Anda di halaman 1dari 94

KONDISI SOSIAL EKONOMI PETANI CENGKEH

DI DESA MATA KECAMATAN KAMBOWA


KABUPATEN BUTON UTARA

SKRIPSI

OLEH
MUHAMAD AMIN ABAS
NIM. 17/376/GEO/00050

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI


SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
STKIP PELITA NUSANTARA BUTON
BAUBAU
2022

i
HALAMAN PERSETUJUAN

Telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan panitia penguji skripsi

Pendidikan Geografi Program studi STKIP Pelita Nusantara Buton dengan judul

KONDISI SOSIAL EKONOMI PETANI CENGKEH DI DESA MATA

KECAMATAN KAMBOWA

Baubau, ............. September 2021

Menyetujui

Pembimbing I Pembimbing II

La Ode Hane, S.Pd., M.Sc La Rudi, S.Hum.,M.Pd


NIDN. 0912057201 NIDN: 0925068104

Mengetahui,
Ketua Program Studi Pendidikan Geografi

M A W A R I, S. Pd., M. Sc
NIDK. 88802900

ii
HALAMAN PENGESAHAN

KONDISI SOSIAL EKONOMI PETANI CENGKEH DI


DESA MATA KAMBOWA KECAMATAN KAMBOWA
KABUPATEN BUTON UTARA

MUHAMAD AMIN ABAS


17/376/GEO/00050

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Program Studi
Pendidikan Geografi Sekolah Tinggi Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
STKIP Pelita Nusantara Buton

TIM PENGUJI

Drs. Sudin Rioma M.Pd


........................... (penguji 1)
NIDN.
.

Mahmud, S.Pd., M.Sc


........................... (penguji 2)
NIDN. 0914127101
.
La Ode Hane, S.Pd., M.Sc
........................... (pembimbing 1)
NIDN. 0912057201
.
La Rudi, S.Hum.,M.Pd
........................... (pembimbing 2)
NIDN. 0925068104 .

Skripsi ini elah diterima sebagai salah satu persyaratan untuk


memperoleh gelar sarjana

Mengetahui :

Ketua STKIP Pelita Nusantara Buton Ketua program studi


pendidikan geografi

iii
iv

Drs. Sudin Rioma M.Pd MAWARI S.Pd., M.Sc


NIDN. NIDN :8880290019
PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nam : Muhamad Amin Abas

NIM : 17/376/GEO/00050

Program Studi : Pendidikan Geografi STKIP Pelita Nusantara Buton

Judul : Kondisi Sosial Ekonimi Petani Cengkeh Di Desa Mata Kecamatan

Kambowa Kabupaten Buton Utara

Dengan ini menyatakan bahwa yang tertera di dalam Skripsi ini benar benar

hasil karya sendiri, bukan hasil plagiasi dari karya orang lain baik sebagian atau

seluruhnya.

Demikian pernyataan ini dibuat dalam keadaan sadar tanpa paksaan dari pihak

manapun, dan digunakan sebagai jaminan keaslian dari karya tulis ilmiah ini.

Baubau, November 2021


v

MUHAMAD AMIN ABAS


NIM: 17/376/GEO/00050
MOTTO

Hidup jangan sekedar hidup karna hewan juga bisa,


Tetapi hiduplah agar bisa menghidupi orang lain
(Muahamad amin abas)
Apapun yang dilakukan oleh seseorang itu
hendaknya dapat bermanfaat bagi dirinya sendiri bermanfaat
bagi bangsanya dan bermanfaat bagi manusia di dunia pada umumnya
(Ki hajar dewantara)

iv
PERSEMBAHAN

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karya

sederhana ini penulis persembahkan kepada:

Skripsi ini saya persembahkan sepenuhnya kepada dua orang hebat dalam

hidup saya, Ayahanda Abas oge dan Ibunda Maryam Ibrahim.Keduanya lah

yang membuat segalanya menjadi mungkinsehingga saya bisa sampai pada tahap di

mana skripsi ini akhirnya selesai. Terima kasih atas segala pengorbanan, nasihat

dan do’a baik yang tidak pernah berhenti kalian berikan kepadaku. Aku selamanya

bersyukur dengan keberadaan kalian sebagai orangtua ku.

Almamater Serta Program Studi Geografi

v
vi

KATA PENGANTAR


Dengan mengucapkan Alhamdulillah segala puji dan syukur penulis

panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan hidayah-Nya

penyusunan skripsi yang berjudu “Kondisi Sosial Ekonomi Petani Cengkeh Di

Desa Mata Kecamatan Kambowa Kabupaten Buton Utara” dapat terselesaikan

dengan baik. Sholawat serta salam taklupa pula kita haturkan kepada junjungan kita

Nabi Besar Muhammad SAW beserta sahabat-sahabatnya, Penutup para Nabi,

sebagai pemimpin yang membawa ajaran Islam dari zaman jahiliyah menuju zaman

terang benerang yang penuh akan ilmu pengetahuan dan cahya keimanan, dan

semoga kita menjadi umat yang kelak mendapat syafaat-Nya.

Skripsi ini diajukan untuk memenuhi syarat guna memperoleh gelar sarjana

strata satu (S1) di Sekolah Tinggi Keguruan Dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Pelita

Nusantara Buton. Perjalanan panjang telah penulis lalui dalam rangka menyelesaikan

penulisan skripsi ini. Banyak hambatan yang dihadapi dalam penyusunannya, namun

berkat kehendak-Nyalah sehingga penulis berhasil menyelesaikan penulisan skripsi

ini. Oleh karena itu, dengan penuh kerendahan hati, pada kesempatan ini patutlah

kiranya penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Drs. Sudin Rioma, M.pd selaku Ketua STKIP Pelita Nusantara Buton.

2. Bapak Mahmud, S.pd., M.Sc Sebagai Wakil Ketua I STKIP Pelita Nusantara

Buton.
3. Bapak Ahmad Muhiddin Amum,ST., MM. Sip Sebagai Wakil Ketua II STKIP

Pelita Nusantara Buton.

4. Bapak mawari.SP.d.,MS.c. Selaku Ketua Program Studi Pendidikan Geografi

5. Bapak la Ode Hane, S.Pd., M.Sc selaku dosen Pembimbing I yang telah

membimbing serta memberikan masukan dalam penyusunan skripsi.

6. Bapak La Rudi, S.Hum.,M.Pd selaku dosen Pembimbing II yang telah

memberikan masukan dalam penyusunan skripsi.

7. Ibu Masdiana S.Km., M.Si selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Geografi

STKIP Pelita Nusantara Buton.

8. Bapak Kationo Udin. SP.d.,Msc selaku Kepala Lab Pendidikan Geografi

STKIP Pelita Nusantar Buton.

9. Bapak Ibu Dosen Pendidikan Georafi STKIP Pelita Nusantara Buton yang

telah banyak memberikan ilmu pengetahuan dan pengalaman dalam proses

perkuliahan kepada penulis

10. Ayahanda Abas Oge dan Ibunda tercinta Maryam Ibrahim dan yang terus

melimpahkan cinta dan kasih sayang, motivasi serta doa yang tidak pernah

berhenti untuk penulis.

11. Abang Saya Jekk yang telah banyak membantu memotivasi, mendidik serta

memberikan banyak masukan yang sangat bermanfaat bagi penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini.

12. Terima Kasih Kepada Kakak Saya Abdul Haris Abas, Supriadi Abas dan

adik-adik saya Muhamad Arif Abas.SP.d, Cici Riatsya Abas,Aidil Abas dan

vi
vii

Asrul Abas. yang selalu menemani penulis dalam suka maupun duka serta

bantuannya selama proses menempu studi.

13. Ucapan terimakasi pula kepada sahabat saya Syahril Mawari, Rasmin Samal

Muhammad Iqbal Sudrajad dan vikram maryanto yang telah banyak


membantu dalam penyusunan skripsi ini. Serta teman dan adik-adik Saya

Pendidikan Geografi yang tidak saya bisa sebutkan satupersatu.

Penulis menyadari bahwa skripsi yang penulis buat ini masih jauh dari

sempurna hal ini karena terbatasnya pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki

penulis. Oleh sebab itu, penulis mengharapkan adanya saran dan masukan bahkan

kritik membangun dari berbagai pihak. Semoga skripsi ini bisa bermanfaat bagi para

pembaca dan pihak-pihak khususnya dalam bidang Pendidikan Geografi

Harapan penulis, semoga kebaikan dari semua pihak yang telah membantu

penulis dalam proses penyusunan skripsi ini mendapat balasan dari Allah SWT. Amin

yarabbil alamin

vii
viii
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL .........................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN ...........................................................................ii
HALAMAN PENGESAHAN ...........................................................................
HALAMAN PERNYATAAN ..........................................................................
MOTTO ............................................................................................................
HALAMAN PERSEMBAHAN .......................................................................
KATA PENGANTAR .......................................................................................
DAFTAR ISI ......................................................................................................
DAFTAR TABEL ............................................................................................
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................

DAFTAR LAMPIRAN .....................................................................................

ABSTRAK .........................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ..................................................................1
B. Rumusan Masalah ............................................................................7
C. Tujuan Penelitian .............................................................................7
D. Manfaat Penelitian ...........................................................................7
E. Penelitian Yang Relevan/Keaslian Penelitian ..................................8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


A. Deskripsi Teori ................................................................................10
1. Kondisi Sosial Ekonomi ..............................................................10
2. Konsep Petani ..............................................................................14
3. Cengkeh .......................................................................................17
B. Kerangka Berpikir Penelitian ...........................................................19

BAB III METODE PENELITIAN

ix
x

A. Metode, Jenis, dan Pendekatan Penelitian .......................................23


B. Lokasi dan Waktu ............................................................................25
C. Populasi dan Sampel Penelitian .......................................................26
D. Variabel dan Indikator Penelitian ....................................................28
E. Tehnik Pengumpulan Data ...............................................................29
F. Teknik Analisis Data ........................................................................31

BAB IV HASIL PENENLITIAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penenlitian .............................................32


B. Hasil Penenlitian Dan Pembahasan ................................................36

1. Kepemilikan Sumber Daya Lahan.............................................36

2. Produksi Tanaman Cengkeh......................................................41

3. Pendapatan Petani Cengkeh.......................................................43

4. Kemampuan Rumah Tangga Petani Cengkeh...........................44

5. Tingkat Kesejahteraan Petani Cengkeh.....................................47

BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .....................................................................................49
B. Saran ...............................................................................................50

DAFTAR PUSTAKA

x
DAFTAR TABEL
No Tabel Halaman
Tabel 1.1 Penelitian Yang Relevan
Tabel 4.1 Penduduk Desa Mata Berdasarkan Jenis Kelamin Tahun
2021
Tabel 4.2 Penduduk Desa Mata Berdasarkan Mata Pencaharian Tahun
2021
Tabel 4.3 Penduduk Desa Mata Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Tahun 2021
Tabel 4.4 Status Kepemilikian Lahan Di Desa Mata Tahun 2021
Tabel 4.5 Luas Lahan (Ha) Petani Cengkeh Di Desa Mata Tahun 2021
Tabel 4.6 Jumlah Anggota Rumahtangga Petani Cengkeh di Desa
Mata Tahun 2021
Tabel 4.7 Biaya Produksi Petani Cengkeh di Desa Mata Tahun 2021
Tabel 4.8 Jumlah Tanaman petani cengkeh di Desa Mata tahun 2021
Tabel 4.9 Jumlah Produksi Tanaman Cengkeh Desa Mata Tahun
2021
Tabel 4.10 Pemasaran hasil produksi petani cengkeh Desa Mata Tahun
2021
Tabel 4.11 Pendapatan Petani Cengkeh Desa Mata Tahun 2021
Tabel 4.12 Kemampuan Keluarga Petani Cengkeh Menurut Tingkat
Pemenuhan Kebutuhan Hidup di Desa Mata Tahun 2021
Tabel 4.13 Kemampuan Keluarga Petani Cengkeh Menurut Tingkat
Akses Terhadap Layanan Pendidikan di Desa Mata Tahun
2021
Tabel 4.14 Kemampuan Keluarga Petani Cengkeh Akses Terhadap
Layanan Kesehatan di Desa Mata Tahun 2021

xi
DAFTAR GAMBAR

No Gambar Halaman
Gambar 2.1 Skema Kerangka Pikir
Gambar 3.1 Peta Kecamatan Kambowa
Gambar 3.2 Peta Lokasi Penelitian

xii
DAFTAR LAMPIRAN

No Lampiran Halaman
1 Kuisioner Penelitian
2 Hasil Wawancara
4 Dokumentasi
5 Surat Izin Penelitian

xiii
xiv

ABSTRAK

Kondisi Sosial Ekonomi Petani Cengkeh Di Desa Mata Kecamatan Kambowa


Kabupaten Buton Utara Tahun 2022
Oleh
Muhamad Amin Abas
NIM. 17/376/GEO/00050
Penelitian ini bertujuan untuk Mengetahui Kondidisi Sosial Ekonimi Petani
Cengkeh Di Desa Mata Kecamatan Kambowa Kabupaten Buton Utara, Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode dekriptif kualitatif, dimana metode ini
bertujuan untuk menggambarkan, melukiskan, menerangkan, menjelaskan dan
menjawab lebih rinci permasalahan yang akan diteliti dengan mempelajari
semaksimal mungkin suatu masyarakat atau suatu kejadian, Pendekatan geografi
yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan ekologi/kelingkungan.
Adapun hasil dari penelitian ini yaitu Status kepemilikian lahan petani
cengkeh adalah lahan milik sendiri dan sudah memiliki bukti yaitu berupa sertifikat,
luas lahan yang dimiliki petani cengkeh yaitu berkisar 1-6 hektar (ha), jumlah anak
petani cengkeh yaitu 2-6 orang, biaya produksi saat panen yaitu berkisar antar Rp
5.000.000-30.000.000, jumlah tanaman berkisaran antara 200 sampai 800 pohon,
jumlah produksi per satu kali panen setahun antara 500-2500 kg,
pemasaran/penjualan hasil produksi yaitu yaitu tengkulak yang berada pada daerah
tersebut, pendapatan petani cengkeh yaitu berkisar 45.000.000-245.000.000, dan
kemampuan petani cengkeh untuk kebutuhan hidup,pelayanan terhadap akses
pendidikan serta akses kesehatan tergolong baik di karenakan hasil produksi yang
didapat dari cengkeh tersebut termaksut kategori bagus
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan Negara berkembang yang terus mengupayakan

pembangunan merata di setiap daerah. Tujuan dari pembangunan adalah untuk

memperbaiki dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, serta menciptakan

inovasi di dalam masyarakat. Oleh sebab itu dibutuhkan gagasan-gagasan,

penerapan tekhnologi terkini yang mendukung program pembangunan, dan

strategi yang tepat dalam memberdayakan dan menumbuhkan kekuatan ekonomi

di daerah sebagai cikal bakal kekuatan ekonomi nasional.

