Anda di halaman 1dari 17

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT, karena atas izin-Nya lah,
kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Makalah ini
kami susun berdasarkan data yang kami ambil beberapa waktu lalu dari
berbagai sumber yang kami dapatkan dan kami mencoba menyusun data-
data itu hingga menjadi sebuah karya tulis ilmiah sederhana yang berbentuk
makalah berjudul “ MAKALAH METODE ILMIAH ”

Metode ilmiah atau proses ilmiah (bahasa Inggris: scientific method)


merupakan proses keilmuan untuk memperoleh pengetahuan secara sistematis
berdasarkan bukti fisis. Ilmuwan melakukan pengamatan serta membentuk
hipotesis dalam usahanya untuk menjelaskan fenomena alam. Prediksi yang dibuat
berdasarkan hipotesis tersebut diuji dengan melakukan eksperimen. Jika suatu
hipotesis lolos uji berkali-kali, hipotesis tersebut dapat menjadi suatu teori ilmiah.

Kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih sangat


jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk penyusunan maupun materinya.
Oleh karena itu segala kritik dan saran yang membangun sangat kami
harapkan dari pembaca untuk penyempurnaan makalah kami selanjutnya.

Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca atau
pun untuk rekan-rekan yang akan melakukan penelitian atau praktikum
metode ilmiah dengan tema yang sama.

Grobogan, November 2022

Penulis

1
DAFTAR ISI

Sampul Makalah........................................................................................................i
Kata Pengantar.........................................................................................................ii
Daftar Isi...................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................1
1.1 Latar Belakang................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan.............................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN................................................................................................3
2.1 Definisi Metode Ilmiah...................................................................................3
2.2 Sikap Ilmiah.....................................................................................................4
2.3 Kegunaan Metode Ilmiah...............................................................................5
2.4 Kriteria Metode Ilmiah....................................................................................5
2.5 Langkah-Langkah Metode Ilmiah...................................................................7
2.6 Contoh Penerapan Metode Ilmiah dalam IPA..............................................10

BAB III PENUTUP.....................................................................................................14


3.1 Kesimpulan...................................................................................................14

Daftar Pustaka........................................................................................................15

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pengetahuan (knowledge) adalah sesuatu yang diketahui


langsung dari pengalaman, berdasarkan pancaindra, dan diolah oleh
akal budi secara spontan. Pada intinya, pengetahuan bersifat spontan,
subjektif dan intuitif. Pengetahuan dapat dibedakan menjadi
pengetahuan non-ilmiah dan pengetahuan pra-ilmiah. Pengetahuan
non-ilmiah adalah hasil serapan indra terhadap pengalaman hidup
sehari-hari yang tidak perlu dan tidak mungkin diuji kebenarannya.
Sedangkan pengetahuan pra-ilmiah adalah hasil serapan indra dan
pemikiran rasional yang terbuka terhadap pengujian lebih lanjut
menggunakan metode-metode ilmiah.
Ilmu (sains) berasal dari Bahasa Latin Scientia yang berarti
Knowledge. Ilmu dipahami sebagai proses penyelidikan yang
berdisiplin. Ilmu bertujuan untuk meramalkan dan memahami gejala-
gejala alam. Ilmu pengetahuan ialah pengetahuan yang telah diolah
kembali dan disusun secara metodis, sistematis, konsisten dan
koheren. Agar pengetahuan menjadi ilmu, maka pengetahuan tadi
harus dipilah (menjadi suatu bidang tertentu dari kenyataan) dan
disusun secara metodis, sistematis serta konsisten. Tujuannya agar
pengalaman tadi bisa diungkapkan kembali secara lebih jelas, rinci dan
setepat-tepatnya.
Metodis, berarti dalam proses menemukan dan mengolah
pengetahuan menggunakan metode tertentu, tidak serampangan.
Sistematis, berarti dalam usaha menemukan kebenaran dan
menjabarkan pengetahuan yang diperoleh, menggunakan langkah-
langkah tertentu yang teratur dan terarah sehingga menjadi suatu
keseluruhan yang terpadu. Koheren, berarti setiap bagian dari jabaran
ilmu pengetahuan itu merupakan rangkaian yang saling terkait dan
1
berkesesuaian (konsisten). Sedangkan suatu usaha untuk menemukan,
mengembangkan dan menguji kebenaran suatu pengetahuan disebut
penelitian (research).
Metode ilmiah boleh dikatakan suatu pengejaran terhadap
kebenaran yang diatur oleh pertimbangan-pertimbangan logis. Karena
ideal dari ilmu adalah untuk memperoleh interelasi yang sistematis dari
fakta-fakta, maka metode ilmiah berkehendak untuk mencari jawaban
tentang fakta-fakta dengan menggunakan pendekatan kesangsian
sistematis. Karena itu, penelitian dan metode ilmiah mempunyai
hubungan yang dekat sekali, jika tidak dikatakan sama.
Dengan adanya metode ilmiah, pertanyaan-pertanyaan dalam
mencari dalil umum akan mudah terjawab, seperti menjawab seberapa
jauh, mengapa begitu, apakah benar, dan sebagainya.
Menurut Almadk (1939), “ Metode ilmiah adalah cara menerapkan
prinsip- prinsip logis terhadap penemuan, pengesahan dan penjelasan
kebenaran. Sedangkan Ostle (1975) berpendapat bahwa metode ilmiah
adalah pengejaran terhadap sesuatu untuk memperoleh sesuatu
interelasi.”
1.2 Rumusan Masalah
- Pengertian Metode Ilmiah ?
- Kriteria-kriteria apa saja yang tercantum dalam metode ilmiah ?
- Langkah-langkah apa saja yang diperlukan dalam membuat
metode ilmiah ?
1.3 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini memberi
pengetahuan dan wawasan mengenai metode ilmiah, serta langkah-
langkah pembuatan metode ilmiah kepada masyarakat awam pada
umumnya dan kaum intelektual (mahasiswa) pada khususnya.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Metode Ilmiah

