Anda di halaman 1dari 15

CERPEN

Disusun oleh:

M. Fauzan Ardiansyah

(122050023)

FAKULTAS PENDIDIKAN DAN SAINS

UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai.
Saya sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi pembaca. Bahkan saya berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca praktekkan
dalam kehidupan sehari-hari.
Bagi saya sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman saya. Untuk itu saya sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

i
DAFTAR ISI

BAB I..................................................................................................................................1

Pendahuluan.........................................................................................................................1

1.1 Latar Belakang...............................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................................1

1.3 Tujuan............................................................................................................................1

BAB II.................................................................................................................................2

Pembahasan.........................................................................................................................2

2.1 cerpen menurut para ahli...............................................................................................2

2.2 fungsi dan ciri-ciri cerpen..............................................................................................3

2.3 unsur intrinsik dan ekstrinsik cerpen.............................................................................4

BAB III...............................................................................................................................8

Penutup................................................................................................................................8

3.1 Kesimpulan....................................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................9

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Cerita pendek sendiri merupakan satu jenis karya tulis dalam sastra yang merujuk pada
sebuah kisah fiktif tertentu.

Cerita fiktif atau imajinasi tersebut dituliskan oleh pengarang tidak lebih dari 10.000 kata.
Biasanya, cerita pendek tersebut merupakan karya sastra yang memiliki banyak penggemarnya,
terutama para remaja yang memiliki minat di bidang sastra dan sebagainya.

2.1 Rumusan Masalah

1. Cerpen menurut para ahli


2. Fungsi dan ciri-ciri cerpen
3. Unsur instrinsik dan ekstrinsik cerpen

2.2 Tujuan

1. Mengetahui pengertian cerpen menurut para ahli


2. Mengetahui fungsi dan ciri-ciri cerpen
3. Mengetahui unsur intrinsik dan ekstrinsik cerpen

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Cerpen Menurut Para Ahli

Cerpen merupakan suatu karya sastra dalam bentuk tulisan yang mengisahkan tentang
sebuah cerita fiksi lalu dikemas secara pendek, jelas dan ringkas.

Berikut beberapa cerpen menurut para ahli:

1. Menurut KBBI

Cerpen merupakan cerita pendek yang berisi tentang kisah cerita yang berisi tidak lebih dari 10
ribu kata. Pada umumnya cerita pada cerpen bisa memberikan kesan dominan dan berkonsentrasi
pada permasalahan satu tokoh. Menurutnya dalam cerpen tidak ada cerita hingga 100 halaman.

2. Menurut Nugroho Notosusanto Dalam Tarigan

Menurut Nugroho Notosusanto cerpen adalah kisah cerita pendek yang dibuat dalam jumlah kata
mulai dari 5000 kata beserta memperkirakan 17 pp kuarto spasi ganda. Selain itu kisah pada
cerpen hanya berpusat pada dirinya sendiri yang berarti hanya pada satu tokoh saja.

3. Menurut J.S Badudu

Menurut J.S Badudu cerpen adalah cerita pendek yang yang berfokus dan berkonsentrasi pada
satu peristiwa kejadian. Pada peristiwa kejadian tersebut hanya mengisahkan satu tokoh cerita
saja.

4. Menurut Sumardjo

Menurutnya cerpen adalah kisah cerita yang tidak benar-benar terjadi di dunia nyata. Namun
cerita tersebut bisa terjadi dimana dan kapan saja bahkan di dunia nyata dan ceritanya relatif
singkat dan pendek

2
2.2 Fungsi dan Ciri-ciri Cerpen

Berikut Fungsi cerpen:

1.Fungsi Rekreatif

Fungsi rekreatif yaitu sebagai sarana penghibur bagi para pembaca.

2. Fungsi Estetis

Fungsi estetis yaitu sebagai nilai estetika atau keindahan yang ada pada cerpen sehingga
memberikan kepuasan kepada pembaca.

3. Fungsi Didaktif

Fungsi didaktif yaitu sebagai pemberi pelajaran atau pendidikan yang akan bermanfaat bagi para
pembaca.

4. Fungsi Moralitaas

Fungsi moralitas yaitu sebagai nilai moral berdasarkan isi cerita untuk mengetahui baik buruk
yang disampaikan penulis kepada para pembaca.

5. Fungsi Religiusitas

Fungsi religiusitas yaitu sebagai pemberi pelajaran yang religius yang nantinya bisa dijadikan
sebagai contoh baik oleh pembaca.

