Anda di halaman 1dari 3

LAPORAN KASUS

Penatalaksanaan Seorang Pasien dengan


Asma Eksaserbasi pada Kehamilan
I Gede Vendi Cahyadi Riandika1, Putu Andrika2
1
Program Studi Pendidikan Dokter Spesialis Penyakit Dalam, Fakultas
Kedokteran Universitas Udayana/RSUP Sanglah, Denpasar, Bali, Indonesia.
2
Departemen/KSM Penyakit Dalam, Fakultas Kedokteran Universitas
Udayana/RSUP Sanglah, Denpasar, Bali, Indonesia
Korespondensi : I Gede Vendi Cahyadi Riandika/081246836606/Email :
drvendiriandika@gmail.com

ABSTRACT
Keywords :

PENDAHULUAN

ILUSTRASI KASUS
Seorang perempuan usia 43 tahun, suku Jawa, datang dengan keluhan
sesak. Sesak dirasakan sejak dua hari dan memberat sejak 2 jam sebelum masuk
rumah sakit. Pasien mengaku berusaha membungkuk untuk mengurangi sesaknya.
Sesak memberat jika pasien beraktivitas. Pasien juga mengaku nafas disertai
bunyi ngik-ngik (mengi) sejak 2 jam sebelum ke rumah sakit. Saat ini pasien tidak
bisa bicara menyelesaikan satu kalimat dalam satu tarikan nafas. Pasien mengaku
sejak 4 minggu terakhir sesak sudah muncul hamper setiap hari pada siang hari
setelah pasien beraktifitas.pasien juga mengaku sempat sesak muncul pada malam
hari sebanyak 2 kali dalam 1 minggu terakhir. Sejak sesak sering kambuh, pasien
mengatakan kadang tidak bisa menyelesaikan aktifitas sehari-hari. Pasien juga
mengaku batuk berdahak warna putih yang muncul bersamaan dengan keluhan
sesak saat ini. Keluhan demam saat ini disangkal.
Pasien mengaku memiliki riwayat mudah bersin dan batuk bila terkena
debu atau pada saat cuaca dingin. Riwayat bersin dan batuk ini sudah dialami
sejak usia remaja. Riwayat penyakit kronis sebelumnya seperti sakit jantung,
ginjal, hipertensi dan diabetes disangkal. Pasien tidak merokok, namun dikatakan
suami pasien seorang perokok dan kadang merokok di dalam atau di sekitar
lingkungan rumah.
Pada keluarga pasien terdapat anggota keluarga dengan keluhan yang
serupa. Pasien mengaku ayah kandung pasien memiliki riwayat sesak yang sama
dan sering kambuh jika terkena debu dan cuaca dingin.
Pasien saat ini sedang hamil mengandung anak keempat dengan usia
kehamilan 37-38 minggu. Pasien mengaku keluhan sesak yang serupa seperti ini
pertama kali muncul saat mengandung anak kedua yaitu 14 tahun yang lalu. Saat
sesak pertama kali pasien mengaku bayi yang dikandungnya mengalami
kegawatan hingga akhirnya mengalami keguguran yaitu pada saat kehamilan
kedua.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan, kesadaran compos mentis dengan
pasien tampak sesak berat. Tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 100x/menit,
respirasi 28x/menit, temperatur axila 36.80C, saturasi 88% room air, membaik
menjadi 95% dengan nasal kanul 3 liter per menit. Pada pemeriksaan mata di
dapatkan konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, reflek pupil normal.
Pemeriksaan leher tidak didapatkan pembesaran kelenjar dan JVP PR+2 cmH2O.
Pada pemeriksaan THT dalam batas normal. Pada pemeriksaan dada didapatkan
suara jantung tunggal dan reguler, suara paru vesikuler di semua lapang paru,
terdapat suara tambahan wheezing yang terdengar pada seluruh lapang paru. Pada
pemeriksaan abdomen didapatkan tampak perut membesar karena kehamilan
pasien. Pada pemeriksaan ekstremitas keempat ekstremitas teraba hangat dan
tidak terdapat edema di keempat ekstremitas.
Pada pemeriksaan laboratorium awal didapatkan leukositosis dengan
sebesar 19,51 x 103/uL dengan dominan neutrophil. Nilai SGOT 17,5 U/L, SGPT
13,8 U/L, BUN 8,9 mg/dL dan kreatinin 0,64 mg/dL. Pada pemeriksaan Analisa
gas darah didapatkan ph 7,39 , pCO2 30,0 mmHg, pO2 164,0 mmHg, HCO3
18,20 dengan SO2 99% menggunakan nasal kanul 3 liter per menit. Pemeriksaan
foto polos toraks tidak dilakukan karena kondisi pasien sedang hamil.
Berdasarkan data klinis dan pemeriksaan penunjang, pasien didiagnosa
dengan asma eksaserbasi akut derajat berat pada asma tidak terkontrol, G2P2012
37minggu 5 hari tunggal hidup letak lintang. pasien diberikan terapi awal cairan
Nacl 0,9% 1500cc selama 24 jam, suplementasi oksigen nasal kanul 3 liter per
menit, nebulisasi dengan salbutamol 2,5mg tiap 20 menit sampai keluhan
membaik, metilprednisolon 62,5mg tiap 12 jam intravena, ambroxol 30 mg tiap 8
jam per oral. Setelah dilakukan pemberian nebulisasi salbutamol sebanyak 4 kali,
keluhan sesak pada pasien berkurang dengan tanda vital tekanan darah 120/80
mmHg, nadi 87x/menit, respirasi 19x/menit, temperatur axila 36.80C, saturasi
98% dengan nasal kanul 3 liter per menit. Pada hari kedua perawatan diputuskan
dilakukan section caesaria oleh sejawat di bidang obstetri dan ginekologi. Operasi
berjalan lancer dengan kondisi pasien dan anaknya selamat setelah operasi.
Pemberian metilprednisolon 62,5mg tiap 12 jam intravena, nebulisasi salbutamol
2,5mg tiap 8 jam dan ambroxol 30mg tiap 8 jam per oral tetap dilanjutkan sampai
hari kelima perawatan pasien. Pasien dipulangkan setelah 5 hari perawatan dalam
kondisi klinis sudah tidak sesak.

Anda mungkin juga menyukai