RANCANGAN
PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM
NOMOR … TAHUN 2022
TENTANG
PENYUSUNAN DAFTAR PEMILIH DALAM PENYELENGGARAAN PEMILIHAN
UMUM
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM TENTANG
PENYUSUNAN DAFTAR PEMILIH DALAM
PENYELENGGARAAN PEMILIHAN UMUM.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Komisi ini yang dimaksud dengan:
1. Pemilihan Umum yang selanjutnya disebut Pemilu
adalah sarana kedaulatan rakyat untuk memilih
anggota Dewan Perwakilan Rakyat, anggota Dewan
Perwakilan Daerah, Presiden dan Wakil Presiden, serta
anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang
dilaksanakan secara langsung, umum, bebas, rahasia,
jujur, dan adil dalam Negara Kesatuan Republik
Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
2. Penyelenggaraan Pemilu adalah pelaksanaan tahapan
Pemilu yang dilaksanakan oleh Penyelenggara Pemilu.
3. Penyelenggara Pemilu adalah lembaga yang
menyelenggarakan Pemilu yang terdiri atas Komisi
Pemilihan Umum, Badan Pengawas Pemilu, dan Dewan
Kehormatan Penyelenggara Pemilu sebagai satu
kesatuan fungsi Penyelenggaraan Pemilu untuk memilih
anggota Dewan Perwakilan Rakyat, anggota Dewan
Perwakilan Daerah, Presiden dan Wakil Presiden, dan
untuk memilih anggota Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah secara langsung oleh rakyat.
4. Komisi Pemilihan Umum yang selanjutnya disingkat
KPU adalah lembaga Penyelenggara Pemilu yang bersifat
nasional, tetap, dan mandiri dalam melaksanakan
Pemilu.
5. Komisi Pemilihan Umum Provinsi yang selanjutnya
disingkat KPU Provinsi adalah Penyelenggara Pemilu di
provinsi.
6. Komisi Pemilihan Umum Kabupaten/Kota yang
selanjutnya disingkat KPU Kabupaten/Kota adalah
Penyelenggara Pemilu di kabupaten/kota.
7. Panitia Pemilihan Kecamatan yang selanjutnya
disingkat PPK adalah panitia yang dibentuk oleh KPU
Kabupaten/Kota untuk melaksanakan Pemilu di tingkat
kecamatan atau nama lain.
8. Panitia Pemungutan Suara yang selanjutnya disingkat
PPS adalah panitia yang dibentuk oleh KPU
Kabupaten/Kota untuk melaksanakan Pemilu di tingkat
kelurahan/desa atau nama lain.
9. Panitia Pemilihan Luar Negeri yang selanjutnya
disingkat PPLN adalah panitia yang dibentuk oleh KPU
untuk melaksanakan Pemilu di luar negeri.
10. Petugas Pemutakhiran Data Pemilih yang selanjutnya
disebut Pantarlih adalah petugas yang dibentuk oleh
-3-
Pasal 2
(1) Penyusunan Daftar Pemilih dalam penyelenggaraan
Pemilu berpedoman pada prinsip:
a. komprehensif;
b. inklusif;
c. akurat;
-6-
d. mutakhir;
e. terbuka;
f. responsif;
g. partisipatif;
h. akuntabel;
i. perlindungan data diri; dan
j. aksesibel.
(2) Prinsip komprehensif sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) huruf a merupakan prinsip penyusunan daftar
Pemilih secara lengkap dan luas yang meliputi semua
WNI yang memenuhi syarat sebagai Pemilih yang berada
di dalam negeri dan di luar negeri.
(3) Prinsip inklusif sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf b merupakan prinsip yang mengikutsertakan
kementerian, lembaga, pemerintahan daerah dan pihak-
pihak terkait lain dalam membantu kegiatan
penyelenggaraan penyusunan daftar Pemilih.
(4) Prinsip akurat sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf c merupakan prinsip penyusunan daftar Pemilih
yang mampu memuat informasi terkait Pemilih yang
benar, lengkap, dan dapat dipertanggungjawabkan.
(5) Prinsip mutakhir sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf d merupakan prinsip penyusunan daftar Pemilih
berdasarkan informasi dan data Pemilih yang terakhir
dan terbaru.
(6) Prinsip terbuka sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf e merupakan prinsip penyelenggaraan
penyusunan daftar Pemilih yang dilakukan secara
terbuka untuk Pemilih yang memenuhi syarat.
(7) Prinsip responsif sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf f merupakan prinsip yang membuka kesempatan
pemberian tanggapan terhadap masukan dalam
penyelenggaraan penyusunan daftar Pemilih.
(8) Prinsip partisipatif sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf g merupakan prinsip yang membuka partisipasi
seluas-luasnya kepada semua WNI untuk mengusulkan
Data Pemilih dalam penyusunan daftar Pemilih.
(9) Prinsip akuntabel sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf h merupakan prinsip yang memberikan kejelasan
fungsi dan tugas dan serta akuntabilitas dalam
pelaksanaan dan penyusunan serta pelaporan hasil
Pemutakhiran Data Pemilih.
(10) Prinsip pelindungan Data Pribadi sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf i merupakan prinsip yang
memberikan pelindungan terhadap hak sipil dasar
warga negara atas privasi data pribadinya.
(11) Prinsip aksesibel sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf j merupakan prinsip yang memberikan
kemudahan dalam mengakses data pada saat
pemutakhiran dan penyusunan Daftar Pemilih.
Pasal 3
Penyusunan Daftar Pemilih dilakukan terhadap Pemilih yang
berada:
a. di dalam negeri; dan
b. di luar negeri.
-7-
Pasal 4
(1) Proses penyusunan Daftar Pemilih di dalam negeri
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a
dilakukan oleh:
a. PPS;
b. PPK; dan
c. KPU Kabupaten/Kota.
(2) Rekapitulasi Daftar Pemilih di dalam negeri dilakukan
oleh:
a. PPS pada tingkat kelurahan/desa;
b. PPK pada tingkat kecamatan;
c. KPU Kabupaten/Kota pada tingkat
kabupaten/kota;
d. KPU Provinsi pada tingkat provinsi; dan
e. KPU pada tingkat nasional.
(3) Penetapan Daftar Pemilih di dalam negeri dilakukan
oleh KPU Kabupaten/Kota.
Pasal 5
(1) Proses penyusunan Daftar Pemilih di luar negeri
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf b
dilakukan oleh PPLN.
(2) Rekapitulasi Daftar Pemilih di luar negeri dilakukan
oleh:
a. PPLN pada tingkat perwakilan negara Republik
Indonesia di luar negeri; dan
b. KPU pada tingkat nasional.
(3) Penetapan Daftar Pemilih di luar negeri dilakukan oleh
PPLN.
BAB II
TAHAPAN PENYUSUNAN DAFTAR PEMILIH
Pasal 6
(1) Tahapan penyusunan Daftar Pemilih dalam
Penyelenggaraan Pemilu meliputi:
a. Penyusunan Daftar Pemilih;
b. Penyusunan DPS;
c. Penyusunan DPT; dan
d. Penyusunan DPTb dan DPK.
(2) Penyusunan Daftar Pemilih sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf a meliputi penyediaan data
kependudukan dalam negeri dan luar negeri serta
Pemutakhiran Data Pemilih dalam negeri dan luar
negeri.
(3) Penyusunan DPS sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf b meliputi penyusunan DPS dalam negeri dan
luar negeri, penyusunan DPSHP dalam negeri dan
DPSHP luar negeri, serta penyusunan DPSHP Akhir
dalam negeri.
(4) Penyusunan DPT sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf c meliputi penyusunan DPT dalam negeri dan DPT
luar negeri.
-8-
Pasal 7
Rincian program dan jadwal kegiatan tahapan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 6 tercantum dalam Lampiran I yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Komisi
ini.
BAB III
PEMILIH
Pasal 8
(1) WNI yang pada saat hari pemungutan suara sudah
genap berumur 17 (tujuh belas) tahun atau lebih, sudah
kawin, atau sudah pernah kawin mempunyai hak
memilih.
(2) Pemilih sebagaimana dimaksud pada ayat (1) untuk
dapat menggunakan hak memilih, harus memenuhi
syarat:
a. genap berumur 17 (tujuh belas) tahun atau lebih
pada hari pemungutan suara, sudah kawin, atau
sudah pernah kawin;
b. tidak sedang dicabut hak pilihnya berdasarkan
putusan pengadilan yang telah mempunyai
kekuatan hukum tetap;
c. berdomisili di wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia dibuktikan dengan KTP-el;
d. berdomisili di luar negeri yang dibuktikan dengan
KTP-el, Paspor dan/atau SPLP;
e. dalam hal Pemilih belum mempunyai KTP-el
sebagaimana dimaksud dalam huruf c dan huruf d,
dapat menggunakan Kartu Keluarga; dan
f. tidak sedang menjadi anggota Tentara Nasional
Indonesia atau Kepolisian Negara Republik
Indonesia.
Pasal 9
(1) Pemilih sebagaimana di maksud dalam Pasal 8 ayat (2)
didaftarkan 1 (satu) kali oleh Penyelenggara Pemilu
dalam Daftar Pemilih.
(2) Dalam hal Pemilih sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
terdaftar pada lebih dari 1 (satu) wilayah tempat tinggal,
Pemilih dimaksud didaftar sesuai dengan alamat yang
tercantum dalam KTP-el atau Kartu Keluarga.
(3) Dalam hal Pemilih luar negeri sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) terdaftar pada lebih dari 1 (satu) wilayah
tempat tinggal, PPLN melakukan konfirmasi kepada
Pemilih dimaksud untuk menentukan wilayah tempat
tinggal yang akan dicatat dalam daftar Pemilih.
Pasal 10
(1) WNI harus terdaftar sebagai Pemilih kecuali yang
ditentukan lain dalam Undang-Undang.
(2) WNI yang telah terdaftar dalam Daftar Pemilih, ternyata
tidak lagi memenuhi syarat sebagaimana dimaksud
-9-
BAB IV
DAFTAR PEMILIH
Bagian Kesatu
Penyediaan Data Kependudukan
Pasal 11
(1) Pemerintah menyediakan data kependudukan dalam
bentuk:
a. data agregat kependudukan per kecamatan sebagai
bahan bagi KPU dalam menyusun daerah
pemilihan anggota DPRD kabupaten/kota;
b. data penduduk potensial pemilih Pemilu sebagai
bahan bagi KPU dalam menyusun DPS; dan
c. data WNI yang bertempat tinggal di luar negeri
sebagai bahan bagi KPU dalam penyusunan
daerah pemilihan dan DPS.
(2) Data kependudukan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) huruf a dan huruf b harus sudah tersedia dan
diserahkan oleh Kementerian Dalam Negeri kepada KPU
paling lambat 16 (enam belas) bulan sebelum hari
pemungutan suara.
(3) Data WNI yang bertempat tinggal di luar negeri
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c harus
sudah tersedia dan diserahkan oleh Kementerian Luar
Negeri kepada KPU paling lambat 16 (enam belas) bulan
sebelum hari pemungutan suara.
Pasal 12
(1) Data kependudukan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 11 ayat (1) huruf a dan huruf c disinkronkan oleh
Pemerintah bersama KPU paling lama 2 (dua) bulan
sejak diterimanya data kependudukan dari Kementerian
Dalam Negeri dan Kementerian Luar Negeri.
(2) Dalam proses sinkronisasi data, KPU dapat
berkoordinasi dengan Kementerian Dalam Negeri dan
Kementerian Luar Negeri untuk menyelenggarakan
rapat koordinasi.
(3) Peserta rapat koordinasi sebagaimana dimaksud pada
ayat (2), terdiri atas:
a. Bawaslu;
b. kementerian yang menyelenggarakan urusan
pemerintah di bidang hukum dan hak asasi
manusia;
c. Tentara Nasional Indonesia;
d. Kepolisian Negara Republik Indonesia;
e. lembaga pemerintah nonkementerian yang
bertugas di bidang penempatan dan perlindungan
tenaga kerja Indonesia; dan
f. kementerian atau lembaga lain yang terkait.
- 10 -
Pasal 13
(1) Data kependudukan yang telah disinkronkan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12, meliputi:
a. DP4 untuk Pemilih di dalam negeri; dan
b. DP4LN untuk Pemilih di luar negeri.
(2) Kementerian Dalam Negeri dan Kementerian Luar
Negeri harus menyerahkan DP4 dan DP4LN
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dan huruf
b kepada KPU paling lambat 14 (empat belas) bulan
sebelum hari pemungutan suara.
(3) Penyerahan DP4 dan DP4LN sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) dalam bentuk salinan digital dan
dilengkapi dengan rekapitulasi DP4 per desa/kelurahan
dalam bentuk salinan digital dan salinan cetak.
(4) Salinan digital DP4 dan DP4LN sebagaimana dimaksud
pada ayat (3) dibuat menggunakan format Comma
Separated Values (CSV).
(5) Penyerahan DP4 dan DP4LN sebagaimana dimaksud
pada ayat (3) dituangkan ke dalam berita acara serah
terima.
(6) DP4 sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a berisi
data potensial Pemilih yang pada hari pemungutan
suara genap berumur 17 (tujuh belas) tahun atau lebih,
sudah kawin, atau sudah pernah kawin, dan telah
dilakukan perekaman KTP-el secara terinci untuk setiap
kelurahan/desa atau sebutan lain.
(7) DP4LN sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b
berisi data potensial Pemilih yang pada hari
pemungutan suara genap berumur 17 (tujuh belas)
tahun atau lebih, sudah kawin, atau sudah pernah
kawin, dan telah dilakukan perekaman KTP-el, secara
terinci untuk setiap wilayah kerja PPLN.
(8) DP4 sebagaimana dimaksud pada ayat (6) paling sedikit
memuat informasi:
a. nomor urut;
b. NIK;
c. nomor KK;
d. nama lengkap;
e. tempat lahir;
f. tanggal lahir;
g. jenis kelamin;
h. status perkawinan;
i. alamat jalan/dukuh atau sebutan lain;
j. RT;
k. RW;
l. ragam disabilitas; dan
m. status perekaman KTP-el.
(9) DP4LN sebagaimana dimaksud pada ayat (3) paling
sedikit memuat informasi:
a. nomor urut;
b. NIK;
c. nomor KK;
d. nomor Paspor/nomor SPLP;
e. nama lengkap;
f. tempat lahir;
g. tanggal lahir;
- 11 -
h. jenis kelamin;
i. status perkawinan;
j. alamat jalan;
k. ragam disabilitas; dan
l. status perekaman KTP-el.
Bagian Kedua
Pemutakhiran Data Pemilih di dalam negeri
Paragraf 1
Penyusunan Pemutakhiran Data Pemilih
Pasal 14
(1) KPU melakukan penyandingan DP4 dengan DPT Pemilu
atau Pemilihan terakhir yang dimutakhirkan secara
berkelanjutan untuk menyusun Daftar Pemilih.
