Skripsi Lengkap-Muhamad Amin Abas
Skripsi Lengkap-Muhamad Amin Abas
SKRIPSI
OLEH
MUHAMAD AMIN ABAS
NIM. 17/376/GEO/00050
i
HALAMAN PERSETUJUAN
Pendidikan Geografi Program studi STKIP Pelita Nusantara Buton dengan judul
KECAMATAN KAMBOWA
Menyetujui
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui,
Ketua Program Studi Pendidikan Geografi
M A W A R I, S. Pd., M. Sc
NIDK. 88802900
ii
HALAMAN PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Program Studi
Pendidikan Geografi Sekolah Tinggi Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
STKIP Pelita Nusantara Buton
TIM PENGUJI
Mengetahui :
iii
iv
NIM : 17/376/GEO/00050
Dengan ini menyatakan bahwa yang tertera di dalam Skripsi ini benar benar
hasil karya sendiri, bukan hasil plagiasi dari karya orang lain baik sebagian atau
seluruhnya.
Demikian pernyataan ini dibuat dalam keadaan sadar tanpa paksaan dari pihak
manapun, dan digunakan sebagai jaminan keaslian dari karya tulis ilmiah ini.
iv
PERSEMBAHAN
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karya
Skripsi ini saya persembahkan sepenuhnya kepada dua orang hebat dalam
hidup saya, Ayahanda Abas oge dan Ibunda Maryam Ibrahim.Keduanya lah
yang membuat segalanya menjadi mungkinsehingga saya bisa sampai pada tahap di
mana skripsi ini akhirnya selesai. Terima kasih atas segala pengorbanan, nasihat
dan do’a baik yang tidak pernah berhenti kalian berikan kepadaku. Aku selamanya
v
vi
KATA PENGANTAR
﷽
Dengan mengucapkan Alhamdulillah segala puji dan syukur penulis
panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan hidayah-Nya
dengan baik. Sholawat serta salam taklupa pula kita haturkan kepada junjungan kita
sebagai pemimpin yang membawa ajaran Islam dari zaman jahiliyah menuju zaman
terang benerang yang penuh akan ilmu pengetahuan dan cahya keimanan, dan
Skripsi ini diajukan untuk memenuhi syarat guna memperoleh gelar sarjana
strata satu (S1) di Sekolah Tinggi Keguruan Dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Pelita
Nusantara Buton. Perjalanan panjang telah penulis lalui dalam rangka menyelesaikan
penulisan skripsi ini. Banyak hambatan yang dihadapi dalam penyusunannya, namun
ini. Oleh karena itu, dengan penuh kerendahan hati, pada kesempatan ini patutlah
1. Bapak Drs. Sudin Rioma, M.pd selaku Ketua STKIP Pelita Nusantara Buton.
2. Bapak Mahmud, S.pd., M.Sc Sebagai Wakil Ketua I STKIP Pelita Nusantara
Buton.
3. Bapak Ahmad Muhiddin Amum,ST., MM. Sip Sebagai Wakil Ketua II STKIP
5. Bapak la Ode Hane, S.Pd., M.Sc selaku dosen Pembimbing I yang telah
9. Bapak Ibu Dosen Pendidikan Georafi STKIP Pelita Nusantara Buton yang
10. Ayahanda Abas Oge dan Ibunda tercinta Maryam Ibrahim dan yang terus
melimpahkan cinta dan kasih sayang, motivasi serta doa yang tidak pernah
11. Abang Saya Jekk yang telah banyak membantu memotivasi, mendidik serta
12. Terima Kasih Kepada Kakak Saya Abdul Haris Abas, Supriadi Abas dan
adik-adik saya Muhamad Arif Abas.SP.d, Cici Riatsya Abas,Aidil Abas dan
vi
vii
Asrul Abas. yang selalu menemani penulis dalam suka maupun duka serta
13. Ucapan terimakasi pula kepada sahabat saya Syahril Mawari, Rasmin Samal
Penulis menyadari bahwa skripsi yang penulis buat ini masih jauh dari
sempurna hal ini karena terbatasnya pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki
penulis. Oleh sebab itu, penulis mengharapkan adanya saran dan masukan bahkan
kritik membangun dari berbagai pihak. Semoga skripsi ini bisa bermanfaat bagi para
Harapan penulis, semoga kebaikan dari semua pihak yang telah membantu
penulis dalam proses penyusunan skripsi ini mendapat balasan dari Allah SWT. Amin
yarabbil alamin
vii
viii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .........................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN ...........................................................................ii
HALAMAN PENGESAHAN ...........................................................................
HALAMAN PERNYATAAN ..........................................................................
MOTTO ............................................................................................................
HALAMAN PERSEMBAHAN .......................................................................
KATA PENGANTAR .......................................................................................
DAFTAR ISI ......................................................................................................
DAFTAR TABEL ............................................................................................
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................
