PTK Asam Basa Garam
PTK Asam Basa Garam
PENDAHULUAN
antara guru, orang tua, masyarakat, dan seluruh komponen pendidikan. Untuk
sangat berperan, sebab guru adalah orang kedua setelah orang tua yang
bertugas sebagai pentransfer ilmu pengetahuan kepada anak. Untuk itu metode
yang dilakukan guru sangat tergantung dari kreatifitas guru itu sendiri dalam
dipahami dan dilakukan oleh guru, agar proses belajar mengajar dapat berjalan
kepada peserta didik, agar dalam kegiatan belajar mengajar anak memiliki
didik akan bekerja keras bila ia mempunyai minat dan perhatian terhadap
1
Khusus dalam pelajaran IPA di SMP yang prinsipnya untuk membekali
mengerjakan yang dapat membantu siswa untuk memahami alam sekitar secara
ketrampilan proses dan sikap ilmiah yang bisa menciptakan suasana belajar
dengan materi Menentukan konsep campuran dan zat tunggal (unsur dan
senyawa), sifat fisika dan kimia, perubahan fisika dan kimia dalam kehidupan
sehari-hari pada semester ganjil Tahun Pelajaran 2020/2021 pada siswa kelas
2
VII SMP Negeri 3 Putik menemui beberapa permasalahan yang merupakan
guru, siswa, sumber belajar maupun dari lingkungan belajar siswa. Pada saat
pengamatan yang dilakukan dari 22 siswa sebagian besar dari mereka tidak
sebagian siswa asyik bercanda dengan teman, ada yang memperhatikan tapi
tidak mengerti dengan materi yang sedang dibahas, ada yang mengganggu
temannya atau siswa lain dan ada juga siswa yang memainkan pensilnya
sendiri.
merasa bosan dengan suasana pembelajaran yang berpusat pada guru. Guru
zat tunggal (unsur dan senyawa), sifat fisika dan kimia, perubahan fisika dan
kimia dalam kehidupan sehari-hari, sehingga siswa yang kurang hafal perkalian
selalu merasa jenuh dan pasif dan mereka juga malas mengerjakan tugas yang
diberikan guru atau jika mengerjakan pun banyak jawaban yang salah,
alasannya karena belum paham dengan materi yang di sampaikan guru. Akibat
konsep campuran dan zat tunggal (unsur dan senyawa), sifat fisika dan kimia,
perubahan fisika dan kimia dalam kehidupan sehari-hari sangat rendah. Hasil
belajar siswa juga tidak memuaskan dari 22 jumlah siswa kelas VII SMP
Negeri 3 Putik hanya 9 siswa atau sekitar 30 % yang memahami materi dengan
3
baik atau dapat dikatakan mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM)
sedangkan 19 siswa yang lain atau sekitar 70 % dari jumlah siswa seluruhnya
memperoleh nilai di bawah KKM. KKM untuk mata pelajaran IPA adalah 75.
antara lain penerapan metode pengajaran yang kurang menarik, tidak ada
pengelolaan kelas yang kurang kondusif, kurangnya perhatian dari orang tua
pembelajaran beakibat pula hasil belajar siswa yang rendah. Dari beberapa
penerapan merode pengajaran yang kurang menarik siswa. Dari akar masalah
alternatif tindakan yang perlu dilakukan yaitu guru harus mengganti metode
pengajaran yang lama dengan metode pengajaran yang baru yang bersifat
pelajaran.
sebagai upaya meningkatkan motivasi siswa dalam belajar, yang pada akhirnya
4
Nurhadi (2002) menemukan merupakan bagian inti dari kegiatan pembelajaran
motivasi belajar siswa, dan pada akhirnya dapat meningkatkan pula prestasi
belajar siswa. Maka dari itu dalam penelitian ini mengambil judul : “Upaya
Heterogen dengan Penerapan Model Inquiry Siswa Kelas VII SMP Negeri 3
B. Rumusan Masalah
meningkatkan hasil belajar siswa Kelas VII SMP Negeri 3 Putik tahun
pelajaran 2020/2021 ?
C. Tujuan Penelitian
utama adalah untuk meningkatkan hasil belajar siswa SMP Negeri 3 Putik.
