Anda di halaman 1dari 67

DRAFT

RAPAT DENGAR PENDAPAT

RANCANGAN
PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM
NOMOR … TAHUN 2022
TENTANG
PENYUSUNAN DAFTAR PEMILIH DALAM PENYELENGGARAAN PEMILIHAN
UMUM

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KETUA KOMISI PEMILIHAN UMUM,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka penyusunan data pemilih yang


akurat, komprehensif, dan mutakhir perlu
menggunakan sistem informasi data pemilih yang
terintegrasi dengan sistem informasi Pemilu;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud huruf a dan untuk melaksanakan ketentuan
Pasal 202 ayat (3), Pasal 218 ayat (3) Undang-Undang
Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum, serta
berdasarkan Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor
20/PUU-XVII/2019, perlu menetapkan Peraturan
Komisi Pemilihan Umum tentang Penyusunan Daftar
Pemilih dalam Penyelenggaraan Pemilihan Umum;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang


Pemilihan Umum (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2017 Nomor 182, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 6109);
2. Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 8 Tahun
2019 tentang Tata Kerja Komisi Pemilihan Umum,
Komisi Pemilihan Umum Provinsi, dan Komisi Pemilihan
Umum Kabupaten/Kota (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2019 Nomor 320) sebagaimana telah
beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Komisi
Pemilihan Umum Nomor 4 Tahun 2021 tentang
Perubahan Ketiga atas Peraturan Komisi Pemilihan
Umum Nomor 8 Tahun 2019 tentang Tata Kerja Komisi
Pemilihan Umum, Komisi Pemilihan Umum Provinsi,
dan Komisi Pemilihan Umum Kabupaten/Kota (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor 786);
3. Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 3 Tahun
2022 tentang Tahapan dan Jadwal Penyelenggaraan
-2-

Pemilihan Umum (Berita Negara Republik Indonesia


Tahun 2022 Nomor 574);

MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM TENTANG
PENYUSUNAN DAFTAR PEMILIH DALAM
PENYELENGGARAAN PEMILIHAN UMUM.
BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1
Dalam Peraturan Komisi ini yang dimaksud dengan:
1. Pemilihan Umum yang selanjutnya disebut Pemilu
adalah sarana kedaulatan rakyat untuk memilih
anggota Dewan Perwakilan Rakyat, anggota Dewan
Perwakilan Daerah, Presiden dan Wakil Presiden, serta
anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang
dilaksanakan secara langsung, umum, bebas, rahasia,
jujur, dan adil dalam Negara Kesatuan Republik
Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
2. Penyelenggaraan Pemilu adalah pelaksanaan tahapan
Pemilu yang dilaksanakan oleh Penyelenggara Pemilu.
3. Penyelenggara Pemilu adalah lembaga yang
menyelenggarakan Pemilu yang terdiri atas Komisi
Pemilihan Umum, Badan Pengawas Pemilu, dan Dewan
Kehormatan Penyelenggara Pemilu sebagai satu
kesatuan fungsi Penyelenggaraan Pemilu untuk memilih
anggota Dewan Perwakilan Rakyat, anggota Dewan
Perwakilan Daerah, Presiden dan Wakil Presiden, dan
untuk memilih anggota Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah secara langsung oleh rakyat.
4. Komisi Pemilihan Umum yang selanjutnya disingkat
KPU adalah lembaga Penyelenggara Pemilu yang bersifat
nasional, tetap, dan mandiri dalam melaksanakan
Pemilu.
5. Komisi Pemilihan Umum Provinsi yang selanjutnya
disingkat KPU Provinsi adalah Penyelenggara Pemilu di
provinsi.
6. Komisi Pemilihan Umum Kabupaten/Kota yang
selanjutnya disingkat KPU Kabupaten/Kota adalah
Penyelenggara Pemilu di kabupaten/kota.
7. Panitia Pemilihan Kecamatan yang selanjutnya
disingkat PPK adalah panitia yang dibentuk oleh KPU
Kabupaten/Kota untuk melaksanakan Pemilu di tingkat
kecamatan atau nama lain.
8. Panitia Pemungutan Suara yang selanjutnya disingkat
PPS adalah panitia yang dibentuk oleh KPU
Kabupaten/Kota untuk melaksanakan Pemilu di tingkat
kelurahan/desa atau nama lain.
9. Panitia Pemilihan Luar Negeri yang selanjutnya
disingkat PPLN adalah panitia yang dibentuk oleh KPU
untuk melaksanakan Pemilu di luar negeri.
10. Petugas Pemutakhiran Data Pemilih yang selanjutnya
disebut Pantarlih adalah petugas yang dibentuk oleh
-3-

PPS atau PPLN untuk melakukan pendaftaran dan


pemutakhiran data pemilih.
11. Kotak Suara Keliling yang selanjutnya disingkat KSK
adalah pelayanan pemungutan suara bagi Pemilih yang
dilakukan oleh PPLN dengan cara mendatangi tempat-
tempat Pemilih berkumpul, bekerja, dan/atau
bertempat tinggal dalam satu kawasan.
12. Badan Pengawas Pemilu yang selanjutnya disebut
Bawaslu adalah lembaga Penyelenggara Pemilu yang
mengawasi Penyelenggaraan Pemilu di seluruh wilayah
Negara Kesatuan Republik Indonesia.
13. Badan Pengawas Pemilu Provinsi yang selanjutnya
disebut Bawaslu Provinsi adalah badan yang mengawasi
Penyelenggaraan Pemilu di wilayah Provinsi.
14. Badan Pengawas Pemilu Kabupaten/Kota yang
selanjutnya disebut Bawaslu Kabupaten/Kota adalah
badan yang mengawasi Penyelenggaraan Pemilu di
wilayah Kabupaten/Kota.
15. Panitia Pengawas Pemilu Kecamatan yang selanjutnya
disebut Panwaslu Kecamatan adalah panitia yang
dibentuk oleh Bawaslu Kabupaten/Kota untuk
mengawasi Penyelenggaraan Pemilu di wilayah
kecamatan atau nama lain.
16. Panitia Pengawas Pemilu Kelurahan/Desa yang
selanjutnya disebut Panwaslu Kelurahan/Desa adalah
petugas untuk mengawasi Penyelenggaraan Pemilu di
kelurahan/desa atau nama lain.
17. Panitia Pengawas Pemilu Luar Negeri yang selanjutnya
disebut Panwaslu LN adalah petugas yang dibentuk oleh
Bawaslu untuk mengawasi Penyelenggaraan Pemilu di
luar negeri.
18. Warga Negara Indonesia yang selanjutnya disingkat WNI
adalah orang-orang bangsa Indonesia asli dan orang-
orang bangsa lain yang disahkan dengan undang-
undang sebagai warga negara.
19. Pemilih adalah WNI yang sudah genap berumur 17
(tujuh belas) tahun atau lebih, sudah kawin, atau sudah
pernah kawin.
20. Tempat Pemungutan Suara yang selanjutnya disingkat
TPS tempat dilaksanakannya pemungutan suara.
21. Tempat Pemungutan Suara Luar Negeri yang
selanjutnya disingkat TPSLN adalah tempat
dilaksanakannya pemungutan suara di luar negeri.
22. Data Penduduk Potensial Pemilih Pemilu yang
selanjutnya disingkat DP4 adalah data yang disediakan
oleh Pemerintah berisikan data penduduk yang
memenuhi persyaratan sebagai Pemilih pada saat
Pemilu diselenggarakan.
23. Data Penduduk Potensial Pemilih Pemilu Luar Negeri
yang selanjutnya disingkat DP4LN adalah data yang
disediakan oleh Pemerintah berisikan data penduduk
yang tinggal di luar negeri yang memenuhi persyaratan
sebagai Pemilih pada saat Pemilu diselenggarakan.
24. Pemutakhiran Data Pemilih adalah kegiatan untuk
memperbaharui data Pemilih berdasarkan DPT dari
Pemilu dan Pemilihan Terakhir, serta DPTLN yang
-4-

disandingkan dengan DP4 serta dilakukan pencocokan


dan penelitian yang dilaksanakan oleh KPU
Kabupaten/Kota dengan dibantu oleh PPK, PPLN, PPS,
dan Pantarlih.
25. Daftar Pemilih adalah data Pemilih yang disusun oleh
KPU Kabupaten/Kota berdasarkan hasil penyandingan
data Pemilih tetap Pemilu atau Pemilihan terakhir yang
dimutakhirkan secara berkelanjutan dengan DP4 untuk
selanjutnya dijadikan bahan dalam melakukan
pemutakhiran.
26. Daftar Pemilih Sementara yang selanjutnya disingkat
DPS adalah Daftar Pemilih hasil kegiatan Pemutakhiran
Data Pemilih yang dilakukan oleh KPU Kabupaten/Kota
dengan dibantu oleh PPK, PPS, dan Pantarlih.
27. Daftar Pemilih Sementara Hasil Perbaikan yang
selanjutnya disingkat DPSHP adalah DPS yang telah
diperbaiki berdasarkan masukan dan tanggapan
masyarakat dan/atau peserta Pemilu.
28. Daftar Pemilih Sementara Hasil Perbaikan Akhir yang
selanjutnya disingkat DPSHP Akhir adalah DPSHP yang
telah diperbaiki berdasarkan masukan dan tanggapan
masyarakat dan/atau peserta Pemilu.
29. Daftar Pemilih Tetap yang selanjutnya disingkat DPT
adalah DPSHP Akhir yang telah diperbaiki oleh PPS,
direkapitulasi oleh PPK, dan ditetapkan oleh KPU
Kabupaten/Kota.
30. Daftar Pemilih Tambahan yang selanjutnya disingkat
DPTb adalah Daftar Pemilih yang telah terdaftar dalam
DPT di suatu TPS yang karena keadaan tertentu Pemilih
tidak dapat menggunakan haknya untuk memilih di
TPS tempat yang bersangkutan terdaftar dan
memberikan suara di TPS lain.
31. Daftar Pemilih Khusus yang selanjutnya disingkat DPK
adalah daftar Pemilih yang memiliki identitas
kependudukan tetapi belum terdaftar dalam DPT dan
DPTb.
32. Daftar Pemilih Sementara Luar Negeri yang selanjutnya
disingkat DPSLN adalah daftar Pemilih hasil
Pemutakhiran Daftar Pemilih Tetap Pemilu atau
Pemilihan terakhir yang dimutakhirkan secara
berkelanjutan.
33. Daftar Pemilih Sementara Hasil Perbaikan Luar Negeri
selanjutnya disingkat DPSHPLN adalah DPSLN yang
telah diperbaiki berdasarkan masukan dan tanggapan
masyarakat.
34. Daftar Pemilih Tetap Luar Negeri yang selanjutnya
disingkat DPTLN adalah DPSHPLN yang telah diperbaiki
dan ditetapkan oleh PPLN.
35. Daftar Pemilih Tambahan Luar Negeri yang selanjutnya
disingkat DPTbLN adalah data Pemilih yang telah
terdaftar dalam DPTLN di suatu TPSLN yang karena
keadaan tertentu Pemilih tidak dapat menggunakan
haknya untuk memilih di TPSLN tempat yang
bersangkutan terdaftar.
36. Daftar Pemilih Khusus Luar Negeri yang selanjutnya
disingkat DPKLN adalah data Pemilih yang
-5-

menggunakan Kartu Tanda Penduduk Elektronik atau


Paspor yang menggunakan hak pilihnya pada hari
pemungutan suara.
37. Pencocokan dan Penelitian yang selanjutnya disebut
Coklit adalah kegiatan yang dilakukan oleh Pantarlih
dalam Pemutakhiran Data Pemilih dengan cara
mendatangi Pemilih secara langsung.
38. Kartu Tanda Penduduk Elektronik yang selanjutnya
disingkat KTP-el adalah kartu tanda penduduk yang
dilengkapi cip yang merupakan identitas resmi
Penduduk sebagai bukti diri yang diterbitkan oleh dinas
yang membidangi urusan di bidang administrasi
kependudukan dan pencatatan sipil kabupaten/kota.
39. Nomor Induk Kependudukan yang selanjutnya
disingkat NIK adalah nomor identitas Penduduk yang
bersifat unik atau khas, tunggal, dan melekat pada
seseorang yang terdaftar sebagai Penduduk Indonesia.
40. Kartu Keluarga yang selanjutnya disingkat KK adalah
kartu identitas keluarga yang memuat data tentang
nama, susunan dan hubungan dalam keluarga, serta
identitas anggota keluarga.
41. Paspor Republik Indonesia yang selanjutnya disebut
Paspor adalah dokumen yang dikeluarkan oleh
Pemerintah Republik Indonesia kepada WNI untuk
melakukan perjalanan antarnegara yang berlaku
selama jangka waktu tertentu.
42. Surat Perjalanan Laksana Paspor Republik Indonesia
yang selanjutnya disebut SPLP adalah dokumen
pengganti Paspor yang diberikan dalam keadaan
tertentu yang berlaku selama jangka waktu tertentu.
43. Kementerian Dalam Negeri adalah Kementerian yang
menyelenggarakan urusan dalam negeri.
44. Kementerian Luar Negeri adalah Kementerian yang
menyelenggarakan urusan luar negeri.
45. Rukun Tetangga yang selanjutnya disingkat RT adalah
lembaga yang dibentuk melalui musyawarah masyrakat
setempat dalam rangka pelayanan pemerintahan dan
kemasyarakatan yang ditetapkan oleh pemerintahan
Desa atau Kelurahan.
46. Rukun Warga, untuk selanjutnya disingkat RW adalah
lembaga yang dibentuk melalui musyawarah pengurus
RT di wilayah kerjanya yang ditetapkan oleh pemerintah
Desa atau Kelurahan.
47. Sistem Informasi Data Pemilih yang selanjutnya disebut
Sidalih adalah sistem dan teknologi informasi untuk
mendukung kerja Penyelenggara Pemilu dan Pemilihan
dalam menyusun, mengkoordinasi, mengumumkan dan
memelihara Data Pemilih.
48. Hari adalah hari kalender

Pasal 2
(1) Penyusunan Daftar Pemilih dalam penyelenggaraan
Pemilu berpedoman pada prinsip:
a. komprehensif;
b. inklusif;
c. akurat;
-6-

d. mutakhir;
e. terbuka;
f. responsif;
g. partisipatif;
h. akuntabel;
i. perlindungan data diri; dan
j. aksesibel.
(2) Prinsip komprehensif sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) huruf a merupakan prinsip penyusunan daftar
Pemilih secara lengkap dan luas yang meliputi semua
WNI yang memenuhi syarat sebagai Pemilih yang berada
di dalam negeri dan di luar negeri.
(3) Prinsip inklusif sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf b merupakan prinsip yang mengikutsertakan
kementerian, lembaga, pemerintahan daerah dan pihak-
pihak terkait lain dalam membantu kegiatan
penyelenggaraan penyusunan daftar Pemilih.
(4) Prinsip akurat sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf c merupakan prinsip penyusunan daftar Pemilih
yang mampu memuat informasi terkait Pemilih yang
benar, lengkap, dan dapat dipertanggungjawabkan.
(5) Prinsip mutakhir sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf d merupakan prinsip penyusunan daftar Pemilih
berdasarkan informasi dan data Pemilih yang terakhir
dan terbaru.
(6) Prinsip terbuka sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf e merupakan prinsip penyelenggaraan
penyusunan daftar Pemilih yang dilakukan secara
terbuka untuk Pemilih yang memenuhi syarat.
(7) Prinsip responsif sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf f merupakan prinsip yang membuka kesempatan
pemberian tanggapan terhadap masukan dalam
penyelenggaraan penyusunan daftar Pemilih.
(8) Prinsip partisipatif sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf g merupakan prinsip yang membuka partisipasi
seluas-luasnya kepada semua WNI untuk mengusulkan
Data Pemilih dalam penyusunan daftar Pemilih.
(9) Prinsip akuntabel sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf h merupakan prinsip yang memberikan kejelasan
fungsi dan tugas dan serta akuntabilitas dalam
pelaksanaan dan penyusunan serta pelaporan hasil
Pemutakhiran Data Pemilih.
(10) Prinsip pelindungan Data Pribadi sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf i merupakan prinsip yang
memberikan pelindungan terhadap hak sipil dasar
warga negara atas privasi data pribadinya.
(11) Prinsip aksesibel sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf j merupakan prinsip yang memberikan
kemudahan dalam mengakses data pada saat
pemutakhiran dan penyusunan Daftar Pemilih.

Pasal 3
Penyusunan Daftar Pemilih dilakukan terhadap Pemilih yang
berada:
a. di dalam negeri; dan
b. di luar negeri.
-7-

Pasal 4
(1) Proses penyusunan Daftar Pemilih di dalam negeri
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a
dilakukan oleh:
a. PPS;
b. PPK; dan
c. KPU Kabupaten/Kota.
(2) Rekapitulasi Daftar Pemilih di dalam negeri dilakukan
oleh:
a. PPS pada tingkat kelurahan/desa;
b. PPK pada tingkat kecamatan;
c. KPU Kabupaten/Kota pada tingkat
kabupaten/kota;
d. KPU Provinsi pada tingkat provinsi; dan
e. KPU pada tingkat nasional.
(3) Penetapan Daftar Pemilih di dalam negeri dilakukan
oleh KPU Kabupaten/Kota.

Pasal 5
(1) Proses penyusunan Daftar Pemilih di luar negeri
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf b
dilakukan oleh PPLN.
(2) Rekapitulasi Daftar Pemilih di luar negeri dilakukan
oleh:
a. PPLN pada tingkat perwakilan negara Republik
Indonesia di luar negeri; dan
b. KPU pada tingkat nasional.
(3) Penetapan Daftar Pemilih di luar negeri dilakukan oleh
PPLN.

BAB II
TAHAPAN PENYUSUNAN DAFTAR PEMILIH

Pasal 6
(1) Tahapan penyusunan Daftar Pemilih dalam
Penyelenggaraan Pemilu meliputi:
a. Penyusunan Daftar Pemilih;
b. Penyusunan DPS;
c. Penyusunan DPT; dan
d. Penyusunan DPTb dan DPK.
(2) Penyusunan Daftar Pemilih sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf a meliputi penyediaan data
kependudukan dalam negeri dan luar negeri serta
Pemutakhiran Data Pemilih dalam negeri dan luar
negeri.
(3) Penyusunan DPS sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf b meliputi penyusunan DPS dalam negeri dan
luar negeri, penyusunan DPSHP dalam negeri dan
DPSHP luar negeri, serta penyusunan DPSHP Akhir
dalam negeri.
(4) Penyusunan DPT sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf c meliputi penyusunan DPT dalam negeri dan DPT
luar negeri.
-8-

(5) Penyusunan DPTb dan DPK sebagaimana dimaksud


pada ayat (1) huruf d meliputi penyusunan DPTb dan
DPK dalam negeri dan luar negeri.

Pasal 7
Rincian program dan jadwal kegiatan tahapan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 6 tercantum dalam Lampiran I yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Komisi
ini.
BAB III
PEMILIH

Pasal 8
(1) WNI yang pada saat hari pemungutan suara sudah
genap berumur 17 (tujuh belas) tahun atau lebih, sudah
kawin, atau sudah pernah kawin mempunyai hak
memilih.
(2) Pemilih sebagaimana dimaksud pada ayat (1) untuk
dapat menggunakan hak memilih, harus memenuhi
syarat:
a. genap berumur 17 (tujuh belas) tahun atau lebih
pada hari pemungutan suara, sudah kawin, atau
sudah pernah kawin;
b. tidak sedang dicabut hak pilihnya berdasarkan
putusan pengadilan yang telah mempunyai
kekuatan hukum tetap;
c. berdomisili di wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia dibuktikan dengan KTP-el;
d. berdomisili di luar negeri yang dibuktikan dengan
KTP-el, Paspor dan/atau SPLP;
e. dalam hal Pemilih belum mempunyai KTP-el
sebagaimana dimaksud dalam huruf c dan huruf d,
dapat menggunakan Kartu Keluarga; dan
f. tidak sedang menjadi anggota Tentara Nasional
Indonesia atau Kepolisian Negara Republik
Indonesia.

Pasal 9
(1) Pemilih sebagaimana di maksud dalam Pasal 8 ayat (2)
didaftarkan 1 (satu) kali oleh Penyelenggara Pemilu
dalam Daftar Pemilih.
(2) Dalam hal Pemilih sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
terdaftar pada lebih dari 1 (satu) wilayah tempat tinggal,
Pemilih dimaksud didaftar sesuai dengan alamat yang
tercantum dalam KTP-el atau Kartu Keluarga.
(3) Dalam hal Pemilih luar negeri sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) terdaftar pada lebih dari 1 (satu) wilayah
tempat tinggal, PPLN melakukan konfirmasi kepada
Pemilih dimaksud untuk menentukan wilayah tempat
tinggal yang akan dicatat dalam daftar Pemilih.