ABSTRAK .........................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ..................................................................1
B. Rumusan Masalah ............................................................................7
C. Tujuan Penelitian .............................................................................7
D. Manfaat Penelitian ...........................................................................7
E. Penelitian Yang Relevan/Keaslian Penelitian ..................................8
ix
x
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .....................................................................................49
B. Saran ...............................................................................................50
DAFTAR PUSTAKA
x
DAFTAR TABEL
No Tabel Halaman
Tabel 1.1 Penelitian Yang Relevan
Tabel 4.1 Penduduk Desa Mata Berdasarkan Jenis Kelamin Tahun
2021
Tabel 4.2 Penduduk Desa Mata Berdasarkan Mata Pencaharian Tahun
2021
Tabel 4.3 Penduduk Desa Mata Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Tahun 2021
Tabel 4.4 Status Kepemilikian Lahan Di Desa Mata Tahun 2021
Tabel 4.5 Luas Lahan (Ha) Petani Cengkeh Di Desa Mata Tahun 2021
Tabel 4.6 Jumlah Anggota Rumahtangga Petani Cengkeh di Desa
Mata Tahun 2021
Tabel 4.7 Biaya Produksi Petani Cengkeh di Desa Mata Tahun 2021
Tabel 4.8 Jumlah Tanaman petani cengkeh di Desa Mata tahun 2021
Tabel 4.9 Jumlah Produksi Tanaman Cengkeh Desa Mata Tahun
2021
Tabel 4.10 Pemasaran hasil produksi petani cengkeh Desa Mata Tahun
2021
Tabel 4.11 Pendapatan Petani Cengkeh Desa Mata Tahun 2021
Tabel 4.12 Kemampuan Keluarga Petani Cengkeh Menurut Tingkat
Pemenuhan Kebutuhan Hidup di Desa Mata Tahun 2021
Tabel 4.13 Kemampuan Keluarga Petani Cengkeh Menurut Tingkat
Akses Terhadap Layanan Pendidikan di Desa Mata Tahun
2021
Tabel 4.14 Kemampuan Keluarga Petani Cengkeh Akses Terhadap
Layanan Kesehatan di Desa Mata Tahun 2021
xi
DAFTAR GAMBAR
No Gambar Halaman
Gambar 2.1 Skema Kerangka Pikir
Gambar 3.1 Peta Kecamatan Kambowa
Gambar 3.2 Peta Lokasi Penelitian
xii
DAFTAR LAMPIRAN
No Lampiran Halaman
1 Kuisioner Penelitian
2 Hasil Wawancara
4 Dokumentasi
5 Surat Izin Penelitian
xiii
xiv
ABSTRAK
A. Latar Belakang
mendatang akan lebih baik. Yang dimaksud dengan kondisi yang lebih baik
tersebut adalah tercapainya tingkat kesejahtraan dalam hidup yang lebih tinggi,
yaitu semakin banyak kebutuhan hidup yang terpenuhi. Oleh karena itu, dalam
setiap masyarakat tersedia sumber daya yang merupakan sebuah potensi untuk
1
2
penuhan kebutuhan hidup. Identifikasi potensi dan sumber daya yang ada di
yang lebih mengutamakan potensi dan sumber daya lokal. Potensi tersebut
meliputi semua potensi yang ada seperti sumber daya alam, sumber daya
manusia, serta sumber daya sosial. Salah satu sumber daya alam yang penting
untuk dikembangkan adalah tanaman cengkeh.
bahan campuran rokok kretek atau bahan dalam pembuatan minyak atsiri, namun
produksi dan kualitasnya akan menjadi rendah. Krisis ekonomi yang diakibatkan
pandemi Covid-19 saat ini serta bencana alam yang terus menerus telah ikut
mempengaruhi perekonomian.
Krisis ini menyebabkan sektor industri dan jasa mengalami penurunan tajam.
Namun dipihak lain justru sektor pertanian masih tetap eksis. Hal ini berarti
industri dan juga jasa. Tetapi juga harus bergantung dari sektor pertanian. Oleh
karena itu semestinya para pengambil kebijakan baik dari tingkat pusat, provinsi
masing perlu memberikan prioritas pada sektor pertanian. Sektor ini terbukti
lain.
Peran sektor pertanian tidak diragukan lagi karena sebagai sumber penghasil
dan sebagai penghasil komiditi ekspor. Sektor pertanian juga dapat dijadikan
sektor pertanian. Pertanian yang maju, efisien dan tangguh akan mampu
dibandingkan dengan sektor lainnya. Hal tersebut telah teruji saat indonesia
dilanda krisis. Produk dari sektor pertanian justru menjadi salah satu sumber
devisa bagi negara. Umumnya komoditas ekspor berasal dari perkebunan, salah
industri pabrik rokok yang semakin meningkat (Juangsana, 2013). Mengacu pada
Sejalan dengan pendapat tersebut di atas, berikut ini dapat dilihat pada data
produksi cengkeh secara Nasional pada tahun 2020 sebesar 140.997 Ton,
diantaranya Aceh 5.531 Ton, Sumatera Utara 1.114 Ton, Sumatera Barat 2.490,
Ton Kepulauan Riau 3.440 Ton, Jambi 29 Ton, Sumatera Selatan 54 Ton,
Kepulauan Bangka Belitung 2 Ton Bengkulu 96 Ton, Lampung 2.006 Ton, Jawa
Barat 8.810 Ton, Banten 3.119 Ton, Jawa Tengah 7.100 Ton, DI Yokyakarta 831
Ton, Jawa Timur 10.365 Ton, Bali 3.589 Ton, Nusa Tenggara Barat 196 Ton,
Nusa Tenggara Timur 3.579 Ton, Kalimantan Barat 285 Ton, Kalimantan
Selatan 126 Ton, Kalimantan Utara 6 Ton, Sulawesi Utara 8.002 Ton, Gorontalo
1.239 Ton Sulawesi Tengah 18.187, Sulawesi Selatan 20.144 Ton, Sulawesi
Barat 1.188 Ton, Maluku 20.454 Ton, Maluku Utara 5.101 Ton, Papua 47 Ton,
Papua Barat 54 Ton, sementara untuk Provinsi Sulawesi tenggara pada tahun
yang sama jumlah produksi cengkeh sebesar 13. 809 Ton atau 1. 38 persen dari
total produksi nasional (BPS Nasional, 2020). Sementara data produksi cengkeh
Ton, Kabupaten Buton Utara 55 Ton, Kabupaten Konawe Utara 188 Ton,
Kabupaten Kolaka Timur 657 Ton, Kabupaten Konawe Kepulauan 357 Ton, dan
Kota Kendari 17 Ton. Berdasarkan data tersebut Kabupaten Buton Utara hanya
yaitu Kecamatan Kulisusu Utara dengan jumlah produksi pada tahun 2020
sebesar 30 Ton dan Kecamatan Kambowa dengan jumlah produksi pada tahun
yang sama yaitu 25 Ton (Buton Utara Dalam Angka, 2020). Berdasarkan data-
Utara dan terkhusus pada Kecamatan Kambowa yang didalamnya terdapat Desa
Mata.