5
D. Manfaat Penelitian
manfaat bagi :
1. Siswa
2. Guru/Peneliti
dilakukan
3. Sekolah
sekolah agar tidak terpaku dengan cara-cara konvensional yang mapan, namun
6
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
oleh siswa untuk mencapai tujuan. Winkel (1984) mengatakan bahwa belajar
adalah suatu aktifitas mental dan psikhis yang berlangsung dalam interaksi
kecakapan baru. Hilgard yang dikutip oleh Pasaribu (1983) berpendapat bahwa
belajar adalah suatu proses kegiatan yang menghasilkan aktifitas baru atau
7
Selanjutnya Usman (2002) mengatakan bahwa belajar adalah proses
perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi antara
laku yang relatif mantap berkat latihan dan pengalaman. Masalah pokok yang
dihadapi dalam belajar adalah bahwa proses belajar tidak dapat diamati secara
proses belajar tersebut direncanakan dalam desain sistem belajar yang cermat.
adalah proses perubahan tingkah laku yang dilakukan secara sadar, baik itu
ilmu, berubah tingka laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman.
8
(KBBI, 1996: 14). Sependapat dengan pernyataan tersebut Sutomo (1993: 68)
belajar adalah suatu peoses yang menyebabkan perubahan tingkah laku yang
sikap dan lain-lain. (Soetomo, 1993: 120). Jadi pembelajaran adalah proses
yang disengaja yang menyebabkan siswa belajar pada suatu lingkungan belajar
kegiatan belajar mengajar,. Dari sudut peserta didik proses ini mengandung
Yang dimaksud stimuli belajar di sini yaitu segala hal di luar individu yang
9
Stimuli dalam hal ini mencakup material penugasan, serta suasana
10
menentukan keberartian bahan yang dipelajari pada waktu Sambit
ang. Bahan yang berarti adalah bahan yang dapat dikenali. Bahan
lingkungannya.
11
Kegiatan berlatih dan praktek
menghafal.
12
Bimbingan dalam belajar
c. Faktor-faktor individual
Kematangan
Minat
13
belajarnya. Jika terdapat siswa yang kurang berminat terhadap belajar
Bakat
jika bahan pelajaran sesuai dengan bakat siswa, hasil, pelajaran akan
selanjutnya mereka akan lebih giat lagi, oleh karena itu penting sekali
Kesiapan
Kesiapan itu timbul dan siswa itu sendiri dan juga berhubungan dengan
kesiapan fisik dan mental dan siswa yang bersangkutan. Dengan sudah
siapnya untuk menerima pelajaran, hasil pelajaran akan lebih baik, lain
14
berat, lebih mampu mengarahkan energi dan perhatiannya dalam waktu
yang lebih lama, lebih memiliki koordinasi gerak kebiasaan kerja dan
Hingga saat ini belum ada petunjuk yang menguatkan tentang adanya
menunjukkan prestasi yang lebih baik tidak kalah dengan prestasi anak
laki-laki. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada yang perbedaan berarti
Pengalaman sebelumnya
belajar.
15
Motivasi
B. Materi Campuran
Faktual:
Campuran dibedakan menjadi 2 yaitu campuran homogeny
dan heterogen. Campuran homogen tidak mempunyai batas antara zat
terlarut dan pelarutnya. Contoh campuran homogen dalam kehidupan
sehari-hari adalah larutan gula, larutan garam dll. Campuran heterogen
mempunyai bidang batas antara zat-zat yang ada di dalamnya. Contoh
campuran heterogen yang banyak dijumpai adalah es campur, sayur
asam dll.
Koseptual
Campuran adalah suatu materi yang terdiri dari dua zat atau
lebih dan masih mempunyai sifat zat asalnya. Campuran homogen
adalah campuran yang tidak dapat dibedakan zat-zat yang tercampur
di dalamnya.Larutan tersusun atas pelarut (solvent) dan zat terlarut
(solute). Campuran heterogen terjadi karena zat yang tidak dapat
bercampur satu dengan lain secara sempurna sehingga dapat dikenali
zat penyusunnya.
Prinsip
Campuran Homogen
Campuran homogen banyak kita jumpai dalam kehidupan
sehari-hari.Larutan gula, larutan garam, dan sirop.
