Anda di halaman 1dari 104

Hasil

Hari/Tanggal : Selasa, 20 September 2022


Pukul : 10.00 WITA - Selesai
Tempat : Ruang Seminar Lantai II FKM UHO
Tim Penguji
1. Dra. Hj. Sartiah Yusran, M.Ed.,Ph.D
2. Irma,S.KM.,M.Ked.Trop
3. Siti Nurfadilah H,S.KM.,M.P.H
JUDUL
Tim Pembimbing
1. Dr.La Ode Muhamad Sety,S.KM.,M.Epid
2. Hariati Lestari,S.KM.,M.Kes

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN


PERSALINAN DI FASILITAS KESEHATAN PADA MASA
PANDEMI COVID-19 DI PUSKESMAS BATALAIWORU
KABUPATEN MUNA TAHUN 2022

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana


Kesehatan Masyarakat

Oleh:
FARIZA LIANA
J1A1 17 039

JURUSAN KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2022

i
HALAMAN PERSETUJUAN

SKRIPSI

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN


PERSALINAN DI FASILITAS KESEHATAN PADA MASA
PANDEMI COVID-19 DI PUSKESMAS BATALAIWORU
KABUPATEN MUNA TAHUN 2022

Disusun dan Diajukan Oleh:


FARIZA LIANA
J1A117039

Telah Disetujui Oleh

Pembimbing I PembimbingII

Dr. La Ode Muhamad Sety, S.KM., M.Epid Hariati Lestari, S.K.M., M.Kes
NIP. 19710820 199903 1 011 NIP. 19820616 200812 2 002

Mengetahui,
KetuaJurusanKesehatan Masyarakat
Universitas Halu Oleo

Dr. Asnia Zainuddin, M.Kes


NIP. 1967060 1200212 2 004

ii
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang senantiasa tercurahkan atas segala

limpahan rahmat dan nikmat-nya. Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan

kepada Rasulullah Muhammad SAW, karena beliaulah sebagai suritauladan yang

membimbing manusia menuju surga. Alhamdulillah berkat hidayah dan

pertolongan-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul

“Faktor yang Berhubungan dengan Pemilihan Persalinan di Fasilitas Kesehatan

pada Masa Pandemi Covid-19 di Puskesmas Batalaiworu Kabupaten Muna Tahun

2022”. Penelitian ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan studi dan

memperoleh gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat dari Fakultas Kesehatan

Masyarakat Universitas Halu Oleo Kendari.

Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang tidak

terhingga kepada orang tua penulis, ayah La Ode Mustafa, S.KM., M.Kes. dan ibu

Nurlia Subaera, S.Pd. yang senantiasa sabar dan selalu memberikan motivasi serta

tidak henti-hentinya memanjatkan doa sehingga penulis mampu menyelesaikan

penelitian ini. Rasa terimakasih penulis juga dipersembahkan kepada :

1. Rektor Universitas Halu Oleo

2. Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Halu Oleo Kendari

3. Para Wakil Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Halu

Oleo Kendari Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan

Masyarakat Universitas Halu Oleo Kendari.

4. Secara khusus penulis ingin menyampaikan rasa hormat dan terima

kasih yang sebanyak-banyaknya kepada bapak Dr. La Ode Muhamad

iii
Sety, S.KM., M.Epid. dan ibu Hariati Lestari, S.K.M., M.Kes. selaku

pembimbing yang telah meluangkan waktu untuk membimbing dan

memberikan koreksi selama proses penyusunan skripsi ini hingga

selesai.

5. Seluruh dosen dan staff Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas

Halu Oleo Kendari

6. Teman-teman sejawat angkatan 2017 Xerof17 yang selalu mendukung

dan memberikan saran dan semangat.

7. Teman-teman bimbingan skripsi yang senantiasa memberikan

semangat dalam menyelesaikan penelitian ini.

8. Seluruh keluarga besar penulis yang selalu memberikan dukungan

moril dan materil, semangat dan motivasi dalam pencapaian studi

penulis.

Karena itu dengan segala kerendahan hati penulis akan senang dalam

menerima kritik dan saran demi perbaikan dan kesempurnaan skripsi ini. Namun

penulis berharap semoga tetap dapat memberikan manfaat pada pembaca,

masyarakat dan penulis lain. Akhir kata, saya berharap Allah SWT membalas

segala kebaikan semua pihak yang telah membantu.

Kendari, September 2022

Penulis

iv
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..............................................................................................i


JUDUL i
HALAMAN PERSETUJUAN ii
KATA PENGANTAR iii
DAFTAR ISI v
DAFTAR TABEL viii
DAFTAR ARTI LAMBANG DAN SINGKATAN x
DAFTAR GAMBARxii
DAFTAR LAMPIRAN xiii
ABSTRAK xiv
ABSTRACK xv
PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang Masalah 1
1.2 Rumusan Masalah 6
1.3 Tujuan Penelitian 6
1.3.1 Tujuan Umum 6
1.3.2 Tujuan Khusus 6
1.4 Manfaat Penelitian 7
1.4.1 Manfaat Praktis 7
1.4.2 Manfaat Teoritis 7
1.5 Ruang Lingkup Penelitian 7
1.6 Daftar Istilah dan Singkatan 8
1.7 Organisasi Penelitian 8
BAB II 9
TINJAUAN PUSTAKA 9
2.1 Tinjauan Umum tentang Persalinan 9
2.1.1 Defenisi Persalinan 9
2.1.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Persalinan 10

v
2.1.3 Jenis-Jenis Persalinan 13
2.1.4 Pemilihan Tempat Persalinan 13
2.2 Tinjauan tentang Pengetahuan 16
2.3 Tinjauan Umum tentang Paritas 19
2.4 Tinjauan Umum tentang Dukungan Keluarga 20
2.5 Tinjauan Umum Tentang Jarak 22
2.6 Tinjauan Umum Tentang Covid-19 23
2.7 Tinjauan Penelitian Sebelumnya 25
2.8 Kerangka Teori28
2.9 Kerangka Konsep 29
2.10 Hipotesis 30
BAB III 31
METODE PENELITIAN 31
3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian 31
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian 31
3.2.1 Lokasi Penelitian 31
3.2.2 Waktu Penelitian 31
3.3 Populasi dan Sampel 31
3.3.1 Populasi 31
3.3.2 Sampel 31
3.4 Variabel Penelitian 33
3.4.1 Variabel Bebas (independent) 33
3.4.2 Variabel Terikat (dependent) 33
3.5 lnstrumen Penelitian33
3.6 Definisi Operasional dan Kriteria Objektif 33
3.7 Jenis Data Penelitian 37
3.7.1 Data Primer37
3.7.2 Data Sekunder 37
3.8 Pengolahan, Analisis dan Penyajian Data 37

