Anda di halaman 1dari 6

1.

Apa yang dimaksud dengan pendidikan berkualitas

Pendidikan bertujuan membentuk kepribadian seimbang di kalangan peserta didik melalui


latihan rohani (spiritual), intelektual, emosional, dan jasmani dengan menunjukkan peserta didik
itu kepada berbagai pengalaman pada aspek-aspek pertumbuhan dan perkembangan. Dengan
demikian, kurikulum harus berdasarkan pada klasifikasi ilmu pengetahuan yakni ilmu- ilmu
wahyu (Alquran) dan ilmu-ilmu yang diperoleh melalui akal dari ayat-ayat kauniyah (alam jagat
raya berserta seluruh isinya).

Sebab pendidikan adalah proses penyesuian diri secara timbal balik antara manusia dengan alam,
dengan sesama manusia atau juga pengembangan dan penyempurnaan secara teratur dari semua
potensi moral, intelektual, dan jasmaniah manusia oleh dan untuk kepentingan pribadi dirinya
dan masyarakat yang ditujukan untuk kepentingan tersebut dalam hubungannya dengan Allah
Yang Maha Pencipta sebagai tujuan akhir.

Ahmad D. Marimba mengatakan dalam (Adzanwahiddie, 2009: th) bahwa, “Pendidikan adalah
bimbingan secara sadar oleh si pendidik terhadap si terdidik dalam hal perkembangan jasmani
dan rohani menuju terbentuknya kepribadian yang utama.

Pendidikan tidak hanya untuk kepentingan individu atau pribadi, tetapi juga untuk kepentingan
masyarakat. Hal ini sesuai dengan tujuan pendidikan yang tercantum dalam Undang-Undang
Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN) dan Peraturan Pemerintah (PP) No. 29 Tahun 1990.
Selain pendidikan dipusatkan untuk membina kepribadian manusia, pendidikan juga
diperuntukkan guna pembinaan masyarakat

Kata “kualitas’ atau mutu dapat diartikan sebagai tingkatan baik buruknya atau derajat sesuatu.
Namun demikian definisi ini masih bersifat abstrak. Apalagi digabung dengan kata pendidikan
berkualitas.

Lalu bagaimana pendidikan berkualitas itu? Apa ukuran untuk menyatakan baik buruknya atau
derajat kualitas suatu pendidikan?
Oleh pemerintah, salah satu tolok ukur atau standardisasi kualitas pendidikan dinyatakan dengan
perolehan nilai evaluasi murni (NEM). Nilai ini diambil melalui ujian nasional (UN). Jika nilai
rata-rata NEM sekolah tinggi, maka dikatakan sekolah itu berkualitas tinggi. Atau pendidikan
berkualitas itu tercermin dari perolehan NEM siswa pada tingkat terakhir setiap jenjang
pendidikan.

Akan tetapi, pemahaman terhadap kualitas pendidikan seperti ini belum bersifat komprehensif.
Mutu pendidikan cenderung hanya dilihat dalam satu ranah kognitif (intelektual) semata. Atau
dengan kata lain dipandang dalam aspek nilai akademis belaka.

Di tingkat sekolah, selain dari NEM lulusan, kualitas pendidikan juga diindikasikan dengan
jumlah lulusannya diterima di sekolah favorit atau perguruan tinggi ternama. Semakin banyak
lulusannya diterima di suatu jenjang pendidikan berikutnya semakin bermutu pendidikan di
sekolah itu.

Idealnya, pendidikan berkualitas itu dimaknai secara komprehensif. Tidak hanya dalam ranah
kognitif semata, namun juga mengedepankan matra sikap dan tingkah laku serta keterampilan
motorik yang memadai.

