Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH LAPORAN SAP EDUKASI

TBC PADA ANAK LUARAN BOOKLET

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Anak 1

Disusun Oleh :

Kelompok 4

1. Dzikrina Farikhatus Solikhah (A12020038)


2. Elia Mustika (A12020039)
3. Elsa Dwi Yuliana (A12020040)
4. Elsa Suryani (A12020041)
5. Ely Astuti Rahmawati (A12020042)
6. Endah Nuritasari (A12020043)
7. Endra Priyanto (A12020044)
8. Erfina Rahmawati (A12020045)
9. Estu Wibowo (A12020046)
10. Fadilah Nurma Andriasari (A12020047)
11. Farach Aini Fauzia (A12020048)
12. Febri Maysarohaeni (A12020049)
Kelas:3A

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN PROGRAM SARJANA


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GOMBONG

2022

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahan rahmat serta karunia-
Nya. Sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah ini dengan tepat waktu.

Shalawat serta salam tidak lupa selalu kita haturkan untuk junjungan nabi agung
kita, yaitu Nabi Muhammad SAW yang telah menyampaikan petunjuk Allah SWT
untuk kita semua, yang merupakan sebuah petunjuk yang paling benar yakni Syariah
agama Islam yang sempurna dan merupakan satu-satunya karunia paling besar bagi
seluruh alam semesta.

Selanjutnya dengan rendah hati penulis meminta kritik dan saran dari pembaca
untuk makalah ini supaya selanjutnya dapat direvisi kembali. Karena kami sangat
menyadari, bahwa makalah yang telah penulis buat ini masih memiliki banyak
kekurangan. Saya ucapkan terimakasih yang sebanyak-banyaknya kepada setiap pihak
yang telah mendukung serta membantu selama proses penyelesaian makalah ini
hingga rampungnya.

Demikianlah yang dapat penulis haturkan, penulis berharap supaya makalah yang
telah dibuat ini mampu memberikan manfaat kepada setiap pembacanya.

Gombong, 30 November 2022

2
DAFTAR ISI
JUDUL.......................................................................................................................1
KATA PENGANTAR ..............................................................................................2
DAFTAR ISI .............................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN .........................................................................................4
A. Latar Belakang ...................................................................................................4
B. Rumusan Masalah ..............................................................................................5
C. Tujuan ................................................................................................................5
BAB II TINJAUAN UMUM DAN TINJAUAN KHUSUS .....................................6
A. Tinjauan Umum .................................................................................................6
B. Tinjauan Khusus .................................................................................................6
BAB III SAP TBC PADA ANAK ............................................................................7
A. Latar Belakang ...................................................................................................7
B. Tujuan ................................................................................................................8
C. Pokok Bahasan ...................................................................................................8
D. Sub Pokok Bahasan ............................................................................................8
E. Kegiatan Belajar .................................................................................................9
F. Evaluasi...............................................................................................................10
BAB IV MATERI EDUKASI ..................................................................................11
A. Definisi TBC Pada Anak ...................................................................................11
B. Faktor-Faktor Penyebab TBC Pada Anak ..........................................................11
C. Tanda dan Gejala TBC Pada Anak ....................................................................12
D. Komplikasi TBC Pada Anak ..............................................................................12
E. Pencegahan TBC Pada Anak ..............................................................................13
F. Implementasi Keperawatan Pada Anak ..............................................................13
G. Modifikasi Lingkungan ......................................................................................14
H. Fasilitas Kesehatan .............................................................................................14
BAB V PENUTUP.....................................................................................................16
A. Kesimpulan ........................................................................................................16
B. Saran ...................................................................................................................16
DAFTAR ISI .............................................................................................................17