Ciri-ciri cerpen sebagai berikut:

1.Pada umumnya cerpen bersifat fiktif atau berupa karangan dari penulis.

2.Cerpen memiliki susunan kata yang tidak lebih dari 10.000 (sepuluh ribu) kata.

3.Saat membaca cerpen biasanya selesai dengan sekali duduk.

4.Cerpen memiliki bentuk cerita yang sangat singkat.

5.Cerpen memiliki diksi atau pilihan kata yang tidak rumit sehingga mudah dipahami oleh
pembaca.isi pada cerpen juga sangat mudah dipahami karena ceritanya yang relatif pendek. Oleh
karena itu banyak orang yang suka dengan cerita yang singkat dan tidak rumit seperti pada
cerpen

3
6.Cerpen hanya memiliki alur cerita tunggal atau satu jalan cerita saja.

7.Kisah cerita pada cerpen biasanya berasal dari peristiwa dalam kehidupan sehari-hari.

8.Karakter tokoh pada cerpen sangat sederhana.

9.Di akhir bagian biasanya terdapat pesan moral yang sangat mendalam sehingga membuat
pembaca ikut merasakan kisah pada cerpen tersebut.

Struktur cerpen:

1. Abstrak

Abstrak merupakan pemaparan gambaran awal dari cerita yang dikisahkan. Pada cerpen
abstrak biasanya digunakan sebagai pelengkap cerita. Maka dari itu abstrak bersifat opsional atau
bisa jadi tidak ada pada cerpen tersebut.

2. Orientasi

Pada orientasi cerpen biasanya menjelaskan tentang latar cerita seperti waktu, suasana,
tempat/lokasi yang digunakan dalam penggambaran cerita cerpen.

3. Komplikasi

Komplikasi menjelaskan tentang struktur yang berkaitan dengan pemaparan awal suatu
masalah yang dihadapi oleh tokoh. Watak dari tokoh juga dijelaskan pada bagian ini. Selain itu
pada komplikasi juga menjelaskan urutan kejadian yang berhubungan dengan sebab akibat.

4. Evaluasi

Pada bagian evaluasi ini terjadi konflik masalah yang semakin memuncak. Konflik mulai
menuju bagian klimaks dan mendapatkan penyelesaian atas masalah yang terjadi.

5. Resolusi

Resolusi merupakan bagian akhir permasalahan yang terjadi pada cerpen. Pada bagian ini
terdapat penjelasan dari pengarang mengenai solusi permasalahan yang dialami tokoh.

6. Koda

Koda merupakan nilai atau pesan moral yang terdapat pada sebuah cerpen yang disampaikan
oleh penulis kepada para pembaca. Pesan moral yang disampaikan sesuai dengan jenis cerpen.

1.Realis
4
Adalah aliran dalam kesusastraan yang melukiskan suatu keadaan secara sesungguhnya.
HB Jasssin menjelaskan dalam realisme digambarkan keadaan seperti yang sebenarnya yang
terlihat oleh mata. Pengarang melukiskan dengan teliti tanpa prasangka, tanpa tercampur tafsiran,
tidak memaksakan kehendaknya sendiri terhadap pelaku dan pembacanya. Pengarang sendiri
berada di luar tanpa ikut campur dalam cerita. Ia sebagai penonton yang obyektif. Tidak
melukiskan lebih bagus atau lebih jelek dari kenyataan. Realisme muncul pada abad ke 18 tapi
baru berkembang pada abad 19 dan awal abad 20. Kaum realis menentang romantisme yang
mereka anggap cengeng dan berlebihan. Kaum realis lebih memilih tokoh-tokoh sederhana dan
umum. Hal-hal bersifat ideal ditolak. Itulah sebabnya karya realisme banyak berkisar pada
golongan masyarakat bawah, seperti kaum tani, buruh, gelandangan, pelacur, gangster,dsb.

2. Impresionis

Impresi berarti kesan. Jadi impresionisme adalah pelahiran kembali kesan-kesan sang
pengarang terhadap sesuatu yang dilihatnya. Sebagaimana kesan, ia biasanya sepintas lalu.
Menurut Dr. JS Badudu, pengarang tak akan melukiskannya sampai sekecil-kecilnya seperti
realisme dan naturalisme. Akan tetapi spontanitas dari penglihatan pertama yang dilukiskan,
karena kesan itulah yang tetap melekat.