Perburuan untuk memperoleh rata-rata NEM yang bagus, itu boleh-boleh saja. Kalau perlu siswa
kelas tingkat terakhir pada suatu sekolah lebih banyak membahas soal-soal UN, dan sering try-
out dari semester awal. Akan tetapi segala bentuk upaya tersebut tidak sampai membuat kondisi
psikologis siswa menjadi tertekan. Pembelajaran masih perlu bersifat imbang dan proporsional
antara intelektual, sikap dan tingkah laku serta keterampilan motorik.

2. Hubungan antara kualitas pendidikan dengan majunya suatu daerah/negara

Perkembangan dan kemajuan suatu negara ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia
bangsa tersebut. Dengan adanya pendidikan diharapkan dapat memperbaiki kualitas dari sumber
daya manusia tersebut agar dapat bersaing dengan negara-negara lainnya.

Negara-negara maju telah membuktikan bahwa pendidikan mempunyai kontribusi yang


sangat penting dalam meningkatkan kualitas bangsanya. Pendidikan merupakan sumber dari
segala sumber kemajuan suatu bangsa, karena dengan melalui pendidikan, kualitas sumber daya
manusia suatu bangsa tersebut dapat ditingkatkan.

Pendidikan adalah hal yang penting bagi semua orang untuk mencerdaskan dan
mengembangkan potensi diri. Seiring waktu, setiap individu tumbuh dan berkembang dengan
memiliki kreativitas dan pengetahuan yang lebih luas, kepribadian yang baik juga
bertanggungjawab.

Peran dari bidang pendidikan untuk kemajuan bangsa dan negara adalah dengan mendidik para
siswa menjadi siswa yang terpelajar dan juga untuk membentuk pribadi sosial para siswa, dengan
itulah negara bisa berkembang dan maju dikarenakan adanya sumber daya manusia yang cerdas
dan terpelajar yang berusaha memajukan negara tersebut. Indonesia yang pada dasarnya adalah
negara berkembang, tentu bisa saja menjadi negara yang maju apabila pendidikannya sudah
berjalan dengan baik dan semestinya.

Berdasarkan data PISA (programme for international student assessment), kualitas pendidikan di
Indonesia masih jauh tertinggal, namun hal ini tidak menyurutkan semua pihak untuk terus
meningkatkan kualitas.

Tugas pemerintah dalam peningkatan mutu pendidikan di Indonesia adalah bagaimana kualitas
pendidikan di Indonesia menjadi merata, tiap daerah mempunyai kualitas sama dengan daerah
lain. Tiap daerah di Indonesia mempunyai kekhasan tersendiri yang perlu menjadi tolak ukur
keberhasilan pemerataan pendidikan. Kearifan lokal daerah serta karakter menjadi kunci
keberhasilan dan kekhasan pendidikan di Indonesia (alifah, 2021).

Di Sumatera Utara ini, bisa diperhatikan bahwa pendidikan masih belum merata dan belum bisa
dikatakan telah memenuhi syarat mutu pendidikan yang baik. Dengan beberapa perbaikan,
kualitas pendidikan di sumatera utara ini dapat ditingkatkan kualitas dan mutunya. Dapat melalui
kunjungan ke sekolah-sekolah untuk melakukan pengajaran dengan beberapa inovasi yang dapat
meningkatkan minat belajar siswa atau dengan membuat pengajaran untuk anak-anak pinggiran.
Kesadaran dari masyarakat sangat diperlukan dalam upaya ini. Bahwa untuk membuat negara
maju harus ada pergerakan dan kesadaran dari masyarakat sekitar, khususnya masyarakat tiap
daerah.

Hal ini terkait juga mengenai pendidikan yang bermutu dan berkualitas tidak dapat terjadi
dengan sendirinya, tetapi merupakan hasil dari usaha dan proses yang berjalan dengan baik,
efektif dan efisien dalam meningkatkan mutu pendidikan. Mutu pendidikan akan sangat
menentukan kualitas lulusan hasil pendidikan itu sendiri. Tanpa pendidikan yang bermutu dan
berkualitas, kecil harapan untuk mendapatkan sumber daya manusia yang bermutu.

