperoleh, lama rata-rata hari

perawatan pasien diruang Ruang Interna 1 adalah 1.01 hari.

Angka ini menunjukan lama rata-rata hari perawatan telah

sesuai dengan standar nasional yang telah ditetapkan untuk

RSU yaitu 1-3 hari.

c) BTO (Bed Turn Over)

Frekuensi pemakaian tempat tidur. Hal ini menunjukkan

frekuensi pemakaian tempat tidur rumah sakit satu satuan

waktu tertentu. BTO menggambarkan tentang tingkat

pemakaian tempat tidur.

Jml.klien keluar (hidup/mati)


Rumus BTO =
Jml.tempat tidur

Berdasarkan data yang diperoleh data frekuensi jumlah

pemakaian tempat tidur dalam satu satuan waktu tertentu

(standar 40-50 kali , Depkes 2005) pada ruang interna 1 adalah

Jml.klien keluar (hidup/mati)


Rumus BTO =
Jml.tempat tidur

65
1068
= = 35 kali
30

Dari data di atas dapat kita ketahui jumlah pemakaian

tempat tidur selama setahun adalah tinggi yaitu 35 kali.

2) Audit dokumentasi asuhan keperawatan


Berdasarkan hasil wawancara dan observasi di ruang

Interna 1 RSUD Dr.R.Soedjono Selong, dokumentasi asuhan

keperawatan tersusun rapi sesuai jumlah pasien perhari yang di

dalamnya tercantum dari identitas pasien, lembar pemeriksaan

fisik, dan lembar dokumen lainnya.

66
B. ANALISA SWOT

STRENGTH WEAKNESS OPPORTUNITY THREATENED


1. Mempunyai sarana 1. Belum 1. Adanya kebijakan 1. Legalitas
dan prasaran untuk optimalnya pemerintah tentang perawat
pasien dan tenaga timbang terima profesionalisasi 2. Kebebasan
kesehatan. pada shift sore perawat. pers dalam
2. Perawat ruang dan shift malam 2. Adanya mahasiswa penyebaran
Interna I memiliki 2. Belum profesi S1 informasi
tingkat pendidikan optimalnya keperawatan yang 3. Persaingan
yang memadai promosi sedang praktek dengan
3. Mempunyai kesehatan sesuai manajemen rumah sakit
instrumen asuhan dengan penyait keperawatan. swasta
keperawatan. 10 terbanyak 3. Adanya program
4. Fungsi manajemen akreditasi RS dari
perencanaan, pemerintah dimana
pengorganisasian, MAKP menjadi
pengarahan, salah satu penilaian.
pengawasan, dan 4. Adanya program
dan pengendalian pelatihan - pelatihan
sudah berjalan. (BCLS, BTLS,
INTERNA 1 dll).
5. Adanya kesempatan
untuk Perawat
ruangan INTERNA
1 melanjutkan
pendidikan
kejenjang yang
lebih tinggi

67
BAB IV
PRIORITAS MASALAH, ALTERNATIF PENYELESAIAN MASALAH &
POA PENYELESAIAN MASALAH MANAJEMEN KEPERAWATAN DI
RUANGAN

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi pada 4 orang perawat di

ruang Interna I RSUD Dr. R. SOEDJONO SELONG didapatkan hasil bahwa

masih ada permasalahan yang ditemui dalam penerapan manajemen keperawatan,

baik dalam fungsi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian,

dimana fungsi manajemen tersebut belum semuanya berjalan secara optimal.

Pengkajian dilakukan pada tanggal 09-14 April 2018 yang bertujuan untuk

mendapatkan informasi yang berhubungan dengan aspek manajemen keperawatan

melalui pendekatan terhadap aspek manajemen pelayanan dan manajemen asuhan

keperawatan. Pengkajian manajemen meliputi fungsi perencanaan,fungsi

pengorganisasian, fungsi pengarahan dan fungsi pengendalian. Metode yang

digunakan untuk memperoleh informasi adalah dengan melakukan wawancara

langsung kepada kepala ruangan dan 3 orang perawat yang bekerja di ruang

Interna 1. Observasi dilakukan dengan melihat ada tidaknya visi, misi ruangan,

struktur organisasi ruangan, SOP/SAK. Hasil observasi di ruang Interna 1

didapatkan bahwa sudah ada SOP dan SAK penyakit di ruangan tersebut, kurang

optimalnya timbang terima pada sore dan malam hari sesuai dengan standar,

kurang optimalnya pre dan post confrence.