Metode merupakan prosedur atau cara seseorang dalam


melakukan suatu kegiatan untuk mempermudah memecahkan masalah
secara teratur, sistematis, dan terkontrol. Ilmiah adalah sesuatu
keilmuan untuk mendapatkan pengetahuan secara alami berdasarkan
bukti fisis.
Jadi, bila kita menjabarkan lebih luas dari metode ilmiah
adalah suatu proses atau cara keilmuan dalam melakukan proses ilmiah
(science project) untuk memperoleh pengetahuan secara sistematis
berdasarkan bukti fisis.
Cara untuk memperoleh pengetahuan atau kebenaran pada
metode ilmiah haruslah diatur oleh pertimbangan-pertimbangan yang
logis (McCleary, 1998). Ilmu pengetahuan seringkali berhubungan
dengan fakta, maka cara mendapatkannya, jawaban-jawaban dari
semua pertanyaan yang ada pun harus secara sistematis berdasarkan
fakta-fakta yang ada.
Hubungan antara penelitian dan metode ilmiah adalah sangat
erat atau bahkan tak terpisahkan satu dengan lainnya. Intinya bahwa
metode ilmiah adalah cara menerapkan prinsip-prinsip logis terhadap
penemuan, pengesahan dan penjelasan kebenaran.
Dengan adanya metode ilmiah ini pertanyaan-pertanyaan dasar
dalam mencari kebenaran seperti apakah yang dimaksud, apakah
benar demikian, mengapa begini/begitu, seberapa jauh, bagaimana hal
tersebut terjadi dan sebagainya, akan lebih mudah terjawab.