Strategi pembangunan di Indonesia dimulai dengan peningkatan pemerataan

pembangunan di daerah pedesaan. Masyarakat sebagai subyek pembangunan

harus memiliki kesadaran untuk memperbaiki kehidupannya menjadi lebih baik.

Berbicara tentang pembangunan dan perkembangan ekonomi yang ada

dimasyarakat tentunya hal yang harus diperhatikan yaitu dilaksanakan sesuai

dengan potensi dan kemampuan yang ada dimasyarakat tersebut.

Setiap orang, dan masyarakat mengharapkan bahwa kondisi hidup dimasa

mendatang akan lebih baik. Yang dimaksud dengan kondisi yang lebih baik

tersebut adalah tercapainya tingkat kesejahtraan dalam hidup yang lebih tinggi,

yaitu semakin banyak kebutuhan hidup yang terpenuhi. Oleh karena itu, dalam

setiap masyarakat tersedia sumber daya yang merupakan sebuah potensi untuk

1
2

penuhan kebutuhan hidup. Identifikasi potensi dan sumber daya yang ada di

masyarakat merupakan langkah selanjutnya dalam pemberdayaan masyarakat

yang lebih mengutamakan potensi dan sumber daya lokal. Potensi tersebut

meliputi semua potensi yang ada seperti sumber daya alam, sumber daya

manusia, serta sumber daya sosial. Salah satu sumber daya alam yang penting

untuk dikembangkan adalah tanaman cengkeh.

Cengkeh merupakan salah satu komiditas pertanian yang tinggi nilai

ekonominya, karena manfaat cengkeh dapat dibuat sebagai rempah-rempah,

bahan campuran rokok kretek atau bahan dalam pembuatan minyak atsiri, namun

bila faktor penanaman dan pemeliharaan lainnya tidak diperhatikan maka

produksi dan kualitasnya akan menjadi rendah. Krisis ekonomi yang diakibatkan

pandemi Covid-19 saat ini serta bencana alam yang terus menerus telah ikut

mempengaruhi perekonomian.

Krisis ini menyebabkan sektor industri dan jasa mengalami penurunan tajam.

Namun dipihak lain justru sektor pertanian masih tetap eksis. Hal ini berarti

bahwa perekonomian indonesia tidak dapat sepenuhnya bergantung pada sektor

industri dan juga jasa. Tetapi juga harus bergantung dari sektor pertanian. Oleh

karena itu semestinya para pengambil kebijakan baik dari tingkat pusat, provinsi

sampai ke tingkat kabupaten dalam pembangunan ekonomi di wilayah masing-

masing perlu memberikan prioritas pada sektor pertanian. Sektor ini terbukti

mampu meningkatkan pendapatan para pelaku agribisnis, menyerap tenaga kerja,


3

meningkatkan perolehan devisa dan mampu mendorong munculnya industri yang

lain.

Peran sektor pertanian tidak diragukan lagi karena sebagai sumber penghasil

bahan kebutuhan pokok, sandang, papan, meneyediakan lapangan pekerjaan bagi

sebagian besar penduduk, memberikan kontribusi terhadap pendapatan nasional

dan sebagai penghasil komiditi ekspor. Sektor pertanian juga dapat dijadikan

basis dalam pengembangan kegiatan ekonomi pedesaan sehingga pendapatan

masyarakat dapat meningkat melalui pengembangan usaha yang berbasis

pertanian yaitu agrobisnis dan agroindustri.

Mengingat bahwa sektor pertanian yang memegang peran dalam

perekonomian Indonesia, pemerintah telah berupaya memperbaiki pembangunan

sektor pertanian. Pertanian yang maju, efisien dan tangguh akan mampu

meningkatkan mutu dan derajat produksi sehingga menunjang pembangunan

wilayah. Sektor pertanian di indonesia merupakan sektor yang cukup tangguh

dibandingkan dengan sektor lainnya. Hal tersebut telah teruji saat indonesia

dilanda krisis. Produk dari sektor pertanian justru menjadi salah satu sumber

devisa bagi negara. Umumnya komoditas ekspor berasal dari perkebunan, salah

satunya adalah produk perkebunan cengkeh.

Cengkeh merupakan tanaman tradisional yang sudah lama ada di indonesia.

Walaupun demikian, cengkeh memiliki peranan yang cukup besar dalam

pembangunan dibidang ekonomi, terutama untuk mendukung pertumbuhan

industri. Peran pembangunan dibidang ekonomi salah satunya tercermin dari


4

perkembangan perkebunan tanaman cengkeh, serta perkembangan industri-

industri pabrik rokok yang semakin meningkat (Juangsana, 2013). Mengacu pada

pendapat tersebut menunjukkan bahwa produk cengkeh memegang peran penting

perekonomian suatu bangsa baik itu ditingkat nasional maupun daerah.

Sejalan dengan pendapat tersebut di atas, berikut ini dapat dilihat pada data

produksi cengkeh secara Nasional pada tahun 2020 sebesar 140.997 Ton,

diantaranya Aceh 5.531 Ton, Sumatera Utara 1.114 Ton, Sumatera Barat 2.490,

Ton Kepulauan Riau 3.440 Ton, Jambi 29 Ton, Sumatera Selatan 54 Ton,

Kepulauan Bangka Belitung 2 Ton Bengkulu 96 Ton, Lampung 2.006 Ton, Jawa

Barat 8.810 Ton, Banten 3.119 Ton, Jawa Tengah 7.100 Ton, DI Yokyakarta 831

Ton, Jawa Timur 10.365 Ton, Bali 3.589 Ton, Nusa Tenggara Barat 196 Ton,

Nusa Tenggara Timur 3.579 Ton, Kalimantan Barat 285 Ton, Kalimantan

Selatan 126 Ton, Kalimantan Utara 6 Ton, Sulawesi Utara 8.002 Ton, Gorontalo

1.239 Ton Sulawesi Tengah 18.187, Sulawesi Selatan 20.144 Ton, Sulawesi

Barat 1.188 Ton, Maluku 20.454 Ton, Maluku Utara 5.101 Ton, Papua 47 Ton,

Papua Barat 54 Ton, sementara untuk Provinsi Sulawesi tenggara pada tahun

yang sama jumlah produksi cengkeh sebesar 13. 809 Ton atau 1. 38 persen dari

total produksi nasional (BPS Nasional, 2020). Sementara data produksi cengkeh

di Provinsi Sulawesi Tenggara tersebut dihasilkan oleh beberapa daerah,

diantaranya adalah Kabupaten Konawe 130 Ton, Kabupaten Buton 18 Ton,

Kabupaten Kolaka 6.588 Ton, Kabupate n Konawe Selatan 32 Ton, Kabupaten

Bombana 62 Ton, Kabupaten Wakatobi 9 Ton, Kabupaten Kolaka Utara 5.701


5

Ton, Kabupaten Buton Utara 55 Ton, Kabupaten Konawe Utara 188 Ton,

Kabupaten Kolaka Timur 657 Ton, Kabupaten Konawe Kepulauan 357 Ton, dan

Kota Kendari 17 Ton. Berdasarkan data tersebut Kabupaten Buton Utara hanya

menyumbang produksi cengkeh untuk total produksi cengkeh Provinsi Sulawesi

Tenggara sebesar 7.5 persen (BPS Sultra, 2020).

Produksi cengkeh di Kabupaten Buton Utara didukung oleh dua kecamatan

yaitu Kecamatan Kulisusu Utara dengan jumlah produksi pada tahun 2020

sebesar 30 Ton dan Kecamatan Kambowa dengan jumlah produksi pada tahun

yang sama yaitu 25 Ton (Buton Utara Dalam Angka, 2020). Berdasarkan data-

data tersebut di atas, menunjukkan bahwa tanaman cengkeh memainkan peran

penting dalam meningkatkan taraf hidup masyarakat petani di Kabupaten Buton

Utara dan terkhusus pada Kecamatan Kambowa yang didalamnya terdapat Desa

Mata.

Desa Mata termasuk dalam Wilayah Kecamatan Kambowa Kabupaten

Buton Utara dengan jumlah penduduk 625 jiwa yang terdiri dari 166 kepala

keluarga (KK) dengan mata pencaharian masyarakat Desa Mata pada umumnya

yaitu adalah petani cengkeh. Berdasarkan data Desa Mata tahun 2020 terdapat

166 Kepala Keluarga (KK) atau 75% bermata pencaharian di sektor pertanian

yang terbagi menjadi 104 KK sebagai petani cengkeh, 30 petani padi dan petani

jagung ataupun umbi-umbian. Selain itu ada beberapa mata pencaharian

masyarakat yang bergerak di bidang perdagangan serta menjadi pegawai negeri


6

maupun swasta sehingga kondisi kehidupan sosial masyarakatnya cenderung

sederhana(Kecamatan Kambowa Dalam Angka, 2021)..

Bertani cengkeh bagi masyarakat Desa Mata merupakan suatu mata

pencaharian sehari-hari, dikarenakan memiliki kebun yang didukung dengan

struktur dan kesuburan tanah yang cukup baik untuk ditanami tanaman cengkeh.

Pada dasarnya menanam tanaman cengkeh tidaklah mudah, diperlukan kesabaran

dan ketelatenan agar mendapatkan pohon cengkeh yang sehat dan subur. Pada

masa awal budidaya tanaman cengkeh di Desa Mata pernah mengalami

penurunan motivasi akan menanam tanaman cengkeh yang disebabkan oleh

anjloknya harga cengkeh dipasaran akibat perdagangan monopili cengkeh oleh

BPPC di tahun 1998 lalu. Dewasa ini petani cengkeh di Desa Mata mulai

bergairah kembali untuk menanam tanaman cengkeh sehinggga tanaman cengkeh

tumbuh dengan baik sampai saat ini, dan membuka lapangan kerja bagi sejumlah

masyarakat. Hal ini mendorong adanya upaya-upaya peningkatan taraf hidup

petani dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari termasuk mengakses

pendidikan dan kesehatan anggota keluarganya. Kondisi sosial ekonomi suatu

kelompok masyarakat sangat penting untuk diketahui jika kelompok tersebut

akan ditingkatkan kondisi ekonominya melalui kegiatan pembangunan. Sejalan

dengan hal tersebut Sanudin dan Bambang (2007) mengemukakan bahwa kondisi

sosial ekonomi dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan bagi para pembuat

kebijakan yang berkaitan dengan perbaikan lingkungan. Pendapat tersebut

menegaskan bahwa perlu adanya upaya-upaya real dari segi kebijakan untuk
7

meningkatkan taraf hidup masyarakat, terutama masyarakat yang bergerak dalam

bidang budidaya tanaman cengkeh di Desa Mata Kecamatan Kambowa

Kabupaten Buton Utara.

Perkembangan kehidupan petani cengkeh dari tahun ke tahun di Desa Mata

semakin membaik dan memberi banyak pengaruh positif baik dalam bidang

sosial, ekonomi, kesehatan, dan pendidikan. Hal inilah yang mendasari

ketertarikan peneliti untuk mencoba menelusuri fenomena ini melalui suatu

penelitian dengan memfokuskan kajian pada Kondisi Sosial Ekonomi Petani

Cengkeh di Desa Mata Kecamatan Kambowa Kabupaten Buton Utara.

B. Rumusan Masaalah

Berdasarkan latar belakang, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah

bagaimana Kondisi Sosial Ekonomi Petani Cengkeh di Desa Mata Kecamatan

Kambowa Kabupaten Buton Utara ?

C. Tujuan penelitian

Mengacu pada rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini

adalah untuk mengetahui Kondisi Sosial Ekonomi Keluarga Petani Cengkeh di

Desa Mata Kecamatan Kambowa Kabupaten Buton Utara.


8

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. untuk mengetahui keadaan riil yang ada pada petani cengkeh di Desa

Mata Kecamatan Kambowa Kabupaten Buton Utara serta tingkat

kesejahteraan.

2. Menambah wawasan penulis dan bagi siapa saja yang membaca

Skripsi ini.

3. Sebagai salah satu syarat memperoleh gelar sarjana Kependidikan

Pada Program Studi Pendidikan Geografi STKIP Pelita Nusantara

Buton
8

E. Penelitian Yang Relevan

Nama
NO Judul/tahun Tujuan penelitian Metode penelitian Hasil
peneliti
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi
sosial ekonomi petani karet karena turunnya
harga karet di Desa duria Kecamatan Lolofitu
Moi Kabupaten Nias Barat tingkat pendidikan
anak petani rata-rata tamat SMA, kondisi
kesehatan baik, memiliki rumah sendiri yang
terbuat dari beton beratap seng dan berlantai
Kondisi Sosial Ekonomi Untuk mengetahui Kondisi plat/beton, petani karet memiliki anak rata-
AGUS
Petani Karet di Desa Sosial rata 3-5 orang dengan rata-rata jumlah
PUTRA Metode deskriptif
1 Duria, Kecamatan Ekonomi Petani Karet di Desa konsumsi Rp.1.003.750. Luas lahan petani
VIANUS kualitatif
Lolofitu Moi, Kabupaten Duria,Kecamatan Lolofitu Mo karet rata-rata 1,785, dengan tingkat produksi
WARUWU
Nias Barat. Tahun 2019 i, Kabupaten Nias Barat. 140,3 kg dengan harga jual Rp.6000/kg.
Secara umum pendapatan di usaha tani karet
rendah, namun petani karet memilik
pendapatan lain selain pendapatan dari karet.
petani memiliki lahan dengan luas rata-rata
0,665 ha yang digunakan sebagai lahan untuk
beternak dan bertani tanaman daun ubi
sebagai pakan ternak.
2 HAYAT Kondisi Sosial Ekonomi menggambarkan Kondisi metode deskriptif (1) Petani karet berpendidikan rendah
TUNUR Petani Karet Desa Sosial Ekonomi Petani Karet kualitatif sebanyak 50 orang 62,05%, (2) Luas lahan
Kembang Tanjung di Desa Kembang Tanjung petani karet rata-rata 1,09 ha/kk, (3) Rata-rata
Lampung Utara Tahun Kecamatan Abung Selatan biaya sebesar Rp 3.355.000/tahun/KK. Biaya
2016 Kabupaten Lampung Utara tersebut digunakan untuk pembelian pupuk,
Tahun asam semut, obat-obatan dan upah tenaga
kerja, (4) Rata-rata-\]/i produksi yang
diperoleh setiap petani 4.007 kg/KK, (5)
Rata-rata pendapatan Rp
12.000.000/tahun/KK yang diperoleh setiap
petani karet, (6) Jumlah anak yang dimiliki
kepala keluarga petani karet dengan rata-rata
3 anak, dan (7) Tingkat pemenuhan
kebutuhan pokok minimum petani karet yaitu
9

Rp 3.072.800/tahun.