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tuberkulosis (TB) masih merupakan penyakit yang sangat luas didapatkan
dinegara sedang berkembang seperti Indonesia baik pada anak maupun orang
dewasa yang juga merupakan sumber infeksi. Tuberkulosis anak adalah suatu
penyakit sistemik sehingga dapat mengenai organ mana saja dalam tubuh,
terutama akibat penyebaran secara hematogen. Penyakit tuberkulosis pada anak
berpotensi menimbulkan berbagai persoalan, mulai dari kasus gagal tumbuh,
kecacatan, bahkan kematian, tergantung pada organ tubuh yang diserang serta
beratnya kasus. Gambaran klinis tuberkulosis tidak selalu spesifik sehingga
sering sukar untuk mendiagnosis tuberkulosis secara klinis, terutama tuberkulosis
dini. Sebagian besar (65 %) kasus tuberkulosis ditemukan karena uji tuberkulin
yang dikerjakan secara rutin, 25 % datang dengan tuberkulosis berat atau secara
klinis jelas, misalnya meningitis tuberkulosa, spondilitis, limfadenitis superfisialis
dan skrofuloderma.
Hanya 10 % ditemukan karena dicurigai secara klinis, misalnya ada kontak
dengan penderita tuberkulosis dewasa, sering demam, berat badan menurun serta
adanya infeksi saluran nafas akut yang berulang. Diagnosis dini tuberkulosis anak
sangat penting untuk mencegah terjadinya komplikasi dan kematian. Diagnosis
pasti tuberkulosis pada anak dilakukan dengan menemukan mycobacterium
(MTB) dari bahan seperti sputum, bilasan lambung, biopsi, dan lain-lain. Akan
tetapi, pemeriksaan ini sulit dan jarang didapat sehingga sebagian besar diagnosis
tuberkulosis anak berdasarkan pemeriksaan gambaran klinis, gambaran
radiologis, dan uji tuberkulin. Karena sulitnya mendiagnosis tuberkulosis pada
anak, sering terjadi overdiagnosis yang diikuti overtreatment. Di lain pihak,
ditemukan juga underdiagnosis dan undertreatment.
Sumber penyebaran tuberkulosis umumnya adalah orang dewasa dengan
sputum basil tahan asam positif, faktor lingkungan yang kurang sehat, terutama
sirkulasi udara yang tidak baik, sehingga penanggulangan tuberkulosis
ditekankan pada pengobatan tuberkulosis dewasa. Akibatnyapenanganan
tuberkulosis anak kurang diperhatikan. Anak yang terinfeksi TB tidak selalu akan
mengalami sakit TB. Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan

4
berkembangnya infeksi TB menjadi sakit TB. Faktor resiko yang pertama adalah
usia. Anak berusia ≤5 tahun mempunyai resiko lebih besar mengalami progresi
infeksi menjadi sakit TB karena imunitas selulernya belum berkembang
sempurna (imatur).
Resiko sakit TB ini akan berkurang secara bertahap seiring dengan
pertambahan usia. Anak usia <5 tahun memiliki resiko lebih tinggi mengalami
TB diseminata (seperti TB millier dan meningitis TB), dengan angka morbiditas
dan mortalitas yang tinggi. Resiko tertinggi terjadinya progresivitas dari infeksi
menjadi sakit TB adalah selama satu tahun pertama setelah infeksi, terutama
selama 6 bulan pertama. Pada bayi, rentang waktu antara terjadinya infeksi dan
timbulnya sakit TB singkat (< 1 tahun) dan biasanya timbul gejala yang
akut.Faktor resiko berikutnya adalah infeksi baru yang ditandai dengan adanya
konversi uji tuberkulin (dari negatif menjadi positif) dalam satu tahun terakhir.
Faktor resiko lainnya adalah malnutrisi, keadaan imuno kompromais (misalnya
pada infeksi HIV, keganasan, transplantasi organ, dan pengobatan imunosupresi),
diabetes melitus, dan gagal ginjal kronik.Pada tahun 2007.
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja tujuan umum dan khusus SAP TBC pada anak?
2. Bagaimana SAP TBC pada anak?
3. Materi edukasi apa saja yang diberikan saat melakukan SAP?
C. Tujuan
1) Untuk mengetahui tujuan umum dan khusus SAP TBC pada anakn.
2) Untuk mengetahui SAP TBC pada anak.
3) Untuk mengetahui Materi edukasi yang diberikan saat melakukan SAP.

5
BAB II

TUJUAN UMUM DAN TUJUAN KHUSUS

a) Tujuan umum
Mahasiswa mampu untuk memahami, mengetahui, dan menjelaskan bagaimana
pencegahan serta penerapan SAP TBC pada anak dengan media luaran booklet.
b) Tujuan khusus
1. Mahasiswa dapat mengenal dan mengerti definisi, tanda gejala TBC pada
anak.
2. Mahasiswa dapat memutuskan masalah keperawatan tentang TBC pada anak.
3. Mahasiswa mampu melakukan Perawatan tentang TBC pada anak.
4. Mahasiswa dapat memodifikasi lingkungan dalam penanganan TBC pada
anak.
5. Mahasiswa dapat memanfaatkan fasilitas Kesehatan pada kasus TBC pada
anak.