3
2.2 Sikap Ilmiah
1. Rasa Ingin Tahu
Rasa ingin tahu merupakan awal atau sebagai dasar untuk
melakukan penelitian-penelitian demi mendapatkan sesuatu yang
baru.
2. Jujur
Dalam melakukan penelitian, seorang sainstis harus bersikap jujur,
artinya selalu menerima kenyataan dari hasil penelitiannya dan
tidak mengada-ada serta tidak boleh mengubah data hasil
penelitiannya.
3. Tekun
Tekun berarti tidak mudah putus asa. Dalam melakukan penelitian
terhadap suatu masalah tidak boleh mudah putus asa. Seringkali
dalam membuktikan suatu masalah, penelitian harus diulang-ulang
untuk mendapatkan data yang akurat. Dengan data yang akurat
maka kesimpulan yang didapat juga lebih akurat.
4. Teliti
Teliti artinya bertindak hati-hati, tidak ceroboh. Dengan tindakan
yang teliti dalam melakukan penelitian, akan mengurangi
kesalahan- kesalahan sehingga menghasilkan data yang baik.
5. Objektif
Objektif artinya sesuai dengan fakta yang ada. Artinya, hasil
penelitian tidak boleh dipengaruhi perasaan pribadi. Semua yang
dikemukakan harus berdasarkan fakta yang diperoleh. Sikap
objektif didukung dengan sikap terbuka artinya mau menerima
pendapat yang benar dari orang lain.
6. Terbuka Menerima Pendapat Yang Benar
Artinya bahwa kita tidak boleh mengklaim diri kita yang paling
benar atau paling hebat. Kalau ada pendapat lain yang lebih
benar/tepat, kita harus menerimanya.

4
2.3 Kegunaan Metode Ilmiah
Dengan adanya sikap dan metode ilmiah akan menghasilkan
penemuan-penemuan yang berkualitas tinggi dan dapat membantu
meningkatkan kesejahteraan manusia. Beberapa kegunaan metode
ilmiah dalam kehidupan manusia antara lain :
1. Membantu memecahkan permasalahan dengan penalaran dan
pembuktian yang memuaskan.
2. Menguji hasil penelitian orang lain sehingga diperoleh kebenaran
yang objektif.
3. Memecahkan atau menemukan jawaban rahasia alam yang
sebelumnya masih teka teki.
2.4 Kriteria Metode Ilmiah
Supaya suatu metode yang digunakan dalam penelitian disebut
metode ilmiah, maka metode tersebut harus mempunyai kriteria
sebagai berikut :
1. Berdasarkan Fakta
Keterangan-keterangan yang ingin diperoleh dalam penelitian,
baik yang akan dikumpulkan dan yang dianalisa haruslah
berdasarkan fakta- fakta yang nyata. Janganlah penemuan atau
pembuktian didasar-kan pada daya khayal, kira-kira, legenda-
legenda atau kegiatan sejenis.
2. Bebas dari Prasangka
Metode ilmiah harus mempunyai sifat bebas prasangka, bersih dan
jauh dari pertimbangan subjektif. Menggunakan suatu fakta
haruslah dengan alasan dan bukti yang lengkap dan dengan
pembuktian yang objektif. Apabila hasil dari suatu penelitian,
misalnya, menunjukan bahwa ada ketidak sesuaian dengan
hipotesis, maka kesimpulan yang diambil haruslah merujuk kepada
hasil tersebut, meskipun katakanlah, hal tersebut tidak disukai oleh
pihak pemberi dana.

5
3. Menggunakan Prinsip Analisa
Dalam memahami serta memberi arti terhadap fenomena yang
kompleks, harus digunakan prinsip analisa. Semua masalah harus
dicari sebab-musabab serta pemecahannya dengan menggunakan
analisa yang logis, Fakta yang mendukung tidaklah dibiarkan
sebagaimana adanya atau hanya dibuat deskripsinya saja. Tetapi
semua kejadian harus dicari sebab-akibat dengan menggunakan
analisa yang tajam.
4. Menggunakan Hipotesa
Dalam metode ilmiah, peneliti harus dituntun dalam proses
berpikir dengan menggunakan analisa. Hipotesa harus ada untuk
menyimpulkkan persoalan serta memadu jalan pikiran ke arah
tujuan yang ingin dicapai sehingga hasil yang ingin diperoleh akan
mengenai sasaran dengan tepat. Hipotesa merupakan pegangan
yang khas dalam menuntun jalan pikiran peneliti.
5. Menggunakan Ukuran Obyektif
Seorang peneliti harus selalu bersikap objektif dalam mencari
kebenaran. Semua data dan fakta yang tersaji harus disajikan dan
dianalisis secara objektif. Pertimbangan dan penarikan kesimpulan
harus menggunakan pikiran yang jernih dan tidak berdasarkan
perasaan.
6. Menggunakan Teknik Kuantifikasi
Dalam memperlakukan data ukuran kuantitatif yang lazim harus
digunakan, kecuali untuk artibut-artibut yang tidak dapat
dikuantifikasikan Ukuran-ukuran seperti ton, mm, per detik, ohm,
kilogram, dan sebagainya harus selalu digunakan Jauhi ukuran-
ukuran seperti : sejauh mata memandang, sehitam aspal, sejauh
sebatang rokok, dan sebagai¬nya Kuantifikasi yang termudah
adalah dengan menggunakan ukuran nominal, ranking dan rating.