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Hasil penelitian menunjukkan: (1) Rata-rata


petani tergolong dalam usia produktif, (2)
Rata-rata petani berpendidikan rendah, (3)
mengkaji tentang Keadaan Rata-rata petani memiliki 3 anak, (4) Rata-
Kondisi Sosial Ekonomi Sosial Ekonomi Petani Sawah rata petani memiliki 5 orang tanggungan
ALFIN Petani Sawah Tadah Tadah Hujan di Desa Jati metode deskriptif dalam satu keluarga, (5) Petani memiliki rata-
3
NUR AZIZI Hujan Desa Jati Mulyono Mulyo Kecamatan Jati Agung kualitatif rata luas lahan sawah tadah hujan di Desa Jati
Tahun 2016 Kabupaten Lampung Selatan Mulyo 0,48 ha, (6) Petani memiliki
Tahun 2016. pendapatan yang tergolong rendah dengan
penghasilan rata-rata Rp 9.792.592,6, (7)
Rata-rata pendapatan dari pekerjaan
sampingan sebesar Rp 3.586.667.
Kondisi social ekonomi petani cengkeh di
Kondisi Sosial Ekonomi Untuk mengetahui Kondisi
desa mata cukup sejaterah karena rata-rata
MUHAMA Petani Cengkeh di Desa Sosial Ekonomi Petani
petani cengkeh mampunyekolahkan anaknya
4 D AMIN Mata Kecamatan Cengkeh di Desa Mata Deskriptif Kualitatif
serta mampu terhadap akses terhadap layanan
ABAS Kambowa Kabupaten Kecamatan Kambowa
kesehatan dan penghasilan petani cengkeh di
Buton Utara Tahun Kabupaten Buton Utara
di desa mata cukup tinggi.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Deskripsi Teori

1. Kondisi Sosial Ekonomi

Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia yang dimaksud dengan

kondisi adalah keadaan atau kedudukan seseorang. Sedangkan sosial adalah

Sesuatu yang berhubungan dengan masyarakat. Ekonomi adalah kegiatan

manusia untuk memenuhi kebutuhannya (KBBI, 2019). Mengacu pada

penegertian tersebut di atas, dapat ditegaskan bahwa kondisi sosial ekonomi

adalah keadaan, kedudukan atau posisi seseorang di dalam masyarakat di

tinjau dari segi sosial ekonomi. Keadaan sosial ekonomi setiap orang itu

berbeda-beda dan bertingkat, ada yang keadaan sosial ekonominya tinggi,

sedang, dan rendah sebagaimana yang dikemukakan Abdulsyani (1994)

bahwa kedudukan atau posisi seseorang dalam kelompok manusia yang

ditentukan oleh jenis aktivitas ekonominya. Secara sederhana stratifikasi

sosial dapat terjadi karena ada sesuatu yang dibanggakan oleh setiap orang

atau kelompok orang dalam kehidupan masyarakat. Namun berdasarkan

kodratnya manusia dilahirkan memiliki kedudukan yang sama dan sederajat,

akan tetapi sesuai dengan kenyataan setiap manusia yang menjadi warga suatu

masyarakat, senantiasa mempunyai status atau kedudukan dan peran.

Kondisi yang dimaksud cenderung mengarah pada keadaan sosial dan

ekonomi seseorang dalam kaitanya dengan jabatan (Kekuasaan), dan peranan


11

yang dimiliki orang bersangkutan di dalam masyarakat. Status atau kondisi

cenderung memperlihatkan tingkat kedudukan seseorang dalam hubungannya

dengan orang lain berdasarkan suatu ukuran tertentu. Menurut Linton

dalamBasrowi dan Juariyah (2010) mengatakan bahwa, ukuran atau kriteria

yang bisa di pakai untuk membedakan anggota masyarakat ke dalam suatu

kelas sosial ekonomi terbagi menjadi tiga bentuk yaitu pendidikan, kesehatan,

dan pendapatan.

Mengacu pada pendapat tersebut di atas, dapat diuaraikan kondisi sosial

ekonomi seseorang atau kelompok masyarakat berdasarkan aspek pendidikan,

pendapatan, dan kesehatan, sebagai berikut.

1. Pendidikan

Pendidikan adalah upaya menolong anak untuk dapat melakukan tugas

hidupnya secara mandiri dan bertanggung jawab dan merupakan usaha

manusia dewasa dalam membimbing manusia yang belum dewasa menuju

kedewasaan (Muhibbin, 2017). Pendapat tersebut di atas menyiratkan

bahwa pendidikan merupakan salah satu hal yang membuat masyarakat

bersaing dalam dunia kerja, karena diharapkan dengan semakin tinggi

pendidikan seseorang, maka produktivitas orang tersebut juga semakin

tinggi. Aspek pendidikan dari kondisi sosial ekonomi yang dimaksud

dalam penelitian ini adalah kemampuan rumahtangga petani cengkeh

dalam mengakses berbagai tingkatan pendidikan untuk anggota

rumahtangganya.
12

2. Pendapatan

Menurut Gregory Mankiw (2016) bahwa pendapatan adalah perolehan

yang berasal dari biaya-biaya faktor produksi atau jasa-jasa produksi.

Pengertian tersebut menunjukkan bahwa pendapatan adalah seluruh

perolehan baik yang berasal dari biaya faktor produksi maupun total output

yang dihasilkan untuk seluruh produksi dalam suatu perekonomian dalam

jangka waktu tertentu. Keadaan ekonomi dalam suatu masyarakat sangat

ditentukan oleh tinggi rendahnya pendapatan, jenis pekerjaan dan jumlah

tanggungan dalam rumahtangga. Aspek pendapatan dari kondisi sosial

ekonomi yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah jumlah

penghasilan rumahtangga dari tanaman cengkeh yang diusahakan untuk

memenuhi berbagai kebutuhan sehari-hari ataupun yang di tabung untuk

kebutuhan masa yang akan datang.

3. Kesehatan

Struktur phisik suatu desa berkaitan erat dengan lingkungan phisik desa itu

dalam berbagai aspeknya. Menurut Rahardjo (2014) mengatakan bahwa

Secara khusus berkaitan dengan lingkungan geografi dengan segala ciri-

cirinya seperti iklim, curah hujan, keadaan atau jenis tanah, ketinggian

tanah, tingkat kelembaban udara, topografi, dan lainnya yang secara

berkesinambungan berpengaruh terhadap kondisi kesehatan atau unsur-

unsur yang terkait dengan akses kesehatan oleh masyarakat perdesaan.

Berdasarkan pendapat tersebut di atas, dapat dikatakan bahwa segala


13

sumberdaya produksi yang dimiliki rumahtangga petani akan menentukkan

kemampuan untuk mengakses berbagai fasilitas hidup termasuk kesehatan.

Aspek kesehatan dari kondisi sosial ekonomi yang dimaksudkan dalam

penelitian ini adalah kemampuan yang dimiliki oleh rumahtangga petani

cengkeh dalam mengakses layanan kesehatan untuk anggota

rumahtangganya.

Sejalan dengan hal tersebut, Soerjono (2007) mengemukakan bahwa

kondidi sosial adalah posisi seseorang dalam masyarakat berkaitan dengan

orang lain dalam arti lingkungan pergaulan, prestasinya, dalam hak hak

setiap kewajiban dalam hubungannya dalam sumberdaya. Pendapat di atas

memeberikan penekanan pada interaksi antar individu terhadap

sumberdaya dalam suatu masyarakat yang dapat membawa perubahan-

perubahan tertentu.

Perubahan – perubahan sosial yang terjadi dalam kehidupan

masyarakat merupakan fenomena sosial yang wajar, perubahan tersebut

bisa jadi suatu kemajuan atau bahkan kemunduran. Menurut Philips dan

nurul aini (2006) perubahan sosial yang cepat akan menimbulkan

perubahan nilai – nilai yang cepat, perubahan yang cepat itu akan

melahirkan perbedaan sikap terhadap nilai – nilai yang ada. Lebih lanjut

dikatakan bahwa interaksi sosial merupakan hubungan – hubungan sosial

dinamis yang berkaitan dengan hubungan antara Individu dan individu,


14

antara individu dengan kelompok, antara kelompok dengan kelompok

sosial yang lain.

Berdasarkan acuan pendapat beberapa ahli di atas terkait penelitian ini,

yang dimaksudkan sebagai kondisi sosial ekonomi petani cengkih di desa

Mata Kecamatan Kambowa Kabupaten Buton Utara adalah suatu gambaran

atau deskripsi keadaan pendidikan, kesehatan, dan pendapatan petani dalam

hal kemampuan atau kepemilikan akses yang memadai atau tidak terhadap

hal tersebut berdasarkan dukungan dari hasil produksi cengkih itu sendiri.

2. Konsep Petani

Menurut Rodjak (2006), petani sebagai unsur usaha tani memegang

peranan yang penting dalam pemeliharaan tanaman atau ternak agar dapat

tumbuh dengan baik, ia berperan sebagai pengelola usaha tani. Petani sebagai

pengelola usaha tani berarti ia harus mengambil berbagai keputusan di dalam

memanfaatkan lahan yang dimiliki atau disewa dari petani lainnya untuk

kesejahteraan hidup rumahtangganya. Petani yang dimaksud dalam hal ini

adalah orang yang bercocok tanam hasil bumi atau memelihara ternak dengan

tujuan untuk memperoleh kehidupan dari kegiatan itu. Dilihat dari

hubungannya dengan lahan yang diusahakan maka petani dapat dibedakan

atas :

a. Petani pemilik penggarap ialah petani yang memiliki lahan usaha sendiri

serta lahannya tersebut diusahakan atau digarap sendiri dan status lahannya
15

disebut lahan milik.

b. Petani penyewa ialah petani yang menggarap tanah orang lain atau petani

lain dengan status sewa. Alasan pemilik lahan menyewakan lahan miliknya

karena membutuhkan uang tunai dalam jumlah yang cukup besar dalam

waktu singkat, atau lahan yang dimilikinya itu terlalu jauh daritempat

tinggalnya. Besarnya nilai sewa lahan biasanya ada hubungan dengan

tingkat produktivitas lahan usaha yang bersangkutan, makin tinggi

produktivitas lahan tersebut makin tinggi pula nilai sewanya. Petani

penyakap (penggarap) ialah petani yang menggarap tanah milik petani lain

dengan sistem bagi hasil. Produksi yang diberikan penyakap kepada

pemilik tanah ada yang setengahnya atau sepertiga dari hasil yang

diperoleh dari hasil lahan digarapnya. Biaya produksi usaha tani dalam

sistem sakap ada yang dibagi dua dan ada pula yang seluruhnya ditanggung

penyakap, kecuali pajak tanah dibayar oleh pemilik tanah.

c. Petani penggadai adalah petani yang menggarap lahan usaha tani orang lain

dengan sistem gadai. Adanya petani yang menggadaikan lahan miliknya,

karena petani pemilik lahan tersebut membutuhkan uang tunai yang cukup

besar dalam waktu mendesak, tanah miliknya tersebut tidak mau pindah ke

tangan orang lain secara mutlak. Namun, adanya hak gadai tersebut secara

berangsur-angsur pindah haknya menjadi milik penggadai. Hal ini terjadi

apabila uang gadai yang pertama tidak dapat dikembalikan pada waktu

yang telah ditetapkan atau uang gadainya terlalu besar, sehingga tidak
16

mungkin lagi untuk dikembalikan. Dalam keadaan demikian biasanya

penggadai menambah uang gadainya sesuai dengan nilai atau harga tanah

pada saat masa gadainya berakhir. Menurut Undang-Undang Pokok Bagi

Hasil (UUPBH, 1960) dalam suatu pasalnya tercantum bahwa apabila masa

gadai telah melewati tujuh tahun, secara otomatis penggadai harus

menyerahkan kembali tanah yang digadai kepada pemiliknya tanpa

meminta uang gadaiannya. Besarnya uang gadai per tahun untuk luas lahan

tertentu tidak ada ketentuan yang pasti, tetapi bergantung kepada si pemilik

tanah berapa besar yang diperlukannya. Lamanya masa gadai tergantung

pada kesanggupan yang menggadaikan lahan biasanya yang menentukan

masa gadai itu adalah penggadai sendiri.

d. Buruh tani ialah petani pemilik lahan atau tidak memiliki lahan usaha tani

sendiri yang biasa bekerja di lahan usaha tani petani pemilik atau penyewa

dengan mendapat upah, berupa uang atau barang hasil usaha tani, seperti

beras atau makanan lainnya. Hubungan kerja di dalam usaha tani tidak

diatur oleh suatu perundang-undangan perburuhan sehingga sifat

hubungannya bebas sehingga kontinuitas kerja bagi buruh tani yang

bersangkutan tidak terjamin.

Menurut Egbert de Vries dalam Ilham (2007) kondisi empiris

mengenai petani dan sektor pertanian akan lebih dipahami oleh petani

sendiri dibandingkan orang luar. Oleh karena itu, untuk menganalisis profil

petani dan persoalannya harus dilihat dari sudut pandang petani sendiri.
17

Petani beserta keluarganya, usahanya, tenaga kerjanya, konsumsinya,

hartanya dan hutangnya, rencana-rencananya, harapan dan

kekhawatirannya yang memberikan arah dan karakteristik kepada sistem

pertanian saat ini.