68
A. ANALISA MASALAH

Daftar Masalah Proses Pengkajian Di Ruang Interna 1

No. Item Masalah


1. Unsur input Man: -
Material: -
Methode:
 Belum optimalnya timbang
terima pada pergantian shift sore
dan malam hari.
 Belum menerapkan sistem
metode MPKP.
Money:-
Marketing: - Belum optimalnya sarana
promosi kesehatan yang sesuai dengan
10 jenis penyakit terbanyak di ruang
Interna I

2 Unsur proses 1. Fungsi perencanaan:


 SAK membahas 10 kasus
terbanyak sudah ada.
2. Fungsi pengorganisasian:
 Ketenangaan sudah memadai
3. Fungsi pengarahan
 Pre dan post confrence sudah
dilaksanakan
3 Unsur output  Pendokumentasian askep cukup
baik

B. IDENTIFIKASI MASALAH

1. Timbang terima keperawatan belum optimal pada sore dan malam

2. Belum menerapkan sistem metode MPKP.

3. Promosi kesehatan sesuai dengan penyakit terbanyak di ruang Interna I

masih belum optimal

69
C. PENENTUAN PRIORITAS MASALAH DENGAN MENGGUNAKAN
METODE CARL

Total
No Daftar Masalah C A R L Urutan
nilai
Belum optimalnya sarana promosi
kesehatan seperti poster tentang
1 4 2 3 2 48 III
pencegahan maupun penanganan
penyakit di ruang Interna 1.
Belum menerapkan sistem metode
2 5 4 4 2 160 II
MPKP.
Timbang terima keperawatan belum
3 5 5 4 4 400 I
optimal pada sore dan malam

Adapun prioritas masalah yang diangkat yaitu:


1. Belum ada timbang terima pada shift siang dan malam di Ruangan
Interna 1.
2. Belum menerapkan sistem metode MPKP.
3. Belum optimalnya sarana promosi kesehatan seperti poster tentang
pencegahan maupun penanganan penyakit di ruang Interna 1.

D. IMPLEMENTASI MANAJEMEN KEPERAWATAN


PRIORITAS EVALUASI
No KEGIATAN
MASALAH
1 Belum optimalnya Melakukan pre dan Melakukan timbang terima
timbang terima pada post comfrence setelah operan shift.
shift siang dan malam

70
Belum menerapkan Menerapkan sistem Mencoba menerapkan metode
sistem metode MPKP. metode MPKP di MPKP di ruangan Interna 1
raungan untuk
2 mempermudah
kinerja petugas yang
melaksnakan
pelayanan
Belum optimalnya Mengusulkan Pembuatan leflet sudah
sarana promosi pembuatan sarana dilakukan, sesuai dengan 10
kesehatan seperti poster promkes seperti penyakit terbanyak di
tentang pencegahan leflet dan benner ruangan dan di pampang di
3
maupun penanganan salah satu dari 10 ruangan interna 1
penyakit di ruang penyakit terbanyak
Interna 1. untuk mengedukasi
pasien dan keluarga

71
BAB V
LAPORAN KEGIATAN

A. RENCANA KEGIATAN

1. Timbang Terima
Evaluasi Struktur
a. Mencari literature tentang timbag terima shift.
b. Menyusun tata cara timbang terima
c. Mengkoordinasikan konsep denga KARU
d. Mensosialisasikan kegiatan timbang terima
e. Melibatkan perawat Interna I dalam pelaksanaan timbang terima pada
shift sore dan malam hari
f. Melaksanakan kegiatan timbang terima
g. Mengevaluasi hasil timbang terima

2. Sistem MPKP
Evaluasi Struktur
a. Mencari literature tentang sistem metode MPKP.
b. Menyusun tata cara sistem MPKP
c. Mengkoordinasikan konsep denga KARU
d. Mensosialisasikan sistem MPKP ke petugas Interna 1
e. Melibatkan perwat Interna I dalam pelaksanaan sistem MPKP
f. Melaksanakan kegiatan sistem MPKP
g. Mengevaluasi hasil Sistem MPKP

