Anda di halaman 1dari 6

Jelaskan batasan pengujian, pengukuran, penilaian, tes, dan evaluasi

Pengukuran pada dasarnya adalah proses memberi bentuk kuantitatif pada atribut seseorang, kelompok
atau objek-objek lainnya berdasarkan aturan-aturan atau formulasi yang jelas. Artinya, dalam memberi
angka atau sekor pada subjek, objek atau kejadian harus menggunakan aturan-aturan atau formula yang
jelas dan sudah disepakati bersama. Hal ini dimaksudkan agar angka atau sekor yang diberikan betul-
betul dapat menggambarkan kondisi yang sesungguhnya dari orang, obyek, kejadian yang diukur.
Semakin jauh seseorang meninggalkan aturan-aturan pengukuran maka semakin besar kesalahan
pengukuran yang terjadi.

Penilaian adalah proses memberikan atau menentukan bentuk kualitatif kepada atribut atau
karakteristik seseorang, kelompok, atau objek tertentu berdasarkan suatu kriteria tertentu. Penilaian
merupakan kegiatan menafsirkan atau mendeskripsikan hasil pengukuran. Penilaian adalah proses
untuk mengambil keputusan dengan menggunakan informasi yang diperoleh melalui pengukuran hasil
belajar, baik yang menggunakan instrumen tes maupun non tes. Contoh hasil penilaian adalah
penetapan lulus dan tidak lulus, kompeten dan tidak kompeten, baik dan tidak baik, memuaskan dan
tidak memuaskan, dan sebagainya.

Tes adalah sejumlah pertanyaan atau pernyataan yang memiliki jawaban yang benar. Pertanyaan atau
pernyataan tersebut menuntut adanya keharusan orang yang diuji untuk menjawab dengan tujuan
untuk mengukur suatu aspek tertentu dari orang yang diuji tersebut. Dalam menjawab pertanyaan atau
pernyataan tersebut harus mengikuti aturan-aturan atau petunjuk yang sudah dirumuskan. Tes adalah
suatu alat atau prosedur yang sistematis untuk mengukur karakteristik orang atau obyek tertentu
dengan ketentuan atau cara yang sudah ditentukan.

Evaluasi merupakan kegiatan untuk menentukan mutu atau nilai suatu program yang di dalamnya ada
unsur pembuatan keputusan. Evaluasi pada dasarnya merupakan kegiatan pengumpulan data yang
dilakukan secara sistematis melalui suatu pengukuran, yang selanjutnya data dianalisis dan hasil analisis
data tersebut selanjutnya digunakan untuk menentukan berbagai alternatif keputusan atau kebijakan
yang relevan.

2. Berikan masing-masing contoh dalam pembelajaran, untuk membedakan pengujian, pengukuran,


penilaian, dan evaluasi.

misalnya mengukur waktu, kecepatan, jarak, berat, suhu, dan sebagainya.


Contoh pengukuran

Dari 100 butir soal yang diajukan dalam tes, Ahmad menjawab betul sebanyak 80 butir soal. Dari contoh
tersebut kita pahami bahwa pengukuran itu sifatnya kuantitatif.

Hasil penilaian adalah penetapan lulus dan tidak lulus, kompeten dan tidak kompeten, baik dan tidak
baik, memuaskan dan tidak memuaskan, dan sebagainya.

Contoh penilaian Dari 100 butir soal 80 butir dijawab dengan betul oleh Ahmad. Jadi, dapat ditentukan
bahwa Ahmad termasuk anak yang pandai. Penilaian itu sifatnya kualitatif

3. Jelaskan dan berikan contoh kesalahan dalam pengukuran

Jelaskan dan berikan contoh kesalahan dalam pengukuran

Kesalahan alami

Biasanya, suatu pengukuran dilakukan di lingkungan yang tidak dapat dikontrol. Efek suhu, tekanan
atmosfer, angin, gravitasi bumi pada alat ukur akan menimbulkan kesalahan-kesalahan pada hasil
pengukuran.

Kesalahan alat

Pengukuran, baik yang dilakukan dengan alat ukur yang sederhana maupun alat ukur yang canggih,
tetap saja memungkinkan terjadinya kesalahan, misalnya karena ketidaksampumaan pembuatan alat
ukumya di pabrik atau kesalahan kalibrasi.