Pasal 10
(1) WNI harus terdaftar sebagai Pemilih kecuali yang
ditentukan lain dalam Undang-Undang.
(2) WNI yang telah terdaftar dalam Daftar Pemilih, ternyata
tidak lagi memenuhi syarat sebagaimana dimaksud
-9-

pada Pasal 8 ayat (2), WNI dimaksud tidak dapat


menggunakan hak memilihnya.

BAB IV
DAFTAR PEMILIH

Bagian Kesatu
Penyediaan Data Kependudukan

Pasal 11
(1) Pemerintah menyediakan data kependudukan dalam
bentuk:
a. data agregat kependudukan per kecamatan sebagai
bahan bagi KPU dalam menyusun daerah
pemilihan anggota DPRD kabupaten/kota;
b. data penduduk potensial pemilih Pemilu sebagai
bahan bagi KPU dalam menyusun DPS; dan
c. data WNI yang bertempat tinggal di luar negeri
sebagai bahan bagi KPU dalam penyusunan
daerah pemilihan dan DPS.
(2) Data kependudukan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) huruf a dan huruf b harus sudah tersedia dan
diserahkan oleh Kementerian Dalam Negeri kepada KPU
paling lambat 16 (enam belas) bulan sebelum hari
pemungutan suara.
(3) Data WNI yang bertempat tinggal di luar negeri
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c harus
sudah tersedia dan diserahkan oleh Kementerian Luar
Negeri kepada KPU paling lambat 16 (enam belas) bulan
sebelum hari pemungutan suara.

Pasal 12
(1) Data kependudukan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 11 ayat (1) huruf a dan huruf c disinkronkan oleh
Pemerintah bersama KPU paling lama 2 (dua) bulan
sejak diterimanya data kependudukan dari Kementerian
Dalam Negeri dan Kementerian Luar Negeri.
(2) Dalam proses sinkronisasi data, KPU dapat
berkoordinasi dengan Kementerian Dalam Negeri dan
Kementerian Luar Negeri untuk menyelenggarakan
rapat koordinasi.
(3) Peserta rapat koordinasi sebagaimana dimaksud pada
ayat (2), terdiri atas:
a. Bawaslu;
b. kementerian yang menyelenggarakan urusan
pemerintah di bidang hukum dan hak asasi
manusia;
c. Tentara Nasional Indonesia;
d. Kepolisian Negara Republik Indonesia;
e. lembaga pemerintah nonkementerian yang
bertugas di bidang penempatan dan perlindungan
tenaga kerja Indonesia; dan
f. kementerian atau lembaga lain yang terkait.
- 10 -

Pasal 13
(1) Data kependudukan yang telah disinkronkan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12, meliputi:
a. DP4 untuk Pemilih di dalam negeri; dan
b. DP4LN untuk Pemilih di luar negeri.
(2) Kementerian Dalam Negeri dan Kementerian Luar
Negeri harus menyerahkan DP4 dan DP4LN
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dan huruf
b kepada KPU paling lambat 14 (empat belas) bulan
sebelum hari pemungutan suara.
(3) Penyerahan DP4 dan DP4LN sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) dalam bentuk salinan digital dan
dilengkapi dengan rekapitulasi DP4 per desa/kelurahan
dalam bentuk salinan digital dan salinan cetak.
(4) Salinan digital DP4 dan DP4LN sebagaimana dimaksud
pada ayat (3) dibuat menggunakan format Comma
Separated Values (CSV).
(5) Penyerahan DP4 dan DP4LN sebagaimana dimaksud
pada ayat (3) dituangkan ke dalam berita acara serah
terima.
(6) DP4 sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a berisi
data potensial Pemilih yang pada hari pemungutan
suara genap berumur 17 (tujuh belas) tahun atau lebih,
sudah kawin, atau sudah pernah kawin, dan telah
dilakukan perekaman KTP-el secara terinci untuk setiap
kelurahan/desa atau sebutan lain.
(7) DP4LN sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b
berisi data potensial Pemilih yang pada hari
pemungutan suara genap berumur 17 (tujuh belas)
tahun atau lebih, sudah kawin, atau sudah pernah
kawin, dan telah dilakukan perekaman KTP-el, secara
terinci untuk setiap wilayah kerja PPLN.
(8) DP4 sebagaimana dimaksud pada ayat (6) paling sedikit
memuat informasi:
a. nomor urut;
b. NIK;
c. nomor KK;
d. nama lengkap;
e. tempat lahir;
f. tanggal lahir;
g. jenis kelamin;
h. status perkawinan;
i. alamat jalan/dukuh atau sebutan lain;
j. RT;
k. RW;
l. ragam disabilitas; dan
m. status perekaman KTP-el.
(9) DP4LN sebagaimana dimaksud pada ayat (3) paling
sedikit memuat informasi:
a. nomor urut;
b. NIK;
c. nomor KK;
d. nomor Paspor/nomor SPLP;
e. nama lengkap;
f. tempat lahir;
g. tanggal lahir;
- 11 -

h. jenis kelamin;
i. status perkawinan;
j. alamat jalan;
k. ragam disabilitas; dan
l. status perekaman KTP-el.

Bagian Kedua
Pemutakhiran Data Pemilih di dalam negeri

Paragraf 1
Penyusunan Pemutakhiran Data Pemilih

Pasal 14
(1) KPU melakukan penyandingan DP4 dengan DPT Pemilu
atau Pemilihan terakhir yang dimutakhirkan secara
berkelanjutan untuk menyusun Daftar Pemilih.
(2) Daftar Pemilih sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
digunakan sebagai bahan dalam melakukan
Pemutakhiran Data Pemilih.
(3) Dalam melakukan penyandingan data sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), KPU dapat melakukan
koordinasi dengan Kementerian Dalam Negeri.
(4) Koordinasi sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dapat
dilakukan melalui rapat koordinasi.
(5) KPU menyampaikan data hasil penyandingan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) kepada KPU
Kabupaten/Kota melalui KPU Provinsi.

Pasal 15
(1) Data hasil penyandingan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 14 ayat (5) digunakan KPU Kabupaten/Kota
dalam menyusun Daftar Pemilih.
(2) Daftar Pemilih sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
disusun berbasis TPS menggunakan formulir Model A-
Daftar Pemilih.
(3) Penyusunan Daftar Pemilih sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) dilakukan dengan membagi Pemilih untuk
setiap TPS paling banyak 300 (tiga ratus) orang, dengan
memperhatikan:
a. tidak menggabungkan kelurahan/desa atau
sebutan lain;
b. kemudahan Pemilih ke TPS;
c. tidak memisahkan Pemilih dalam 1 (satu) keluarga
pada TPS yang berbeda;
d. hal-hal berkenaan dengan aspek geografis; dan
e. jarak dan waktu tempuh menuju TPS dengan
memperhatikan tenggang waktu pemungutan
suara.

Paragraf 2
Pelaksanaan Pemutahiran Data Pemilih

Pasal 16
(1) KPU Kabupaten/Kota menyampaikan Daftar Pemilih
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (2) yang
- 12 -

digunakan sebagai bahan Pemutakhiran Data Pemilih,


kepada:
a. Pantarlih melalui PPK dan PPS dalam bentuk
salinan cetak dan/atau salinan digital; dan
b. PPK dan PPS dalam bentuk salinan digital.
(2) Daftar Pemilih dalam bentuk salinan digital yang
disampaikan oleh KPU Kabupaten/Kota sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf a dan huruf b dibuat
dengan menggunakan format Comma Separated Values
(CSV).
(3) Penyampaian Daftar Pemilih sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dituangkan ke dalam berita acara serah
terima.

Pasal 17
(1) KPU Kabupaten/Kota dalam melaksanakan
Pemutakhiran Data Pemilih dibantu oleh Pantarlih, PPS,
dan PPK.
(2) Dalam melaksanakan Pemutakhiran Data Pemilih, PPS
dapat berkoordinasi dengan petugas registrasi
kependudukan kelurahan/desa, RT, RW atau sebutan
lain sebelum dan setelah Pantarlih melakukan Coklit.
(3) Pemutakhiran Data Pemilih oleh KPU Kabupaten/Kota
diselesaikan paling lama 3 (tiga) bulan setelah KPU
menerima DP4 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13
ayat (2).

Pasal 18
Pantarlih bertugas:
a. membantu KPU Kabupaten/Kota, PPK, dan PPS dalam
melakukan Pemutakhiran Data Pemilih;
b. melaksanakan Coklit data setiap Pemilih;
c. mencocokan Daftar Pemilih dengan mendatangi Pemilih
secara langsung;
d. mengisi formulir yang digunakan pada Coklit;
e. memberikan tanda bukti terdaftar kepada Pemilih;
f. mencatat dan merekapitulasi hasil Coklit;
g. menyampaikan hasil Coklit kepada PPS; dan
h. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh KPU, KPU
Provinsi, KPU Kabupaten/Kota, PPK, dan PPS sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 19
(1) Pantarlih melakukan Coklit dengan cara mendatangi
Pemilih secara langsung untuk mencocokkan Daftar
Pemilih pada formulir Model A-Daftar Pemilih dengan
KTP-el.
(2) Kegiatan Coklit yang dilakukan Pantarlih sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) dilakukan dengan cara:
a. mencatat data Pemilih yang telah memenuhi
syarat, tetapi belum terdaftar dalam Daftar Pemilih;
b. memperbaiki data Pemilih apabila terdapat
kekeliruan;
c. mencatat keterangan Pemilih penyandang
disabilitas pada kolom ragam disabilitas;
- 13 -

d. mencatat data Pemilih yang telah berubah status


dari status anggota Tentara Nasional Indonesia
atau Kepolisian Negara Republik Indonesia menjadi
status sipil dibuktikan dengan menunjukkan surat
keputusan pemberhentian sebagai anggota Tentara
Nasional Indonesia atau Kepolisian Negara
Republik Indonesia;
e. mencatat Pemilih yang tidak memiliki KTP-el
dengan memberikan keterangan Pemilih tidak
memiliki KTP-el;
f. mencoret data Pemilih yang telah meninggal
dibuktikan dengan menunjukkan surat keterangan
kematian atau dokumen lainnya;
g. mencoret data Pemilih yang telah berubah status
dari status sipil menjadi status anggota Tentara
Nasional Indonesia dan/atau Kepolisian Negara
Republik Indonesia dibuktikan dengan
menunjukkan kartu tanda anggota Tentara
Nasional Indonesia dan/atau Kepolisian Negara
Republik Indonesia;
h. mencoret data Pemilih yang belum pernah
kawin/menikah dan belum genap berumur 17
(tujuh belas) tahun pada hari pemungutan suara;
i. menandai data Pemilih yang telah pindah domisili
ke lain wilayah;
j. menandai data Pemilih, yang berdasarkan KTP-el
atau KK bukan merupakan Pemilih yang beralamat
di TPS wilayah kerja Pantarlih.
(3) Pantarlih menindaklanjuti kegiatan Coklit sebagaimana
dimaksud ayat (2) huruf d sampai dengan huruf k,
berkoordinasi dengan RT dan RW, dan hasil tindak
lanjut dicatat dalam buku kerja Pantarlih.

Pasal 20
(1) Dalam hal Pemilih belum terdaftar dalam formulir Model
A-Daftar Pemilih sebagaimana dimaksud dalam Pasal
15 ayat (2), Pantarlih melakukan kegiatan:
a. memastikan Pemilih sudah memenuhi syarat
sebagai Pemilih dan memiliki KTP-el; dan
b. mencatat Pemilih yang bersangkutan ke dalam
formulir Model A-Daftar Potensial Pemilih.
(2) Dalam hal Pemilih yang belum terdaftar sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) tidak dapat ditemui secara
langsung oleh Pantarlih, Pantarlih melakukan kegiatan:
a. meminta keluarga Pemilih untuk menunjukkan
salinan KTP-el yang dimiliki oleh Pemilih yang
bersangkutan;
b. dalam hal keluarga Pemilih tidak dapat
menunjukkan salinan KTP-el sebagaimana
dimaksud dalam huruf a, Pantarlih dapat
berkomunikasi melalui panggilan video atau
konferensi video dengan Pemilih untuk saling
bertatap muka, berbicara langsung, dan melihat
kesesuaian wajah dengan foto pada dokumen KTP-
el; atau
- 14 -

c. dalam hal keluarga Pemilih tidak dapat


menunjukkan salinan KTP-el yang dimiliki oleh
Pemilih sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan
Pantarlih tidak dapat berkomunikasi dengan
Pemilih sebagaimana dimaksud dalam huruf b,
Pantarlih meminta keluarga Pemilih untuk
menunjukkan KK Pemilih yang bersangkutan.
(3) Dalam hal Pemilih yang tercantum dalam Daftar Pemilih
pada formulir Model A-Daftar Pemilih tidak memiliki
KTP-el maka diberikan keterangan Pemilih yang
ditemukan oleh Pantarlih belum memiliki KTP-el.
(4) Dalam hal Pemilih yang tercantum dalam Daftar Pemilih
pada formulir Model A-Daftar Potensial Pemilih serta
tidak tercantum pada formulir A-Daftar Pemilih dan
Pemilih memiliki KTP-el yang alamatnya sesuai dengan
alamat tempat tinggal maka Pantarlih memberikan
keterangan Alamat KTP-el.
(5) Dalam hal Pemilih yang tercantum dalam Daftar Pemilih
pada formulir Model A-Daftar Potensial Pemilih:
a. beralamat domisili tidak sesuai dengan alamat
pada KTP-el maka pantarlih mencatat alamat KTP-
el Pemilih dan mencatat Pemilih tersebut dengan
keterangan alamat KTP-el berbeda;
b. beralamat KTP-el dan alamat tempat tinggal yang
sama dengan mencatat kedua alamat tersebut dan
memberikan status kepemilikan KTP-el sesuai
fakta di lapangan; atau
c. tidak memiliki KTP-el atau tidak dapat ditemui
secara langsung oleh Pantarlih untuk dilakukan
Pemutakhiran Data Pemilih hingga berakhirnya
tahapan Coklit, maka pantarlih memberikan
keterangan Pemilih yang ditemukan oleh Pantarlih
belum memiliki KTP-el atau tidak dapat dipastikan
kepemilikan KTP-el.

Pasal 21
(1) Setelah melakukan Coklit, Pantarlih:
a. memberikan formulir Model A-Tanda Bukti
Terdaftar; dan
b. menempelkan stiker Coklit untuk setiap 1 (satu)
kepala keluarga.
(2) Stiker Coklit sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf b diatur lebih lanjut dalam Keputusan KPU.

Pasal 22
(1) Pantarlih mencatat dan merekapitulasi hasil Coklit
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 ayat (3) ke
dalam formulir Model A-Laporan Hasil Coklit.
(2) Pantarlih menyampaikan hasil Coklit kepada PPS
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), menggunakan
formulir Model A-Daftar Pemilih, dan formulir Model A-
Daftar Potensial Pemilih.
(3) Hasil Coklit digunakan PPS sebagai bahan untuk
menyusun DPS.
- 15 -

Pasal 23
(1) Setelah menerima hasil Coklit dari Pantarlih, PPS
melakukan kegiatan:
a. memeriksa kelengkapan dokumen;
b. memeriksa kesesuaian pengisian; dan
c. mencocokkan jumlah antara hasil Coklit Pantarlih
dengan rekapitulasi hasil Coklit pada formulir
Model A-Laporan Hasil Coklit.
(2) Dalam hal hasil Coklit tidak lengkap dan/atau tidak
sesuai, PPS menyampaikan kembali kepada Pantarlih
untuk dilengkapi dan diperbaiki.

Pasal 24
(1) Pantarlih memperbaiki hasil Coklit sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 23 ayat (2).
(2) Hasil perbaikan Coklit disampaikan kembali kepada
PPS sebagai bahan untuk menyusun DPS oleh KPU
Kabupaten/Kota.

Bagian Ketiga
Pemutakhiran Data Pemilih di Luar Negeri

Paragraf 1
Penyusunan Pemutakhiran Data Pemilih

Pasal 25
(1) KPU melakukan penyandingan DP4LN dengan DPT luar
negeri Pemilu terakhir yang dimutakhirkan secara
berkelanjutan untuk menyusun Daftar Pemilih luar
negeri.
(2) Daftar Pemilih luar negeri sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) digunakan sebagai bahan dalam melakukan
Pemutakhiran Data Pemilih luar negeri.
(3) Dalam melakukan penyandingan data sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), KPU dapat melakukan
koordinasi dengan Kementerian Luar Negeri.
(4) Koordinasi sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dapat
dilakukan melalui rapat kooordinasi.
(5) KPU menyampaikan bahan penyusunan Daftar Pemilih
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) kepada PPLN
melalui Kementerian Luar Negeri.

Paragraf 2
Pelaksanaan Pemutakhiran Data Pemilih

Pasal 26
(1) PPLN menyusun Daftar Pemilih sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 25 ayat (5) untuk dilakukan Pemutakhiran
Data Pemilih di luar negeri.
(2) Daftar Pemilih sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
disusun menggunakan formulir Model A-Daftar Pemilih
LN yang berbasis Pemilih yang memberikan suara
melalui TPSLN, KSK, dan surat pos.
(3) Penyusunan Daftar Pemilih sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) memperhatikan:
- 16 -

a. kemudahan Pemilih untuk memberikan suara


melalui TPSLN, KSK, dan surat pos;
b. tidak memisahkan Pemilih dalam 1 (satu) keluarga
pada TPSLN/KSK yang berbeda;
c. hal-hal yang berkenaan dengan aspek geografis;
d. jarak dan waktu tempuh menuju TPSLN/KSK; dan
e. jarak dan waktu pengiriman melalui pos.
(4) Penyusunan Daftar Pemilih sebagaimana dimaksud
pada ayat (3) diatur dalam Keputusan KPU.

Pasal 27
PPLN menyampaikan Daftar Pemilih kepada Pantarlih luar
negeri dalam bentuk salinan digital dan/atau salinan cetak.

Pasal 28
(1) PPLN dalam melaksanakan Pemutakhiran Data Pemilih
dibantu oleh Pantarlih luar negeri.
(2) Pemutakhiran Data Pemilih oleh PPLN diselesaikan
paling lama 3 (tiga) bulan setelah KPU menerima DP4LN
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (2).

Pasal 29
Pantarlih luar negeri bertugas:
a. membantu KPU dan PPLN dalam melakukan
Pemutakhiran Data Pemilih di luar negeri;
b. melaksanakan Coklit data Pemilih;
c. mencocokan Daftar Pemilih dengan mendatangi Pemilih
secara langsung dan tidak langsung;
d. mengisi formulir yang digunakan dalam Coklit;
e. memberikan tanda bukti terdaftar kepada Pemilih;
f. mencatat dan merekapitulasi hasil Coklit;
g. menyampaikan hasil Coklit kepada PPLN; dan
h. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh KPU dan
PPLN sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 30
(1) Pantarlih luar negeri melakukan Pemutakhiran Data
Pemilih dengan cara:
a. mendatangi Pemilih;
b. memanfaatkan kegiatan masyarakat di Kantor
Perwakilan Republik Indonesia dan/atau tempat
lain;
c. menghubungi Pemilih melalui telepon atau media
sosial;
d. mengirim surat kepada Pemilih melalui pos;
e. mengirim surat elektronik (email) kepada Pemilih;
f. menindaklanjuti masukan atau tanggapan
masyarakat melalui telepon, media sosial atau
pusat panggilan (call center) atau laman resmi; atau
g. dengan cara lain sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan dan dapat
dipertanggungjawabkan.
(2) Pemutakhiran Data Pemilih sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) untuk mencocokkan Daftar Pemilih pada
- 17 -

formulir Model A-Daftar Pemilih LN dengan KTP-el, KK,


Paspor atau SPLP.
(3) Pemutakhiran Data Pemilih sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) dilakukan dengan cara:
a. mencatat data Pemilih yang memiliki KTP-el, KK,
Paspor atau SPLP yang masih berlaku atau
dokumen lain yang menunjukkan bahwa yang
bersangkutan adalah WNI tetapi belum terdaftar
dalam data Pemilih di luar negeri dengan
menggunakan formulir Model A-Daftar Potensial
Pemilih LN;
b. mencatat data Pemilih yang telah berubah status
dari status anggota Tentara Nasional Indonesia
atau Kepolisian Negara Republik Indonesia menjadi
status sipil dibuktikan dengan menunjukkan surat
keputusan pemberhentian dari anggota Tentara
Nasional Indonesia atau Kepolisian Negara
Republik Indonesia;
c. mencatat nomor telepon dan surat elektronik
(email);
d. memperbaiki data Pemilih apabila terdapat
kekeliruan;
e. mencatat metode pemungutan suara yang akan
digunakan oleh Pemilih;
f. mencatat keterangan Pemilih penyandang
disabilitas pada kolom ragam disabilitas;
g. mencatat Pemilih yang tidak memiliki KTP-el
dengan memberikan keterangan Pemilih tidak
memiliki KTP-el;
h. mencoret data Pemilih yang telah meninggal;
i. mencoret data Pemilih yang telah pindah domisili
ke wilayah lain;
j. mencoret data Pemilih yang ditemukan ganda;
k. mencoret data Pemilih yang telah berubah status
dari status sipil menjadi status anggota Tentara
Nasional Indonesia atau Kepolisian Negara
Republik Indonesia;
l. mencoret data Pemilih yang belum pernah
kawin/menikah dan belum genap berumur 17
(tujuh belas) tahun pada hari pemungutan suara;
dan
m. menandai data Pemilih yang tidak dikenal dan
telah dipastikan tidak diketahui keberadaannya.