6
BAB III

SAP TBC PADA ANAK

Mata Kuliah : Keperawatan Anak 1


Kode Mata Kuliah : SKEP 222
SKS : 3(Tiga)
Waktu Pertemuan : 100 menit
Pertemuan ke : 21

A. Latar Belakang
Penyakit tuberklosis masih menjadi masalah kesehatan dunia dimana WHO mel
aporkan bahwa 0,5% dari penduduk dunia terserang penyakit ini, sebagian besar ber
ada di Negara berkembang sekitar 75%, diantaranya di Indonesia setiap tahun ditem
ukan 539.000 kasus baru tuberkulosisi (TB) positif dengan kematian 101.000 (DepK
es), 2010). Indonesia sendiri menempati peringkat ke-3 setelah India dan Cina yang
menjadi Negara dengan kasus TB tertinggi. Hasil urvey prevalensi TB di Indonesia
pada tahun 2009, 1,7 juta orang meninggal karena TB (600 ribu diantaranya peremp
uan ) sementara ada 9,4 juta kasus baru TB (3,3 juta diantaranya perempuan). (DepK
es, 2011)
Tuberkulosis ditularkan melalui udara (melalui percikan dahak sang penderita).
Ketika penderita TB Paru batuk, bersin, berbicara atau meludah, mereka memercikk
an kuman TB Paru atau bacillike udara. (Amin dan Asril, 2007). Laporan mengenai
TB anak jarang didapatkan. Diperkirakan jumlah kasus TB anak per tahun adalah 5
– 6 % dari total kasus TB. Pada tahun 198, WHO memperkirakan bahwa setiap tahu
n terdapat 1,3 juta kasus baru TB anak dan 450.000 anak usia <15 tahun meninggal
dunia karena TB.
Di asia tenggara, selama 10 tahun, diperkirakan bahwa jumlah kasus baru adalah
35,1 juta, 8% diantaranya (2,8 juta) disertai infeksi HIV. Sebanyak 10% dari seluruh
kasus terjadi pada anak berusia <15 tahun. Peningkatan jumlah kasus TB di berbagai
tmpat saat ini diduga disebabkan oleh berbagai hal, yaitu: 1) diagnosis tidak tepat, 2)
pengobatan tidak adekuat, 3) program penanggulangan tidak dilaksanakan dengan te
pat, 4) infeksii endemic HIV, 5) migrasi penduduk, 6) mengoobati sendiri (self treat
ment), 7) meningkatnya kemiskinan dan 8) pelayanan kesehatan yang kurang mema
dai.

7
B. Tujuan
1. TIU:
1. Masyarakat dapat memahami definisi TBC pada anak.
2. Masyarakat dapat memahami faktor-faktor penyebab TBC pada anak.
3. Masyarakat dapat memahami tanda dan gejala TBC pada anak.
4. Masyarakat dapat memahami komplikasi TBC pada anak.
5. Masyarakat dapat memahami cara pencegahan TBC pada anak.
2. TIK:
1. Masyarakat dapat mengenal dan mengerti definisi, tanda gejala TBC pada
anak.
2. Masyarakat dapat memutuskan masalah keperawatan tentang TBC pada
anak.
3. Masyarakat mampu melakukan perawatan tentang TBC pada anak.
4. Masyarakat dapat memodifikasi lingkungan dalam penanganan TBC pada
anak.
2. Masyarakat dapat memanfaatkan fasilitas kesehatan pada kasus TBC pada
anak.
C. Pokok Bahasan: Penyuluhan Kesehatan TBC Pada Anak Masyarakat di
Kabupaten Kebumen
D. Sub Pokok Bahasan:
1. Definisi TBC pada anak
2. Faktor-Faktor Penyebab TBC Pada Anak
3. Tanda dan Gejala TBC pada Anak
4. Komplikasi TBC Pada Anak
5. Pencegahan TBC pada Anak
6. Implementasi Keperawatan TBC pada Anak
7. Modifikasi lingkungan
8. Fasilitas kesehatan