Berdasarkan uraian di atas dapat ditegaskan bahwa petani cengkeh

adalah orang atau sekelompok orang yang menggarap atau mengolah lahan

agar dapat brcocok tanam untuk memenuhi kebutuhan hidup. Sekalipun

kadang kala hasil yang diperoleh tidak sesuai harapan dikarenakan keadaan

musim yang tidak menentu

3. Cengkeh

Cengkeh merupakan salah satu produk perkebunan yang menjadi

unggulan. Bagian utama dari tanaman cengkeh yang bernilai komersial adalah

bunganya yang sebagian besar digunakan dalam industri rokok, yang mana

proses pengeringan cengkeh pada umumnya masih dilakukan secara

konvensional yang membutuhkan area penjemuran yang besar, membutuhkan

jangka waktu pengeringan yang relatif lama, dan tergantung pada panas

matahari, serta faktor polusi udara seperti debu dan asap kendaraan juga akan

mempengaruhi mutu cengkeh.

Cengkeh (Syzygium aromaticum) termasuk jenis tumbuhan perdu yang

dapat memiliki batang pohon besar dan berkayu keras. Cengkeh mampu

bertahan hidup puluhan bahkan sampai ratusan tahun, tingginya dapat


18

mencapai 20 sampai 30 meter dan cabang-cabangnya cukup lebat. Bunga dan

buah cengkeh akan muncul pada ujung ranting daun dengan tangkai pendek

serta bertandan. Pada saat masih muda bunga cengkeh berwarna keungu-

unguan, kemudian berubah menjadi kuning kehijau-hijauan dan berubah lagi

menjadi merah muda apabila suda tua. Sedangkan bunga cengkeh kering akan

berwarna cokelat kehitam-hitaman dan berasa pedas karena mengandung

minyak atsiri (Thomas, 2007). Lebih lanjut dijelaskan mengenai ciri fisik

tanaman cengkeh menurut Kardinan (2003) tanaman cengkeh memiliki daun

tunggal, bertangkai, tebal, kaku, bentuk bulat telur sampai langsat memanjang,

ujung runjing, pangkal meruncing, tapi rata, tulang daun menyirip, permukaan

atas mengkilat, panjang 6 sampai 13,5 cm, warna hijau mudah atau

kecokelatan mudah saat masih muda dan hijau tua ketika tua.

Cengkeh memiliki banyak manfaat dalam kehidupan sesuai cara

pengolahannya sebagaimana dikemukakan Junaidi (2014) bahwa hasil

penyulingan cengkeh berupa minyak atsiri atau terkenal dengan sebutan clove

oil. Minyak cengkeh mengandung 70-90% eugenol. Eugenol mampu menjadi

zat antijamur dan antiseptik serta campuran obat gosok hanyat pereda nyeri.

Sebenarnya, semua bagian tanaman cengkeh mengadung minyak, mulai akar,

bunga, daun maupun tangkainya. Hanya saja, kadar paling tinggi terdapat

pada bunga, tankai dan daunnya. Pada bunganya kandungan minyak atsirinya

mencapai 20%. Sementara itu, kandungan minyak atsiri yang terdapat pada

daun-daun cengkeh kering antara 1-3%. Ini yang paling banyak disuling,
19

disamping harganya relative murah juga untuk mendapatkan nilai tambah dari

daun-daun kering yang selama belum termanfaatkan dengan optimal.

Berdasarkan beberapa pendapat ahli di atas, maka dapat ditegaskan

bahwa cengkeh adalah tanaman perdu yang mampu bertahan hidup dalam

jangka waktu yang lama. Cengkeh memiliki tangkai, daun, buah dan bunga

yang banyak mengandung minyak atsiri serta memiliki nilai ekonomi yang

cukup tinggi dan dapat menjadi salah satu produk pertanian unggulan, dimana

lewat budidaya tanaman cengkeh tingkat kesejahteraan masyarakat petani

dapat tingkatkan.

B. Kerangka Pikir Penelitian

Masyarakat yang bekerja sebagai petani kebun cengkeh, menjadikan

pekerjaan tersebut sebagai sumber utama penghasilan guna memenuhi kebutuhan

hidup keluarganya, Dalam melakukan usaha, tidak lepas dari faktor-faktor yang

dapat mempengaruhi produksi cengkeh diantaranya, status kepemilikan lahan,

luas lahan, tingkat produksi, biaya produksi, pendapatan petani cengkeh, jumlah

tanggungan keluarga, dan pemenuhan kebutuhan pokok.

Status dan luas lahan serta jumlah biaya produksi akan sangat

berpengaruh terhadap tingkat produksi cengkeh yang dihasilkan selain faktor

alam lainnya. Semakin besar jumlah produksi Cengkeh yang dihasilkan akan

semakin besar pula pendapatan yang diperoleh petani. Sebaliknya semakin kecil

produksi Cengkeh yang dihasilkan petani, akan semakin kecil pula pendapatan

yang diperoleh petani. Tinggi rendahnya pendapatan dari hasil produksi tanaman
20

cengkeh akan sangat menentukkan kemampuan rumahtangga petani cengkeh

dalam mengakses layanan pendidikan dan kesehatan serta pemenuhan kebutuhan

hidup untuk anggota rumahtangganya. Namun hal ini menjadi suatu probability

atau serba kemungkinan, dimana ada faktor alam terutama keadaan musim yang

tidak menentu sehingga terkadang harapan petani cengkeh tidak sesuai dengan

kenyataan yang terjadi. Kondisi ini tentu menjadi riskan bagi petani cengkeh

yang menggantungkan kehidupannya pada hasil produksi cengkeh itu sendiri,

yang mana tinggi rendahnya hasil produksi cengkeh secara langsung berdampak

pada kemampuan rumahtangga petani cengkeh dalam memenuhi kebutuhan

hidup sehari-hari. Kondisi ini lebih diperparah lagi dengan jumlah tanggungan

dalam rumahtangga petani di daerah perdesaan yang rata-rata tinggi, karena

jumlah anggota rumahtangga tergolong banyak.

Jumlah tanggungan rumahtangga sangat berkaitan erat dengan pengeluaran

kebutuhan pokok, karena semakin banyak jumlah anggota keluarga maka

semakin banyak pula beban yang ditanggung oleh kepala rumahtangga petani

dalam memenuhi kebutuhan hidup rumahtangganya. Kebutuhan pokok minimum

rumahtangga yang dimaksudkan adalah,  terpenuhi atau tidaknya kebutuhan

dasar dalam suatu rumahtangga yang di ukur dengan nilai rupiah dalam satu

bulan. Setiap rumahtangga petani di Desa Mata memiliki perbedaan dalam hal

kepemilikan sumberdaya, baik itu sumberdaya lahan maupun sumberdaya tenaga

kerja yang disebabkan oleh kepemilikan luas lahan yang berbeda dan jumlah

anggota rumahtangga yang diperkejakan pada usaha tanaman cengkeh tersebut.


21

Dengan demikian kemampuan tiap rumahtangga petani cengkeh di Desa Mata

amatlah beragam dalam hal kepemilikan sumberdaya, jumlah produksi cengkeh,

serta kemampuan mengakses berbagai layanan pendidikan, kesehatan dan

pemenuhan kebutuhan dasar rumahtangganya sebagai konsekuensi dari tinggi

rendahnya jumlah hasil produksi tanaman cengkeh yang diusahakan oleh

rumahtangga petani cengkeh itu sendiri. Untuk dapat lebih jelas terkait uraian

kerangka pikir penelitian ini, dapat dilihat pada skema kerangka pikir penelitian

berikut ini.
22

KERANGKA PIKIR PENELITIAN

KONDISI SOSIAL
EKONOMI
PETANI CENGKEH

PRODUKSI TANAMAN
KEPEMILIKAN SUMBERDAYA CENGKEH

Status Lahan Jumlah Produksi


Luas Lahan Biaya Produksi
Jumlah ART Pemasaran Hasil Produksi
Jumlah Tanaman Cengkeh Nilai Jual Cengkeh

PENDAPATAN PETANI
CENGKEH

KEMAMPUAN RT PETANI CENGKEH

Pemenuhan Kebutuhan Hidup


Akses Layanan Pendidikan
Akses Layanan Kesehatan

TINGKAT KESEJAHTERAAN PETANI CENGKEH

► TINGGI
► SEDANG
► RENDAH
Gambar 1. Skema Kerangka Pikir
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode, Jenis, dan Pendekatan Penelitian

Metode penelitian merupakan salah satu faktor yang cukup penting dalam

melakukan penelitian, karena pada dasarnya metode penelitian merupakan cara

ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Metode

penelitian adalah usaha untuk menentukan, mengembangkan dan menguji suatu

kebenaran pengetahuan dengan cara-cara ilmiah. Adapun metode yang

digunakan dalam penelitian ini adalah metode dekriptif kualitatif, dimana

metode ini bertujuan untuk menggambarkan, melukiskan, menerangkan,

menjelaskan dan menjawab lebih rinci permasalahan yang akan diteliti dengan

mempelajari semaksimal mungkin suatu masyarakat atau suatu kejadian

(Sugiono, 2016).

Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian survey, yang mana penelitian

survey itu sendiri merupakan penelitian yang mengambil sampel dari satu

populasi dan menggunakan kuisioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok.

Salah satu kegunaan penelitian survey adalah dapat diterapkan pada penelitian

deskriptif (Singarimbun, 1995). Sejalan dengan hal tersebut, penelitian deskriptif

adalah penelitian yang berusaha untuk menuturkan pemecahan masalah

berdasarkan data-data, manganalisis dan menginterpretasikan data-data tersebut

(Narbuko, 2005).
24

Pendekatan geografi yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

ekologi/kelingkungan sebagaimana ditegaskan Yunus (2016) bahwa pendekatan

ekologi merupakan sebuah upaya untuk mengaitkan keterlibatan manusia pada

lingkungan yang ditempatinya. Terkait pendapat tersebut, penelitian ini berusaha

mengungkapkan kondisi sosial ekonomi petani dengan lingkungan sumberdaya

yang dalam hal ini adalah tanaman cengkeh di Desa Mata Kecamatan Kambowa

Kabupaten Buton Utara.

interaksi antara kegiatan manusia dengan lingkungannya (human Activities

and Environment Theme of Analysis). Tema analisis tersebut menekankan pada

bentuk-bentuk aktivitas manusia sebagai perwujudan yang diakibatkan oleh

variasi sumberdaya wilayah tertentu. Dengan kata lain, aktivitas manusia akan

berbeda antara satu wilayah dengan wilayah lain bergantung pada sumberdaya

yang ada pada wilayah tersebut. Terkait hal tersebut, penelitian ini bermaksud

mengungkapkan aktivitas petani cengkeh dengan tanaman cengkeh itu sendiri

sebagai sumberdaya wilayah yang ada di Desa Mata Kecamatan Kambowa

Kabupaten Buton Utara.


25

B. Lokasi dan Waktu

1. Penelitian ini dilakukan di Desa Mata Kecamatan Kambowa Kabupaten

Buton Utara. Secara geografis, sebelah utara Desa Mata berbatasan langsung

dengan Desa Bente. Sebelah selatannya berbatasan dengan Desa Waoleona

yang termasuk salah satu desa dalam Kecamatan Lasalimu. Sebelah timurnya

berbatasan dengan Teluk Lawele/Laut Banda serta disebalah baratnya

berbatasan dengan Desa Pure yang masuk wilayah Kabupaten Muna. Terkait

batas wilayah Desa Mata tersebut, dapat secara jelas dilihat pada lokasi

penelitian dan Peta Kecamatan berikut ini.

Gambar. 3.1 Peta Kecamatan Kambowa


26

Gambar 3.2 Peta Lokasi Penelitian

2. Waktu penelitian

Penelitian ini di lakukan pada bulan September 2021 sampai desember 2021

C. Populasi Dan Sampel Penelitian

1. Populasi

Populasi menurut Sugiyono (2019) adalah wilayah generalisasi yang terdiri

atas objek atau subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu

yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulan. Mengacu pada pendapat tersebut, populasi dalam penelitian ini

adalah semua petani cengkeh yang ada di Desa Mata Kecamatan Kambowa

Kabupaten Buton Utara. Berdasarkan hasil survey pendahuluan yang

dilakukan di Kantor Desa Mata, didapatkan data petani cengkeh yang


27

berjumlah 104 kepala rumahtangga (Monografi Desa Mata, 2020). Dengan

demikian yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah 104 kepala

rumahtangga petani cengkeh.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi (Sugiyono, 2019). Mengacu pada pendapat tersebut di atas dan

mempertimbangkan tingkat homogenitas populasi 100%, maka besar sampel

yang ditentukan dalam penelitian ini adalah 40 kepala rumahtangga karena

berdasarkan hasil survei lapangan yang dilakukan peneliti jumlah produksi

petani cengkeh dari populasi di atas menjadi 40 kepala rumatangga.

dikemukakan Arikunto (2010) yaitu jika subjek penelitian kurang dari 100

orang sebaiknya diambil semuanya, namun jika lebih dari 100 orang dapat

diambil 10-15% atau 20-25% atau lebih. Penentuan besar sampel 40% dari

populasi dalam penelitian ini, peneliti mempertimbangkan keterwakilan

populasi, kepentingan pengolahan dan analisis data penelitian yang

diperkirakan dapat dimampui oleh peneliti.

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah Probability

Sampling yaitu teknik pengambilan sampel yang memberi peluang yang sama

bagi setiap anggota populasi sebagaimana dikemukakan Sugiyono (2019)

bahwa probability sampling adalah pengambilan sampel yang memberikan

peluang atau kesempatan yang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi

untuk menjadi sampel. Probability sampling terdiri atas beberapa bentuk,


28

khusus dalam penelitian ini ditetapkan simple random sampling sebagai

pelaksanaan dari probability sampling dimana pengambilan anggota sampel

dari populasi yang dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang

ada dalam populasi (Sugiyono, 2019).

D. Variabel dan Indikator Penelitian

Menurut Sugiyono (2019) variabel penelitian adalah sesuatu atau sifat atau

nilai-nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya. Pendapat

tersebut di atas dikaitakan dengan judul penelitian ini, maka dapat ditetapkan

variabel dalam penelitian ini adalah variabel tunggal yakni kondisi sosial

ekonomi petani cengkeh. Variabel tunggal tersebut dapat dirincikan menjadi

beberapa indikator variabel sebagaimana ditegaskan Sugiyono (2019) bahwa

setiap variabel perlu dirincikan menjadi indikator penelitian yang dapat diukur

atau dianalisis untuk kepentingan penelitian. Berdasarkan pendapat tersebut,

maka variabel dalam penelitian ini dapat dirincikan sebagai berikut.