Pasal 31
(1) Pantarlih luar negeri melakukan Pemutakhiran Data
Pemilih sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30 ayat (1)
huruf a dan huruf e, melalui mekanisme:
a. meminta Pemilih menunjukkan KTP-el atau KK
atau Paspor atau SPLP yang masih berlaku; dan
b. melakukan konfirmasi dengan menanyakan dan
mencocokkan informasi Pemilih dengan informasi
yang tercantum dalam DP4LN.
(2) Pantarlih luar negeri melakukan Pemutakhiran Data
Pemilih dengan cara sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 30 ayat (1) huruf c sampai dengan huruf f,
- 18 -

Pantarlih luar negeri meminta Pemilih mengirimkan


salinan digital atau salinan naskah asli KTP-el, KK,
Paspor atau SPLP melalui surat pos atau surat
elektronik atau media komunikasi lainnya.
(3) Dalam hal Pemutakhiran Data Pemilih dilakukan
dengan cara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30
ayat (2), PPLN dibantu oleh Pantarlih luar negeri
melakukan konfirmasi kepada Pemilih melalui telepon,
surat elektronik, atau media komunikasi lainnya.
(4) Dalam hal Pemilih yang tercantum dalam Daftar Pemilih
pada formulir Model A-Daftar Pemilih luar negeri tidak
memiliki KTP-el, Paspor atau SPLP, maka diberikan
keterangan Pemilih yang ditemukan belum memiliki
KTP-el.
(5) Dalam hal Pemilih yang tercantum dalam Daftar Pemilih
pada formulir Model A-Daftar Potensial Pemilih luar
negeri serta tidak tercantum pada formulir A-Daftar
Pemilih LN dan Pemilih memiliki KTP-el, Paspor atau
SPLP yang alamatnya sesuai dengan alamat tempat
tinggal maka Pantarlih luar negeri memberikan
keterangan Alamat KTP-el.
(6) Dalam hal Pemilih yang tercantum dalam Daftar Pemilih
pada formulir Model A-Daftar Potensial Pemilih luar
negeri:
a. beralamat domisili tidak sesuai dengan alamat
pada KTP-el, Paspor atau SPLP maka Pantarlih luar
negeri mencatat alamat KTP-el, Paspor atau SPLP
Pemilih dan mencatat Pemilih tersebut dengan
keterangan alamat KTP-el berbeda;
b. beralamat KTP-el, Paspor atau SPLP dan alamat
tempat tinggal yang sama dengan mencatat kedua
alamat tersebut dan memberikan status
kepemilikan KTP-el sesuai fakta di lapangan; atau
c. tidak dapat ditemui secara langsung maupun tidak
langsung oleh Pantarlih luar negeri untuk
dilakukan Pemutakhiran Data Pemilih hingga
berakhirnya tahapan Coklit, maka Pantarlih luar
negeri memberikan keterangan Pemilih yang
ditemukan oleh Pantarlih luar negeri belum
memiliki KTP-el, Paspor atau SPLP atau tidak dapat
dipastikan kepemilikan KTP-el, Paspor atau SPLP.

Pasal 32
Pantarlih luar negeri memberikan tanda bukti terdaftar
kepada Pemilih menggunakan formulir Model A-Tanda Bukti
Terdaftar LN.

Pasal 33
(1) Pantarlih luar negeri mencatat dan merekapitulasi hasil
Coklit sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30 ayat (3)
ke dalam formulir Model A-Laporan Hasil Coklit LN.
(2) Pantarlih luar negeri menyampaikan hasil Coklit kepada
PPLN sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
menggunakan formulir Model A-Daftar Pemilih LN dan
formulir Model A-Daftar Potensial Pemilih LN.
- 19 -

(3) Hasil Coklit digunakan PPLN sebagai bahan untuk


menyusun DPSLN.

Pasal 34
(1) Setelah menerima hasil Coklit dari Pantarlih luar negeri,
PPLN melakukan kegiatan:
a. memeriksa kelengkapan dokumen;
b. memeriksa kesesuaian pengisian; dan
c. mencocokkan kesesuaian jumlah antara hasil
Coklit Pantarlih luar negeri dengan rekapitulasi
hasil Coklit pada formulir Model A-Laporan Hasil
Coklit LN.
(2) Dalam hal hasil Coklit tidak lengkap dan/atau tidak
sesuai, PPLN menyampaikan kembali kepada Pantarlih
luar negeri untuk dilengkapi dan diperbaiki.

Pasal 35
(1) Pantarlih luar negeri memperbaiki hasil Coklit
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34 ayat (2).
(2) Hasil perbaikan Coklit disampaikan kembali kepada
PPLN sebagai bahan penyusunan DPSLN.

BAB V
DAFTAR PEMILIH SEMENTARA

Bagian Pertama
Penyusunan Daftar Pemilih Sementara Hasil Pemutakhiran
Data

Paragraf 1
Penyusunan Daftar Pemilih Sementara Hasil Pemutakhiran
Data Dalam Negeri

Pasal 36
(1) PPS menyusun Daftar Pemilih hasil pemutakhiran
berdasarkan hasil coklit dari Pantarlih.
(2) PPS dalam menyusun Daftar Pemilih hasil
Pemutakhiran sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dapat dibantu oleh Pantarlih.
(3) Daftar Pemilih hasil pemutakhiran sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) dibuat dalam bentuk salinan
digital data Pemilih per nama untuk:
a. Pemilih baru;
b. Pemilih Potensial DPTb;
c. Pemilih yang tidak memenuhi syarat; dan
d. perbaikan data Pemilih.
(4) Daftar Pemilih hasil pemutakhiran sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) disusun berbasis TPS dengan
menggunakan formulir Model A-Daftar Perubahan
Pemilih.
(5) PPS menyampaikan Daftar Pemilih hasil pemutakhiran
sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dalam bentuk
salinan digital kepada KPU Kabupaten/Kota melalui
PPK sebagai bahan penyusunan DPS dalam Sidalih.
- 20 -

Paragraf 2
Penyusunan Daftar Pemilih Sementara Hasil Pemutakhiran
Data Luar Negeri

Pasal 37
(1) PPLN menyusun Daftar Pemilih hasil pemutakhiran luar
negeri berdasarkan hasil Coklit dari Pantarlih luar
negeri.
(2) PPLN dalam menyusun Daftar Pemilih hasil
pemutakhiran luar negeri sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dapat dibantu oleh Pantarlih luar negeri.
(3) Daftar Pemilih hasil pemutakhiran luar negeri
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dibuat dalam
bentuk salinan digital data Pemilih per nama untuk:
a. Pemilih baru;
b. Pemilih yang tidak memenuhi syarat; dan
c. perbaikan data Pemilih.
(4) Daftar Pemilih hasil pemutakhiran sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) disusun berbasis Pemilih yang
memberikan suara melalui TPSLN, KSK, dan surat pos
dengan menggunakan formulir Model A. Daftar Hasil
Pemutakhiran-PPLN.
(5) PPLN menggunakan Daftar Pemilih hasil pemutakhiran
luar negeri sebagaimana dimaksud pada ayat (4) sebagai
bahan penyusunan DPSLN dalam Sidalih.

Bagian Kedua
Rekapitulasi Daftar Pemilih Sementara

Paragraf 1
Rekapitulasi Daftar Pemilih Sementara Dalam Negeri

Pasal 38
(1) PPS melakukan rekapitulasi Daftar Pemilih hasil
pemutakhiran tingkat kelurahan/desa atau sebutan
lain ke dalam formulir Model A-Rekap PPS Perubahan
Pemilih.
(2) Rekapitulasi Daftar Pemilih Hasil pemutakhiran
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dalam
rapat pleno terbuka.
(3) Peserta rapat pleno terbuka terdiri atas:
a. Pantarlih;
b. Panwaslu Kelurahan/Desa atau sebutan lain;
c. perwakilan peserta Pemilu tingkat kelurahan/desa;
dan
d. perangkat pemerintah tingkat kelurahan/desa
atau sebutan lain.
(4) Peserta rapat pleno sebagaimana dimaksud pada ayat
(3) dapat memberikan masukan dan tanggapan apabila
terdapat kekeliruan terhadap proses dan hasil
rekapitulasi disertai dengan bukti dokumen autentik.
(5) PPS wajib menindaklanjuti masukan dan tanggapan
sebagaimana dimaksud pada ayat (4), apabila dokumen
yang ditunjukkan terbuti benar.
- 21 -

(6) Hasil rapat pleno terbuka sebagaimana dimaksud pada


ayat (2) dituangkan ke dalam berita acara yang
ditandatangani oleh ketua dan anggota PPS.

Pasal 39
PPS menyampaikan Berita Acara Pleno Rekapitulasi, formulir
Model A-Rekap PPS Perubahan Pemilih dan formulir Model
A-Daftar Perubahan Pemilih dalam bentuk salinan naskah
asli kepada:
a. PPK;
b. Panwaslu Kelurahan/Desa atau sebutan lain;
c. perwakilan peserta Pemilu tingkat kelurahan/desa atau
sebutan lain; dan
d. perangkat pemerintah tingkat kelurahan/desa atau
sebutan lain.

Pasal 40
(1) PPK melakukan rekapitulasi Daftar Pemilih hasil
pemutakhiran tingkat kecamatan menggunakan
formulir Model A-Rekap PPK Perubahan Pemilih
(2) Rekapitulasi Daftar Pemilih hasil pemutakhiran
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dalam
rapat pleno terbuka.
(3) Peserta rapat pleno terbuka terdiri atas:
a. PPS;
b. Panwaslu Kecamatan;
c. perwakilan peserta Pemilu tingkat kecamatan; dan
d. perangkat pemerintah tingkat kecamatan.
(4) Peserta rapat pleno sebagaimana dimaksud pada ayat
(3) dapat memberikan masukan dan tanggapan apabila
terdapat kekeliruan terhadap proses dan hasil
rekapitulasi disertai dengan bukti dokumen autentik.
(5) PPK wajib menindaklanjuti masukan dan tanggapan
sebagaimana dimaksud pada ayat (4), apabila dokumen
yang ditunjukkan terbuti benar.
(6) Tindak lanjut sebagaimana dimaksud pada ayat (5)
menggunakan formulir model A-Daftar Perubahan
Pemilih.
(7) Hasil rapat pleno terbuka sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) dituangkan ke dalam berita acara yang
ditandatangani oleh ketua dan anggota PPK.

Pasal 41
(1) PPK menyampaikan formulir model A-Daftar Perubahan
Pemilih beserta lampiran bukti dokumen autentik
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 43 ayat (5) dalam
bentuk salinan naskah asli kepada KPU
Kabupaten/Kota.
(2) PPK menyampaikan Berita Acara Pleno Rekapitulasi,
dan formulir Model A-Rekap PPK Perubahan Pemilih
dalam bentuk salinan naskah asli kepada:
a. KPU Kabupaten/Kota;
b. Panwaslu Kecamatan;
c. perwakilan peserta Pemilu tingkat kecamatan; dan
d. perangkat pemerintah tingkat kecamatan.
- 22 -

Pasal 42
(1) KPU Kabupaten/Kota melakukan rekapitulasi Daftar
Pemilih hasil pemutakhiran tingkat kabupaten/kota ke
dalam formulir Model A-Rekap KabKo Perubahan
Pemilih.
(2) KPU Kabupaten/Kota menyusun DPS berdasarkan
Daftar Pemilih, Daftar Pemilih hasil pemutakhiran, serta
masukan dan tanggapan dari PPK menggunakan
formulir Model A-KabKo Daftar Pemilih.
(3) KPU Kabupaten/Kota melakukan rekapitulasi DPS
berdasarkan DPS tingkat kabupaten/kota ke dalam
Formulir Model A-Rekap KabKo.
(4) KPU Kabupaten/Kota merekapitulasi dan menetapkan
DPS tingkat kabupaten/kota sebagaimana dimaksud
pada ayat (3) dilakukan dalam rapat pleno terbuka.
(5) Peserta rapat pleno terbuka terdiri atas:
a. PPK;
b. Bawaslu Kabupaten/Kota;
c. perwakilan peserta Pemilu tingkat
kabupaten/kota;
d. Tentara Nasional Indonesia;
e. Kepolisian Negara Republik Indonesia; dan
f. perangkat pemerintah tingkat kabupaten/kota.
(6) Peserta rapat pleno sebagaimana dimaksud pada ayat
(5) dapat memberikan masukan dan tanggapan apabila
terdapat kekeliruan terhadap proses dan hasil
rekapitulasi disertai dengan bukti dokumen autentik.
(7) KPU Kabupaten/Kota wajib menindaklanjuti masukan
dan tanggapan sebagaimana dimaksud pada ayat (6),
apabila dokumen yang ditunjukkan terbuti benar.
(8) Tindak lanjut sebagaimana dimaksud pada ayat (7)
menggunakan formulir model A-Daftar Perubahan
Pemilih.
(9) Hasil rapat pleno terbuka sebagaimana dimaksud pada
ayat (4) dituangkan ke dalam berita acara yang
ditandatangani oleh ketua dan anggota KPU
Kabupaten/Kota.

Pasal 43
(1) KPU Kabupaten/Kota menyampaikan formulir model A-
Daftar Perubahan Pemilih beserta lampiran bukti
dokumen autentik sebagaimana dimaksud dalam Pasal
42 ayat (7) dalam bentuk salinan naskah asli kepada
PPS melalui PPK.
(2) KPU Kabupaten/Kota menyampaikan salinan DPS
dalam formulir Model A-KabKo Daftar Pemilih dalam
bentuk salinan digital, Berita Acara Pleno Rekapitulasi,
formulir Model A-Rekap KabKo Perubahan Pemilih dan
formulir Model A-Rekap KabKo dalam bentuk salinan
naskah asli kepada:
a. KPU Provinsi;
b. Bawaslu Kabupaten/Kota;
c. Perwakilan peserta Pemilu tingkat
kabupaten/kota;
d. perangkat pemerintah tingkat kabupaten/kota;
- 23 -

e. perwakilan partai politik peserta Pemilu tingkat


kecamatan melalui PPK; dan
f. PPS melalui PPK.
(3) Salinan DPS yang diberikan kepada Bawaslu
Kabupaten/Kota, peserta Pemilu tingkat
kabupaten/kota, dan perwakilan partai politik peserta
Pemilu di tingkat kecamatan sebagaimana dimaksud
ayat (2) huruf b, huruf c dan huruf e dibuat dalam
bentuk salinan digital dengan format Portable Document
Format (PDF) yang tidak bisa diubah.
(4) KPU Kabupaten/Kota menyampaikan salinan DPS
dalam bentuk salinan digital dengan format Comma
Separated Values (CSV) dari Sidalih, apabila terdapat
permintaan resmi dari Perwakilan peserta Pemilu
tingkat kabupaten/kota dan Bawaslu Kabupaten/Kota.
(5) Salinan DPS yang diberikan tidak menampilkan
informasi NIK dan Nomor KK Pemilih secara utuh.
(6) Penyampaian dokumen sebagaimana dimaksud pada
ayat (2), ayat (3), dan ayat (4) disertai dengan berita
acara.

Pasal 44
(1) KPU Provinsi melakukan rekapitulasi Daftar Pemilih
hasil pemutakhiran tingkat provinsi ke dalam formulir
Model A-Rekap Provinsi Perubahan Pemilih.
(2) KPU Provinsi melakukan rekapitulasi DPS ke dalam
formulir Model A-Rekap Provinsi.
(3) Rekapitulasi DPS sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
dilakukan dalam rapat pleno terbuka.
(4) Peserta rapat pleno terbuka terdiri atas:
a. KPU Kabupaten/Kota;
b. Bawaslu Provinsi;
c. perwakilan peserta Pemilu tingkat provinsi;
d. Tentara Nasional Indonesia;
e. Kepolisian Negara Republik Indonesia; dan
f. perangkat pemerintah tingkat provinsi.
(5) Peserta rapat pleno sebagaimana dimaksud pada ayat
(4) dapat memberikan masukan dan tanggapan apabila
terdapat kekeliruan terhadap proses dan hasil
rekapitulasi disertai dengan bukti dokumen autentik.
(6) KPU Provinsi wajib menindaklanjuti masukan dan
tanggapan sebagaimana dimaksud pada ayat (5),
apabila dokumen yang ditunjukkan terbuti benar.
(7) Tindak lanjut sebagaimana dimaksud pada ayat (6)
menggunakan formulir model A-Daftar Perubahan
Pemilih.
(8) Hasil rapat pleno terbuka sebagaimana dimaksud pada
ayat (3) dituangkan ke dalam berita acara yang
ditandatangani oleh ketua dan anggota KPU Provinsi.

Pasal 45
(1) KPU Provinsi menyampaikan formulir model A-Daftar
Perubahan Pemilih beserta lampiran bukti dokumen
autentik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 44 ayat (6)
dalam bentuk salinan naskah asli kepada PPS melalui
KPU Kabupaten/Kota dan PPK.
- 24 -

(2) KPU Provinsi menyampaikan salinan DPS dalam bentuk


salinan digital, Berita Acara Pleno Rekapitulasi, formulir
Model A-Rekap Provinsi Perubahan Pemilih dan formulir
Model A-Rekap Provinsi dalam bentuk salinan naskah
asli kepada:
a. KPU;
b. Bawaslu Provinsi;
c. peserta Pemilu tingkat provinsi; dan
d. perangkat pemerintah tingkat provinsi.
(3) KPU Provinsi menyampaikan salinan DPS dalam bentuk
salinan digital dengan format Comma Separated Values
(CSV) dari Sidalih, apabila terdapat permintaan resmi
dari peserta Pemilu tingkat provinsi dan Bawaslu
Provinsi.
(4) Salinan DPS yang diberikan tidak menampilkan
informasi NIK dan Nomor KK Pemilih secara utuh.
(5) Penyampaian dokumen sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) dan ayat (3) disertai dengan berita acara.

Paragraf 2
Rekapitulasi Daftar Pemilih Sementara Luar Negeri

Pasal 46
(1) PPLN dibantu Pantarlih luar negeri melakukan
rekapitulasi Daftar Pemilih hasil pemutakhiran di
negara setempat menggunakan formulir Model A-Rekap
Perubahan Pemilih PPLN.
(2) PPLN dalam melakukan rekapitulasi DPSLN
berdasarkan Daftar Pemilih dan Daftar Pemilih hasil
pemutakhiran dapat dibantu oleh Pantarlih luar negeri
(3) Rekapitulasi DPSLN dan Daftar Pemilih hasil
pemutakhiran menggunakan formulir Model A-Rekap
PPLN.
(4) PPLN melakukan penetapan DPSLN menggunakan
formulir Model A-PPLN Daftar Pemilih.
(5) DPSLN disusun dengan berbasis Pemilih yang
memberikan suara melalui TPSLN, KSK, dan surat pos.
(6) Penetapan DPSLN dan rekapitulasi DPSLN sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) dan ayat (4) dilakukan dalam
rapat pleno terbuka.
(7) Peserta rapat pleno terbuka terdiri atas:
a. Pantarlih luar negeri;
b. Panwaslu LN setempat (apabila terbentuk);
c. perwakilan peserta Pemilu setempat (apabila
terbentuk);
d. perwakilan pemerintah Republik Indonesia di
negara setempat;
(8) Peserta rapat pleno sebagaimana dimaksud pada ayat
(7) dapat memberikan masukan dan tanggapan apabila
terdapat kekeliruan terhadap proses dan hasil
rekapitulasi disertai dengan bukti dokumen autentik.
(9) PPLN wajib menindaklanjuti masukan dan tanggapan
sebagaimana dimaksud pada ayat (8), apabila dokumen
yang ditunjukkan terbuti benar.
- 25 -

(10) Hasil rapat pleno terbuka sebagaimana dimaksud pada


ayat (6) dituangkan ke dalam berita acara yang
ditandatangani oleh ketua dan anggota PPLN.

Pasal 47
PPLN menyampaikan salinan DPSLN dalam formulir Model
A-Daftar Pemilih PPLN dalam bentuk salinan digital, Berita
Acara Pleno Rekapitulasi, formulir Model A-Rekap
Perubahan Pemilih PPLN, dan formulir Model A-Rekap
Pemilih PPLN dalam bentuk salinan naskah asli kepada:
a. KPU;
b. Panwaslu LN setempat (apabila terbentuk);
c. perwakilan peserta Pemilu setempat (apabila terbentuk);
dan
d. perwakilan pemerintah Republik Indonesia di negara
setempat.