6
2.5 Langkah – Langkah Metode Ilmiah
1. Karakterisasi (Observasi dan Pengukuran)
Metode ilmiah bergantung pada karakterisasi yang cermat atas
subjek investigasi. Dalam proses karakterisasi, ilmuwan
mengidentifikasi sifat- sifat utama yang relevan yang dimiliki oleh
subjek yang diteliti. Selain itu, proses ini juga dapat melibatkan
proses penentuan (definisi) dan observasi; observasi yang
dimaksud seringkali memerlukan pengukuran dan / atau
perhitungan yang cermat.
Proses pengukuran dapat dilakukan dalam suatu tempat yang
terkontrol, seperti laboratorium, atau dilakukan terhadap objek
yang tidak dapat diakses atau dimanipulasi seperti bintang atau
populasi manusia. Proses pengukuran sering memerlukan
peralatan ilmiah khusus seperti termometer, spektroskop, atau
voltmeter, dan kemajuan suatu bidang ilmu biasanya berkaitan
erat dengan penemuan peralatan semacam itu. Hasil pengukuran
secara ilmiah biasanya ditabulasikan dalam tabel, digambarkan
dalam bentuk grafik, atau dipetakan, dan diproses dengan
perhitungan statistika seperti korelasi dan regresi. Pengukuran
dalam karya ilmiah biasanya juga disertai dengan estimasi
ketidakpastian hasil pengukuran tersebut. Ketidakpastian tersebut
sering diestimasikan dengan melakukan pengukuran berulang atas
kuantitas yang diukur.
2. Hipotesis
Hipotesis merupakan suatu ide atau dugaan sementara tentang
penyelesaian masalah yang diajukan dalam proyek ilmiah.
Hipotesis yang berguna akan memungkinkan prediksi berdasarkan
deduksi. Prediksi tersebut mungkin meramalkan hasil suatu
eksperimen dalam laboratorium atau observasi suatu fenomena di
alam. Prediksi tersebut dapat pula bersifat statistik dan hanya
berupa probabilitas. Hasil yang diramalkan oleh prediksi tersebut