3. Promosi Kesehatan

72
Evaluasi Struktur
a. Mencari literature tentang konsep penyakit yang berkaitan dengan 10
penyakit terbanyak diruangan interna I
b. Menyiapkan dan menyusun leaflet mengenai beberapa penyaktit
berdasarkan 10 penyakit terbanyak diruangan.
c. Mensosialisasikan pembagian leaflet
d. Membagikan leaflet pada pasien dan pengunjung
e. Menempatkan leaflet pada tempat yang mudah dijangkau oleh
pengunjung

B. IMPLEMENTASI
1. Timbang Terima
Evaluasi Proses
No Waktu Kegiatan
1 13.30 – 14.30 Pelaksanan timbang terima
WIB
2 13.30 – 14.00 1. Perawat mempersiapkan buku laporan dan status
WIB 2. Timbang terima diikuti oleh perawat yang akan
dinas
3. Katim dapat menjelaskan kondisi seluruh pasien,
masalah keperawatan dan tindakan yang telah di
lakukan
4. Perawat mengucapkan salam sebelum
melakukan      overan ke pasien
5. Katim memperkenalkan perawat yang akan
dinas
6. Katim dapat menjelaskan kondisi pasien dengan
metode (SBAR) dengan efektif, Katim
menyampaikan kondisi terkini, Katim
menyampaikan informasi penting yang
berhubungan dengan kondisi pasien terkini, Katim
menyampaikan hasil pengkajian kondisi terkini,

73
Katim menyampaikan apa yang perlu dilakukan
untuk mengatasi masalah pasien.
7. Katim memberitahu pasien perawat yang
bertanggungjawab kepada pasien
8.  Perawat mengucapkan salam sebelum
meninggalkan     pasien
9. Timbang terima di akhiri dengan menandatangi
buku     laporan

2. Sistem MPKP
Evaluasi Proses
a. Menjaga konsistensi asuhan keperawatan
b. Mengurangi konflik, tumpang tindih dan kekosongan pelaksanaan
asuhan keperawatan oleh tim keperawatan.
c. Menciptakan kemandirian dalam memberikan asuhan keperawatan.
d. Memberikan pedoman dalam menentukan kebijakan dan keputusan.
e. Menjelaskan dengan tegas ruang lingkup dan tujuan asuhan
keperawatan bagi setiap tim keperawatan

3. Promosi Kesehatan
Evaluasi Proses
a. Membuat Leaflet berdasarkan dari 10 penyakit terbanyak (contohnya,
leaflet CHF, CKD, Anemia, dll)
b. Dapat mensosialisasikan leaflet ke pasien dan keluarga yang ada di
ruang Interna

C. EVALUASI
1. Timbang Terima
Evaluasi Hasil
a. Selama kegiatan masing-masing mahasiswa bekerja sesuai dengan
tugasnya.

74
a. Kegiatan berjalan lancar, tepat waktu dan tujuan mahasiswa tercapai
dengan baik.
2. Sistem MPKP
a. Perawat Interna 1 dapat menjaga konsistensi asuhan keperawatan
b. Perawat Interna 1 dapat mengurangi konflik, tumpang tindih dan
kekosongan pelaksanaan asuhan keperawatan oleh tim keperawatan.
c. Perawat Interna 1 dapat menciptakan kemandirian dalam memberikan
asuhan keperawatan.
d. Perawat Interna 1 dapat memberikan pedoman dalam menentukan
kebijakan dan keputusan.
e. Perawat Interna 1 dapat menjelaskan dengan tegas ruang lingkup dan
tujuan asuhan keperawatan bagi setiap tim keperawatan

3. Promosi Kesehatan
Evaluasi Hasil
a. Leaflet sudah di buat
b. Leaflet sudah di sebar d ruang interna 1

D. TINDAK LANJUT
N Masala Kegiatan Uraian kegiatan Tujuan Sasaran Penanggung Dana/waktu
o h jawab
1 Belum Menyiapkan a. Mencari Untuk Perawat Tri Ridzki Rp.100.000
optimal penyelenggar literature memberik Interna I Muttaqin 16 April s/d 4
timbang aan timbag tentang timbag an role Makbul Mei 2018
terima terima shift. terima shift. model Juni Amir
shift b. Menyusun tata penatalaks Miftahul Jannah
siang cara timbang anaan L. Agus Andi P
dan terima timbang
malam. c. Mengkoordina terima
sikan konsep shift yang
denga KARU optimal
d. Mensosialisasi diruangan