(2) Daftar Pemilih sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
digunakan sebagai bahan dalam melakukan
Pemutakhiran Data Pemilih.
(3) Dalam melakukan penyandingan data sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), KPU dapat melakukan
koordinasi dengan Kementerian Dalam Negeri.
(4) Koordinasi sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dapat
dilakukan melalui rapat koordinasi.
(5) KPU menyampaikan data hasil penyandingan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) kepada KPU
Kabupaten/Kota melalui KPU Provinsi.
Pasal 15
(1) Data hasil penyandingan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 14 ayat (5) digunakan KPU Kabupaten/Kota
dalam menyusun Daftar Pemilih.
(2) Daftar Pemilih sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
disusun berbasis TPS menggunakan formulir Model A-
Daftar Pemilih.
(3) Penyusunan Daftar Pemilih sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) dilakukan dengan membagi Pemilih untuk
setiap TPS paling banyak 300 (tiga ratus) orang, dengan
memperhatikan:
a. tidak menggabungkan kelurahan/desa atau
sebutan lain;
b. kemudahan Pemilih ke TPS;
c. tidak memisahkan Pemilih dalam 1 (satu) keluarga
pada TPS yang berbeda;
d. hal-hal berkenaan dengan aspek geografis; dan
e. jarak dan waktu tempuh menuju TPS dengan
memperhatikan tenggang waktu pemungutan
suara.
Paragraf 2
Pelaksanaan Pemutahiran Data Pemilih
Pasal 16
(1) KPU Kabupaten/Kota menyampaikan Daftar Pemilih
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (2) yang
- 12 -
Pasal 17
(1) KPU Kabupaten/Kota dalam melaksanakan
Pemutakhiran Data Pemilih dibantu oleh Pantarlih, PPS,
dan PPK.
(2) Dalam melaksanakan Pemutakhiran Data Pemilih, PPS
dapat berkoordinasi dengan petugas registrasi
kependudukan kelurahan/desa, RT, RW atau sebutan
lain sebelum dan setelah Pantarlih melakukan Coklit.
(3) Pemutakhiran Data Pemilih oleh KPU Kabupaten/Kota
diselesaikan paling lama 3 (tiga) bulan setelah KPU
menerima DP4 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13
ayat (2).
Pasal 18
Pantarlih bertugas:
a. membantu KPU Kabupaten/Kota, PPK, dan PPS dalam
melakukan Pemutakhiran Data Pemilih;
b. melaksanakan Coklit data setiap Pemilih;
c. mencocokan Daftar Pemilih dengan mendatangi Pemilih
secara langsung;
d. mengisi formulir yang digunakan pada Coklit;
e. memberikan tanda bukti terdaftar kepada Pemilih;
f. mencatat dan merekapitulasi hasil Coklit;
g. menyampaikan hasil Coklit kepada PPS; dan
h. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh KPU, KPU
Provinsi, KPU Kabupaten/Kota, PPK, dan PPS sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 19
(1) Pantarlih melakukan Coklit dengan cara mendatangi
Pemilih secara langsung untuk mencocokkan Daftar
Pemilih pada formulir Model A-Daftar Pemilih dengan
KTP-el.
(2) Kegiatan Coklit yang dilakukan Pantarlih sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) dilakukan dengan cara:
a. mencatat data Pemilih yang telah memenuhi
syarat, tetapi belum terdaftar dalam Daftar Pemilih;
b. memperbaiki data Pemilih apabila terdapat
kekeliruan;
c. mencatat keterangan Pemilih penyandang
disabilitas pada kolom ragam disabilitas;
- 13 -
Pasal 20
(1) Dalam hal Pemilih belum terdaftar dalam formulir Model
A-Daftar Pemilih sebagaimana dimaksud dalam Pasal
15 ayat (2), Pantarlih melakukan kegiatan:
a. memastikan Pemilih sudah memenuhi syarat
sebagai Pemilih dan memiliki KTP-el; dan
b. mencatat Pemilih yang bersangkutan ke dalam
formulir Model A-Daftar Potensial Pemilih.
(2) Dalam hal Pemilih yang belum terdaftar sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) tidak dapat ditemui secara
langsung oleh Pantarlih, Pantarlih melakukan kegiatan:
a. meminta keluarga Pemilih untuk menunjukkan
salinan KTP-el yang dimiliki oleh Pemilih yang
bersangkutan;
b. dalam hal keluarga Pemilih tidak dapat
menunjukkan salinan KTP-el sebagaimana
dimaksud dalam huruf a, Pantarlih dapat
berkomunikasi melalui panggilan video atau
konferensi video dengan Pemilih untuk saling
bertatap muka, berbicara langsung, dan melihat
kesesuaian wajah dengan foto pada dokumen KTP-
el; atau
- 14 -
Pasal 21
(1) Setelah melakukan Coklit, Pantarlih:
a. memberikan formulir Model A-Tanda Bukti
Terdaftar; dan
b. menempelkan stiker Coklit untuk setiap 1 (satu)
kepala keluarga.
(2) Stiker Coklit sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf b diatur lebih lanjut dalam Keputusan KPU.
Pasal 22
(1) Pantarlih mencatat dan merekapitulasi hasil Coklit
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 ayat (3) ke
dalam formulir Model A-Laporan Hasil Coklit.
(2) Pantarlih menyampaikan hasil Coklit kepada PPS
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), menggunakan
formulir Model A-Daftar Pemilih, dan formulir Model A-
Daftar Potensial Pemilih.
(3) Hasil Coklit digunakan PPS sebagai bahan untuk
menyusun DPS.
- 15 -
Pasal 23
(1) Setelah menerima hasil Coklit dari Pantarlih, PPS
melakukan kegiatan:
a. memeriksa kelengkapan dokumen;
b. memeriksa kesesuaian pengisian; dan
c. mencocokkan jumlah antara hasil Coklit Pantarlih
dengan rekapitulasi hasil Coklit pada formulir
Model A-Laporan Hasil Coklit.
(2) Dalam hal hasil Coklit tidak lengkap dan/atau tidak
sesuai, PPS menyampaikan kembali kepada Pantarlih
untuk dilengkapi dan diperbaiki.
Pasal 24
(1) Pantarlih memperbaiki hasil Coklit sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 23 ayat (2).
(2) Hasil perbaikan Coklit disampaikan kembali kepada
PPS sebagai bahan untuk menyusun DPS oleh KPU
Kabupaten/Kota.
Bagian Ketiga
Pemutakhiran Data Pemilih di Luar Negeri
Paragraf 1
Penyusunan Pemutakhiran Data Pemilih
Pasal 25
(1) KPU melakukan penyandingan DP4LN dengan DPT luar
negeri Pemilu terakhir yang dimutakhirkan secara
berkelanjutan untuk menyusun Daftar Pemilih luar
negeri.
(2) Daftar Pemilih luar negeri sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) digunakan sebagai bahan dalam melakukan
Pemutakhiran Data Pemilih luar negeri.
(3) Dalam melakukan penyandingan data sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), KPU dapat melakukan
koordinasi dengan Kementerian Luar Negeri.
(4) Koordinasi sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dapat
dilakukan melalui rapat kooordinasi.
(5) KPU menyampaikan bahan penyusunan Daftar Pemilih
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) kepada PPLN
melalui Kementerian Luar Negeri.
Paragraf 2
Pelaksanaan Pemutakhiran Data Pemilih
Pasal 26
(1) PPLN menyusun Daftar Pemilih sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 25 ayat (5) untuk dilakukan Pemutakhiran
Data Pemilih di luar negeri.
(2) Daftar Pemilih sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
disusun menggunakan formulir Model A-Daftar Pemilih
LN yang berbasis Pemilih yang memberikan suara
melalui TPSLN, KSK, dan surat pos.
(3) Penyusunan Daftar Pemilih sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) memperhatikan:
- 16 -
Pasal 27
PPLN menyampaikan Daftar Pemilih kepada Pantarlih luar
negeri dalam bentuk salinan digital dan/atau salinan cetak.
Pasal 28
(1) PPLN dalam melaksanakan Pemutakhiran Data Pemilih
dibantu oleh Pantarlih luar negeri.
(2) Pemutakhiran Data Pemilih oleh PPLN diselesaikan
paling lama 3 (tiga) bulan setelah KPU menerima DP4LN
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (2).
Pasal 29
Pantarlih luar negeri bertugas:
a. membantu KPU dan PPLN dalam melakukan
Pemutakhiran Data Pemilih di luar negeri;
b. melaksanakan Coklit data Pemilih;
c. mencocokan Daftar Pemilih dengan mendatangi Pemilih
secara langsung dan tidak langsung;
d. mengisi formulir yang digunakan dalam Coklit;
e. memberikan tanda bukti terdaftar kepada Pemilih;
f. mencatat dan merekapitulasi hasil Coklit;
g. menyampaikan hasil Coklit kepada PPLN; dan
h. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh KPU dan
PPLN sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 30
(1) Pantarlih luar negeri melakukan Pemutakhiran Data
Pemilih dengan cara:
a. mendatangi Pemilih;
b. memanfaatkan kegiatan masyarakat di Kantor
Perwakilan Republik Indonesia dan/atau tempat
lain;
c. menghubungi Pemilih melalui telepon atau media
sosial;
d. mengirim surat kepada Pemilih melalui pos;
e. mengirim surat elektronik (email) kepada Pemilih;
f. menindaklanjuti masukan atau tanggapan
masyarakat melalui telepon, media sosial atau
pusat panggilan (call center) atau laman resmi; atau
g. dengan cara lain sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan dan dapat
dipertanggungjawabkan.
(2) Pemutakhiran Data Pemilih sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) untuk mencocokkan Daftar Pemilih pada
- 17 -
Pasal 31
(1) Pantarlih luar negeri melakukan Pemutakhiran Data
Pemilih sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30 ayat (1)
huruf a dan huruf e, melalui mekanisme:
a. meminta Pemilih menunjukkan KTP-el atau KK
atau Paspor atau SPLP yang masih berlaku; dan
b. melakukan konfirmasi dengan menanyakan dan
mencocokkan informasi Pemilih dengan informasi
yang tercantum dalam DP4LN.
(2) Pantarlih luar negeri melakukan Pemutakhiran Data
Pemilih dengan cara sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 30 ayat (1) huruf c sampai dengan huruf f,
- 18 -
Pasal 32
Pantarlih luar negeri memberikan tanda bukti terdaftar
kepada Pemilih menggunakan formulir Model A-Tanda Bukti
Terdaftar LN.
Pasal 33
(1) Pantarlih luar negeri mencatat dan merekapitulasi hasil
Coklit sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30 ayat (3)
ke dalam formulir Model A-Laporan Hasil Coklit LN.
(2) Pantarlih luar negeri menyampaikan hasil Coklit kepada
PPLN sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
menggunakan formulir Model A-Daftar Pemilih LN dan
formulir Model A-Daftar Potensial Pemilih LN.
- 19 -
Pasal 34
(1) Setelah menerima hasil Coklit dari Pantarlih luar negeri,
PPLN melakukan kegiatan:
a. memeriksa kelengkapan dokumen;
b. memeriksa kesesuaian pengisian; dan
c. mencocokkan kesesuaian jumlah antara hasil
Coklit Pantarlih luar negeri dengan rekapitulasi
hasil Coklit pada formulir Model A-Laporan Hasil
Coklit LN.
(2) Dalam hal hasil Coklit tidak lengkap dan/atau tidak
sesuai, PPLN menyampaikan kembali kepada Pantarlih
luar negeri untuk dilengkapi dan diperbaiki.
Pasal 35
(1) Pantarlih luar negeri memperbaiki hasil Coklit
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34 ayat (2).
(2) Hasil perbaikan Coklit disampaikan kembali kepada
PPLN sebagai bahan penyusunan DPSLN.
BAB V
DAFTAR PEMILIH SEMENTARA
Bagian Pertama
Penyusunan Daftar Pemilih Sementara Hasil Pemutakhiran
Data
Paragraf 1
Penyusunan Daftar Pemilih Sementara Hasil Pemutakhiran
Data Dalam Negeri
Pasal 36
(1) PPS menyusun Daftar Pemilih hasil pemutakhiran
berdasarkan hasil coklit dari Pantarlih.
(2) PPS dalam menyusun Daftar Pemilih hasil
Pemutakhiran sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dapat dibantu oleh Pantarlih.
(3) Daftar Pemilih hasil pemutakhiran sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) dibuat dalam bentuk salinan
digital data Pemilih per nama untuk:
a. Pemilih baru;
b. Pemilih Potensial DPTb;
c. Pemilih yang tidak memenuhi syarat; dan
d. perbaikan data Pemilih.
(4) Daftar Pemilih hasil pemutakhiran sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) disusun berbasis TPS dengan
menggunakan formulir Model A-Daftar Perubahan
Pemilih.
(5) PPS menyampaikan Daftar Pemilih hasil pemutakhiran
sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dalam bentuk
salinan digital kepada KPU Kabupaten/Kota melalui
PPK sebagai bahan penyusunan DPS dalam Sidalih.
- 20 -
Paragraf 2
Penyusunan Daftar Pemilih Sementara Hasil Pemutakhiran
Data Luar Negeri
Pasal 37
(1) PPLN menyusun Daftar Pemilih hasil pemutakhiran luar
negeri berdasarkan hasil Coklit dari Pantarlih luar
negeri.
(2) PPLN dalam menyusun Daftar Pemilih hasil
pemutakhiran luar negeri sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dapat dibantu oleh Pantarlih luar negeri.
(3) Daftar Pemilih hasil pemutakhiran luar negeri
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dibuat dalam
bentuk salinan digital data Pemilih per nama untuk:
a. Pemilih baru;
b. Pemilih yang tidak memenuhi syarat; dan
c. perbaikan data Pemilih.
(4) Daftar Pemilih hasil pemutakhiran sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) disusun berbasis Pemilih yang
memberikan suara melalui TPSLN, KSK, dan surat pos
dengan menggunakan formulir Model A. Daftar Hasil
Pemutakhiran-PPLN.
(5) PPLN menggunakan Daftar Pemilih hasil pemutakhiran
luar negeri sebagaimana dimaksud pada ayat (4) sebagai
bahan penyusunan DPSLN dalam Sidalih.
Bagian Kedua
Rekapitulasi Daftar Pemilih Sementara
Paragraf 1
Rekapitulasi Daftar Pemilih Sementara Dalam Negeri
Pasal 38
(1) PPS melakukan rekapitulasi Daftar Pemilih hasil
pemutakhiran tingkat kelurahan/desa atau sebutan
lain ke dalam formulir Model A-Rekap PPS Perubahan
Pemilih.
(2) Rekapitulasi Daftar Pemilih Hasil pemutakhiran
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dalam
rapat pleno terbuka.