3. Naturalis

Sebenarnya merupakan cabang realisme. JIka realisme menyajikan hal-hal yang nyata
dalam kehidupan sehari-hari, naturalisme cenderung melukiskan segala kenyataan yang ada
tanpa memilih, atau menyeleksinya. Apa yang tampak dan dirasakan itu juga yang dinyatakan.
Oleh sebab itu naturalisme cenderung melukiskan segala yang buruk, jorok bahkan pornografis.
Juga melukiskan kritik sosial secara tajam. Naturalisme amat mementingkan alam semesta,
seperti pengertian awalnya bahwa natura adalah alam. Tokoh-tokoh naturalisme mengungkapkan
aspek-aspek alam semesta yang bersifat fatalis dan mekanis. Ia juga mementingkan gerak dan
aktivitas manusia yang mewujudkan kebendaan serta kehidupan moral yang rendah.

4.Neonaturalis

Berarti naturalisme baru, yaitu bentuk lanjutan naturalisme. Aliran ini merangkum
realisme dan naturalisme. Yaitu disamping melukiskan hal-hal yang buruk juga kenyataan yang
baik. Itu sebabnya ia dikatakan melukiskan kenyataan yang obyektif. Fiksi awal sastra Indonesia
tampil dalam bentuk realisme yang kuat, melukiskan aspek kehidupan secara nyata dan
langsung. Dalam perkembangannya realisme kurang memuaskan sehingga dalam banyak hal
naturalisme lebih mampu menyatakan ekspresi jiwa pengarang. Akan tetapi naturalisme pun
kurang memuaskan sehingga membutuhkan satu bentuk ekspresi yang lebih ekstrem yaitu
neonaturalisme

5. Determinis

5
Merupakan cabang dari naturalisme, yaitu aliran kesusasteraan yang menekankan pada
takdir. Takdir ini ditentukan oleh unsur biologis dan lingkungan. Berasal dari kata to determine
yang berarti menentukan atau paksaan nasib. Dr. Js. Badudu mengatakan bukan nasib yang
ditentukan oleh Tuhan melainkan nasib yang ditentukan oleh keadaan masyarakat sekitar, seperti
kemiskinan,penyakit keturunan, dan kesulitan akibat perang. Inti pokoknya adalah penderitaan
seseorang. Jahatkah, melaratkah, penyakitankah, bukan karena takdir Tuhan namun karena
lingkungan yang buruk. Penganutnya berangkat dari paham materialisme dan karenanya tidak
percaya bahwa Tuhanlah yang menakdirkan demikian. Contoh : Tokoh Yah dalam Belenggu,
Armijn Pane. Neraka Dunia, Katak hendak jadi Lembu - Nur St Iskandar. Pada Sebuah kapal -
NH Dini, Atheis Achdiat K Mihardja.

6. Ekspresionis

Dijelaskan oleh Dr. HB Jassin bahwa sampainya orang pada aliran ekspresionisme karena
manusia dengan jiwanya yang paling dalam cuma bisa dilukiskan oleh seniman yang mengenali
manusia itu sampai pada pikiran dan perasaannya yang paling dalam, kesedihan dan
kesengsaraannya,ketinggian rasa susila, dan kerendahan hawa nafsunya. Untuk melahirkan
manusia yang sebenarnya , si pengarang harus seolah-olah masuk ke dalam tokoh-tokohnya, dan
ia tak bisa meniadakan dirinya sama sekali, tapi turut aktif dalam jiwa tokoh itu. Pada mulanya ia
sebagai penonton pasif, yaitu melihatnya secara obyektif tapi kemudian menjadi aktif sebagai
pemain yang subyektif yang turut menyatakan dirinya. Maka sampailah ia pada ekspresi yaitu
pengucapan jiwanya yang melahirkan ekspresionisme

7. Romantis atau Percintaan

Mengutamakan perasaan. Ada anggapan romantisme adalah penyakit kaum muda yang
belum banyak mengecap pengalaman dunia. Mereka mengukur segalanya dengan intuisi dan
perasaan tanpa menggunakan otak. Oleh sebab itu romantisme bisa dikatakan aliran yang
mementingkan penggunaan bahasa yang indah, mengawang ke alam mimpi. karya romantisme
ada yang cengeng, yang meluikiskan kecengengan jiwa remaja yang berlagu tentang kecerahan
bulan, menyanyi di lindungan pohon dengan beribu bunga di taman indah permai. Ada pula
karya romatisme yang dewasa karena ditempa oleh pengalaman dan pengetahuan yang bila
dituangkan dalam karya sastra bisa sangat mengharukan. Karya Shakespeare, Romeo dan Yuliet,
misalnya adalah karya yang agung. Demikian pula Les Mirables, karya Victor Hugo. Juga Daniel
Defoe (1660-1731)