Paragraf 3
Rekapitulasi dan Penetapan Daftar Pemilih Sementara
Tingkat Nasional

Pasal 48
(1) KPU melakukan Rekapitulasi DPS tingkat nasional
berdasarkan formulir:
a. Model A-Rekap Provinsi untuk rekapitulasi DPS per
provinsi; dan
b. Model A-Rekap Pemilih Seluruh PPLN untuk
rekapitulasi DPS di luar negeri.
(2) Rekapitulasi DPS per provinsi dan DPS luar negeri
sebagaimana dimaksud ayat (1) digabungkan menjadi
rekapitulasi DPS tingkat Nasional menggunakan
formulir Model A-Rekap Nasional.

Pasal 49
(1) KPU melakukan Rekapitulasi hasil pemutakhiran
tingkat nasional berdasarkan formulir:
a. Model A-Rekap Provinsi Perubahan Pemilih untuk
rekapitulasi hasil pemutakhiran per provinsi; dan
b. Model A-Rekap Perubahan Pemilih Seluruh PPLN
untuk rekapitulasi hasil pemutakhiran di luar
negeri.
(2) Rekapitulasi hasil pemutakhiran per provinsi dan hasil
rekapitulasi hasil pemutakhiran di luar negeri
sebagaimana dimaksud ayat (1) digabungkan menjadi
rekapitulasi hasil pemutakhiran tingkat Nasional
menggunakan formulir Model A-Rekap Nasional
Perubahan Pemilih.

Pasal 50
(1) Rekapitulasi DPS tingkat nasional sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 48 ayat (1) dilakukan dalam
rapat pleno terbuka.
(2) Peserta rapat pleno terbuka terdiri atas:
a. KPU Provinsi;
b. Bawaslu;
c. peserta Pemilu tingkat pusat;
- 26 -

d. PPLN;
e. Tentara Nasional Indonesia;
f. Kepolisian Negara Republik Indonesia; dan
g. pemerintah.
(3) Peserta rapat pleno sebagaimana dimaksud pada ayat
(3) dapat memberikan masukan dan tanggapan apabila
terdapat kekeliruan terhadap proses dan hasil
rekapitulasi, disertai dengan bukti dokumen autentik.
(4) KPU wajib menindaklanjuti atas masukan dan
tanggapan sebagaimana dimaksud pada ayat (3),
apabila dokumen yang ditunjukkan terbukti benar.
(5) Hasil rapat pleno terbuka sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dituangkan dalam berita acara yang
ditandatangani oleh ketua dan anggota KPU.
Pasal 51
(1) KPU menyampaikan masukan dan tanggapan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 50 ayat (3) kepada:
a. PPS melalui KPU Provinsi, KPU Kabupaten/Kota,
dan PPK untuk DPS; dan
b. PPLN untuk DPSLN.
(2) Masukan dan tanggapan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) digunakan sebagai bahan penyusunan:
a. DPSHP oleh PPS; dan
b. DPSHPLN oleh PPLN.

Pasal 52
(1) KPU menyampaikan salinan DPS dan DPSLN dalam
bentuk salinan digital, Berita Acara Pleno Rekapitulasi,
dan formulir Model A-Rekap Nasional serta formulir
Model A-A-Rekap Nasional Perubahan Pemilih dalam
bentuk salinan naskah asli kepada:
a. Bawaslu;
b. peserta Pemilu; dan
c. pemerintah.
(2) KPU menyampaikan salinan DPS dan DPSLN dalam
bentuk salinan digital dengan format Comma Separated
Values (CSV) kepada peserta Pemilu dan Bawaslu untuk
mendapat masukan dan tanggapan.
(3) Salinan DPS dan DPSLN sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) yang diberikan tidak menampilkan informasi
NIK, Nomor KK, Nomor Paspor dan/atau SPLP Pemilih
secara utuh.
(4) Penyampaian dokumen sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dan ayat (2) disertai dengan berita acara.

Pasal 53
(1) KPU menetapkan hasil rekapitulasi DPS Nasional
dengan Keputusan KPU.
(2) KPU mengumumkan hasil rekapitulasi DPS nasional
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) melalui:
a. laman KPU; dan
b. aplikasi LindungiHakmu.

Bagian Ketiga
Pengumuman dan Tanggapan Daftar Pemilih Sementara
- 27 -

Paragraf 1
Dalam Negeri

Pasal 54
(1) PPS mengumumkan DPS pada papan pengumuman
yang mudah dijangkau selama 14 (empat belas) Hari.
(2) KPU dapat membantu PPS dalam mengumumkan DPS
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) melalui:
a. laman KPU; dan
b. aplikasi LindungiHakmu.
(3) PPS melalui PPK memberikan salinan DPS kepada
peserta Pemilu tingkat kecamatan dalam bentuk salinan
digital dan/atau salinan naskah asli sebagai bahan
untuk mendapatkan masukan dan tanggapan.
(4) Pengumuman sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan
ayat (2) dilakukan untuk untuk mendapat masukan dan
tanggapan masyarakat, pengawas Pemilu, dan/atau
peserta Pemilu.
(5) Pengumuman DPS sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dan ayat (2) menampilkan daftar nama pemilih secara
urut berdasarkan abjad dan tidak menampilkan
Informasi NIK dan Nomor KK secara utuh.

Pasal 55
(1) Masyarakat, pengawas Pemilu, dan/atau peserta Pemilu
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 54 ayat (4) dapat
menyampaikan masukan dan tanggapan terhadap DPS
paling lama 21 (dua puluh satu) Hari.
(2) Masukan dan tanggapan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) meliputi informasi:
a. Pemilih telah memenuhi syarat sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 8 ayat (2);
b. perbaikan data Pemilih
c. Pemilih tidak berdomisili di kelurahan/desa atau
sebutan lain tersebut;
d. Pemilih terdaftar lebih dari 1 (satu) kali; dan/atau
e. Pemilih terdaftar tetapi sudah tidak lagi memenuhi
syarat sebagai Pemilih.
(3) Masukan dan tanggapan sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) disampaikan kepada PPS dengan menyerahkan
salinan KTP-el dari Pemilih yang informasinya
diusulkan untuk diperbaiki, serta mengisi formulir
Model A-Tanggapan.
(4) PPS melakukan verifikasi kepada Pemilih yang
informasinya diusulkan dalam masukan dan tanggapan
sebagaimana dimaksud pada ayat (2).

Paragraf 2
Luar Negeri

Pasal 56
(1) PPLN mengumumkan DPSLN pada papan pengumuman
di kantor perwakilan Republik Indonesia selama 14
(empat belas) Hari.
(2) KPU dapat membantu PPLN dalam mengumumkan
DPSLN sebagaimana dimaksud pada ayat (1) melalui:
- 28 -

c. laman KPU; dan


d. aplikasi LindungiHakmu.
(3) Pengumuman DPSLN sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dan ayat (2) dilakukan untuk untuk mendapat
masukan dan tanggapan dari WNI di luar negeri,
Panwaslu LN, dan/atau peserta Pemilu di luar negeri.
(4) Pengumuman DPSLN sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dan ayat (2) menampilkan daftar nama pemilih
secara urut berdasarkan abjad dan tidak menampilkan
Informasi NIK, nomor KK, dan nomor Paspor dan/atau
nomor SPLP secara utuh.

Pasal 57
(1) Masyarakat, pengawas Pemilu, dan/atau peserta Pemilu
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 56 ayat (3) dapat
menyampaikan masukan dan tanggapan terhadap
DPSLN paling lama 21 (dua puluh satu) Hari.
(2) Masukan dan tanggapan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) meliputi informasi:
a. Pemilih telah memenuhi syarat sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 8 ayat (2);
b. perbaikan data Pemilih;
c. Pemilih tidak berdomisi di wilayah kerja PPLN;
d. Pemilih terdaftar lebih dari 1 (satu) kali; dan/atau
e. Pemilih terdaftar tetapi sudah tidak lagi memenuhi
syarat sebagai Pemilih.
(3) Masukan dan tanggapan sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) disampaikan kepada PPLN dengan
menunjukkan dan menyerahkan salinan KTP-el, KK,
Paspor atau SPLP dari Pemilih yang informasinya
diusulkan untuk diperbaiki, serta mengisi formulir
Model A-Tanggapan LN.
(4) PPLN melakukan verifikasi kepada Pemilih berdasarkan
hasil masukan dan tanggapan sebagaimana dimaksud
pada ayat (2).

BAB VI
Daftar Pemilih Sementara Hasil Perbaikan

Bagian Kesatu
Penyusunan Daftar Pemilih Sementara Hasil Perbaikan

Paragraf 1
Penyusunan Daftar Pemilih Sementara Hasil Perbaikan
Dalam Negeri

Pasal 58
(1) PPS wajib memperbaiki DPS paling lama 14 (empat
belas) Hari sejak berakhirnya penyampaian masukan
dan tanggapan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 55
ayat (1).
(2) Masukan dan tanggapan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) berasal dari:
a. peserta rapat pleno pada saat proses rekapitulasi
dan penetapan DPS tingkat KPU Kabupaten/Kota;
- 29 -

b. peserta rapat pleno pada saat proses rekapitulasi


DPS di KPU Provinsi;
c. peserta rapat pleno pada saat proses rekapitulasi
DPS di KPU; dan
d. masyarakat, pengawas Pemilu, dan/atau peserta
Pemilu.
(3) Apabila dalam menindaklanjuti masukan dan
tanggapan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), PPS
mengalami kendala, maka proses perbaikan DPS
dilakukan oleh KPU Kabupaten/Kota dan dapat dibantu
oleh PPK.
(4) PPS menyusun Daftar Pemilih hasil perbaikan DPS
dengan membuat salinan digital daftar perubahan
Pemilih hasil dari masukan dan tanggapan dengan
menggunakan formulir Model A-Rekap PPS Perubahan
Pemilih.
(5) PPS menyerahkan salinan digital formulir Model A-
Daftar Perubahan Pemilih sebagaimana dimaksud pada
ayat (4) kepada KPU Kabupaten/Kota melalui PPK.
(6) Formulir sebagaimana dimaksud pada ayat (5)
digunakan sebagai bahan penyusunan DPSHP dalam
Sidalih.

Pasal 59
(1) PPS melakukan rekapitulasi Daftar Pemilih hasil
perbaikan DPS tingkat kelurahan/desa atau sebutan
lain sebagaimana dimaksud dalam Pasal 58 ayat (4)
dengan menggunakan formulir Model A-Rekap PPS
Perubahan Pemilih.
(2) PPS melakukan rekapitulasi Daftar Pemilih hasil
perbaikan DPS sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
dalam rapat pleno terbuka.
(3) Peserta rapat pleno terbuka terdiri atas:
a. Panwaslu Kelurahan/Desa atau sebutan lain;
b. peserta Pemilu tingkat kelurahan/desa atau
sebutan lain; dan
c. perangkat pemerintah tingkat kelurahan/desa
atau sebutan lain.
(4) Peserta rapat pleno sebagaimana dimaksud pada ayat
(3) dapat memberikan masukan dan tanggapan apabila
terdapat kekeliruan terhadap proses dan hasil
rekapitulasi, disertai dengan bukti dokumen autentik.
(5) PPS wajib menindaklanjuti atas masukan dan
tanggapan sebagaimana dimaksud pada ayat (4),
apabila dokumen yang ditunjukkan terbukti benar.
(6) Hasil rapat pleno terbuka sebagaimana dimaksud pada
ayat (2), dituangkan ke dalam berita acara yang
ditandatangani oleh ketua dan anggota PPS.

Pasal 60
PPS menyampaikan Berita Acara Pleno Rekapitulasi dan
formulir Model A-Rekap PPS Perubahan Pemilih dalam
bentuk salinan naskah asli kepada:
a. PPK;
b. Panwaslu Kelurahan/Desa; dan
- 30 -

c. perangkat pemerintah tingkat kelurahan/desa atau


sebutan lain.

Pasal 61
(1) PPK melakukan rekapitulasi Daftar Pemilih hasil
perbaikan DPS tingkat kecamatan menggunakan
formulir Model A-Rekap PPK Perubahan Pemilih.
(2) Rekapitulasi Daftar Pemilih hasil perbaikan DPS
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dalam
rapat pleno terbuka.
(3) Peserta rapat pleno terbuka terdiri atas:
a. PPS;
b. Panwaslu Kecamatan;
c. peserta Pemilu tingkat kecamatan; dan
d. perangkat pemerintah tingkat kecamatan.
(4) Peserta rapat pleno sebagaimana dimaksud pada ayat
(3) dapat memberikan masukan dan tanggapan apabila
terdapat kekeliruan terhadap proses dan hasil
rekapitulasi disertai dengan bukti dokumen autentik.
(5) PPK wajib menindaklanjuti atas masukan dan
tanggapan sebagaimana dimaksud pada ayat (4),
apabila dokumen yang ditunjukkan terbukti benar.
(6) Tindak lanjut sebagaimana dimaksud pada ayat (5)
menggunakan formulir model A-Daftar Perubahan
Pemilih.
(7) Hasil rapat pleno terbuka sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) dituangkan ke dalam berita acara yang
ditandatangani oleh ketua dan anggota PPK.

Pasal 62
(1) PPK menyampaikan masukan dan tanggapan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 61 ayat (4) kepada
KPU Kabupaten/Kota untuk menjadi bahan
penyusunan DPSHP.
(2) PPK menyampaikan Berita Acara Pleno Rekapitulasi dan
formulir Model A-Rekap PPK Perubahan Pemilih dalam
bentuk salinan naskah asli kepada:
a. KPU Kabupaten/Kota;
b. Panwaslu Kecamatan;
c. Peserta Pemilu tingkat kecamatan; dan
d. Perangkat Pemerintah tingkat kecamatan.

Pasal 63
(1) KPU Kabupaten/Kota menyusun DPSHP menggunakan
formulir Model A-KabKo Daftar Pemilih
(2) KPU Kabupaten/Kota rekapitulasi DPSHP tingkat
kabupaten/kota menggunakan formulir Model A-Rekap
KabKo.
(3) Rekapitulasi DPSHP dan penetapan DPSHP tingkat
kabupaten/kota sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dan ayat (2) dilakukan dalam rapat pleno terbuka.
(4) Peserta rapat pleno terbuka terdiri atas:
a. PPK;
b. Bawaslu Kabupaten/Kota;
c. peserta Pemilu tingkat kabupaten/kota;
d. Tentara Nasional Indonesia;
- 31 -

e. Kepolisian Negara Republik Indonesia; dan


f. perangkat pemerintah tingkat kabupaten/kota.
(5) Peserta rapat pleno sebagaimana dimaksud pada ayat
(4) dapat memberikan masukan dan tanggapan apabila
terdapat kekeliruan terhadap proses dan hasil
rekapitulasi disertai dengan bukti dokumen autentik.
(6) KPU Kabupaten/Kota wajib menindaklanjuti atas
masukan dan tanggapan sebagaimana dimaksud pada
ayat (5), apabila dokumen yang ditunjukkan terbukti
benar.
(7) Hasil rapat pleno terbuka sebagaimana dimaksud pada
ayat (3) dituangkan ke dalam berita acara yang
ditandatangani oleh ketua dan anggota KPU
Kabupaten/Kota.

Pasal 64
(1) KPU Kabupaten/Kota menyampaikan masukan dan
tanggapan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 63 ayat
(5) kepada PPS melalui PPK.
(2) KPU Kabupaten/Kota menyampaikan salinan DPSHP
dalam bentuk salinan digital, Berita Acara Pleno
Rekapitulasi dan formulir Model A-Rekap KabKo dalam
bentuk salinan naskah asli kepada:
a. KPU Provinsi;
b. Bawaslu Kabupaten/Kota;
c. peserta Pemilu tingkat kabupaten/kota;
d. perangkat pemerintah tingkat kabupaten/kota;
dan
e. PPS melalui PPK.
(3) KPU Kabupaten/Kota menyampaikan salinan DPSHP
dalam bentuk salinan digital dengan format Comma
Separated Values (CSV) kepada peserta Pemilu tingkat
kabupaten/kota dan Bawaslu Kabupaten/Kota untuk
mendapat masukan dan tanggapan.
(4) Salinan DPSHP yang diberikan tidak menampilkan
informasi NIK dan Nomor KK Pemilih secara utuh.
(5) Penyampaian dokumen sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) dan ayat (3) disertai dengan berita acara.

Paragraf 2
Penyusunan Daftar Pemilih Sementara Hasil Perbaikan
Luar Negeri

Pasal 65
(1) PPLN wajib memperbaiki DPSLN paling lama 7 (tujuh)
Hari sejak berakhirnya masukan dan tanggapan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 57 ayat (1).
(2) Masukan dan tanggapan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) berasal dari:
a. masyarakat, pengawas Pemilu, dan/atau peserta
Pemilu;
b. peserta rapat pleno pada saat proses rekapitulasi
dan penetapan DPSLN tingkat PPLN;
c. peserta rapat pleno pada saat proses rekapitulasi
DPS di KPU.
- 32 -

(3) PPLN menyusun Daftar Pemilih hasil perbaikan DPS


dengan membuat salinan digital daftar perubahan
Pemilih hasil dari masukan dan tanggapan dengan
menggunakan formulir Model A-Daftar Perubahan
Pemilih PPLN.
(4) Penyusunan Daftar Pemilih hasil perbaikan dari
masukan dan tanggapan sebagaimana dimaksud pada
ayat (3) dituangkan ke dalam berita acara yang
ditandatangani oleh ketua dan anggota PPLN.
(5) PPLN menyampaikan DPSHPLN sebagaimana dimaksud
pada ayat (4) dalam bentuk salinan digital kepada KPU
dengan tembusan kepada Kepala Perwakilan Republik
Indonesia.

Pasal 66
(1) PPLN melakukan penetapan DPSHPLN menggunakan
formulir Model A-Daftar Pemilih PPLN.
(2) DPSHPLN disusun dengan berbasis Pemilih yang
memberikan suara melalui TPSLN, KSK, dan surat pos.
(3) PPLN melakukan rekapitulasi DPSHPLN tingkat PPLN
menggunakan formulir Model A-Rekap Pemilih PPLN.
(4) Penetapan DPSHPLN dan rekapitulasi DPSHPLN
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2)
dilakukan dalam rapat pleno terbuka.
(5) Peserta rapat pleno terbuka terdiri atas:
a. Pantarlih luar negeri;
b. Panwaslu LN setempat (apabila terbentuk
terbentuk);
c. perwakilan peserta Pemilu setempat (apabila
terbentuk);
d. perwakilan Republik Indonesia;
(6) Peserta rapat pleno sebagaimana dimaksud pada ayat
(5) dapat memberikan masukan dan tanggapan apabila
terdapat kekeliruan terhadap proses dan hasil
rekapitulasi disertai dengan bukti dokumen autentik.
(7) PPLN wajib menindaklanjuti atas masukan dan
tanggapan sebagaimana dimaksud pada ayat (6),
apabila dokumen yang ditunjukkan terbukti benar.
(8) Hasil rapat pleno terbuka sebagaimana dimaksud pada
ayat (4) dituangkan ke dalam berita acara yang
ditandatangani oleh ketua dan anggota PPLN.

Pasal 67
PPLN menyampaikan salinan DPSHPLN dalam bentuk
salinan digital, Berita Acara Pleno Rekapitulasi, formulir
Model A-Daftar Perubahan Pemilih PPLN, dan formulir Model
A-Rekap Perubahan Pemilih Seluruh PPLN dalam bentuk
salinan naskah asli kepada:
a. KPU;
b. Panwaslu LN setempat (apabila terbentuk);
c. perwakilan peserta Pemilu setempat (apabila terbentuk);
dan
d. perwakilan Republik Indonesia.
- 33 -

Bagian Kedua
Pengumuman dan Tanggapan Daftar Pemilih Sementara
Hasil Perbaikan

Paragraf 1
Pengumuman dan Tanggapan Daftar Pemilih Sementara
Hasil Perbaikan Dalam Negeri

Pasal 68
Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 54 ayat (1),
ayat (2), ayat (4), dan ayat (5) mutatis mutandis berlaku
dalam KPU dan PPS mengumumkan DPSHP selama 7 (tujuh)
hari.

Pasal 69
(1) Masyarakat, pengawas Pemilu, dan/atau peserta Pemilu
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 68 ayat (3) dapat
menyampaikan masukan dan tanggapan terhadap
DPSHP paling lama 7 (tujuh) Hari.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 55 ayat
(2), ayat (3), dan ayat (4) mutatis mutandis berlaku
mekanisme penyampaian masukan dan tanggapan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1).

Paragraf 2
Pengumuman dan Tanggapan DPSHP Luar Negeri

Pasal 70
Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 56 ayat (1)
sampai dengan ayat (4) mutatis mutandis berlaku dalam KPU
dan PPLN mengumumkan DPSHPLN selama 7(tujuh) hari.

Pasal 71
(1) WNI di luar negeri, pengawas Pemilu, dan/atau peserta
Pemilu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 70 ayat (3)
dapat menyampaikan masukan dan tanggapan
terhadap DPSHPLN paling lama 7 (tujuh) hari.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 57 ayat
(2), ayat (3), dan ayat (4) mutatis mutandis berlaku
mekanisme penyampaian masukan dan tanggapan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1).