Variabel penelitian

Kondisi Sosial Ekonomi Petani Cengkeh

Indikator Penelitian

1. Kepemilikan Sumberdaya

- Status Lahan

- Luas Lahan

- Jumlah Anggota Rumahtangga


29

- Jumlah Tanaman Cengkeh

2. Produksi Tanaman Cengkeh

- Jumlah Produksi

- Pemasaran Hasil Produksi

- Biaya Produksi

- Nilai Jual Cengkeh

- Hasil Penjualan

3. Pendapatan Petani Cengkeh

4. Kemampuan Rumahtangga Petani Cengkeh

- Pemenuhan Kebutuhan Hidup

- Akses Terhadap Layanan Pendidikan

- Akses Terhadap Layanan Kesehatan

5. Tingkat Kesejahteraan Petani Cengkeh

E. Teknik Pengumpulan Data

1. Data Primer

Data primer adalah sumber data penelitian yang diperoleh secara

langsung yang diperoleh dari sumber aslinya yang berupa wawancara, jejak

pendapat dari individu atau kelompok maupun hasil observasi dari suatu objek.

Data ini dikumpulkan dengan menggunakan teknik:

a. Observasi yaitu mengadakan pengamatan langsung di lapangan untuk

mengetahui dan mengamati keadaan kehidupan dilokasi penelitian ini

dimaksudkan untuk mengetahui objektivitas dari kenyataan yang akan ada


30

tentang keadaan kondisi objek yang akan diteliti. Observasi merupakan salah

satu metode pengumpulan data dimana pengumpul data mengamati secara

visual gejala yang diamati dan menginterpretasikan hasilnya dalam bentuk

catatan yang validitas datanya sangat tergantung pada kemampuan observer

(Widoyoko, 2012). Dengan Pengamatan langsung dimungkinkan perolehan

data verbal dan non verbal, melalui teknik observasi yang bertujuan agar

peneliti mengetahui secara langsung apa yang menjadi perubahan sosial

ekonomi petani cengkeh.

b. Wawancara menggunakan kuisioner, yaitu mengumpulkan sejumlah data

dan informasi secara mendalam dari informan dengan menggunakan

kuisioner. Wawancara adalah adalah bentuk komunikasi antara dua orang,

melibatkan seseorang yang ingin memperoleh informasi dari seorang lainnya

dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan, berdasarkan tujuan tertentu

(Mulyana, 2002). Proses wawancara dilakukan dengan cara bertatap muka

secara langsung dengan informan, dan dilanjutkan dengan mengajukan

beberapa pertanyaan secara mendalam berdasarkan kuisioner yang telah

disusun sebelumnya.

c. Dokumentasi digunakan sebagai sumber informasi yang berhubungan

dengan hal-hal atau variabel penelitian yang berupa catatan, transkrip, buku,

surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, agenda ataupun foto-foto

(Arikunto, 1993). Dalam penelitian ini, teknik dokumentasi digunakan untuk

memperoleh data sekunder berupa dokumentasi dari kantor desa, kecamatan,


31

dan dinas terkait, baik dalam bentuk catatan, foto, peta ataupun tabel, dan

buku.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data tambahan yang diperoleh bukan dari tangan

pertama tetapi dari tangan kedua, ketiga, dan seterusnya. Data ini

dikumpulkan melalui penelusuran atau studi pustaka dari berbagai arsip-arsip

penelitian, artikel-artikel, dokumen-dokumen dan buku-buku yang berkaitan

dengan kajian penelitian ini.

F. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik

analisis deskriptif kualitatif. Penentuan teknik analisis yang digunakan dalam

penelitian ini mengacu pada pendapat Winartha (2016) yang menjelaskan bahwa

teknik analisis deskriptif kualitatif adalah menganalisis, menggambarkan, dan

meringkas berbagai kondisi, situasi dari berbagai data yang dikumpulkan berupa

hasil wawancara atau pengamatan langsung mengenai masalah yang diteliti.

Berdasarkan pendapat tersebut di atas, teknik analisis deskriptif kualitatif yang

digunakan dalam penelitian ini dilengkapi dengan alat bantu analisis berupa tabel

dan peta yang nantinya diinterpretasi secara kualitatif berupa argumentasi ilmiah.
BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Umum Lokasi Penelitian

Deskripsi umum lokasi penelitian yaitu penelitian ini berada di Desa Mata

Kecamatan Kambowa Kabupaten Buton Utara. gambaran umum tentang

lokasi penelitian yang akan dipaparkan diantaranya Letak, Luas, Batas,

Topografi, Iklim, Penggunaan lahan, dan Keadaan Penduduk.

1. Letak, Luas dan Batas Daerah Penelitian

Desa Mata adalah salah satu desa yang ada di Kecamatan Kambowa

Kabupaten Buton Utara dengan luas wilayah 9.55 Km 2 yang memanjang

dari timur ke barat serta secara astronomis antara 5,640 LS sampai 5,850 LS

dan 122,400 BT sampai 122,580 BT.

Secara Adimistratif Desa Mata Kecamatan Kambowa Kabupaten

Buton Utara memiliki batas wilayah sebagai berikut:

a. Sebelah Timur Berbatasan Dengan Laut Banda/Teluk Lawele

b. Sebelah Barat Berbatasan Dengan Desa Pure

c. Sebelah Utara Berbatasan Dengan Desa Bente

d. Sebelah Selatan Berbatasan Dengan Desa Waoleona

2. Topografi, iklim dan penggunaan lahan

a. Topografi Desa Mata

Kondisi fisik wilayah Desa Mata di dominasi oleh dataran tinggi

pada bagian timur Desa Mata merupakan dataran rendah yang


33

berbatasan langsung dengan laut. Keadaan wilayah Desa Mata semakin

ke barat ketinggian tempatnya semakin meningkat.

b. Iklim

Wilayah Kecamatan Kambowa memiliki rata-rata tekanan udara

selama tahun 2019 tercatat antara 1.012,9 mb – 1.017,0 mb. Tekanan

terendah terjadi pada Bulan Desember dan tekanan udara tertinggi

terjadi pada Bulan September. Rata-rata kecepatan angin tertinggi

terjadi pada Bulan Agustus sebesar 5,11 knot . selama tahun 2019 di

Kecamatan Kambowa, curah hujan tertinggi terjadi pada Bulan Maret

dengan curah hujan 350,0 mm sedangkan tingkat curah hujan terendah

terjadi pada Bulan September yang dimana pada bulan tersebut tidak

terjadi hujan sama sekali. (Kecamatan Kambowa dalam Angka 2020)

c. Penggunaan lahan

Lahan yang terdapat di Desa Mata secara umum digunakan sebagai

lahan pertanian dan non pertanian. Penggunaan lahan di bidang

pertanian yaitu kebun, meliputi kebun jambu, kelapa, dan kebun

cengkeh.

Penggunaan lahan pada bidang non pertanian antara lain untuk

pemukiman, fasilitas pemerintahan, rumah Qur’an, puskesmas, fasilitas

pendidikan, makam serta pasar.


34

3. Jumlah Penduduk Desa Mata Berdasarkan Jenis Kelamin

Penduduk Desa Mata adalah masyarakat yang mendiami wilayah

tersebut. Penduduk desa mata sebagian besar berprofesi sebagai petani

dimana profesi petani menjadi penghasilan utama bagi masyarakat.

Komposisi jumlah penduduk desa mata dengan perbandingan berdasarkan

jenis kelamin laki-laki dan perempuan dapat di lihat pada tabel berikut :

Tabel 4.1 Penduduk Desa Mata Berdasarkan Jenis Kelamin Tahun


2021
No Jenis kelamin Jumlah jiwa Persentase
1. Laki-laki 321 51,36
2. Perempuan 304 48,64
Jumlah 625 100%
Sumber: Hasil Olah Data Sekunder Tahun 2021

Berdasarkan tabel 4.1 diatas jumlah terbanyak menurut jenis kelamin

yaitu penduduk laki-laki dengan persentase (51,36%) yang terpaut 17 orang

dari perempuan. Dengan memperhatikan tabel diatas dapat dihitung

besarnya sex ratio (SR) penduduk Desa Mata dinyatakan dengan

banyaknya jumah penduduk laki-laki per 100 penduduk perempuan yaitu

dengan menggunakan perhitungan sebagai berikut. :

JUMLAH PENDUDUK LAKI−LAKI


SR = X 100 %
JUMLAH PENDUDUK PEREMPUAN

321
SR = X 100 %
304

SR = 105,60 %
35

Berdasarkan perhitungan diatas, dapat diketahui bahwa besarnya sex

ratio di desa mata adalah 105,60% artinya bahwa setiap 100 penduduk

perempuan terdapat 105,60 laki-laki.

4. Komposisi Penduduk Desa Mata Berdasarkan Mata Pencaharian

Mata pencaharian adalah pekerjaan yang menjadi pokok penghidupan.

Mata pencaharian diartikan pula sebagai segala aktivitas manusia dalam

memberdayakan potensi sumber daya alam. Pada dasarnya masyarakat di

Desa Mata memiliki berbagai jenis pekerjaan hal ini dapat di jelaskan pada

tabel berikut

Tabel 4.2 Komposisi Penduduk Desa Mata Berdasarkan Mata


Pencaharian Tahun 2021
No Jenis Pekerjaan Jumlah Persentase
1 Petani 152 85,87
2 Buruh tani - -
3 Pegawai Negri Sipil (PNS) 17 9,93
4 Bidan swasta 2 1,20
5 Pedagang Keliling 2 1,20
6 Nelayan 2 1,20
7 Peternak - -
8 Pensiunan PNS 1 0,60
Jumlah 177 100%
Sumber: Hasil Olahan Data Sekunder Tahun 2021

Berdasarkan tabel 4.2 diatas jumlah terbanyak berdasarkan jenis

pekerjaan yaitu petani dengan persentase (85,87%) sebanyak 152 orang, Dan Pegawai

Negri Sipil yaitu (9,93%) dengan jumlah 17 orang. Serta persentase terendah yaitu

Pensiunan PNS (0,60%) berjumlah 1 orang. Fakta ini menunjukan bahwa masyarakat

Desa Mata sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai petani.


36

5. Penduduk Desa Mata Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Pendidikan adalah salah satu penentuan tingkat kesejahteraan bagi

suatu wilayah serta menunjang kualitas hidup. Serta pendidikan pula dapat

menunjang kehidupan di masa depan. Berikut akan disajikan Komposisi

Penduduk Desa Mata menurut tingkat pendidikan tahun 2021.

Tabel 4.3 Komposisi Penduduk Desa Mata Menurut Tingkat


Pendidikan Tahun 2021
No Tingkat Pendidikan Jumlah Persentase
1 Usia 3-6 tahun yang belum masuk TK 48 7.68
2 Usia 3-6 tahun yang sedang TK 52 8.32
3 Usia 7-18 tahun yang tidak perna sekolah 5 0.80
4 Usia 7-18 tahun yang sedang sekolah 105 16.80
5 Usia 18- 56 tahun tidak tidak pernah sekolah 10 1.60
6 Usia 18- 56 tahun tidak tamat SD 15 2.40
7 Usia 18- 56 tahun tidak tamat SLTP 41 6.56
8 Usia 18- 56 tahun tidak tamat tamat SLTA 55 8.80
9 Tamat SD/Sederajat 26 4.16
10 Tamat SMP/ sederajat 56 8.96
11 Tamat SMA/ sederajat 60 9.60
12 Tamat D-1/ sederajat 34 5.44
13 Tamat D-2/ sederajat - -
14 Tamat D-3/ sederajat 6 0.96
15 Tamat S-1/ sederajat 95 15.20
16 Tamat S-2/ sederajat 14 2.24
17 Tamat S-3/ sederajat 3 0.48
18 Tamat SLB A - -
19 Tamat SLB B - -
20 Tamat SLB C - -
Jumlah 625 100
Sumber: Hasil Olah Data Sekunder Tahun 2021

Berdasarkan 4.3 tabel di atas diketahui bahwa pendidikan di Desa

Mata dengan persentase tertinggi yaitu 16, 80 % dengan jumlah 105 Usia 7-

18 tahun yang sedang sekolah dan 15,20% dengan jumlah 95 tamat S-1/
37

Sederajat. Hal ini di karenakan selesai studi memilih untuk mencari

pekerjaan. Sedangakan persentase terendah yaitu 0,48% dengan jumlah 3

orang tamat S-3/sederajat dan 0,80% dengan jumlah 5 orang usia 7-18 tahun

tidak pernah sekolah.

B. Hasil Penelitian dan Pembahasan

Hasil penenlitian dan pembahasan adalah uraian yang diperoleh dari hasil

yang telah di dapat dari lapangan atau hasil dari kuisioner.

1. Kepemilikan Sumber Daya

a. Status Lahan

Status kepemilikan tanah menjadi bukti tertulis yang

mendapatkan pengakuan hukum. Keseluruhan hak atas tanah

dibukukan dalam bentuk Sertifikat yang dikeluarkan oleh Badan

Pertanahan Nasional (BPN).