Campuran homogen adalah campuran yang tidak dapat
dibedakan zat-zat yang tercampur di dalamnya.Larutan tersusun
atas pelarut (solvent) dan zat terlarut (solute).Pelarut yang banyak
16
digunakan adalah air. Senyawa lain yang dapat digunakan sebagai
pelarut adalah pelarut organik, contohnya kloroform dan alkohol.
Dalam larutan, ukuran partikel zat terlarut sangat kecil dengan
diameter kurang dari 1 nm sehingga tidak dapat dilihat walaupun
menggunakan mikroskop ultra. Oleh karena itu, larutan terlihat
homogen (serbasama) yang menyebabkan zat terlarut dan pelarut
dalam larutan tidak dapat dibedakan.
Campuran Heterogen
Campuran pasir dan air di dalam gelas merupakan salah
satu contoh dari campuran heterogen. Campuran heterogen terjadi
karena zat yang tidak dapat bercampur satu dengan lain secara
sempurna sehingga dapat dikenali zat penyusunnya. Dengan
demikian, pada campuran heterogen,seluruh bagiannya tidak
memiliki komposisi yang sama (tidak serbasama).
Prosedural
Percobaan membuat campuran homogeny dan heterogen.
Mata pelajaran IPA di SMP berfungsi dan bertujuan sebagai berikut :
tidak benar;
17
d. kritis terhadap pernyataan ilmiah, yaitu tidak mudah percaya tanpa
masyarakat.
6. Membentuk sikap yang positif terhadap IPA, yaitu merasa tertarik untuk
Saat proses mempelajari IPA, siswa dihadapkan pada tiga dunia, yaitu
dunia nyata (makroskopik), dunia atom (mikroskopik), dan dunia lambang. Tak
18
C. Hasil Belajar
Dalam Ensiklopedia (1971), hasil merupakan kata yang berdiri sendiri yang
berarti produksi yang dicapai oleh tenaga atau daya kerja seseorang dalam kurun
bahwa hasil belajar adalah actual ability and can be measured directly by use of
test. Artinya hasil belajar menunjukkan suatu kemampuan aktual yang dapat diukur
merupakan hasil kerja seseorang yang dapat dilihat secara nyata oleh orang lain dan
hasil kerja tersebut dapat diukur secara langsung dengan tes. Berkaitan dengan hasil
belajar, belajar akan lebih mudah dan dapat dirasakan bila belajar tersebut
terjadi pada individu, maka perubahan-perubahan itu harus dapat diamati dan
dinilai. Hasil dari pengamatan dan penilaian inilah umumnya diwujudkan dalam
bentuk hasil belajar. Menurut Gagne yang dikutip oleh Badawi (1987) mengatakan
bahwa hasil belajar dapat diukur dengan menggunakan tes karena hasil belajar
belajar sebagian besar melalui keterlibatan aktif mereka sendiri dengan konsep-
19
pembaharuan pendidikan. Belajar dengan penemuan mempunyai beberapa
dan memiliki ketrampilan kritis karena mereka harus selalu harus menganalisis dan
menangani informasi.
hasil dari menemukan sendiri. Inquiry merupakan salah satu dari tujuh komponen
(Conclusion).
dan menyajikan hasil dalam tulisan, gambar, laporan, bagan, tabel, dan karya
lainnya, dan (4) mengkomunikasikan atau menyajikan hasil karya pada pembaca,
20
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
menunjukkan secara pasti apa yang akan dikerjakan dalam hubungan dengan
nyata dan pemeriksaan cermat terhadap pengaruh intervensi tersebut (Cohen dan
Mantion, (1980) yang dikutip oleh Zuriah, (2003). Rancangan dalam penelitian ini
Tempat penelitian tindakan kelas ini adalah SMP Negeri 3 Putik pada Semester
Ganjil Tahun Pelajaran 2020/2021 dalam bulan Agustus sampai dengan bulan
rincian siklus I dilaksanakan pada minggu I bulan Agustus 2020 sedangkan siklus II
pada minggu II bulan September 2020. Adapun yang digunakan sebagai subyek
21
penelitian adalah siswa Kelas VII SMP Negeri 3 Putik, yang berjumlah 22 siswa.