Bagian Ketiga
Penyusunan Daftar Pemilih Sementara Hasil Perbaikan
Akhir

Pasal 72
(1) PPS wajib memperbaiki DPSHP paling lama 14 (empat
belas) hari sejak berakhirnya masukan dan tanggapan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 69 ayat (1).
(2) Masukan dan tanggapan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) berasal dari:
a. Peserta rapat pleno pada saat proses rekapitulasi
dan penetapan DPSHP tingkat KPU
Kabupaten/Kota;
- 34 -

b. masyarakat, pengawas Pemilu, dan/atau peserta


Pemilu;
(3) PPS menyusun Daftar Pemilih hasil perbaikan DPSHP
dengan membuat salinan digital daftar perubahan
Pemilih hasil dari masukan dan tanggapan dengan
menggunakan formulir Model A-Daftar Perubahan
Pemilih.
(4) PPS menyerahkan salinan digital formulir Model A-
Daftar Perubahan Pemilih sebagaimana dimaksud pada
ayat (3) kepada KPU Kabupaten/Kota melalui PPK
sebagai bahan penyusunan DPT dalam Sidalih.

Pasal 73
(1) PPS melakukan rekapitulasi Daftar Pemilih hasil
perbaikan DPSHP tingkat kelurahan/desa atau sebutan
lain sebagaimana dimaksud dalam Pasal 72 ayat (3)
dengan menggunakan formulir Model A-Rekap PPS
Perubahan Pemilih.
(2) PPS melakukan rekapitulasi Daftar Pemilih hasil
perbaikan DPSHP tingkat kelurahan/desa atau sebutan
lain sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan
dalam rapat pleno terbuka.
(3) Peserta rapat pleno terbuka terdiri atas:
a. Panwaslu Kelurahan/Desa atau sebutan lain;
b. peserta Pemilu tingkat kelurahan/desa atau
sebutan lain; dan
c. perangkat pemerintah tingkat kelurahan/desa
atau sebutan lain.
(4) Peserta rapat pleno sebagaimana dimaksud pada ayat
(3) dapat memberikan masukan dan tanggapan apabila
terdapat kekeliruan terhadap proses dan hasil
rekapitulasi disertai dengan bukti dokumen autentik.
(5) PPS wajib menindaklanjuti masukan dan tanggapan
sebagaimana dimaksud pada ayat (4), apabila dokumen
yang ditunjukkan terbuti benar.
(6) Hasil rapat pleno terbuka dituangkan sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) ke dalam berita acara yang
ditandatangani oleh ketua dan anggota PPS.

Pasal 74
PPS menyampaikan Berita Acara Pleno Rekapitulasi dan
formulir Model A-Rekap PPS Perubahan Pemilih dalam
bentuk salinan naskah asli kepada:
a. PPK;
b. Panwaslu Kelurahan/Desa; dan
c. perangkat pemerintah tingkat kelurahan/desa atau
sebutan lain.

Pasal 75
(1) PPK melakukan rekapitulasi Daftar Pemilih hasil
perbaikan DPSHP tingkat kecamatan menggunakan
formulir Model A-Rekap PPK Perubahan Pemilih.
(2) Rekapitulasi Daftar Pemilih hasil perbaikan DPSHP
tingkat kecamatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan dalam rapat pleno terbuka.
(3) Peserta rapat pleno terbuka terdiri atas:
- 35 -

a. PPS;
b. Panwaslu Kecamatan;
c. peserta Pemilu tingkat kecamatan; dan
d. perangkat pemerintah tingkat kecamatan.
(4) Peserta rapat pleno terbuka sebagaimana dimaksud
pada ayat (3) dapat memberikan masukan dan
tanggapan apabila terdapat kekeliruan terhadap proses
dan hasil rekapitulasi disertai dengan bukti dokumen
autentik.
(5) PPK wajib menindaklanjuti masukan dan tanggapan
sebagaimana dimaksud pada ayat (4), apabila dokumen
yang ditunjukkan terbuti benar.
(6) Tindak lanjut sebagaimana dimaksud pada ayat (5)
menggunakan formulir model A-Daftar Perubahan
Pemilih.
(7) Hasil rapat pleno terbuka sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) dituangkan ke dalam berita acara yang
ditandatangani oleh ketua dan anggota PPK.

Pasal 76
(1) PPK menyampaikan masukan dan tanggapan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 75 ayat (6) kepada
KPU Kabupaten/Kota untuk menjadi bahan
penyusunan DPT.
(2) PPK menyampaikan Berita Acara Pleno Rekapitulasi dan
formulir Model A-Rekap PPK Perubahan Pemilih dalam
bentuk salinan naskah asli kepada:
a. KPU Kabupaten/Kota;
b. Panwaslu Kecamatan;
c. peserta Pemilu tingkat kecamatan; dan
d. perangkat pemerintah tingkat kecamatan.

BAB VII
Daftar Pemilih Tetap

Bagian Kesatu
Penyusunan dan Rekapitulasi Daftar Pemilih Tetap

Paragraf 1
Penyusunan Daftar Pemilih Tetap Dalam Negeri

Pasal 77
(1) KPU Kabupaten/Kota menyusun DPT tingkat
kabupaten/kota menggunakan formulir Model A-KabKo
Daftar Pemilih.
(2) KPU Kabupaten/Kota melakukan rekapitulasi DPT
tingkat kabupaten/kota menggunakan formulir Model
A-Rekap KabKo.
(3) KPU Kabupaten/Kota menetapkan DPT paling lama 7
(tujuh) Hari sejak berakhirnya perbaikan terhadap
DPSHP.
(4) Penetapan DPT sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
dilakukan dalam rapat pleno terbuka.
(5) Peserta rapat pleno terbuka terdiri atas:
a. PPK;
b. Bawaslu Kabupaten/Kota;
- 36 -

c. peserta Pemilu tingkat kabupaten/kota;


d. Tentara Nasional Indonesia;
e. Kepolisian Negara Republik Indonesia; dan
f. perangkat pemerintah tingkat kabupaten/kota.
(6) Peserta pleno sebagaimana dimaksud pada ayat (5)
dapat memberikan masukan dan tanggapan apabila
terdapat kekeliruan terhadap proses dan hasil
rekapitulasi disertai dengan bukti dokumen autentik.
(7) KPU Kabupaten/Kota wajib menindaklanjuti atas
masukan dan tanggapan sebagaimana dimaksud pada
ayat (6) secara langsung dalam rapat pleno terbuka,
apabila dokumen yang ditunjukkan terbukti benar.
(8) Hasil rapat pleno terbuka sebagaimana dimaksud pada
ayat (4) dituangkan ke dalam berita acara yang
ditandatangani oleh ketua dan anggota KPU
Kabupaten/Kota.

Pasal 78
(1) KPU Kabupaten/Kota menyampaikan salinan DPT
dalam bentuk salinan digital, Berita Acara Pleno
Rekapitulasi, dan formulir Model A-Rekap KabKo dalam
bentuk salinan naskah asli kepada:
a. KPU Provinsi;
b. Bawaslu Kabupaten/Kota;
c. peserta Pemilu tingkat kabupaten/kota;
d. perangkat pemerintah tingkat kabupaten/kota;
e. perwakilan partai politik peserta Pemilu tingkat
kecamatan melalui PPK; dan
f. PPS melalui PPK.
(2) Salinan DPT yang diberikan kepada Bawaslu
Kabupaten/Kota, peserta Pemilu tingkat
Kabupaten/Kota, dan perwakilan partai politik peserta
Pemilu di tingkat kecamatan sebagaimana dimaksud
ayat (1) huruf b, huruf c dan huruf e dibuat dalam
bentuk salinan digital dengan format Portable Document
Format (PDF) yang tidak bisa diubah paling lambat 7
(tujuh) hari setelah ditetapkan.
(3) KPU Kabupaten/Kota menyampaikan salinan DPT
dalam bentuk salinan digital dengan format Comma
Separated Values (CSV) dari Sidalih, apabila terdapat
permintaan resmi dari peserta Pemilu tingkat
kabupaten/kota dan Bawaslu Kabupaten/Kota.
(4) Salinan DPT yang diberikan tidak menampilkan
informasi NIK dan KK Pemilih secara utuh.
(5) Penyampaian dokumen sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dan ayat (3) disertai dengan berita acara.

Pasal 79
(1) KPU Provinsi melakukan rekapitulasi DPT tingkat
provinsi menggunakan formulir Model A-Rekap
Provinsi.
(2) Rekapitulasi DPT tingkat provinsi sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dilakukan dalam rapat pleno
terbuka.
(3) Peserta rapat pleno terbuka terdiri atas:
a. KPU Kabupaten/Kota;
- 37 -

b. Bawaslu Provinsi;
c. peserta Pemilu tingkat provinsi;
d. Tentara Nasional Indonesia;
e. Kepolisian Negara Republik Indonesia; dan
f. perangkat pemerintah tingkat provinsi.
(4) Hasil rapat pleno terbuka sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) dituangkan dalam berita acara yang
ditandatangani oleh ketua dan anggota KPU Provinsi.

Pasal 80
(1) KPU Provinsi menyampaikan salinan DPT dalam bentuk
salinan digital, Berita Acara Pleno Rekapitulasi dan
formulir Model A-Rekap Provinsi dalam bentuk salinan
naskah asli kepada:
a. KPU;
b. Bawaslu Provinsi;
c. peserta Pemilu tingkat provinsi; dan
d. perangkat Pemerintah tingkat provinsi.
(2) KPU Provinsi menyampaikan salinan DPT dalam bentuk
salinan digital dengan format Comma Separated Values
(CSV) dari Sidalih, apabila terdapat permintaan resmi
dari peserta Pemilu tingkat provinsi dan Bawaslu
Provinsi.
(3) Salinan DPT yang diberikan tidak menampilkan
informasi NIK dan Nomor KK Pemilih secara utuh.
(4) Penyampaian dokumen sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dan ayat (2) disertai dengan berita acara.

Paragraf 2
Penyusunan Daftar Pemilih Tetap Luar Negeri

Pasal 81
(1) PPLN menyusun DPTLN paling lama 1 (satu) bulan
dengan menggunakan formulir Model A-PPLN Daftar
Pemilih.
(2) DPTLN disusun dengan berbasis Pemilih yang
memberikan suara melalui TPSLN, KSK, dan surat pos.
(3) PPLN melakukan rekapitulasi DPTLN menggunakan
formulir Model A-Rekap Pemilih PPLN.
(4) PPLN menetapkan DPTLN dan rekapitulasi DPTLN
paling lama 3 (tiga) Hari setelah penyusunan DPTLN.
(5) Rekapitulasi DPTLN dan penetapan DPTLN
sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dilakukan dalam
rapat pleno terbuka.
(6) Peserta rapat pleno terbuka terdiri atas:
a. Pantarlih luar negeri;
b. Panwaslu LN setempat (apabila terbentuk);
c. perwakilan peserta Pemilu setempat (apabila
terbentuk); dan
d. perwakilan Republik Indonesia;
(7) Peserta rapat pleno sebagaimana dimaksud pada ayat
(6) dapat memberikan masukan dan tanggapan apabila
terdapat kekeliruan terhadap proses dan hasil
rekapitulasi disertai dengan bukti dokumen yang
autentik.
- 38 -

(8) PPLN wajib menindaklanjuti atas masukan dan


tanggapan sebagaimana dimaksud pada ayat (7) secara
langsung dalam rapat pleno terbuka, apabila dokumen
yang ditunjukkan terbukti benar.
(9) Hasil rapat pleno terbuka sebagaimana dimaksud pada
ayat (4) dituangkan ke dalam berita acara yang
ditandatangani oleh ketua dan anggota PPLN.

Pasal 82
PPLN menyampaikan formulir A-DPTLN, Berita Acara Pleno
Rekapitulasi, dan formulir Model A-Rekap Pemilih PPLN
dalam bentuk salinan digital kepada:
a. KPU;
b. Panwaslu LN setempat (apabila terbentuk);
c. perwakilan peserta Pemilu setempat (apabila terbentuk);
dan
d. perwakilan Republik Indonesia.

Paragraf 3
Rekapitulasi Daftar Pemilih Tetap

Pasal 83
(1) KPU melakukan rekapitulasi DPT tingkat nasional
berdasarkan formulir:
a. Model A-Rekap Provinsi untuk rekapitulasi DPT per
provinsi; dan
b. Model A-Rekap Pemilih Seluruh PPLN untuk
rekapitulasi DPTLN di luar negeri.
(2) Hasil rekapitulasi DPT dan DPTLN sebagaimana
dimaksud ayat (1) huruf a dan huruf b digabungkan
menjadi rekapitulasi DPT tingkat nasional
menggunakan formulir Model A-Rekap Nasional.

Pasal 84
(1) Rekapitulasi DPT sebagaimana dimaksud dalam Pasal
70 ayat (1) dilakukan dalam rapat pleno terbuka.
(2) Peserta rapat pleno terbuka terdiri atas:
a. KPU Provinsi;
b. Bawaslu;
c. peserta Pemilu tingkat pusat;
d. PPLN;
e. Tentara Nasional Indonesia;
f. Kepolisian Negara Republik Indonesia; dan
g. pemerintah.
(3) Hasil rapat pleno terbuka sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dituangkan ke dalam berita acara yang
ditandatangani oleh ketua dan anggota KPU.

Paragraf 4
Penetapan Daftar Pemilih Tetap

Pasal 85
(1) KPU menetapkan hasil rekapitulasi DPT nasional
berdasarkan berita acara rekapitulasi DPT tingkat
nasional.
- 39 -

(2) Penetapan hasil rekapitulasi DPT nasional sebagaimana


dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan Keputusan
KPU.
(3) KPU mengumumkan hasil rekapitulasi DPT nasional
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) melalui:
a. laman KPU; dan
b. aplikasi LindungiHakmu.

Pasal 86
(1) KPU menyampaikan salinan DPT dan DPTLN dalam
bentuk salinan digital, Berita Acara Pleno Rekapitulasi,
formulir Model A-Rekap Nasional, dan formulir Model A-
Rekap Pemilih Seluruh PPLN dalam bentuk salinan
naskah asli kepada:
a. Bawaslu;
b. peserta Pemilu tingkat pusat; dan
c. pemerintah.
(2) KPU menyampaikan salinan DPT dan DPTLN dalam
bentuk salinan digital sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dengan format Comma Separated Values (CSV)
kepada peserta Pemilu tingkat pusat dan Bawaslu.
(3) Salinan DPT yang diberikan tidak menampilkan
informasi NIK, nomor KK, nomor Paspor, dan/atau
nomor SPLP secara utuh.
(4) Penyampaian dokumen sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dan ayat (2) disertai dengan berita acara.

Bagian Kedua
Pengumuman Daftar Pemilih Tetap

Paragraf 1
Pengumuman Daftar Pemilih Tetap Dalam Negeri

Pasal 87
(1) PPS mengumumkan DPT pada papan pengumuman
yang mudah dijangkau sampai dengan hari
pemungutan suara.
(2) KPU Kabupaten/Kota menyampaikan salinan
rekapitulasi DPT per TPS dan salinan DPT per TPS
kepada PPS dalam bentuk naskah asli berjumlah 3 (tiga)
rangkap.
(3) PPS menggunakan salinan rekapitulasi DPT per TPS
dan salinan DPT per TPS sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) untuk:
a. pengumuman di kantor kelurahan/desa atau
sebutan lain;
b. pengumuman di sekretariat/balai RT/RW atau
tempat strategis lainnya; dan
c. arsip PPS.
(4) DPT yang diumumkan tidak menampilkan informasi
NIK dan Nomor KK Pemilih secara utuh dan nama
diurutkan berdasarkan abjad.
(5) DPT per TPS sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
digunakan Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara
dalam melaksanakan pemungutan suara di TPS.
- 40 -

Paragraf 2
Pengumuman Daftar Pemilih Tetap Luar Negeri

Pasal 88
Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 56 ayat (1)
sampai dengan ayat (4) mutatis mutandis berlaku dalam KPU
dan PPLN mengumumkan DPTLN sampai dengan hari
pemungutan suara.

BAB VIII
Daftar Pemilih Tambahan dan Daftar Pemilih Khusus

Bagian Kesatu
Daftar Pemilih Tambahan

Paragraf 1
Daftar Pemilih Tambahan Dalam Negeri

Pasal 89
(1) DPT sebagaimana dimaksud dalam Pasal 87 ayat (1)
dapat dilengkapi dengan DPTb.
(2) DPTb sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas
data Pemilih yang telah terdaftar dalam DPT di suatu
TPS yang karena keadaan tertentu Pemilih tidak dapat
menggunakan haknya untuk memilih di TPS tempat
yang bersangkutan terdaftar sehingga memberikan
suara di TPS lain.
(3) Keadaan tertentu sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
meliputi:
a. menjalankan tugas di tempat lain pada saat hari
pemungutan suara;
b. menjalani rawat inap di fasilitas kesehatan dan
keluarga yang mendampingi;
c. penyandang disabilitas yang menjalani perawatan
di panti sosial/panti rehabilitasi;
d. menjalani rehabilitasi narkoba;
e. menjadi tahanan di rumah tahanan atau lembaga
pemasyarakatan, atau terpidana yang sedang
menjalani hukuman penjara atau kurungan;
f. tugas belajar/menempuh pendidikan menengah
atau tinggi;
g. pindah domisili;
h. tertimpa bencana alam;
i. bekerja di luar domisilinya; dan/atau
j. keadaan tertentu diluar dari ketentuan diatas
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
(4) Pemilih yang terdaftar dalam DPTb sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) dapat menggunakan haknya
untuk memilih:
a. calon anggota Dewan Perwakilan Rakyat apabila
pindah memilih ke kabupaten/kota lain di dalam
1 (satu) provinsi dan daerah pemilihan Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah;
b. calon anggota Dewan Perwakilan Daerah apabila
pindah memilih ke kabupaten/kota lain di dalam
1 (satu) provinsi;
- 41 -

c. pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden


apabila pindah memilih ke provinsi lain atau
pindah memilih ke suatu negara;
d. calon anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
Provinsi apabila pindah memilih ke kecamatan
atau kabupaten/kota lain di dalam 1 (satu)
provinsi dan daerah pemilihan Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah Provinsi; dan/atau
e. calon anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
Kabupaten/Kota apabila pindah memilih ke
desa/kelurahan atau kecamatan lain di dalam 1
(satu) kabupaten/kota dan daerah pemilihan
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
Kabupaten/Kota.

Pasal 90
(1) Pemilih yang karena keadaan tertentu sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 89 ayat (3) melaporkan kepada
PPS, PPK atau KPU Kabupaten/Kota tempat asal atau
tempat tujuan.
(2) Pemilih melaporkan kepada PPS, PPK atau KPU
Kabupaten/Kota sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
paling lambat 7 (tujuh) Hari sebelum hari pemungutan
suara.
(3) Pemilih sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat
masuk dalam DPTb, dengan syarat:
a. Pemilih menunjukkan KTP-el; dan
b. salinan formulir Model A-Tanda Bukti Terdaftar
sebagai Pemilih dalam DPT di TPS asal.

Pasal 91
(1) PPS, PPK atau KPU Kabupaten/Kota berdasarkan
laporan Pemilih sebagaimana dimaksud dalam Pasal 90,
melakukan kegiatan:
a. meneliti kebenaran identitas yang bersangkutan
pada DPT dengan KTP-el; dan
b. melakukan pengecekan Pemilih yang bersangkutan
pada DPT dengan menggunakan salinan digital
DPT dan/atau melalui Sidalih.
(2) Dalam hal Pemilih telah terdaftar dalam DPT, PPK atau
KPU Kabupaten/Kota mencatat dengan memberikan
keterangan pindah memilih pada kolom keterangan DPT
dan menerbitkan surat keterangan pindah memilih
menggunakan formulir Model A-Surat Pindah Memilih,
dengan ketentuan:
a. lembar kesatu untuk Pemilih yang bersangkutan;
dan
b. lembar kedua sebagai arsip PPS, PPK dan/atau
KPU Kabupaten/Kota.
(3) Formulir Model A-Surat Pindah Memilih sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) memuat informasi:
a. identitas Pemilih yang terdiri dari NIK, nama, jenis
kelamin, tempat dan tanggal lahir, dan alamat
tempat tinggal Pemilih, dan TPS asal Pemilih;
b. alamat dan TPS tujuan; dan
c. jenis surat suara yang diterima oleh Pemilih.
- 42 -

(4) DPTb disusun oleh PPS, PPK, dan KPU Kabupaten/Kota


tujuan dengan menggunakan formulir Model A-Daftar
Pemilih Pindahan.
(5) KPU Kabupaten/Kota melakukan rekapitulasi DPTb
dengan menggunakan formulir Model A-Rekap DPTb
KabKo.
(6) KPU Kabupaten/Kota menghapus Pemilih dari DPT
asal, setelah Pemilih terdaftar pada DPTb.