Di atas tanah tersebut bisa dibebani hak sekunder yang lebih

rendah, seperti : kepemilikan hak milik (SHM), Hak Guna Usaha

(HGU),Hak Pakai (HP), dan Hak Sewa. Berikut Status kepemilikan

lahan di Desa Mata dapat di lihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 4.3 Status Kepemilikian Lahan Petani Cengkeh di Desa


Mata Tahun 2021.
N0. Status Lahan Jumlah Responden Persentase
1. Miliki Sendiri 40 100
2. Sewa 0 0
3. Sakap 0 0
Jumlah 40 100
Sumber : Hasil Olah Data Primer Tahun 2021
38

Berdasarkan tabel 4.3 status lahan yang dimiliki petani cengkeh

Desa Mata Kecamatan Kambowa Kabupaten Buton Utara adalah lahan

yang digarab sendiri atau milik sendiri dan sudah memiliki legalitas

dari Negara yaitu Sertifikat

b. Luas lahan

Luas lahan yaitu seluruh jumlah lahan yang diusahakan petani

cengkeh. Dalam hal ini Luas lahan sangat berpengaruh terhadap

pendapatan petani cengkeh Semakin luas lahan yang dimiliki petani

cengkeh maka semakin besar pula pendapatan yang diperoleh. Lahan

yang dimiliki petani cengkeh di Desa Mata bervariasi dan dapat di

lihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.4 Luas Lahan (Ha) Petani Cengkeh di Desa Mata Tahun
2021
No Luas Lahan Jumlah Persentase
1 1 ha 21 52,5
2 2 ha 13 32,5
3 3 ha 5 12,5
4 6 ha 1 2,5
Jumlah 40 100
Sumber: Hasil Olah Data Primer Tahun 2021

Berdasarkan tabel 4.4 di atas menjelaskan bahwa petani

cengkeh yang memiliki lahan yang paling luas yang yaitu 1 sampai 2

Ha dengan persentase masing-masing yaitu 52,5% dan 32,5% yakni

34 orang, sementara lahanyang sempit adalah 3 sampai 6 Ha dengan

persentase masing-masing yakni 2,5% dan 12,5% sebanyak 6 orang.


39

Fakta tersebut menunjukkan bahwa rata-rata luas lahan cengkeh yang

dimiliki petani berkisar pada 1 atau 2 Ha, hal ini disebabkan oleh

keterbatasan lahan perkebunan yang berdekatan dengan lahan hutan

lindung. Selain itu, kondisi tersebut juga banyak dipengaruhi oleh

keterbatasan petani dalam segi tenaga kerja yang dapat diberdayakan

untuk melakukan diversifikasi lahan.

c. Jumlah Anggota Rumahtangga

Jumlah anggota rumahtangga adalah orang yang tinggal dalam

satu rumah yang terdiri dari suami/istri dan anak. Dalam penelitian ini

jumlah anggota rumahtangga berpengaruh terhadap pendapatan dan

pengeluaran petani cengkeh, Semakin banyak anggota rumah tangga

maka semakin banyak pula pengeluaran petani cengkeh dan

sebaliknya apabila sedikit anggota rumah tangga maka sedikit pula

biaya yang dikeluarkan. Jumlah anggota rumahtangga petani cengkeh

dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel: 4.5 Jumlah Anggota Rumahtangga Petani Cengkeh di Desa


Mata Tahun 2021
No Jumlah anak Jumlah Persentase
1. <2 11 27,5
2. 2-4 6 15
3. >4 23 57,5
Jumlah 40 100
Sumber : Hasil Olah Data Primer Tahun 2021

dari tabel 4.5 di atas dapat diketahui jumlah anggota

rumahtangga petani cengkeh yang memiliki persentase tertinggi yaitu


40

57,5% dengan jumlah anak lebih dari 4 orang, berjumlah 23 kepala

keluarga (kk) dan persentase terendahnya yaitu 15% dengan jumlah

anak 2-4 orang berjumlah 6 kepala keluarga (kk). Fakta ini

menunjukan bahwa jumlah anggota rumatangga petani cengkeh

terbanyak yaitu lebih dari 4 orang hal ini di sebabkan kurangnya

program Keluarga Berencana (KB) dan kepercayaan bahwa banyak

anak banyak rejeki.

d. Biaya Produksi

Biaya produksi adalah biaya yang dikeluarkan oleh seorang

petani dalam proses produksi baik dlam jangka waktu produksi per

bulan per tiga bulan bahkan per tahun. Dalam hal ini Petani cengkeh di

Desa Mata mengeluarkan biaya pada saat produksi selama 1 tahun

Adapun biaya yang di keluarkan dapat di lihat pada tabel berikut:

Tabel: 4.6 Biaya Produksi Petani Cengkeh di Desa Mata Tahun


2021
No Biaya Produksi Jumlah Prsentase
1 Rp.5000.000-10.000.000 10 25
2 Rp.11.000.000-20.000.000 23 57,5
3 Rp.21.000.000-30.000.000 7 17,5
Jumlah 40 100
Sumber: Hasil olah Data Primer Tahun 2021

Dari tabel 4.6 di atas menjelaskan bahwa biaya produksi petani

cengkeh dengan persentase tertinggi adalah 57,5% sebesar Rp

11.000.000-20.000.000. dan jumlah persentase terendah yaitu 17,5%

dengan jumlah Rp.21.000.000-30.000.000. dari fakta tabel diatas biaya


41

produksi terbanyak yaitu kisaran angka Rp 11.000.000-20.000.000

pengeluaran tersebut di peruntukan gaji kariawan atau gaji buruh

cengkeh.

e. Jumlah Tanaman Cengkeh

Jumlah tanaman adalah seluruh tanaman cengkeh baik yang

belum berproduksi atau yang sudah berproduksi. di Desa Mata

Kecamatan Kambowa Kabupaten Buton Utara memiliki jumlah

tanaman cengkeh yang berfariasi hal ini disebabkan oleh keterbatasan

lahan yang dimiliki petani untuk memperoleh tanaman yang banyak.

Adapun jumlah tanaman petani cengkeh di Desa Mata dapat dilihat

pada tabel berikut:

Tabel: 4.7 Jumlah Tanaman petani cengkeh di Desa Mata tahun


2021
No Jumlah tanaman cengkeh Jumlah Persentase
1 200 21 orang 52,5
2 400 13 orang 32,5
3 600 5 orang 12,5
4 800 1 orang 2,5
Jumlah 40 100
Sumber : Hasil olahan Data Primer Tahun 2021

Berdasarkan tabel 4.7 di atas jumlah tanaman cengkeh yang

memiliki persentase tertinggi yaitu 52,5 % dengan jumlah 21 orang

dan jumlah persentase terrendah yaitu 2,5 % dengan jumlah 1 orang.

Fakata di atas menunjukan bahwa jumlah tanaman cengkeh terbanyak


42

berkisar 200 pohon hal ini disebabkan kurangnya lahan yang dimiliki

pertanian cengkeh di Desa Mata.

2. Produksi Tanaman Cengkeh

a. Jumlah Produksi

Jumlah produksi adalah banyaknya hasil yang diperoleh petani

terhadap hasil dari tanaman yang telah dimilikinya. Di Desa Mata

tanaman cengkeh mendominasi dari pada tanaman lainnya serta proses

panennya satu kali panen dengan jangka waktu satu tahun dan

dihitung dalam satuan kilogram (kg). Dalam penelitian ini jumlah

produksi yang dihasilkan oleh petani cengkeh berfariasi dikarenakan

luas lahan, jumlah tanaman yang diperoleh serta kesuburan daripada

tanaman cengkeh tersebut. Hal ini dapat di lihat pada tabel 4.8 di

bawah ini.

Tabel: 4.8 Jumlah Produksi Tanaman Cengkeh Desa Mata Tahun


2021
No Total produksi/tahun Jumlah Prsentase
1 500-1000 kg 34 85
2 1.100-1.500 kg 5 12,5
3 1600-2500 kg 1 2,5
Jumlah 40 100
Sumber : Hasil Olah Data Primer Tahun 2021

Berdasarkan tabel 4.8 di atas dapat diketahui jumlah hasil

produksi cengkeh selama satu kali panen yaitu 34 orang dengan

persentase 85% mendapat 500 – 1000 kg. Sedangkan 5 orang dengan


43

persentase 12,5% mendapat 1.100 – 1.500 kg. Kemudian sebanyak 1

orang dengan persentase 2,5% mendapat 1.600 – 2.500 kg. jumlah

produksi tananaman cengkeh dengan persentase terbanyak yaitu 500-

1000 Kg di karenakan jumlah pohon cengkeh yang tidak banyak serta

luas lahan yang tidak memadai untuk penanaman pohon cengkeh.

b. Pemasaran Hasil Produksi Dan Nilai Jual

Pemasaran hasil produksi adalah kegiatan yang dilakukan

petani cengkeh untuk menjual produk atau hasil yang telah dipanen.

Dalam hal Ini Petani Cengkeh Desa Mata menjual hasil produksi pada

tengkulak, kampong tetangga atau di luar daerah hal ini dapat di lihat

pada tabel berikut.

Tabel 4.9 Pemasaran hasil produksi petani cengkeh Desa Mata


Tahun 2021
No Pemasaran Hasil Produksi Jumlah Persentase
1 Tengkulak 40 100
2 Desa Tetangga - -
3 Luar Daerah - -
Jumlah 40 100
Sumber:Hasil Olahan Data Primer Tahun 2021

Pada tabel 4.9 menjelaskan bahwa petani Desa Mata menjual

hasil produksi tanaman cengkeh yaitu pada tengkulak yang ada di Desa

Mata itu sendiri dikarenakan para petani cengkeh sudah mengambil

uang atau mengambil panjar untuk biaya pada saat produksi untuk

membayar gaji buruh. Dengan perjanjian setelah panen hasilnya akan

dijual pada tengkulak tersebut.


44

Kemudian hasil Nilai jual cengkeh di Desa Mata pada masa

panen dan sesudah panen tidak ada perubahan yaitu Rp 100.000 /kg

3. Pendapatan Petani Cengkeh

Jumlah pendapatan bersih petani cengkeh setelah dikurangi dengan

biaya produksi selama 1 tahun sangat berbeda-beda Hal ini dapat dilihat

pada tabel di bawah ini:

Tabel 4.10 Pendapatan Petani Cengkeh Desa Mata Tahun 2021


No Jumlah pendapatan Jumlah Persentase
1 Rp.45.000.000-95.000.000 10 25
2 Rp.100.000.000-145.000.000 23 57,5
3 Rp.150.000.000-245.000.000 7 17,5
Jumlah 40 100
Sumber : Hasil Olah Data Primer Tahun 2021

Berdasarkan tabel 4.10 di atas menjelaskan bahwa pendapatan

petani cengkeh yang memilik persentase tertinggi adalah 57,5% dengan

total pendapatan bersih Rp 150.000.000-245.000.000 berjumlah dua

puluh tiga orang. Sedangkan petani cengkeh dengan jumlah persentase

terendah yaitu 17% dengan total pendapatan bersih yaitu Rp.150.000.000-

245.000.000 berjumlah tujuh orang.

4. Kemampuan Petani Cengkeh

Kemampuan petani cengkeh dalam hal ini yaitu pemenuhan kebutuhan

hidup antara lain yaitu: pemenuhan kebutuhan hidup, akses tehadap

layanan pendidikan dan akses terhadap layanan kesehatan.

a. Pemenuhan Kebutuhan Hidup


45

Manusia sebagai makhluk hidup, pasti akan memiliki berbagai

kebutuhan sebagai penunjang hidup. Hal tersebut sering kita kenal,

yakni manusia memiliki kebutuhan pangan, sandang, papan, serta

kebutuhan-kebutuhan lain untuk memenuhi kebutuhan hidup dengan

capaian suatu kemakmuran hidup. Pada dasarnya kehidupan merujuk

bagiamana upaya seseorang untuk memenuhi kebutuhannya agar bisa

bertahan hidup. berikut akan disajikan tebel kemampuan petani

cengkeh dalam pemenuhan kebutuhan hidup.

Tabel 4.11 Kemampuan Keluarga Petani Cengkeh Menurut


Tingkat Pemenuhan Kebutuhan Hidup di Desa
Mata Tahun 2021.
Tingkat Pemenuhan Jumlah
No. Persentase Ket.
Kebutuhan Hidup Responden
1. Tinggi 30 75.00
2. Sedang 10 25.00
3. Rendah 0 0
Jumlah 40 100
Sumber : Hasil Olah Data Primer Tahun 2021

Dari tabel 4.11 dapat diketahui bahwa persentase tertingg dari

kemampuan petani cengkeh menurut tingkat pemenuhan kebutuhan

hidupnya adalah 75,00% dengan jumlah 30 orang yang mempunyai

pendapatan tinggi Hal ini di sebabkan jumlah tanaman cengkeh cukup

banyak serta hasil produksinya sangat baik. Dan persentase terendah

yaitu 25% dengan jumlah 10 orang dengan pendapatan sedang. Dalam

hal ini petani cengkeh di Desa Mata Kecamatan Kambowa Kabupaten


46

Buton Utara mampu memenuhi kebutuhan hidupnya dengan hasil yang

di dapatkan melalui usaha pertanian yaitu tanaman cengkeh

b. Akses Terhadap Pendidikan

Pendidikan adalah salah satu indikator dalam kesejahteraan

hidup di suatu daerah, Pendidikan juga dapat menentukan kualitas

kerja makin tinggi pendidikan yang di dapat maka makin besar pula

peluang kerja dan berkualitas. Berikut ini akan di sajikan kemampuan

keluarga petani cengkeh terhadap akses pendidikan

Tabel 4.12 Kemampuan Keluarga Petani Cengkeh Menurut


Tingkat Akses Terhadap Layanan Pendidikan di
Desa Mata Tahun 2021.
Akses Layanan
No. Pendidikan Jumlah Responden Persentase
(Anggota Keluarga)
1. Semua Bersekolah 39 97.50
2. Sebagian Bersekolah 1 2.50
3. Semua Tidak Sekolah 0 0
Jumlah 40 100
Sumber : Hasil Olah Data Primer Tahun 2021

Berdasarkan tabel diatas dapat dijelaskan bahwa persentase

tertinggi yaitu 97,50% dengan jumlah 39 orang. Hal ini sangat jelas

bahwa petani cengkeh mampu menyekolahkan anggota keluarganya

dari hasil penjualan cengkeh tersebut. Serta persentase terendah yaitu

2,50% dengan jumlah 1 orang hal ini di sebabkan anggota keluarga

petani cengkeh tersebut cacat fisik atau cacat mental.

c. Akses Terhadap Layanan Kesehatan


47

Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial

yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan

ekonomis. Dalam hal kondisi kesehatan para petani cengkeh, seluruh

sampel petani cengkeh yang ada Di Desa Mata memiliki kesehatan

yang baik untuk saat ini serta kesehatan suami/istri mereka juga baik

dan kesehatan anak mereka juga baik. Berdasarkan hasil observasi,

dapat dilihat petani cengkeh di Desa Mata dalam satu tahun

belakangan ada beberapa anggota rumahtangga yang mengalami sakit.

Penyakit tersebut diantaranya sakit kepala, demam, kolesterol, dan

darah tinggi

Berikut akan disajikan tabel kemampuan keluarga petani cengkeh

dalam mengakses layanan kesehatan.