Buton Utara dengan jumlah penduduk 625 jiwa yang terdiri dari 166 kepala
keluarga (KK) dengan mata pencaharian masyarakat Desa Mata pada umumnya
yaitu adalah petani cengkeh. Berdasarkan data Desa Mata tahun 2020 terdapat
166 Kepala Keluarga (KK) atau 75% bermata pencaharian di sektor pertanian
yang terbagi menjadi 104 KK sebagai petani cengkeh, 30 petani padi dan petani
struktur dan kesuburan tanah yang cukup baik untuk ditanami tanaman cengkeh.
dan ketelatenan agar mendapatkan pohon cengkeh yang sehat dan subur. Pada
BPPC di tahun 1998 lalu. Dewasa ini petani cengkeh di Desa Mata mulai
tumbuh dengan baik sampai saat ini, dan membuka lapangan kerja bagi sejumlah
dengan hal tersebut Sanudin dan Bambang (2007) mengemukakan bahwa kondisi
sosial ekonomi dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan bagi para pembuat
menegaskan bahwa perlu adanya upaya-upaya real dari segi kebijakan untuk
7
semakin membaik dan memberi banyak pengaruh positif baik dalam bidang
B. Rumusan Masaalah
Berdasarkan latar belakang, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah
C. Tujuan penelitian
Mengacu pada rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini
D. Manfaat Penelitian
1. untuk mengetahui keadaan riil yang ada pada petani cengkeh di Desa
kesejahteraan.
Skripsi ini.
Buton
8
Nama
NO Judul/tahun Tujuan penelitian Metode penelitian Hasil
peneliti
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi
sosial ekonomi petani karet karena turunnya
harga karet di Desa duria Kecamatan Lolofitu
Moi Kabupaten Nias Barat tingkat pendidikan
anak petani rata-rata tamat SMA, kondisi
kesehatan baik, memiliki rumah sendiri yang
terbuat dari beton beratap seng dan berlantai
Kondisi Sosial Ekonomi Untuk mengetahui Kondisi plat/beton, petani karet memiliki anak rata-
AGUS
Petani Karet di Desa Sosial rata 3-5 orang dengan rata-rata jumlah
PUTRA Metode deskriptif
1 Duria, Kecamatan Ekonomi Petani Karet di Desa konsumsi Rp.1.003.750. Luas lahan petani
VIANUS kualitatif
Lolofitu Moi, Kabupaten Duria,Kecamatan Lolofitu Mo karet rata-rata 1,785, dengan tingkat produksi
WARUWU
Nias Barat. Tahun 2019 i, Kabupaten Nias Barat. 140,3 kg dengan harga jual Rp.6000/kg.
Secara umum pendapatan di usaha tani karet
rendah, namun petani karet memilik
pendapatan lain selain pendapatan dari karet.
petani memiliki lahan dengan luas rata-rata
0,665 ha yang digunakan sebagai lahan untuk
beternak dan bertani tanaman daun ubi
sebagai pakan ternak.
2 HAYAT Kondisi Sosial Ekonomi menggambarkan Kondisi metode deskriptif (1) Petani karet berpendidikan rendah
TUNUR Petani Karet Desa Sosial Ekonomi Petani Karet kualitatif sebanyak 50 orang 62,05%, (2) Luas lahan
Kembang Tanjung di Desa Kembang Tanjung petani karet rata-rata 1,09 ha/kk, (3) Rata-rata
Lampung Utara Tahun Kecamatan Abung Selatan biaya sebesar Rp 3.355.000/tahun/KK. Biaya
2016 Kabupaten Lampung Utara tersebut digunakan untuk pembelian pupuk,
Tahun asam semut, obat-obatan dan upah tenaga
kerja, (4) Rata-rata-\]/i produksi yang
diperoleh setiap petani 4.007 kg/KK, (5)
Rata-rata pendapatan Rp
12.000.000/tahun/KK yang diperoleh setiap
petani karet, (6) Jumlah anak yang dimiliki
kepala keluarga petani karet dengan rata-rata
3 anak, dan (7) Tingkat pemenuhan
kebutuhan pokok minimum petani karet yaitu
9
Rp 3.072.800/tahun.
TINJAUAN PUSTAKA
A. Deskripsi Teori
tinjau dari segi sosial ekonomi. Keadaan sosial ekonomi setiap orang itu
sosial dapat terjadi karena ada sesuatu yang dibanggakan oleh setiap orang
akan tetapi sesuai dengan kenyataan setiap manusia yang menjadi warga suatu
kelas sosial ekonomi terbagi menjadi tiga bentuk yaitu pendidikan, kesehatan,
dan pendapatan.
1. Pendidikan
rumahtangganya.
12
2. Pendapatan
perolehan baik yang berasal dari biaya faktor produksi maupun total output
3. Kesehatan
Struktur phisik suatu desa berkaitan erat dengan lingkungan phisik desa itu
cirinya seperti iklim, curah hujan, keadaan atau jenis tanah, ketinggian
rumahtangganya.
orang lain dalam arti lingkungan pergaulan, prestasinya, dalam hak hak
perubahan tertentu.
bisa jadi suatu kemajuan atau bahkan kemunduran. Menurut Philips dan
perubahan nilai – nilai yang cepat, perubahan yang cepat itu akan
melahirkan perbedaan sikap terhadap nilai – nilai yang ada. Lebih lanjut
hal kemampuan atau kepemilikan akses yang memadai atau tidak terhadap
hal tersebut berdasarkan dukungan dari hasil produksi cengkih itu sendiri.
