Anda di halaman 1dari 38

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DENGAN MINAT DAN

PRESTASI BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN


BAHASA INDONESIA KELAS V SD INPRES LOKA
KABUPATEN BANTAENG

PROPOSAL

Oleh

KHAERUNNISA

NIM 1054011052 16

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

2021

i
ii

Daftar Isi
BAB I
PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah.........................................................................1
B. Rumusan Masalah penelitian.................................................................5
C. Tujuan Penelitian....................................................................................6
D. Manfaat Penelitian..................................................................................6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA..........................................................................................8
A. Landasan Teori........................................................................................8
1. Penelitian Yang Relevan.....................................................................8
2. Teori Pendukung..............................................................................10
3. Pengertian Belajar.............................................................................11
4. Prestasi Belajar..................................................................................11
5. Bahasa Indonesia...............................................................................14
6. Motivasi Belajar.................................................................................17
B. KerangkaPikir.......................................................................................24
C. Hipotesis.................................................................................................26
BAB III
METODE PENELITIAN.......................................................................................26
A. Rancangan Penelitian............................................................................26
1. Jenis Penelitian...................................................................................26
2. Tempat dan Waktu Penelitian..........................................................26
B. Populasi dan Sampel.............................................................................26
C. Definisi Operasional Variabel..............................................................27
D. Instrumen Penelitian.............................................................................28
E. Teknik pengumpulan data....................................................................31
F. Teknik Analisis Data.............................................................................32

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan suatu hal yang penting dan sangat bermanfaat

dalam kehidupan peserta didik. Melalui pendidikan peserta didik

dibimbing,dididik dengan tujuan menjadikan anak didik beriman dan betaqwa

kepada TuhanYang Maha Esa, berakhlak mulia,bertanggung jawab. Kehidupan

akan menjadi lebih baik karena pendidikan mengajarkan baik dari aspek sikap,

pengetahuan dan keterampilan yang memungkinkan terciptanya gererasi yang

terampil, kreatif, cerdas, berwawasan dan mempertebal semangat kebersamaan

agar dapat membangun diri sendiri dan besama-sama membangun bangsa.

Sesuai dengan tujuan pendidikan nasional yang dituangkan dalam UU

No.20 Tahun 2003 Pasal 3 Tentang Sistem Pendidikan Nasional,yaitu: Pendidikan

Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta

peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan potensi peserta

didik agar menjadi manusia yangberiman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha

Esa, berakhlak mulia,sehat, berilmu, cakap kreatif dan menjadi warga Negara

yang demokratis serta bertanggung jawab.

Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 ayat 1 tentang Sistem

Pendidikan Nasional bahwa:

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana


belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.

1
2

Dalam hal ini berarti pendidikan bertujuan untuk mewujudkan suasana

belajar yang aktif sehingga dapat meningkatkan potensi yang ada dalam diri

siswa.Pendidikan harus tetap menjadi prioritas utama untuk meningkatkan

kualitas bangsa. Tugas lembaga sekolah salah satunya adalah menyiapkan peserta

didik agar dapat mencapai perkembangan secara optimal. Peserta didik dikatakan

dapat mencapai perkembangannya secara optimal apabila dapat memperoleh

prestasi belajar yang baik.

Proses pembelajaran yang harus dilakukan disekolah adalah

merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi kegiatan pembelajaran.

Evaluasi adalah kegiatan mengukur dan menilai hasil belajar siswa yang

kemudian digunakan untuk mengetahui prestasi belajar. Untuk mendapatkan

prestasi belajar yang baik bukanlah hal yang mudah, karena keberhasilan siswa

dipengaruhi oleh beberapa faktor dan memerlukan usaha yang besar untuk

meraihnya.

Berhasil atau tidaknya seseorang dalam belajar disebabkan beberapa faktor

yang mempengaruhi pencapaian prestasi belajar yaitu berasal dari dalam diri

orang yang belajar (internal) meliputi kesehatan, intelegensi dan bakat, motivasi,

minat dan cara belajar serta ada pula dari luar dirinya (eksternal) meliputi

lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan sekitar.

Prestasi belajar yang rendah disebabkan oleh banyak faktor salah satunya

adalah motivasi belajar. Motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal

pada siswa-siswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku,

pada umumnya dengan beberapa indikator atau unsur yang mendukung.


3

Keberhasilan siswa dalam pembelajaran disekolah dapat dilihat dari

prestasi belajar siswa. Oleh karena itu, guru sangat berperan penting dalam

meningkatkan keinginan belajar misalnya membangkitkan semangat siswa dalam

belajar, menciptakan kelas yang kondusif dan menyenangkan, menggunakan

metode pembelajaran yang sesuai dan menarik sehingga dapat menunjang

kegiatan pembelajaran.

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan oleh penulis di kelas V SD

Inpes Loka Kabupaten Bantaeng Tahun ajaran 2019/2020 didapatkan bahwa

prestasi belajar Bahasa Indonesia siswa kelas V masih rendah. Daftar Nilai Guru

Kelas V SD Inpes Loka Kabupaten Bantaeng tergolong rendah yaitu dapat dilihat

dari jumlah siswa yang memperoleh nilai 75 keatas hanya sebanyak 10 siswa

dengan persentase 31%, sedangkan jumlah siswa yang memperoleh nilai dibawah

75 sebanyak 16 siswa dengan persentase 69%. Artinya hanya sebesar 31% yang

dapat mencapai daya serap materi pelajaran, sedangkan 69% atau sebanyak 16

siswa belum mencapai daya serap minimal.

Siswa memiliki motivasi belajar rendah yang disebabkan siswa kurang

memiliki dorongan dalam lingkungan dan kebutuhan dalam belajar. Hasrat dan

keinginan siswa untuk berhasil. Hal ini terlihat saat kegiatan pembelajaran

berlangsung siswa asik bermain ketika guru menyampaikan materi. Seharusnya

dalam pembelajaran siswa memperhatikan guru yang menyampaikan materi

sehingga siswa dapat memahami materi yang telah diberikan guru kelas.

Ketika mengerjakan tugas siswa tidak mengerjakan dengan sungguh-

sungguh. Keinginan belajar siswa cenderung lemah. Hal ini dapat diketahui dari
4

sikap siswa ketika kegiatan pembelajaran berlangsung. Siswa cenderung kurang

memperhatikan pada saat guru memberikan pelajaran. Guru menggunakan metode

pembelajaran yang kurang menarik menyebabkan siswa menjadi bosan saat

mengikuti pembelajaran. Ketika kegiatan pembelajaran guru lebih banyak

menggunakan metode ceramah dalam penyampaian materi sehingga pembelajaran

lebih berpusat kepada guru. Hal tersebut juga membuat keaktifan atau antusiasme

belajar kurang, terlihat darisebagian siswa yang malas menjawab pertanyaan atau

bertanya dalam kegiatan pembelajaran.