Tabel4.13 Kemampuan Keluarga Petani Cengkeh Akses


Terhadap Layanan Kesehatan di Desa Mata Tahun
2021.
Akses Layanan Kesehatan Jumlah
No. Persentase
(Jenis Layanan) Responden
1. Rumah Sakit 7 17.50
2. Puskesmas 33 82.50
3. Dukun Kampung 0 0
Jumlah 40 100
Sumber : Hasil Olah Data Primer Tahun 2021

Pada tabel 4.13 bahwa kemampuan petani cengkeh terhadap

akses layanan kesehatan dengan persentase terbanyak yaitu 82.50%

berjumlah 33 orang dan persentase terendah yaitu 17.50 berjumlah 7

orang. Fakta ini menunjukan bahwa anggota rumah tangga petani


48

cengkeh mampu untuk mengakses layanan kesehatan. Pelayanan

kesehatan di Desa Mata cukup mudah diakses. Pelayanan kesehatan

yang diberikan tenaga medis yang ada di pustu (puskesmas pembantu)

yang ada di Desa Mata cukup cepat dan efisien, ini dikarenakan tenaga

medis selalu siap menangani masyarakat dan mayoritas tenaga medis

yang bekerja tersebut berasal dari Desa Mata itu sendiri.

5. Tingkat Kesejahteraan Petani Cengkeh

Kesejahteraan petani adalah konsep yang subyektif, abstrak dan

kompleks. Kesejahteraan biasanya diukur dengan indikator tertentu.

Makna kesejahteraan manusia terus berkembang menurut zaman sehingga

metode pengukurannya pun banyak ragam dan terus berkembang seiring

dengan kemajuan zaman.

variabel indikator  ekonomi yang 

membentuk kesejahteraan petani pembangunan ekonomi perdesaan adalah 

tingkat penguasaan teknologi  pertanian, struktur pendapatan dan

pengeluaran rumah tangga, daya beli, tingkat ketahanan pangan keluarga.

Dari hasil penelitian menunjukan bahwa masyarakat petani cengkeh

Desa Mata untuk pemenuhan kebutuhan hidup, akses terhadap layanan

pendidikan serta layanan kesehatan cukup mampu. dalam artian

masyarakat petani cengkeh Desa Mata cukup sejahtera dengan hasil dari

pertanian cengkeh.
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Lahan yang dimiliki oleh petani cengkeh secara keseluruhan berstatsus

hak milik sendiri degan penguasaan lahan yang berfariasi seluas satu sampai

enam hektar. Hasil produksi yang diperoleh petani cengkeh dalam satu kali

panen bisa menghasilkan 500-2500 Kg dengan nilai jual cengkeh perkilogram

sebesar Rp.100.000. Dengan nilai jual tersebut petani cengkeh desa mata

memiliki pendapatan Rp.45.000.000 – Rp.245.000.000 berdasarkan lahan

yang dimiliki oleh masing-masing petani dan dapat memenuhi kebutuhan

hidup petani cengkeh.

Dengan penghasilan yang diperoleh petani cengkeh, akses terhadap

layanan pendidikan anggota rumahtangga petani cengkeh terbilang mudah, ini

dikerenakan petani cengkeh mampu menyekolahkan anak-anaknya atau dapat

dibilang semua anggota keluarga berpendidikan.

Untuk akses layanan kesehatan, anggota rumahtangga petani cengkeh tidak

memiliki riwayat penyakit berat dan juga semua anggota rumahtangga ketika

sakit memilih pustu sebagai tempat pengobatan dengan akses layanan

kesehatan dari tenaga medis yang mudah dan cepat. Dengan demikian petani

cengkeh yang ada Di Desa Mata Kecamatan Kambowa Kabupaten Buton

Utara tergolong dalam kategori sejahtera.


50

B. Saran

Berdasarkan letak topografi Desa Mata yang berbukit dan juga lokasi

perkebunan cengkeh yang berada pada dataran ketinggian, akses ke tempat

perkebunan juga memiliki lintasan yang curam dan berbatu, oleh karena itu

diharapkan kepada Pemerintah Desa untuk memberikan akses ke lokasi

perkebunan terhadap masyarakat yang lebih baik lagi dengan membuat jalan

tani agar masyarakat petani yang ada di Desa Mata lebih prodoktif di bidang

agraria.
DAFTAR PUSTAKA

Abdulsyani. (1994). Sosiologi Skematika, Teori dan Terapan. Jakarta: Bumi Aksara.
Adisasmita, Raharjo. (2014). Pengelolaan Pendapatan dan Anggaran Daerah.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Aini, Nurul. (2006). Variasi Tindak Tutur Dalam Kursus Panatacara Permadani
Semarang. Skripsi. Semarang: FBS Universitas Negeri semarang.
Arikunto. (2010). prosedur penelitian satuan pendekatan praktek.Jakarta: PT. Rineka
Cipta.
_______. (1993). prosedur penelitian satuan pendekatan praktek.Jakarta:PT. Rineka
Cipta.
Azizi, Alfin Nur. (2018). Kondisi Sosial Ekonomi Petani Sawah Yadah Hujan Desa
Jati Mulyo. Jurnal FKIP Universitas Lampung.
Basrowi dan Juariyah. (2010). Analisis Kondisi Sosial Ekonomi dan Tingkat
Pendidikan Masyarakat Desa Srigading Kecamatan Labuhan Maringgai
Kabupaten Lampung Timur. Jurnal Ekonomi dan Pendidikan. Vol. 7 No. 1.
BPS Nasional. (2020). Indeks Perdagangan Hasil – Hasil Pertanian dan
Perkebunan. Jakarta. BPS Nasional.
BPS Sultra. (2020). Komoditas Unggulan Pertanian dan Perkebunan Provinsi
Sulawesi Tengggara. Sultra. BPS Prov. Sutra.
Buton Utara Dalam Angka. (2020). Hasil-Hasil Perkebunan unggulan Daerah.
Kabupten Buton Utara. BPS Kab. Buton Utara.
Ilham. (2007). Peluang Sektor Pert.anian. Usaha Nasional
Juangsana. (2013). Strategi Pengembangan Agribisnis Komoditas Cengkeh Dalam
Meningkatkan Pendapatan Petani di Kabupaten Trenggalek. Jurnal Manajemen
Agribisnis. Vol. 13. No. 2.
Junaedi. (2014). Petani Tanpa Tapal Batas. Malang UB Press.
Kardinan, (2003). Tanaman Pengusir dan Pembasmi Nyamuk. Jakarta: Agro Media
Pustaka.
52

KBBI. (2019). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi Terbaru. Jakarta: Bumi Aksara.
Kecamatan Kambowa Dalam Angka. (2020). Hasil-Hasil Perkebunan Kecamatan
Kambowa. Data Rangkuman. Kecamatan Kambowa.
Mankiw, Gregory. (2016). Makroekonomi. Edisi Keempat. Jakarta. Erlangga.
Monografi Desa Mata. (2020). Jumlah Penduduk Desa Mata Berdasarkan Mata
Pencaharian. Kantor Desa Mata.
Muhibbin Syah, (2017) Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung. PT
Rodakarya
Mulyana, (2002). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosda Karya.
Narbuko. (2005). Metodologi Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara.
Rodjak. (2006). Manajemen Usaha Tani. Bandung: Pustaka Gratuna.
Sanudin dan Bambang. (2007). Kajian Sosial Ekonomi Masyarakat di DAS Asahan
Sumatera Utara. Jurnal. Penelitian sosial dan ekonomi Kehutanan. Vol. 4 No.
4 Desember 2007.
Singarimbun, Masri. (1995). Metode Penelitian Survey. Yogyakarta. LP3ES.
Soerjono (2007). Sosiologi satuan pengantar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Sugiono, (2019). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: PT.
Alfabet.
_______. (2016). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabet.
Thomas, (2007), Tanaman Obat Tradisional. Yogyakarta : Kanisus, pp: 22-24.
Widoyoko, (2012). Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian. Yokyakarta: Pustaka
Belajar.
Winartha. (2016). Metodologi Penelitian Sosial Ekonomi. Yogyakarta: PT. Andi
Offset.
Yunus, Hadi Sabari. (2016). Metodologi Penelitian Wilayah Kontemporer.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
LAMPIRAN
54

NAMA-NAMA RESPONDEN PENELITIAN

1. Amir 36. La Adidi


2. Jumadil Kacong 37. Bahtiar
3. Ayadi 38. Ahmad
4. Rakman 39. Anton
5. Jakati 40. Jafarudin S
6. Almin
7. La Rukai
8. Abas
9. Duila
10. La Bimba
11. Yusran
12. Dedi
13. Muhtar
14. Arsy
15. Sunaini
16. La Adi
17. Zania
18. Darwis
19. Rubli
20. Lantete
21. Ambati
22. Landema
23. Dulaman
24. Jambra Wila Gunawas
25. Sumarni
26. Erni
27. Sibasir
28. Jaharudin
29. Jafarudin
30. Ali Asa
31. Musalam Asa
32. Wa Baena
33. Asdin
34. Amjala
35. Sabarudin
55

KUISIONER PENELITIAN

Biodata Responden

Nama :

Tempat/tgl lahir :

Alamat :

Agama :

Pekerjaan :

Kondisi Sosial Ekonomi Petani Cengkeh

Indikator Penelitian

A. Kepemilikan Sumberdaya
1. Status Lahan
Apa status dari lahan cengkeh yang Bpk/Ibu usahakan ?
a. Milik Sendiri
b. Sewa
c. Sakap
Jika Sewa atau Sakap, berapa lama waktunya? .......................(Bln/Thn)
2. Luas Lahan
Berapa luas lahan cengkeh yang Bpk/Ibu usahakan? .........................(Ha)
3. Jumlah Anggota Rumahtangga
Berapa jumlah anggota rumahtangga Bpk/Ibu? ........................(Orang)
Laki-Laki ....................... (Orang) Perempuan ......................... (Orang)
Dari jumlah anggota rumahtangga yang Bpk/Ibu miliki tersebut, berapa anggota
rumahtangga yang Bpk/Ibu libatkan dalam usaha tanaman cengkeh?
.................... (Orang)
4. Biaya Produksi
56

Berapa jumlah biaya yang Bpk/Ibu gunakan dalam sekali panen tanaman
cengkeh ? Rp. ......................................
Dengan biaya sebesar itu, Bpk/Ibu pergunakan untuk membiayai kegiatan apa
saja dalam proses panen tersebut? Sebutkan !
.........................................................................
........................................................................
.........................................................................
.........................................................................
.........................................................................
..........................................................................
5. Jumlah Tanaman Cengkeh
Berdasarkan luas lahan yang telah disebutkan di atas, berapa jumlah pohon
cengkeh yang Bpk/Ibu tanami ? ................................ (Pohon)
Dari jumlah pohon cengkeh yang Bpk/Ibu tanami tersebut, berapa pohon
cengkeh yang aktif berproduksi ? .............................. (Pohon)

B. Produksi Tanaman Cengkeh


1. Dalam sekali musim panen, berapa jumlah produksi cengkeh yang Bpk/Ibu
dapatkan ? ........................(Kg/Ton)
2. Dari jumlah produksi cengkeh tersebut, apakah Bpk/Ibu memilih untuk
menjualnya semua ? Ya....... Tidak ..........
Jika tidak, berapa banyak yang disimpan ? ............... (Kg/Ton)
Apa alasan Bpk/Ibu memilih untuk menyimpan sebagian ? Sebutkan !
.....................................................................
.....................................................................
.....................................................................
Hasil produksi cengkeh yang Bpk/Ibu miliki, biasanya dipasarkan/dijual
kemana ? Sebutkan !
57

................................................................................................................................
....................................................................................................................
3. Berapa nilai jual cengkeh pada waktu panen ?
Rp. ................................ / Kg
Berapa nilai jual cengkeh pada waktu setelah panen ?
Rp. ............................... / Kg
4. Berapa jumlah uang yang Bpk/Ibu dapatkan dari hasil penjualan cengkeh dalam
sekali panen ? Rp. ...................................... (Ratus Ribu/Juta)
C. Pendapatan Petani Cengkeh
1. Berapa jumlah pendapatan kotor yang Bpk/Ibu miliki dari hasil produksi
cengkeh ? Rp. ............................................... (Ratus Ribu / Juta )
2. Pendapatan kotor yang Bpk/Ibu miliki tersebut, dikurangi dengan biaya-biaya
apa saja ? Sebutkan !
Biaya ..................................... Jumlah Rp. ...............................
Biaya .................................... Jumlah Rp. ...............................
Biaya ..................................... Jumlah Rp. ...............................
Biaya .................................... Jumlah Rp. ...............................
Biaya ..................................... Jumlah Rp. ...............................
Biaya .................................... Jumlah Rp. ...............................
3. Berapa jumlah pendapatan bersih yang Bpk/Ibu dapatkan dari hasil produksi
cengkeh tersebut ? Rp. ....................................... (Ratus Ribu / Juta)

D. Kemampuan Rumahtangga Petani Cengkeh


1. Berdasarkan pendapatan bersih yang Bpk/Ibu dapatkan dari hasil produksi
cengkeh tersebut, apakah mampu untuk memenuhi semua kebutuhan dasar
(sandang/pangan/papan) anggota rumahtangga ? Ya .............. Tidak .............
Jika Tidak, apa yang Bpk/Ibu kerjakan untuk menambah penghasilan
rumahtangga ? Sebutkan !
................................................ Hasil Rp. ...................................
58

................................................ Hasil Rp. ...................................