(3) Peserta rapat pleno terbuka terdiri atas:
a. Pantarlih;
b. Panwaslu Kelurahan/Desa atau sebutan lain;
c. perwakilan peserta Pemilu tingkat kelurahan/desa;
dan
d. perangkat pemerintah tingkat kelurahan/desa
atau sebutan lain.
(4) Peserta rapat pleno sebagaimana dimaksud pada ayat
(3) dapat memberikan masukan dan tanggapan apabila
terdapat kekeliruan terhadap proses dan hasil
rekapitulasi disertai dengan bukti dokumen autentik.
(5) PPS wajib menindaklanjuti masukan dan tanggapan
sebagaimana dimaksud pada ayat (4), apabila dokumen
yang ditunjukkan terbuti benar.
- 21 -
Pasal 39
PPS menyampaikan Berita Acara Pleno Rekapitulasi, formulir
Model A-Rekap PPS Perubahan Pemilih dan formulir Model
A-Daftar Perubahan Pemilih dalam bentuk salinan naskah
asli kepada:
a. PPK;
b. Panwaslu Kelurahan/Desa atau sebutan lain;
c. perwakilan peserta Pemilu tingkat kelurahan/desa atau
sebutan lain; dan
d. perangkat pemerintah tingkat kelurahan/desa atau
sebutan lain.
Pasal 40
(1) PPK melakukan rekapitulasi Daftar Pemilih hasil
pemutakhiran tingkat kecamatan menggunakan
formulir Model A-Rekap PPK Perubahan Pemilih
(2) Rekapitulasi Daftar Pemilih hasil pemutakhiran
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dalam
rapat pleno terbuka.
(3) Peserta rapat pleno terbuka terdiri atas:
a. PPS;
b. Panwaslu Kecamatan;
c. perwakilan peserta Pemilu tingkat kecamatan; dan
d. perangkat pemerintah tingkat kecamatan.
(4) Peserta rapat pleno sebagaimana dimaksud pada ayat
(3) dapat memberikan masukan dan tanggapan apabila
terdapat kekeliruan terhadap proses dan hasil
rekapitulasi disertai dengan bukti dokumen autentik.
(5) PPK wajib menindaklanjuti masukan dan tanggapan
sebagaimana dimaksud pada ayat (4), apabila dokumen
yang ditunjukkan terbuti benar.
(6) Tindak lanjut sebagaimana dimaksud pada ayat (5)
menggunakan formulir model A-Daftar Perubahan
Pemilih.
(7) Hasil rapat pleno terbuka sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) dituangkan ke dalam berita acara yang
ditandatangani oleh ketua dan anggota PPK.
Pasal 41
(1) PPK menyampaikan formulir model A-Daftar Perubahan
Pemilih beserta lampiran bukti dokumen autentik
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 43 ayat (5) dalam
bentuk salinan naskah asli kepada KPU
Kabupaten/Kota.
(2) PPK menyampaikan Berita Acara Pleno Rekapitulasi,
dan formulir Model A-Rekap PPK Perubahan Pemilih
dalam bentuk salinan naskah asli kepada:
a. KPU Kabupaten/Kota;
b. Panwaslu Kecamatan;
c. perwakilan peserta Pemilu tingkat kecamatan; dan
d. perangkat pemerintah tingkat kecamatan.
- 22 -
Pasal 42
(1) KPU Kabupaten/Kota melakukan rekapitulasi Daftar
Pemilih hasil pemutakhiran tingkat kabupaten/kota ke
dalam formulir Model A-Rekap KabKo Perubahan
Pemilih.
(2) KPU Kabupaten/Kota menyusun DPS berdasarkan
Daftar Pemilih, Daftar Pemilih hasil pemutakhiran, serta
masukan dan tanggapan dari PPK menggunakan
formulir Model A-KabKo Daftar Pemilih.
(3) KPU Kabupaten/Kota melakukan rekapitulasi DPS
berdasarkan DPS tingkat kabupaten/kota ke dalam
Formulir Model A-Rekap KabKo.
(4) KPU Kabupaten/Kota merekapitulasi dan menetapkan
DPS tingkat kabupaten/kota sebagaimana dimaksud
pada ayat (3) dilakukan dalam rapat pleno terbuka.
(5) Peserta rapat pleno terbuka terdiri atas:
a. PPK;
b. Bawaslu Kabupaten/Kota;
c. perwakilan peserta Pemilu tingkat
kabupaten/kota;
d. Tentara Nasional Indonesia;
e. Kepolisian Negara Republik Indonesia; dan
f. perangkat pemerintah tingkat kabupaten/kota.
(6) Peserta rapat pleno sebagaimana dimaksud pada ayat
(5) dapat memberikan masukan dan tanggapan apabila
terdapat kekeliruan terhadap proses dan hasil
rekapitulasi disertai dengan bukti dokumen autentik.
(7) KPU Kabupaten/Kota wajib menindaklanjuti masukan
dan tanggapan sebagaimana dimaksud pada ayat (6),
apabila dokumen yang ditunjukkan terbuti benar.
(8) Tindak lanjut sebagaimana dimaksud pada ayat (7)
menggunakan formulir model A-Daftar Perubahan
Pemilih.
(9) Hasil rapat pleno terbuka sebagaimana dimaksud pada
ayat (4) dituangkan ke dalam berita acara yang
ditandatangani oleh ketua dan anggota KPU
Kabupaten/Kota.
Pasal 43
(1) KPU Kabupaten/Kota menyampaikan formulir model A-
Daftar Perubahan Pemilih beserta lampiran bukti
dokumen autentik sebagaimana dimaksud dalam Pasal
42 ayat (7) dalam bentuk salinan naskah asli kepada
PPS melalui PPK.
(2) KPU Kabupaten/Kota menyampaikan salinan DPS
dalam formulir Model A-KabKo Daftar Pemilih dalam
bentuk salinan digital, Berita Acara Pleno Rekapitulasi,
formulir Model A-Rekap KabKo Perubahan Pemilih dan
formulir Model A-Rekap KabKo dalam bentuk salinan
naskah asli kepada:
a. KPU Provinsi;
b. Bawaslu Kabupaten/Kota;
c. Perwakilan peserta Pemilu tingkat
kabupaten/kota;
d. perangkat pemerintah tingkat kabupaten/kota;
- 23 -
Pasal 44
(1) KPU Provinsi melakukan rekapitulasi Daftar Pemilih
hasil pemutakhiran tingkat provinsi ke dalam formulir
Model A-Rekap Provinsi Perubahan Pemilih.
(2) KPU Provinsi melakukan rekapitulasi DPS ke dalam
formulir Model A-Rekap Provinsi.
(3) Rekapitulasi DPS sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
dilakukan dalam rapat pleno terbuka.
(4) Peserta rapat pleno terbuka terdiri atas:
a. KPU Kabupaten/Kota;
b. Bawaslu Provinsi;
c. perwakilan peserta Pemilu tingkat provinsi;
d. Tentara Nasional Indonesia;
e. Kepolisian Negara Republik Indonesia; dan
f. perangkat pemerintah tingkat provinsi.
(5) Peserta rapat pleno sebagaimana dimaksud pada ayat
(4) dapat memberikan masukan dan tanggapan apabila
terdapat kekeliruan terhadap proses dan hasil
rekapitulasi disertai dengan bukti dokumen autentik.
(6) KPU Provinsi wajib menindaklanjuti masukan dan
tanggapan sebagaimana dimaksud pada ayat (5),
apabila dokumen yang ditunjukkan terbuti benar.
(7) Tindak lanjut sebagaimana dimaksud pada ayat (6)
menggunakan formulir model A-Daftar Perubahan
Pemilih.
(8) Hasil rapat pleno terbuka sebagaimana dimaksud pada
ayat (3) dituangkan ke dalam berita acara yang
ditandatangani oleh ketua dan anggota KPU Provinsi.
Pasal 45
(1) KPU Provinsi menyampaikan formulir model A-Daftar
Perubahan Pemilih beserta lampiran bukti dokumen
autentik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 44 ayat (6)
dalam bentuk salinan naskah asli kepada PPS melalui
KPU Kabupaten/Kota dan PPK.
- 24 -
Paragraf 2
Rekapitulasi Daftar Pemilih Sementara Luar Negeri
Pasal 46
(1) PPLN dibantu Pantarlih luar negeri melakukan
rekapitulasi Daftar Pemilih hasil pemutakhiran di
negara setempat menggunakan formulir Model A-Rekap
Perubahan Pemilih PPLN.
(2) PPLN dalam melakukan rekapitulasi DPSLN
berdasarkan Daftar Pemilih dan Daftar Pemilih hasil
pemutakhiran dapat dibantu oleh Pantarlih luar negeri
(3) Rekapitulasi DPSLN dan Daftar Pemilih hasil
pemutakhiran menggunakan formulir Model A-Rekap
PPLN.
(4) PPLN melakukan penetapan DPSLN menggunakan
formulir Model A-PPLN Daftar Pemilih.
(5) DPSLN disusun dengan berbasis Pemilih yang
memberikan suara melalui TPSLN, KSK, dan surat pos.
(6) Penetapan DPSLN dan rekapitulasi DPSLN sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) dan ayat (4) dilakukan dalam
rapat pleno terbuka.
(7) Peserta rapat pleno terbuka terdiri atas:
a. Pantarlih luar negeri;
b. Panwaslu LN setempat (apabila terbentuk);
c. perwakilan peserta Pemilu setempat (apabila
terbentuk);
d. perwakilan pemerintah Republik Indonesia di
negara setempat;
(8) Peserta rapat pleno sebagaimana dimaksud pada ayat
(7) dapat memberikan masukan dan tanggapan apabila
terdapat kekeliruan terhadap proses dan hasil
rekapitulasi disertai dengan bukti dokumen autentik.
(9) PPLN wajib menindaklanjuti masukan dan tanggapan
sebagaimana dimaksud pada ayat (8), apabila dokumen
yang ditunjukkan terbuti benar.
- 25 -
Pasal 47
PPLN menyampaikan salinan DPSLN dalam formulir Model
A-Daftar Pemilih PPLN dalam bentuk salinan digital, Berita
Acara Pleno Rekapitulasi, formulir Model A-Rekap
Perubahan Pemilih PPLN, dan formulir Model A-Rekap
Pemilih PPLN dalam bentuk salinan naskah asli kepada:
a. KPU;
b. Panwaslu LN setempat (apabila terbentuk);
c. perwakilan peserta Pemilu setempat (apabila terbentuk);
dan
d. perwakilan pemerintah Republik Indonesia di negara
setempat.
Paragraf 3
Rekapitulasi dan Penetapan Daftar Pemilih Sementara
Tingkat Nasional
Pasal 48
(1) KPU melakukan Rekapitulasi DPS tingkat nasional
berdasarkan formulir:
a. Model A-Rekap Provinsi untuk rekapitulasi DPS per
provinsi; dan
b. Model A-Rekap Pemilih Seluruh PPLN untuk
rekapitulasi DPS di luar negeri.
(2) Rekapitulasi DPS per provinsi dan DPS luar negeri
sebagaimana dimaksud ayat (1) digabungkan menjadi
rekapitulasi DPS tingkat Nasional menggunakan
formulir Model A-Rekap Nasional.
Pasal 49
(1) KPU melakukan Rekapitulasi hasil pemutakhiran
tingkat nasional berdasarkan formulir:
a. Model A-Rekap Provinsi Perubahan Pemilih untuk
rekapitulasi hasil pemutakhiran per provinsi; dan
b. Model A-Rekap Perubahan Pemilih Seluruh PPLN
untuk rekapitulasi hasil pemutakhiran di luar
negeri.
(2) Rekapitulasi hasil pemutakhiran per provinsi dan hasil
rekapitulasi hasil pemutakhiran di luar negeri
sebagaimana dimaksud ayat (1) digabungkan menjadi
rekapitulasi hasil pemutakhiran tingkat Nasional
menggunakan formulir Model A-Rekap Nasional
Perubahan Pemilih.
Pasal 50
(1) Rekapitulasi DPS tingkat nasional sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 48 ayat (1) dilakukan dalam
rapat pleno terbuka.
(2) Peserta rapat pleno terbuka terdiri atas:
a. KPU Provinsi;
b. Bawaslu;
c. peserta Pemilu tingkat pusat;
- 26 -
d. PPLN;
e. Tentara Nasional Indonesia;
f. Kepolisian Negara Republik Indonesia; dan
g. pemerintah.
(3) Peserta rapat pleno sebagaimana dimaksud pada ayat
(3) dapat memberikan masukan dan tanggapan apabila
terdapat kekeliruan terhadap proses dan hasil
rekapitulasi, disertai dengan bukti dokumen autentik.
(4) KPU wajib menindaklanjuti atas masukan dan
tanggapan sebagaimana dimaksud pada ayat (3),
apabila dokumen yang ditunjukkan terbukti benar.
(5) Hasil rapat pleno terbuka sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dituangkan dalam berita acara yang
ditandatangani oleh ketua dan anggota KPU.
Pasal 51
(1) KPU menyampaikan masukan dan tanggapan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 50 ayat (3) kepada:
a. PPS melalui KPU Provinsi, KPU Kabupaten/Kota,
dan PPK untuk DPS; dan
b. PPLN untuk DPSLN.
(2) Masukan dan tanggapan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) digunakan sebagai bahan penyusunan:
a. DPSHP oleh PPS; dan
b. DPSHPLN oleh PPLN.
Pasal 52
(1) KPU menyampaikan salinan DPS dan DPSLN dalam
bentuk salinan digital, Berita Acara Pleno Rekapitulasi,
dan formulir Model A-Rekap Nasional serta formulir
Model A-A-Rekap Nasional Perubahan Pemilih dalam
bentuk salinan naskah asli kepada:
a. Bawaslu;
b. peserta Pemilu; dan
c. pemerintah.
(2) KPU menyampaikan salinan DPS dan DPSLN dalam
bentuk salinan digital dengan format Comma Separated
Values (CSV) kepada peserta Pemilu dan Bawaslu untuk
mendapat masukan dan tanggapan.
(3) Salinan DPS dan DPSLN sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) yang diberikan tidak menampilkan informasi
NIK, Nomor KK, Nomor Paspor dan/atau SPLP Pemilih
secara utuh.
(4) Penyampaian dokumen sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dan ayat (2) disertai dengan berita acara.
Pasal 53
(1) KPU menetapkan hasil rekapitulasi DPS Nasional
dengan Keputusan KPU.
(2) KPU mengumumkan hasil rekapitulasi DPS nasional
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) melalui:
a. laman KPU; dan
b. aplikasi LindungiHakmu.
Bagian Ketiga
Pengumuman dan Tanggapan Daftar Pemilih Sementara
- 27 -
Paragraf 1
Dalam Negeri
Pasal 54
(1) PPS mengumumkan DPS pada papan pengumuman
yang mudah dijangkau selama 14 (empat belas) Hari.