Guru tidak pernah menggunakan media atau alat peraga saat pembelajaran

berlangsung hal tersebut menyebabkan siswa kurang memahami materi yang

disampaikan oleh guru. Seharusnya guru menggunakan media yang sesuai saat

penyampaian materi agar siswa lebih paham dan tertarik dalam kegiatan

pembelajaran. Namun fasilitas yang ada disekolah tersebut belum memadai unruk

memfasilitasi siswa dan guru. Juga faktor dari dalam individu yang

mempengaruhi belajar dan prestasi belajar.

Berhasil atau tidaknya seseorang dalam belajar disebabkan beberapa faktor

yang mempengaruhi pencapaian prestasi belajar yaitu berasal dari dalam diri

orang yang belajar (internal) meliputi kesehatan, intelegensi dan bakat, minat dan

motivasi, dan cara belajar serta ada pula dariluar dirinya (eksternal) meliputi

lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat, dan lingkungan sekitar.

Berdasarkan pendapat di atas, salah satu faktor internal yang

mempengaruhi prestasi belajar adalah faktor motivasi. Berdasarkan penelitian


5

pendahuluan yang dilakukan peneliti dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar

pada siswa kelas V SD Inpres Loka Kabupaten Bantaeng masih rendah.

Dari permasalahan dan hasil pemikiran yang telah dipaparkan diatas, maka

penulis mengemukakan judul “Hubungan Antara Motivasi Belajar dengan

Minat dan Prestasi Belajar Peserta Didik Mata Pelajaran Bahasa Indonesia

Kelas V SD Inpres Loka Kabupaten Bantaeng ”.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada penelitian ini adalah : “Apakah ada Hubungan

Antara Motivasi Pembelajaran dengan Minat dan Prestasi Belajar Peserta Didik

Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas V SD Inpes Loka Kabupaten Bantaeng ”?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Hubungan Antara Motivasi

Pembelajaran dengan Minat dan Prestasi Belajar Peserta Didik Mata Pelajaran

Bahasa Indonesia Kelas V SD Inpes Loka Kabupaten Bantaeng.

D. Manfaat Penelitian

Ada dua manfaat yang diterapkan dari penelitian ini yaitu:


1. Manfaat Teoritis

Secara Teoritis hasil penelitin ini diharapkan mampu memberikan

sumbangan wawasan dan ilmu pengetahuan dalam bidang pendidikan khususnya

Pendidikan Guru Sekolah Dasar yang nantinya setelah menj adi guru dapat

membantu peserta didik dalam meningkatkan prestasi belajarnya di sekolah.


6

2. Manfaat Praktis

Manfaat secara praktis dari hasil penelitian yaitu :

a. Bagi siswa

Membantu siswa untuk lebih termotivasi dalam meningkatkan prestasi

belajarnya di sekolah.

b. Bagi guru

Menambah informasi bagi guru tentang hubungan motivasi belajardengan

prestasi siswa sehingga guru dapat memberikan bantuan dan menumbuhkan

motivasi belajar siswa, terutama kepada siswa yang prestasi belajarnya rendah

di sekolah sehingga prestasi belajarnya dapat meningkat.

c. Bagi sekolah

Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas belajar mengajar

di V SD Inpres Loka Kabupaten Bantaeng. Ruang lingkup waktu dalam

penelitian ini adalah tahun 2021/2022.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Penelitian Yang Relevan

Penelitian ini mengacu pada penelitian yang terdahulu yang dilakukan

oleh:

a. Penelitian ini dilakukan oleh Amni Fauziah, Asih Rosnaningsih, dan Samsul

Azhar dengan judul “Pengaruh Persepsi Siswa tentang Metode Mengajar

Guru dan Minat Belajar terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Siswa Kelas XI

IPS SMA Negeri 4 Yogyakarta Tahun Ajaran 2016/2017”. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara motivasi

belajar dengan minat belajar siswa kelas IV SDN Poris gaga 05 Kota

Tangerang dengan nilai r hitung 0,889 lebih besar dari r tbel 0,264 atau 0,89

> 0,264 dengan tingkat hubungan sangat kuat. Terdapat hubungan yang

positif antaar motivasi belajar dengan minat belajar siswa kelas IV SDN Poris

gaga 05 Kota Tangerang dengan koefisien determinasi yaitu 0,889 x 0,889 x

100 = 0,791%.

b. Penelitian ini dilakukan oleh Sri Anisa yang dilakukan pada tahun 2018

dengan judul “Pengaruh Minat dan Motivasi Belajar Siswa terhadap Prestasi

Belajar Bahasa Indonesia”. Hasil penelitian : 1) Terdapat pengaruh yang

signifikan minat belajar dan motivasi belajar secara bersama-sama terhadap

prestasi belajar Bahasa Indonesia siswa SMK Swasta di Kabupaten

Indramayu. Hal ini dibuktikan dengan perolehan nilai Sig. 0,000 < 0,05 dan

8
9

Fh = 15,247.2). Terdapat pengaruh yang signifikan minat belajar terhadap

prestasi belajar Bahasa Indonesia siswa SMK Swasta di Kabupaten

Indramayu. Hal ini dibuktikan dengan perolehan nilai Sig. 0,000 < 0,05 dan

th = 3,733. 3)Terdapat pengaruh yang signifikan motivasi belajar terhadap

prestasi belajar Bahasa Indonesia siswa SMK Swasta di Kabupaten

Indramayu. Hal ini dibuktikan dengan perolehan nilai Sig. 0,015 < 0,05 dan

th = 2,498.

c. Penelitian ini dilakukan oleh Ni Wyn. Dian Pratiwi , I.G.A. Agung Sri Asri,

M.G. Rini Kristiantari yang dilakukan pada tahun 2018 dengan judul

“Hubungan Motivasi Dengan Prestasi Belajar Siswa”. Terdapat hubungan

antara motivasi siswa dengan prestasi belajar siswa. Arah korelasi adalah

positif karena nilai r positif, berarti semakin tinggi motivasi maka semakin

meningkatkan prestasi belajar siswa. Dengan demikian, dapat disimpul-kan

bahwa motivasi berhubungan dengan prestasi belajar siswa kelas V SD

Negeri Gugus 1 Kuta Selatan Tahun Ajaran 2016/2017.