8. Idealis

Drs. sabarudin ahmad dalam pengantar sastra Indonesia (Medan, Saiful 1975)
mengatakan bahwa aliran idealisme adalah aliran romantik yang mendasarkan cita-citanya pada
cita-cita si penulis atau kepada ide pengarang semata. Pengarang idealis mememandang jauh ke
depan ke masa datang dengan segala kemungkinan yang sangat diharapkan akan terjadi. Jadi tak
ubahnya ramalan indah dari seorang penulis. Lukisan yang idealisme sudah tentu umumnya

6
indah dan menawan. Contoh Tokoh Tuli dalam layar Terkembang. Merasa mampu mewujudkan
cita-citanya mengangkat harkat martabat kaum wanita sebagai mana dicita-citakan RA Kartini .
Umumnya fiksi Indonesia seblum perang banyak yang menunjukkan idealisme kuat, seperti Siti
Nurbaya, Pertemuan Jodoh, Katak hendak jadi lembu.

2.3 Unsur Intrinsik dan Ekstrinsik

Berikut ini beberapa unsur intrinsik cerpen:

1. Tema

Sebuah cerpen harus memiliki tema cerita. Hal ini karena tema menjadi unsur utama yang
ingin disampaikan penulis pada kisah ceritanya.

2. Alur atau Plot

Alur atau plot merupakan urutan peristiwa atau jalan cerita pada sebuah cerpen. Pada
umumnya alur pada cerpen diawali dengan perkenalan, konflik masalah, lalu penyelesaian.
Namun ada beberapa jenis alur cerita yaitu alur maju, alur mundur, dan alur campuran.

3. Setting

Setting merupakan penjelasan mengenai latar atau tempat, waktu, dan suasana yang
terjadi dalam cerpen tersebut.

4. Tokoh

Tokoh merupakan pemeran yang diceritakan dalam sebuah cerpen. Tokoh terdiri dari
pemeran utama dan pemeran pendukung.

5. Watak

Watak merupakan gambaran sifat dari para pemeran. Watak terdiri dari tiga jenis yaitu
protagonis (baik), antagonis (jahat) dan netral.

6. Sudut pandang atau point of view

Sudut pandang merupakan cara pandang pengarang saat menceritakan kisah pada sebuah
cerpen. Sudut pandang dibagi menjadi dua bentuk yaitu sudut pandang orang pertama yang
terdiri dari pelaku utama (“aku” merupakan tokoh utama) dan pelaku sampingan (“aku
menceritakan orang lain). Sedangkan sudut pandang orang ketiga terdiri dari serba tahu (“dia”
menjadi tokoh utama) dan pengamat (“dia” menceritakan orang lain).

7
7. Amanat

Amanat merupakan pesan moral atau pelajaran yang disampaikan oleh penulis kepada
pembaca. Pesan moral yang disampaikan biasanya dalam bentuk tersirat maupun tersurat.

Berikut inilah beberapa unsur ekstrinsik pada sebuah cerpen:

1.Terdapat latar belakang dari pengarang. Biasanya latar belakang pada kisah cerpen berasal dari
pengalaman pribadi pengarangnya. Namun tak jarang jika pengarang mengambil cerita dari kisah
orang lain.

2.Terdapat latar belakang dari masyarakat. Latar belakang dari masyarakat ini akan membantu
berlangsungnya jalan cerita. Biasanya juga mempengaruhi isi ceritanya juga.

3.Terdapat biografi yang memaparkan biodata, riwayat hidup dan pengalaman secara
menyeluruh dan lengkap dari pengarangnya.

4.Terdapat aliran sastra yang mempengaruhi gaya bahasa yang digunakan oleh penulis saat
menyampaikan ceritanya.

5.Terdapat kondisi psikologis berupa keadaan senang, sedih, suka dan duka yang mempengaruhi
mood penulis saat membuat sebuah cerita pendek.

Contoh cerpen dan unsur intrinsik nya:

Liburan Sekolahku

Usai pembagian rapot di sekolah, akhirnya aku bisa menikmati liburan panjang. Meskipun aku
tidak mendapat rangking atas, tapi aku tetap mendapat nilai yang lumayan baik. Aku tetap
bahagia karena membayangkan keluargaku mengajak aku pergi liburan.

Ayah dan ibuku mengajakku pergi liburan ke suatu tempat wisata yang menyenangkan. Aku
sangat tidak sabar untuk pergi menikmati liburan. Bahkan aku bingung untuk memilih pakaian
mana yang akan kupakai. “Kali aku pakai baju yang mana ya?” Tanyaku dalam hati. “Ah yang
biru sangat bagus, tapi yang merah juga sangat cocok!”