Kegiatan penelitian yang dilakukan ini dilakukan guru dengan bermitra dengan
rekan guru lain. Guru yang bersangkutan berlaku sebagai teman sejawat sedang
sejawat tersebut.
C. Rancangan Penelitian
Sesuai dengan jenis penelitian yang dipilih, yaitu penelitian tindakan, maka
penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan dari Kemmis dan Taggart
(dalam Sugiarti, 1997: 6), yaitu berbentuk spiral dari sklus yang satu ke siklus yang
(refleksi). Langkah pada siklus berikutnya adalah perncanaan yang sudah direvisi,
22
SIKLUS I
REFLEKSI RENCANA
AWAL
D. /RANCANGAN
TINDAKAN/
SIKLUS 2
OBSERVASI
TINDAKAN/
OBSERVASI
Gambar 1
Siklus PTK
( Arikunto, 42:2015)
adalah :
lingkungan fisik dan alam sekitar khususnya kelas yang digunakan sebagai
23
mengetahui keadaan objek penelitian sebelum peneliti melakukan
agar mendapatkan data yang valid dan reliable sesuai dengan kondisi
b) Dapat mencatat perilaku dan kejadian yang terjadi pada kondisi yang
sebenarnya,
24
e) Peneliti mampu memahami situasi rumit, dan
komunikasi.
pelajaran IPA untuk siswa Kelas VII SMP Negeri 3 Putik materi campuran
dengan model inquiry pada objek penelitian yaitu siswa Kelas VII SMP
belajar obyek penelitian yaitu siswa Kelas VII SMP Negeri 3 Putik.
peneliti.
E. Prosedur Penelitian
25
1. Tahap Persiapan
ini diharapkan pelaksanaan penelitian akan berjalan lancar dan mencapai tujuan
yang diinginkan. Kegiatan persiapan ini meliputi: (1) kajian pustaka, (2)
2. Tahap Pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan penelitian ini, kegiatan yang dilakukan meliputi : (1)
pengumpulan data melalui tes dan pengamatan yang dilakukan persiklus, (2)
proses belajar mengajar persiklus, (3) menganalisi data hasil penelitian persiklus,
(4) menafsirkan hasil analisis data, dan (5) bersama-sama dengan pengamat
3. Tahap Penyelesaian
draf laporan penelitian, (2) mengkonsultasikan draf laporan penelitian, (3) merevisi
draf laporan penelitian, (4) menyusun naskah laporan penelitian, dan (5)
1) Siklus I
26
Penerapan Metode pembelajaran Inquiry (menemukan), dan lembar observasi
a. Tahap Pelaksanaan
LKS
yang tersedia
27
e. Hasil kerja tiap kelompok dipajang di dinding kelas dan
informasi
hasil percobaan
Pembelajaran.
c. Refleksi
4) Siklus II
a. Tahap Perencanaan
28
Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri
b. Tahap Pelaksanaan
dalam belajar
c. Menyampaikan tujuan
d. Apersepsi
29
c. Masing-masing kelompok diberi LKS
LKS
yang tersedia
informasi.
hasil percobaan.
pembelajaran.
30
c. Pengumpulan Data
d. Refleksi
pembelajaran dan aktifitasnya dalam proses pembelajaran agar lebih baik. Hasil
Dan apabila dalam siklus II ini telah dicapai angka ketuntasan belajar siswa maka
F. Kriteria Keberhasilan.
data hasil pengukuran dengan alat ukur yang sesuai, siswa mampu menguasai
indikator-indikator
G. Instrumen Penelitian
Menurut Zuriah (2003), ada 5 jenis instrumen yang digunakan dalam penelitian
dokumentasi.