2. Pembelajaran Bahasa Indonesia

Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan

baik dan benar,baik secara lisan maupun tulis,serta menumbuhkan apresiasi

terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia. Belajar berbahasa adalah

belajar berkomunikasi, baik lisan maupun tulisan. Pembelajaran bahasa Indonesia

dikembalikan pada kedudukan yang sebenarnya, yaitu melatih siswa untuk aktif

mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis .


10

Menurut Suyanto (Mesiono 2017:235) bahasa sebagai alat komunikasi

antara anggota masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap

manusia. Kedua, bahasa adalah sistem komunikasi yang menggunakan simbol-

simbol vokal (bunyi ujaran) yang bersifat arbitrer. Tarigan memberikan dua

definisi bahasa. Pertama, bahasa adalah suatu sistem yang sistematis, barangkali

juga untuk sistem generatif. Kedua, bahasa adalah seperangkat lambang-lambang

manasuka atau simbol-simbol.

Abidin (2017: 7) Pembelajaran adalah proses yang secara kreatif menuntut

murid melakukan sejumlah kegiatan sehingga murid benar-benar membangun

pengetahuannya secara mandiri dan berkembang pula kreatifitasnya.

Munirah (2015:7) Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk

meningkatkan kemampuan murid untuk berkomunikasi dengan baik, baik secara

lisan maupun tulis. Disamping itu, pembelajaran bahasa Indonesia juga

diharapkan dapat menumbuhkan apresiasi peserta didik terhadap hasil karya

kesastraan manusia Indonesia tujuan mata pelajaran bahasa indonesia di sekolah

dasar.

a. Pengertian Bahasa Indonesia

Kamus Besar Bahasa Indonesia bahasa adalah sistem lambang bunyi yang

arbitre, yang dipergunakan oleh para anggota suatu masyarakat untuk bekerja

sama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan diri; percakapan (perkataan) yang

baik; tingkah laku yang baik; sopan santun.

Bahasa Indonesia mempunyai arti peranan penting bagi kehidupan

bermasyarakat berbangsa maupun bernegara. Bahasa Indonesia mempunyai


11

peranan penting juga dalam dunia pendidikan dapat di lihat dari kegiatan

pembelajaran yang bertujuan untuk mengembangkan kemampuan menggunakan

bahasa Indonesia dalam segala hal termasuk fungsinya, yaitu sebagai sarana

berkomunikasi, sarana persatuan, sarana berfikir dan sarana kebudayaan Nurul

Hidayah (Yuliana, 2018: 38)

Menurut Effendi (2015: 3) kemampuan berbahasa Indonesia dapat di

tingkatkan terus menerus melalui kegiatan belajar dan berlatih dengan

menggunakan bahasa Indonesia setiap hari. Sebagai warga Negara yang baik

seyogyanya mempelajari pemakaian bahasa Indonesia yang baik dan benar.

Bahasa Indonesia yang baik adalah bahasa Indonesia yang sopan, santun, dan

tidak menyatukan atau mencampurkan dengan kata-kata asing atau dialek.

Penggunaan yang mematuhi aturan atau kaidah tata bahasa Indonesia dan ejaaan

yang resmi.

Pembelajaran bahasa Indonesia bertujuan untuk menjadikan siswa memiliki

keempat keterampilan dalam menyampaikan materi yang sesuai dengan tema

kurikulum yang berlaku dan sudah ditentukan. Materi dan tema memiliki

kedudukan sebagai isi atau pesan, sedangkan proses penyampaiannya dilakukan

dengan proses komunikasi yang meliputi: menyimak, berbicara, membaca, dan

menulis.

b. Fungsi Bahasa Indonesia

Berdasarkan pendapat Keraf (Finoza, 2013:9) yang menyatakan bahwa

dalam literatur bahasa, para ahli umumnya merumuskan fungsi bahasa bagi setiap

orang ada empat, yaitu:


12

1) Sebagai alat komunikasi;

2) Sebagai alat mengekspresikan diri;

3) Sebagai alat berintegrasi dan beradaptasi sosial;

4) Sebagai alat kontrol sosial.

Bagi sosiolinguistik konsep bahwa bahasa adalah alat atau berfungsi untuk

menyampaikan pikiran dianggap terlalu sempit, sebab dikemukakan Fishman

bahwa yang menjadi persoalan sosiolinguistik adalah “Who speak what

languageto whom, when and to what end”. Oleh karena itu, fungsi-fungsi bahasa

itu, antara lain, dapat dilihat dari sudut penutur, pendengar, topik, kode dan

amanat pembicaraan.

Fungsi bahasa Indonesia bagi bangsa Indonesia ialah sebagai pemersatu

suku-suku bangsa di Republik Indonesia yang beranekaragam. Menurut fungsi

dan kedudukan bahasa Indonesia antara lain: bahasa Indonesia sebagai bahasa

negara dan bahasa resmi; bahasa Indonesia sebagai Bahasa Persatuan; bahasa

Indonesia sebagai Bahasa Ilmu Pengetahuan, teknologi dan seni; bahasa

Indonesia sebagai Bahasa dalam pembangunan.

Menurut E. Zainal Arifin dan S. Tamran Tasa (Yuliana, 41: 2018)

didalam kedudukannya sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia berfungsi

sebagai:

1) Lambang kebanggaan kebangsaan

2) Lambang identitas Nasional.

3) Alat perhubungan antar warga, antar daerah, dan antar budaya.


13

4) Alat yang memungkinkan penyatuan berbagai-bagai suku bangsa dengan latar

belakang sosial budaya dan bahasanya masuk kedalam kesatuan kebangsaan

Indonesia.

Di dalam kedudukannnya sebagai Negara, bahasa Indonesia berfungsi

sebagai:

1) Bahasa resmi kenegaraan

2) Bahasa pengantar didalam dunia pendidikan.

3) Alat perhubungan pada tingkat nasional untuk kepentingan perencanaan dan

pelaksanaan pembangunan.

4) Alat pengembangan kebudayaan ilmu pengetahuan dan teknologi

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahasa Indonesia

berfungsi sebagai alat menyebarluaskan sastra Indonesia yang dapat dipakai.

Sasta Indonesia berperan sangat penting dari segi estetis bahasa sehingga bahasa

Indonesia menjadi bahasa yang penting dalam dunia internasional.

a. Tujuan Mata Pelajaran Bahasa Indonesia

Menurut Yuliana (2018:42) tujuan mata pelajaran Bahasa Indonesia

bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut :

1) Berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang ada, baik

secara lisan maupun tulis.

2) Menghargai dan bangga menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa

persatuan dan bahasa negara.