vi
3.8.1 Pengolahan data 37
3.8.2 Analisis Data 38
3.8.3 Penyajian data 39
BAB IV 40
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 40
4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian 40
4.1.1 Letak Geografis Wilayah Kerja Puskesmas Batalaiworu 40
4.1.2 Visi Dan Misi Puskesmas Batalaiworu 41
4.2 Hasil Penelitian 43
4.2.1 Karakteristik Responden 43
4.2.2 Analisis Univariat 46
4.2.3 Analisis Bivariat 48
4.3 Pembahasan 53
4.3.1 Hubungan Pengetahuan dengan Pemilihan Persalinan di Fasilitas
Kesehatan 53
4.3.2 Hubungan Paritas dengan Pemilihan Persalinan di Fasilitas Kesehatan
55
4.3.3 Hubungan Dukungan keluarga dengan Pemilihan Persalinan di Fasilitas
Kesehatan58
4.3.4 Hubungan Jarak dengan Pemilihan Persalinan di Fasilitas Kesehatan
61
BAB V 64
PENUTUP 64
5.1 Kesimpulan 64
5.2 Saran 65
DAFTAR PUSTAKA 67
LAMPIRAN 71

vii
DAFTAR TABEL

No. Judul Halaman


Distribusi Responden Berdasarkan Usia Di Wilayah Kerja
1 43
Puskesmas Batalaiworu Tahun 2022
Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan Di Wilayah
2 44
Kerja Puskesmas Batalaiworu Tahun 2022
Distribusi Responden Berdasarkan Alamat Di Wilayah
3 44
Kerja Puskesmas Batalaiworu Tahun 2022
Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan Di Wilayah
4 45
Kerja Puskesmas Batalaiworu Tahun 2022
Distribusi Responden Berdasarkan Agama Di Wilayah
5 45
Kerja Puskesmas Batalaiworu Tahun 2022
Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Di
6 46
Wilayah Kerja Puskesmas Batalaiworu Tahun 2022
Distribusi Responden Berdasarkan Paritis Di Wilayah
7 47
Kerja Puskesmas Batalaiworu Tahun 2022
Distribusi Responden Berdasarkan Dukungan Keluarga Di
8 47
Wilayah Kerja Puskesmas Batalaiworu Tahun 2022
Distribusi Responden Berdasarkan Jarak Di Wilayah Kerja
9 48
Puskesmas Batalaiworu Tahun 2022
Hubungan Antara Pengetahuan Dengan Pemilihan
Persalinan Di Fasilitas Kesehatan pada masa Pandemi
10 49
Covid-19 di Wilayah Kerja Puskesmas Batalaiworu Tahun
2022
Hubungan Antara Paritis Dengan Pemilihan Persalinan Di
11 Fasilitas Kesehatan pada masa Pandemi Covid-19 di 50
Wilayah Kerja Puskesmas Batalaiworu Tahun 2022
Hubungan Antara Dukungan Keluarga Dengan Pemilihan
Persalinan Di Fasilitas Kesehatan pada masa Pandemi
12 51
Covid-19 di Wilayah Kerja Puskesmas Batalaiworu Tahun
2022
Hubungan Antara Jarak Dengan Pemilihan Persalinan Di
13 Fasilitas Kesehatan pada masa Pandemi Covid-19 di 52
Wilayah Kerja Puskesmas Batalaiworu Tahun 2022

viii
DAFTAR ARTI LAMBANG DAN SINGKATAN

No. Lambang dan Singkatan Arti


1. ( Kurung pembuka
2. ) Kurung penutup
3. % Persen
4. ≥ Lebih besar dari sama dengan
5. < Lebih kecil
6. = Sama dengan
7. N Jumlah sampel yang dicari
8. N Jumlah populasi
9. E Batas toleransi eror yakni 5%
11. X Kali
12. I Interval kelas
Range (Kisaran yaitu nilai tertinggi – nilai
13. R
terendah)
14. K Jumlah kategori
15. H0 Hipotesis Nihil
16. H1 Hipotesis Alternatif
17. WHO World Health Organization
18. COVID-19 Coronavirus Disease 2019

19. SARSCoV-2 Severe Acute Respiratory Syndrome


Coronavirus 2
20. SARS Severe Acute Respiratory Syndrome
21. MERS Middle East Respiratory Syndrome
22. PONED Pelayanan Obstetrik dan Neonatal Dasar
23. Riskesdas Riset Kesehatan Dasar
24. KIA Kesehatan Ibu dan Anak
Kementerian Kesehatan Republik
25. Kemenkes RI
Indonesia
26. Poskesdes Pos Kesehatan Desa
27. Depkes RI Depertemen Kesehatan Republik

ix
Indonesia
28 SPSS Statistical Package for Social Science

DAFTAR GAMBAR

x
No. Judul Halaman
1 Kerangka Teori Penelitian 28
2 Kerangka Konsep 29

DAFTAR LAMPIRAN

xi
Lampiran Judul Halaman

1 Kuesioner Penelitian 73

2 Output SPSS Karakteristik Responden 77

3 Output Master Tabel SPSS Analisis Bivariat 79

4 Master Tabel SPSS Hasil Penelitian 83

5 Surat Izin Penelitian dari Dekan FKM UHO 87

Surat Izin Penelitian dari Badan Penelitian dan


6 88
Pengembangan

7 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian 89

8 Dokumentasi 90

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN


PERSALINAN DI FASILITAS KESEHATAN PADA MASA
PANDEMI COVID-19 DI PUSKESMAS BATALAIWORU

xii
KABUPATEN MUNA TAHUN 2022

FARIZA LIANA
J1A1 17 039

ABSTRAK

Covid-19 adalah salah satu jenis virus pneumonia yang disebabkan oleh Severe
Acute Respiratory Syndrome (SARS). Pandemi Covid-19 ini berdampak negatif
diberbagai sektor, terutama sektor kesehatan. Fenomena pandemi Covid-19
merubah kebiasaan masyarakat untuk memeriksa kesehatannya di fasilitas
kesehatan. Hal ini juga mempengaruhi Ibu hamil dalam pemilihan untuk
melakukan persalinan di fasilitas kesehatan baik di Puskesmas ataupun dirumah
sakit. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang
berhubungan dengan pemilihan persalinan di fasilitas kesehatan pada masa
pandemi Covid-19 di Puskesmas Batalaiworu Kabupaten Muna. Metode dalam
penelitian ini menggunakan pendekatan crosss sectional. Populasi dalam
penelitian ini adalah ibu yang telah melahirkan selama tahun 2020 yang
didasarkan pada data Puskesmas Batalaiworu Kabupaten Muna yaitu sebanyak
171 kelahiran. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik simple random
sampling. Uji statistik menggunakan uji chi square. Hasil penelitan ini
menunjukan bahwa tidak ada hubungan antara pengetahuan dengan pemilihan
persalinan di fasilitas kesehatan (p-Value = 0,776 > 0,05), tidak ada hubungan
antara paritas dengan pemilihan persalinan di fasilitas kesehatan (p-Value = 0,546
> 0,05), ada hubungan antara dukungan keluarga dengan pemilihan persalinan di
fasilitas kesehatan (p-Value = 0,015 > 0,05), dan tidak ada hubungan antara jarak
dengan pemilihan persalinan di fasilitas kesehatan (p-Value = 0,875 > 0.05).
Kesimpulannya yaitu tidak ada hubungan pengetahuan dengan pemilihan
persalinan di fasilitas kesehatan, tidak ada hubungan paritas dengan pemilihan
persalinan di fasilitas kesehatan, ada hubungan dukungan keluarga dengan
pemilihan persalinan di fasilitas kesehatan, dan tidak ada hubungan jarak dengan
pemilihan persalinan di fasilitas kesehatan.
Kata kunci: Pengetahuan, Paritas, Dukungan Keluarga, Jarak, Pemilihan
persalinan