2. Konsep Petani
peranan yang penting dalam pemeliharaan tanaman atau ternak agar dapat
tumbuh dengan baik, ia berperan sebagai pengelola usaha tani. Petani sebagai
memanfaatkan lahan yang dimiliki atau disewa dari petani lainnya untuk
adalah orang yang bercocok tanam hasil bumi atau memelihara ternak dengan
atas :
a. Petani pemilik penggarap ialah petani yang memiliki lahan usaha sendiri
serta lahannya tersebut diusahakan atau digarap sendiri dan status lahannya
15
b. Petani penyewa ialah petani yang menggarap tanah orang lain atau petani
lain dengan status sewa. Alasan pemilik lahan menyewakan lahan miliknya
karena membutuhkan uang tunai dalam jumlah yang cukup besar dalam
waktu singkat, atau lahan yang dimilikinya itu terlalu jauh daritempat
penyakap (penggarap) ialah petani yang menggarap tanah milik petani lain
pemilik tanah ada yang setengahnya atau sepertiga dari hasil yang
diperoleh dari hasil lahan digarapnya. Biaya produksi usaha tani dalam
sistem sakap ada yang dibagi dua dan ada pula yang seluruhnya ditanggung
c. Petani penggadai adalah petani yang menggarap lahan usaha tani orang lain
karena petani pemilik lahan tersebut membutuhkan uang tunai yang cukup
besar dalam waktu mendesak, tanah miliknya tersebut tidak mau pindah ke
tangan orang lain secara mutlak. Namun, adanya hak gadai tersebut secara
apabila uang gadai yang pertama tidak dapat dikembalikan pada waktu
yang telah ditetapkan atau uang gadainya terlalu besar, sehingga tidak
16
penggadai menambah uang gadainya sesuai dengan nilai atau harga tanah
Hasil (UUPBH, 1960) dalam suatu pasalnya tercantum bahwa apabila masa
meminta uang gadaiannya. Besarnya uang gadai per tahun untuk luas lahan
tertentu tidak ada ketentuan yang pasti, tetapi bergantung kepada si pemilik
d. Buruh tani ialah petani pemilik lahan atau tidak memiliki lahan usaha tani
sendiri yang biasa bekerja di lahan usaha tani petani pemilik atau penyewa
dengan mendapat upah, berupa uang atau barang hasil usaha tani, seperti
beras atau makanan lainnya. Hubungan kerja di dalam usaha tani tidak
mengenai petani dan sektor pertanian akan lebih dipahami oleh petani
sendiri dibandingkan orang luar. Oleh karena itu, untuk menganalisis profil
petani dan persoalannya harus dilihat dari sudut pandang petani sendiri.
17
adalah orang atau sekelompok orang yang menggarap atau mengolah lahan
kadang kala hasil yang diperoleh tidak sesuai harapan dikarenakan keadaan
3. Cengkeh
unggulan. Bagian utama dari tanaman cengkeh yang bernilai komersial adalah
bunganya yang sebagian besar digunakan dalam industri rokok, yang mana
jangka waktu pengeringan yang relatif lama, dan tergantung pada panas
matahari, serta faktor polusi udara seperti debu dan asap kendaraan juga akan
dapat memiliki batang pohon besar dan berkayu keras. Cengkeh mampu
buah cengkeh akan muncul pada ujung ranting daun dengan tangkai pendek
serta bertandan. Pada saat masih muda bunga cengkeh berwarna keungu-
menjadi merah muda apabila suda tua. Sedangkan bunga cengkeh kering akan
minyak atsiri (Thomas, 2007). Lebih lanjut dijelaskan mengenai ciri fisik
tunggal, bertangkai, tebal, kaku, bentuk bulat telur sampai langsat memanjang,
ujung runjing, pangkal meruncing, tapi rata, tulang daun menyirip, permukaan
atas mengkilat, panjang 6 sampai 13,5 cm, warna hijau mudah atau
kecokelatan mudah saat masih muda dan hijau tua ketika tua.
penyulingan cengkeh berupa minyak atsiri atau terkenal dengan sebutan clove
zat antijamur dan antiseptik serta campuran obat gosok hanyat pereda nyeri.
bunga, daun maupun tangkainya. Hanya saja, kadar paling tinggi terdapat
pada bunga, tankai dan daunnya. Pada bunganya kandungan minyak atsirinya
mencapai 20%. Sementara itu, kandungan minyak atsiri yang terdapat pada
daun-daun cengkeh kering antara 1-3%. Ini yang paling banyak disuling,
19
disamping harganya relative murah juga untuk mendapatkan nilai tambah dari
bahwa cengkeh adalah tanaman perdu yang mampu bertahan hidup dalam
jangka waktu yang lama. Cengkeh memiliki tangkai, daun, buah dan bunga
yang banyak mengandung minyak atsiri serta memiliki nilai ekonomi yang
cukup tinggi dan dapat menjadi salah satu produk pertanian unggulan, dimana
dapat tingkatkan.
hidup keluarganya, Dalam melakukan usaha, tidak lepas dari faktor-faktor yang
Status dan luas lahan serta jumlah biaya produksi akan sangat
alam lainnya. Semakin besar jumlah produksi Cengkeh yang dihasilkan akan
semakin besar pula pendapatan yang diperoleh petani. Sebaliknya semakin kecil
yang diperoleh petani. Tinggi rendahnya pendapatan dari hasil produksi tanaman
20
hidup untuk anggota rumahtangganya. Namun hal ini menjadi suatu probability
atau serba kemungkinan, dimana ada faktor alam terutama keadaan musim yang
tidak menentu sehingga terkadang harapan petani cengkeh tidak sesuai dengan
kenyataan yang terjadi. Kondisi ini tentu menjadi riskan bagi petani cengkeh
yang mana tinggi rendahnya hasil produksi cengkeh secara langsung berdampak
hidup sehari-hari. Kondisi ini lebih diperparah lagi dengan jumlah tanggungan
semakin banyak pula beban yang ditanggung oleh kepala rumahtangga petani
dasar dalam suatu rumahtangga yang di ukur dengan nilai rupiah dalam satu
bulan. Setiap rumahtangga petani di Desa Mata memiliki perbedaan dalam hal
kerja yang disebabkan oleh kepemilikan luas lahan yang berbeda dan jumlah
rumahtangga petani cengkeh itu sendiri. Untuk dapat lebih jelas terkait uraian
kerangka pikir penelitian ini, dapat dilihat pada skema kerangka pikir penelitian
berikut ini.