3) Memahami bahasa Indonesia dengan menggunakannya secara tepat dan

kreatif untuk berbagai tujuan yang dicapai.


14

4) Menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan intelektual,

serta kematangan emosional dan sosial.

5) Menikmati dan memanfaatkan karya sasta untuk memperluas wawasan,

memperbaiki budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dalam

kemampuan berbahasa.

6) Menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khazanah budaya

dan intelektual manusia Indonesia.

3. Pengertian Belajar

Menurut Kurniawan (2014:2) mengemukakan bahwa belajar itu sebagai

proses aktif internal individu dimana melalui pengalamannya berinteraksi dengan

lingkungan menyebabkan terjadinya perubahan tingkah laku yang relative

permanen.

Menurut Abdullah Sani (2015:4) belajar adalah perubahan persepsi dan

pengalaman tertata dalam bentuk struktur kognitif.

Dari beberapa pengertian belajar diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa

belajar adalah suatu aktivitas yang dilakukan seseorang dengan sengja dalam

keadaan sadar untuk memperoleh konsep, pemahaman atau pengetahuan baru

sehingga memungkinkan seseorang terjadinya perubahan perilaku yang relative

tetap baik dalam berpikir, merasa maupun dalam bertindak.

4. Prestasi Belajar

a. Pengertian Prestasi belajar

Kata prestasi belajar berasal dari bahasa belanda “prestatile” kemudian

dalam bahsa Indonesia menjadi prestasi yang berarti hasil usaha. Kata ini banyak
15

digunakan dalam berbagai bidang kegiatan lain seperti olahraga kesenian dan

pendidikan. Di dalam lingkup pendidikan setiap jangka waktu tertentu, diadakan

suatu tes untuk mengetahui tingkap penyerapan siswa terhadap bahan pelajaran

yang telah diberikan. Berdasarkan hasil tersebut selanjutnya guru mengadakan

penilaian terhadap prestasi belajar yang dicapai oleh siswa dalam proses

pembelajarannya. Dari hasil evaluasi tersebut, seharusnya guru akan memberikan

penilaian terhadap prestasi belajar yang dicapai setiap siswa. Prestasi belajar

adalah hasil dari pengukuran terhadap siswa setelah mengikuti proses

pembelajaran.

Menurut Djamarah ( Kurniawan 2018 : 61) prestasi belajar adalah hasil

yang diperoleh berupa kesan-kesan yang mengakibatkan perubahan dalam diri

individu sebagai hasil dari aktivitas dalam belajar. Sedangkan, Menurut Surtinah

Tirtinegoro ( S. Dewi , 2017:101) menjelaskan bahwa “prestasi belajar adalah

penilaian hasil usaha kegiatan belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol

angka, huruf maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang sudah dicapai

oleh setiap anak didik dalam periode tertentu”.

Berdasarkan pendapat ahli di atas, penulis menyimpulkan bahwa prestasi

belajar adalah hasil pengukuran terhadap siswa yang telah mengikuti pelajaran

yang diberikan berupa nilai atau angka dari guru kepada muridnya dalam jangka

waktu tertentu. Prestasi belajar merupakan suatu tolak ukur keberhasilan siswa

dalam mencapai tujuan pembelajaran yangtelah ditetapkan.

b. Faktor yang mempengaruhi prestasi belajar


16

Prestasi belajar merupakan hasil interaksi antara beberapa faktor yang

mempengaruhi baik dari dalam maupun dari luar. Menurut Dalyono (Ermelinda,

2017:232) berhasil atau tidaknya seseorang dalam belajar disebabkan beberapa

faktor yang mempengaruhi pencapaian prestasi belajar yaitu berasal dari dalam

diri orang yang belajar (internal) meliputi kesehatan, intelegensi dan bakat, minat

dan motivasi, dan cara belajar serta ada pula dari luar dirinya (eksternal) meliputi

lingkungan keluarga, sekolah,ma syarakat, dan lingkungan sekitar.

Menurut Slameto (Ayuning 2016:3) faktor-faktor yang mempengaruhi

prestasi belajar digolongkan menjadi dua, yaitu faktor internal dan faktor

eksternal. Faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang

belajar, sedangkan faktor eksternal adalah faktor yang ada di luar individu.

Berikut faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar:

1) Faktor internal yaitu faktor yang ada didalam diri individu yang sedang

belajar. Faktor internal terdiri dari:

a) Faktor jasmaniah (kesehatan dan cacat tubuh).

b) Faktor psikologis (intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan

dan kesiapan).

c) Faktor kelelahan.

2) Faktor eksternal yaitu faktor yang ada di luar individu. Faktor eksternal

terdiri dari:

a) Faktor keluarga (cara orang tua mendidik, relasi antara anggota keluarga,

suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, dan latar

belakang kebudayaan).
17

b) Faktor sekolah (metode mengajar, kurikulum, relasi siswa dengan siswa,

disiplin sekolah, waktu sekolah, standar pelajaran di atas ukuran, keadaan

gedung, metode belajar, dan tugas rumah).

c) Faktor masyarakat (kegiatan siswa dalam masyarakat, media masa, teman

bergaul, dan betuk kehidupan masyarakat).

Berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar tersebut,

diketahui bahwa faktor-faktor tersebut berkontribusi besar dalam pencapaian

prestasi belajar siswa. Faktor-faktor tersebut saling berinteraksi dalam pencapaian

prestasi belajar siswa dan juga menjadi penunjang keberhasilan siswa dalam

belajar. Sehingga, untuk menghasilkan siswa yang berprestasi, seorang pendidik

haruslah mampu mensinergikan semua faktor di atas dalam pembelajaran di kelas.


18

5. Motivasi Belajar

a. Pengertian Motivasi

Motivasi adalah suatu stimulus atau dorongan dari dalam maupun dari luar

siswa untuk belajar secara aktif. Menurut Uno Hamzah (2016: 23) Motivasi

belajar dapat timbu karena faktor intrinsik, berupa hasrat dan keinginan berhasil

dan dorongan kebutuhan belajar, harapan akan cita-cita. Sedangkan faktor

ektrinsiknya adanya penghargaan, lingkungan belajar yang kondusif, dan kegiatan

belajar yang menarik.

Menurut Kompri (2015: 231) Keinginan seorang anak perlu dibarengi

dengan kemampuan atau kecakapan dalam pencapaiannya.

1) Kondisi siswa

Kondisi siswayang meliputi kondisi jasmani dan rohani mempengaruhi

motivasi belajar.