Dalam penelitian ini instrumen yang digunakan meliputi: (1) observasi, (2)
1. Observasi
31
Ada dua jenis observasi yang dilakukan, diantaranya :
Dalam penelitian ini metode observasi yang dilakukan oleh peneliti adalah
pengamatan berperan serta. Menurut Bogdan & Biklen (1982) ketiga teknik
Menurut Bogdan (1973) dalam Moleong (2001) mendefinisikan bahwa secara tepat
pengamatan berperan serta sebagai penelitian yang bercirikan interaksi sosial yang
memakan waktu cukup lama antara peneliti dengan subjek dalam lingkungan
subjek, dan selama itu data dalam bentuk catatan lapangan dikumpulkan secara
32
c) Setelah itu diadakan pengamatan-pengamatan yang bersifat selektif
Melalui Model Pembelajaran Inquiry Siswa Kelas VII SMP Negeri 3 Putik
Analisis data adalah proses yang merinci usaha secara formal untuk menemukan
tema dan merumuskan hipotesis sesuai dengan arah dan saran data yang ada.
Menurut Nasution (1992), Analisis adalah proses penyusunan data agar dapat
ditafsirkan.
mencari dan mengatur secara sistematis transkrip wawancara, catatan lapangan dan
bahan-bahan lain yang telah dihimpun oleh peneliti. Pekerjaan analisis meliputi
dikelola, mensintesiskannya, mencari pola, menemukan apa yang penting dan apa
yang akan peneliti laporkan. Miles dan Hubennen (1984) mengatakan analisis data
33
mengkategorikan data, mencari pola atau tema dengan maksud untuk memahami
maknanya.
pengorganisasian dan pengurutan data ke dalam pola, kategori dan satuan uraian
dasar, sehingga dapat, ditemukan tema seperti yang disarankan oleh data." Teknik
analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif. Dengan
status gejala pada saat penelitian dilakukan. Setelah data hasil penelitian terkumpul
maka, selanjutnya data tersebut disusun secara sistematis. Dengan cara diorganisir,
Reduksi data, pada teknik ini peneliti melakukan proses pemilahan, pemusatan
data kasar yang muncul dari catatan-catatan di lapangan (Miles & Hubermen,
1984).
Data yang direduksi dapat memberikan gambaran yang lebih jelas tentang hasil
kembali data yang diperoleh jika diperlukan. Untuk mengetahui keefektifan suatu
metode dalam kegiatan pembelajaran perlu diadakan analisis data. Pada penelitian
ini menggunakan teknik analisis dekriptif kualitatif, yaitu suatu metode penelitian
yang bersifat menggambarkan kenyataan atau fakta sesuai dengan data yang
diperoleh dengan tujuan untuk mengetahui prestasi belajar yang dicapai siswa, juga
34
untuk memperoleh respon siswa terhadap kegiatan pembelajaran serta aktifitas
memberikan evaluasi berupa soal tes tertulis pada setiap akhir putaran.
selanjutnya dibagi dengan jumlah siswa yang ada di kelas tersebut sehingga
Σx
X = ΣΝ x 100%
∑ N = Jumlah siswa
SMP Negeri 3 Putik sebagai KKM mata pelajaran IPA, semester ganjil
(menemukan).
36
BAB IV
Untuk melihat hasil penelitian yang dilakukan penulis ketika melakukan proses
pembelajaran, dapat dilihat dalam uraian di bawah ini. Data penelitian yang
Inquiry dan pengamatan aktivitas siswa dan guru pada akhir pembelajaran, dan data
tes formatif siswa pada setiap siklus. Data lembar observasi diambil dari dua
Meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPA dan
data pengamatan aktifitas siswa dan guru serta data pengamatan motivasi belajar,
Data tes formatif untuk mengetahui peningkatan prestasi Belajar Siswa belajar
A. Hasil Penelitian
1. Siklus 1
Pada saat proses belajar mengajar siklus I semua kegiatan siswa dan
guru diamati dan dicatat oleh teman sejawat yang merupakan pengamat dalam
penelitian ini, serta pada akhir pelajaran siswa diberi tes formatif I dengan
mengajar yang telah dilakukan. Adapun data hasil penelitian pada siklus I
37
Tabel : I
Tidak
No Aspek yang diamati Selalu Sering Jarang
pernah
1. Memotivasi siswa √
2. Memanfaatkan kehidupan
diteliti
3 Memperhatikan pengetahuan
√
awal siswa
10 Membimbing keberanian
gagasan
38
11 Memberikan evaluasi √
konsep
15 Melaksanakan Refleksi √
Keterangan :
sering 5 kali,
Tabel : 2
Tidak
No Aspek yang dinilai selalu sering Jarang
pernah
39
Siswa belajar dalam keadaan
3 √
antusias
6 untuk mengemukakan √
2) Untuk siswa pada proses pembelajaran jangan sampai ada siswa yang
1) Untuk Guru, metode sudah sangat tepat perlu ditambah variasi tehnik-
40
2) Untuk siswa, suasana belajar yang kondusif perlu dipertahankan dalam
proses pembelajaran, cara berfikir yang kritis perlu dipupuk terus sehingga
Tabel : 3
Penilaian
No Aspek yang diamait Ya Tidak
1 2 3 4
I Pengamatan KBM
A. Pendahuluan
1. Mengaitkan pelajaran
√ √
sekarang dengan yang dahulu
2. Menyampaikan tujuan
dicapai
3. Motivasi siswa √ √
B. Kegiatan Inti
1. Menjelaskan pengetahuan
tentang Menentukan
mengidentifikasi reaksi
2. Menerapkan pengetahuan √ √
41
konsep dalam Pembelajaran
IPA
tentang Menentukan
√ √
bilangan oksidasi unsur untuk
mengidentifikasi reaksi
Pembelajaran IPA
c. Penutup
1.Merangkum pelajaran √ √
II Suasana Kelas
42
2. LK S mendukung pencapaian
√ √
indicator
dengan pembelajaran √ √
langsung
Tabel : 4
Keterangan
No Nama Siswa KKM Nilai
T BT
1 75 70 √
ADIT SAPUTRA
2 75 90 √
AL HABIL
3 75 80 √
CINTA LAURA
4 75 70 √
HERNI RAMADHANI
5 75 90 √
NANDA DWI ERYUNISA
6 75 80 √
OLIVIA NAZUA
7 75 70 √
RIMA MELATI
8 75 90 √
ROZALINA
9 75 70 √
SEPTI RAMUNA
10 75 70 √
SYARIFAH
11 75 80 √
ADITIA
12 75 70 √
FAREL
13 DAFFA RAMADHAN PUTRA 75 80 √
ADI
43
14 75 90 √
IQBAL PHAYALLA
15 75 70 √
JULIAN ANANDA
16 75 90 √
NAHENDRA
17 75 80 √
MIRAHASTATI
18 75 70 √
NAILATUL SAAHDATIL AHIRA
19 75 90 √
NAJUA
20 75 80 √
SAPRIZAL
21 75 70 √
YULIANA
22 75 90 √
QOTHRUNNADA. A
JUMLAH 2.100 2.200 16 12
RATA-RATA 75 78.57
Keterangan :
T : Tuntas
BT : Tidak Tuntas
Tabel: 5
44
Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa dengan menerapkan Metode
pembelajaran Inquiry diperoleh nilai rata-rata hasil belajar siswa adalah 78.57
dan ketuntasan belajar mencapai 57.14% atau ada 12 siswa dari 22 siswa sudah
tuntas belajar. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pada siklus pertama secara
klasikal siswa belum tuntas belajar, karena siswa yang memperoleh nilai ≥ 75
sebesar 57.14 % lebih kecil dari persentase ketuntasan yang dikehendaki yaitu
sebesar 85%. Hal ini disebabkan karena siswa masih merasa baru dan belum
Refleksi
tujuan pembelajaran.