75
kan kegiatan Interna I
timbang terima
e. Melibatkan
perwat Interna
I dalam
pelaksanaan
timbang terima
pada shift sore
dan malam hari
f. Melaksanakan
kegiatan
timbang terima
g. Mengevaluasi
hasil timbang
terima
2 Belum Diharapkan a. Mencari Menguran Perawat S. Abdul Wahid 16 April s/d 4
menerap bisa literature gi konflik, Interna 1 L.M.Ikhwal Mei 2018
kan menerapkan tentang sitem tumpang Suhari Al ABdi
system sistem MPKP metode MPKP. tindih dan Muhammad
metode di ruangan b. Menyusun tata kekosonga
MPKP cara sistem n
MPKP pelaksana
c. Mengkoordina an asuhan
sikan konsep keperawat
denga KARU an oleh
d. Mensosialisasi tim
kan sistem keperawat
MPKP ke an.
petugas Interna
1
e. Melibatkan
perwat Interna

76
I dalam
pelaksanaan
sistem MPKP
f. Melaksanakan
kegiatan sistem
MPKP
g. Mengevaluasi
hasil system
MPKP
3 Sarana Mencari dan a. Mencari Untuk Pasien, Sri Wahyuni Rp. 500.000,-
promosi menyiapkan literature memberik Keluarga Suriani
kesehata beberapa tentang konsep an Pasien dan Neni Mayasari
n seperti leaflet sesuai penyakit yang informasi Pengunjun Siti Sofiah A S
leaflet dengan berkaitan dan g interna I Suhaeri
tentang penyakit dengan 10 menamba Sri Marliani
salah terbanyak di penyakit h
satu atau ruang Interna terbanyak wawasan
beberap I diruangan mengenai
a dari interna I penyakit.
10 jenis b. Menyiapkan
penyakit dan menyusun
terbanya leaflet
k di mengenai
Ruang beberapa
Interna I penyaktit
berdasarkan 10
penyakit
terbanyak
diruangan.
c. Mensosialisasik
an pembagian
leaflet

77
d. Membagikan
leaflet pada
pasien dan
pengunjung
e. Menempatkan
leaflet pada
tempat yang
mudah
dijangkau oleh
pengunjung

KEGIATAN
No Kegiatan Action Sasaran Tujuan Waktu Tempat

1 Persiapan

a. Menyiapkan Mahasisw Materi- Mengklarifikasi 16- 04- Ruang


materi dan a Ners materi kebutuhan ruangan 2018 Interna
konfirmasi yang akan pedoman 1
dengan Karu dibutuhka informasi pasien baru
dan PN n dalam
buku
pedoman
informasi
pasien
baru

b. Membuat Mahasisw Karu dan 16-04- Ruang


lembar balik a Ners PN 2018 s/d Interna
orientasi pasien 17-04- 1
baru 2018

c. Konsultasi Mahasisw Karu dan Mendiskusikan 18-04- Ruang

78
mengenai isi a Ners PN kekurangan dalam 2018 s/d Interna
lembar balik membuat lembar balik 19-04- 1
orientasi pasien orientasi pasien baru 2018
baru

d. Merevisi Mahasisw Lembar Memperbaiki 20-04- Ruang


mengenai isi a Ners balik kekurangan isi dari 2018 Interna
lembar balik orientasi lembar balik orientasi 1
orientasi pasien pasien pasien baru
baru baru

e. Koordinasi Mahasisw Karu, PN, Kontrak waktu untuk 21-04- Ruang


ruangan a Ners, PJTJ melaksanakan Role 2018 Interna
Karu, dan play orientasi pasien 1
PN baru

2 Pelaksanana

a. Melakukan Mahasisw Karu, PN, Tersosialisasinya 23-04- Ruang


sosialisasi/ a Ners AN informasi dan 2018 Interna
penyegaran orientasi pasien baru 1
kembali
informasi dan
orientasi pasien
baru

b. Role play Mahasisw Karu dan Memperlihatkan 24-04- Ruang


orintasi pasien a Ners PN lembar balik orientasi 2018 Interna
baru pasien baru yang telah 1
direvisi dan akan
digunakan untuk
memberikan orientasi
pasien baru

