Anda di halaman 1dari 10

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan
karunianya dilimpahkan kepada kami. sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
dengan judul “Hukum dan LingkunganSosial”. Kami tidak lupa berterima kasih kepada Ibu
Dosen Rahmi Erwin, S.H., M.H, sebagai pengampu mata kuliah Sosiologi Hukum, yang
mana selama ini telah membimbing, membina ataupun mengajarkan kami baik dalam
berperilaku maupun berfikir untuk menggali teori-teori Sosiologi Hukum. Hukum dan
lingkungan sosial merupakan suatu teori yang sangat berkaitan erat, dimana dalam kehidupan
sosial masyarakat bisa terbentuk akan suatu kaidah-kaidah hukum. Dalam penulisan makalah
ini, kami berusaha semaksimal mungkin untuk mencari dan menghubungkan antara hukum
dengan lingkungan sosial.
Kami menyadari jika makalah ini masih jauh dari kata “sempurna”, kami berharap dan
menerima masukan terkait hukum dan lingkungan sosial agar dapat disempurnakan sehingga
layak atau bermanfaat kepada pembaca kami ucapkan terima kasih banyak.

Padang, 19 November 2022

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGATAR....................................................................................................i
DAFTAR ISI...............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................1
A. Latar Belakang.................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.............................................................................................1
C. Tujuan...............................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN............................................................................................2
A. Pengertian secara Etimologi dan Defenisi Hukum..........................................2
B. Pengertian Lingkungan Sosial..........................................................................3
C. Hubungan Hukum dengan Lingkungan Sosial.................................................4
D. Kaidah-kaidah Sosial dan Hukum....................................................................4
E. Lembaga-lembaga Kemasyarakatan.................................................................4
F. Kelompok-kelompok Sosial dan Hukum..........................................................5

BAB III PENUTUP.....................................................................................................6


A. Kesimpulan........................................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................7

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Hukum merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan masyarakat
sehingga di dalam masyarakat selalu ada sistem hukum, ada masyarakat ada norma hukum
(ubi societes ibi ius). Hal tersebut dimaksudkan oleh ciero bahwa tata hukum harus mengacu
pada penghormatan dan perlindungan bagi keluruhan mertabat manusia. Hukum berupaya
menjaga dan mengatur keseimbangan antara kepentingan atau hasrat individu yang egois dan
kepentingan bersama agar tidak terjadi konflik. Kehadiran hukum justru memberi
penegakkan keseimbangan perlakuan antara hak perorangan dan hak bersama. Oleh karena
itu, secara hakiki hukum haruslah pasti adil sehingga dapat berfungsi sebagaimana mestinya
dalam lingkungan sosial. Maka dari itu, kelahiran hukum dalam kehidupan sosial masyarakat
dapat memberi kesejahteraan hidup lingkungan sosial.
Lingkungan sosial merupakan salah satu tempat dimana setiap orang melakukan aktivitas
atau kegiatan dalam beradaptasi yang akan mempengaruhi perubahan tingkah laku setiap
individu maupun kelompok. Aktivitas atau kegiatan yang dilakukan dalam lingkungan sosial,
sering kali terjadi ditempat tinggal, sekolah, kampus, dan tempat-tempat yang erat kaitannya
dengan mahasiswa pada ummnya. Lingkungan sosial yang baik maka akan berdampak baik
pada individu yang terlibat dalam lingkungan tersebut, dan sebaiknya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian hukum itu?
2. Apa pengertian lingkungan sosial?
3. Bagaimana hubungan hukum dengan lingkungan sosial?
4. Apa kaidah-kaidah sosial dan hukum?
5. Apa saja bentuk lembaga sosial dan hukum?

C. Tujuan
Tujuan makalah ini adalah memberikan kemampuan pemahaman hukum dalam konteks
sosial, dan memberikan kemampuan untuk menganalisis efektivitas hukum dalam masyarakat
sebagai ilmu pengetahuan sosial.