(2) KPU dapat membantu PPS dalam mengumumkan DPS
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) melalui:
a. laman KPU; dan
b. aplikasi LindungiHakmu.
(3) PPS melalui PPK memberikan salinan DPS kepada
peserta Pemilu tingkat kecamatan dalam bentuk salinan
digital dan/atau salinan naskah asli sebagai bahan
untuk mendapatkan masukan dan tanggapan.
(4) Pengumuman sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan
ayat (2) dilakukan untuk untuk mendapat masukan dan
tanggapan masyarakat, pengawas Pemilu, dan/atau
peserta Pemilu.
(5) Pengumuman DPS sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dan ayat (2) menampilkan daftar nama pemilih secara
urut berdasarkan abjad dan tidak menampilkan
Informasi NIK dan Nomor KK secara utuh.
Pasal 55
(1) Masyarakat, pengawas Pemilu, dan/atau peserta Pemilu
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 54 ayat (4) dapat
menyampaikan masukan dan tanggapan terhadap DPS
paling lama 21 (dua puluh satu) Hari.
(2) Masukan dan tanggapan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) meliputi informasi:
a. Pemilih telah memenuhi syarat sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 8 ayat (2);
b. perbaikan data Pemilih
c. Pemilih tidak berdomisili di kelurahan/desa atau
sebutan lain tersebut;
d. Pemilih terdaftar lebih dari 1 (satu) kali; dan/atau
e. Pemilih terdaftar tetapi sudah tidak lagi memenuhi
syarat sebagai Pemilih.
(3) Masukan dan tanggapan sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) disampaikan kepada PPS dengan menyerahkan
salinan KTP-el dari Pemilih yang informasinya
diusulkan untuk diperbaiki, serta mengisi formulir
Model A-Tanggapan.
(4) PPS melakukan verifikasi kepada Pemilih yang
informasinya diusulkan dalam masukan dan tanggapan
sebagaimana dimaksud pada ayat (2).
Paragraf 2
Luar Negeri
Pasal 56
(1) PPLN mengumumkan DPSLN pada papan pengumuman
di kantor perwakilan Republik Indonesia selama 14
(empat belas) Hari.
(2) KPU dapat membantu PPLN dalam mengumumkan
DPSLN sebagaimana dimaksud pada ayat (1) melalui:
- 28 -
Pasal 57
(1) Masyarakat, pengawas Pemilu, dan/atau peserta Pemilu
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 56 ayat (3) dapat
menyampaikan masukan dan tanggapan terhadap
DPSLN paling lama 21 (dua puluh satu) Hari.
(2) Masukan dan tanggapan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) meliputi informasi:
a. Pemilih telah memenuhi syarat sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 8 ayat (2);
b. perbaikan data Pemilih;
c. Pemilih tidak berdomisi di wilayah kerja PPLN;
d. Pemilih terdaftar lebih dari 1 (satu) kali; dan/atau
e. Pemilih terdaftar tetapi sudah tidak lagi memenuhi
syarat sebagai Pemilih.
(3) Masukan dan tanggapan sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) disampaikan kepada PPLN dengan
menunjukkan dan menyerahkan salinan KTP-el, KK,
Paspor atau SPLP dari Pemilih yang informasinya
diusulkan untuk diperbaiki, serta mengisi formulir
Model A-Tanggapan LN.
(4) PPLN melakukan verifikasi kepada Pemilih berdasarkan
hasil masukan dan tanggapan sebagaimana dimaksud
pada ayat (2).
BAB VI
Daftar Pemilih Sementara Hasil Perbaikan
Bagian Kesatu
Penyusunan Daftar Pemilih Sementara Hasil Perbaikan
Paragraf 1
Penyusunan Daftar Pemilih Sementara Hasil Perbaikan
Dalam Negeri
Pasal 58
(1) PPS wajib memperbaiki DPS paling lama 14 (empat
belas) Hari sejak berakhirnya penyampaian masukan
dan tanggapan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 55
ayat (1).
(2) Masukan dan tanggapan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) berasal dari:
a. peserta rapat pleno pada saat proses rekapitulasi
dan penetapan DPS tingkat KPU Kabupaten/Kota;
- 29 -
Pasal 59
(1) PPS melakukan rekapitulasi Daftar Pemilih hasil
perbaikan DPS tingkat kelurahan/desa atau sebutan
lain sebagaimana dimaksud dalam Pasal 58 ayat (4)
dengan menggunakan formulir Model A-Rekap PPS
Perubahan Pemilih.
(2) PPS melakukan rekapitulasi Daftar Pemilih hasil
perbaikan DPS sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
dalam rapat pleno terbuka.
(3) Peserta rapat pleno terbuka terdiri atas:
a. Panwaslu Kelurahan/Desa atau sebutan lain;
b. peserta Pemilu tingkat kelurahan/desa atau
sebutan lain; dan
c. perangkat pemerintah tingkat kelurahan/desa
atau sebutan lain.
(4) Peserta rapat pleno sebagaimana dimaksud pada ayat
(3) dapat memberikan masukan dan tanggapan apabila
terdapat kekeliruan terhadap proses dan hasil
rekapitulasi, disertai dengan bukti dokumen autentik.
(5) PPS wajib menindaklanjuti atas masukan dan
tanggapan sebagaimana dimaksud pada ayat (4),
apabila dokumen yang ditunjukkan terbukti benar.
(6) Hasil rapat pleno terbuka sebagaimana dimaksud pada
ayat (2), dituangkan ke dalam berita acara yang
ditandatangani oleh ketua dan anggota PPS.
Pasal 60
PPS menyampaikan Berita Acara Pleno Rekapitulasi dan
formulir Model A-Rekap PPS Perubahan Pemilih dalam
bentuk salinan naskah asli kepada:
a. PPK;
b. Panwaslu Kelurahan/Desa; dan
- 30 -
Pasal 61
(1) PPK melakukan rekapitulasi Daftar Pemilih hasil
perbaikan DPS tingkat kecamatan menggunakan
formulir Model A-Rekap PPK Perubahan Pemilih.
(2) Rekapitulasi Daftar Pemilih hasil perbaikan DPS
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dalam
rapat pleno terbuka.
(3) Peserta rapat pleno terbuka terdiri atas:
a. PPS;
b. Panwaslu Kecamatan;
c. peserta Pemilu tingkat kecamatan; dan
d. perangkat pemerintah tingkat kecamatan.
(4) Peserta rapat pleno sebagaimana dimaksud pada ayat
(3) dapat memberikan masukan dan tanggapan apabila
terdapat kekeliruan terhadap proses dan hasil
rekapitulasi disertai dengan bukti dokumen autentik.
(5) PPK wajib menindaklanjuti atas masukan dan
tanggapan sebagaimana dimaksud pada ayat (4),
apabila dokumen yang ditunjukkan terbukti benar.
(6) Tindak lanjut sebagaimana dimaksud pada ayat (5)
menggunakan formulir model A-Daftar Perubahan
Pemilih.
(7) Hasil rapat pleno terbuka sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) dituangkan ke dalam berita acara yang
ditandatangani oleh ketua dan anggota PPK.
Pasal 62
(1) PPK menyampaikan masukan dan tanggapan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 61 ayat (4) kepada
KPU Kabupaten/Kota untuk menjadi bahan
penyusunan DPSHP.
(2) PPK menyampaikan Berita Acara Pleno Rekapitulasi dan
formulir Model A-Rekap PPK Perubahan Pemilih dalam
bentuk salinan naskah asli kepada:
a. KPU Kabupaten/Kota;
b. Panwaslu Kecamatan;
c. Peserta Pemilu tingkat kecamatan; dan
d. Perangkat Pemerintah tingkat kecamatan.
Pasal 63
(1) KPU Kabupaten/Kota menyusun DPSHP menggunakan
formulir Model A-KabKo Daftar Pemilih
(2) KPU Kabupaten/Kota rekapitulasi DPSHP tingkat
kabupaten/kota menggunakan formulir Model A-Rekap
KabKo.
(3) Rekapitulasi DPSHP dan penetapan DPSHP tingkat
kabupaten/kota sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dan ayat (2) dilakukan dalam rapat pleno terbuka.
(4) Peserta rapat pleno terbuka terdiri atas:
a. PPK;
b. Bawaslu Kabupaten/Kota;
c. peserta Pemilu tingkat kabupaten/kota;
d. Tentara Nasional Indonesia;
- 31 -
Pasal 64
(1) KPU Kabupaten/Kota menyampaikan masukan dan
tanggapan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 63 ayat
(5) kepada PPS melalui PPK.
(2) KPU Kabupaten/Kota menyampaikan salinan DPSHP
dalam bentuk salinan digital, Berita Acara Pleno
Rekapitulasi dan formulir Model A-Rekap KabKo dalam
bentuk salinan naskah asli kepada:
a. KPU Provinsi;
b. Bawaslu Kabupaten/Kota;
c. peserta Pemilu tingkat kabupaten/kota;
d. perangkat pemerintah tingkat kabupaten/kota;
dan
e. PPS melalui PPK.
(3) KPU Kabupaten/Kota menyampaikan salinan DPSHP
dalam bentuk salinan digital dengan format Comma
Separated Values (CSV) kepada peserta Pemilu tingkat
kabupaten/kota dan Bawaslu Kabupaten/Kota untuk
mendapat masukan dan tanggapan.
(4) Salinan DPSHP yang diberikan tidak menampilkan
informasi NIK dan Nomor KK Pemilih secara utuh.
(5) Penyampaian dokumen sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) dan ayat (3) disertai dengan berita acara.
Paragraf 2
Penyusunan Daftar Pemilih Sementara Hasil Perbaikan
Luar Negeri
Pasal 65
(1) PPLN wajib memperbaiki DPSLN paling lama 7 (tujuh)
Hari sejak berakhirnya masukan dan tanggapan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 57 ayat (1).
(2) Masukan dan tanggapan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) berasal dari:
a. masyarakat, pengawas Pemilu, dan/atau peserta
Pemilu;
b. peserta rapat pleno pada saat proses rekapitulasi
dan penetapan DPSLN tingkat PPLN;
c. peserta rapat pleno pada saat proses rekapitulasi
DPS di KPU.
- 32 -
Pasal 66
(1) PPLN melakukan penetapan DPSHPLN menggunakan
formulir Model A-Daftar Pemilih PPLN.
(2) DPSHPLN disusun dengan berbasis Pemilih yang
memberikan suara melalui TPSLN, KSK, dan surat pos.
(3) PPLN melakukan rekapitulasi DPSHPLN tingkat PPLN
menggunakan formulir Model A-Rekap Pemilih PPLN.
(4) Penetapan DPSHPLN dan rekapitulasi DPSHPLN
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2)
dilakukan dalam rapat pleno terbuka.
(5) Peserta rapat pleno terbuka terdiri atas:
a. Pantarlih luar negeri;
b. Panwaslu LN setempat (apabila terbentuk
terbentuk);
c. perwakilan peserta Pemilu setempat (apabila
terbentuk);
d. perwakilan Republik Indonesia;
(6) Peserta rapat pleno sebagaimana dimaksud pada ayat
(5) dapat memberikan masukan dan tanggapan apabila
terdapat kekeliruan terhadap proses dan hasil
rekapitulasi disertai dengan bukti dokumen autentik.
(7) PPLN wajib menindaklanjuti atas masukan dan
tanggapan sebagaimana dimaksud pada ayat (6),
apabila dokumen yang ditunjukkan terbukti benar.
(8) Hasil rapat pleno terbuka sebagaimana dimaksud pada
ayat (4) dituangkan ke dalam berita acara yang
ditandatangani oleh ketua dan anggota PPLN.
Pasal 67
PPLN menyampaikan salinan DPSHPLN dalam bentuk
salinan digital, Berita Acara Pleno Rekapitulasi, formulir
Model A-Daftar Perubahan Pemilih PPLN, dan formulir Model
A-Rekap Perubahan Pemilih Seluruh PPLN dalam bentuk
salinan naskah asli kepada:
a. KPU;
b. Panwaslu LN setempat (apabila terbentuk);
c. perwakilan peserta Pemilu setempat (apabila terbentuk);
dan
d. perwakilan Republik Indonesia.
- 33 -
Bagian Kedua
Pengumuman dan Tanggapan Daftar Pemilih Sementara
Hasil Perbaikan
Paragraf 1
Pengumuman dan Tanggapan Daftar Pemilih Sementara
Hasil Perbaikan Dalam Negeri
Pasal 68
Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 54 ayat (1),
ayat (2), ayat (4), dan ayat (5) mutatis mutandis berlaku
dalam KPU dan PPS mengumumkan DPSHP selama 7 (tujuh)
hari.
Pasal 69
(1) Masyarakat, pengawas Pemilu, dan/atau peserta Pemilu
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 68 ayat (3) dapat
menyampaikan masukan dan tanggapan terhadap
DPSHP paling lama 7 (tujuh) Hari.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 55 ayat
(2), ayat (3), dan ayat (4) mutatis mutandis berlaku
mekanisme penyampaian masukan dan tanggapan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
Paragraf 2
Pengumuman dan Tanggapan DPSHP Luar Negeri
Pasal 70
Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 56 ayat (1)
sampai dengan ayat (4) mutatis mutandis berlaku dalam KPU
dan PPLN mengumumkan DPSHPLN selama 7(tujuh) hari.
Pasal 71
(1) WNI di luar negeri, pengawas Pemilu, dan/atau peserta
Pemilu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 70 ayat (3)
dapat menyampaikan masukan dan tanggapan
terhadap DPSHPLN paling lama 7 (tujuh) hari.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 57 ayat
(2), ayat (3), dan ayat (4) mutatis mutandis berlaku
mekanisme penyampaian masukan dan tanggapan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
Bagian Ketiga
Penyusunan Daftar Pemilih Sementara Hasil Perbaikan
Akhir
Pasal 72
(1) PPS wajib memperbaiki DPSHP paling lama 14 (empat
belas) hari sejak berakhirnya masukan dan tanggapan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 69 ayat (1).
(2) Masukan dan tanggapan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) berasal dari:
a. Peserta rapat pleno pada saat proses rekapitulasi
dan penetapan DPSHP tingkat KPU
Kabupaten/Kota;
- 34 -
Pasal 73
(1) PPS melakukan rekapitulasi Daftar Pemilih hasil
perbaikan DPSHP tingkat kelurahan/desa atau sebutan
lain sebagaimana dimaksud dalam Pasal 72 ayat (3)
dengan menggunakan formulir Model A-Rekap PPS
Perubahan Pemilih.
(2) PPS melakukan rekapitulasi Daftar Pemilih hasil
perbaikan DPSHP tingkat kelurahan/desa atau sebutan
lain sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan
dalam rapat pleno terbuka.