Kesalahan manusia

Karena manusia secara langsung terlibat dalam pengukuran, dan cukup banyak unsur subjektif dalam
diri manusia, maka kesalahan yang diakibatkan oleh manusia sangat mungkin terjadi dalam pengukuran.
Sistem otomatisasi dan digitalisasi telah mengurangi sumber kesalahan yang berasal dari manusia ini.
Contoh kesalahan yang ditimbulkan oleh manusia adalah kesalahan paralaks.

Kesalahan hitung

Kesalahan hitung meliputi cukup banyak hal, misalnya tentang jumlah angka penting yang berbeda-beda
dari beberapa hasil pengukuran, kesalahan pembulatan hasil pengukuran, dan penggunaan faktor
konversi satuan
4. Jelaskanlah pentingnya prinsip prinsip penilaian bagi seorang guru

penilaian hasil belajar dilakukan berdasarkan prinsip-prinsip sebagai berikut: obyektip, terpadu,
sistematis, terbuka, akuntabel, menyeluruh dan berkesinambungan, adil, valid, andal, dan manfaat.

Obyektip dimaksudkan bahwa penilaian harus sesuai dengan kriteria atau ketentuan sudah ditetapkan
dan tidak dipengaruhi faktor subyektivitas penilai atau pertimbangan-pertimbangan lain yang tidak ada
kaitannya dengan penilaian.

Terpadu dimaksudkan bahwa penilaian harus memperhatikan dan memadukan kegiatan belajar yang
dilakukan peserta didik, baik yang menyangkut belajar pada ranah kognitif, afektif, maupun
psikomotorik.

Sistematis artinya, penilaian harus dilakukan secara terencana dan mengikuti tahapan-taahapan yang
baku.

Terbuka diartikan bahwa penilaian harus terbuka bagi siapa saja sehingga tidak ada hal-hal yang
dirahasiakan dalam memutuskan hasil penilaian.

Akuntabel diartikan bahwa penilaian yang sudah direncanakan dan dilakukan harus dapat
dipertanggungjawabkan sesuai dengan ketentuan yang disepakati.

Menyeluruh dan berkenambungan dimaknai bahwa setiap kegiatan penilaian harus memperhatikan
semua aspek kompetensi dan bentuk penilaian yang tepat sehingga mampu menilai perkembangan
kompetensi peserta didik.

Adil dimaksudkan bahwa dalam penilaian harus menguatamakan keadilan sehingga tidak ada peserta
didik yang diuntungkan atau merasa dirugikan dilihat dari aspek apapun.

Valid adalah bahwa penilaian harus mampu mengukur kompetensi hasil belajar sesuai dengan indikator
yang sudah ditetapkan sehingga penilaian tersebut tepat sasaran.

Andal diartikan penilaian harus dapat dipercaya dan memberikan hasil yang stabil pada pengukuran
berulang.

Manfaat artinya bahwa penilaian harus dapat memberikan nilai tambah, memberi kebermaknaan, dan
kebermanfaatan khususnya bagi peserta didik.

5. Jelaskan fungsi pengukuran dalam evaluasi hasil belajar


Pengukuran berfungsi untuk mendapatkan hasil perbandingan atau nilai yang diperoleh ketika
pengukuran tersebut selesai dilakukan.

Pengukuran dilakukan skala kuantitatif (system angka) sedemikian rupa sehingga sifat kualitatif dari
performance siswa tersebut dinyatakan dengan angka-angka

6. Jelaskan yang dimaksud pendekatan peniaian Norma dan Criteria/ patokan

Penilaian acuan norma memiliki asumsi bahwa kemampuan belajar peserta didik adalah berbeda
dengan peserta didik lain yang diukur dalam waktu yang sama. Pada acuan ini dapat dilihat posisi tiap
peserta didik dibandingkan dengan kondisi kelompok dalam satu kelas. Dengan menggunakan rerata
sekor dan simpangan baku nilai kelompok maka hasil penilaian dapat diaplikasikan pada analisis dengan
menggunakan konsep distribusi normal.

Dalam pengukuran ini siswa dikomperasikan dengan kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu
dalam tujuan instruksional, bukan dengan penampilan siswa yang lain. Keberhasilan dalam prosedur
acuan patokan tegantung pada penguasaaan materi atas kriteria yang telah dijabarkan dalam item-item
pertanyaan guna mendukung tujuan instruksional .