8
E. Kegiatan Belajar:
No Tahap Kegiatan Penyuluh/ Waktu Yang
materi menyampaikan/
PJ
1 Pembukaan Hiburan, Pembacaan 30 menit Grup dari panitia
kata sambutan, penyuluhan,
pembacaan doa pemimpin
setempat, Panitia
2 Materi / inti Definisi, tanda dan 60 menit Panitia Penyuluhan
gejala, jumlah kasus,
resiko, cara
pencegahan, cara
pengobatan dan cara
penanganan (TBC
pada Anak), Tanya
jawab, hiburan.
3 Penutup Evaluasi, salam 15 menit Panitia penyuluhan
penutup, pembacaan
doa.

9
F. Evaluasi
1. Evaluasi program : Harapan untuk kedepannya adalah kami dapat membuat
program serupa namun dengan kasus yang berbeda kepada masyarakat di
daerah yang berbeda juga.
2. Evaluasi proses : Kami berharap kedepannya para warga masyarakat dapat
memperhatikan dengan baik, tidak sibuk sendiri, dan juga
aktif(bertanya,menjawab, dsb.) dalam kegiatan penyuluhan.
3. Evaluasi hasil : Kami berharap warga masyarakat dapat menerima dan
mencerna edukasi ini dengan baik. Dapat mengamalkannya serta dapat
membagi nya kepada keluarganya masing-masing.

10
BAB IV

MATERI EDUKASI

A. Definisi TBC pada anak


Tuberculosis paru adalah suatu penyakit menular langsung yang disbabkan ol
eh kuman Mycrobacterium Tuberculosis. Sebagian besar kuman tuberculosis men
yerang paru tetai juga dapat menyerang orang tubuh lainnya (DepKes, 2008). Tub
erkulosis merupakan infeksi yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis y
ang dapat menyerang pada berbagai organ tubuh muai dari paru dan organ diluar
peru seperti kulit, tulang, persendian, selaput otak, usus, serta ginjal yang sering d
isebut dengan ekstrapulmonal TBC ( Chandra, 2012). Tuberculosis (TB) adala
h infeksi batang tahan asam – alcohol ( acid-acohol-fast bacillus / AAFB ) Mycro
bacterium tuberculosis terutama mengenai paru, kelenjar getah bening dan usus.
Ditemukan beberapa tanda penyakit yang beragam disertai sensitivitas pasien terh
adap tuberculin (David Rubenstein, 2008).

B. Faktor-Faktor Penyebab TBC Pada Anak


Menurut Eka (2013) terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kejadian TB
paru, antara lain

1. Umur berperan dalam kejadian penyakit TB. Risiko untuk mendapatkan TB


dapat dikatakan seperti halnya kurva normal tebalik, yakni tinggi ketika
awalnya, menurun karena di atas 2 tahun hingga dewasa memiliki daya
tangkal terhadap TB dengan baik. Puncaknya tentu dewasa muda dan
menurun kembali ketika seseorang atau kelompok menjelang usia tua,

2. Tingkat pendapatan mempengaruhi angka kejadian TB, kepala keluarga yang


mempunyai pendapatan dibawah UMR akan mengkonsumsi makanan
dengan kadar gizi yang tidak sesuai dengan kebutuhan bagi setiap anggota
keluarga sehingga mempunyai status gizi yang kurang dan akan
memudahkan untuk terkena penyakit infeksi diantaranya TB paru.

3. Kondisi rumah menjadi salah satu faktor resiko penularan TB paru. Atap,
dinding dan lantai dapat menjadi tempat perkembang biakan kuman. Lantai
dan dinding yang sulit dibersihkan akan menyebabkan penumpukan debu,

11
sehingga akan dijadikan sebagai media yang baik bagi perkembangbiakan
kuman.

4. Membuka jendela setiap pagi dan merokok berpengaruh terhadap kejadian


TB paru. Kegiatan membuka jendela setiap pagi merupakan salah satu upaya
pencegahan penyakit TB paru. Dengan membuka jendela setiap pagi, maka
dimungkinkan sinar matahari dapat masuk ke dalam rumah atau ruangan.
Sedangkan kebiasaan merokok memperburuk gejala TB. Demikian juga
dengan perokok pasif yang menghisap rokok, akan lebih mudah terinfeksi
TB paru.