(3) Peserta rapat pleno terbuka terdiri atas:
a. Panwaslu Kelurahan/Desa atau sebutan lain;
b. peserta Pemilu tingkat kelurahan/desa atau
sebutan lain; dan
c. perangkat pemerintah tingkat kelurahan/desa
atau sebutan lain.
(4) Peserta rapat pleno sebagaimana dimaksud pada ayat
(3) dapat memberikan masukan dan tanggapan apabila
terdapat kekeliruan terhadap proses dan hasil
rekapitulasi disertai dengan bukti dokumen autentik.
(5) PPS wajib menindaklanjuti masukan dan tanggapan
sebagaimana dimaksud pada ayat (4), apabila dokumen
yang ditunjukkan terbuti benar.
(6) Hasil rapat pleno terbuka dituangkan sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) ke dalam berita acara yang
ditandatangani oleh ketua dan anggota PPS.
Pasal 74
PPS menyampaikan Berita Acara Pleno Rekapitulasi dan
formulir Model A-Rekap PPS Perubahan Pemilih dalam
bentuk salinan naskah asli kepada:
a. PPK;
b. Panwaslu Kelurahan/Desa; dan
c. perangkat pemerintah tingkat kelurahan/desa atau
sebutan lain.
Pasal 75
(1) PPK melakukan rekapitulasi Daftar Pemilih hasil
perbaikan DPSHP tingkat kecamatan menggunakan
formulir Model A-Rekap PPK Perubahan Pemilih.
(2) Rekapitulasi Daftar Pemilih hasil perbaikan DPSHP
tingkat kecamatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan dalam rapat pleno terbuka.
(3) Peserta rapat pleno terbuka terdiri atas:
- 35 -
a. PPS;
b. Panwaslu Kecamatan;
c. peserta Pemilu tingkat kecamatan; dan
d. perangkat pemerintah tingkat kecamatan.
(4) Peserta rapat pleno terbuka sebagaimana dimaksud
pada ayat (3) dapat memberikan masukan dan
tanggapan apabila terdapat kekeliruan terhadap proses
dan hasil rekapitulasi disertai dengan bukti dokumen
autentik.
(5) PPK wajib menindaklanjuti masukan dan tanggapan
sebagaimana dimaksud pada ayat (4), apabila dokumen
yang ditunjukkan terbuti benar.
(6) Tindak lanjut sebagaimana dimaksud pada ayat (5)
menggunakan formulir model A-Daftar Perubahan
Pemilih.
(7) Hasil rapat pleno terbuka sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) dituangkan ke dalam berita acara yang
ditandatangani oleh ketua dan anggota PPK.
Pasal 76
(1) PPK menyampaikan masukan dan tanggapan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 75 ayat (6) kepada
KPU Kabupaten/Kota untuk menjadi bahan
penyusunan DPT.
(2) PPK menyampaikan Berita Acara Pleno Rekapitulasi dan
formulir Model A-Rekap PPK Perubahan Pemilih dalam
bentuk salinan naskah asli kepada:
a. KPU Kabupaten/Kota;
b. Panwaslu Kecamatan;
c. peserta Pemilu tingkat kecamatan; dan
d. perangkat pemerintah tingkat kecamatan.
BAB VII
Daftar Pemilih Tetap
Bagian Kesatu
Penyusunan dan Rekapitulasi Daftar Pemilih Tetap
Paragraf 1
Penyusunan Daftar Pemilih Tetap Dalam Negeri
Pasal 77
(1) KPU Kabupaten/Kota menyusun DPT tingkat
kabupaten/kota menggunakan formulir Model A-KabKo
Daftar Pemilih.
(2) KPU Kabupaten/Kota melakukan rekapitulasi DPT
tingkat kabupaten/kota menggunakan formulir Model
A-Rekap KabKo.
(3) KPU Kabupaten/Kota menetapkan DPT paling lama 7
(tujuh) Hari sejak berakhirnya perbaikan terhadap
DPSHP.
(4) Penetapan DPT sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
dilakukan dalam rapat pleno terbuka.
(5) Peserta rapat pleno terbuka terdiri atas:
a. PPK;
b. Bawaslu Kabupaten/Kota;
- 36 -
Pasal 78
(1) KPU Kabupaten/Kota menyampaikan salinan DPT
dalam bentuk salinan digital, Berita Acara Pleno
Rekapitulasi, dan formulir Model A-Rekap KabKo dalam
bentuk salinan naskah asli kepada:
a. KPU Provinsi;
b. Bawaslu Kabupaten/Kota;
c. peserta Pemilu tingkat kabupaten/kota;
d. perangkat pemerintah tingkat kabupaten/kota;
e. perwakilan partai politik peserta Pemilu tingkat
kecamatan melalui PPK; dan
f. PPS melalui PPK.
(2) Salinan DPT yang diberikan kepada Bawaslu
Kabupaten/Kota, peserta Pemilu tingkat
Kabupaten/Kota, dan perwakilan partai politik peserta
Pemilu di tingkat kecamatan sebagaimana dimaksud
ayat (1) huruf b, huruf c dan huruf e dibuat dalam
bentuk salinan digital dengan format Portable Document
Format (PDF) yang tidak bisa diubah paling lambat 7
(tujuh) hari setelah ditetapkan.
(3) KPU Kabupaten/Kota menyampaikan salinan DPT
dalam bentuk salinan digital dengan format Comma
Separated Values (CSV) dari Sidalih, apabila terdapat
permintaan resmi dari peserta Pemilu tingkat
kabupaten/kota dan Bawaslu Kabupaten/Kota.
(4) Salinan DPT yang diberikan tidak menampilkan
informasi NIK dan KK Pemilih secara utuh.
(5) Penyampaian dokumen sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dan ayat (3) disertai dengan berita acara.
Pasal 79
(1) KPU Provinsi melakukan rekapitulasi DPT tingkat
provinsi menggunakan formulir Model A-Rekap
Provinsi.
(2) Rekapitulasi DPT tingkat provinsi sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dilakukan dalam rapat pleno
terbuka.
(3) Peserta rapat pleno terbuka terdiri atas:
a. KPU Kabupaten/Kota;
- 37 -
b. Bawaslu Provinsi;
c. peserta Pemilu tingkat provinsi;
d. Tentara Nasional Indonesia;
e. Kepolisian Negara Republik Indonesia; dan
f. perangkat pemerintah tingkat provinsi.
(4) Hasil rapat pleno terbuka sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) dituangkan dalam berita acara yang
ditandatangani oleh ketua dan anggota KPU Provinsi.
Pasal 80
(1) KPU Provinsi menyampaikan salinan DPT dalam bentuk
salinan digital, Berita Acara Pleno Rekapitulasi dan
formulir Model A-Rekap Provinsi dalam bentuk salinan
naskah asli kepada:
a. KPU;
b. Bawaslu Provinsi;
c. peserta Pemilu tingkat provinsi; dan
d. perangkat Pemerintah tingkat provinsi.
(2) KPU Provinsi menyampaikan salinan DPT dalam bentuk
salinan digital dengan format Comma Separated Values
(CSV) dari Sidalih, apabila terdapat permintaan resmi
dari peserta Pemilu tingkat provinsi dan Bawaslu
Provinsi.
(3) Salinan DPT yang diberikan tidak menampilkan
informasi NIK dan Nomor KK Pemilih secara utuh.
(4) Penyampaian dokumen sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dan ayat (2) disertai dengan berita acara.
Paragraf 2
Penyusunan Daftar Pemilih Tetap Luar Negeri
Pasal 81
(1) PPLN menyusun DPTLN paling lama 1 (satu) bulan
dengan menggunakan formulir Model A-PPLN Daftar
Pemilih.
(2) DPTLN disusun dengan berbasis Pemilih yang
memberikan suara melalui TPSLN, KSK, dan surat pos.
(3) PPLN melakukan rekapitulasi DPTLN menggunakan
formulir Model A-Rekap Pemilih PPLN.
(4) PPLN menetapkan DPTLN dan rekapitulasi DPTLN
paling lama 3 (tiga) Hari setelah penyusunan DPTLN.
(5) Rekapitulasi DPTLN dan penetapan DPTLN
sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dilakukan dalam
rapat pleno terbuka.
(6) Peserta rapat pleno terbuka terdiri atas:
a. Pantarlih luar negeri;
b. Panwaslu LN setempat (apabila terbentuk);
c. perwakilan peserta Pemilu setempat (apabila
terbentuk); dan
d. perwakilan Republik Indonesia;
(7) Peserta rapat pleno sebagaimana dimaksud pada ayat
(6) dapat memberikan masukan dan tanggapan apabila
terdapat kekeliruan terhadap proses dan hasil
rekapitulasi disertai dengan bukti dokumen yang
autentik.
- 38 -
Pasal 82
PPLN menyampaikan formulir A-DPTLN, Berita Acara Pleno
Rekapitulasi, dan formulir Model A-Rekap Pemilih PPLN
dalam bentuk salinan digital kepada:
a. KPU;
b. Panwaslu LN setempat (apabila terbentuk);
c. perwakilan peserta Pemilu setempat (apabila terbentuk);
dan
d. perwakilan Republik Indonesia.
Paragraf 3
Rekapitulasi Daftar Pemilih Tetap
Pasal 83
(1) KPU melakukan rekapitulasi DPT tingkat nasional
berdasarkan formulir:
a. Model A-Rekap Provinsi untuk rekapitulasi DPT per
provinsi; dan
b. Model A-Rekap Pemilih Seluruh PPLN untuk
rekapitulasi DPTLN di luar negeri.
(2) Hasil rekapitulasi DPT dan DPTLN sebagaimana
dimaksud ayat (1) huruf a dan huruf b digabungkan
menjadi rekapitulasi DPT tingkat nasional
menggunakan formulir Model A-Rekap Nasional.
Pasal 84
(1) Rekapitulasi DPT sebagaimana dimaksud dalam Pasal
70 ayat (1) dilakukan dalam rapat pleno terbuka.
(2) Peserta rapat pleno terbuka terdiri atas:
a. KPU Provinsi;
b. Bawaslu;
c. peserta Pemilu tingkat pusat;
d. PPLN;
e. Tentara Nasional Indonesia;
f. Kepolisian Negara Republik Indonesia; dan
g. pemerintah.
(3) Hasil rapat pleno terbuka sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dituangkan ke dalam berita acara yang
ditandatangani oleh ketua dan anggota KPU.
Paragraf 4
Penetapan Daftar Pemilih Tetap
Pasal 85
(1) KPU menetapkan hasil rekapitulasi DPT nasional
berdasarkan berita acara rekapitulasi DPT tingkat
nasional.
- 39 -
Pasal 86
(1) KPU menyampaikan salinan DPT dan DPTLN dalam
bentuk salinan digital, Berita Acara Pleno Rekapitulasi,
formulir Model A-Rekap Nasional, dan formulir Model A-
Rekap Pemilih Seluruh PPLN dalam bentuk salinan
naskah asli kepada:
a. Bawaslu;
b. peserta Pemilu tingkat pusat; dan
c. pemerintah.
(2) KPU menyampaikan salinan DPT dan DPTLN dalam
bentuk salinan digital sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dengan format Comma Separated Values (CSV)
kepada peserta Pemilu tingkat pusat dan Bawaslu.
(3) Salinan DPT yang diberikan tidak menampilkan
informasi NIK, nomor KK, nomor Paspor, dan/atau
nomor SPLP secara utuh.
(4) Penyampaian dokumen sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dan ayat (2) disertai dengan berita acara.
Bagian Kedua
Pengumuman Daftar Pemilih Tetap
Paragraf 1
Pengumuman Daftar Pemilih Tetap Dalam Negeri
Pasal 87
(1) PPS mengumumkan DPT pada papan pengumuman
yang mudah dijangkau sampai dengan hari
pemungutan suara.
(2) KPU Kabupaten/Kota menyampaikan salinan
rekapitulasi DPT per TPS dan salinan DPT per TPS
kepada PPS dalam bentuk naskah asli berjumlah 3 (tiga)
rangkap.
(3) PPS menggunakan salinan rekapitulasi DPT per TPS
dan salinan DPT per TPS sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) untuk:
a. pengumuman di kantor kelurahan/desa atau
sebutan lain;
b. pengumuman di sekretariat/balai RT/RW atau
tempat strategis lainnya; dan
c. arsip PPS.
(4) DPT yang diumumkan tidak menampilkan informasi
NIK dan Nomor KK Pemilih secara utuh dan nama
diurutkan berdasarkan abjad.
(5) DPT per TPS sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
digunakan Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara
dalam melaksanakan pemungutan suara di TPS.
- 40 -
Paragraf 2
Pengumuman Daftar Pemilih Tetap Luar Negeri
Pasal 88
Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 56 ayat (1)
sampai dengan ayat (4) mutatis mutandis berlaku dalam KPU
dan PPLN mengumumkan DPTLN sampai dengan hari
pemungutan suara.
BAB VIII
Daftar Pemilih Tambahan dan Daftar Pemilih Khusus
Bagian Kesatu
Daftar Pemilih Tambahan
Paragraf 1
Daftar Pemilih Tambahan Dalam Negeri
Pasal 89
(1) DPT sebagaimana dimaksud dalam Pasal 87 ayat (1)
dapat dilengkapi dengan DPTb.
(2) DPTb sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas
data Pemilih yang telah terdaftar dalam DPT di suatu
TPS yang karena keadaan tertentu Pemilih tidak dapat
menggunakan haknya untuk memilih di TPS tempat
yang bersangkutan terdaftar sehingga memberikan
suara di TPS lain.
(3) Keadaan tertentu sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
meliputi:
a. menjalankan tugas di tempat lain pada saat hari
pemungutan suara;
b. menjalani rawat inap di fasilitas kesehatan dan
keluarga yang mendampingi;
c. penyandang disabilitas yang menjalani perawatan
di panti sosial/panti rehabilitasi;
d. menjalani rehabilitasi narkoba;
e. menjadi tahanan di rumah tahanan atau lembaga
pemasyarakatan, atau terpidana yang sedang
menjalani hukuman penjara atau kurungan;
f. tugas belajar/menempuh pendidikan menengah
atau tinggi;
g. pindah domisili;
h. tertimpa bencana alam;
i. bekerja di luar domisilinya; dan/atau
j. keadaan tertentu diluar dari ketentuan diatas
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
(4) Pemilih yang terdaftar dalam DPTb sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) dapat menggunakan haknya
untuk memilih:
a. calon anggota Dewan Perwakilan Rakyat apabila
pindah memilih ke kabupaten/kota lain di dalam
1 (satu) provinsi dan daerah pemilihan Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah;
b. calon anggota Dewan Perwakilan Daerah apabila
pindah memilih ke kabupaten/kota lain di dalam
1 (satu) provinsi;
- 41 -
Pasal 90
(1) Pemilih yang karena keadaan tertentu sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 89 ayat (3) melaporkan kepada
PPS, PPK atau KPU Kabupaten/Kota tempat asal atau
tempat tujuan.