7. Jelaskan langkah-langkah merencanakan dan mengembangkan tes hasil belajar

delapan langkah yang perlu ditempuh dalam mengembangkan tes hasil belajara atau prestasi belajar,
yaitu : (1) menyusun spesifikasi tes; (2) menulis soal tes; (3)menelaah soal tes; (4) melakukan ujicoba
tes; (5) menganalisis butir soal; (6) memperbaiki tes; (7) merakit tes; (8) melaksanakan tes; (9)
menafsirkan hasil tes .

1. Menyusun Spesifikasi Tes

Langkah awal dalam mengembangkan tes adalah menetapkan spesifikasi tes yang berisis tentang uraian
yang menunjukkan keseluruhan karakteristik yang harus dimiliki suatu tes. Spesifikasi tes akan
mempermudah dalam menulis soal dan siapa saja yang menulis soal akan menghasilkan tingkat
kesulitan yang relatif sama. Penyusunan spesifikasi tes mencakup kegiatan berikut ini :

a. Menentukan Tujuan Tes

Terdapat empat macam tes yang digunakan lembaga pendidikan, yaitu tes penempatan, tes diagnostik,
tes formatif, dan tes sumatif.

B. Menyusun Kisi- Kisi


Kisi-kisi merupakan tabel matrik yang berisi spesifikasi soal-soal yang akan dibuat. Kisi- kisi ini
merupakan acuan bagi pembuat soal sehingga siapapun yang menulis soal akan menghasilkan soal yang
isi dan tingkat kesulitannya relatif sama. Terdapat empat langkah dalam mengembangkan kisi-kisi tes,
yaitu :

Menulis tujuan umum

Membuat daftar pokok bahasan dan sub pokok bahasan yang akan diujikan

Membuat indikator

Menentukan jumlah soal tiap pokok bahasan dan subpokok bahasan

c. Menentukan Bentuk Tes

Bentuk tes objektif yang sering digunakan adalah bentuk pilihan ganda, benar-salah, menjodohkan, dan
uraian objektif. Tes uraian dapat dikategorikan uraian objektif dan non-objektif. Tes uraian yang objektif
sering digunakan pada sains dan teknologi atau biadang sosial yang jawaban soalnya sudah pasti, dan
hanya satu jawaban yang benar. Tes uraian non-objektif sering digunakan pada bidang ilmu sosial, yaitu
yang jawabannya luas dan tidak hanya satu jawaban yang benar, tergantung argumentasi peserta tes.
Bentuk tes dikatakan non-objektif apabila penilaian yang dilakukan cenderung dipengaruhi subjektivitas
dari penilai.

d. Menentukan Panjang Tes

Penentuan panjang tes berdasarkan pada cakupan materi ujian dan kelelahan peserta tes. Pada
umumnya tes tertulis menggunakan waktu 90 menit sampai 150 menit, namun untuk tes jenis praktek
bisa lebih dari itu. Penentuan panjang tes berdasarkan pengalaman saat melakukan tes. Khusus untuk
tes baku penentuan waktu berdasarkan hasil uji coba. Namun tes untuk ulangan di kelas penentuan
waktu berdasarkan pengalaman dari tiap tenaga pengajar.Waktu yang diperlukan untuk mengerjakan
tes bentuk pilihan ganda adalah 2 sampai 3 menit untuk tiap butir soal bergantung pada tingkat
kesulitan soal. Untuk tes bentuk uraian tes ditententuka berdasarkan pada kompleksitas jawaban yang
dituntut.

2. Menulis Soal Tes

Penulisan soal merupakan langkah menjabarkan indikator menjadi pernyataan-pernyataan yang


karakteristiknya sesuai dengan kisi-kisi yang telah dibuat. Setiap pertanyaan perlu disusun dengan baik
sehingga jelas hal yang ditanyakan dan jelas pula jawabannya.

3. Menelaah Soal Tes


Menelaah soal perlu dilakukan untuk memperbaiki soal jika ternyata dalam pembuatannya masih
ditemukan kekurangan dan kesalahan. Telaah dilakukan oleh ahli yang secara bersama atau individu
mengoreksi soal yang telah dibuat.

4. Melakukan Ujicoba Tes

Tahap ini dilakukan untuk memperbaiki kualitas soal yang telah disusun. Data yang diperoleh adalah
data empirik, terkait reliabilitas, validitas, tingkat kesukaran, pola jawaban, efektifitas pengecoh, daya
beda, dan lain-lain.

5. Menganalisis Butir Soal

Tiap butir soal perlu dianalisis lebih lanjut. Melalui ananlisis butir ini dapat diketahui antar

Anda mungkin juga menyukai