2) Kondisi lingkungan siswa

Lingkungan siswa dapat berupa keadaan alam, lingkungan tempat tinggal,

pergaulan sebaya, dan kehidupan bermasyarakat. Sardiman (2014:73) Motivasi

merupakan dorongan untuk seseorang melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan

tertentu. Dorongan merupakan kekuatan mental yang berorientasi pada

pemenuhan harap dan pencapaian tujuan. Dorongan yang berorientasi pada tujuan

merupakan inti dari pada motivasi.

Berdasarkan pemaparan diatas penulis menarik kesimpulan bahwa

motivasi adalah suatu perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai
19

dengan doronganuntuk melakukan aktivitas dan usaha-usaha yangdilakukan untuk

mencapai tujuan.

b. Pengertian Motivasi Belajar

Motivasi belajar mempunyai peranan penting dalam kegiatan belajar

seseorang. Motivasi belajar menurut Uno Hamzah (2016:23) adalah dorongan

internal dan eksternal pada siswa-siswa yang sedang belajar untuk mengadakan

perubahan tingkah laku, pada umumnya dengan beberapa indikator atau unsur

yang mendukung. Sedangkan Menurut Uno Hamzah (2016: 23) motivasi dan

belajar merupakan dua hal yang saling memengaruhi. Belajar adalah perubahan

tingkah laku.

Secara relatif permanen dan secara potensial terjadi sebagai hasil dari

praktik atau penguatan (reinforced practice) yang dilandasi tujuan untuk

mencapai tujuan tertentu. Motivasi belajar dapat timbul karena faktor intrinsik,

berupa hasrat dan keinginan berhasil dan dorongan kebutuhan belajar, harapan

akan cita-cita. Sedangkan faktor ekstrinsiknya adalah penghargaan, lingkungan

belajar yang kondusif, dan kegiatan belajar yang menarik. Namun, kedua faktor

tersebut disebabkan oleh rangsangan tertentu, sehingga seseorang berkeinginan

untuk melakukan aktivitas belajar yang lebih giat dan semangat.

Kekuatan mental tersebut berupa keinginan, perhatian, kemauan atau cita-

cita. Adanya keinginan atau cita-cita, maka siswa akan bersungguh-sungguh

dalam mengikuti pembelajaran. Siswa akan memperhatikan penjelasan dari guru

dan ikut berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran. Hal ini sejalan dengan

pendapat Sardiman (2016:73) mengatakan motivasi belajar adalah keseluruhan


20

daya penggerak dari dalam diri siswa yang menimbulkan keinginan belajar, yang

menjamin kelangsungan kegiatan belajar dan memberi arah pada kegitan belajar

sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai. Motivasi

mempunyai peranan penting dalam kegiatan belajar seseorang.

Motivasi merupakan salah satu faktor yang menentukan keberhasilan

dalam proses belajar, karena tanpa adanya motivasi mustahil seorang siswa dapat

berhasil dalam belajar. Menurut Uno (2019:16) indikator dari motivasi belajar

dapat diklasifikasikan, menjadi:

1. Adanya hasrat dan keinginan berhasil.

2. Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar.

3. Adanya harapan atau cita-cita masa depan.

4. Adanya penghargaan dalam belajar.

5. Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar.

6. Adanya lingkungan belajar yang kondusif, sehingga memungkinkan seseorang

siswa dapat belajar dengan baik.

Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, penulis menyimpulkan bahwa

motivasi belajar adalah daya penggerak atau dorongan internal maupun eksternal

pada seorang siswa untuk melakukan suatu perubahan dalam belajar baik kognitif,

afektif, dan psikomotor guna mencapai prestasi belajar yang optimal.

b. Fungsi Motivasi Belajar

Setiap kegiatan yang dilakukan pasti didasari oleh adanya motivasi, dan

motivasi berkaitan dengan tujuan. Sehubungan dengan hal tersebut ada tiga fungsi

motivasi yang disebutkan oleh Sardiman (Rusman 2016:4), yaitu:


21

1. Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang

melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak dari

setiap kegiatan yang akan dikerjakan.

2. Menentukan arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang hendak dicapai.

Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dari kegiatan yang harus

dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya.

3. Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan yang harus

dikerjakan secara serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan

perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.

Sedangkan menurut Sardiman (2015:85), yaitu:

1. Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang

melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak dari

setiap kegiatan yang akan dikerjakan.

2. Menentukan arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang hendak dicapai.

Dengan demikian motivasi dapat memberiakan arah dari kegiatan yang harus

dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya.

3. Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan yangharus

dikerjakan secara serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan

perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.

Berdasarkan pendapat kedua ahli di atas, penulis menyimpulkan bahwa

bentuk-bentuk motivasi belajar seseorang terdiri dari motivasi yang terdapat di

dalam diri siswa dan motivasi dari luar diri siswa. Kedua bentuk motivasi tersebut

sangat diperlukan demi suksesnya proses pembelajaran.


22

d. Indikator Motivasi Belajar

Hakikat motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada

siswa-siswa yang sedang belajar mengadakan perubahan tingkah laku, pada

umumnya dengan beberapa indikator atau unsur yang mendukung. Hal itu

mempunyai peranan besar dalam keberhasilan seseorang dalam belajar.

Menurut Uno (2016: 43) indikator motivasi belajar dapat diklasifikasikan

sebagai berikut:

1. Adanya hasrat dan keinginan berhasil;

2. Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar;

3. Adanya harapan dan cita-cita masa depan;

4. Adanya penghargaan dalambelajar;

5. Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar;

6. Adanya lingkungan belajar yang kondusif sehingga memungkinkan

seorang siswa dapat belajar dengan baik.

Dari penjelasan di atas indikator Motivasi Belajar di sd inpres loka

kabupaten bantaeng yakni adanya hasrat dan keinginan berhasil, adanya dorongan

dan kebutuhan dalam belajar, adanya harapan dan cita-cita masa depan, adanya

penghargaan dalam belajar, adanya kegiatan yang menarik dalam belajar, adanya

lingkungan belajar yang kondusif sehingga memungkinkan seorang siswa dapat

belajar dengan baik. Indikator tersebut merupakan tolak ukur yang digunakan

untuk mengetahui pengaruh motivasi belajar terhadap prestasi belajar di sekolah.

Pengaruh motivasi belajar terhadap prestasi belajar di sekolah motivasi

belajar merupakan suatu dorongan baik berasal dari internal maupun eksternal
23

siswa untuk melakukan proses belajar dan memberi dampak perubahan tingkah

laku pada siswa. Motivasi belajar timbul karena adanya rangsangan tertentu,

sehingga seseorang berkeinginan untuk melakukan aktivitas belajar yang lebih

giat dan semangat.