3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian secara Etimologi dan Defenisi Hukum
Secara etimologi, kata hukum berasal dari kata “hukmun”, sebuah bahasa kata tunggal
bahasa Arab. Kata “hukmun” bentuk jamaknya adalah “Ahkman”. Istilah “Ahkam” kemudian
diadopsi ke dalam bahasa Indonesia menjadi kata “Hukum”. Hukum dalam bahasa latin
adalah “Recht”. Kata “Recht” sendiri dari sebuah kata berbahasa latin, yaitu “Rectum”, yang
diartikan sebagai bimbingan, dan bisa diartikan sebagai tuntutan, ataupun pemerintahan. Kata
“Recht” tersebut akhirnya memunculkan sebuah istilah “Gerenchtigheid”, Ini adalah istilah
dalam bahasa Belanda. Dalam bahasa Jerman dikenal dengan kata “Gerechtikeit” yang
memiliki arti keadilan. Sehingga bisa diartikan bahwa “Recht” atau hukum memiliki dua
sayap penting, yaitu sayap kewibaan dan sayap keadilan. Kata “Lex” berawal dari kata
“Lesere” (bahasa latin). Kata “Lesere” mengandung arti menghimpun orang-orang untuk
diperintah. Sehingga nampak jelas bahwa hukum mengadung unsur kewibaan dan dominasi.
Beberapa pandangan para ahli dalam mengemukakan pengertian hukum yakni;
1. Van Vollenhoven
“Hukum adalah suatu gejala dalam pergaulan hidup yang bergejolak terus menerus dalam
keadaan bentur membentur tanpa henti-hentinya dengan gejala lain.
2. Prof. Dr. E. Ultrecht, S.H
Hukum adalah petunjuk hidup (perintah-perintah dan larangan) yang mengatur tata tertib
dalam suatu masyarakat, dan seharusnya ditaati oleh anggota masyarakat yang bersangkutan,
oleh karena itu penyalagunaan petunjuk hidup tersebut dapat menimbulkan tindakan dari
pihak pemerintah.Dapat disimpulkan bahwa hukum adalah rangkaian kaidah-kaidah atau
norma-norma yang mengatur perilaku manusia dibuat oleh lembaga yang berwenang,
memiliki sanksi bagi yang melanggar supaya menciptkan kehidupan manusia yang sejahtera.

Adapun fungsi, tujuan, dan sumber hukum itu diantaranya:


1. Fungsi Hukum
Menurut Soleman B. Taneko, ada empat macam fungsji hukum yaitu:
a. sebagai pedoman atau pengarahan pada masyarakat dalam bertingkah laku. Hukum sebagai
kaidah dan mana perilaku manusia yang dilarang, seehingga keserasian dan keutuhan
masyarakat terpelihara,
b. Sebagai sarana pengendalian sosial (sosial control) adalah suatu proses dan sistem yang
mendidik, mengajak bahkan memaksa warga masyarakat agar berperialaku sesuai dengan
hukum yang berlaku,

c. Sebagai penyelesaian perkara atau sengketa (dispute settlemen), Jika terjadi perkara atau
sengketa antar warga masyarakat, maka diupayakan penyelesaiannya menurut ketentuan
hukum. Masyarakat. Masyarakat manapun biasanya selalu menyediakan suatu mekanisme
untuk peyelesaian perkara tersebut,

d. Sebagai sarana rekayasa (sosial engineering), hukum tidak saja digunakan untuk
mengukuhkan pola-pola kebiasaan dan terdapat dalam masyarakat, melainkan juga
untuk mengarahkan pada tujuan dalam masyarakat, melainkan juga untuk mengarahkan pada
tujuan-tujuan yang dikehendaki, menghapuskan kebiasaan-kebiasaan yang tidak sesuai lagi,
menciptakan pola-pola perilaku baru dan sebagainya.

4
2. Tujuan Hukum
Tujuan hukum adalah mengatur hidup secara damai. Hukum hanya mencapai tujuannya
jika menuju peraturan yang adil. Artinya terdapat kesinambungan antara kepentingan-
kepentingan yang dilindungi.

3. Sumber Hukum
a. Sumber Hukum Materil
Sumber hukum materil ialah kesadaran hukum masyarakat, kesadaran hukum yang hidup
dalam masyarakat dianggap seharusnya. Jadi sumber hukum materil menentukan isi apakah
yang harus dipenuhi agar sesuatu dapat disebut hukum serta mempunyai kekuatan mengikat
sebagai hukum.
b. Sumber hukum Formil
Tempat dimana kita menemukan dan mengenal hukum, dengan kata lain menyangkut
dengan masalah prosedur atau cara pembentukan undang-undang. Yang termasuk sumber
hukum formil adalah undang-undang, kebiasaan, yurisprudensi, traktat, dan doktrin.

B. Pengertian Lingkungan Sosial


Lingkungan sosial adalah wilayah yang merupakan tempat berlangsungnya macam-
macam interaksi sosial antara berbagai kelompok beserta pranatanya dengan simbol dan nilai
serta norma yang sudah mapan, serta terkait dengan lingkungan alam dan lingkungan binaan
atau buatan. Adapun jenis dan faktor lingkungan sosial yaitu:
1. jenis-jenis lingkungan sosial
a. Lingkungan sosial primer
Salah satu jenis lingkungan yang mana terdapat sebuah hubungan yang erta diantara
anggota satu dengan anggota lainnya yang saling mengenal baik dengan lainnya.

b. Lingkungan sosial sakunder


yaitu salah satu jenis lingkungan sosial yang memiliki hubungan diantara anggota satu
dengan lainnya memiliki jarak atau kurang akrab.