FACTORS RELATED TO SELECTION OF DELIVERY IN HEALTH


FACILITIES AT THE TIME COVID-19 PANDEMIC
IN BATALAIWORU HEALTH CENTER
MUNA DISTRICT IN 2022

xiii
FARIZA LIANA
J1A1 17 039

ABSTRACK

Coronavirus disease (Covid-19) is a type of viral pneumonia caused by Severe


Acute Respiratory Syndrome (SARS). The Covid-19 pandemic has harmed various
public service sectors, especially the health sector. The phenomenon of the Covid-
19 pandemic has completely changed people's habits to check their health in
health facilities. This also affects pregnant women in choosing to give birth in
health facilities either at the health center or at the hospital. The purpose of this
study is to find out the factors related to the selection of childbirth in health
facilities during the Covid-19 pandemic at the Batalaiworu Health Center, Muna
Regency. The method in this study used a cross-sectional approach. The
population in this study were mothers who had given birth during 2020 based on
data from Health Center s Batalaiworu, Muna Regency, as many as 171 births.
Sampling was done by simple random sampling technique. Statistical test using
chi-square test. The results of this study indicate that there is no relationship
between knowledge and the choice of delivery at a health facility (p-Value =
0.776 > 0.05), and there is no relationship between parity and the choice of
delivery at a health facility (p-Value = 0.546 > 0.05), there is there was a
relationship between family support and the choice of delivery at a health facility
(p-Value = 0.015 > 0.05), and there was no relationship between distance and the
choice of delivery at a health facility (p-Value = 0,875 > 0.05). The conclusion is
that there is no relationship between knowledge and the choice of delivery at a
health facility, there is no relationship between parity and the choice of delivery
in a health facility, and there is a relationship betwee n family support and the
choice of delivery at a health facility, and there is no relationship between
distance and delivery at a health facility.
 
Keywords: Knowledge, Parity, Family Support, Distance, Birth Selection

xiv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan plasenta)

yang telah cukup umur kehamilannya dan dapat hidup diluar kandungan

melalui jalan lahir atau jalan lain dengan bantuan atau dengan kekuatan ibu

sendiri. Persalinan dan kelahiran normal merupakan proses pengeluaran janin

yang terjadi pada kehamilan cukup umur (37-38 minggu), lahir spontan tanpa

komplikasi baik ibu maupun janin. Persalinan sangat dipengaruhi oleh

lingkungan dan tempat persalinan berlangsung. Tempat bersalin termaksud

salah satu faktor yang dapat mempengaruhi psikologis ibu untuk bersalin.

Pemilihan tempat bersalin dan penolong persalinan yang tidak tepat akan

berdampak secara langsung pada kesehatan ibu. Setidaknya ada dua pilihan

tempat bersalin yaitu dirumah ibu atau di fasilitas pelayanan kesehatan. Tempat

yang paling ideal untuk persalinan adalah fasilitas kesehatan dengan

perlengkapan dan tenaga yang siap menolong sewaktu-waktu terjadi

komplikasi persalinan. Minimal di fasilitas kesehatan seperti Puskesmas yang

mampu memberikan Pelayanan Obstrektrik dan Neonatal Emergensi Dasar

(PONED) (Syukaisih, et al. 2022).

Kebijakan Kementerian Kesehatan menekankan agar setiap persalinan

ditolong oleh tenaga kesehatan dalam rangka menurukan kematian ibu dan

kematian bayi. Namun, meskipun persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan

tetapi tidak dilaksanakan di fasilitas pelayan kesehatan, dianggap menjadi salah

1
satu penyebab masih tingginya Angka Kematian Ibu. Oleh karena itu, mulai

tahun 2015, penekanan persalinan yang aman adalah persalinan ditolong tenaga

kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan. Sehingga, rencana strategis

kementerian kesehatan tahun 2015-2019 menetapkan persalinan di fasilitas

pelayanan kesehatan sebagai salah satu indikator upaya kesehatan ibu,

menggantikan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan (Kemenkes RI,

2016). Meskipun demikian, Indonesia masih menunjukan bahwa angka

kematian ibu lebih besar tiga kali lipat dari target Tujuan Pembangunan

Millennium atau Millennium Development Goals (MDGs). Kematian ibu masih

menjadi tantangan besar pada saat situasi normal, apalagi disaat kondisi

Indonesia sedang dalam masa pandemi Covid-19.

Covid-19 adalah salah satu jenis virus pneumonia yang disebabkan oleh

Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) dan beberapa jenis virus flu biasa

(WHO, 2020). Menurut data terupdate Covid -19 pada tanggal 11 Oktober

tercatat bahwa di seluruh dunia jumlah kasus Covid-19 yang terkonfirmasi

positif Covid-19 berjumlah 619.161.228 orang dan jumlah kasus meninggal

6.537.636 orang (WHO, 2022). Data kasus Covid-19 di Indonesia berdasarkan

data terupdate pada tanggal 12 Oktober 2022 tercatat bahwa di Indonesia

jumlah kasus Covid-19 yang terkonfirmasi positif Covid-19 berjumlah

6.448.220 orang, yang sembuh sebanyak 6.273.593 orang, dan meninggal

sebanyak 15.559 orang (Gugus Tugas Penanganan Covid-19 RI, 2022). Data

kasus Covid -19 di Sulawesi Tenggara terupdate pada tanggal 12 Oktober 2022

yaitu 25.747 orang terkonfirmasi positif, sedangkan data kasus Covid-19 di

2
Kab.Muna berdasarkan data terupdate pada tanggal 12 Oktober 2022 yaitu

terdapat 678 orang terkonfirmasi positif Covid-19, dinyatakan sembuh 643,

dan 35 orang meninggal dunia (Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Sultra).

Pandemi Covid-19 ini berdampak negatif pada berbagai sektor layanan

publik, terutama sektor kesehatan, khususnya layanan gizi dan kesehatan ibu

dan anak (KIA). Di Indonesia, pandemi Covid-19 berpotensi menghambat

akses ibu dan anak terhadap layanan kesehatan yang optimal. Fenomena

pandemi Covid-19 ini benar-benar merubah kebiasaan masyarakat untuk

memeriksa kesehatannya di fasilitas kesehatan. Masyarakat terkesan takut dan

lebih memilih untuk tidak berobat ke fasilitas kesehatan karena kurangnya

pengetahuan mengenai Covid-19. Hal ini juga mempengaruhi Ibu hamil dalam

pemilihan untuk melakukan persalinan di fasilitas kesehatan baik di Puskesmas

ataupun dirumah sakit (Saputri et al., 2020).

Berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia

(2020), Angka Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan/Nakes di

fasilitas pelayanan kesehatan tingkat nasional sebesar 81,2%, sementara

cakupan pertolongan persalinan yang bukan dilakukan oleh tenaga kesehatan

dan tidak dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan hanya sebesar 18,8%.

Angka ini menunjukan bahwa ternyata masih banyak pertolongan persalinan

yang dilakukan oleh tenaga non kesehatan yang sebagian besar dilakukan di

rumah oleh tenaga yang disebut dukun beranak atau dukun bayi.

Pada Provinsi Sulawesi Tenggara pertolongan persalinan oleh tenaga

kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan masih belum mencapai target dari

3
capaian kinerja indikator pelayanan persalinan di fasilitas kesehatan tahun

2020 yakni 93,31%, dimana persalinan di fasilitas kesehatan 83,0% dan

sisanya melakukan persalinan dirumah yakni 17% (Kementerian Kesehatan RI,

2020).

Data Dinas Kesehatan Kabupaten Muna tahun 2019, jumlah persalinan

sebanyak 4.004, tahun 2020 sebanyak 4422 persalinan. Tahun 2019 dari 4.004

persalinan, dimana sebanyak 3.473 persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan

di fasilitas kesehatan, dan sisanya 574 yang melakukan persalinan di non

fasilitas pelayanan kesehatan, dan pada tahun 2020 dimasa pandemi covid-19

dari 4422 persalinan, dimana sebanyak 3351 persalinan ditolong oleh tenaga

kesehatan di fasilitas kesehatan, dan sisanya 381 yang melakukan persalinan di

non fasilitas pelayanan kesehatan (Dinas Kesehatan Kabupaten Muna, 2020)

Data Puskesmas Batalaiworu Kabupaten Muna tahun 2019, cakupan

kelahiran yang terjadi yaitu sebanyak 228 (74%) persalinan, dimana sebanyak

193 (63%) persalinan dilakukan di Puskesmas, dan sisanya sebanyak 35 (11%)

persalinan di lakukan di rumah. Sedangkan di tahun 2020 selama pandemi,

cakupan kelahiran yang terjadi pada tahun 2020 (Data Terakhir) yaitu sebanyak

171 (60%) persalinan dimana sebanyak 81 (28%) persalinan dilakukan di

Puskesmas dan dibantu oleh bidan atau dokter kandungan sedangkan sisanya

sebanyak 90 (32%) kelahiran dilakukan di rumah dengan bantuan dukun dan

bidan desa (Data Puskesmas Batalaiworu).

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 4

Tahun 2019 mengenai standar teknis pemenuhan mutu pelayanan dasar pada

4
standar pelayanan minimal bidang kesehatan jenis pelayanan kesehatan ibu

bersalin, capaian kinerja Pemerintah Daerah dalam pemenuhan mutu pelayanan

setiap jenis pelayanan dasar pada SPM Kesehatan harus 100% (seratus persen).

Hal ini menunjukkan bahwa masih banyak ibu yang memilih untuk

melakukan persalinan dirumah dan tidak memilih untuk melakukan persalinan

di Puskesmas Batalaiworu selama pandemi serta tidak tercapainya target

persentase persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan sebagai dampak pandemi

Covid-19 pada tahun 2020 dan juga tidak mencapai SPM (Standar Pelayanan

Minimal) Kesehatan yang diharuskan mencapai 100%. Pandemi Covid-19 juga

berdampak terhadap kontak masyarakat, khususnya ibu bersalin pada tenaga

kesehatan dan fasilitas kesehatan dan juga menambah kekhawatiran

masyarakat untuk kontak/berkunjung ke fasilitas kesehatan. Oleh karena itu,

masih ada beberapa masyarakat yang memilih melakukan persalinan dirumah

dan ditolong oleh dukun. Situasi pendemi Covid-19 ikut mempengaruhi

keputusan para ibu hamil untuk mengunjungi fasilitas pelayanan kesehatan

(puskesmas).

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka peneliti tertarik

untuk melakukan penelitian mengenai “Faktor yang Berhubungan Dengan

Pemilihan Persalinan di Fasilitas Kesehatan pada Masa Pandemi Covid-19 di

Puskesmas Batalaiworu Kabupaten Muna Tahun 2022”.

5
1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah faktor-faktor apa yang berhubungan dengan pemilihan

persalinan di fasilitas kesehatan pada masa pandemi Covid-19 di Puskesmas

Batalaiworu Kabupaten Muna?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Tujuan umum dari penelitian ini dalah untuk mengetahui faktor-

faktor yang berhubungan dengan pemilihan persalinan di fasilitas

kesehatan pada masa pandemi Covid-19 di Puskesmas Batalaiworu

Kabupaten Muna.

1.3.2 Tujuan Khusus

Tujuan khusus dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui hubungan pengetahuan ibu dengan pemilihan

persalinan di fasilitas kesehatan pada masa pandemi Covid-19 di

Puskesmas Batalaiworu Kabupaten Muna.

2. Untuk mengetahui hubungan paritas dengan pemilihan persalinan di

fasilitas kesehatan pada masa pandemi Covid-19 di Puskesmas

Batalaiworu Kabupaten Muna

3. Untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan pemilihan

persalinan di fasilitas kesehatan pada masa pandemi Covid-19 di

Puskesmas Batalaiworu Kabupaten Muna

6
4. Untuk mengetahui hubungan jarak dengan pemilihan persalinan di

fasilitas kesehatan pada masa pandemi Covid-19 di Puskesmas

Batalaiworu Kabupaten Muna

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Praktis

1. Memberikan sumbangan pemikiran bagi pihak Puskesmas

Batalaiworu dalam peningkatan pelayanan kesehatan terutama perihal

persalinan.

2. Memperluas wawasan masyarakat mengenai faktor-faktor yang

berhubungan dengan pemilihan persalinan di fasilitas kesehatan

Puskesmas Batalaiworu Kabupaten Muna.

1.4.2 Manfaat Teoritis

Selain manfaat praktis yang telah dikemukakan di atas, penelitian

ini juga memiliki manfaat teoritis yaitu untuk memberikan landasan bagi

para peneliti lain dalam melakukan penelitian lain yang sejenis dalam

rangka mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan pemilihan

persalinan di fasilitas kesehatan puskesmas.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Bertolak dari latar belakang diatas, agar permasalahan yang dikaji dapat

terarah dan untuk menghindari penyimpangan dari masalah yang diteliti, maka

perlu ruang lingkup penelitian. Ruang lingkup disini dititik beratkan pada

faktor-faktor yang berhubungan dengan pemilihan persalinan di fasilitas

7
kesehatan pada masa pandemi Covid-19 di Puskesmas Batalaiworu Kabupaten

Muna.