(2) Pemilih melaporkan kepada PPS, PPK atau KPU
Kabupaten/Kota sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
paling lambat 7 (tujuh) Hari sebelum hari pemungutan
suara.
(3) Pemilih sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat
masuk dalam DPTb, dengan syarat:
a. Pemilih menunjukkan KTP-el; dan
b. salinan formulir Model A-Tanda Bukti Terdaftar
sebagai Pemilih dalam DPT di TPS asal.
Pasal 91
(1) PPS, PPK atau KPU Kabupaten/Kota berdasarkan
laporan Pemilih sebagaimana dimaksud dalam Pasal 90,
melakukan kegiatan:
a. meneliti kebenaran identitas yang bersangkutan
pada DPT dengan KTP-el; dan
b. melakukan pengecekan Pemilih yang bersangkutan
pada DPT dengan menggunakan salinan digital
DPT dan/atau melalui Sidalih.
(2) Dalam hal Pemilih telah terdaftar dalam DPT, PPK atau
KPU Kabupaten/Kota mencatat dengan memberikan
keterangan pindah memilih pada kolom keterangan DPT
dan menerbitkan surat keterangan pindah memilih
menggunakan formulir Model A-Surat Pindah Memilih,
dengan ketentuan:
a. lembar kesatu untuk Pemilih yang bersangkutan;
dan
b. lembar kedua sebagai arsip PPS, PPK dan/atau
KPU Kabupaten/Kota.
(3) Formulir Model A-Surat Pindah Memilih sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) memuat informasi:
a. identitas Pemilih yang terdiri dari NIK, nama, jenis
kelamin, tempat dan tanggal lahir, dan alamat
tempat tinggal Pemilih, dan TPS asal Pemilih;
b. alamat dan TPS tujuan; dan
c. jenis surat suara yang diterima oleh Pemilih.
- 42 -
Paragraf 2
Daftar Pemilih Tambahan Luar Negeri
Pasal 92
(1) DPTLN sebagaimana dimaksud dalam Pasal 88 ayat (1)
dapat dilengkapi dengan DPTbLN.
(2) DPTbLN sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri
atas data Pemilih yang telah terdaftar dalam
DPT/DPTLN di suatu TPS/TPSLN, yang karena keadaan
tertentu Pemilih tidak dapat menggunakan haknya
untuk memilih di TPS/TPSLN tempat yang
bersangkutan terdaftar.
(3) Keadaan tertentu sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
meliputi:
a. menjalankan tugas di tempat lain atau negara lain
pada saat hari pemungutan suara;
b. menjalani rawat inap di fasilitas pelayanan
kesehatan dan keluarga yang mendampingi;
c. penyandang disabilitas;
d. tugas belajar/menempuh pendidikan menengah
atau pendidikan tinggi;
e. pindah domisili;
f. tertimpa bencana alam;
g. bekerja di luar domisili; dan/atau
h. keadaan tertentu diluar dari ketentuan diatas
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
(4) DPTbLN sebagaimana dimaksud pada ayat (2) disusun
dengan menggunakan formulir Model A-Daftar Pemilih
Pindahan LN paling lambat sampai dengan hari
pemungutan suara.
(5) Pemilih yang terdaftar dalam DPTbLN sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) dapat menggunakan haknya
untuk memilih:
a. calon anggota Dewan Perwakilan Rakyat apabila
pindah memilih ke suatu negara;
b. pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden
apabila pindah memilih ke suatu negara;
Pasal 93
(1) Pemilih yang karena keadaan tertentu sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 92 ayat (3) melaporkan kepada
PPLN atau PPS asal.
(2) Dalam hal Pemilih tidak dapat melaporkan kepada PPLN
atau PPS asal sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
Pemilih dapat melaporkan kepada PPLN atau PPS
tujuan.
- 43 -
Pasal 94
(1) PPLN berdasarkan laporan Pemilih sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 93, melakukan kegiatan:
a. meneliti kebenaran identitas yang bersangkutan
pada DPTLN dengan KTP-el, Paspor atau SPLP; dan
b. melakukan pengecekan Pemilih yang bersangkutan
pada DPT atau DPTLN dengan menggunakan
salinan digital DPTLN dan/atau melalui Sidalih.
(2) Dalam hal Pemilih telah terdaftar dalam DPTLN, PPLN
mencatat dengan memberikan keterangan pindah
memilih pada kolom keterangan DPTLN dan
menerbitkan surat keterangan pindah memilih
menggunakan formulir Model A-Surat Pindah Memilih
LN, dengan ketentuan sebagai berikut:
a. lembar kesatu untuk Pemilih yang bersangkutan;
dan
b. lembar kedua sebagai arsip PPLN.
(3) Formulir Model A-Surat Pindah Memilih LN
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) memuat
informasi:
a. identitas Pemilih yang terdiri dari NIK,
paspor/SPLP, nama, jenis kelamin, tempat dan
tanggal lahir, dan alamat tempat tinggal Pemilih,
dan TPSLN/surat pos/KSK/TPS asal Pemilih;
b. alamat dan TPSLN/surat pos/KSK tujuan; dan
c. jenis surat suara yang diterima oleh Pemilih.
(4) DPTbLN disusun oleh PPLN tujuan dengan
menggunakan formulir Model A-Daftar Pemilih
Pindahan LN.
(5) PPLN melakukan rekapitulasi DPTbLN dengan
menggunakan formulir Model A-PPLN Rekap Daftar
Pemilih Pindahan.
(6) PPLN menghapus Pemilih dari DPTLN asal, setelah
Pemilih terdaftar pada DPTbLN.
Bagian Kedua
Daftar Pemilih Khusus
Paragraf 1
Daftar Pemilih Khusus Dalam Negeri
Pasal 95
(1) DPT dan DPTb, dapat dilengkapi dengan DPK.
(2) DPK sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas
data Pemilih yang tidak terdaftar sebagai Pemilih dalam
DPT dan DPTb, tetapi memenuhi syarat sebagai Pemilih.
- 44 -
Paragraf 2
Daftar Pemilih Khusus Luar Negeri
Pasal 96
(1) DPTLN dan DPTbLN, dapat dilengkapi dengan DPKLN.
(2) DPKLN sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas
data Pemilih yang tidak terdaftar sebagai Pemilih, tetapi
memenuhi syarat sebagai Pemilih.
(3) Pemilih sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat
menggunakan hak pilihnya pada hari pemungutan
suara dengan menunjukkan KTP-el, Paspor atau SPLP
dengan alamat tinggal di luar negeri.
(4) DPKLN sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disusun
dan menggunakan formulir Model A-DPKLN.
BAB IX
Daftar Pemilih Pada Pemilihan Umum Presiden dan Wakil
Presiden Putaran Kedua
Bagian Kesatu
Penyusunan Daftar Pemilih Sementara
Paragraf 1
Penyusunan Daftar Pemilih Sementara Dalam Negeri
Pasal 97
(1) Dalam hal terjadi Pemilu Presiden dan Wakil Presiden
putaran kedua, KPU berkewajiban menyusun Daftar
Pemilih Pemilu Presiden dan Wakil Presiden putaran
kedua.
(2) Pemerintah melalui Kementerian Dalam Negeri
menyediakan data Pemilih Pemula sebagai bahan
penyusunan Daftar Pemilih Pemilu Presiden dan Wakil
Presiden putaran kedua.
(3) Pemilih pemula sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
merupakan Pemilih yang belum terdaftar pada DPT,
DPTb, dengan syarat sebagai berikut:
a. Pemilih yang genap berumur 17 (tujuh belas) tahun
atau lebih pada hari pemungutan suara Pemilu
Presiden dan Wakil Presiden putaran kedua; atau
b. Pemilih yang telah berubah status dari status
anggota Tentara Nasional Indonesia atau
Kepolisian Negara Republik Indonesia menjadi
status sipil.
- 45 -
Pasal 98
(1) KPU Kabupaten/Kota menyusun dan menetapkan DPS
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden putaran kedua
berdasarkan DPT, dan Pemilih pemula dengan
menggunakan formulir Model A-KabKo Daftar Pemilih.
(2) DPS Pemilu Presiden dan Wakil Presiden putaran kedua
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disusun berbasis
TPS.
(3) KPU Kabupaten/Kota melakukan rekapitulasi DPS
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden putaran kedua ke
dalam formulir Model A-Rekap KabKo.
(4) Penetapan dan Rekapitulasi DPS Pemilu Presiden dan
Wakil Presiden putaran kedua dilakukan dalam rapat
pleno terbuka.
(5) Peserta rapat pleno terbuka terdiri atas:
a. PPK;
b. Bawaslu Kabupaten/Kota;
c. peserta Pemilu tingkat kabupaten/kota;
d. tim kampanye pasangan calon Presiden dan Wakil
Presiden tingkat kabupaten/kota;
e. Tentara Nasional Indonesia;
f. Kepolisian Negara Republik Indonesia; dan
g. perangkat pemerintah tingkat kabupaten/kota.
(6) Peserta rapat pleno terbuka sebagaimana dimaksud
pada ayat (5), dapat memberikan masukan dan
tanggapan apabila terdapat kekeliruan terhadap proses
dan hasil rekapitulasi rekapitulasi, disertai dengan
bukti dokumen autentik.
(7) KPU Kabupaten/Kota wajib menindaklanjuti atas
masukan dan tanggapan sebagaimana dimaksud pada
ayat (6), apabila dokumen yang ditunjukkan terbukti
benar.
(8) Tindak lanjut sebagaimana dimaksud pada ayat (7)
menggunakan formulir model A-Daftar Perubahan
Pemilih.
(9) Hasil rapat pleno terbuka sebagaimana dimaksud pada
ayat (4) dituangkan ke dalam berita acara yang
ditandatangani oleh ketua dan anggota KPU
Kabupaten/Kota.
Pasal 99
(1) KPU Kabupaten/Kota menyampaikan salinan DPS
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden putaran kedua
dalam bentuk salinan digital, Berita Acara Pleno
Rekapitulasi, formulir model A-Daftar Perubahan
Pemilih dan formulir Model A-Rekap KabKo dalam
bentuk salinan naskah asli kepada:
a. KPU Provinsi;
b. Bawaslu Kabupaten/Kota;
c. peserta Pemilu tingkat kabupaten/kota;
d. tim kampanye pasangan calon Presiden dan Wakil
Presiden tingkat kabupaten/kota;
- 46 -
Pasal 100
(1) KPU Provinsi melakukan rekapitulasi DPS Pemilu
Presiden dan Wakil Presiden putaran kedua
menggunakan formulir Model A-Rekap Provinsi.
(2) Rekapitulasi DPS Pemilu Presiden dan Wakil Presiden
putaran kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan dalam rapat pleno terbuka.
(3) Peserta rapat pleno terbuka terdiri atas:
a. KPU Kabupaten/Kota;
b. Bawaslu Provinsi, peserta Pemilu tingkat provinsi;
c. tim kampanye pasangan calon Presiden dan Wakil
Presiden tingkat provinsi;
d. Tentara Nasional Indonesia;
e. Kepolisian Negara Republik Indonesia; dan
f. perangkat pemerintah tingkat provinsi.
(4) Peserta pleno sebagaimana dimaksud pada ayat (3),
dapat memberikan masukan dan tanggapan apabila
terdapat kekeliruan terhadap proses dan hasil
rekapitulasi disertai dengan bukti dokumen autentik.
(5) KPU Provinsi wajib menindaklanjuti atas masukan dan
tanggapan sebagaimana dimaksud pada ayat (4),
apabila dokumen yang ditunjukkan terbukti benar.
(6) Tindak lanjut sebagaimana dimaksud pada ayat (5)
menggunakan formulir model A-Daftar Perubahan
Pemilih.
(7) Hasil rapat pleno terbuka sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) dituangkan ke dalam berita acara yang
ditandatangani oleh ketua dan anggota KPU Provinsi.
Pasal 101
(1) KPU Provinsi menyampaikan masukan dan tanggapan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 100 ayat (6) kepada
PPS melalui KPU Kabupaten/Kota dan PPK untuk
menjadi bahan penyusunan DPSHP Pemilu Presiden
dan Wakil Presiden putaran kedua.
(2) KPU Provinsi menyampaikan salinan DPS Pemilu
Presiden dan Wakil Presiden putaran kedua dalam
bentuk salinan digital, Berita Acara Pleno Rekapitulasi,
dan formulir Model A-Rekap Provinsi dalam bentuk
salinan naskah asli kepada:
a. KPU;
- 47 -
b. Bawaslu Provinsi;
c. Peserta Pemilu tingkat provinsi;
d. tim kampanye pasangan calon Presiden dan Wakil
Presiden tingkat provinsi; dan
e. perangkat pemerintah tingkat provinsi.
(3) KPU Provinsi memberikan salinan DPS Pemilu Presiden
dan Wakil Presiden putaran kedua dalam bentuk
salinan digital dengan format Comma Separated Values
(CSV) dari Sidalih, apabila terdapat permintaan resmi
dari peserta Pemilu tingkat provinsi dan Bawaslu
Provinsi.
(4) Salinan DPS Pemilu Presiden dan Wakil Presiden
putaran kedua yang diberikan tidak menampilkan
informasi NIK dan Nomor KK Pemilih secara utuh.
(5) Penyampaian dokumen sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) dan ayat (3) disertai dengan berita acara.
Paragraf 2
Penyusunan Daftar Pemilih Sementara Luar Negeri
Pasal 102
(1) PPLN wajib memasukkan DPKLN sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 96 pada Sidalih sebagai bahan
tambahan dalam penyusunan Daftar Pemilih
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 97 ayat (1).
(2) Pemerintah melalui Kementerian Luar Negeri
menyediakan data Pemilih Pemula sebagai bahan
penyusunan Daftar Pemilih Pemilu Presiden dan Wakil
Presiden putaran kedua.
(3) Pemilih pemula sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
merupakan Pemilih yang belum terdaftar pada DPTLN
dan DPTbLN dengan syarat sebagai berikut:
a. Pemilih yang genap berumur 17 (tujuh belas) tahun
atau lebih pada hari pemungutan suara Pemilu
Presiden dan Wakil Presiden putaran kedua; atau
b. Pemilih yang telah berubah status dari status
anggota Tentara Nasional Indonesia atau
Kepolisian Negara Republik Indonesia menjadi
status sipil.
(4) Dalam Pemilu Presiden dan Wakil Presiden putaran
kedua, tidak dilakukan kegiatan Coklit di luar negeri
sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Komisi ini.
Pasal 103
(1) PPLN menyusun dan menetapkan DPSLN Pemilu
Presiden dan Wakil Presiden putaran kedua
berdasarkan DPTLN, dan Pemilih pemula dengan
menggunakan formulir Model A-PPLN Daftar Pemilih.