5. Riwayat kontak dengan penderita TB paru menyebabkan penularan TB paru


dimana seorang penderita rata-rata dapat menularkan kepaa 2-3 orang di
dalam rumahnya, sedangkan besar resiko terjadinya penularan untuk rumah
tangga dengan penderita lebih dari 1 orang adalah 4 kali dibanding rumah
tangga dengan hanya 1 orang penderita TB paru.

C. Tanda dan Gejala TBC pada Anak


Menurut wong 208 tanda dan gejala tuberculosis adalah :
1. Demam
2. Malaise
3. Anoreksia
4. Penurunan berat badan
5. Batuk ada atau tidak (berkembang secara perlahan selama berminggu-
minggu sampai berbulan-bulan)
6. Peningkatan frekuensi pernafasan
7. Ekspansi yang buruk pada tempat yang sakit
8. Bunyi nafas hilang dan ronkhi kasar, pekak pada saat diperkusi
9. Demam persisten
Manifestasi gejala yang umum : pucat, anemia, kelemahan, dan penurunan berat
badan
D. Komplikasi TBC Pada Anak
Tuberculosis Paru apabila tidak ditangani dengan baik akan menimbulkan
komplikasi. Komplikasi-komplikasi yang terjadi pada penderita Tuberculosis

12
Paru dibedakan menjadi dua: Adapun komplikasi yang disebabkan oleh
Tuberculosis Paru menurut Alwi, (2017), adalah sebagai berikut:

1. Komplikasi stadium lanjut: yaitu atelectasis, hemoptysis, fibrosis,


bronkiektasis, pneumotoraks, gagal napas.

2. Komplikasi dini: yaitu pleuritis, efusi pleura, pericardium, peritonitis,


tuberculosis kelenjar limfe, kor pulmonal.

E. Pencegahan TBC pada Anak


1. Tidak meludah di sembarang tempat upayakan meludah pada tempat yang
tarkena sinar matahari atau ditempat khusus seperti tempat sampah.
2. Menutup mulut pada waktu ada orang batuk ataupun bersin.
3. Jemur tempat tidur bekas penderita secara teratur kama kuman TBC akan
mati bila terkena sinar matahari.
4. Jaga kesehatan badan supaya sistem imun senantiasa terjaga dan kuat
Meningkatkan daya tahan tubuh dengan makan makanan yang sehat dan
bergizi.
5. Hindari melakukan hal-hal yang dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh,
seperti begadang dan kurang istirahat.
6. Jaga jarak aman ketika berhadapan dengan penderita TBC.
7. Olahraga teratur untuk membantu menyehatkan tubuh.
8. Lakukan imunisasi BCG pada bayi untuk mencegah penyakit TBC.
F. Implementasi Keperawatan TBC pada Anak
Hasil penelitian jurnal dengan judul Implementasi Keperawatan Tuberkulosis
Paru dengan Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif dan Nutrisi Tidak Seimbang:
Kurang dari Kebutuhan Tubuh Oleh Muhamad Rofi’i pada tahun 2021
menunjukkan bahwa implementasi yang dilakukan oleh perawat pada diagnosis
Bersihan jalan napas tidak efektif ada sembilan jenis implementasi yang
dilakukan pada 86 pasien TB Paru. Implementasi pada diagnosis bersihan jalan
napas tidak efektif yang paling banyak dilakukan perawat adalah memberi
oksigen sebanyak 50 pasien (58,1%) dan urutan kedua yang dilakukan perawat
adalah menganjurkan buang dahak di pot sebanyak 9 pasien (10,5%).
Implementasi keperawatan pada diagnosis Nutrisi tidak seimbang: kurang dari
kebutuhan tubuh terdapat empat implementasi yang dilakukan oleh perawat dari

13
70 pasien TBC paru. Implementasi terbanyak adalah mengedukasi diet sebanyak
60 pasien (85,7%), dan terkecil adalah menganjurkan makan yang tidak pedas
pada seorang pasien (1,2%).