22
KONDISI SOSIAL
EKONOMI
PETANI CENGKEH
PRODUKSI TANAMAN
KEPEMILIKAN SUMBERDAYA CENGKEH
PENDAPATAN PETANI
CENGKEH
► TINGGI
► SEDANG
► RENDAH
Gambar 1. Skema Kerangka Pikir
BAB III
METODE PENELITIAN
Metode penelitian merupakan salah satu faktor yang cukup penting dalam
ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Metode
menjelaskan dan menjawab lebih rinci permasalahan yang akan diteliti dengan
(Sugiono, 2016).
Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian survey, yang mana penelitian
survey itu sendiri merupakan penelitian yang mengambil sampel dari satu
populasi dan menggunakan kuisioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok.
Salah satu kegunaan penelitian survey adalah dapat diterapkan pada penelitian
(Narbuko, 2005).
24
yang dalam hal ini adalah tanaman cengkeh di Desa Mata Kecamatan Kambowa
variasi sumberdaya wilayah tertentu. Dengan kata lain, aktivitas manusia akan
berbeda antara satu wilayah dengan wilayah lain bergantung pada sumberdaya
yang ada pada wilayah tersebut. Terkait hal tersebut, penelitian ini bermaksud
Buton Utara. Secara geografis, sebelah utara Desa Mata berbatasan langsung
yang termasuk salah satu desa dalam Kecamatan Lasalimu. Sebelah timurnya
berbatasan dengan Desa Pure yang masuk wilayah Kabupaten Muna. Terkait
batas wilayah Desa Mata tersebut, dapat secara jelas dilihat pada lokasi
2. Waktu penelitian
Penelitian ini di lakukan pada bulan September 2021 sampai desember 2021
1. Populasi
atas objek atau subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu
adalah semua petani cengkeh yang ada di Desa Mata Kecamatan Kambowa
demikian yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah 104 kepala
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
dikemukakan Arikunto (2010) yaitu jika subjek penelitian kurang dari 100
orang sebaiknya diambil semuanya, namun jika lebih dari 100 orang dapat
diambil 10-15% atau 20-25% atau lebih. Penentuan besar sampel 40% dari
Sampling yaitu teknik pengambilan sampel yang memberi peluang yang sama
peluang atau kesempatan yang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi
dari populasi yang dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang
Menurut Sugiyono (2019) variabel penelitian adalah sesuatu atau sifat atau
nilai-nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang
tersebut di atas dikaitakan dengan judul penelitian ini, maka dapat ditetapkan
variabel dalam penelitian ini adalah variabel tunggal yakni kondisi sosial
setiap variabel perlu dirincikan menjadi indikator penelitian yang dapat diukur
Variabel penelitian
Indikator Penelitian
1. Kepemilikan Sumberdaya
- Status Lahan
- Luas Lahan
- Jumlah Produksi
- Biaya Produksi
- Hasil Penjualan
1. Data Primer
langsung yang diperoleh dari sumber aslinya yang berupa wawancara, jejak
pendapat dari individu atau kelompok maupun hasil observasi dari suatu objek.
tentang keadaan kondisi objek yang akan diteliti. Observasi merupakan salah
data verbal dan non verbal, melalui teknik observasi yang bertujuan agar
disusun sebelumnya.
dengan hal-hal atau variabel penelitian yang berupa catatan, transkrip, buku,
dan dinas terkait, baik dalam bentuk catatan, foto, peta ataupun tabel, dan
buku.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data tambahan yang diperoleh bukan dari tangan
pertama tetapi dari tangan kedua, ketiga, dan seterusnya. Data ini
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik
penelitian ini mengacu pada pendapat Winartha (2016) yang menjelaskan bahwa
meringkas berbagai kondisi, situasi dari berbagai data yang dikumpulkan berupa
digunakan dalam penelitian ini dilengkapi dengan alat bantu analisis berupa tabel
dan peta yang nantinya diinterpretasi secara kualitatif berupa argumentasi ilmiah.
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Deskripsi umum lokasi penelitian yaitu penelitian ini berada di Desa Mata
Desa Mata adalah salah satu desa yang ada di Kecamatan Kambowa
dari timur ke barat serta secara astronomis antara 5,640 LS sampai 5,850 LS
b. Iklim
terjadi pada Bulan Agustus sebesar 5,11 knot . selama tahun 2019 di
terjadi pada Bulan September yang dimana pada bulan tersebut tidak
c. Penggunaan lahan
cengkeh.
jenis kelamin laki-laki dan perempuan dapat di lihat pada tabel berikut :
321
SR = X 100 %
304
SR = 105,60 %
35
ratio di desa mata adalah 105,60% artinya bahwa setiap 100 penduduk
Desa Mata memiliki berbagai jenis pekerjaan hal ini dapat di jelaskan pada
tabel berikut
pekerjaan yaitu petani dengan persentase (85,87%) sebanyak 152 orang, Dan Pegawai
Negri Sipil yaitu (9,93%) dengan jumlah 17 orang. Serta persentase terendah yaitu
Pensiunan PNS (0,60%) berjumlah 1 orang. Fakta ini menunjukan bahwa masyarakat
suatu wilayah serta menunjang kualitas hidup. Serta pendidikan pula dapat
Mata dengan persentase tertinggi yaitu 16, 80 % dengan jumlah 105 Usia 7-
18 tahun yang sedang sekolah dan 15,20% dengan jumlah 95 tamat S-1/
37
orang tamat S-3/sederajat dan 0,80% dengan jumlah 5 orang usia 7-18 tahun
Hasil penenlitian dan pembahasan adalah uraian yang diperoleh dari hasil
a. Status Lahan
yang digarab sendiri atau milik sendiri dan sudah memiliki legalitas
b. Luas lahan
Tabel 4.4 Luas Lahan (Ha) Petani Cengkeh di Desa Mata Tahun
2021
No Luas Lahan Jumlah Persentase
1 1 ha 21 52,5
2 2 ha 13 32,5
3 3 ha 5 12,5
4 6 ha 1 2,5
Jumlah 40 100
Sumber: Hasil Olah Data Primer Tahun 2021
cengkeh yang memiliki lahan yang paling luas yang yaitu 1 sampai 2
dimiliki petani berkisar pada 1 atau 2 Ha, hal ini disebabkan oleh
satu rumah yang terdiri dari suami/istri dan anak. Dalam penelitian ini
d. Biaya Produksi
petani dalam proses produksi baik dlam jangka waktu produksi per
bulan per tiga bulan bahkan per tahun. Dalam hal ini Petani cengkeh di
cengkeh.
berkisar 200 pohon hal ini disebabkan kurangnya lahan yang dimiliki
a. Jumlah Produksi
panennya satu kali panen dengan jangka waktu satu tahun dan
tanaman cengkeh tersebut. Hal ini dapat di lihat pada tabel 4.8 di
bawah ini.
petani cengkeh untuk menjual produk atau hasil yang telah dipanen.