Jika siswa tidak memiliki suatu ketertarikan dan motivasi dalam

mempelajari akuntansi tentunya apapun yang akan disampaikan dan diajarkan

oleh guru tidak akan mengena dalam pikiran siswa dan sulit untuk memahami apa

yang akan disampaikan oleh sang guru. Berdasarkan penjelasan di atas telah

cukup jelas diterangkan dan apabila dikaitkan dengan prestasi belajar akuntansi

maka dapat dikatakan bahwa seseorang siswa tidak memiliki ketertarikan ataupun

motivasi untuk mempelajari akuntansi, tentunya akan menyebabkan rendahnya

prestasi belajar yang akan diraih oleh siswa tersebut.

Berbeda dengan siswa yang memiliki motivasi atau dorogan, ketertarikan

dan rasa ingin tahu yang kuat di mana hal-hal tersebut merupakan dorongan yang

sangat penting untuk menumbuhkan motivasi yang kuat dalam diri siswa sehingga

mempermudah siswa dalam menerima dan memahami pelajaran akuntansi yang

disampaikan oleh guru di kelas. Tugas yang diberikan oleh guru pembimbing

akan diselesaikan dengan senang hati dan tuntas. Di mana pada akhirnya hal

tersebut akan berdampak positif pada hasil belajar yang memuaskan yang akan

diterima oleh siswa tersebut. Dengan kata lain hubungan antara kedua variabel

tersebut adalah jika motivasi belajar siswa tinggi maka prestasi belajar siswa di

sekolah dasar juga akan meningkat.


24

B. Kerangka Pikir

Realita yang terjadi dalam dunia pendidikan sekarang ini adalah masih

banyaknya guru mengeluh karena hasil belajar dan motivasi belajar siswa

terhadap mata pelajaran bahasa Indonesia belum memuaskan. Seorang guru

mengharapkan agar peserta didik mampu menerima ilmu pengetahuan yang

diberikan dengan baik dan dapat membuat hasil belajar mereka menjadi

meningkat. Di sisi lain sebagian siswa mengeluhkan untul belajar bahasa

Indonesia, mereka menganggap bahasa Indonesia adalah pelajaran yang sulit.

Ketegangan yang dimunculkan guru dalam proses belajar membuat kreatifitas

siswa tersendat karena tekanan yang diberikan guru.

Akibatnya mereka sulit untuk berkonsentrasi untuk merekonstruksi

pengetahuan yang mereka miliki. Pada bagian ini akan dijelaskan hubungan

motivasi belajar dengan prestasi belajar siswa. Belajar merupakan suatu proses

perubahan dalam diri manusia yang tampakdalam perubahan tingkah laku sebagai

hasil pengalaman individu dalaminteraksi dengan lingkungannya perubahan

tersebut diantaranya meliputi aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. Dalam

proses belajar tidak semua siswa memperoleh keberhasilan belajar yang baik. Ada

banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar.

Menurut Sapto Haryoko (Sugiyono, 2019:109) kerangka berikir dalam

suatu penelitian perlu dikemukakan apabila dalam penelitian tersebut berkenaan

dua variabel atau lebih.

Apabila penelitian hanya membahas sebuah variabel atau lebih secara

mandiri, maka yang dilakukan peneliti disamping mengemukakan deskripsi


25

teoritis untuk masing-masing variabel, juga argumentasi terhadap variasi besaran

variabel yang teliti.

Pembelajaran Bahasa
Indonesia

Motivasi dan minat


belajar siswa rendah
1. Fasilitas

belajar

2. Perhatian
Faktor internal Faktor eksternal
Orangtua

1. Minat

2. Motivasi

3. Sikap

4. Tekad

Prestasi belajar siswa

Positif Negatif

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pikir


26

C. Hipotesis Penelitian

Penelitian dugaan dalam ranah penelitian seringkali muncul. Dugaan ini

lebih sering disebut dengan hipotesis. Menurut Sugiyono (2019:16) hipotesis

merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana

rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan.

Penulis cenderung menggunakan pendapat Purwanto bahwa hipotesis adalah

pernyataan atau dugaan sementara, terhadap permasalahan penelitian yang

kebenarannya masih lemah dan perlu dibuktikan kebenarannya.

Berdasarkan tinjauan pustaka dan kerangka pikir yang telah dikemukakan

diatas, maka penulis mengajukan hipotesis:

H0 : Tidak terdapat hubungan hubungan antara motivasi belajar dengan

minat dan prestasi belajar peserta didik mata pelajaran Bahasa

Indonesia Belas V SD Inpres Loka Kabupaten Bantaeng.

H1 : Terdapat hubungan hubungan antara motivasi belajar dengan minat

dan prestasi belajar peserta didik mata pelajaran Bahasa Indonesia

Kelas V SD Inpres Loka Kabupaten Bantaeng.


27
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini memakai metode kuantitatif, penelitian yang berpusat atau

menghasilkan angka-angka (data dekriptif). Jenis pengumpulan data dalam

penelitian ini adalah dengan melakukan penelitian lapangan (field research) yaitu

penelitian yang dilakukan dengan pengumpulan data dan informasi yang

diperoleh langsung dari responden dan mengamati secara langsung.

Menurut Sugiyono jenis penelitian ini berdasarkan metode ex post facto

adalah suatu penelitian yang dilakukan untuk meneliti peristiwa yang telah terjadi

dan kemudian melihat kebelakang untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat

menimbulkan kejadian tersebut.

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi Penelitian

Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V SD Inpres Loka

Kabupaten Bantaeng tahun ajaran 2021/2022 yang berjumlah 21 siswa.

Tabel 3.1
Populasi Siswa SD Inpres Loka Kabupaten Bantaeng

Kelas Siswa Jumlah


Laki-laki Perempuan
VA 13 8 21
Total 13 8 21
Sumber : SD Inpres Loka Kabupaten Bantaeng

26
27

2. Sampel Penelitian

Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan sampling jenuh.

Menurut Sugiyono (2016: 153), sampling jenuh merupakan cara yang digunakan

untuk menentukan sampel jika seluruh anggota populasi digunakan sebagai

sampel. Ini digunakan jika jumlah populasi relative kecil atau kurang dari 30

orang. Maka dalam penelitian ini, seluruh siswa kelas V SD Inpres Loka

Kabupaten Bantaeng yang berjumlah 21 siswa adalah sampel penelitian.