Paragraf 2
Daftar Pemilih Tambahan Luar Negeri

Pasal 92
(1) DPTLN sebagaimana dimaksud dalam Pasal 88 ayat (1)
dapat dilengkapi dengan DPTbLN.
(2) DPTbLN sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri
atas data Pemilih yang telah terdaftar dalam
DPT/DPTLN di suatu TPS/TPSLN, yang karena keadaan
tertentu Pemilih tidak dapat menggunakan haknya
untuk memilih di TPS/TPSLN tempat yang
bersangkutan terdaftar.
(3) Keadaan tertentu sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
meliputi:
a. menjalankan tugas di tempat lain atau negara lain
pada saat hari pemungutan suara;
b. menjalani rawat inap di fasilitas pelayanan
kesehatan dan keluarga yang mendampingi;
c. penyandang disabilitas;
d. tugas belajar/menempuh pendidikan menengah
atau pendidikan tinggi;
e. pindah domisili;
f. tertimpa bencana alam;
g. bekerja di luar domisili; dan/atau
h. keadaan tertentu diluar dari ketentuan diatas
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
(4) DPTbLN sebagaimana dimaksud pada ayat (2) disusun
dengan menggunakan formulir Model A-Daftar Pemilih
Pindahan LN paling lambat sampai dengan hari
pemungutan suara.
(5) Pemilih yang terdaftar dalam DPTbLN sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) dapat menggunakan haknya
untuk memilih:
a. calon anggota Dewan Perwakilan Rakyat apabila
pindah memilih ke suatu negara;
b. pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden
apabila pindah memilih ke suatu negara;

Pasal 93
(1) Pemilih yang karena keadaan tertentu sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 92 ayat (3) melaporkan kepada
PPLN atau PPS asal.
(2) Dalam hal Pemilih tidak dapat melaporkan kepada PPLN
atau PPS asal sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
Pemilih dapat melaporkan kepada PPLN atau PPS
tujuan.
- 43 -

(3) Pemilih melaporkan kepada PPLN atau PPS


sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling lambat 7
(tujuh) Hari sebelum hari pemungutan suara.
(4) Pemilih sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat
masuk dalam DPTbLN atau DPTb, dengan syarat:
a. Pemilih menunjukkan KTP-el atau Paspor atau
SPLP; dan
b. salinan formulir Model A-Tanda Bukti Terdaftar
sebagai Pemilih dalam DPT di TPS/TPSLN asal.

Pasal 94
(1) PPLN berdasarkan laporan Pemilih sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 93, melakukan kegiatan:
a. meneliti kebenaran identitas yang bersangkutan
pada DPTLN dengan KTP-el, Paspor atau SPLP; dan
b. melakukan pengecekan Pemilih yang bersangkutan
pada DPT atau DPTLN dengan menggunakan
salinan digital DPTLN dan/atau melalui Sidalih.
(2) Dalam hal Pemilih telah terdaftar dalam DPTLN, PPLN
mencatat dengan memberikan keterangan pindah
memilih pada kolom keterangan DPTLN dan
menerbitkan surat keterangan pindah memilih
menggunakan formulir Model A-Surat Pindah Memilih
LN, dengan ketentuan sebagai berikut:
a. lembar kesatu untuk Pemilih yang bersangkutan;
dan
b. lembar kedua sebagai arsip PPLN.
(3) Formulir Model A-Surat Pindah Memilih LN
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) memuat
informasi:
a. identitas Pemilih yang terdiri dari NIK,
paspor/SPLP, nama, jenis kelamin, tempat dan
tanggal lahir, dan alamat tempat tinggal Pemilih,
dan TPSLN/surat pos/KSK/TPS asal Pemilih;
b. alamat dan TPSLN/surat pos/KSK tujuan; dan
c. jenis surat suara yang diterima oleh Pemilih.
(4) DPTbLN disusun oleh PPLN tujuan dengan
menggunakan formulir Model A-Daftar Pemilih
Pindahan LN.
(5) PPLN melakukan rekapitulasi DPTbLN dengan
menggunakan formulir Model A-PPLN Rekap Daftar
Pemilih Pindahan.
(6) PPLN menghapus Pemilih dari DPTLN asal, setelah
Pemilih terdaftar pada DPTbLN.

Bagian Kedua
Daftar Pemilih Khusus

Paragraf 1
Daftar Pemilih Khusus Dalam Negeri

Pasal 95
(1) DPT dan DPTb, dapat dilengkapi dengan DPK.
(2) DPK sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas
data Pemilih yang tidak terdaftar sebagai Pemilih dalam
DPT dan DPTb, tetapi memenuhi syarat sebagai Pemilih.
- 44 -

(3) Pemilih sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat


menggunakan hak pilihnya pada hari pemungutan
suara dengan menunjukkan KTP-el.
(4) Pemilih dalam DPK sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) didaftar di TPS sesuai dengan alamat yang tertera
dalam KTP-el.
(5) DPK sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pada saat
hari pemungutan suara dicatat dan dilaporkan oleh
Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara kepada
KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota melalui PPK
dan/atau PPS.

Paragraf 2
Daftar Pemilih Khusus Luar Negeri

Pasal 96
(1) DPTLN dan DPTbLN, dapat dilengkapi dengan DPKLN.
(2) DPKLN sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas
data Pemilih yang tidak terdaftar sebagai Pemilih, tetapi
memenuhi syarat sebagai Pemilih.
(3) Pemilih sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat
menggunakan hak pilihnya pada hari pemungutan
suara dengan menunjukkan KTP-el, Paspor atau SPLP
dengan alamat tinggal di luar negeri.
(4) DPKLN sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disusun
dan menggunakan formulir Model A-DPKLN.

BAB IX
Daftar Pemilih Pada Pemilihan Umum Presiden dan Wakil
Presiden Putaran Kedua

Bagian Kesatu
Penyusunan Daftar Pemilih Sementara

Paragraf 1
Penyusunan Daftar Pemilih Sementara Dalam Negeri

Pasal 97
(1) Dalam hal terjadi Pemilu Presiden dan Wakil Presiden
putaran kedua, KPU berkewajiban menyusun Daftar
Pemilih Pemilu Presiden dan Wakil Presiden putaran
kedua.
(2) Pemerintah melalui Kementerian Dalam Negeri
menyediakan data Pemilih Pemula sebagai bahan
penyusunan Daftar Pemilih Pemilu Presiden dan Wakil
Presiden putaran kedua.
(3) Pemilih pemula sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
merupakan Pemilih yang belum terdaftar pada DPT,
DPTb, dengan syarat sebagai berikut:
a. Pemilih yang genap berumur 17 (tujuh belas) tahun
atau lebih pada hari pemungutan suara Pemilu
Presiden dan Wakil Presiden putaran kedua; atau
b. Pemilih yang telah berubah status dari status
anggota Tentara Nasional Indonesia atau
Kepolisian Negara Republik Indonesia menjadi
status sipil.
- 45 -

(4) Dalam Pemilu Presiden dan Wakil Presiden putaran


kedua, tidak dilakukan kegiatan Coklit sebagaimana
dimaksud dalam Peraturan Komisi ini.

Pasal 98
(1) KPU Kabupaten/Kota menyusun dan menetapkan DPS
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden putaran kedua
berdasarkan DPT, dan Pemilih pemula dengan
menggunakan formulir Model A-KabKo Daftar Pemilih.
(2) DPS Pemilu Presiden dan Wakil Presiden putaran kedua
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disusun berbasis
TPS.
(3) KPU Kabupaten/Kota melakukan rekapitulasi DPS
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden putaran kedua ke
dalam formulir Model A-Rekap KabKo.
(4) Penetapan dan Rekapitulasi DPS Pemilu Presiden dan
Wakil Presiden putaran kedua dilakukan dalam rapat
pleno terbuka.
(5) Peserta rapat pleno terbuka terdiri atas:
a. PPK;
b. Bawaslu Kabupaten/Kota;
c. peserta Pemilu tingkat kabupaten/kota;
d. tim kampanye pasangan calon Presiden dan Wakil
Presiden tingkat kabupaten/kota;
e. Tentara Nasional Indonesia;
f. Kepolisian Negara Republik Indonesia; dan
g. perangkat pemerintah tingkat kabupaten/kota.
(6) Peserta rapat pleno terbuka sebagaimana dimaksud
pada ayat (5), dapat memberikan masukan dan
tanggapan apabila terdapat kekeliruan terhadap proses
dan hasil rekapitulasi rekapitulasi, disertai dengan
bukti dokumen autentik.
(7) KPU Kabupaten/Kota wajib menindaklanjuti atas
masukan dan tanggapan sebagaimana dimaksud pada
ayat (6), apabila dokumen yang ditunjukkan terbukti
benar.
(8) Tindak lanjut sebagaimana dimaksud pada ayat (7)
menggunakan formulir model A-Daftar Perubahan
Pemilih.
(9) Hasil rapat pleno terbuka sebagaimana dimaksud pada
ayat (4) dituangkan ke dalam berita acara yang
ditandatangani oleh ketua dan anggota KPU
Kabupaten/Kota.

Pasal 99
(1) KPU Kabupaten/Kota menyampaikan salinan DPS
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden putaran kedua
dalam bentuk salinan digital, Berita Acara Pleno
Rekapitulasi, formulir model A-Daftar Perubahan
Pemilih dan formulir Model A-Rekap KabKo dalam
bentuk salinan naskah asli kepada:
a. KPU Provinsi;
b. Bawaslu Kabupaten/Kota;
c. peserta Pemilu tingkat kabupaten/kota;
d. tim kampanye pasangan calon Presiden dan Wakil
Presiden tingkat kabupaten/kota;
- 46 -

e. perangkat pemerintah tingkat kabupaten/kota;


dan
f. PPS melalui PPK.
(2) KPU Kabupaten/Kota memberikan salinan DPS Pemilu
Presiden dan Wakil Presiden putaran kedua dalam
bentuk salinan digital dengan format Comma Separated
Values (CSV) dari Sidalih, apabila terdapat permintaan
resmi dari peserta Pemilu tingkat kabupaten/kota dan
Bawaslu Kabupaten/Kota.
(3) Salinan DPS Pemilu Presiden dan Wakil Presiden
putaran kedua yang diberikan tidak menampilkan
informasi NIK dan Nomor KK Pemilih secara utuh.
(4) Penyampaian dokumen sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dan ayat (2) disertai dengan berita acara.

Pasal 100
(1) KPU Provinsi melakukan rekapitulasi DPS Pemilu
Presiden dan Wakil Presiden putaran kedua
menggunakan formulir Model A-Rekap Provinsi.
(2) Rekapitulasi DPS Pemilu Presiden dan Wakil Presiden
putaran kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan dalam rapat pleno terbuka.
(3) Peserta rapat pleno terbuka terdiri atas:
a. KPU Kabupaten/Kota;
b. Bawaslu Provinsi, peserta Pemilu tingkat provinsi;
c. tim kampanye pasangan calon Presiden dan Wakil
Presiden tingkat provinsi;
d. Tentara Nasional Indonesia;
e. Kepolisian Negara Republik Indonesia; dan
f. perangkat pemerintah tingkat provinsi.
(4) Peserta pleno sebagaimana dimaksud pada ayat (3),
dapat memberikan masukan dan tanggapan apabila
terdapat kekeliruan terhadap proses dan hasil
rekapitulasi disertai dengan bukti dokumen autentik.
(5) KPU Provinsi wajib menindaklanjuti atas masukan dan
tanggapan sebagaimana dimaksud pada ayat (4),
apabila dokumen yang ditunjukkan terbukti benar.
(6) Tindak lanjut sebagaimana dimaksud pada ayat (5)
menggunakan formulir model A-Daftar Perubahan
Pemilih.
(7) Hasil rapat pleno terbuka sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) dituangkan ke dalam berita acara yang
ditandatangani oleh ketua dan anggota KPU Provinsi.

Pasal 101
(1) KPU Provinsi menyampaikan masukan dan tanggapan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 100 ayat (6) kepada
PPS melalui KPU Kabupaten/Kota dan PPK untuk
menjadi bahan penyusunan DPSHP Pemilu Presiden
dan Wakil Presiden putaran kedua.
(2) KPU Provinsi menyampaikan salinan DPS Pemilu
Presiden dan Wakil Presiden putaran kedua dalam
bentuk salinan digital, Berita Acara Pleno Rekapitulasi,
dan formulir Model A-Rekap Provinsi dalam bentuk
salinan naskah asli kepada:
a. KPU;
- 47 -

b. Bawaslu Provinsi;
c. Peserta Pemilu tingkat provinsi;
d. tim kampanye pasangan calon Presiden dan Wakil
Presiden tingkat provinsi; dan
e. perangkat pemerintah tingkat provinsi.
(3) KPU Provinsi memberikan salinan DPS Pemilu Presiden
dan Wakil Presiden putaran kedua dalam bentuk
salinan digital dengan format Comma Separated Values
(CSV) dari Sidalih, apabila terdapat permintaan resmi
dari peserta Pemilu tingkat provinsi dan Bawaslu
Provinsi.
(4) Salinan DPS Pemilu Presiden dan Wakil Presiden
putaran kedua yang diberikan tidak menampilkan
informasi NIK dan Nomor KK Pemilih secara utuh.
(5) Penyampaian dokumen sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) dan ayat (3) disertai dengan berita acara.

Paragraf 2
Penyusunan Daftar Pemilih Sementara Luar Negeri

Pasal 102
(1) PPLN wajib memasukkan DPKLN sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 96 pada Sidalih sebagai bahan
tambahan dalam penyusunan Daftar Pemilih
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 97 ayat (1).
(2) Pemerintah melalui Kementerian Luar Negeri
menyediakan data Pemilih Pemula sebagai bahan
penyusunan Daftar Pemilih Pemilu Presiden dan Wakil
Presiden putaran kedua.
(3) Pemilih pemula sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
merupakan Pemilih yang belum terdaftar pada DPTLN
dan DPTbLN dengan syarat sebagai berikut:
a. Pemilih yang genap berumur 17 (tujuh belas) tahun
atau lebih pada hari pemungutan suara Pemilu
Presiden dan Wakil Presiden putaran kedua; atau
b. Pemilih yang telah berubah status dari status
anggota Tentara Nasional Indonesia atau
Kepolisian Negara Republik Indonesia menjadi
status sipil.
(4) Dalam Pemilu Presiden dan Wakil Presiden putaran
kedua, tidak dilakukan kegiatan Coklit di luar negeri
sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Komisi ini.

Pasal 103
(1) PPLN menyusun dan menetapkan DPSLN Pemilu
Presiden dan Wakil Presiden putaran kedua
berdasarkan DPTLN, dan Pemilih pemula dengan
menggunakan formulir Model A-PPLN Daftar Pemilih.
(2) DPSLN Pemilu Presiden dan Wakil Presiden putaran
kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disusun
berbasis Pemilih yang memberikan suara melalui
TPSLN/KSK/surat pos.
(3) PPLN melakukan rekapitulasi DPSLN menggunakan
formulir Model A-Rekap PPLN.
(4) Penetapan DPSLN dan rekapitulasi DPSLN Pemilu
Presiden dan Wakil Presiden putaran kedua
- 48 -

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dalam


rapat pleno terbuka.
(5) Peserta rapat pleno terbuka terdiri atas:
a. Pantarlih luar negeri;
b. Panwaslu LN setempat (apabila terbentuk);
c. perwakilan peserta Pemilu setempat (apabila
terbentuk); dan
d. perwakilan Republik Indonesia;
(6) Peserta pleno sebagaimana dimaksud pada ayat (5)
dapat memberikan masukan dan tanggapan terhadap
proses dan hasil disertai dengan bukti dokumen yang
autentik.
(7) PPLN wajib menindaklanjuti atas masukan dan
tanggapan sebagaimana dimaksud pada ayat (6) apabila
dokumen yang ditunjukkan terbukti benar.
(8) Hasil rapat pleno terbuka sebagaimana dimaksud pada
ayat (4) dituangkan ke dalam berita acara yang
ditandatangani oleh ketua dan anggota PPLN.

Pasal 104
PPLN menyampaikan formulir Model A-PPLN Daftar Pemilih,
formulir Model A-Rekap Pemilih PPLN dan Berita Acara Pleno
Rekapitulasi dalam bentuk salinan digital kepada:
a. KPU;
b. Panwaslu LN setempat (apabila terbentuk);
c. perwakilan peserta Pemilu setempat (apabila terbentuk);
dan
d. perwakilan Republik Indonesia.

Bagian Kedua
Rekapitulasi dan Penetapan Daftar Pemilih Sementara
Tingkat Nasional

Paragraf 1
Rekapitulasi Daftar Pemilih Sementara Tingkat Nasional

Pasal 105
(1) KPU melakukan rekapitulasi DPS tingkat nasional
berdasarkan formulir:
b. Model A-Rekap Provinsi untuk rekapitulasi DPS
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden putaran kedua
per provinsi; dan
c. Model A-Rekap Pemilih PPLN untuk rekapitulasi
DPS Pemilu Presiden dan Wakil Presiden putaran
kedua di luar negeri.
(2) Hasil rekapitulasi DPS Pemilu Presiden dan Wakil
Presiden putaran kedua dalam negeri dan DPS Pemilu
Presiden dan Wakil Presiden putaran kedua luar negeri
sebagaimana dimaksud ayat (1) digabungkan menjadi
rekapitulasi DPS Pemilu Presiden dan Wakil Presiden
Putaran Kedua tingkat Nasional menggunakan formulir
Model A-Rekap Nasional.

Pasal 106
(1) Rekapitulasi DPS sebagaimana dimaksud dalam Pasal
105 ayat (1) dilakukan dalam rapat pleno terbuka.
- 49 -

(2) Peserta rapat pleno terbuka terdiri atas:


a. KPU Provinsi;
b. Bawaslu;
c. peserta Pemilu tingkat pusat;
d. tim kampanye pasangan calon Presiden dan Wakil
Presiden tingkat pusat;
e. PPLN;
f. Tentara Nasional Indonesia;
g. Kepolisian Negara Republik Indonesia; dan
h. pemerintah.
(3) Peserta pleno sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
dapat memberikan masukan dan tanggapan apabila
terdapat kekeliruan terhadap proses dan hasil
rekapitulasi disertai dengan bukti dokumen autentik.
(4) KPU wajib menindaklanjuti atas masukan dan
tanggapan sebagaimana dimaksud pada ayat (3),
apabila dokumen yang ditunjukkan terbukti benar.
(5) Hasil rapat pleno terbuka sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) dituangkan ke dalam berita acara yang
ditandatangani oleh ketua dan anggota KPU.

Pasal 107
(1) KPU menyampaikan masukan dan tanggapan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 106 ayat (4)
kepada:
a. PPS melalui KPU Provinsi, KPU Kabupaten/Kota,
dan PPK untuk DPS Pemilu Presiden dan Wakil
Presiden Putaran Kedua dalam negeri; dan
b. PPLN untuk DPS Pemilu Presiden dan Wakil
Presiden Putaran Kedua luar negeri.
(2) Masukan dan tanggapan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) digunakan sebagai bahan penyusunan:
a. DPSHP Pemilu Presiden dan Wakil Presiden
Putaran Kedua dalam negeri oleh PPS; dan
b. DPSHP Pemilu Presiden dan Wakil Presiden
putaran kedua luar negeri oleh PPLN.
(3) KPU menyampaikan salinan DPS Pemilu Presiden dan
Wakil Presiden putaran kedua dalam negeri dan luar
negeri dalam bentuk salinan digital, serta Berita Acara
Pleno Rekapitulasi dan formulir Model A-Rekap Nasional
dalam bentuk salinan naskah asli kepada:
a. Bawaslu;
b. peserta Pemilu;
c. tim kampanye pasangan calon Presiden dan Wakil
Presiden tingkat pusat; dan
d. pemerintah.
(4) KPU menyampaikan salinan DPS Pemilu Presiden dan
Wakil Presiden Putaran Kedua dalam bentuk salinan
digital dengan format Comma Separated Values (CSV)
kepada peserta Pemilu dan Bawaslu untuk mendapat
masukan dan tanggapan.
(5) Salinan DPS Pemilu Presiden dan Wakil Presiden
Putaran Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
yang diberikan tidak menampilkan informasi NIK dan
Nomor KK Pemilih secara utuh.
- 50 -

(6) Penyampaian dokumen sebagaimana dimaksud pada


ayat (3) dan ayat (4) disertai dengan berita acara.

Paragraf 2
Penetapan Daftar Pemilih Sementara Tingkat Nasional

Pasal 108
(1) KPU menetapkan hasil rekapitulasi DPS Pemilu
Presiden dan Wakil Presiden Putaran Kedua tingkat
Nasional berdasarkan berita acara rekapitulasi DPS
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 106 ayat (5).
(2) Penetapan hasil rekapitulasi DPS Pemilu Presiden dan
Wakil Presiden Putaran Kedua sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) ditetapkan dengan Keputusan KPU.
(3) KPU mengumumkan hasil rekapitulasi DPS Pemilu
Presiden dan Wakil Presiden Putaran Kedua
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) melalui:
a. laman KPU; dan
b. aplikasi LindungiHakmu.