8
Aku pun pergi menemui ayah dan ibu yang sedang asyik menonton TV. Lalu aku berbincang
dengan mereka, “Ayah, Ibu, bagaimana kalau kita pergi liburan ke pantai? Aku sangat ingin
pergi ke sana”. Ayah dan ibu tiba-tiba hanya saling pandang, lalu ayah berkata “Nak, liburan kali
ini kamu di rumah saja ya sama Ibu, karena Ayah harus ada pekerjaan di luar kota.” Aku sangat
kecewa dengan pernyataan ayah tapi aku harus menerima keputusannya.

Hari-hari telah berlalu dan aku hanya menikmati libur sekolahku di rumah saja. Meskipun aku
sebenarnya juga ingin pergi ke luar rumah bersama teman-teman. Tapi ibu melarangku pergi ke
luar, dan hanya menyuruhku membantu melakukan pekerjaan rumah seperti bersih-bersih rumah.
Kalaupun aku keluar hanya saat ke pasar dan itu pun juga ditemani oleh ibu.

Namun aku tetap melakukan pekerjaan yang produktif seperti belajar untuk menyambut ujian
nasional yang akan berlangsung beberapa bulan lagi. Sebenarnya aku juga merasa suntuk berada
di rumah terus. Terkadang aku ingin menolak permintaan ibu saat menyuruhku, tapi aku cuma
bisa terima dan melakukannya.

Pada suatu sora ibu mengetuk pintu kamarku dan bilang kepadaku “kamu segera mandi ya, Ibu
tunggu di luar.” Aku menjawabnya “loh kita mau kemana Bu?” Lalu ibu menjawab “Ibu mau
mengajak kamu jalan-jalan ke taman kota, ya sekalian masa kau di rumah terus.” Sontak aku
merasa senang “yang benar Bu, oke kalau begitu aku mandi dulu.”

Setelah itu aku pergi ke taman kota bersama Ibu. Meskipun hanya jalan-jalan sore di sekitar
taman, aku sudah merasa senang banget. Mungkin ini karena aku terlalu lama berdiam diri di
rumah dan baru kali ini menikmati jalan-jalan. Yang pasti aku sangat senang karena ibu
mengajak aku jalan-jalan sore.

Unsur intrinsik yang terdapat pada cerpen diatas adalah sebagai berikut :

Cerpen di atas memiliki tema liburan.

Alur pada cerpen yaitu alur maju.

Cerpen di atas memiliki latar tempat di rumah dan taman kota. Latar waktu menunjukan sore
hari.

9
Tokoh yang diceritakan adalah Aku, Ibu dan Ayah.

Setiap tokoh memiliki watak atau karakter yang berbeda dan saling mendukung. Karakter tokoh
Aku adalah pendiam, berbakti pada orang tua, sedangkan tokoh Ibu memiliki karakter sabar,
telaten, peduli dan tidak tegaan. Karakter tokoh Ayah adalah sabar, penyayang dan pekerja keras
serta bertanggung jawab kepada keluarga.

Sudut pandang yang digunakan adalah orang pertama

Pada cerpen diatas memiliki amanat berupa pesan moral dimana melatih anak supaya tidak selalu
berlibur saat memasuki musim liburan. Selain itu juga mengajarkan sikap mandiri kepada anak
agar memanfaatkan liburan dengan produktif.

10
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Cerita pendek atau sering di singkat sebagai cerpen adalah suatu bentuk prosa naratif
fiktif. Cerita pendek cenderung padat dan langsung pada tujuannya di banding bandingkan karya
karya fiksi lain yang lebih panjang, seperti novella ( dalam pengertian modern ) dan novel.
Karena singkatnya, cerita cerita pendek yang sukses mengandalkan teknik teknik sastra seperti
tokoh, plot, tema, bahasa dan insight secara lebih luas dibandingkan dengan fiksi yang lebih
panjang. Ceritanya bisa dalam berbagai jenis.

11
DAFTAR PUSTAKA

http://cahkuper.blogspot.com/2012/11/jenis-jenis-aliran-cerpen.html?m=1

https://www.gramedia.com/literasi/pengertian-cerpen-struktur-fungsi-ciri-unsur-dan-contoh-
cerpen/

https://manfaat.co.id/15-manfaat-membaca-cerita-pendek

12

Anda mungkin juga menyukai