2. Faktor-faktor lingkungan sosial


a. Pengelompokan sosial
Ialah berbagai macam orang yang membentuk persekutuan atau pengelompokan sosial
yang dilandasi hubungan kekerabatan seperti keluarga inti, marga atau klen, suku bangsa dan
lain-lain.

b. Penataan sosial
Penataan sosial sangat diperlukan untuk mengatur ketertiban hidup dalam masyarakat
yang mempersatukan lebih dari dari satu orang. Penataan itu dapat berupa aturan-aturan
sebagai pedoman bersama dalam menggalang kerja sama dan pergaulan sehari-hari antar
anggotanya. Setiap orang harus jelas kedudukan yang harus dilakukan, dan mengaetahui apa
yang harus dilakukan, dan mengetahui apa yang harus diberikan dan apa yang harus dapat
diharapkan dari pihak lainnya.

c. Pranta sosial
Kebanyakan pranata sosial dikembangkan atas dasar kepentingan pengusaan
lingkugan pemukiman yang amat penting artinya bagi kelangsungan hidup masyarakat yang
5
besangkutan. Berbagai peraturan dikembangkan untuk menyisikan orang-orang yang bukan
anggota kesatuan sosial yang bersangkutan.

d. Kebutuhan sosial
Dapat dikatakan bahwa suatu lingkungan sosial terbentuk karena adanya keinginan
manusia sosial terbentuk demi memenuhi kebutuhan hidup mereka masing-masing. Karena
sebagai maklup sosial sudah jelas dipenuhi oleh diri sendiri, terutama masalah kebutuhan
interaksi dengan orang lain.

C. Hubungan Hukum dengan Lingkungan Sosial


Mempelajari kelompok sosial merupakan hal yang penting bagi hukum, oleh karena
hukum merupakan abstraksi dan interaksi sosial dinamis di dalam kelompok-kelompok sosial
tersebut. Interaksi sosial dinamis tersebut lama-kelamaan karena pengalaman, menjadi nilai-
nilai sosial yaitu konsepsi-konsepsi abstraksi yang hidup di dalam alam pikiran bagian
terbesar warga masyarakat tentang apa yang biasanya baik dan tidak baik didalam pergaulan
hidup. Sistem kaidah sosial yang terperinci konkret, dapat diterapkan terhadap bagian yang
terbesar dari masyarakat dan pada umumnya mereka mengetahui, menghargai serta menaati
kaidah-kaidah tertentu. Sebaliknya, antara warga-warga terjadi hubungan yang rapat dan juga
tidak ada kesatuan pendapat perihal kaidah-kaidah sosial yang berlaku.
Hukum dan lingkungan sosial memiliki hubungan erat, hal ini dikarenakan lingkungan
sosial merupakan tempat dimana hukum itu berlaku. Lingkungan sosial diartikan sebagai
bentuk pengorganisasian suatu kehidupan sosial, yaitu bagaimana ia menentukan hubungan
antara lembaga-lembaga dimasyarakat, bagaimana ia meyusun pelapisan sosialnya,
bagaimana ia menyusun kaidah-kaidahnya. Lebih khususnya lingkungan sosial merupakan
perangkat nlai-nalai yang berlaku di dalam masyarakat serta sikap-sikap manapun pola
hubungan diantara para anggota masyarakat. Dalam hal ini, lingkungan sosial adalah pola-
pola perilaku hubungan antar manusia yang satu dengan manusia yang lain dala suatu wadah
yang disebut masyarakat, dimana pola-pola hubungan itu membentuk seperangkat nilai, yang
ditaati dan dijalankan oleh seluruh anggota masyarakat tersebut.

D. Kaidah-kaidah Sosial dan Hukum


Pergaulan hidup manusia diatur oleh berbagai macam kaidah atau norma, yang pada
hakikatnya bertujuan untuk menghasilkan kehidupan bersama yang tertib dan tenteram. Di
dalam pergaulan hidup tersebut, manusia mendapatkan pengalaman-pengalaman tentang
bagaimana memenuhi kebutuhan-kebutuhan pokok antara lain, mencakup sandang, pangan,
papan, keselamatan jiwa, harta, harga diri, dan potensi diri untuk berkembang. Pola pikiran
manusia akan mempengaruhi sikapnya yang cenderung untuk melakukan atau tidak
melakukan sesuatu sikap terhadap manusia, benda ataupun keadaan. Kaidah-kaidah itu ada
yang mengatur pribadi manusia dan terdiri dari kaidah kepercayaan dan kesusilaan. Kaidah
kepercayaan bertujuan untuk mencapai suatu kehidupan yang beriman sedangkan kaidah
kesusilaan bertujuan agar manusia beraklak atau mempunyai hati nurani bersih. Di lain pihak
ada kaidah-kaidah yang mengatur kehidupan antara manusia atau pribadi, yang terdiri dari
kaidah-kaidah kesopanan dan kaidah hukum.
kaidah kesopanan bertujuan agar pergaulan hidup berlangsung dengang menyenangkan,
sedangkan kaidah hukum betujuan untuk mendamaikan dalam pergaulan antar manusia.
Kedamaian tersebut akan mencapai akan tercapai dengan menciptakan suatu keserasian
antara ketertiban (yang bersifat lahiriah) dengann ketenteraman (yang bersifat bathiniah).