79
c. Pelaksanaan Karu, PN, Terlaksananya 25-04- Ruang
informasi dan AN orientasi pasien baru 2018 s/d Interna
orientasi pasien pada setiap pasien 26-04- 1
baru yang masuk 2018

3. Evaluasi

a. Evaluasi Mahsiswa Karu, PN, Memperoleh 27-04- Ruang


keseluruhan Ners, Karu PJTJ gambaran pelaksanaan 2018 s/d Interna
hasil orintasi pasien baru 28-04- 1
pelaksanaan 2018
pemberian
orientasi pasien
baru

80
BAB VI
PEMBAHASAN TERHADAP MASING – MASING MASALAH YANG
DITEMUKAN,PELAKSANAAN IMPLEMENTASI,EVALUASI DAN
TINDAK LANJUT

Setelah melakukan pengkajian selama kurang lebih 6 hari, yaitu terhitung


mulai dari tanggal 09-14 April 2018 di dapatkan data permasalahan yang terkait
dengan fungsi perencanaan, pengorganisasian, pengawasan dan pengendalian.
Adapun masalahah yang ditemukan antara lain belum optimalnya sarana promosi
kesehatan ruangan seperti pengadaan leflet tentang salah satu dari 10 penyakit
terbanyak yang dapat dilihat dan dibaca oleh pasien maupun keluarga yang datang
berkunjung. Timbang terima sudah dilakukan pada setiap pergantian shift tapi
pada shift sore dan malam masih belum optimal.

A. ANALISIS MASALAH YANG TERJADI DIRUANGAN.


1. Belum Optimalnya Timbang Terima Shift Siang dan Malam.
a. Kajian Teori.

Timbang terima (operan) merupakan tekhnik atau cara


menyampaikan dan menerima laporan yang berkaitan dengan keadaan
klien.
b. Kajian Data
Berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan selama kurang
lebih 6 hari, didapatkan bahwa diruangan interna I timbang terima
dilakukan pada shift pagi sedangkan shift siang dan malam belum
dilakukan timbang terima secara optimal.

2. Belum Menerapkan Sistem Metode MPKP


a. Kajian Teori

81
Model praktik keperawatan profesional (MPKP) adalah suatu
sistem (struktur, proses dan nilai-nilai profesional), yang memfasilitasi
perawat profesional, mengatur pemberian asuhan keperawatan,
termasuk lingkungan tempat asuhan tersebut diberikan (Ratna Sitorus
& Yuli, 2006).
Model praktik keperawatan profesional (MPKP) adalah suatu
sistem (struktur, proses dan nilai-nilai profesional), yang memfasilitasi
perawat profesional, mengatur pemberian asuhan keperawatan,
termasuk lingkungan tempat asuhan tersebut diberikan. Aspek struktur
ditetapkan jumlah tenaga keperawatan berdasarkan jumlah klien sesuai
dengan derajat ketergantungan klien. Penetapan jumlah perawat sesuai
kebutuhan klien menjadi hal penting, karena bila jumlah perawat tidak
sesuai dengan jumlah tenaga yang dibutuhkan, tidak ada waktu bagi
perawat untuk melakukan tindakan keperawatan.
Selain jumlah, perlu ditetapkan pula jenis tenaga yaitu PP dan PA,
sehingga peran dan fungsi masing-masing tenaga sesuai dengan
kemampuan dan terdapat tanggung jawab yang jelas. Pada aspek
struktur ditetapkan juga standar renpra, artinya pada setiap ruang rawat
sudah tersedia standar renpra berdasarkan diagnosa medik dan atau
berdasarkan sistem tubuh.
Pada aspek proses ditetapkan penggunaan metode modifikasi
keperawatan primer (kombinasi metode tim dan keperawatan primer).
b. Kajian Data
Kepala ruangan interna 1 masih belum bias menerapkan system
metode MPKP

3. Belum Optimalnya Sarana Promosi Kesehatan Seperti Poster


Tentang Pencegahan Maupun Penanganan Penyakit Di Ruang
Interna 1.
a. Kajian teori