Dalam hal Ini Petani Cengkeh Desa Mata menjual hasil produksi pada
tengkulak, kampong tetangga atau di luar daerah hal ini dapat di lihat
hasil produksi tanaman cengkeh yaitu pada tengkulak yang ada di Desa
uang atau mengambil panjar untuk biaya pada saat produksi untuk
panen dan sesudah panen tidak ada perubahan yaitu Rp 100.000 /kg
biaya produksi selama 1 tahun sangat berbeda-beda Hal ini dapat dilihat
kerja makin tinggi pendidikan yang di dapat maka makin besar pula
tertinggi yaitu 97,50% dengan jumlah 39 orang. Hal ini sangat jelas
yang baik untuk saat ini serta kesehatan suami/istri mereka juga baik
darah tinggi
yang ada di Desa Mata cukup cepat dan efisien, ini dikarenakan tenaga
variabel indikator ekonomi yang
membentuk kesejahteraan petani pembangunan ekonomi perdesaan adalah
masyarakat petani cengkeh Desa Mata cukup sejahtera dengan hasil dari
pertanian cengkeh.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
hak milik sendiri degan penguasaan lahan yang berfariasi seluas satu sampai
enam hektar. Hasil produksi yang diperoleh petani cengkeh dalam satu kali
sebesar Rp.100.000. Dengan nilai jual tersebut petani cengkeh desa mata
memiliki riwayat penyakit berat dan juga semua anggota rumahtangga ketika
kesehatan dari tenaga medis yang mudah dan cepat. Dengan demikian petani
B. Saran
Berdasarkan letak topografi Desa Mata yang berbukit dan juga lokasi
perkebunan juga memiliki lintasan yang curam dan berbatu, oleh karena itu
perkebunan terhadap masyarakat yang lebih baik lagi dengan membuat jalan
tani agar masyarakat petani yang ada di Desa Mata lebih prodoktif di bidang
agraria.
DAFTAR PUSTAKA
Abdulsyani. (1994). Sosiologi Skematika, Teori dan Terapan. Jakarta: Bumi Aksara.
Adisasmita, Raharjo. (2014). Pengelolaan Pendapatan dan Anggaran Daerah.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Aini, Nurul. (2006). Variasi Tindak Tutur Dalam Kursus Panatacara Permadani
Semarang. Skripsi. Semarang: FBS Universitas Negeri semarang.
Arikunto. (2010). prosedur penelitian satuan pendekatan praktek.Jakarta: PT. Rineka
Cipta.
_______. (1993). prosedur penelitian satuan pendekatan praktek.Jakarta:PT. Rineka
Cipta.
Azizi, Alfin Nur. (2018). Kondisi Sosial Ekonomi Petani Sawah Yadah Hujan Desa
Jati Mulyo. Jurnal FKIP Universitas Lampung.
Basrowi dan Juariyah. (2010). Analisis Kondisi Sosial Ekonomi dan Tingkat
Pendidikan Masyarakat Desa Srigading Kecamatan Labuhan Maringgai
Kabupaten Lampung Timur. Jurnal Ekonomi dan Pendidikan. Vol. 7 No. 1.
BPS Nasional. (2020). Indeks Perdagangan Hasil – Hasil Pertanian dan
Perkebunan. Jakarta. BPS Nasional.
BPS Sultra. (2020). Komoditas Unggulan Pertanian dan Perkebunan Provinsi
Sulawesi Tengggara. Sultra. BPS Prov. Sutra.
Buton Utara Dalam Angka. (2020). Hasil-Hasil Perkebunan unggulan Daerah.
Kabupten Buton Utara. BPS Kab. Buton Utara.
Ilham. (2007). Peluang Sektor Pert.anian. Usaha Nasional
Juangsana. (2013). Strategi Pengembangan Agribisnis Komoditas Cengkeh Dalam
Meningkatkan Pendapatan Petani di Kabupaten Trenggalek. Jurnal Manajemen
Agribisnis. Vol. 13. No. 2.
Junaedi. (2014). Petani Tanpa Tapal Batas. Malang UB Press.
Kardinan, (2003). Tanaman Pengusir dan Pembasmi Nyamuk. Jakarta: Agro Media
Pustaka.
52
KBBI. (2019). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi Terbaru. Jakarta: Bumi Aksara.
Kecamatan Kambowa Dalam Angka. (2020). Hasil-Hasil Perkebunan Kecamatan
Kambowa. Data Rangkuman. Kecamatan Kambowa.
Mankiw, Gregory. (2016). Makroekonomi. Edisi Keempat. Jakarta. Erlangga.
Monografi Desa Mata. (2020). Jumlah Penduduk Desa Mata Berdasarkan Mata
Pencaharian. Kantor Desa Mata.
Muhibbin Syah, (2017) Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung. PT
Rodakarya
Mulyana, (2002). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosda Karya.
Narbuko. (2005). Metodologi Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara.
Rodjak. (2006). Manajemen Usaha Tani. Bandung: Pustaka Gratuna.
Sanudin dan Bambang. (2007). Kajian Sosial Ekonomi Masyarakat di DAS Asahan
Sumatera Utara. Jurnal. Penelitian sosial dan ekonomi Kehutanan. Vol. 4 No.
4 Desember 2007.
Singarimbun, Masri. (1995). Metode Penelitian Survey. Yogyakarta. LP3ES.