Bagian Ketiga
Pengumuman dan Tanggapan Daftar Pemilih Sementara

Paragraf 1
Pengumuman dan Tanggapan Daftar Pemilih Sementara
Dalam Negeri

Pasal 109
Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 54 ayat (1),
ayat (2), ayat (4), dan ayat (5) mutatis mutandis berlaku
dalam KPU dan PPS mengumumkan DPS Pemilu Presiden
dan Wakil Presiden putaran kedua selama 3 (tiga) hari.

Pasal 110
(1) Masyarakat, Pengawas Pemilu, dan/atau peserta Pemilu
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 109 ayat (3) dapat
menyampaikan masukan dan tanggapan terhadap DPS
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden putaran kedua
paling lama 3 (tiga) Hari.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 58 ayat
(2), ayat (3), dan ayat (4) mutatis mutandis berlaku
mekanisme penyampaian masukan dan tanggapan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1).

Paragraf 2
Pengumuman dan Tanggapan Daftar Pemilih Sementara
Luar Negeri

Pasal 111
Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 54 ayat (1),
ayat (2), ayat (4), dan ayat (5) mutatis mutandis berlaku
dalam KPU dan PPLN mengumumkan DPSLN Pemilu
Presiden dan Wakil Presiden putaran kedua selama 3 (tiga)
hari.
- 51 -

Pasal 112
(1) Masyarakat, Pengawas Pemilu, dan/atau Peserta Pemilu
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 111 ayat (3) dapat
menyampaikan masukan dan tanggapan terhadap
DPSLN Pemilu Presiden dan Wakil Presiden putaran
kedua paling lama 3 (tiga) Hari.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 60 ayat
(2), ayat (3), dan ayat (4) mutatis mutandis berlaku
mekanisme penyampaian masukan dan tanggapan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1).

Bagian Keempat
Penyusunan dan Rekapitulasi Daftar Pemilih Sementara
Hasil Perbaikan

Paragraf 1
Penyusunan dan Rekapitulasi Daftar Pemilih Sementara
Hasil Perbaikan Dalam Negeri

Pasal 113
(1) PPS wajib memperbaiki DPS Pemilu Presiden dan Wakil
Presiden putaran kedua berdasarkan masukan dan
tanggapan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 110
ayat (1) paling lama 5 (lima) Hari.
(2) PPS menyusun Daftar Pemilih hasil perbaikan DPS
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden putaran kedua
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menggunakan
formulir Model A-Daftar Perubahan Pemilih dalam
bentuk salinan digital.
(3) PPS menyerahkan salinan digital formulir Model A-
Daftar Perubahan Pemilih sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) kepada KPU Kabupaten/Kota melalui PPK
(4) Salinan digital formulir Model A-Daftar Perubahan
Pemilih sebagaimana dimaksud pada ayat (3) digunakan
KPU Kabupaten/Kota sebagai bahan penyusunan DPT
dalam Sidalih.
(5) Apabila PPS mengalami keterbatasan untuk
menindaklanjuti masukan dan tanggapan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), proses perbaikan DPS
dilakukan oleh KPU Kabupaten/Kota dan dapat dibantu
PPK.

Pasal 114
(1) PPS melakukan rekapitulasi Daftar Pemilih hasil
perbaikan DPS Pemilu Presiden dan Wakil Presiden
putaran kedua tingkat kelurahan/desa atau sebutan
lain dengan menggunakan formulir Model A-Rekap PPS
Perubahan Pemilih.
(2) Rekapitulasi Daftar Pemilih hasil perbaikan DPS Pemilu
Presiden dan Wakil Presiden putaran kedua tingkat
kelurahan/desa atau sebutan lain sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dilakukan dalam rapat pleno
terbuka.
(3) Peserta rapat pleno terbuka terdiri atas:
a. Panwaslu Kelurahan/Desa;
b. peserta Pemilu tingkat kelurahan/desa;
- 52 -

c. tim kampanye pasangan calon Presiden dan Wakil


Presiden tingkat kelurahan/desa; dan
d. perangkat pemerintah tingkat kelurahan/desa
atau sebutan lain.
(4) Peserta pleno terbuka sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) dapat memberikan masukan dan tanggapan apabila
terdapat kekeliruan terhadap proses dan hasil
rekapitulasi, disertai dengan bukti dokumen autentik.
(5) PPS wajib menindaklanjuti atas masukan dan
tanggapan sebagaimana dimaksud pada ayat (4),
apabila dokumen yang ditunjukkan terbukti benar.
(6) Hasil rapat pleno terbuka terbuka sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) dituangkan ke dalam berita
acara yang ditandatangani oleh ketua dan anggota PPS.

Pasal 115
PPS menyampaikan Berita Acara Pleno Rekapitulasi dan
formulir Model A-Rekap PPS Perubahan Pemilih dalam
bentuk salinan naskah asli kepada:
a. PPK;
b. Panwaslu Kelurahan/Desa; dan
c. perangkat pemerintah tingkat kelurahan/desa atau
sebutan lain.

Pasal 116
(1) PPK melakukan rekapitulasi Daftar Pemilih hasil
perbaikan DPS Pemilu Presiden dan Wakil Presiden
putaran kedua tingkat kecamatan ke dalam formulir
Model A-Rekap PPK Perubahan Pemilih.
(2) Rekapitulasi Daftar Pemilih hasil perbaikan DPS Pemilu
Presiden dan Wakil Presiden putaran kedua tingkat
kecamatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan dalam rapat pleno terbuka.
(3) Peserta rapat pleno terbuka terdiri atas:
a. PPS;
b. Panwaslu Kecamatan;
c. peserta Pemilu tingkat kecamatan;
d. tim kampanye pasangan calon Presiden dan Wakil
Presiden tingkat kecamatan; dan
e. perangkat pemerintah tingkat kecamatan.
(4) Peserta pleno terbuka sebagaimana dimaksud pada ayat
(3) dapat memberikan masukan dan tanggapan apabila
terdapat kekeliruan terhadap proses dan hasil
rekapitulasi, disertai dengan bukti dokumen autentik.
(5) PPK wajib menindaklanjuti atas masukan dan
tanggapan sebagaimana dimaksud pada ayat (4),
apabila dokumen yang ditunjukkan terbukti benar.
(6) Tindak lanjut sebagaimana dimaksud pada ayat (5)
menggunakan formulir model A-Daftar Perubahan
Pemilih.
(7) Hasil rapat pleno terbuka sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) dituangkan ke dalam berita acara yang
ditandatangani oleh ketua dan anggota PPK.
- 53 -

Pasal 117
(1) PPK menyampaikan masukan dan tanggapan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 116 ayat (6) kepada
KPU Kabupaten/Kota untuk menjadi bahan
penyusunan DPT Pemilu Presiden dan Wakil Presiden
putaran kedua.
(2) PPK menyampaikan Berita Acara Pleno Rekapitulasi dan
formulir Model A-Rekap PPK Perubahan Pemilih dalam
bentuk salinan naskah asli kepada:
a. KPU Kabupaten/Kota;
b. Panwaslu Kecamatan;
c. peserta Pemilu tingkat kecamatan;
d. tim kampanye pasangan calon tingkat kecamatan;
dan
e. perangkat pemerintah tingkat kecamatan.

Paragraf 2
Penyusunan dan Rekapitulasi Daftar Pemilih Sementara
Hasil Perbaikan Luar Negeri

Pasal 118
(1) PPLN wajib memperbaiki DPSLN Pemilu Presiden dan
Wakil Presiden putaran kedua berdasarkan masukan
dan tanggapan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 112
ayat (1) paling lama 5 (lima) Hari sejak.
(2) PPLN menyusun Daftar Pemilih hasil perbaikan DPSLN
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden putaran kedua
menggunakan formulir Model A-Daftar Perubahan
Pemilih PPLN dalam bentuk salinan digital.
(3) Salinan digital formulir Model A-Daftar Perubahan
Pemilih PPLN sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
digunakan PPLN sebagai bahan penyusunan DPTLN
dalam Sidalih.

Pasal 119
(1) PPLN melakukan rekapitulasi Daftar Pemilih hasil
perbaikan DPSLN Pemilu Presiden dan Wakil Presiden
putaran kedua sebagimana dimaksud dalam Pasal 118
ayat (2) menggunakan formulir Model A-Rekap Pemilih
PPLN.
(2) Rekapitulasi Daftar Pemilih hasil perbaikan DPSLN
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden putaran kedua
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dalam
rapat pleno terbuka.
(3) Peserta rapat pleno terbuka terdiri atas:
a. Pantarlih luar negeri;
b. Panwaslu LN setempat (apabila terbentuk);
c. perwakilan peserta Pemilu LN setempat (apabila
terbentuk);
d. perwakilan Republik Indonesia;
(4) Peserta pleno terbuka sebagaimana dimaksud pada ayat
(3) dapat memberikan masukan dan tanggapan apabila
terdapat kekeliruan terhadap proses dan hasil
rekapitulasi, disertai dengan bukti dokumen autentik.
- 54 -

(5) PPS wajib menindaklanjuti atas masukan dan


tanggapan sebagaimana dimaksud pada ayat (4),
apabila dokumen yang ditunjukkan terbukti benar.
(6) Hasil rapat pleno terbuka terbuka sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) dituangkan ke dalam berita
acara yang ditandatangani oleh ketua dan anggota PPS.

Pasal 120
PPLN menyampaikan formulir Model A-Daftar Perubahan
Pemilih PPLN, formulir Model A-Rekap Pemilih PPLN dan
Berita Acara Pleno Rekapitulasi dalam bentuk salinan digital
kepada:
a. KPU;
b. Panwaslu LN setempat (apabila terbentuk);
c. perwakilan peserta Pemilu setempat (apabila terbentuk);
dan
d. perwakilan Republik Indonesia.

Bagian Kelima
Penyusunan dan Rekapitulasi Daftar Pemilih Tetap

Paragraf 1
Penyusunan Daftar Pemilih Tetap Dalam Negeri

Pasal 121
(1) KPU Kabupaten/Kota menyusun DPT Presiden dan
Wakil Presiden putaran kedua menggunakan formulir
Model A-KabKo Daftar Pemilih.
(2) KPU Kabupaten/Kota melakukan rekapitulasi DPT
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden putaran kedua
menggunakan formulir Model A-Rekap KabKo.
(3) KPU Kabupaten/Kota menetapkan DPT Pemilu Presiden
dan Wakil Presiden putaran kedua sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) dilakukan dalam rapat pleno
terbuka.
(4) Peserta rapat pleno terbuka terdiri atas:
a. PPK;
b. Bawaslu Kabupaten/Kota;
c. peserta Pemilu tingkat kabupaten/kota;
d. tim kampanye pasangan calon Presiden dan Wakil
Presiden tingkat kabupaten/kota;
e. Tentara Nasional Indonesia;
f. Kepolisian Negara Republik Indonesia; dan
g. perangkat pemerintah tingkat kabupaten/kota.
(5) Peserta rapat pleno sebagaimana dimaksud pada ayat
(4), dapat memberikan masukan dan tanggapan apabila
terdapat kekeliruan terhadap proses dan hasil
rekapitulasi, disertai dengan bukti dokumen autentik.
(6) KPU Kabupaten/Kota menindaklanjuti atas masukan
dan tanggapan sebagaimana dimaksud pada ayat (5),
secara langsung dalam rapat pleno terbuka, apabila
dokumen yang ditunjukkan terbukti benar.
(7) Hasil rapat pleno terbuka sebagaimana dimaksud pada
ayat (3) dituangkan dalam berita acara yang
ditandatangani oleh ketua dan anggota KPU
Kabupaten/Kota.
- 55 -

Pasal 122
(1) KPU Kabupaten/Kota menyampaikan salinan DPT
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden putaran kedua
dalam bentuk salinan digital, Berita Acara Pleno
Rekapitulasi dan formulir Model A-Rekap KabKo dalam
bentuk salinan naskah asli kepada:
a. KPU Provinsi;
b. Bawaslu Kabupaten/Kota;
c. peserta Pemilu tingkat kabupaten/kota;
d. tim kampanye pasangan calon Presiden dan Wakil
Presiden tingkat kabupaten/kota;
e. perangkat pemerintah tingkat kabupaten/kota;
dan
f. PPS melalui PPK.
(2) KPU Kabupaten/Kota memberikan salinan DPT Pemilu
Presiden dan Wakil Presiden putaran kedua dalam
bentuk naskah salinan digital dengan format Comma
Separated Values (CSV) dari Sidalih, apabila terdapat
permintaan resmi dari peserta Pemilu tingkat
kabupaten/kota dan Bawaslu Kabupaten/Kota.
(3) Salinan DPT Pemilu Presiden dan Wakil Presiden
putaran kedua yang diberikan tidak menampilkan
informasi NIK dan Nomor KK Pemilih secara utuh.
(4) Penyampaian dokumen sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dan ayat (2) disertai dengan berita acara.

Pasal 123
(1) KPU Provinsi melakukan rekapitulasi DPT Pemilu
Presiden dan Wakil Presiden putaran kedua tingkat
provinsi menggunakan formulir Model A-Rekap
Provinsi.
(2) Rekapitulasi DPT Pemilu Presiden dan Wakil Presiden
putaran kedua tingkat provinsi sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dilakukan dalam rapat pleno terbuka.
(3) Peserta Rapat pleno terbuka terdiri atas:
a. KPU Kabupaten/Kota;
b. Bawaslu Provinsi;
c. peserta Pemilu tingkat provinsi;
d. tim kampanye pasangan calon Presiden dan Wakil
Presiden tingkat provinsi;
e. Tentara Nasional Indonesia;
f. Kepolisian Negara Republik Indonesia; dan
g. perangkat pemerintah tingkat provinsi.
(4) Hasil rapat pleno terbuka sebagaimana dimaksud pada
ayat (3) dituangkan dalam berita acara yang
ditandatangani oleh ketua dan anggota KPU Provinsi.

Pasal 124
(1) KPU Provinsi menyampaikan salinan DPT Pemilu
Presiden dan Wakil Presiden putaran kedua, Berita
Acara Pleno Rekapitulasi, dan formulir Model A-Rekap
Provinsi dalam bentuk salinan digital kepada:
a. KPU;
b. Bawaslu Provinsi;
c. peserta Pemilu tingkat provinsi;
- 56 -

d. tim kampanye pasangan calon Presiden dan Wakil


Presiden tingkat provinsi; dan
e. perangkat pemerintah tingkat provinsi.
(2) KPU Provinsi memberikan salinan DPT Pemilu Presiden
dan Wakil Presiden putaran kedua dalam bentuk
salinan digital dengan format Comma Separated Values
(CSV) dari Sidalih, apabila terdapat permintaan resmi
dari Peserta Pemilu tingkat provinsi dan Bawaslu
Provinsi.
(3) Salinan DPT Pemilu Presiden dan Wakil Presiden
putaran kedua yang diberikan tidak menampilkan
informasi NIK dan Nomor KK Pemilih secara utuh.
(4) Penyampaian dokumen sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dan ayat (2) disertai dengan berita acara.

Paragraf 2
Penyusunan dan Rekapitulasi Daftar Pemilih Tetap Luar
Negeri

Pasal 125
(1) PPLN melakukan penetapan DPTLN Pemilu Presiden
dan Wakil Presiden putaran formulir Model A-PPLN
Daftar Pemilih LN.
(2) PPLN melakukan rekapitulasi DPTLN Pemilu Presiden
dan Wakil Presiden putaran kedua menggunakan
formulir Model A-Rekap Pemilih PPLN.
(3) DPTLN Pemilu Presiden dan Wakil Presiden putaran
kedua disusun berbasis Pemilih yang memberikan
suara melalui TPSLN/KSK/surat pos.
(4) Rekapitulasi DPTLN dan penetapan DPTLN Pemilu
Presiden dan Wakil Presiden putaran kedua dilakukan
dalam rapat pleno terbuka
(5) Peserta rapat pleno terbuka terdiri atas:
a. Pantarlih LN;
b. Panwaslu LN setempat (apabila terbentuk);
c. perwakilan peserta Pemilu setempat (apabila
terbentuk); dan
d. perwakilan Republik Indonesia;
(6) Peserta pleno sebagaimana dimaksud pada ayat (5)
dapat memberikan masukan dan tanggapan apabila
terdapat kekeliruan terhadap proses dan hasil
rekapitulasi, disertai dengan bukti dokumen autentik.
(7) PPLN menindaklanjuti atas masukan dan tanggapan
sebagaimana dimaksud pada ayat (6), secara langsung
dalam rapat pleno terbuka, apabila dokumen yang
ditunjukkan terbukti benar.
(8) Hasil rapat pleno terbuka sebagaimana dimaksud pada
ayat (4) dituangkan ke dalam berita acara yang
ditandatangani oleh ketua dan anggota PPLN.

Pasal 126
PPLN menyampaikan formulir Model A-PPLN Daftar Pemilih
serta formulir Model A-Rekap Pemilih PPLN, dan Berita Acara
Pleno Rekapitulasi dalam bentuk salinan digital kepada:
a. KPU;
b. Panwaslu LN setempat (apabila terbentuk);
- 57 -

c. perwakilan peserta Pemilu setempat (apabila terbentuk);


dan
d. perwakilan Republik Indonesia.

Bagian Keenam
Rekapitulasi dan Penetapan Daftar Pemilih Tetap Tingkat
Nasional

Paragraf 1
Rekapitulasi Daftar Pemilih Tetap Tingkat Nasional

Pasal 127
(1) Rekapitulasi DPT Presiden dan Wakil Presiden putaran
kedua tingkat nasional berdasarkan formulir:
a. Model A-Rekap Provinsi untuk rekapitulasi DPT
PPWP Putaran Kedua per provinsi.
b. Model A-Rekap Pemilih PPLN untuk rekapitulasi
DPT PPWP Putaran Kedua di luar negeri;
(2) Rekapitulasi DPT Pemilu Presiden dan Wakil Presiden
Putaran Kedua dalam negeri dan DPT Pemilu Presiden
dan Wakil Presiden Putaran Kedua luar negeri
digabungkan menjadi rekapitulasi DPT Pemilu Pesiden
dan Wakil Presiden Putaran Kedua Nasional
menggunakan formulir Model A-Rekap Nasional.

Pasal 128
(1) Rekapitulasi DPT Pemilu Presiden dan Wakil Presiden
putaran kedua nasional sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 130 ayat (1) dilakukan dalam rapat pleno terbuka.
(2) Peserta rapat pleno terbuka terdiri atas:
a. KPU Provinsi;
b. Bawaslu;
c. peserta Pemilu tingkat pusat;
d. tim kampanye pasangan calon Presiden dan Wakil
Presiden tingkat pusat;
e. Tentara Nasional Indonesia;
f. Kepolisian Negara Republik Indonesia;
g. PPLN; dan
h. pemerintah.
(3) Hasil rapat pleno terbuka sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dituangkan dalam berita acara yang
ditandatangani oleh ketua dan anggota KPU.

Pasal 129
(1) KPU menyampaikan salinan DPT Pemilu Presiden dan
Wakil Presiden putaran kedua nasional dalam bentuk
salinan digital, Berita Acara Pleno Rekapitulasi, dan
formulir Model A-Rekap Nasional dalam bentuk salinan
naskah asli kepada:
a. Bawaslu;
b. peserta Pemilu tingkat pusat;
c. tim kampanye pasangan calon Presiden dan Wakil
Presiden tingkat pusat; dan
d. Pemerintah.
(2) KPU menyampaikan salinan DPT Pemilu Presiden dan
Wakil Presiden putaran kedua dalam bentuk salinan
- 58 -

digital dengan format Comma Separated Values (CSV)


kepada peserta Pemilu tingkat Pusat dan Bawaslu.
(3) Salinan DPT Pemilu Presiden dan Wakil Presiden
putaran kedua yang diberikan tidak menampilkan
informasi NIK dan Nomor KK Pemilih secara utuh.
(4) Penyampaian dokumen sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dan ayat (2) disertai dengan berita acara.

Paragraf 2
Penetapan Daftar Pemilih Tetap Tingkat Nasional

Pasal 130
(1) KPU menetapkan hasil rekapitulasi DPT Pemilu
Presiden dan Wakil Presiden Putaran Kedua tingkat
nasional berdasarkan berita acara rekapitulasi DPT
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Putaran Kedua
tingkat nasional.
(2) Penetapan hasil rekapitulasi DPT sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan Keputusan
KPU.
(3) KPU mengumumkan hasil rekapitulasi DPT tingkat
nasional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) melalui:
a. laman KPU; dan
b. aplikasi LindungiHakmu.

Bagian Ketujuh
Pengumuman Daftar Pemilih Tetap Dalam Negeri dan Luar
Negeri

Pasal 131
Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 87 ayat (1)
sampai dengan ayat (5) mutatis mutandis berlaku dalam KPU
Kabupaten/Kota dan PPS mengumumkan DPT Pemilu
Presiden dan Wakil Presiden putaran kedua sampai dengan
hari pemungutan suara.