Kemudian mengenai beberapa hal seperti pertimbangan sebagian masyarakat menengah keatas
bahwa pendidikan yang berkualitas berhubungan dengan biaya yang mahal, yang dinilai
pendidikan di luar negeri dianggap lebih baik dan unggul karena kualitas. Hal ini dapat menjadi
pembelajaran. Bukan mengenai biaya yang mahal, namun mengenai sistem yang berlaku pada
sekolah di luar negeri yang dianggap mampu memberikan kualitas pendidikan yang baik. Seperti
halnya sistem pendidikan di Finlandia, di Amerika, dan di Jepang. Di sumatera utara juga dapat
dijalankan beberapa sistem seperti itu dengan mempertimbangkan kelebihan dan kelemahannya
pula.

Kualitas tingkat pendidikan dan kemajuan suatu negara itu saling berkaitan. Dengan tingkat
kualitas pendidikan yang tinggi dapat membangun suatu negara, dengan melahirkan generasi
bangsa yang cerdas dan berkualitas hingga mampu mengimbangi negara-negara lain. Diperlukan
kerja sama antar pihak baik itu pemerintah, tenaga pendidik, peserta didik, orang tua, dan juga
masyarakat. Jika salah satu komponen tersebut tidak dapat bekerja sama dengan baik, maka
tujuan dari pendidikan yang bermutu tidaklah membuahkan hasil yang baik. (Fitri, 2021)

Peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia sudah menjadi keharusan dan keniscayaan.


Pendidikan di Indonesia mempunyai ciri khas dan kearifan lokal yang tidak dipunyai oleh negara
lain. Tiap sistem mempunyai sisi lemah dan sisi kuat. Hendaknya sistem yang digunakan
disesuaikan dengan keadaan masing-masing daerah, sehingga tanpa menghilangkan kearifan
lokal yang harus dilestarikan.

3. Mengapa pembelajaran yang kreatif sangat dibutuhkan untuk pendidikan di era


sekarang?

Menurut Wijaya & Rusyan (1991: 189), kreativitas pengajar pada proses belajar mengajar

memiliki peranan krusial pada peningkatan mutu output belajar siswanya. Kreativitas pengajar
pada suatu pembelajaran sangat berpengaruh terhadap perkembangan anak didik, karena semakin
kreatif sang pengajar dalam menyampaikan materi maka semakin mudah anak didik memahami
pelajaran yang membuat siswa semakin kreatif dalam belajar.

Kreativitas didefinisikan sebagai kemampuan untuk menciptakan produk baru, baik yang sama
sekali baru, maupun modifikasi atau perubahan, dengan mengembangkan hal-hal yang sudah
ada. Jika dikaitkan dengan kreativitas guru, guru yang bersangkutan menciptakan suatu strategi
mengajar yang benar-benar baru dan orisinil (asli ciptaan sendiri), atau dapat saja merupakan
modifikasi dari berbagai strategi yang ada sehingga menghasilkan bentuk baru di dalam
melaksanakan proses belajar mengajar (Suryosubroto, 1997: 22).
Kreativitas pedagogis guru mengacu pada desain dan persiapan bahan ajar/profesional,
manajemen kursus, penggunaan metode yang berbeda, penggunaan media pembelajaran, dan
pengembangan alat penilaian. Salah satu faktor yang mempengaruhi proses belajar mengajar
adalah guru, faktor eksternal yang mendukung tercapainya hasil belajar yang optimal.
dimaksudkan adalah kreativitas guru dalam proses belajar mengajar (Djamarah & Zain, 2006:
63).

Ketidakmampuan siswa dalam memahami pelajaran yang diberikan oleh guru di sekolah
dikarenakan sebagian guru dalam mengajar lebih memilih menerapkan metode dan cara
mengajar yang cenderung monoton sehingga menyebabkan siswa menjadi bosan dan kurang
termotivasi, sehingga guru kurang mendapat perhatian dari siswa di kelas yang berujung pada
dampak hasil belajar semakin rendah dan tujuan pembelajaran di sekolahpun tidak tercapai.