Soerjono (2007). Sosiologi satuan pengantar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Sugiono, (2019). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: PT.
Alfabet.
_______. (2016). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabet.
Thomas, (2007), Tanaman Obat Tradisional. Yogyakarta : Kanisus, pp: 22-24.
Widoyoko, (2012). Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian. Yokyakarta: Pustaka
Belajar.
Winartha. (2016). Metodologi Penelitian Sosial Ekonomi. Yogyakarta: PT. Andi
Offset.
Yunus, Hadi Sabari. (2016). Metodologi Penelitian Wilayah Kontemporer.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
LAMPIRAN
54
KUISIONER PENELITIAN
Biodata Responden
Nama :
Tempat/tgl lahir :
Alamat :
Agama :
Pekerjaan :
Indikator Penelitian
A. Kepemilikan Sumberdaya
1. Status Lahan
Apa status dari lahan cengkeh yang Bpk/Ibu usahakan ?
a. Milik Sendiri
b. Sewa
c. Sakap
Jika Sewa atau Sakap, berapa lama waktunya? .......................(Bln/Thn)
2. Luas Lahan
Berapa luas lahan cengkeh yang Bpk/Ibu usahakan? .........................(Ha)
3. Jumlah Anggota Rumahtangga
Berapa jumlah anggota rumahtangga Bpk/Ibu? ........................(Orang)
Laki-Laki ....................... (Orang) Perempuan ......................... (Orang)
Dari jumlah anggota rumahtangga yang Bpk/Ibu miliki tersebut, berapa anggota
rumahtangga yang Bpk/Ibu libatkan dalam usaha tanaman cengkeh?
.................... (Orang)
4. Biaya Produksi
56
Berapa jumlah biaya yang Bpk/Ibu gunakan dalam sekali panen tanaman
cengkeh ? Rp. ......................................
Dengan biaya sebesar itu, Bpk/Ibu pergunakan untuk membiayai kegiatan apa
saja dalam proses panen tersebut? Sebutkan !
.........................................................................
........................................................................
.........................................................................
.........................................................................
.........................................................................
..........................................................................
5. Jumlah Tanaman Cengkeh
Berdasarkan luas lahan yang telah disebutkan di atas, berapa jumlah pohon
cengkeh yang Bpk/Ibu tanami ? ................................ (Pohon)
Dari jumlah pohon cengkeh yang Bpk/Ibu tanami tersebut, berapa pohon
cengkeh yang aktif berproduksi ? .............................. (Pohon)
................................................................................................................................
....................................................................................................................
3. Berapa nilai jual cengkeh pada waktu panen ?
Rp. ................................ / Kg
Berapa nilai jual cengkeh pada waktu setelah panen ?
Rp. ............................... / Kg
4. Berapa jumlah uang yang Bpk/Ibu dapatkan dari hasil penjualan cengkeh dalam
sekali panen ? Rp. ...................................... (Ratus Ribu/Juta)
C. Pendapatan Petani Cengkeh
1. Berapa jumlah pendapatan kotor yang Bpk/Ibu miliki dari hasil produksi
cengkeh ? Rp. ............................................... (Ratus Ribu / Juta )
2. Pendapatan kotor yang Bpk/Ibu miliki tersebut, dikurangi dengan biaya-biaya
apa saja ? Sebutkan !
Biaya ..................................... Jumlah Rp. ...............................
Biaya .................................... Jumlah Rp. ...............................
Biaya ..................................... Jumlah Rp. ...............................
Biaya .................................... Jumlah Rp. ...............................
Biaya ..................................... Jumlah Rp. ...............................
Biaya .................................... Jumlah Rp. ...............................
3. Berapa jumlah pendapatan bersih yang Bpk/Ibu dapatkan dari hasil produksi
cengkeh tersebut ? Rp. ....................................... (Ratus Ribu / Juta)
f. Lainnya .......................................................................................................
6. Apakah pendapatan dari produksi cengkeh tersebut, Bpk/Ibu mampu mengakses
layanan kesehatan bagi anggota rumahtangganya ?
Ya .... Tidak .....
Jika Tidak, sebutkan alasannya .......................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
Ucapan Terima Kasih dan Penghargaan yang setinggi-tingginya Peneliti haturkan
kepada Bpk/Ibu Petani Cengkeh di Desa Mata Kec. Kambowa yang telah bersedia di
wawancarai dan memberikan data sesuai keadaan yang sebenarnya.
60
HASIL WAWANCARA
Biodata Responden
Nama : AMIR
Agama : ISLAM
Pekerjaan : PETANI
Indikator Penelitian
B. Kepemilikan Sumberdaya
1. Status Lahan
Apa status dari lahan cengkeh yang Bpk/Ibu usahakan ?
Jawab: lahan yang saya miliki adalah milik saya sendiri dan suda punya
sertifikat atas nama saya
2. Luas Lahan
Berapa luas lahan cengkeh yang Bpk/Ibu usahakan?
Jawab: 3 (Ha)
3. Jumlah Anggota Rumahtangga
Berapa jumlah anggota rumahtangga Bpk/Ibu?
Jawab: anak saya 4 (Orang), Laki-Laki 3 (Orang) Perempuan 1(Orang)
Dari jumlah anggota rumahtangga yang Bpk/Ibu miliki tersebut, berapa anggota
rumahtangga yang Bpk/Ibu libatkan dalam usaha tanaman cengkeh?
Jawab: 3 orang saja karena yang satunya masi kecil
4. Biaya Produksi
Berapa jumlah biaya yang Bpk/Ibu gunakan dalam sekali panen tanaman
cengkeh ? jawab:kisaran Rp 15.000.000
61
Dengan biaya sebesar itu, Bpk/Ibu pergunakan untuk membiayai kegiatan apa
saja dalam proses panen tersebut?
Jawaba: Untuk gaji kariawan sama pembeli kopi dan gula pada saat patah
cengkeh
5. Jumlah Tanaman Cengkeh
Berdasarkan luas lahan yang telah disebutkan di atas, berapa jumlah pohon
cengkeh yang Bpk/Ibu tanami ?