C. Definisi Operasional Variabel

1. Variabel Bebas

Variabel bebas dari penelitian ini yakni motivasi belajar. Motivasi

Belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada siswa yang sedang belajar

untuk mengadakan perubahan tingkah laku, pada umumnya dengan beberapa

indikator atau unsur yang mendukung.

2. Variabel Terikat

Variabel terikat pada penelitian ini yaitu minat dan prestasi belajar.

Adapun minat belajar yakni suatu keadaan atau kecenderungan seseorang untuk

mengetahui sesuatu dan memperhatikan disertai dengan perasaan senang dan

konsisten, sedangkan prestasi belajar adalah perubahan tingkah laku karena

pengalaman dan latihan yang diberikan berupa nilai atau angka dari guru kepada

muridnya dalam jangka waktu tertentu. Prestasi belajar dalam penelitian ini adalah

nilai semester genap mata pelajaran Bahasa Indonesia yang diperoleh siswa. Nilai

semester genap dikategorikan dalam dua kelompok yaitu lulus jika nilai sama
28

dengan nilai KKM atau lebih besar dari nilai KKM yaitu 75 dan tidak lulus jika

kurang dari nilai KKM yaitu 75.

D. Instrumen Penelitian

Adapun Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah angket dan

dokumentasi.

1. Angket

Angket merupakan seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis yang

ditujukan kepada responden guna memperoleh informasi. Dalam penelitian ini

instrumen yang dipakai adalah angket (kuesioner) dengan model skala likert.

Angket (kuesioner) yang memakai dalam penelitian ini adalah angket tertutup

dimana responden hanya memilih alternanatif jawababn.

Tabel 3.3 pembobotan item angket


Pilihan Jawaban Kategori
Sangat Setuju (SS) 5
Setuju (ST) 4
Ragu-ragu (RG) 3
Tidak Setuju (TS) 2
Sangar Tidak Setuju (STS) 1
Sumber: Sugiyono (2015: 136)

Tabel 3.4
Kisi-Kisi Angket
Aspek Indikator
1. Ketekunan dalam belajar
2. Minat dan perhatian
dalam belajar
Motivasi Belajar
3. Mandiri dalam belajar
4. Ulet dalam menhadapi
dalam belajar
1. Perasaan Senang
2. Ketertarikan
Minat Belajar
3. Keterlibatan siswa
4. Perhatian
Prestasi Belajar 1. Dapat menyimpulkan materi yang disampaikan
2. Dapat menjelaskan dan mendefinisikan secara
29

lisan materi yang disampaikan kepadanya


3. Bisa memberi contoh konkret dan
menggunakannya secara tepat
4. Dapat menggeneralisasi dan mengkritisi

2. Dokumentasi

Dokumentasi Menurut Sukmadinata (2016: 221) Studi dokumentar

(documentary study) merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan

menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis, gambit

maupun elektronik.

E. Teknik Analisis Data

1. Uji Pra Penelitian

a) Uji Validasi

Menurut Arifin (2019: 102) validasi (validity) berarti ketepatan.

Dalam arti sempit, validitas menunjukkan derajat ketepatan, kecermatan, dan

kesesuaian suatu instrument dalam melakukan fungsi pengukuran tertentu.

Maksudnya, apakah instrumen yang digunakan itu tepat, cermat, dan sesuai

dengan apa yang hendak diukur. Validitas menunjukkan derajat karena uji

validitas ada yang rendah, sedang, dan tinggi. Jika instrument evaluasi

kurang baik, maka mutu datanya yang diperoleh pun menjadi kurang baik.

Penelitian ini memakai uji validitas bertujuan untuk mengetahui

ketetapan butir untuk mengukur motivasi belajar. Untuk mengetahui

validitas instrumen pada penelitian ini memakai rumus korelasi product

moment dari Pearson dengan memakai bantuan SPSS versi 22.

Kriteria pengujian valid tidaknya tiap-tiap butir soal yaitu dengan cara
30

membandingkan r hitung dengan rtabel dari Pearson pada taraf signifikan

5%. Jika nilai rhitung adalah sama atau lebih besar dari r tabel, maka butir

dari instrumen yang dimaksud adalah valid. Sebaliknya jika rhitung lebih

kecil dari pada rtabel maka butir instrumen tidak valid.

b) Uji Reliabilitas

Menurut Arifin (2019: 106) reliabilitas adalah tingkat atau derajat

konsistensi dari suatu instrumen. Reliabilitas instrumen berkenaan dengan

pertanyaan, apakah suatu instrumen menunjukkan keajekan, teliti, dan dapat

dipercaya sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan. Suatu instrument

dapat dikatakan reliabel jika selalu memberikan hasil yang sama bila diteskan

pada kelompok yang sama pada waktu atau kesempatan yang berbeda.Uji

reliabilitas dalam penelitian ini memakai bantuan komputer program SPSS

versi 22 dengan uji keterandalan teknik Alpha Cronbach.

Tabel 3.4 Pedoman Menentukan Tingkat Keandalan Instrumen


Ukuran dari Cronbach
Hasil Uji Alpha Cronbach Derajat Keandalan
<0,5 Tidak dapat memakai
0,5-0,6 Jelek
0,6-0,7 Cukup/dapat diterima
0,7-0,9 Bagus
>0,9 Luar biasa bagus
Sumber: Silalahi (2015)

Kriteria pengambilan keputusan untuk menentukan reliabel atau tidak

bila 𝛼 lebih besar atau sama dengan 0,600 maka item tersebut reliabel. Bila 𝛼

lebih kecil dari 0,600 maka item tersebut tidak reliabel.

2. Uji Asumsi

Langkah-langkah yang digunakan untuk menganalisis hasil penelitian


31

yaitu:

a) Uji Normalitas

Uji normalitas merupakan uji kenormalan distribusi (pola) data. Dengan

demikian, uji normalitas ini mengamsumsikan bahwa, data tiap variable berasal

dari populasi yang berdistribusi normal. Untuk memperoleh hitungan peneliti

memanfaatkan program SPSS versi 22 for windows. Selanjutnya untuk

mengetahui apakah berdistribusi normal atau tidak, yaitu dengan membandingkan

signifikan dengan alpha 0,05. Jika signifikan hasil hitungan lebih besar dari 0,05

artinya distribusi data normal. Namun jikan signifikansi kurang dari 0,05 maka

distribusi data tidak normal.

b) Uji Linearitas

Uji linearitas merupakan uji kelinieran garis regresi. Memakai pada

analisis regresi linier sederhana dan analisis regresi ganda. Uji linearitas dilakukan

dengan cara mencari model garis regresi dari variabel X terhadap variabel

dependen Y1 dan Y2 . Berdasarkan model garis regresi tersebut, dapat diuji

linieritas garis regresinya.

