Anda di halaman 1dari 7

ANALISIS STRUKTUR

STATIS TERTENTU

Oleh: E. Titiek Winanti

JURUSAN TEKNIK SIPIL


UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
2017
TEKNIK SIPIL | MEKANIKA TEKNIK I i
ANALISIS STRUKTUR I
Oleh: E. Titiek Winanti

Bagian Pokok Bahasan Deskripsi


1 Peran Makul Analisis Dijelaskan utamanya AS itu membahas tentang apa saja, mis
struktur (AS) dalam beban aksi reaksi, keseimbangan. Bangunan besar ini menahan
pekerjaan Teknik Sipil beban besar tetapi tetap kokoh ini karena seimbang. Basiknya
adalah matematika
2 Pengertian beban, gaya, Gaya bersifat seperti vector. Punya besaran, arah, titik tangkap,
muatan, dan satuan dan garis kerja gaya. Gaya boleh maju atau mundur asal masih
dalam garis kerjanya.
Diberi contoh-contoh: gaya dorong, gaya tekan, gaya geser. Diberi
ilustrasi gambar
3 Menyatukan gaya-gaya 1. Dua gaya searah setitik tangkap
(Resultante gaya-gaya) 2. Dua gaya setitik tangkap berlawanan arah
3. Dua gaya setitik tangkap berlainan arah
4. Lebih dari 2 gaya setitik tangkap berlainan arah
5. Lebih 2 gaya berlainan titik tangkap dan berlainan arah.
4 Uraian gaya Satu gaya diuraikan menjadi beberapa gaya berlainan arah dan
berlainan titik tangkap
5 Titik Berat 1. Definisi titik berat (TB). Pentingnya diketahui letak TB pada
suatu benda (komponen konstruksi)
2. Letak TB dari bidang bentuk dasar, sebuah titik, bebrapa titik,
garis, segi 4, segi tiga, lingkaran, setengah lingkaran.
3. Letak TB dari benda berbentuk sembarang

6. Tumpuan 1. Fungsi tumpuan dalam suatu konstruksi


2. Macam-macam tumpuan dan sifatnya

7. Momen Definisi dan satuan


Sifat momen: negative dan positif
8. Konstruksi dua tumpuan 1. Beban terpusat, vertical, horizontal, menyudut
statis tertentu 2. Beban terbagi merata segi empat
3. Beban merata segitiga
4. Menghitung gaya reaksi
5. Menghitung momen
6. Menggambar diagram gaya lintang (D), diagram momen (M),
diagram gaya normal (N)
9 Balok Gerber 1. Sejarah konstruksi Balok Gerber
2. Kapan balok Gerber dipakai
3. Bagaimana persyaratan konstruksi Gerber (Jumlah sendi dan
jumlah tumpuan)
4. Menghitung gaya reaksi dan momen pada konstruksi Balok
Gerber.
5. Menggambar diagram bidang gaya lintang (D), bidang momen
(M), bidang normal (N)
10. Diagram Cremona 1. Sejarah diagram Cremona
2. Peran diagram Cremona pada bidang Teknik Sipil
3. Latihan menguraikan beban dengan cara diagram Cremona
4. Menyajikan hasil kerja dengang diagram Cremona.
11 Momen Inersia 1. Kegunaan
2. Cara menghitung

2
BAB VI. GARIS PENGARUH
Garis pengaruh adalah suatu gambar diagram yang menggambarkan pengaruh beban bergerak
terhadap suatu titik. Gambar diagram garis pengaruh meliputi gambar garis pengaruh Reaksi
dan gambar garis pengaruh Momen di suatu titik yang telah ditentukan. Gambar garis
pengaruh dapat diterapkan pada balok maupun kerangka.

A. Garis Pengaruh Pada Balok


1. Menggambar garis pengaruh
Garis pengaruh RA:
Gambarlah segi tiga: titik A tinggi
ordinat= 1, dan ordinat di titk B= 0 (nol),

Garis pengaruh RB:


Gambarlah segi tiga: titik B tinggi
ordinat= 1, dan ordinat di titk A= 0 (nol),

Garis pengaruh MC:


1. Putar titik C memotong perpanjangan
garis dari A
2. Buat garis dari titik potong ke
perpanjangan garis dari B
3. Buat segitiga ACB

Contoh perhitungan:
1. Garis pengaruh reaksi di titik A
a. Beban bergerak P.
RA= y (ordinat) .P
P di A y2= 1 ; RA=P
P di C y2= 1/2 ; RA=1/2.P
P di B y2= 0 ; RA=0
b. Beban bergerak q.
RA= y (luasan) .q
Gambar 6.1: Menggambar garis pengaruh q diseluruh AB, luas = 1.L/2
RA= L/2.q= qL/2

2. Garis pengaruh reaksi di titik B


(caranya sama dengan di atas)

3. Garis pengaruh Momen di titik C


a. Beban bergerak P
MC= y (ordinat).P
P di C y2= L/4 ; MC=PL/4
b. Beban bergerak q
RA= y (luasan) .q
q diseluruh AB, luas = . . =
MC = . =

49
2. Beban bergerak P dan q

Beban bergerak P atau q, hitung DC dan


MC !