G. Modifikasi lingkungan
TB Paru sangat penting untuk dicegah agar tidak terjadi penularan ke
anggota keluarga lainnya. Tindakan yang dilakukan keluarga untuk mencegah
penularan penyakit TB Paru ke anggota keluarga dengan memodifikasi
lingkungan dengan cara membuka jendela kamar dan pintu rumah, menjemur
kasur yang dipakai penderita TB Paru secara satu minggu sekali. Dengan
membuka ventilasi rumah maupun menjemur kasur penderita TB di harapkan
bakteri tersebut mati karena terpapar sinar matahari secara langsung (“Families
fight TB,” 2006). Selain membuka ventilasi rumah, tempat-tempat lembab juga
perlu di bersihkan, dikarenakan bakteri ini sangat menyukai pada tempat yang
lembab sehingga sangat berpotensi sebagai tempat sarang bakteri TB Paru dan
dapat menyebabkan penularan ke anggota keluarga lain. Untuk itu kebersihan
lingkungan dalam rumah juga harus diperhatikan supaya perkembangan bakteri
TB tidak begitu bertambah banyak. Hal ini sejalan dengan teori menurut Depkes
RI (2009) pencegahan juga dapat dilakukan dengan Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat (PHBS) yang meliputi menjemur alat tidur, membuka pintu dan jendela
setiap pagi agar udara dan sinar matahari bisa masuk sehingga sinar matahari
langsung dapat mematikan kuman TB, makan makanan bergizi, tidak merokok
dan minum-minuman keras, olah raga secara teratur, mencuci pakaian hingga
bersih di air yang mengalir setelah selesai buang air besar di jamban/WC,
sebelum dan sesudah makan, beristirahat cukup, jangan tukar menukar peralatan
mandi.
H. Fasilitas kesehatan
Klinik adalah suatu fasilitas kesehatan publik kecil yang didirikan untuk
memberikan perawatan kepada pasien luar. Biasanya klinik hanya mengobati
penyakit-penyakit ringan seperti demam dan sebagainya, sedangkan kasus-kasus
yang lebih parah diajukan ke rumah sakit. Pusat Kesehatan Masyarakat, disingkat
Puskesmas, adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya
kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan
lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat

14
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Rumah sakit adalah institusi
pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan secara
paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat
darurat. Karena sudah disediakan berbagai macam fasilitas kesehatan maka sudah
selayaknya kita memanfaatkannya sesuai dengan fungsinya masing-masing.
Diagnosa awal TBC dapat dilakukan di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama atau
Puskesmas, sebagai penanganan awal dan kontrol, selanjutnya bisa di Rumah
Sakit.

15
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
Tuberculosis adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan bakteri berbentuk
batang (basil) yang dikenal dengan nama Mycobacterium Tuberculosis.
Jenis-Jenis Tuberculosis :
a. Tuberculosis paru terkonfirmasi secara bakteriologis dan histologis.
b. Tuberculosis paru tidak terkonfirmasi secara bakteriologis dan histologis.
c. Tuberculosis pada sistem saraf.
Gejala-Gejala Tuberculosis:
a. Gejala Umum :Batuk terus menerus dan berdahak selama 3 minggu atau
lebih.
b. Gejala lain yang sering dijumpai :Dahak bercampur darah, Batuk darah.
B. Saran
Demikian makalah yang kami buat, semoga bermanfaat bagi pembaca. Apabila
ada kritik dan saran silahkan sampaikan kepada penulis. Apabila terdapat
kesalahan mohon dapat memaafkan dan memakluminya.

16
DAFTAR PUSTAKA

Delvin,D.2009. Penyakit Tuberculosis.EGC:Jakarta.

Everett S,2010. Buku Saku Keperawatan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka. (Bagian
Kedua MK 15-Mk 16)

Manuaba,1B.2010.Ilmu Keperawatan Penyakit Tuberculosis.EGC: Jakarta.

Amin, Zulkifli dan Asril Bahar,2010. Tuberkulosis Paru dalam Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam Edisikelima Jilid III. Jakarta : Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit
Dalam Fakultas Kedokteran UniversitasIndonesia.

Wikurendra, E. A. (2010). Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Tb Paru Dan


Upaya Penanggulangannya. Jurnal Ekologi Kesehatan, 9(4), 1340-1346.

Rofi’i, M. (2021). Implementasi Keperawatan Tuberkulosis Paru dengan Bersihan


Jalan Napas Tidak Efektif dan Nutrisi Tidak Seimbang: Kurang dari Kebutuhan
Tubuh. Holistic Nursing and Health Science, 4(1), 56-61.

17

Anda mungkin juga menyukai