7
haruslah belum diketahui kebenarannya (apakah benar-benar akan
terjadi atau tidak). Hanya dengan demikianlah maka terjadinya
hasil tersebut menambah probabilitas bahwa hipotesis yang
dibuat sebelumnya adalah benar. Jika hasil yang diramalkan sudah
diketahui, hal itu disebut konsekuensi dan seharusnya sudah
diperhitungkan saat membuat hipotesis. Jika prediksi tersebut
tidak dapat diobservasi, hipotesis yang mendasari prediksi tersebut
belumlah berguna bagi metode bersangkutan dan harus
menunggu metode yang mungkin akan datang. Sebagai contoh,
teknologi atau teori baru boleh jadi memungkinkan eksperimen
untuk dapat dilakukan. Yang perlu diingat, jika menurut hasil
pengujian ternyata hipotesis tidak benar bukan berarti penelitian
yang dilakukan salah.
3. Melakukan Eksperimen
Eksperimen dirancang dan dilakukan untuk menguji hipotesis yang
diajukan. Perhitungkan semua variabel, yaitu semua yang
berpengaruh pada eksperimen. Hasil eksperimen tidak pernah
dapat membenarkan suatu hipotesis, melainkan meningkatkan
probabilitas kebenaran hipotesis tersebut.
Hasil eksperimen secara mutlak bisa menyalahkan suatu hipotesis
bila hasil eksperimen tersebut bertentangan dengan prediksi dari
hipotesis. Bergantung pada prediksi yang dibuat, berupa-rupa
eksperimen dapat dilakukan. Pencatatan yang detail sangatlah
penting dalam eksperimen, untuk membantu dalam pelaporan
hasil eksperimen dan memberikan bukti efektivitas dan keutuhan
prosedur yang dilakukan. Pencatatan juga akan membantu dalam
reproduksi eksperimen. Ada tiga jenis variabel yang perlu
diperhatikan pada eksperimen: variabel bebas, variabel terikat,
dan variabel kontrol. Varibel bebas merupakan variabel yang dapat
diubah secara bebas. Variabel terikat adalah variabel yang diteliti,
yang perubahannya bergantung pada variabel bebas. Variabel
kontrol adalah variabel yang selama eksperimen dipertahankan
8
tetap.
- Usahakan hanya satu variabel bebas selama eksperimen.
- Pertahankan kondisi yang tetap pada variabel-variabel yang
diasumsikan konstan, catat hasil eksperimen secara lengkap dan
seksama.
4. Menyimpulkan hasil eksperimen
Proses ilmiah merupakan suatu proses yang iteratif, yaitu
berulang. Pada langkah yang manapun, seorang ilmuwan mungkin
saja mengulangi langkah yang lebih awal karena pertimbangan
tertentu. Ketidakberhasilan untuk membentuk hipotesis yang
menarik dapat membuat ilmuwan mempertimbangkan ulang
subjek yang sedang dipelajari. Ketidakberhasilan suatu hipotesis
dalam menghasilkan prediksi yang menarik dan teruji dapat
membuat ilmuwan mempertimbangkan kembali hipotesis tersebut
atau definisi subjek penelitian. Ketidakberhasilan eksperimen
dalam menghasilkan sesuatu yang menarik dapat membuat
ilmuwan mempertimbangkan ulang metode eksperimen tersebut,
hipotesis yang mendasarinya, atau bahkan definisi subjek
penelitian itu. Dapat pula ilmuwan lain memulai penelitian mereka
sendiri dan memasuki proses tersebut pada tahap yang manapun.
Mereka dapat mengadopsi karakterisasi yang telah dilakukan dan
membentuk hipotesis mereka sendiri, atau mengadopsi hipotesis
yang telah dibuat dan mendeduksikan prediksi mereka sendiri.
Sering kali eksperimen dalam proses ilmiah tidak dilakukan oleh
orang yang membuat prediksi, dan karakterisasi didasarkan pada
eksperimen yang dilakukan oleh orang lain.

Jika hasil eksperimen tidak sesuai dengan hipotesis :


9
• Jangan ubah hipotesis
• Jangan abaikan hasil eksperimen
• Berikan alasan yang masuk akal mengapa tidak sesuai
• Berikan cara-cara yang mungkin dilakukan selanjutnya untuk
menemukan penyebab ketidaksesuaian

• Bila cukup waktu lakukan eksperimen sekali lagi atau susun


ulang eksperimen.
2.6 Contoh Penerapan Metode Ilmiah Dalam Ipa
Percobaan dengan pengamatan tentang cahaya matahari
terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman cabai rawit :
1. Judul
Pengaruh cahaya matahari terhadap pertumbuhan dan
perkembangan tanaman cabai rawit.
2. Variabel
Variabel bebas : cahaya matahari
Variabel kontrol : suhu ruangan,media
tumbuh,jumlah air Variabel terikat : tanaman
cabai rawit
3. Rumusan Masalah
Apakah cahaya matahari berpengaruh terhadap pertumbuhan dan
perkembangan tanaman cabai rawit ?
4. Hipotesis
H1 : cahaya matahari berpengaruh terhadap pertumbuhan
dan perkembangan tanaman cabai rawit
Ho : cahaya matahari tidak berpengaruh terhadap
pertumbuhan dan perkembangan tanaman cabai rawit
5. Tujuan
Untuk membuktikan pengaruh cahaya matahari terhadap
pertumbuhan dan perkembangan tanaman cabai rawit

6. Manfaat

10
Dapat mengetahui seberapa besar pengaruh cahaya matahari
terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman cabai rawit