82
Promosi kesehatan adalah proses yang memungkinkan setiap
individu untuk meningkatkan kendali atas dirinya sendiri demi untuk
meningkatkan kesehatan (WHO, Ottawa, 1989).
Media atau alat dalam promos ikesehatan dapat diartikan
sebagai alat bantu dalam promosi kesehatan yang dapat dilihat,
didengar, diraba, dirasa, atau dicium, untuk memperlancar komunikasi
dan penyebar luasan informasi.
Media atau sarana promosi kesehatan adalah semua sarana atau
upaya untuk menampilkan pesan atau informasi yang ingin
disampaikan oleh komunikator, baik melalui media cetak, elektronik,
maupun media luar ruangan sehingga sasaran dapat meningkat
pengetahuannya yang akhirnya dapat diharapkan berubah perilakunya
kearah positif terhadap kesehatannya (DEPKES RI, 2006).
b. Kajian data
Berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan selama kurang
lebih 6 hari, maka didapatkan bahwa di ruangan interna 1 untuk media
promosi kesehatan (sarana promkes) sangat kurang atau jarang dilihat,
walaupun ada beberapa leaflet di meja perawat namun itu sangat
sedikit dan tidak mudah dijangkau oleh pasien maupun keluarga
karena sebagian besar tidak mengetahui akan kegunaan dan
ketersediaan sarana leaflet tersebut untuk promosi kesehatan atau
menambah edukasi keluarga pasien tentang kesehatan, sehingga
penting untuk diangkat kurangnya sarana promosi kesehatan ruangan,
karena akan berdampak pada tingkat pengetahuan dan perilaku di
rumah atau dilingkungan.
Sehingga pada pelaksanaan praktek manajemen akan disusun leaflet
mengenai penyakit yang nantinya dengan izin kepala ruangan dapat
dibagikan kepada pengunjug, keluarga pasien maupun pasien
diruangan interna I agar dapat dilihat dan dibaca oleh keluarga atau
pengunjung pasien atau pasien.

83
B. IMPLEMENTASI
4. Timbang Terima
Evaluasi Proses
No Waktu Kegiatan
1 13.30 – 14.30 Pelaksanan timbang terima
WIB
2 13.30 – 14.00 1. Perawat mempersiapkan buku laporan dan status
WIB 2. Timbang terima diikuti oleh perawat yang akan
dinas
3. Katim dapat menjelaskan kondisi seluruh pasien,
masalah keperawatan dan tindakan yang telah di
lakukan
4. Perawat mengucapkan salam sebelum
melakukan      overan ke pasien
5. Katim memperkenalkan perawat yang akan
dinas
6. Katim dapat menjelaskan kondisi pasien dengan
metode (SBAR) dengan efektif, Katim
menyampaikan kondisi terkini, Katim
menyampaikan informasi penting yang
berhubungan dengan kondisi pasien terkini, Katim
menyampaikan hasil pengkajian kondisi terkini,
Katim menyampaikan apa yang perlu dilakukan
untuk mengatasi masalah pasien.
7. Katim memberitahu pasien perawat yang
bertanggungjawab kepada pasien
8.  Perawat mengucapkan salam sebelum
meninggalkan     pasien
9. Timbang terima di akhiri dengan menandatangi
buku     laporan

84
5. Belum Menerapksakn Sistem Metode MPKP
Evaluasi Proses
f. Menjaga konsistensi asuhan keperawatan
g. Mengurangi konflik, tumpang tindih dan kekosongan pelaksanaan
asuhan keperawatan oleh tim keperawatan.
h. Menciptakan kemandirian dalam memberikan asuhan keperawatan.
i. Memberikan pedoman dalam menentukan kebijakan dan keputusan.
j. Menjelaskan dengan tegas ruang lingkup dan tujuan asuhan
keperawatan bagi setiap tim keperawatan

6. Promosi Kesehatan
Evaluasi Proses
a. Membuat Leaflet berdasarkan dari 10 penyakit terbanyak (contohnya,
leaflet CHF, CKD, Anemia, dll)
b. Dapat mensosialisasikan leaflet ke pasien dan keluarga yang ada di
ruang Interna

A. EVALUASI
4. Timbang Terima
Evaluasi Hasil
b. Selama kegiatan masing-masing mahasiswa bekerja sesuai dengan
tugasnya.
c. Kegiatan berjalan lancar, tepat waktu dan tujuan mahasiswa tercapai
dengan baik.
5. Timbang Terima
Evaluasi Hasil
f. Perawat Interna 1 dapat menjaga konsistensi asuhan keperawatan
g. Perawat Interna 1 dapat mengurangi konflik, tumpang tindih dan
kekosongan pelaksanaan asuhan keperawatan oleh tim keperawatan.
h. Perawat Interna 1 dapat menciptakan kemandirian dalam memberikan
asuhan keperawatan.