1.6 Daftar Istilah dan Singkatan

Covid-19 : Corona Virus Desease-19

WHO : World Health Organization

MDGs : Millennium Development Goals

Puskesmas : Pusat Kesehatan Masyarakat

UUD : Undang-Undang Dasar

Kemenkes : Kementerian Kesehatan

1.7 Organisasi Penelitian

Penelitian ini berjudul faktor yang berhubungan dengan pemilihan

persalinan di fasilitas kesehatan pada masa pandemi Covid-19 di Puskesmas

Batalaiworu Kabupaten Muna yang dibimbing Bapak Dr. La Ode Muhamad

Sety, S.KM., M.Epid. (Pembimbing I) dan Ibu Hariati Lestari, S.KM.,M.Kes

(Pembimbing II).

8
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Umum tentang Persalinan

2.1.1 Defenisi Persalinan

Dalam pengertian sehari-hari persalinan sering diartikan serangkaian

kejadian pengeluaran bayi yang sudah cukup bulan, disusul dengan

pengeluaran plasenta dan selaput janin dari tubuh ibu melalui jalan lahir atau

melalui jalan lain, berlangsung dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan

ibu sendiri) (Kurniarum, 2016).

Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta dan selaput ketuban

keluar dari uterus ibu. Persalinan dianggap normal jika prosesnya terjadi

pada usia kehamilan cukup bulan (setelah 37 minggu) tanpa disertai adanya

penyulit. Persalinan di mulai sejak uterus berkontraksi dan menyebabkan

perubahan pada serviks (membuka dan menipis) dan berakhir dengan

lahirnya plasenta secara lengkap (Sondakh, 2015).

Persalinan dibagi dalam 4 (empat) kala, yaitu :

1. Kala I dimulai dari saat persalinan sampai pembukaan lengkap

(sepuluh 10 cm). Proses ini berlangsung antara 18-24 jam terbagi atas

dua fase, yaitu : fase laten (delapan jam) serviks membuka tiga cm dan

fase aktif (tujuh jam) serviks membuka empat sampai sepuluh cm,

kontraksi lebih kuat dan sering selama fase aktif.

9
2. Kala II dimulai pembukaan serviks lengkap sepuluh cm sampai bayi

lahir. Proses ini biasanya berlangsung dua jam pada primi satu jam

pada multipara.

3. Kala III dimulai segera setelah bayi lahir sampai keluarnya plasenta

yang berlangsung tidak lebih dari 30 menit.

4. Kala IV dimulai setelah persalinan plasenta sampai 2 jam selanjutnya.

Ini merupakan masa kritis bagi ibu, karena kebanyakan wanita

melahirkan kehabisan darah atau mengalami suatu keadaan yang

menyebabkan kematian (Fauziah,2015)

2.1.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Persalinan

Faktor-faktor yang mempengaruhi persalinan adalah :

1. Power (Kekuatan Ibu)

Kekuatan yang mendorong janin dalam persalinan adalah his,

kontraksi otot-otot perut, kontraksi diafragma, dan aksi dari ligamen. His

atau kontraksi uterus adalah kontraksi otot-otot rahim pada persalinan.

His dibedakan menjadi dua yakni his pendahuluan dan his persalinan.

His pendahuluan merupakan peningkatan dari kontraksi braxton

hicks. His ini bersifat tidak teratur dan menyebabkan nyeri di perut

bagian bawah dan lipat paha, tidak menyebabkan nyeri yang memancar

dari pinggang ke perut bagian bawah.His pendahuluan tidak mempunyai

pengaruh terhadap serviks. His persalinan merupakan suatu kontraksi

dari otot-otot rahim yang fisiologis, akan tetapi bertentangan dengan

kontraksi fisiologis lainnya dan bersifat nyeri. Kontraksi rahim bersifat

10
otonom yang artinya tidak dipengaruhi oleh kemauan, namun dapat

dipengarui dari luar misalnya rangsangan oleh jari-jari tangan .

(Sulistyawati, 2014:119).

2. Passage (Jalan Lahir)

Jalan lahir terdiri dari panggul ibu yakni bagian tulang yang padat,

dasar panggul, vagina, dan introitus (lubang vagina). Janin harus berhasil

menyesuikan dirinya dengan jalan lahir yang relatif kaku. Oleh karena itu

ukuran dan bentuk panggul harus ditentukan sebelum persalinan dimulai.

Tulang panggul dibentuk oleh gabungan tulang ilium, tulang iskium,

tulang pubis, dan tulang-tulang sakrum. Tulang ilium atau tulang usus

merupakan tulang terbesar dari panggul yang membentuk bagian atas dan

belakang panggul (Sulistyawati, 2014:120).

3. Passanger (Janin dan Plasenta)

Perubahan mengenai janin sebagai passenger sebagian besar dalah

mengenai ukuran kepala janin, karena kepala merupakan bagian terbesar

dari janin dan paling sulit untuk dilahirkan. Adanya celah antara bagian-

bagian tulang kepala janin memungkinkan adanya penyisipan antara

bagian tulang sehingga kepala janin dapat mengalami perubahan bentuk

dan ukuran (Sulistyawati, 2014:120).

Plasenta dan tali pusat memiliki struktur berbentuk bundar atau

hampir bundar dengan diameter 15 cm sampai 20 cm dan tebal 2 cm

sampai 2 sampai 2,5 cm, berat rata-rata 500 gram, terletak di depan atau

di belakang dinding uterus ke atas arah fundus. Bagian plasenta yang

11
menempel pada desidua terdapat kotiledon disebut pers maternal, dan

dibagian ini tempat terjadinya pertukaran darah ibu dan janin. Tali pusat

merupakan bagian yang sangat penting untuk kelangsungan hidup janin

meskipun tidak menutup kemungkinan bahwa tali pusat juga

menyebabkan penyulit persalinan misalnya pada kasus lilitan tali pusat

(Sulistyawati, 2014:121).

Air ketuban atau amnion merupakan elemen yang penting dalam

proses persalinan. Air ketuban ini dapat dijadikan acuan dalam

menentuan diagnosa kesejahteraan janin. Amnion melindungi janin dari

trauma atau benturan, memungkinkan janin bergerak bebas, menstabilkan

suhu tubuh janin agar tetap hangat, menahan tekanan uterus, dan

pembersih jalan lahir (Sulistyawati, 2014:121).

4. Psikologis Ibu Bersalin

Faktor psikologis ibu bersalin menurut (Rohani, 2014: 168) yakni :

a. Melibatan psikologis ibu, emosi, dan persiapan intelektual

b. Pengalaman melahirkan bayi sebelumnya

c. Kebiasaan adat

d. Dukungan orang terdekat pada kehidupan ibu

5. Penolong Persalinan

Peran dari penolong peralinan adalah mengantisipasi dan

menangani komplikasi yang mungkin terjadi pada ibu dan janin, dalam

hal ini tergantung dari kemampuan dan kesiapan penolong dalam

menghadap proses persalinan (Rohani, 2014:170).

12
2.1.3 Jenis-Jenis Persalinan

Menurut Oktarina (2016) terdapat tiga jenis persalinan, yaitu:

a. Persalinan Spontan

Dikatakan persalinan spontan apabila persalinan

berlangsung dengan kekuatan ibu sendiri dan melalui jalan lahir.

b. Persalinan Buatan

Disebut persalinan buatan jika persalinan yang berlangsung

dengan bantuan tenaga dari luar misalnya ekstraksi dengan

forceps/dilakukan operasi sectio caesarea.

c. Persalinan Anjuran

Disebut persalinan anjuran apabila kekuatan yang

diperlukan untuk persalinan ditimbulkan dari luar dengan jalan

rangsangan.