Revisi
terdapat kekurangan, sehingga perlu adanya revisi untuk dilakukan pada siklus
berikutnya :
1) Guru perlu lebih terampil dalam memotivasi siswa dan lebih jelas dalam
45
2) Guru perlu mendistribusikan waktu secara baik dengan menambahkan
2. Siklus II
Pada akhir proses belajar mengajar siklus II siswa diberi tes formatif II
belajar mengajar yang telah dilakukan. Instrumen yang digunakan adalah tes
formatif II. Adapun data hasil penelitian pada siklus II adalah sebagai berikut:
Tabel : 6
Serin Tidak
No Aspek yang diamati Selalu Jarang
g pernah
1. Memotivasi siswa √
3 Memperhatikan pengetahuan
√
awal siswa
46
jawaban siswa
11 Memberikan evaluasi √
47
Tabel : 7
Tidak
No Aspek yang dinilai selalu sering Jarang
pernah
dan presentasi
48
Hal yang perlu diperbaiki dalam pembelajaran
2) Untuk siswa pada proses pembelajaran jangan sampai ada siswa yang
1) Untuk Guru, metode sudah sangat tepat perlu ditambah variasi tehnik-
proses pembelajaran, cara berfikir yang kritis perlu dipupuk terus sehingga
Tabel : 8
Penilaian
No Aspek yang diamati Ya Tdk
1 2 3 4
I Pengamatan KBM
A. Pendahuluan
3. Motivasi siswa √ √
B. Kegiatan Inti
49
1. Menjelaskan pengetahuan tentang
2. Menerapkan pengetahuan
Pembelajaran IPA
c. Penutup
1.Merangkum pelajaran √ √
II Suasana Kelas
50
III Perangkat Pembelajaran
2. LK S mendukung pencapaian
√ √
indicator
Tabel : 9
Nilai Tes Formatif Pada Siklus II
Keterangan
No Nama Siswa KKM Nilai
T BT
1 ADIT SAPUTRA 75 80 √
2 AL HABIL 75 100 √
3 CINTA LAURA 75 90 √
4 HERNI RAMADHANI 75 90 √
6 OLIVIA NAZUA 75 90 √
7 RIMA MELATI 75 80 √
8 ROZALINA 75 100 √
9 SEPTI RAMUNA 75 90 √
10 SYARIFAH 75 80 √
11 ADITIA 75 90 √
12 FAREL 75 80 √
15 JULIAN ANANDA 75 80 √
16 NAHENDRA 75 100 √
17 MIRAHASTATI 75 90 √
19 NAJUA 75 100 √
20 SAPRIZAL 75 90 √
21 YULIANA 75 80 √
22 QOTHRUNNADA. A 75 100 √
RATA-RATA 75 90
Keterangan :
T : Tuntas
BT : Tidak Tuntas
Klasikal : Tuntas
52
Tabel 10
90 dan dari 22 siswa, semuanya sebanyak 22 siswa tuntas belajar. Maka secara
kategori tuntas). Hasil pada siklus II ini mengalami peningkatan lebih baik dari
siklus I. Adanya peningkatan hasil belajar pada siklus II ini dipengaruhi oleh
Inquiry sehingga siswa menjadi lebih terbiasa dengan pembelajaran seperti ini
sehingga siswa lebih mudah dalam memahami materi yang telah diberikan.
Refleksi
Pada tahap ini akah dikaji apa yang telah terlaksana dengan baik
maupun yang masih kurang baik dalam proses belajar mengajar dengan
sempurna.
53
2) Berdasarkan data hasil pengamatan diketahui bahwa siswa aktif selama
B. Pembahasan
Hal ini dapat dilihat dari semakin mantapnya pemahaman siswa terhadap
materi yang disampaikan guru (prestasi belajar meningkat dari siklus I, dan
dari siklus I, dan II) yaitu masing-masing 57.14 %, dan 100 %). Pada siklus
hasil belajar siswa yaitu dapat ditunjukkan dengan meningkatnya nilai rata-
54
antar siswa/antara siswa dengan guru. Jadi dapat dikatakan bahwa aktivitas
55
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
siklus, dan berdasarkan seluruh pembahasan serta analisis yang telah dilakukan
peningkatan dari siklus I, dan II yaitu masing-masing 78.57, dan 90, adapun
dan 100 % pada siklus II ketuntasan belajar siswa secara klasikal telah
tercapai.
B. Saran
Dari hasil penelitian yang diperoleh dari uraian sebelumnya agar proses
belajar mengajar IPA lebih efektif dan lebih memberikan hasil yang optimal
yang cukup matang, sehingga guru harus mampu menentukan atau memilih
56
topik yang benar-benar bisa diterapkan dengan model pembelajaran inquiry
3. Perlu adanya penelitian yang lebih lanjut, karena hasil penelitian ini hanya
Pelajaran 2020/2021
57
DAFTAR PUSTAKA
Mujiono dan Achmad Dimyati, Metode Keperagaan Dalam Mengajar Sub Proyek
Sutrisno Hadi. Metodologi Research Jilid I,II. Yayasan Penerbit Psikologi UGM.
Yogyakarta.1971
Tarsito Bandung
58