7. Cara Kerja
Alat dan bahan :
1. 8 buah pot yang berisi tanah
2. Penggaris
3. 8 biji cabai rawit yang sudah dikeringkan
4. Air
5. Cahaya
matahari
Langkah kerja :
1. Menyiapkan bahan-bahan
2. Menanam 4 biji cabai rawit kedalam pot golongan 1 dan
meletakkannya ke dalam ruangan
3. Menanam 4 biji cabai rawit kedalam pot golongan 2 dan
meletakkannya diluar ruangan
4. Menyirami tanaman cabai rawit setiap sore hari
5. Mengukur tinggi tanaman cabai rawit setiap 2 hari sekali
6. Mengamati perbedaan-perbedaan anatara pot golongan 1
dengan pot golongan 2
7. Mencatat hasil pengukuran dan pengamatan kedalam tabel
hasil penelitian

11
8. Hasil Pengamatan
Penelitian Penelitian
Pot 1 Pot 2
No Hari (dalam ruangan) Keterangan (diluar ruangan) Keterangan
(ukuran cm) (ukuran cm)
1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pertama 0 0 0 0 0 0 0 0

2 Ketiga 2 3 2 2,5 Muncul daun 2 2 1,7 1,9 Muncul daun


daun 2 helai,
daun 3 helai,
tipis, kecil,
tebal bewarna
bewarna
3 Kelima 4,5 6 5 5,2 3 2,8 2,7 2,9 hijau, batang
pucat, batang
kecambah
kecambah
tegak dan
melengkung
kokoh

9. Analisa Data
Tanaman cabai rawit dalam pot golongan 1 (didalam ruangan) Mengalami
pertambahan tinggi yang cepat, dari hari ke hari. Namun pertambahan
daunnya lambat, warna daunnya hijau pucat dan batang kecambahnya
tidak kokoh dan melengkung. Batang kecambah melengkung
karena pertambahan tinggi yang cepat tetapi batangnya tidak kuat.
Kekurangan cahaya tersebut yang menyebabkan daunnya pucat,
berukuran kecil, tipis, dan batangnya tidak kokoh karena tanaman tidak
bisa melakukan proses fotosintesis secara maksimal.
Tanaman cabai rawit dalam pot golongan 2 ( diluar ruangan) Mengalami
pertumbuhan yang lambat , namun jumlah daunnya bertambah lebih
cepat, bewarna hijau lebar dan tebal dan batang kecambahnya kokoh.
Dengan cahaya matahari yang cukup tanaman tersebut dapat melakukan
proses fotosintesis secara maksimal , sehingga tanaman tersebut
ternutrisi. Nutrisi yang cukup itulah yang menyebabkan tanaman cabai
rawit didalam pot 2 tampak lebih gemuk, kokoh,berdaun lebar tebal dan
banyak.

12
10. Kesimpulan
Tanaman yang berada diluar ruangan dapat melaukan proses fotosintesis
yang maksimal sehingga hasil daunnya lebih tebal dan batangnya kokoh
dibandingkan dengan tanaman yang berada di luar ruangan hasil daunnya
lebih tipis dan batangnya tidak kokoh.

13
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
1. Pengertian metode ilmiah adalah suatu proses atau cara keilmuan
dalam melakukan proses ilmiah (science project) untuk
memperoleh pengetahuan secara sistematis berdasarkan bukti
fisis.
2. Kriteria yang termasuk ke dalam metode ilmiah adalah :
a) Berdasarkan fakta
b) Bebas dari prasangka
c) Menggunakan prinsip-prinsip analisa
d) Menggunakan hipotesa
e) Menggunakan ukuran objektif
f) Menggunakan teknik kuantifikasi
3. Langkah-langkah dalam membuat metode ilmiah
a) Hipotesis
b) Melakukan eksperimen
c) Menyimpulkan eksperimen

14
DAFTAR PUSTAKA

Anonim-a, ”Tugas Metode Ilmiah IPA”.


http://metodeilmiah123.blogspot.co.id/2013/09/tugas-biologi-metode-
ilmiah-kelas-x-ipa.html. Diakses pada 14 September 2015
Anonim-b, “Metode Ilmiah” http://alphaomega86.tripod.com/metode-ilmiah.html.

Diakses pada 14 September 2015

Anonim-c,”Metode Ilmiah”.http://id.wikipedia.org/wiki/Metode-ilmiah.html.

Diakses pada 14 September 2015

Fachry,”Penggunaan Metode Ilmiah”.


http://fachryaje.blogspot.com/2010/04/penggunaan-metode-ilmiah-
dalam.html Diakses pada 14 September 2015

15

Anda mungkin juga menyukai