2.1.4 Pemilihan Tempat Persalinan

Tempat persalinan ideal untuk melahirkan adalah fasilitas kesehatan

dengan perlengkapan dan tenaga yang siap menolong bila sewaktu-waktu

terjadi komplikasi persalinan. Minimal fasilitas seperti Puskesmas yang

mampu menberilkan Pelayanan Obstetrik dan Neonatal Dasar (PONED). Di

pahami belum seluruh puskesmas mampu memberikan pelayan dasar

tersebut, minimal pada saat ibu melahirkan di puskesmas terdapat tenaga

yang dapat segera merujuk jika terjadi komplikasi (Sidauruk, 2017)

Tidak semua persalinan berjalan normal atau fisiologis. Semua ibu

hamil beresiko mengalami komplikasi pada persalinan. Persiapan sebaiknya

13
di lakukan untuk mengantisipasi kesulitan yang mungkin terjadi. Persiapan

persalinan meliputi: tempat penolong, transportasi, biaya, donor darah, dan

pendamping persalinan. Tempat atau rumah bersalin ini di bangun untuk

memenuhi kebutuhan keluarga-keluarga yang tidak puas pelayanan di

rumah sakit atau tertarik dengan gagasan melahirkan dirumah. Rumah

bersalin memungkinkan ibu melahirkan bayinya dalam suasana mendekati

suasana rumah sendiri dan sebagai peristiwa yang sepenuhnya alami

(Sidauruk, 2017).

Sebagian besar perawatan serta penyuluhan antenatal dan persalinan

di rumah bersalin akan di laksanakan oleh bidan. Jika terdapat kesulitan

bidan akan merujuk kedokter obstetric atau ke bagian obstetric rumah sakit.

Bidan yang akan bekerja di rumah bersalin memiliki keterampilan yang di

perlukan dalam segala aspek kebidanan yang normal dan harus mampu

mengenali setiap kejadian yang menyompang dari keadaan normalnya

(Sidauruk, 2017).

Ciri- ciri penatalaksanaan tempat persalinan tersebut :

1. Intervensi medis dan keperawatan yang minimal tidak ada

pengukuran,atau perrcepatan persalinan atau tindakan obstetric lain.

2. Secara stastik, episiotomy lebih jarang di lakukan di rumah bersalin

3. Bayi akan menjalani pemeriksaan lengkap dalam tempo 12 jam setelah di

lahirkan, dan ibu beserta bayinya bisa pulang dalam waktu 4 jam jika

semuanya berlangsung normal.

14
4. Kunjungan rumah oleh bidan terdekat terus di lakukan sampai minggu

pertama post partum dan kemudian ibu dapat mengontrol dirinya

kerumah bersalin setelah 1 serta 6 minggu kemudian untuk pemeriksaan

postpartum. Persyaratan persalinan di Rumah Bersalin menginformasikan

bahwa kehamilan tersebut sifatnya fisiologis atau normal. Artinya tidak

terdapat kelainan 3 P, yakni power atau kekuatan dari si calon ibu,

pessage ataua jalan lahir, passenger yakni kondisi janin yang akan

melaluinya (Sidauruk, 2017).

5. Tersedianya tenaga penolong persalinan yang handal. Sebenarnya tidak

harus seorang dokter umum yang terampil dalam bidang tersebut.

Bahkan bidan yang berpengalaman pun akan bisa melakukannya.

Memilih tenaga berkualitas seperti itu sebenarnya tidak terlalu sulit.

Sebab seorang persalinan yang baik tidak hanya berpengalaman,

berpengetahuan, dan berketerampilan di bidangnya.

6. Mempersiapkan satu kamar atau ruang bersalin di rumah bersalin. Tidak

perlu di ruang khusus cukup sebuah kamar tidur keluarga dapat di

persiapkan merangkap sebagai “kamar bersalin di rumah bersalin. Tidak

perlu harus di ruangan khusus. Cukup sebuah kamar tidur keluarga dapat

di persiapkan merangkap sebagai kamar untuk bersalin.

7. Tersedia pula perlengkapan lain untuk kebutuhan ibu dan bayi. Misalnya

untuk ibu, dua helai kain panjang bersih, 1 gunting steril, minimal

direbus dua dalam air mendidih selama lebih dari 15 menit. Janagan lupa

1 buah kateter urin, sebuah nierbeken atau pispot bersih dan sebuah

15
baskom penampung ari-ari. Sedangkan untuk bayinya harap sediakan air

hangat secukupnya untuk mandi,baby oil, baju hangat, sepotong kain

kasa steril dan alcohol 70%.

2.2 Tinjauan tentang Pengetahuan

Pengetahuan merupakan segala sesuatu yang diketahui berkenaan

dengan suatu hal (Kemendikbud RI, 2008). Pengetahuan itu sendiri

dipengaruhi oleh faktor pendidikan formal. Pengetahuan sangat erat

hubungannya dengan pendidikan, dimana diharapkan bahwa dengan

pendidikan yang tinggi maka orang tersebut akan semakin luas pula

pengetahuannya. Akan tetapi perlu ditekankan, bukan berarti seseorang yang

berpendidikan rendah mutlak berpengetahuan rendah pula. Hal ini mengingat

bahwa peningkatan pengetahuan tidak mutlak diperoleh dari pendidikan non

formal saja, akan tetapi dapat diperoleh melalui pendidikan non formal.

Pengetahuan mempunyai 6 tingkatan, yaitu :

1. Tahu (Know). Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang

telah dipelajari sebelumnya.Termasuk dalam pengetahuan tingkat ini

adalah mengingat kembali (recal) terhadap sesuatu yang spesifik dari

seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.

Oleh sebab itu, ‘tahu‘ ini merupakan tingkatan pengetahuan yang

paling rendah

2. Memahami (Comprehension). Memahami diartikan sebagai suatu

kemampuan menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui,

dan dapat menginterpretasi materi tersebut secara benar.

16
3. Aplikasi (Aplication). Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk

menggunakan materi yang telah di pelajari pada situasi dan kondisi

real (sebenarnya). Aplikasi disini dapat diartikan sebagai aplikasi atau

penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip, dan sebagainya

dalam konteks atau situasi yang lain.

4. Analisis (Analysis). Analisis adalah suatu kemampuan untuk

menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen,

tetapi masih di dalam suatu struktur organisasi, dan masih ada

kaitannya satu sama lain.

5. Sintesis (Synthesis). Sintesis penunjuk kepada suatu kemampuan

untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu

bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu

kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi

yang ada.

6. Evaluasi (Evaluation). Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan

untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau

objek.Penilaian-penilaian itu didasarkan pada suatu kriteria yang

ditentukannya sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah

ada (Notoatmodjo, 2010).

Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan yaitu :

a. Faktor Internal :

2) Jasmani : Faktor jasmani diantaranya adalah kesehatan indera

seseorang.

17
3) Rohani : Faktor rohani diantaranya adalah kesehatan psikis,

intelektual, psikomotor, serta kondisi afektif serta kognitif

individu.

b. Faktor Eksternal :

1) Pendidikan : Tingkat pendidikan seseorang akan berpengaruh

dalam memberi respon terhadap sesuatu yang datang dari luar.

Orang yang berpendidikan tinggi akan memberi respon yang

lebih rasional terhadap informasi yang datang, akan berpikir

sejauh mana keuntungan yang mungkin akan mereka peroleh

dari gagasan tersebut.

2) Paparan media massa : Melalui berbagai media, baik cetak

maupun elektronik, berbagai informasi dapat diterima oleh

masyarakat, sehingga seseorang yang lebih sering terpapar

media massa (TV, radio, majalah, pamflet, dan lain-lain) akan

memperoleh informasi lebih banyak jika dibandingkan dengan

orang yang tidak pernah terpapar informasi media. Hal ini

berarti paparan media massa mempengaruhi tingkat

pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang.

3) Ekonomi : Dalam memenuhi kebutuhan pokok (primer) maupun

kebutuhan sekunder, keluarga dengan status ekonomi yang baik

akan lebih mudah tercukupi dibanding keluarga dengan status

ekonomi yang lebih rendah. Hal ini akan mempengaruhi

18
pemenuhan kebutuhan akan informasi pengetahuan yang

termasuk kebutuhan sekunder.

2.3 Tinjauan Umum tentang Paritas

Paritas merupakan jumlah anak yang dilahirkan baik lahir hidup

maupun meninggal. Paritas lebih dari empat kali mempunyai resiko yang

lebih besar untuk terjadi perdarahan, demikian dengan ibu yang terlalu sering

hamil menyebabkan resiko untuk sakit, kematian dan juga anaknya (Depkes

RI, 2010).

Paritas dapat dikelompokkan menjadi tiga yaitu:

1. Primipara adalah wanita yang telah melahirkansatu kali, seorang anak

cukup besar untuk hidup didunia luar.

2. Multipara adalah wanita yang telah melahirkan dua kali- empat

kali, lebih dari seorang anak yang cukup besar untuk hidup di dunia

luar.

3. Grande multipara adalah wanita yang telah melahirkan lima kali atau

lebih, lebih dari 5 orang anak yang cukup besar untuk hidup di dunia

luar (Rahma Badiu, 2017).

Paritas merupakan faktor resiko komplikasi obstetric maka ibu hamil

dengan paritas tinggi cenderung mengalami placenta previa sehingga

pertumbuhan endometrium kurang sempurna. Ibu yang baru pertama kali

hamil merupakan hal yang sangat baru sehingga termotivasi dalam

peningkatan kesehatan kehamilannya, sebaliknya ibu yang sudah pernah

19
melahirkan lebih dari satu orang mempunyai anggapan bahwa ia sudah

berpengalaman (Rahma Badiu, 2017).

2.4 Tinjauan Umum tentang Dukungan Keluarga

Dukungan keluarga adalah sikap, tindakan dan penerimaan keluarga

terhadap anggotanya. Anggota keluarga dipandang sebagai bagian yang tidak

terpisahkan dalam lingkungan keluarga. Anggota keluarga memandang

bahwa orang yang bersifat mendukung selalu siap memberikan pertolongan

dan bantuan jika diperlukan.

Dukungan keluarga adalah sebagai suatu proses hubungan antara

keluarga dengan lingkungan. Dukungan keluarga didefinisikan sebagai

informasi verbal atau nonverbal, saran, bantuan yang nyata atau tingkah laku

yang diberikan oleh orang-orang yang akrab dengan subjek di dalam

lingkungannya atau yang berupa kehadiran dan hal-hal yang dapat

memberikan keuntungan emosional dan berpengaruh pada tingkah laku

penerimanya (Rahma Badiu, 2017).

Adanya dukungan jaringan sosial dalam berkomunikasi dan hubungan

saling menguntungkan akan membuat seseorang merasa diperhatikan,

dicintai, berharga dan bernilai. Dukungan sosial memiliki efek perlindungan

yang luar biasa terhadap kesehatan. Hubungan yang saling mendukung

kemungkinan akan memberikan dorongan bagi terbentuknya pola-pola

perilaku yang lebih sehat.

Dukungan keluarga mengacu pada dukungan sosial yang dipandang

oleh anggota keluarga. Dukungan keluarga memandang bahwa orang yang

20
bersifat mendukung selalu siap memberikan pertolongan dan bantuan jika

diperlukan. Baik keluarga inti maupun keluarga besar berfungsi sebagai

system pendukung bagi anggota-anggotanya.

Dukungan sosial keluarga dapat berupa dukungan sosial keluarga

internal : seperti dukungan dari suami, istri dan dukungan dari keluarga

kandung. Serta dukungan keluarga eksternal, yaitu dukungan keluarga

eksternal bagi keluarga inti (dalam jaringan kerja sosial keluarga). Baik

keluarga inti maupun keluarga besar berfungsi sebagai sistem pendukung bagi

anggota-anggotanya.

Jenis dukungan dibedakan menjadi 4 dimensi yaitu:

1. Dukungan informasi mencakup memberi nasehat, petunjuk, saran-

saran, umpan balik berupa informasi yang berguna dan berhubungan

dengan masalah dan situasi.

2. Dukungan emosional, mencakup ungkapan empati, kepedulian, dan

perhatian terhadap seseorang.

3. Dukungan instrumental/pshycal berupa bantuan langsung berupa

pekerjaan ketika seseorang membutuhkan, memberi pinjaman uang

kepada orang itu atau menolong dengan pekerjaan pada waktu

mengalami stres.

4. Dukungan penghargaan terjadi lewat ungkapan hormat (penghargaan)

positif untuk orang itu, dorongan untuk maju atau persetujan dengan

gagasan atau perasaan individu, dan perbandingan positif orang itu

dengan orang lain (Rahma Badiu, 2017)

21
Dukungan keluarga berpengaruh terhadap pemanfaaatan persalinan di

fasilitas kesehatan. Dalam sebuah keluarga, seseorang dapat berperan sebagai

initiator, influencer, pengambil keputusan, serta pembeli dan atau pengguna

pemberi saran akan tempat persalinan di non fasilitas suami lebih dominan

memberikan saran, sedangkan orang tua memiliki saran yang sama antara

melahirkan pada fasilitas maupun non fasilitas. Sedangkan yang berpengaruh

dalam pemilihan tempat bersalin yaitu suami dan orang tua, hal ini

menunjukkan bahwa pengaruh keluarga terdekat sangat besar terhadap

pengambilan keputusan dalam memilih tempat bersalin (Rahma Badiu, 2017).