85
i. Perawat Interna 1 dapat memberikan pedoman dalam menentukan
kebijakan dan keputusan.
j. Perawat Interna 1 dapat menjelaskan dengan tegas ruang lingkup dan
tujuan asuhan keperawatan bagi setiap tim keperawatan

6. Promosi Kesehatan
Evaluasi Hasil
a. Leaflet sudah di buat
b. Leaflet sudah di sebar d ruang interna 1

D. TINDAK LANJUT
No Masalah Kegiatan Uraian Tujuan Sasaran Penanggung Dana/
kegiatan jawab waktu
1 Belum Menyiapkan h. Mencari Untuk Perawat Tri Ridzki Muttaqin Rp.100.000
optimal penyelengga literature memberikan Interna I Makbul 16 April
timbang raan timbag tentang role model Juni Amir s/d 4 Mei
terima terima shift. timbag penatalaksana Miftahul Jannah 2018
shift siang terima an timbang L. Agus Andi P
dan shift. terima shift
malam. i. Menyusun yang optimal
tata cara diruangan
timbang Interna I
terima
j. Mengkoord
inasikan
konsep
denga
KARU
k. Mensosiali
sasikan
kegiatan

86
timbang
terima
l. Melibatkan
perwat
Interna I
dalam
pelaksanaa
n timbang
terima pada
shift sore
dan malam
hari
m. Melaksana
kan
kegiatan
timbang
terima
n. Mengevalu
asi hasil
timbang
terima
2 Belum Diharapkan h. Mencari Mengurangi Perawat S. Abdul Wahid 16 April
menerapk bisa literature konflik, Interna 1 L.M.Ikhwal s/d 4 Mei
an system menerapkan tentang tumpang Suhari Al ABdi 2018
metode sistem sitem tindih dan Muhammad
MPKP MPKP di metode kekosongan
ruangan MPKP. pelaksanaan
i. Menyusun asuhan
tata cara keperawatan
sistem oleh tim
MPKP keperawatan.

87
j. Mengkoord
inasikan
konsep
denga
KARU
k. Mensosiali
sasikan
sistem
MPKP ke
petugas
Interna 1
l. Melibatkan
perwat
Interna I
dalam
pelaksanaa
n sistem
MPKP
m. Melaksana
kan
kegiatan
sistem
MPKP
n. Mengevalu
asi hasil
system
MPKP
3 Sarana Mencari dan f. Mencari Untuk Pasien, Sri Wahyuni Rp.
promosi menyiapkan literature memberikan Keluarga Suriani 500.000,-
kesehatan beberapa tentang informasi dan Pasien Neni Mayasari
seperti leaflet konsep menambah dan Siti Sofiah A S

88
leaflet sesuai penyakit wawasan Pengunju Suhaeri
tentang dengan yang mengenai ng Sri Marliani
salah satu penyakit berkaitan penyakit. interna I
atau terbanyak di dengan 10
beberapa ruang penyakit
dari 10 Interna I terbanyak
jenis diruangan
penyakit interna I
terbanyak g. Menyiapka
di Ruang n dan
Interna I menyusun
leaflet
mengenai
beberapa
penyaktit
berdasarkan
10 penyakit
terbanyak
diruangan.
h. Mensosialis
asikan
pembagian
leaflet
i. Membagika
n leaflet
pada pasien
dan
pengunjung
j. Menempatk
an leaflet
pada tempat

89
yang
mudah
dijangkau
oleh
pengunjung

JENIS KEGIATAN
No Kegiatan Action Sasaran Tujuan Waktu Tempat

1 Persiapan

a. Menyiapkan Mahasisw Materi- Mengklarifikasi 16- 04- Ruang


materi dan a Ners materi kebutuhan ruangan 2018 Interna
konfirmasi yang akan pedoman 1
dengan Karu dibutuhka informasi pasien baru
dan PN n dalam
buku
pedoman
informasi
pasien
baru

b. Membuat Mahasisw Karu dan 16-04- Ruang


lembar balik a Ners PN 2018 s/d Interna
orientasi pasien 17-04- 1
baru 2018

c. Konsultasi Mahasisw Karu dan Mendiskusikan 18-04- Ruang


mengenai isi a Ners PN kekurangan dalam 2018 s/d Interna
lembar balik membuat lembar balik 19-04- 1
orientasi pasien