Jawab: kisaran 600 pohon
Dari jumlah pohon cengkeh yang Bpk/Ibu tanami tersebut, berapa pohon
cengkeh yang aktif berproduksi ?
Jawab: alhamdulilah semuanya berbuah walaupun hanya bebrapa pohon saja
yang tidak berbuah full
B. Produksi Tanaman Cengkeh
1. Dalam sekali musim panen, berapa jumlah produksi cengkeh yang Bpk/Ibu
dapatkan ? jawab:1.300(Kg/Ton)
2. Dari jumlah produksi cengkeh tersebut, apakah Bpk/Ibu memilih untuk
menjualnya semua ?
Jawab: iya semuanya di jual
Jika tidak, berapa banyak yang disimpan ? ............... (Kg/Ton)
Apa alasan Bpk/Ibu memilih untuk menyimpan sebagian ? Sebutkan !
.....................................................................
.....................................................................
.....................................................................
Hasil produksi cengkeh yang Bpk/Ibu miliki, biasanya dipasarkan/dijual
kemana ?
Jawab: saya jual di kampung karena suda ada penada di kampung dan
harganya juga lumayan tinggi
3. Berapa nilai jual cengkeh pada waktu panen ?
Jawab: Rp 100.000/ Kg
62
Biodata Responden
Nama : LANDEMA
Agama : ISLAM
Pekerjaan : PETANI
Indikator Penelitian
C. Kepemilikan Sumberdaya
1. Status Lahan
Apa status dari lahan cengkeh yang Bpk/Ibu usahakan ?
Jawab: lahan yang saya miliki adalah milik saya sendiri dan suda punya
sertifikat atas nama saya
2. Luas Lahan
Berapa luas lahan cengkeh yang Bpk/Ibu usahakan?
Jawab: 6 (Ha)
3. Jumlah Anggota Rumahtangga
Berapa jumlah anggota rumahtangga Bpk/Ibu?
Jawab: anak saya 6 (Orang), Laki-Laki 4 (Orang) Perempuan 2 (Orang)
Dari jumlah anggota rumahtangga yang Bpk/Ibu miliki tersebut, berapa anggota
rumahtangga yang Bpk/Ibu libatkan dalam usaha tanaman cengkeh?
Jawab: 6 orang
4. Biaya Produksi
Berapa jumlah biaya yang Bpk/Ibu gunakan dalam sekali panen tanaman
cengkeh ? jawab:kisaran Rp 30.000.000
65
Dengan biaya sebesar itu, Bpk/Ibu pergunakan untuk membiayai kegiatan apa
saja dalam proses panen tersebut?
Jawaba: Untuk gaji kariawan
5. Jumlah Tanaman Cengkeh
Berdasarkan luas lahan yang telah disebutkan di atas, berapa jumlah pohon
cengkeh yang Bpk/Ibu tanami ?
Jawab: kisaran 1.200 pohon
Dari jumlah pohon cengkeh yang Bpk/Ibu tanami tersebut, berapa pohon
cengkeh yang aktif berproduksi ?
Jawab: semuanya berbuah
B. Produksi Tanaman Cengkeh
1. Dalam sekali musim panen, berapa jumlah produksi cengkeh yang Bpk/Ibu
dapatkan ? jawab:2.500(Kg/Ton)
2. Dari jumlah produksi cengkeh tersebut, apakah Bpk/Ibu memilih untuk
menjualnya semua ?
Jawab: iya semuanya di jual
Jika tidak, berapa banyak yang disimpan ? ............... (Kg/Ton)
Apa alasan Bpk/Ibu memilih untuk menyimpan sebagian ? Sebutkan !
.....................................................................
.....................................................................
.....................................................................
Hasil produksi cengkeh yang Bpk/Ibu miliki, biasanya dipasarkan/dijual
kemana ?
Jawab: saya jual di kampung
3. Berapa nilai jual cengkeh pada waktu panen ?
Jawab: Rp 100.000/ Kg
Berapa nilai jual cengkeh pada waktu setelah panen ?
Jawab: harganya tetap sama dan tidak berubah
66
4. Berapa jumlah uang yang Bpk/Ibu dapatkan dari hasil penjualan cengkeh dalam
sekali panen ?
Jawab: Rp250.000.000(Ratus Ribu/Juta)
C. Pendapatan Petani Cengkeh
1. Berapa jumlah pendapatan kotor yang Bpk/Ibu miliki dari hasil produksi
cengkeh ?
Jawab: sama Rp 250.000.000 (Ratus Ribu / Juta )
2. Pendapatan kotor yang Bpk/Ibu miliki tersebut, dikurangi dengan biaya-biaya
apa saja ? jawab: gaji kariawan, Rp 30.000.000
3. Berapa jumlah pendapatan bersih yang Bpk/Ibu dapatkan dari hasil produksi
cengkeh jawab: Rp 220.000.000 (Ratus Ribu / Juta)
D. Kemampuan Rumahtangga Petani Cengkeh
1. Berdasarkan pendapatan bersih yang Bpk/Ibu dapatkan dari hasil produksi
cengkeh tersebut, apakah mampu untuk memenuhi semua kebutuhan dasar
(sandang/pangan/papan) anggota rumahtangga ?
Jawab: alhamdullah mencukupi
Jika Tidak, apa yang Bpk/Ibu kerjakan untuk menambah penghasilan
rumahtangga ? Sebutkan !
................................................ Hasil Rp. ...................................
................................................ Hasil Rp. ...................................
................................................ Hasil Rp. ...................................
................................................ Hasil Rp. ...................................
2. Apakah pendapatan dari produksi cengkeh tersebut, Bpk/Ibu mampu mengakses
layanan pendidikan bagi anggota rumahtangganya ?
Jawab: iya saya mampu menyekolahkan anak-anak saya dengan hasil dari
cengkeh ini
3. Berapa anggota rumahtangga Bpk/Ibu yang bersekolah ?
SD / Sederajat ............. (Orang)
SMP/ Sederajat 1 (Orang)
67