................................................ Hasil Rp. ...................................
................................................ Hasil Rp. ...................................
2. Apakah pendapatan dari produksi cengkeh tersebut, Bpk/Ibu mampu mengakses
layanan pendidikan bagi anggota rumahtangganya ?
Ya ..... Tidak .....
Jika tidak, sebutkan alasannya ..........................................................................
................................................................................................................................
....................................................................................................................
3. Berapa anggota rumahtangga Bpk/Ibu yang bersekolah ? Sebutkan !
SD / Sederajat ............. (Orang)
SMP/ Sederajat ............. (Orang)
SMA/ Sederajat ............. (Orang)
Stara-1 ............. (Orang)
Strata-2 ............. (Orang)
4. Berapa anggota rumahtangga Bpk/Ibu yang belum/tidak bersekolah ?
Sebutkan !
Belum Bersekolah ............ (Orang)
Tidak Bersekolah ............ (Orang)
5. Apakah dalam setahun terakhir ini ada anggota rumahtangga Bpk/Ibu yang
mengalami sakit ? Ya...... Tidak .......
Jika Ya ............. (Orang) Jenis Penyakit ........................................................
Jika ada anggota rumahtangga Bpk/Ibu yang mengalami sakit, biasanya
melakukan pengobatan di mana ? Sebutkan !
a. Dukun Kampung (Alasannya apa) ? ...........................................................
b. Bidan Desa (Alasannya apa) ? ....................................................................
c. Puskesmas Pembantu (Alasannya apa) ? ....................................................
d. Puskesmas Kecamatan (Alasannya apa) ? ..................................................
e. RS Daerah/Swasta (Alasannya apa) ? ........................................................
59

f. Lainnya .......................................................................................................
6. Apakah pendapatan dari produksi cengkeh tersebut, Bpk/Ibu mampu mengakses
layanan kesehatan bagi anggota rumahtangganya ?
Ya .... Tidak .....
Jika Tidak, sebutkan alasannya .......................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
Ucapan Terima Kasih dan Penghargaan yang setinggi-tingginya Peneliti haturkan
kepada Bpk/Ibu Petani Cengkeh di Desa Mata Kec. Kambowa yang telah bersedia di
wawancarai dan memberikan data sesuai keadaan yang sebenarnya.
60

HASIL WAWANCARA

Biodata Responden

Nama : AMIR

Tempat/tgl lahir : MATA, 29 APRIL 1976

Alamat : DESA MATA

Agama : ISLAM

Pekerjaan : PETANI

Kondisi Sosial Ekonomi Petani Cengkeh

Indikator Penelitian

B. Kepemilikan Sumberdaya
1. Status Lahan
Apa status dari lahan cengkeh yang Bpk/Ibu usahakan ?
Jawab: lahan yang saya miliki adalah milik saya sendiri dan suda punya
sertifikat atas nama saya
2. Luas Lahan
Berapa luas lahan cengkeh yang Bpk/Ibu usahakan?
Jawab: 3 (Ha)
3. Jumlah Anggota Rumahtangga
Berapa jumlah anggota rumahtangga Bpk/Ibu?
Jawab: anak saya 4 (Orang), Laki-Laki 3 (Orang) Perempuan 1(Orang)
Dari jumlah anggota rumahtangga yang Bpk/Ibu miliki tersebut, berapa anggota
rumahtangga yang Bpk/Ibu libatkan dalam usaha tanaman cengkeh?
Jawab: 3 orang saja karena yang satunya masi kecil
4. Biaya Produksi
Berapa jumlah biaya yang Bpk/Ibu gunakan dalam sekali panen tanaman
cengkeh ? jawab:kisaran Rp 15.000.000
61

Dengan biaya sebesar itu, Bpk/Ibu pergunakan untuk membiayai kegiatan apa
saja dalam proses panen tersebut?
Jawaba: Untuk gaji kariawan sama pembeli kopi dan gula pada saat patah
cengkeh
5. Jumlah Tanaman Cengkeh
Berdasarkan luas lahan yang telah disebutkan di atas, berapa jumlah pohon
cengkeh yang Bpk/Ibu tanami ?
Jawab: kisaran 600 pohon
Dari jumlah pohon cengkeh yang Bpk/Ibu tanami tersebut, berapa pohon
cengkeh yang aktif berproduksi ?
Jawab: alhamdulilah semuanya berbuah walaupun hanya bebrapa pohon saja
yang tidak berbuah full
B. Produksi Tanaman Cengkeh
1. Dalam sekali musim panen, berapa jumlah produksi cengkeh yang Bpk/Ibu
dapatkan ? jawab:1.300(Kg/Ton)
2. Dari jumlah produksi cengkeh tersebut, apakah Bpk/Ibu memilih untuk
menjualnya semua ?
Jawab: iya semuanya di jual
Jika tidak, berapa banyak yang disimpan ? ............... (Kg/Ton)
Apa alasan Bpk/Ibu memilih untuk menyimpan sebagian ? Sebutkan !
.....................................................................
.....................................................................
.....................................................................
Hasil produksi cengkeh yang Bpk/Ibu miliki, biasanya dipasarkan/dijual
kemana ?
Jawab: saya jual di kampung karena suda ada penada di kampung dan
harganya juga lumayan tinggi
3. Berapa nilai jual cengkeh pada waktu panen ?
Jawab: Rp 100.000/ Kg
62

Berapa nilai jual cengkeh pada waktu setelah panen ?


Jawab: harganya tetap sama dan tidak berubah
4. Berapa jumlah uang yang Bpk/Ibu dapatkan dari hasil penjualan cengkeh dalam
sekali panen ?
Jawab: Rp120.000.000 (Ratus Ribu/Juta)
C. Pendapatan Petani Cengkeh
1. Berapa jumlah pendapatan kotor yang Bpk/Ibu miliki dari hasil produksi
cengkeh ?
Jawab: sama Rp 120.000.000 (Ratus Ribu / Juta )
2. Pendapatan kotor yang Bpk/Ibu miliki tersebut, dikurangi dengan biaya-biaya
apa saja ? jawab: gaji kariawan,pembeli kopi dan gula kisaran Rp 15.000.000
3. Berapa jumlah pendapatan bersih yang Bpk/Ibu dapatkan dari hasil produksi
cengkeh jawab: Rp 105.000.000(Ratus Ribu / Juta)
D. Kemampuan Rumahtangga Petani Cengkeh
1. Berdasarkan pendapatan bersih yang Bpk/Ibu dapatkan dari hasil produksi
cengkeh tersebut, apakah mampu untuk memenuhi semua kebutuhan dasar
(sandang/pangan/papan) anggota rumahtangga ?
Jawab: alhamdullah mencukupi
Jika Tidak, apa yang Bpk/Ibu kerjakan untuk menambah penghasilan
rumahtangga ? Sebutkan !
................................................ Hasil Rp. ...................................
................................................ Hasil Rp. ...................................
................................................ Hasil Rp. ...................................
................................................ Hasil Rp. ...................................
2. Apakah pendapatan dari produksi cengkeh tersebut, Bpk/Ibu mampu mengakses
layanan pendidikan bagi anggota rumahtangganya ?
Jawab: iya saya mampu menyekolahkan anak-anak saya dengan hasil dari
cengkeh ini buktinya anak saya suda dua orang yang selesai sarjana
3. Berapa anggota rumahtangga Bpk/Ibu yang bersekolah ?
63

SD / Sederajat ............. (Orang)


SMP/ Sederajat ............. (Orang)
SMA/ Sederajat 1 (Orang)
Stara-1 2 (Orang)
Strata-2 ............. (Orang)
4. Berapa anggota rumahtangga Bpk/Ibu yang belum/tidak bersekolah ?
Sebutkan !
Belum Bersekolah 1 (Orang)
Tidak Bersekolah ............ (Orang)
5. Apakah dalam setahun terakhir ini ada anggota rumahtangga Bpk/Ibu yang
mengalami sakit ? iya hanya sakit demam biasa
Jika ada anggota rumahtangga Bpk/Ibu yang mengalami sakit, biasanya
melakukan pengobatan di mana ? Sebutkan !
a. Dukun Kampung (Alasannya apa) ? ...........................................................
b. Bidan Desa (Alasannya apa) ? ....................................................................
c. Puskesmas Pembantu (Alasannya apa) ? mudah terakses serta pelayanannya
mudah karena rata-rata pekerjanya semua dari desa ini
d. Puskesmas Kecamatan (Alasannya apa) ? ..................................................
e. RS Daerah/Swasta (Alasannya apa) ? ........................................................
f. Lainnya .......................................................................................................
6. Apakah pendapatan dari produksi cengkeh tersebut, Bpk/Ibu mampu mengakses
layanan kesehatan bagi anggota rumahtangganya ?
Iya mampu
64

Biodata Responden

Nama : LANDEMA

Tempat/tgl lahir : MATA, 09 DESEMBER 1989

Alamat : DESA MATA

Agama : ISLAM

Pekerjaan : PETANI

Kondisi Sosial Ekonomi Petani Cengkeh

Indikator Penelitian

C. Kepemilikan Sumberdaya
1. Status Lahan
Apa status dari lahan cengkeh yang Bpk/Ibu usahakan ?
Jawab: lahan yang saya miliki adalah milik saya sendiri dan suda punya
sertifikat atas nama saya
2. Luas Lahan
Berapa luas lahan cengkeh yang Bpk/Ibu usahakan?
Jawab: 6 (Ha)
3. Jumlah Anggota Rumahtangga
Berapa jumlah anggota rumahtangga Bpk/Ibu?
Jawab: anak saya 6 (Orang), Laki-Laki 4 (Orang) Perempuan 2 (Orang)
Dari jumlah anggota rumahtangga yang Bpk/Ibu miliki tersebut, berapa anggota
rumahtangga yang Bpk/Ibu libatkan dalam usaha tanaman cengkeh?
Jawab: 6 orang
4. Biaya Produksi
Berapa jumlah biaya yang Bpk/Ibu gunakan dalam sekali panen tanaman
cengkeh ? jawab:kisaran Rp 30.000.000
65

Dengan biaya sebesar itu, Bpk/Ibu pergunakan untuk membiayai kegiatan apa
saja dalam proses panen tersebut?
Jawaba: Untuk gaji kariawan
5. Jumlah Tanaman Cengkeh
Berdasarkan luas lahan yang telah disebutkan di atas, berapa jumlah pohon
cengkeh yang Bpk/Ibu tanami ?
Jawab: kisaran 1.200 pohon
Dari jumlah pohon cengkeh yang Bpk/Ibu tanami tersebut, berapa pohon
cengkeh yang aktif berproduksi ?
Jawab: semuanya berbuah
B. Produksi Tanaman Cengkeh
1. Dalam sekali musim panen, berapa jumlah produksi cengkeh yang Bpk/Ibu
dapatkan ? jawab:2.500(Kg/Ton)
2. Dari jumlah produksi cengkeh tersebut, apakah Bpk/Ibu memilih untuk
menjualnya semua ?
Jawab: iya semuanya di jual
Jika tidak, berapa banyak yang disimpan ? ............... (Kg/Ton)
Apa alasan Bpk/Ibu memilih untuk menyimpan sebagian ? Sebutkan !
.....................................................................
.....................................................................
.....................................................................
Hasil produksi cengkeh yang Bpk/Ibu miliki, biasanya dipasarkan/dijual
kemana ?
Jawab: saya jual di kampung
3. Berapa nilai jual cengkeh pada waktu panen ?
Jawab: Rp 100.000/ Kg
Berapa nilai jual cengkeh pada waktu setelah panen ?
Jawab: harganya tetap sama dan tidak berubah
66

4. Berapa jumlah uang yang Bpk/Ibu dapatkan dari hasil penjualan cengkeh dalam
sekali panen ?
Jawab: Rp250.000.000(Ratus Ribu/Juta)
C. Pendapatan Petani Cengkeh
1. Berapa jumlah pendapatan kotor yang Bpk/Ibu miliki dari hasil produksi
cengkeh ?
Jawab: sama Rp 250.000.000 (Ratus Ribu / Juta )
2. Pendapatan kotor yang Bpk/Ibu miliki tersebut, dikurangi dengan biaya-biaya
apa saja ? jawab: gaji kariawan, Rp 30.000.000
3. Berapa jumlah pendapatan bersih yang Bpk/Ibu dapatkan dari hasil produksi
cengkeh jawab: Rp 220.000.000 (Ratus Ribu / Juta)
D. Kemampuan Rumahtangga Petani Cengkeh
1. Berdasarkan pendapatan bersih yang Bpk/Ibu dapatkan dari hasil produksi
cengkeh tersebut, apakah mampu untuk memenuhi semua kebutuhan dasar
(sandang/pangan/papan) anggota rumahtangga ?
Jawab: alhamdullah mencukupi
Jika Tidak, apa yang Bpk/Ibu kerjakan untuk menambah penghasilan
rumahtangga ? Sebutkan !
................................................ Hasil Rp. ...................................
................................................ Hasil Rp. ...................................
................................................ Hasil Rp. ...................................
................................................ Hasil Rp. ...................................
2. Apakah pendapatan dari produksi cengkeh tersebut, Bpk/Ibu mampu mengakses
layanan pendidikan bagi anggota rumahtangganya ?
Jawab: iya saya mampu menyekolahkan anak-anak saya dengan hasil dari
cengkeh ini
3. Berapa anggota rumahtangga Bpk/Ibu yang bersekolah ?
SD / Sederajat ............. (Orang)
SMP/ Sederajat 1 (Orang)
67

SMA/ Sederajat 1 (Orang)


Stara-1 4 (Orang)
Strata-2 ............. (Orang)
4. Berapa anggota rumahtangga Bpk/Ibu yang belum/tidak bersekolah ?
Sebutkan !
Belum Bersekolah 1 (Orang)
Tidak Bersekolah ............ (Orang)
5. Apakah dalam setahun terakhir ini ada anggota rumahtangga Bpk/Ibu yang
mengalami sakit ? iya hanya sakit demam dan flu
Jika ada anggota rumahtangga Bpk/Ibu yang mengalami sakit, biasanya
melakukan pengobatan di mana ? Sebutkan !
a. Dukun Kampung (Alasannya apa) ? ...........................................................
b. Bidan Desa (Alasannya apa) ? ....................................................................
c. Puskesmas Pembantu (Alasannya apa) ? mudah terakses serta pelayanannya
mudah karena rata-rata pekerjanya semua dari desa ini biar tengah malam di
bangunkan mereka selalu melayani.
d. Puskesmas Kecamatan (Alasannya apa) ? ..................................................
e. RS Daerah/Swasta (Alasannya apa) ? ........................................................
f. Lainnya .......................................................................................................
6. Apakah pendapatan dari produksi cengkeh tersebut, Bpk/Ibu mampu mengakses
layanan kesehatan bagi anggota rumahtangganya ?
Iya mampu
68

GAMBAR DOKUMENTASI PENELITIAN

Foto Bersama Responden


69

Foto Bersama Responden


70

Foto Bersama Responden


71

Foto Bersama Responden

Foto Tanaman Cengkeh Petani Desa Mata


72
73

Foto Cengkeh Yang Di Jemur


74

Anda mungkin juga menyukai