6
E. Lembaga-Lembaga Kemasyarakatan
Lembaga kemasyarakatan terdapat di dalam setiap masyarakat, oleh karena setiap
masyarakat tentunya mempunyai kebutuhan-kebutuhan pokok yang apabila dikelompokkan,
tehimpun menjadi lembaga-lembaga kemasyarakatan didalam pelbagai bidang kehidupan.
fungsi dari lembaga kemasyarakatan itu adalah:
1. Untuk memberikan pedoman kepada para warga masyarakat, bagaimana mereka
bertingkah laku atau bersikap didalam menghadapi masalah-masalah masyarakat yang
terutama dalam menyangkut kebutuhan-kebutuhan pokok,
2. Untuk menjaga keutuhan masyarakat yang bersangkutan,

3. Memberikan pegangan kepada masyarakat untuk mengadakan sistem pengendalian sosial.

Dalam menentukan antara hubungan hukum dan lembaga kemasyarakatan lainnya terutama
didalam menentukan hubungan timbal balik yang ada, hal itu, semuanya tergantung pada
nilai-nilai masyarakat dan pusat perhatian penguasa terhadap aneka macam lembaga
masyarakat yang ada. Dan sedikit banyaknya ada pengaruh-pengaruh pula dari anggapan-
anggapan tentang kebutuhan-kebutuhan apa yang pada suatu saat merupakan kebutuhan
pokok.

F. Kelompok-Kelompok Sosial dan Hukum


Interaksi manusia beralaku timbal balik yang artinya saling mempengaruhi satu sama lain
yang dengan demikian maka suatu kelompok sosial mempunyai syarat-syarat sebagai berikut:
1. Setiap warga kelompok tersebut harus sadar bahwa dia merupakan sebagian dari
kelompok yang bersangkutan.
2. Ada hubungan timbal balik antara warga negara yang satu dengan warga-warga lainnya,

3. Terdapat beberapa faktor yang dimiliki bersama oleh warga kelompok itu, sehingga
hubungan antara mereka bertambah erat,

4. Ada struktur,

5. Ada perangkat kaidah-kaidah,

6. Mengahasilkan sistem tetentu.

7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hukum adalah rangkaian kaidah-kaidah atau norma-norma yang mengatur perilaku
manusia dibuat oleh lembaga yang berwenang, memiliki sanksi bagi yang melanggar supaya
menciptkan kehidupan manusia yang sejahtera. Sedangkan lingkungan sosial adalah wilayah
yang merupakan tempat berlangsungnya macam-macam interaksi sosial antara berbagai
kelompok beserta pranatanya dengan simbol dan nilai serta norma yang sudah mapan, serta
terkait dengan lingkungan alam dan lingkungan binaan atau buatan.
Hukum dan lingkungan sosial memiliki hubungan erat, hal ini dikarenakan lingkungan
sosial merupakan tempat dimana hukum itu berlaku. Lingkungan sosial diartikan sebagai
bentuk pengorganisasian suatu kehidupan sosial, yaitu bagaimana ia menentukan hubungan
antara lembaga-lembaga dimasyarakat, bagaimana ia meyusun pelapisan sosialnya,
bagaimana ia menyusun kaidah-kaidahnya. Lebih khususnya lingkungan sosial merupakan
perangkat nlai-nalai yang berlaku di dalam masyarakat serta sikap-sikap manapun pola
hubungan diantara para anggota masyarakat.

8
DAFTAR PUSTAKA

Suteki, Desain Hukum Di Ruang Sosial, 1 st edn (Yogyakarta:Thafa Media, 2013) Hlm. 3.
Zainudin, Ali, Sosiologi Hukum, Sinar Grafika, Jakarta, 2006.
Soerjono, Soekanto. dan Purnadi Purbacaraka, Perihal kaidah Hukum, Citra adiya Bakti,
Bandung, 1993.
Raharjo, Satjipto, Ilmu Hukum, Bandung : Alumni. 19982
Soekanto, Soerjono. Kegunaan Sosiologi Hukum bagi Kalangan Hukum, Jakarta : Grafindo
Persada. 1991

9
10

Anda mungkin juga menyukai