Perhitungan:
1. Beban bergerak P=15t.
P berada di titik C
Lihat gambar GP.RC.
y2= 0,3; RC=0,75.15=11,25t (kiri
titik C)
y2= -0,25; RC=-0,25.15=-3,75t(kanan
titik C)
Lihat gambar Gp.MC.
y2=1,5; MC=1,5.15=2,25tm
2. Beban bergerak q=1t/m.
a. q pada bentang CB (Lihat gambar
GP.RC.)
y2= 0,3; RC=0,3.15.½.1=2,25t
Lihat gambar Gp.MC.
Gambar 6.1: Beban bergerak P atau q y2=1,5; MC=1,5.15.½.1=11,25tm
b. q pada bentang ACB (Lihat gambar
GP.RC.)
y2= 0,3; RC=0,75.15.½.1-
0,25.5.½.1=5t
Lihat gambar Gp.MC.
y2=1,5; MC=1,5.15.½.1=11,25tm

3. Beban bergerak rangkaian P


Rangkaian beban titik pada balok ACB,
hitunglah Dmak dan Mmak di titik C.
Hitung pula Mmak pada balok AB!
P1=20t; P2=10t; P3=10t; P4=25t; P5=25t

Perhitungan:

1. D maksimum di C
keadaan I:
Dpositip=P1.Y1+ P2.Y2 +P3.Y3+ P4.Y4+
P5.Y5
Dnegatip=P1.(-Y1)
Y1 = = ; Y4 = =
Y2 = ; Y5 =
Y3 = ; Y1 =-
Dpositip = 48,83 t
Dnegatip =-6,67 t

50
Keadaan II:
Dpositip=P2.Y1+ P3.Y2 +P4.Y3+ P5.Y4
Dnegatip=P1.(-Y2)+ P2.(-Y1)
Y1 = = ; Y4 = =
Y2 = = ; Y1 =−
Y3 = ; Y2 =−
Dpositip = 39,16 t
Dnegatip =-7,5 t

Dari I dan II: Dmak = 48,83 t

2. M maksimum di C:
Keadaan pembebanan I:
MC =P1.Y1+ P2.Y2 +P3.Y3+ P4.Y4+
P5.Y5
Y1 = = 2 ; Y3 = ; Y5 =
Y2 = ; Y4 =
MC = 138,125 tm

Keadaan pembebanan II:


Dmak=P1.Y1+ P2.Y2 +P3.Y3+ P4.Y4+
P5.Y5
Y2 = = 2 ; Y5 =
Gambar 6.1: Beban bergerak P Y3 = ;Y = .2 =
1,5
Y4 = ;

MC = 136,875 tm
Mmak = 138,125 tm

51
4. Beban bergerak pada balok dengan
kantilever
Beban bergerak P atau q, hitung Reaksi dan
M akibat beban bergerak!

Perhitungan:
1. Beban bergerak P=10t
a. Lihat gambar GP.RA.
P di titik A RA=1.10= 10t
P di titik D RA=0,6.10= 6t
P di titik B RA=0.10= 0t
P di titik C RA=0,3.10= 3t
b. Lihat gambar GP.RB.
P di titik A RB=1.10= 10t
P di titik D RB=0,4.10= 4t
P di titik B RB=1.10= 10t
P di titik C RB=1,3.10= 13t
c. Lihat gambar GP.MD.
P di titik A=B MD=0.10= 0t
P di titik D MD=2,4.10= 24t
P di titik C MD=-1,2.10= -12t
d. Lihat gambar GP.RD.
P di titik A RD=0.10= 0t
P di titik D RD=0,4.10= 4t
RD=-0,6.10=-6t
P di titik B RD=0.10= 0t
P di titik C RD=0,3.10= 3t

2. Beban bergerak q=1t/m (q pada bentang


CB)
a. Lihat gambar GP.RA. RB. MD. RD.
RA=(½.0,3.3).2= 0,9t
Gambar 6.1: Beban bergerak pada balok RB=½.(1+1,3).3.2=6,9t
dengan kantilever MD=(½.1,2.3).2= 3,6tm
RD=(½.0,3.3).2= 0,9t
b. Selanjutnya dapat dihitung q pada
bentang yang lain

52
5. Beban bergerak tanpa menggunakan garis pengaruh

Menentukan momen yang paling


(maksimum maksimorum) akibat beban
bergerak P1 dan P2!
Jumlah P1+P2=R

Balok mendapat beban R:


RA=(L-X).R/L
MC=RA.(X-b)-P1.b
=(L-X).R/L.(X-b)-P1.b

= − x + L + b . x − L. b − P . b

Momen akan maksimun bila: dMx/dx = 0


Gambar 6.1: Beban bergerak kondisi
maksimum-maksimurun Jadi : − 2. x + L + b =0
X= ½.L+1/2.b

Atau: Momen maksimum maksimorum


terjadi apabila titik tengah bentang berada
pada tengah-tengah antara beban terbesar
dengan resultante.

Balok mendapat beban bergerak P1 dan


P2, hitung RA maksimum, dan M
maksimum!

Analitis:
Momen maksimum.
R = 4 +2 = 6 t;
R berada 0,4 m dari P1
X = L/2 + b/2 = 3 + 0,2 = 3,2 m (jarak R ke
titik A)
Hasilnya seperti gambar di bawahnya.

∑ MB = 0
RA.6-(6).2,8 =0 RA =2,8 t
∑ MA = 0
-RB.6 + (6).3,2 =0 RB =3,2 t
∑ V = (6)-2,8-3,2 =0 OK !

Mmak simum:
L=2,8 m; M= RA.2,8 =7,84 tm
L=3 m; M= RA.3-P1.0,2 =7,6 tm
Gambar 6.1: Beban bergerak P
L=3,2 m; M= RA.3,2-P1.0,4 =7,36 tm
Mmak = 7,84 tm

53

Anda mungkin juga menyukai