Beberapa penelitian yang terkait dengan masalah di atas dan juga telah diulas, dengan studi oleh
Kholid (2015) menunjukkan bahwa kreativitas pendidikan guru berhubungan secara signifikan
dengan kinerja siswa. Proses pendidikan yang hanya sekedar transfer ilmu pengetahuan (transfer
knowledge) saja tidak cukup untuk membentuk insan yang kreatif dan inovatif. Namun, siswa
juga harus dibekali dengan pengetahuan dan keterampilan untuk mengimplementasikan ilmunya
di masyarakat.

Pendidikan harus benar-benar dapat memenuhi kebutuhan individu dan masyarakat. Pendidikan
semacam itu hanya dapat dicapai melalui pendidikan kreatif, suatu proses pendidikan yang
dilakukan secara kreatif dan inovatif oleh guru. Guru yang kreatif, di sisi lain, adalah guru yang
dapat berperan dalam meningkatkan kesadaran siswa agar dapat memenuhi potensinya di
masyarakat. Selain itu, guru yang kreatif dapat memotivasi siswa untuk selalu belajar dalam
konteks belajar sepanjang hayat. Oleh karena itu, meskipun siswa berhenti bersekolah, mereka
masih belajar dalam masyarakat dan lingkungan kerja yang terus berubah. Proses pendidikan
kreatif itu sendiri membutuhkan pengembangan setidaknya tiga dimensi: hard skill
(keterampilan teknis dan analitis), soft skill (keterampilan interaksi sosial) dan life skill
(kecakapan hidup).

Dapat disimpulkan, bahwa kreativitas mengajar terkait dengan kemampuan mengajar yang dapat
menciptakan suasana kondusif sehingga membuat murid merasa nyaman dan tertantang dalam
belajar, dengan membuat kombinasi-kombinasi baru dan menghubungkan ide-ide baru
berdasarkan data informasi atau unsur-unsur yang telah ada. Kegiatan belajar mengajar di
sekolah berorientasi kepada pencapaian prestasi belajar akademik yang tinggi oleh semua siswa,
guru yang mempunyai kreativitas mengajar yang tinggi akan mampu memberikan prestasi
belajar kepada anak didiknya.

Hasil belajar siswa adalah hasil yang diperoleh siswa dari kegiatan pembelajaran yang dirancang
untuk memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang dapat dicapai melalui perubahan sikap
dan perilaku. Keberhasilan belajar seorang siswa sangat dipengaruhi oleh kreativitas seorang
guru. Misalnya pemilihan metode pendidikan, media pendidikan, kualitas pendidikan dan
kesadaran yang cermat terhadap potensi anak di lingkungan sekolah. Kreativitas seorang guru
berpengaruh signifikan terhadap prestasi belajar siswa. Dalam hal ini, guru yang memiliki
potensi untuk menciptakan bakat di kelas memiliki dampak yang sangat positif terhadap
peningkatan kinerja siswa. Untuk mencapai prestasi belajar siswa yang tinggi, guru perlu
memaksimalkan kreativitasnya.

Dapus

1. Monawati., M., & Fauzi., F. (2018). Hubungan Kreativitas Mengajar Guru Dengan Prestasi
Belajar Siswa. Jurnal Pesona Dasar, 6(2), 33–43. https://doi.org/10.24815/pear.v6i2.12195
2. Menerapkan Pendidikan Kreatif di Sekolah - Kompasiana.com
3. Azzuhri, M. 2009. Pendidikan Berkualitas (Upaya Menuju Perwujudan Civil Society).
FORUM TARBIYAH, Vol.7. No.2.

Anda mungkin juga menyukai