Untuk mempercepat perhitungan uji linieritas, peneliti juga memanfaatkan

program SPSS versi 21.0 for windows. Selanjutnya apabila P-value lebih besar

dari alpha 0.05 maka garis regresi X terhadap Y linier.

3. Uji Hipotesis

a) Regresi Linier Sederhana

Adapun teknik analisis data yang digunakan untuk menjawab rumusan

masalah memakai regresi linier sederhana untuk mengetahui apakah variabel


32

independen yang ada dalam model mempunyai pengaruh terhadap variabel

dependen, yaitu Motivasi Belajar (X) terhadap Minat Belajar (Y1) Prestasi

Belajar (Y2). Peneliti memakai program SPSS versi 22.0 for windows untuk

mengolah data. Adapun langkah-langkah pengambilan keputusan output SPSS

adalah sebagai berikut:

1) Cara 1: jika Sig > 0,05 maka Ho diterima dan jika Sig < 0,05 maka Ho

ditolak.

2) Cara 2: jika thitung < ttabel maka H0 diterima, sebaliknya jika thitung >

ttabel maka Ho ditolak.

r : Untuk menentukan koefisien korelasi

R2 : Untuk menentukan koefisien determinasi.

Dilakukan uji untuk pengujian signifikansi regresi sederhana, yaitu untuk

melihat pengaruh antara variabel bebas dengan variabel terikat. Nilai t hitung

konstanta regresi, sedangkan t tabel dengan alfa adalah 0,05.

Jika hasil uji hipotesis menggunakan regresi sederhana menunjukkan Ho

ditolak maka artinya ada pengaruh antara variabel bebas dengan variabel terikat

sehingga perlu analisis lebih lanjut. Untuk mengetahui besar pengaruh variabel

bebas terhadap variabel terikat yaitu dengan melihat output SPSS tabel Anova B.

Untuk mengetahui berapa presentase variabel terikat dipengaruhi oleh variabel

bebas yaitu dengan cara mengalikan R Square dengan 100%. Persamaan regresi

sederhana dengan rumus:

𝑌̂ = a + bX
33

Keterangan:

Y: Subjek dalam variable dependen yang diprediksikan

a: Bilangan Konstan

b: Angka arah atau koefisien regresi, yang menunjukkan angka

peningkatan ataupun penurunan variabel dependen yang didasarkan

pada variable independen. Bila b (+) maka naik, Bila b (-) maka

terjadi penurunan.

X: Subjek pada variabel independent yang mempunyai nilai tertentu.

.
DAFTAR PUSTAKA

Abidin Y. 2017, Pembelajaran literasi. Jakarta Bumi Aksara.

Anisa, S. (2019). Pengaruh Minat dan Motivasi Belajar Siswa terhadap Prestasi
Belajar Bahasa Indonesia. Diskursus: Jurnal Pendidikan Bahasa
Indonesia, 1(01), 109-118.

Arikunto . 2016. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka


Cipta.

A.M, Sardiman. 2016. Interaksi dan Motivasi Mengajar. Jakarta: PT. Raja
Gravindo

Awe, E. Y., & Benge, K. (2017). Hubungan antara minat dan motivasi belajar
dengan hasil belajar ipa pada siswa SD. Journal of Education
Technology, 1(4), 231-238.

Dalyono.2017. Psikologi Pendidikan . Jakarta :Bineka Cipta.


.2015. Psikologi Pendidikan . Jakarta : Bumi Aksara.

Depdiknas . 2013. Undang-undang RI no.20 Tahun 2003. Tentang Sistem


Pendidikan Nasional.

Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. 2018. Strategi Belajar Mengajar.
Jakarta: Rineka Cipta

Effendi. 2015. Panduan Berbahasa Indonesia dengan Baik dan Benar. Jakarta:
Dunia Pustaka Jaya.

Finoza, Lamuddin. 2013. Komposisi Bahasa Indonesia: Untuk Mahasiswa


Nonjurusan Bahasa. Jakarta: Diksi Insan Mulia.

Fauziah, A., Rosnaningsih, A., & Azhar, S. (2017). Hubungan antara motivasi
belajar deng an minat belajar siswa kelas IV SDN Poris Gaga 05 kota
Tangerang. Jurnal Jpsd, 4(1), 47-53.

Finoza. 2013. Komposisi Bahasa Indonesia: Insan Mulia.

Hamzah B, Uno. 2012.a. Teori Motivasi Dan Pengukurannya. Jakarta: Bumi


Aksara.
2016.b. Teori Motivasi Dan Pengukurannya Analisis Dibidang
Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara.

35
36

Kompri. 2015. Motivasi Pembelajaran Perspektif Guru Dan Siswa. Bandung. PT


Remaja Rosdakarya Offset.

Kurniawan, Deni. 2014. Pembelajaran Terpadu Tematik (Teori, Praktek, Dan


Penilaian). Bandung: Alfabeta.Mesiono. 2017. Dalam Tinjauan Evaluasi
Program Jurnal Edukasi: Jurnal Ilmu Pendidikan Dan Kependidikan, 4 (2).
PP. 2-21. ISSN 2354-9661.

Kurniawan, R. (2018). Pengaruh penerapan model pembelajaran teaching factory


6 Langkah (TF-6M) dan prestasi belajar kewirausahaan terhadap minat
wirausaha. Prosiding Pendidikan Teknik Boga Busana, 13(1).

Munirah .2015. Pembelajaran Membaca dan Menulis Diktat. Makassar: FKIP


UNISMUH

Pratiwi, N. W. D., Asri, I. A. S., & Kristiantari, M. R. (2018). Hubungan Motivasi


Dengan Prestasi Belajar Siswa. International Journal of Elementary
Education, 2(3), 192-201.

Rusman. 2016. Model-model Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers.

Sani, Abdullah Ridwan. 2015. Inovasi Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.

Sardiman. 2016.a. Interaksi Dan Motivasi Mengajar. Jakarta: PT Raja Grovindo.


. 2014. b. Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali
Pers.

Sugiyono. 2014.a. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,


Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

. 2019.b. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfaberta.

Tirtonegoro, S. (2001). Penelitian hasil belajar mengajar. Surabaya : Usaha


Nasional

Yuliana. 2018. Pengaruh Media Audiovisual Terhadap Keterampilan Menyimak


Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas V di SDN 1 Harapan Jaya
Bandar Lampung. Skripsi tidak diterbitkan. Lampung: Univesitas Islam
Negeri Raden Intan Lampung.

Anda mungkin juga menyukai