(2) DPSLN Pemilu Presiden dan Wakil Presiden putaran
kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disusun
berbasis Pemilih yang memberikan suara melalui
TPSLN/KSK/surat pos.
(3) PPLN melakukan rekapitulasi DPSLN menggunakan
formulir Model A-Rekap PPLN.
(4) Penetapan DPSLN dan rekapitulasi DPSLN Pemilu
Presiden dan Wakil Presiden putaran kedua
- 48 -
Pasal 104
PPLN menyampaikan formulir Model A-PPLN Daftar Pemilih,
formulir Model A-Rekap Pemilih PPLN dan Berita Acara Pleno
Rekapitulasi dalam bentuk salinan digital kepada:
a. KPU;
b. Panwaslu LN setempat (apabila terbentuk);
c. perwakilan peserta Pemilu setempat (apabila terbentuk);
dan
d. perwakilan Republik Indonesia.
Bagian Kedua
Rekapitulasi dan Penetapan Daftar Pemilih Sementara
Tingkat Nasional
Paragraf 1
Rekapitulasi Daftar Pemilih Sementara Tingkat Nasional
Pasal 105
(1) KPU melakukan rekapitulasi DPS tingkat nasional
berdasarkan formulir:
b. Model A-Rekap Provinsi untuk rekapitulasi DPS
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden putaran kedua
per provinsi; dan
c. Model A-Rekap Pemilih PPLN untuk rekapitulasi
DPS Pemilu Presiden dan Wakil Presiden putaran
kedua di luar negeri.
(2) Hasil rekapitulasi DPS Pemilu Presiden dan Wakil
Presiden putaran kedua dalam negeri dan DPS Pemilu
Presiden dan Wakil Presiden putaran kedua luar negeri
sebagaimana dimaksud ayat (1) digabungkan menjadi
rekapitulasi DPS Pemilu Presiden dan Wakil Presiden
Putaran Kedua tingkat Nasional menggunakan formulir
Model A-Rekap Nasional.
Pasal 106
(1) Rekapitulasi DPS sebagaimana dimaksud dalam Pasal
105 ayat (1) dilakukan dalam rapat pleno terbuka.
- 49 -
Pasal 107
(1) KPU menyampaikan masukan dan tanggapan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 106 ayat (4)
kepada:
a. PPS melalui KPU Provinsi, KPU Kabupaten/Kota,
dan PPK untuk DPS Pemilu Presiden dan Wakil
Presiden Putaran Kedua dalam negeri; dan
b. PPLN untuk DPS Pemilu Presiden dan Wakil
Presiden Putaran Kedua luar negeri.
(2) Masukan dan tanggapan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) digunakan sebagai bahan penyusunan:
a. DPSHP Pemilu Presiden dan Wakil Presiden
Putaran Kedua dalam negeri oleh PPS; dan
b. DPSHP Pemilu Presiden dan Wakil Presiden
putaran kedua luar negeri oleh PPLN.
(3) KPU menyampaikan salinan DPS Pemilu Presiden dan
Wakil Presiden putaran kedua dalam negeri dan luar
negeri dalam bentuk salinan digital, serta Berita Acara
Pleno Rekapitulasi dan formulir Model A-Rekap Nasional
dalam bentuk salinan naskah asli kepada:
a. Bawaslu;
b. peserta Pemilu;
c. tim kampanye pasangan calon Presiden dan Wakil
Presiden tingkat pusat; dan
d. pemerintah.
(4) KPU menyampaikan salinan DPS Pemilu Presiden dan
Wakil Presiden Putaran Kedua dalam bentuk salinan
digital dengan format Comma Separated Values (CSV)
kepada peserta Pemilu dan Bawaslu untuk mendapat
masukan dan tanggapan.
(5) Salinan DPS Pemilu Presiden dan Wakil Presiden
Putaran Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
yang diberikan tidak menampilkan informasi NIK dan
Nomor KK Pemilih secara utuh.
- 50 -
Paragraf 2
Penetapan Daftar Pemilih Sementara Tingkat Nasional
Pasal 108
(1) KPU menetapkan hasil rekapitulasi DPS Pemilu
Presiden dan Wakil Presiden Putaran Kedua tingkat
Nasional berdasarkan berita acara rekapitulasi DPS
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 106 ayat (5).
(2) Penetapan hasil rekapitulasi DPS Pemilu Presiden dan
Wakil Presiden Putaran Kedua sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) ditetapkan dengan Keputusan KPU.
(3) KPU mengumumkan hasil rekapitulasi DPS Pemilu
Presiden dan Wakil Presiden Putaran Kedua
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) melalui:
a. laman KPU; dan
b. aplikasi LindungiHakmu.
Bagian Ketiga
Pengumuman dan Tanggapan Daftar Pemilih Sementara
Paragraf 1
Pengumuman dan Tanggapan Daftar Pemilih Sementara
Dalam Negeri
Pasal 109
Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 54 ayat (1),
ayat (2), ayat (4), dan ayat (5) mutatis mutandis berlaku
dalam KPU dan PPS mengumumkan DPS Pemilu Presiden
dan Wakil Presiden putaran kedua selama 3 (tiga) hari.
Pasal 110
(1) Masyarakat, Pengawas Pemilu, dan/atau peserta Pemilu
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 109 ayat (3) dapat
menyampaikan masukan dan tanggapan terhadap DPS
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden putaran kedua
paling lama 3 (tiga) Hari.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 58 ayat
(2), ayat (3), dan ayat (4) mutatis mutandis berlaku
mekanisme penyampaian masukan dan tanggapan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
Paragraf 2
Pengumuman dan Tanggapan Daftar Pemilih Sementara
Luar Negeri
Pasal 111
Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 54 ayat (1),
ayat (2), ayat (4), dan ayat (5) mutatis mutandis berlaku
dalam KPU dan PPLN mengumumkan DPSLN Pemilu
Presiden dan Wakil Presiden putaran kedua selama 3 (tiga)
hari.
- 51 -
Pasal 112
(1) Masyarakat, Pengawas Pemilu, dan/atau Peserta Pemilu
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 111 ayat (3) dapat
menyampaikan masukan dan tanggapan terhadap
DPSLN Pemilu Presiden dan Wakil Presiden putaran
kedua paling lama 3 (tiga) Hari.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 60 ayat
(2), ayat (3), dan ayat (4) mutatis mutandis berlaku
mekanisme penyampaian masukan dan tanggapan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
Bagian Keempat
Penyusunan dan Rekapitulasi Daftar Pemilih Sementara
Hasil Perbaikan
Paragraf 1
Penyusunan dan Rekapitulasi Daftar Pemilih Sementara
Hasil Perbaikan Dalam Negeri
Pasal 113
(1) PPS wajib memperbaiki DPS Pemilu Presiden dan Wakil
Presiden putaran kedua berdasarkan masukan dan
tanggapan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 110
ayat (1) paling lama 5 (lima) Hari.
(2) PPS menyusun Daftar Pemilih hasil perbaikan DPS
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden putaran kedua
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menggunakan
formulir Model A-Daftar Perubahan Pemilih dalam
bentuk salinan digital.
(3) PPS menyerahkan salinan digital formulir Model A-
Daftar Perubahan Pemilih sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) kepada KPU Kabupaten/Kota melalui PPK
(4) Salinan digital formulir Model A-Daftar Perubahan
Pemilih sebagaimana dimaksud pada ayat (3) digunakan
KPU Kabupaten/Kota sebagai bahan penyusunan DPT
dalam Sidalih.
(5) Apabila PPS mengalami keterbatasan untuk
menindaklanjuti masukan dan tanggapan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), proses perbaikan DPS
dilakukan oleh KPU Kabupaten/Kota dan dapat dibantu
PPK.
Pasal 114
(1) PPS melakukan rekapitulasi Daftar Pemilih hasil
perbaikan DPS Pemilu Presiden dan Wakil Presiden
putaran kedua tingkat kelurahan/desa atau sebutan
lain dengan menggunakan formulir Model A-Rekap PPS
Perubahan Pemilih.
(2) Rekapitulasi Daftar Pemilih hasil perbaikan DPS Pemilu
Presiden dan Wakil Presiden putaran kedua tingkat
kelurahan/desa atau sebutan lain sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dilakukan dalam rapat pleno
terbuka.
(3) Peserta rapat pleno terbuka terdiri atas:
a. Panwaslu Kelurahan/Desa;
b. peserta Pemilu tingkat kelurahan/desa;
- 52 -
Pasal 115
PPS menyampaikan Berita Acara Pleno Rekapitulasi dan
formulir Model A-Rekap PPS Perubahan Pemilih dalam
bentuk salinan naskah asli kepada:
a. PPK;
b. Panwaslu Kelurahan/Desa; dan
c. perangkat pemerintah tingkat kelurahan/desa atau
sebutan lain.
Pasal 116
(1) PPK melakukan rekapitulasi Daftar Pemilih hasil
perbaikan DPS Pemilu Presiden dan Wakil Presiden
putaran kedua tingkat kecamatan ke dalam formulir
Model A-Rekap PPK Perubahan Pemilih.
(2) Rekapitulasi Daftar Pemilih hasil perbaikan DPS Pemilu
Presiden dan Wakil Presiden putaran kedua tingkat
kecamatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan dalam rapat pleno terbuka.
(3) Peserta rapat pleno terbuka terdiri atas:
a. PPS;
b. Panwaslu Kecamatan;
c. peserta Pemilu tingkat kecamatan;
d. tim kampanye pasangan calon Presiden dan Wakil
Presiden tingkat kecamatan; dan
e. perangkat pemerintah tingkat kecamatan.
(4) Peserta pleno terbuka sebagaimana dimaksud pada ayat
(3) dapat memberikan masukan dan tanggapan apabila
terdapat kekeliruan terhadap proses dan hasil
rekapitulasi, disertai dengan bukti dokumen autentik.
(5) PPK wajib menindaklanjuti atas masukan dan
tanggapan sebagaimana dimaksud pada ayat (4),
apabila dokumen yang ditunjukkan terbukti benar.
(6) Tindak lanjut sebagaimana dimaksud pada ayat (5)
menggunakan formulir model A-Daftar Perubahan
Pemilih.
(7) Hasil rapat pleno terbuka sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) dituangkan ke dalam berita acara yang
ditandatangani oleh ketua dan anggota PPK.
- 53 -
Pasal 117
(1) PPK menyampaikan masukan dan tanggapan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 116 ayat (6) kepada
KPU Kabupaten/Kota untuk menjadi bahan
penyusunan DPT Pemilu Presiden dan Wakil Presiden
putaran kedua.
(2) PPK menyampaikan Berita Acara Pleno Rekapitulasi dan
formulir Model A-Rekap PPK Perubahan Pemilih dalam
bentuk salinan naskah asli kepada:
a. KPU Kabupaten/Kota;
b. Panwaslu Kecamatan;
c. peserta Pemilu tingkat kecamatan;
d. tim kampanye pasangan calon tingkat kecamatan;
dan
e. perangkat pemerintah tingkat kecamatan.
Paragraf 2
Penyusunan dan Rekapitulasi Daftar Pemilih Sementara
Hasil Perbaikan Luar Negeri
Pasal 118
(1) PPLN wajib memperbaiki DPSLN Pemilu Presiden dan
Wakil Presiden putaran kedua berdasarkan masukan
dan tanggapan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 112
ayat (1) paling lama 5 (lima) Hari sejak.
(2) PPLN menyusun Daftar Pemilih hasil perbaikan DPSLN
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden putaran kedua
menggunakan formulir Model A-Daftar Perubahan
Pemilih PPLN dalam bentuk salinan digital.
(3) Salinan digital formulir Model A-Daftar Perubahan
Pemilih PPLN sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
digunakan PPLN sebagai bahan penyusunan DPTLN
dalam Sidalih.
Pasal 119
(1) PPLN melakukan rekapitulasi Daftar Pemilih hasil
perbaikan DPSLN Pemilu Presiden dan Wakil Presiden
putaran kedua sebagimana dimaksud dalam Pasal 118
ayat (2) menggunakan formulir Model A-Rekap Pemilih
PPLN.
(2) Rekapitulasi Daftar Pemilih hasil perbaikan DPSLN
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden putaran kedua
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dalam
rapat pleno terbuka.
(3) Peserta rapat pleno terbuka terdiri atas:
a. Pantarlih luar negeri;
b. Panwaslu LN setempat (apabila terbentuk);
c. perwakilan peserta Pemilu LN setempat (apabila
terbentuk);
d. perwakilan Republik Indonesia;
(4) Peserta pleno terbuka sebagaimana dimaksud pada ayat
(3) dapat memberikan masukan dan tanggapan apabila
terdapat kekeliruan terhadap proses dan hasil
rekapitulasi, disertai dengan bukti dokumen autentik.
- 54 -
Pasal 120
PPLN menyampaikan formulir Model A-Daftar Perubahan
Pemilih PPLN, formulir Model A-Rekap Pemilih PPLN dan
Berita Acara Pleno Rekapitulasi dalam bentuk salinan digital
kepada:
a. KPU;
b. Panwaslu LN setempat (apabila terbentuk);
c. perwakilan peserta Pemilu setempat (apabila terbentuk);
dan
d. perwakilan Republik Indonesia.
Bagian Kelima
Penyusunan dan Rekapitulasi Daftar Pemilih Tetap
Paragraf 1
Penyusunan Daftar Pemilih Tetap Dalam Negeri
Pasal 121
(1) KPU Kabupaten/Kota menyusun DPT Presiden dan
Wakil Presiden putaran kedua menggunakan formulir
Model A-KabKo Daftar Pemilih.
(2) KPU Kabupaten/Kota melakukan rekapitulasi DPT
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden putaran kedua
menggunakan formulir Model A-Rekap KabKo.
(3) KPU Kabupaten/Kota menetapkan DPT Pemilu Presiden
dan Wakil Presiden putaran kedua sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) dilakukan dalam rapat pleno
terbuka.
(4) Peserta rapat pleno terbuka terdiri atas:
a. PPK;
b. Bawaslu Kabupaten/Kota;
c. peserta Pemilu tingkat kabupaten/kota;
d. tim kampanye pasangan calon Presiden dan Wakil
Presiden tingkat kabupaten/kota;
e. Tentara Nasional Indonesia;
f. Kepolisian Negara Republik Indonesia; dan
g. perangkat pemerintah tingkat kabupaten/kota.
(5) Peserta rapat pleno sebagaimana dimaksud pada ayat
(4), dapat memberikan masukan dan tanggapan apabila
terdapat kekeliruan terhadap proses dan hasil
rekapitulasi, disertai dengan bukti dokumen autentik.
(6) KPU Kabupaten/Kota menindaklanjuti atas masukan
dan tanggapan sebagaimana dimaksud pada ayat (5),
secara langsung dalam rapat pleno terbuka, apabila
dokumen yang ditunjukkan terbukti benar.