90
baru orientasi pasien baru 2018

d. Merevisi Mahasisw Lembar Memperbaiki 20-04- Ruang


mengenai isi a Ners balik kekurangan isi dari 2018 Interna
lembar balik orientasi lembar balik orientasi 1
orientasi pasien pasien pasien baru
baru baru

e. Koordinasi Mahasisw Karu, PN, Kontrak waktu untuk 21-04- Ruang


ruangan a Ners, PJTJ melaksanakan Role 2018 Interna
Karu, dan play orientasi pasien 1
PN baru

2 Pelaksanana

a. Melakukan Mahasisw Karu, PN, Tersosialisasinya 23-04- Ruang


sosialisasi/ a Ners AN informasi dan 2018 Interna
penyegaran orientasi pasien baru 1
kembali
informasi dan
orientasi pasien
baru

b. Role play Mahasisw Karu dan Memperlihatkan 24-04- Ruang


orintasi pasien a Ners PN lembar balik orientasi 2018 Interna
baru pasien baru yang telah 1
direvisi dan akan
digunakan untuk
memberikan orientasi
pasien baru

c. Pelaksanaan Karu, PN, Terlaksananya 25-04- Ruang


informasi dan AN orientasi pasien baru 2018 s/d Interna
orientasi pasien pada setiap pasien 26-04-

91
baru yang masuk 2018 1

3. Evaluasi

a. Evaluasi Mahsiswa Karu, PN, Memperoleh 27-04- Ruang


keseluruhan Ners, Karu PJTJ gambaran pelaksanaan 2018 s/d Interna
hasil orintasi pasien baru 28-04- 1
pelaksanaan 2018
pemberian
orientasi pasien
baru

BAB VII
PENUTUP

92
A. Kesimpulan

1. Model praktik keperawatan professional di ruang Interna1 RSUD Dr.


Soedjono Selong MAKP Tim disesuaikan dengan klasifikasi pendidikan
tenaga keperawatan diruang Interna 1, dimana perawat ruang Interna1
seluruhnya adalah 19 Orang dengan klasifikasi pendidikan Ners
sebanyak 7 orang, S1 sebanyak 2 orang, dan D3 sebanyak 9 orang.
2. Model dokumentasi keperawatan di Ruang Interna 1 menggunakan
format asuhan keperawatan dengan system POR (Problem oriented
record) yaitu system dokumentasi keperawatan yang memusatkan data
menurut masalah klien. Dalam dokumentasi keperawatan pengkajian
menggunakan Range of system dan diagnosa keperawatan sampai
evaluasi mengguanakn SOAP.
3. Dalam melakukan timbang terima pasien, perawat di Ruang Interna 1
masih belum optimal, timbang terima tidak didahului dengan pre
conference dan hanya dilakukan oleh perawat sift pagi kepada sift sore,
sedangkan timbang terima pasien oleh perawat sift sore kepada sift
malam belum dilakukan secara optimal bahkan terkadang tidak validasi
ke pasien. Isi timbang terima sudah lengkap.
4. Pengelolaan obat di ruang Interna 1 menggunakan system ODD (One
Day Dose).
5. Dischart planning di ruang Interna 1 sudah dilaksanakan namun hanya
sebatas dari instalasi Gizi yang sudah memberikan leaflet dan penjelasan,
sedangkan hanya sebagian pasien yang sudah dijelaskan tentang
penyakit yang diderita dan tidak ada leaflet tentang penyakit yang
diderita untuk diberikan kepada pasien.
6. Ronde keperawatan di ruang Interna 1 belum dilakukan namun secara
langsung ronde keperawatan didiskusikan langsung dalam ruangan

B. Saran

93
1. Pelaksanaan timbang terima perlu dioptimalkan terutama dalam
pelaksanaan pre conference dan validasi ke pasien.
2. Sebaiknya ronde keperawatan perlu dilakukan di Ruang Interna 1
sebagai bukti peran aktif perawat dalam menyelesaikan masalah
kesehatan pasien.
3. Penerapan sistem asuhan keperawatan metode MPKP perlu
dipertimbangkan untuk lebih mengoptimalkan asuhan keperawatan
pada pasien.

94

Anda mungkin juga menyukai