Pasal 132
Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 56 ayat (1)
sampai dengan ayat (4) mutatis mutandis berlaku dalam KPU
dan PPLN mengumumkan DPTLN Pemilu Presiden dan Wakil
Presiden putaran kedua sampai dengan hari pemungutan
suara.

BAB X
Sistem Informasi Data Pemilih

Pasal 133
(1) KPU, KPU Provinsi, KPU Kabupaten/Kota dan PPLN
menggunakan aplikasi Sidalih dalam penyusunan
Daftar Pemilih.
(2) Sidalih sebagaimana dimaksud pada ayat (1) digunakan
untuk mendukung proses kerja Penyelenggara Pemilu
dalam menyusun, mengoordinasi, mengumumkan,
memelihara, dan memutakhirkan data Pemilih.
(3) KPU Kabupaten/Kota dan PPLN memasukkan data DPK
dan DPKLN pada Sidalih setelah pemungutan suara.
- 59 -

(4) DPK dan DPKLN pada Sidalih sebagaimana dimaksud


pada ayat (3) digunakan untuk Pemutakhiran Data
Pemilih pada Penyelenggaraan Pemilu dan Pemilihan
selanjutnya.
(5) KPU mengumumkan DPS, DPSHP, DPT dan DPTb
melalui laman KPU berdasarkan data yang bersumber
dari Sidalih.
(6) DPS, DPSHP, DPT dan DPTb yang diumumkan
sebagaimana dimaksud pada ayat (5) melalui laman
KPU tidak menampilkan informasi NIK, Nomor KK,
tanggal bulan dan tahun lahir, dan keterangan tentang
disabilitas fisik dan/atau mental Pemilih secara utuh,
untuk melindungi data pribadi Pemilih.

Pasal 134
(1) Sidalih sebagaimana dimaksud dalam Pasal 133,
diselenggarakan oleh:
a. KPU;
b. KPU Provinsi;
c. KPU Kabupaten/Kota;
d. PPLN;
e. PPK; dan
f. PPS.
(2) Sidalih sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memiliki
sistem informasi yang terintegrasi dengan sistem
informasi administrasi kependudukan dan/atau sistem
informasi lain yang digunakan di lingkungan KPU.
(3) KPU dapat melakukan pertukaran data dengan
Kementerian Luar Negeri dalam memelihara data
Pemilih secara berkelanjutan dengan menggunakan
Sidalih sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.

BAB XI
Penetapan Daftar Pemilih Tetap Dalam Keadaan Bencana

Pasal 135
(1) Dalam hal terjadi bencana atau konflik pada seluruh
atau sebagian yang mengakibatkan penduduk
setempat harus pindah domisili pada tahapan
Pemutakhiran Data Pemilih dan penyusunan Daftar
Pemilih dalam Penyelenggaraan Pemilu, pelaksanaan
kegiatan pada setiap tahapan mengikuti protokol
kesehatan, keamanan, dan keselamatan yang diatur
dalam peraturan perundang-undangan.
(2) Ketentuan mengenai tahapan Pemutakhiran Data
Pemilih dan penyusunan Daftar Pemilih sesuai dengan
protokol bencana sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
ditetapkan dengan keputusan KPU.

BAB XII
Penyusunan Daftar Pemilih di Lokasi Khusus

Pasal 136

(1) KPU dapat menyusun Daftar Pemilih di lokasi khusus.


- 60 -

(2) Daftar Pemilih di lokasi khusus sebagaimana dimaksud


pada ayat (1) merupakan Pemilih yang terdaftar dalam
DPT di suatu TPS yang karena kondisi tertentu tidak
dapat menggunakan hak pilihnya di TPS tempat yang
bersangkutan terdaftar.
(3) Lokasi khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
meliputi:
a. rumah tahanan dan lembaga pemasyarakatan;
b. panti sosial;
c. relokasi bencana/konflik;
d. lokasi lainnya dengan kriteria:
1. terdapat Pemilih yang pada hari pemungutan
suara tidak dapat menggunakan hak pilihnya
sesuai dengan domisili di KTP-el;
2. Pemilih tersebut terkonsentrasi di suatu
tempat; dan
3. jumlah Pemilih dapat dibentuk dalam 1 (satu)
TPS.

Pasal 137
(1) KPU menyusun Daftar Pemilih di lokasi khusus
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 136 ayat (3)
berdasarkan permohonan dari penanggung jawab lokasi
khusus.
(2) Permohonan penanggung jawab sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dilampiri dengan data jumlah Pemilih dan
identitas Pemilih yang terdiri atas:
a. NIK;
b. nama;
c. jenis kelamin;
d. tempat dan tanggal lahir; dan
e. alamat tempat tinggal Pemilih.

Pasal 138
Penyusunan Daftar Pemilih sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 137 ayat (1) disusun dengan cara menyandingkan data
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 137 ayat (2) dengan DP4
dan Daftar Pemilih berkelanjutan.

Pasal 139
(1) KPU menyampaikan Daftar Pemilih hasil penyandingan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 138 kepada KPU
Kabupaten/Kota.
(2) KPU Kabupaten/Kota melakukan Pemutakhiran Data
Pemilih di lokasi khusus.

BAB XIII
Pedoman Teknis

Pasal 140
KPU menetapkan pedoman teknis mengenai Penyusunan
Daftar Pemilih dalam Penyelenggaraan Pemilu dengan
keputusan KPU yang berpedoman pada Peraturan Komisi ini.

BAB XIV
Ketentuan Penutup
- 61 -

Pasal 141
Pada saat Peraturan Komisi ini mulai berlaku, ketentuan
dalam:
1. Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 11 Tahun
2018 tentang Penyusunan Daftar Pemilih di Dalam
Negeri Dalam Penyelenggaraan Pemilihan Umum (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 402)
sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir
dengan Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 11
Tahun 2019 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan
Komisi Pemilihan Umum Nomor 11 Tahun 2018 tentang
Penyusunan Daftar Pemilih di Dalam Negeri Dalam
Penyelenggaraan Pemilihan Umum (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 389); dan
2. Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 12 Tahun
2018 tentang Penyusunan Daftar Pemilih di Luar Negeri
Dalam Penyelenggaraan Pemilihan Umum (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 430)
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Komisi
Pemilihan Umum Nomor 12 Tahun 2019 tentang
Perubahan atas Peraturan Komisi Pemilihan Umum
Nomor 12 Tahun 2018 tentang Penyusunan Daftar
Pemilih di Luar Negeri Dalam Penyelenggaraan
Pemilihan Umum (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2019 Nomor 390),
dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 142
Peraturan Komisi ini mulai berlaku pada tanggal
diundangkan.
- 62 -

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan


pengundangan Peraturan Komisi ini dengan penempatannya
dalam Berita Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal

KETUA KOMISI PEMILIHAN UMUM,

HASYIM ASY’ARI
LAMPIRAN I
PERATURAN KOMISI PEMILIHAN
UMUM
NOMOR
TENTANG
PENYUSUNAN DAFTAR PEMILIH
DALAM PENYELENGGARAAN
PEMILIHAN UMUM

NO. PROGRAM/KEGIATAN JADWAL

AWAL AKHIR
1 2 3 4
1 PEMUTAKHIRAN DATA PEMILIH DAN 14 4 Juli
PENYUSUNAN DAFTAR PEMILIH Oktober 2023
2022
a. Penyusunan Daftar Pemilih
1) Penyerahaan Data Kependudukan dari Jumat, 14 Jumat, 14
Kementerian Dalam Negeri kepada KPU Oktober Oktober
dan Data Warga Negara Indonesia 2022 2022
bertempat tinggal di luar negeri dari
Kementerian Luar Negeri kepada KPU

2) Sinkronisasi Data Kependudukan dan Sabtu, 15 Selasa, 13


Data WNI di luar negeri Oktober Desember
2022 2022
3) Penyerahan Daftar Potensial Pemilih Rabu, 30 Rabu, 30
Lokasi khusus dari KPU November November
Kabupaten/Kota kepada KPU melalui 2022 2022
KPU Provinsi
4) Penyerahan Data Penduduk Potensial Rabu, 14 Rabu, 14
Pemilih Pemilu (DP4) oleh Menteri Dalam Desember Desember
Negeri dan Data Penduduk Potensial 2022 2022
Pemilih Pemilu Luar Negeri (DP4LN) oleh
Menteri Luar Negeri kepada KPU

5) Penyandingan Daftar Pemilih Tetap Kamis, 15 Rabu, 04


(DPT)Pemilu/Pemilihan terakhir yang Desember Januari
telah dimutakhirkan secara 2022 2023
berkelanjutan dengan DP4 hasil
sinkronisasi dan Penyandingan Daftar
Pemilih Tetap Luar Negeri (DPTLN)
Pemilu terakhir dengan DP4LN hasil
sinkronisasi oleh KPU

6) Penyerahan Data Pemilih dari KPU ke Kamis, 05 Sabtu, 07


KPU Provinsi/KIP Aceh dan KPU/KIP Januari Januari
Kabupaten/Kota dan Penyerahan Data 2023 2023
Pemilih Luar Negeri dari KPU ke PPLN

7) Penyusunan bahan Pencocokan dan


Penelitian
a) Penyusunan Bahan Pencocokan Sabtu, 07 Minggu, 05
dan Penelitian oleh KPU Januari Februari
Kabupaten/Kota 2023 2023
b) Penyusunan Bahan Pencocokan Sabtu, 07 Sabtu, 21
dan Penelitian oleh PPLN Januari Januari
2023 2023
-2-

8) Pemutakhiran data pemilih (pencocokan


dan penelitian)
a) Pemutakhiran data Pemilih Senin, 06 Selasa, 07
(pencocokan dan penelitian) oleh Februari Maret 2023
Pantarlih Dalam Negeri 2023

b) Pemutakhiran data Pemilih Minggu, 22 Selasa, 07


(pencocokan dan penelitian) oleh Januari Maret 2023
Pantarlih Luar Negeri 2023
b. Penyusunan DPS
1) a) Penyusunan Daftar Pemilih Hasil Rabu, 08 Rabu, 29
Pemutakhiran oleh PPS Maret 2023 Maret 2023
b) Penyusunan Daftar Pemilih Hasil Rabu, 08 Minggu, 02
Pemutakhiran oleh PPLN Maret 2023 April 2023
2) Rekapitulasi Daftar Pemilih Hasil Kamis, 30 Jumat, 31
Pemutakhiran tingkat kelurahan/desa Maret 2023 Maret 2023
oleh PPS
3) Rekapitulasi Daftar Pemilih Hasil Sabtu, 01 Minggu, 02
Pemutakhiran tingkat kecamatan oleh April 2023 April 2023
PPK
4) Menyusun, rekapitulasi dan menetapkan Senin, 03 Rabu, 05
DPS oleh KPU Kabupaten/Kota serta April 2023 April 2023
menyusun, rekapitulasi dan menetapkan
DPS Daftar Pemilih Sementara Luar
Negeri (DPSLN) oleh PPLN
5) Penyampaian salinan DPS oleh KPU Kamis, 06 Sabtu, 08
Kabupaten/Kota kepada KPU Provinsi, April 2023 April 2023
Bawaslu Kabupaten/Kota, Peserta
Pemilu tingkat kabupaten/kota,
Perangkat Pemerintah tingkat
kabupaten/kota, dan PPS melalui PPK
6) Penyampaian hasil penetapan dan Kamis, 06 Sabtu, 08
rekapitulasi DPSLN di PPLN kepada KPU April 2023 April 2023
dengan tembusan kepada Kepala
Perwakilan Republik Indonesia
7) Rekapitulasi DPS di KPU Provinsi Kamis, 06 Jumat, 07
April 2023 April 2023
8) Penyampaian hasil rekapitulasi DPS di Sabtu, 08 Minggu, 09
KPU Provinsi kepada KPU April 2023 April 2023
9) Penetapan hasil rekapitulasi DPS dan Senin, 10 Rabu, 12
DPSLN di KPU April 2023 April 2023
10) Pengumuman DPS oleh PPS dan DPSLN Senin, 10 Minggu, 23
oleh PPLN April 2023 April 2023

11) Penyampaian salinan DPS kepada Senin, 10 Minggu, 23


Peserta Pemilu tingkat kecamatan oleh April 2023 April 2023
PPS melalui PPK

12) Masukan dan tanggapan terhadap DPS Senin, 10 Minggu, 30


dan DPSLN April 2023 April 2023
-3-

13) Perbaikan DPS oleh PPS Senin, 01 Minggu, 14


Mei 2023 Mei 2023

14) Perbaikan DPSLN oleh PPLN Senin, 01 Minggu, 07


Mei 2023 Mei 2023

15) Rekapitulasi DPS Hasil Perbaikan Senin, 15 Selasa, 16


(DPSHP) tingkat kelurahan/desa oleh Mei 2023 Mei 2023
PPS
16) Rekapitulasi DPS Hasil Perbaikan Rabu, 17 Kamis, 18
(DPSHP) tingkat kecamatan oleh PPK Mei 2023 Mei 2023

17) Rekapitulasi dan Penetapan DPS Hasil Jumat, 19 Minggu, 21


Perbaikan (DPSHP) oleh KPU Mei 2023 Mei 2023
Kabupaten/Kota serta Rekapitulasi dan
Penetapan Daftar Pemilih Sementara
Hasil Perbaikan Luar Negeri (DPSHPLN)
oleh PPLN
18) Pengumuman DPSHP/DPSHPLN dan Jumat, 26 Kamis, 01
Masukan/Tanggapan Masyarakat, Mei 2023 Juni 2023
Pengawas dan Peserta Pemilu

c. Penyusunan DPT
1) Perbaikan DPSHP dan DPSHPLN
a) Perbaikan DPSHP oleh PPS Jumat, 02 Kamis, 15
Juni 2023 Juni 2023
b) Perbaikan DPSHPLN oleh PPLN Jumat, 02 Kamis, 15
Juni 2023 Juni 2023
2) Rekapitulasi DPSHP Akhir tingkat Kamis, 15 Jumat, 16
kelurahan/desa oleh PPS Juni 2023 Juni 2023
3) Rekapitulasi DPSHP Akhir tingkat Sabtu, 17 Minggu, 18
kecamatan oleh PPK Juni 2023 Juni 2023

4) Rekapitulasi dan Penetapan DPT oleh Senin, 19 Rabu, 21


KPU Kabupaten/Kota dan DPTLN oleh Juni 2023 Juni 2023
PPLN
5) Penyampaian hasil penetapan dan Rabu, 21 Jumat, 23
rekapitulasi DPT oleh KPU Juni 2023 Juni 2023
Kabupaten/Kota kepada KPU, KPU
Provinsi, PPK dan PPS
6) Penyampaian DPTLN kepada KPU Rabu, 21 Rabu, 28
dengan tembusan kepada Kepala Juni 2023 Juni 2023
Perwakilan Republik Indonesia dan
Pokja Pemilu Luar Negeri
7) Penyerahan salinan DPT kepada Partai Kamis, 22 Rabu, 28
Politik Peserta Pemilu tingkat Juni 2023 Juni 2023
kabupaten/kota dan perwakilan Partai
Politik Peserta Pemilu tingkat kecamatan

8) Rekapitulasi DPT di KPU Provinsi Selasa, 27 Kamis, 29


Juni 2023 Juni 2023
9) Penyampaian hasil rekapitulasi DPT di Kamis, 29 Sabtu, 01
KPU Provinsi kepada KPU Juni 2023 Juli 2023
-4-

10) Penetapan hasil rekapitulasi DPT DN Minggu, 02 Selasa, 04


dan LN di tingkat KPU Juli 2023 Juli 2023

11) Pengumuman DPT


a) Pengumuman DPT Dalam Senin, 26 Rabu, 14
Negeri Juni 2023 Februari
2024
b) Pengumuman DPT Luar Negeri Senin, 26 Rabu, 14
Juni 2023 Februari
2024
d. Penyusunan DPTb
Penyusunan dan Rekapitulasi Daftar Pemilih
Tambahan
1) Penyusunan dan Rekapitulasi Daftar Kamis, 22 Rabu, 07
Pemilih Tambahan tahap 1 oleh KPU Juni 2023 Februari
Kabupaten/Kota 2024
2) Rekapitulasi Daftar Pemilih Tambahan Rabu, 22 Sabtu, 25
oleh KPU Kabupaten/Kota November November
2023 2023
3) Rekapitulasi Daftar Pemilih Tambahan Minggu, 26 Rabu, 29
oleh KPU Provinsi November November
2023 2023
4) Rekapitulasi Daftar Pemilih Tambahan Kamis, 30 Minggu, 03
oleh KPU November Desember
2023 2023
5) Penyusunan dan Rekapitulasi Daftar Senin, 04 Rabu, 07
Pemilih Tambahan tahap 2 oleh KPU Desember Februari
Kabupaten/Kota 2023 2024
2 PPWP
Putaran
Kedua
PEMUTAKHIRAN DATA PEMILIH DAN Jumat,22 Senin,29
PENYUSUNAN DAFTAR PEMILIH Maret 2024 April 2024
a. Pelaksanaan Dalam Negeri

1) Penerimaan DP4 Pemilih Pemula yang Jumat,22 Minggu,24


berumur 17 tahun pada tanggal 15 Maret 2024 Maret 2024
Februari s/d 26 Juni 2024 kepada
Kementerian Dalam Negeri

2) Penyerahan DP4 Pemilih Pemula dari Sabtu,23 Minggu,24


KPU ke KPU Kabupaten/Kota melalui Maret 2024 Maret 2024
KPU Provinsi
3) Penyusunan DPS Pemilu Presiden dan Senin,25 Senin,08
Wakil Presiden Maret 2024 April 2024

4) Rekapitulasi DPS oleh PPK Selasa,09 Rabu,10


April 2024 April 2024
5) Penetapan DPS oleh KPU Kamis,11 Jumat,12
Kabupaten/Kota April 2024 April 2024
6) Rekapitulasi DPS oleh KPU Provinsi Jumat,12 Sabtu,13
April 2024 April 2024
7) Rekapitulasi DPS oleh KPU Minggu,14 Senin,15
April 2024 April 2024
8) Pengumuman dan Tanggapan Senin,15 Minggu,21
Masyarakat terhadap DPS April 2024 April 2024
9) Perbaikan DPS berdasarkan tanggapan Senin,15 Minggu,21
masyarakat oleh KPU Kabupaten/Kota April 2024 April 2024
-5-

10) Rekapitulasi DPS hasil perbaikan Senin,22 Senin,22


ditingkat PPS April 2024 April 2024
11) Rekapitulasi DPS hasil perbaikan Selasa,23 Selasa,23
ditingkat PPK April 2024 April 2024
12) Rekapitulasi dan Penetapan DPS Rabu,24 Kamis,25
menjadi DPT oleh KPU Kabupaten/Kota April 2024 April 2024
13) Rekapitulasi dan Penetapan DPT oleh Jumat,26 Sabtu,27
KPU Provinsi April 2024 April 2024
14) Rekapitulasi dan Penetapan DPT oleh Minggu,28 Senin,29
KPU April 2024 April 2024
15) Pengumuman DPT Selasa,30 Rabu,26
April 2024 Juni 2024
b. Luar
Negeri
1) Penerimaan DP4 Pemilih Pemula yang Jumat,22 Minggu,24
berumur 17 tahun pada tanggal 15 Maret 2024 Maret 2024
Februari s/d 26 Juni 2024 kepada
Kementerian Luar Negeri

2) Penyerahan DP4 Pemilih Pemula Luar Sabtu,23 Minggu,24


Negeri dengan DPTLN Putaran Pertama Maret 2024 Maret 2024
Pemilu 2024
3) Penyusunan DPS Pemilu Presiden dan Senin,25 Senin,08
Wakil Presiden Maret 2024 April 2024
Putaran Kedua bersumber dari DPT
Pemilu 2024,
DPTb, DPK dan Pemilih Pemula oleh
PPLN
4) Rekapitulasi dan Penetapan DPSLN oleh Selasa,09 Rabu,10
PPLN April 2024 April 2024

5) Rekapitulasi DPSLN oleh KPU Kamis,11 Jumat,12


April 2024 April 2024
6) Pengumuman dan Tanggapan Sabtu,13 Jumat,19
Masyarakat terhadap DPSLN April 2024 April 2024
7) Perbaikan DPSLN berdasarkan Sabtu,13 Senin,22
tanggapan masyarakat oleh PPLN April 2024 April 2024
8) Rekapitulasi dan Penetapan DPSLN Senin,22 Selasa,23
menjadi DPTLN oleh PPLN April 2024 April 2024
9) Rekapitulasi DPTLN oleh KPU Rabu,24 Jumat,26
April 2024 April 2024
10) Pengumuman DPTLN Sabtu,27 Rabu,26
April 2024 Juni 2024

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal
KETUA KOMISI PEMILIHAN UMUM

HASYIM ASY’ARI

Anda mungkin juga menyukai