(7) Hasil rapat pleno terbuka sebagaimana dimaksud pada
ayat (3) dituangkan dalam berita acara yang
ditandatangani oleh ketua dan anggota KPU
Kabupaten/Kota.
- 55 -
Pasal 122
(1) KPU Kabupaten/Kota menyampaikan salinan DPT
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden putaran kedua
dalam bentuk salinan digital, Berita Acara Pleno
Rekapitulasi dan formulir Model A-Rekap KabKo dalam
bentuk salinan naskah asli kepada:
a. KPU Provinsi;
b. Bawaslu Kabupaten/Kota;
c. peserta Pemilu tingkat kabupaten/kota;
d. tim kampanye pasangan calon Presiden dan Wakil
Presiden tingkat kabupaten/kota;
e. perangkat pemerintah tingkat kabupaten/kota;
dan
f. PPS melalui PPK.
(2) KPU Kabupaten/Kota memberikan salinan DPT Pemilu
Presiden dan Wakil Presiden putaran kedua dalam
bentuk naskah salinan digital dengan format Comma
Separated Values (CSV) dari Sidalih, apabila terdapat
permintaan resmi dari peserta Pemilu tingkat
kabupaten/kota dan Bawaslu Kabupaten/Kota.
(3) Salinan DPT Pemilu Presiden dan Wakil Presiden
putaran kedua yang diberikan tidak menampilkan
informasi NIK dan Nomor KK Pemilih secara utuh.
(4) Penyampaian dokumen sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dan ayat (2) disertai dengan berita acara.
Pasal 123
(1) KPU Provinsi melakukan rekapitulasi DPT Pemilu
Presiden dan Wakil Presiden putaran kedua tingkat
provinsi menggunakan formulir Model A-Rekap
Provinsi.
(2) Rekapitulasi DPT Pemilu Presiden dan Wakil Presiden
putaran kedua tingkat provinsi sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dilakukan dalam rapat pleno terbuka.
(3) Peserta Rapat pleno terbuka terdiri atas:
a. KPU Kabupaten/Kota;
b. Bawaslu Provinsi;
c. peserta Pemilu tingkat provinsi;
d. tim kampanye pasangan calon Presiden dan Wakil
Presiden tingkat provinsi;
e. Tentara Nasional Indonesia;
f. Kepolisian Negara Republik Indonesia; dan
g. perangkat pemerintah tingkat provinsi.
(4) Hasil rapat pleno terbuka sebagaimana dimaksud pada
ayat (3) dituangkan dalam berita acara yang
ditandatangani oleh ketua dan anggota KPU Provinsi.
Pasal 124
(1) KPU Provinsi menyampaikan salinan DPT Pemilu
Presiden dan Wakil Presiden putaran kedua, Berita
Acara Pleno Rekapitulasi, dan formulir Model A-Rekap
Provinsi dalam bentuk salinan digital kepada:
a. KPU;
b. Bawaslu Provinsi;
c. peserta Pemilu tingkat provinsi;
- 56 -
Paragraf 2
Penyusunan dan Rekapitulasi Daftar Pemilih Tetap Luar
Negeri
Pasal 125
(1) PPLN melakukan penetapan DPTLN Pemilu Presiden
dan Wakil Presiden putaran formulir Model A-PPLN
Daftar Pemilih LN.
(2) PPLN melakukan rekapitulasi DPTLN Pemilu Presiden
dan Wakil Presiden putaran kedua menggunakan
formulir Model A-Rekap Pemilih PPLN.
(3) DPTLN Pemilu Presiden dan Wakil Presiden putaran
kedua disusun berbasis Pemilih yang memberikan
suara melalui TPSLN/KSK/surat pos.
(4) Rekapitulasi DPTLN dan penetapan DPTLN Pemilu
Presiden dan Wakil Presiden putaran kedua dilakukan
dalam rapat pleno terbuka
(5) Peserta rapat pleno terbuka terdiri atas:
a. Pantarlih LN;
b. Panwaslu LN setempat (apabila terbentuk);
c. perwakilan peserta Pemilu setempat (apabila
terbentuk); dan
d. perwakilan Republik Indonesia;
(6) Peserta pleno sebagaimana dimaksud pada ayat (5)
dapat memberikan masukan dan tanggapan apabila
terdapat kekeliruan terhadap proses dan hasil
rekapitulasi, disertai dengan bukti dokumen autentik.
(7) PPLN menindaklanjuti atas masukan dan tanggapan
sebagaimana dimaksud pada ayat (6), secara langsung
dalam rapat pleno terbuka, apabila dokumen yang
ditunjukkan terbukti benar.
(8) Hasil rapat pleno terbuka sebagaimana dimaksud pada
ayat (4) dituangkan ke dalam berita acara yang
ditandatangani oleh ketua dan anggota PPLN.
Pasal 126
PPLN menyampaikan formulir Model A-PPLN Daftar Pemilih
serta formulir Model A-Rekap Pemilih PPLN, dan Berita Acara
Pleno Rekapitulasi dalam bentuk salinan digital kepada:
a. KPU;
b. Panwaslu LN setempat (apabila terbentuk);
- 57 -
Bagian Keenam
Rekapitulasi dan Penetapan Daftar Pemilih Tetap Tingkat
Nasional
Paragraf 1
Rekapitulasi Daftar Pemilih Tetap Tingkat Nasional
Pasal 127
(1) Rekapitulasi DPT Presiden dan Wakil Presiden putaran
kedua tingkat nasional berdasarkan formulir:
a. Model A-Rekap Provinsi untuk rekapitulasi DPT
PPWP Putaran Kedua per provinsi.
b. Model A-Rekap Pemilih PPLN untuk rekapitulasi
DPT PPWP Putaran Kedua di luar negeri;
(2) Rekapitulasi DPT Pemilu Presiden dan Wakil Presiden
Putaran Kedua dalam negeri dan DPT Pemilu Presiden
dan Wakil Presiden Putaran Kedua luar negeri
digabungkan menjadi rekapitulasi DPT Pemilu Pesiden
dan Wakil Presiden Putaran Kedua Nasional
menggunakan formulir Model A-Rekap Nasional.
Pasal 128
(1) Rekapitulasi DPT Pemilu Presiden dan Wakil Presiden
putaran kedua nasional sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 130 ayat (1) dilakukan dalam rapat pleno terbuka.
(2) Peserta rapat pleno terbuka terdiri atas:
a. KPU Provinsi;
b. Bawaslu;
c. peserta Pemilu tingkat pusat;
d. tim kampanye pasangan calon Presiden dan Wakil
Presiden tingkat pusat;
e. Tentara Nasional Indonesia;
f. Kepolisian Negara Republik Indonesia;
g. PPLN; dan
h. pemerintah.
(3) Hasil rapat pleno terbuka sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dituangkan dalam berita acara yang
ditandatangani oleh ketua dan anggota KPU.
Pasal 129
(1) KPU menyampaikan salinan DPT Pemilu Presiden dan
Wakil Presiden putaran kedua nasional dalam bentuk
salinan digital, Berita Acara Pleno Rekapitulasi, dan
formulir Model A-Rekap Nasional dalam bentuk salinan
naskah asli kepada:
a. Bawaslu;
b. peserta Pemilu tingkat pusat;
c. tim kampanye pasangan calon Presiden dan Wakil
Presiden tingkat pusat; dan
d. Pemerintah.
(2) KPU menyampaikan salinan DPT Pemilu Presiden dan
Wakil Presiden putaran kedua dalam bentuk salinan
- 58 -
Paragraf 2
Penetapan Daftar Pemilih Tetap Tingkat Nasional
Pasal 130
(1) KPU menetapkan hasil rekapitulasi DPT Pemilu
Presiden dan Wakil Presiden Putaran Kedua tingkat
nasional berdasarkan berita acara rekapitulasi DPT
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Putaran Kedua
tingkat nasional.
(2) Penetapan hasil rekapitulasi DPT sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan Keputusan
KPU.
(3) KPU mengumumkan hasil rekapitulasi DPT tingkat
nasional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) melalui:
a. laman KPU; dan
b. aplikasi LindungiHakmu.
Bagian Ketujuh
Pengumuman Daftar Pemilih Tetap Dalam Negeri dan Luar
Negeri
Pasal 131
Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 87 ayat (1)
sampai dengan ayat (5) mutatis mutandis berlaku dalam KPU
Kabupaten/Kota dan PPS mengumumkan DPT Pemilu
Presiden dan Wakil Presiden putaran kedua sampai dengan
hari pemungutan suara.
Pasal 132
Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 56 ayat (1)
sampai dengan ayat (4) mutatis mutandis berlaku dalam KPU
dan PPLN mengumumkan DPTLN Pemilu Presiden dan Wakil
Presiden putaran kedua sampai dengan hari pemungutan
suara.
BAB X
Sistem Informasi Data Pemilih
Pasal 133
(1) KPU, KPU Provinsi, KPU Kabupaten/Kota dan PPLN
menggunakan aplikasi Sidalih dalam penyusunan
Daftar Pemilih.
(2) Sidalih sebagaimana dimaksud pada ayat (1) digunakan
untuk mendukung proses kerja Penyelenggara Pemilu
dalam menyusun, mengoordinasi, mengumumkan,
memelihara, dan memutakhirkan data Pemilih.
(3) KPU Kabupaten/Kota dan PPLN memasukkan data DPK
dan DPKLN pada Sidalih setelah pemungutan suara.
- 59 -
Pasal 134
(1) Sidalih sebagaimana dimaksud dalam Pasal 133,
diselenggarakan oleh:
a. KPU;
b. KPU Provinsi;
c. KPU Kabupaten/Kota;
d. PPLN;
e. PPK; dan
f. PPS.
(2) Sidalih sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memiliki
sistem informasi yang terintegrasi dengan sistem
informasi administrasi kependudukan dan/atau sistem
informasi lain yang digunakan di lingkungan KPU.
(3) KPU dapat melakukan pertukaran data dengan
Kementerian Luar Negeri dalam memelihara data
Pemilih secara berkelanjutan dengan menggunakan
Sidalih sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
BAB XI
Penetapan Daftar Pemilih Tetap Dalam Keadaan Bencana
Pasal 135
(1) Dalam hal terjadi bencana atau konflik pada seluruh
atau sebagian yang mengakibatkan penduduk
setempat harus pindah domisili pada tahapan
Pemutakhiran Data Pemilih dan penyusunan Daftar
Pemilih dalam Penyelenggaraan Pemilu, pelaksanaan
kegiatan pada setiap tahapan mengikuti protokol
kesehatan, keamanan, dan keselamatan yang diatur
dalam peraturan perundang-undangan.
(2) Ketentuan mengenai tahapan Pemutakhiran Data
Pemilih dan penyusunan Daftar Pemilih sesuai dengan
protokol bencana sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
ditetapkan dengan keputusan KPU.
BAB XII
Penyusunan Daftar Pemilih di Lokasi Khusus
Pasal 136
Pasal 137
(1) KPU menyusun Daftar Pemilih di lokasi khusus
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 136 ayat (3)
berdasarkan permohonan dari penanggung jawab lokasi
khusus.
(2) Permohonan penanggung jawab sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dilampiri dengan data jumlah Pemilih dan
identitas Pemilih yang terdiri atas:
a. NIK;
b. nama;
c. jenis kelamin;
d. tempat dan tanggal lahir; dan
e. alamat tempat tinggal Pemilih.
Pasal 138
Penyusunan Daftar Pemilih sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 137 ayat (1) disusun dengan cara menyandingkan data
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 137 ayat (2) dengan DP4
dan Daftar Pemilih berkelanjutan.
Pasal 139
(1) KPU menyampaikan Daftar Pemilih hasil penyandingan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 138 kepada KPU
Kabupaten/Kota.
(2) KPU Kabupaten/Kota melakukan Pemutakhiran Data
Pemilih di lokasi khusus.
BAB XIII
Pedoman Teknis
Pasal 140
KPU menetapkan pedoman teknis mengenai Penyusunan
Daftar Pemilih dalam Penyelenggaraan Pemilu dengan
keputusan KPU yang berpedoman pada Peraturan Komisi ini.
BAB XIV
Ketentuan Penutup
- 61 -
Pasal 141
Pada saat Peraturan Komisi ini mulai berlaku, ketentuan
dalam:
1. Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 11 Tahun
2018 tentang Penyusunan Daftar Pemilih di Dalam
Negeri Dalam Penyelenggaraan Pemilihan Umum (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 402)
sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir
dengan Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 11
Tahun 2019 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan
Komisi Pemilihan Umum Nomor 11 Tahun 2018 tentang
Penyusunan Daftar Pemilih di Dalam Negeri Dalam
Penyelenggaraan Pemilihan Umum (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 389); dan
2. Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 12 Tahun
2018 tentang Penyusunan Daftar Pemilih di Luar Negeri
Dalam Penyelenggaraan Pemilihan Umum (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 430)
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Komisi
Pemilihan Umum Nomor 12 Tahun 2019 tentang
Perubahan atas Peraturan Komisi Pemilihan Umum
Nomor 12 Tahun 2018 tentang Penyusunan Daftar
Pemilih di Luar Negeri Dalam Penyelenggaraan
Pemilihan Umum (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2019 Nomor 390),
dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
Pasal 142
Peraturan Komisi ini mulai berlaku pada tanggal
diundangkan.
- 62 -
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal
HASYIM ASY’ARI
LAMPIRAN I
PERATURAN KOMISI PEMILIHAN
UMUM
NOMOR
TENTANG
PENYUSUNAN DAFTAR PEMILIH
DALAM PENYELENGGARAAN
PEMILIHAN UMUM
AWAL AKHIR
1 2 3 4
1 PEMUTAKHIRAN DATA PEMILIH DAN 14 4 Juli
PENYUSUNAN DAFTAR PEMILIH Oktober 2023
2022
a. Penyusunan Daftar Pemilih
1) Penyerahaan Data Kependudukan dari Jumat, 14 Jumat, 14
Kementerian Dalam Negeri kepada KPU Oktober Oktober
dan Data Warga Negara Indonesia 2022 2022
bertempat tinggal di luar negeri dari
Kementerian Luar Negeri kepada KPU
c. Penyusunan DPT
1) Perbaikan DPSHP dan DPSHPLN
a) Perbaikan DPSHP oleh PPS Jumat, 02 Kamis, 15
Juni 2023 Juni 2023
b) Perbaikan DPSHPLN oleh PPLN Jumat, 02 Kamis, 15
Juni 2023 Juni 2023
2) Rekapitulasi DPSHP Akhir tingkat Kamis, 15 Jumat, 16
kelurahan/desa oleh PPS Juni 2023 Juni 2023
3) Rekapitulasi DPSHP Akhir tingkat Sabtu, 17 Minggu, 18
kecamatan oleh PPK Juni 2023 Juni 2023
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal
KETUA KOMISI PEMILIHAN UMUM
HASYIM ASY’ARI