2.5 Tinjauan Umum Tentang Jarak

Aksesibilitas merupakan salah satu faktor yang berperan dalam

menentukan pelayanan kesehatan yang di nilai dari jarak waktu tempuh, dan

ketersediaan transportasi untuk mencapai lokasi pelayanan kesehatan. Akses

pelayanan kesehatan adalah pelayanan kesehatan itu harus dapat dicapai oleh

masyarakat, tidak terhalang oleh keadaan geografis, sosial, ekonomi,

organisasi dan bahasa. Salah satunya yaitu keadaan\geografis yang dapat

diukur dengan jarak, lama perjalanan, jenis transportasi atau hambatan fisik

lain yang dapat menghalangi seseorang untuk mendapatkan pelayanan

kesehatan (Suparyanto. 2013).

Konsep jarak tempat tinggal merupakan salah satu faktor yang

mempengaruhi perilaku seseorang dalam melakukan suatu kegiatan. Semakin

jauh jarak antara tempat tinggal dengan tempat kegiatan akan semakin

menurunkan motivasi seseorang dalam melakukan aktivitas. Sebaliknya

22
semakin dekat jarak tempat tinggal dengan tempat kegiatan dapat

meningkatkan usaha. Pengaruh jarak tempat tinggal dengan tempat kegiatan

tak terlepas dari besarnya biaya yang digunakan dan waktu yang lama.

Kaitannya dengan kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan masih

rendah, sehingga jarak antara rumah tinggal dan tempat pelayanan kesehatan

mempengaruhi perilaku mereka (Medical Majapahit. 2015).

Pelayanan kesehatan yang lokasinya terlalu jauh dari daerah tempat

tinggal tentu tidak mudah dicapai, sehingga membutuhkan transportasi untuk

menjangkau tempat pelayanan kesehatan, apabila keadaan ini sampai terjadi,

tentu tidak akan memuaskan pasien, maka disebut suatu pelayanan kesehatan

bermutu apabila pelayanan tersebut dapat dicapai oleh pemakai jasa

pelayanan kesehatan.

Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2010 bahwa

jarak tempuh ke pelayanan kesehatan di klasifikasikan menjadi kurang dari 1

kilometer (< 1 km), 1 sampai dengan 5 kilometer (1-5 km), dan lebih dari 5

kilometer (> 5 km).

2.6 Tinjauan Umum Tentang Covid-19

Coronavirus adalah keluarga besar virus yang menyebabkan penyakit

mulai dari gejala ringan sampai berat. Ada setidaknya dua jenis coronavirus

yang diketahui menyebabkan penyakit yang dapat menimbulkan gejala berat

seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan Severe Acute

Respiratory Syndrome (SARS). Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) adalah

penyakit jenis baru yang belum pernah diidentifikasi sebelumnya pada

23
manusia. Virus penyebab Covid-19 ini dinamakan Sars-CoV-2.Virus corona

adalah zoonosis (ditularkan antara hewan dan manusia). Penelitian

menyebutkan bahwa SARS ditransmisikan dari kucing luwak (civet cats) ke

manusia dan MERS dari unta ke manusia.Adapun, hewan yang menjadi

sumber penularan COVID-19 ini sampai saat ini masih belum diketahui

(Kemenkes, 2020).

Tanda dan gejala umum infeksi Covid-19 antara lain gejala gangguan

pernapasan akut seperti demam, batuk dan sesak napas. Masa inkubasi rata-

rata 5-6 hari dengan masa inkubasi terpanjang 14 hari.Pada kasus Covid-19

yang berat dapat menyebabkan pneumonia, sindrom pernapasan akut, gagal

ginjal, dan bahkan kematian. Tanda-tanda dan gejala klinis yang dilaporkan

pada sebagian besar kasus adalah demam, dengan beberapa kasus mengalami

kesulitan bernapas, dan hasil rontgen menunjukkan infiltrat pneumonia luas

di kedua paru (Kemenkes, 2020).

Pada 31 Desember 2019, WHO China Country Office melaporkan

kasus pneumonia yang tidak diketahui etiologinya di Kota Wuhan, Provinsi

Hubei, Cina.Pada tanggal 7 Januari 2020, Cina mengidentifikasi pneumonia

yang tidak diketahui etiologinya tersebut sebagai jenis baru coronavirus

(coronavirus disease, Covid-19). Pada tanggal 30 Januari 2020 WHO telah

menetapkan sebagai Kedaruratan Kesehatan Masyarakat Yang Meresahkan

Dunia/Public Health Emergency of International Concern

(KKMMD/PHEIC). Penambahan jumlah kasus Covid-19 berlangsung cukup

cepat dan sudah terjadi penyebaran antar negara. Sampai dengan 3 Maret

24
2020, secara global dilaporkan 90.870 kasus konfimasi di 72 negara dengan

3.112 kematian (CFR 3,4%).

Berdasarkan bukti ilmiah, Covid-19 dapat menular dari manusia ke

manusia melalui kontak erat dan droplet, tidak melalui udara.Orang yang

paling berisiko tertular penyakit ini adalah orang yang kontak erat dengan

pasien Covid-19 termasuk yang merawat pasien Covid-19. Rekomendasi

standar untuk mencegah penyebaran infeksi adalah melalui cuci tangan secara

teratur, memakai masker ketika bepergian keluar rumah, menerapkan etika

batuk dan bersin, menghindari kontak secara langsung dengan ternak dan

hewan liar serta menghindari kontak dekat dengan siapa pun yang

menunjukkan gejala penyakit pernapasan seperti batuk dan bersin. Selain itu,

menerapkan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) saat berada di

fasilitas kesehatan terutama unit gawat darurat (Kemenkes, 2020).

2.7 Tinjauan Penelitian Sebelumnya

1. Penelitian yang dilakukan oleh Yunita Syahputri Damanik dan Nurul Aini

Siagian (2021) dengan judul penelitian Analisis Faktor-Faktor yang

Mempengaruhi Keputusan Pemilihan Tempat Persalinan pada Masa

Pandemi Covid-19 di Puskesmas Deli Tua. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan antara paritas dengan

Keputusan Pemilihan Tempat Persalinan dengan nilai p-Value 0,19, ada

pengaruh yang signifikan antara paritas dengan Keputusan Pemilihan

Tempat Persalinan dengan nilai p-Value 0,001, ada pengaruh yang

signifikan antara pemeriksaan ANC dengan Keputusan Pemilihan Tempat

25
Persalinan dengan nilai p-Value 0,02, ada pengaruh yang signifikan antara

pengetahuan dengan keputusan pemilihan tempat persalinan dengan nilai

p-Value 0,003. ada pengaruh yang signifikan antara biaya persalinan

dengan keputusan pemilihan tempat persalinan dengan nilai p-Value 0,01.

ada pengaruh yang signifikan antara akses ke faskes dengan keputusan

pemilihan tempat persalinan dengan nilai p-Value 0,002. ada pengaruh

yang signifikan antara dukungan suami dengan keputusan pemilihan

tempat persalinan dengan nilai p-Value 0,002, ada pengaruh yang

signifikan antara dukungan tenakes dengan keputusan pemilihan tempat

persalinan dengan nilai p-Value 0,000.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Magdalenna Pauno (2020) dengan judul

penelitian faktor-faktor yang berhubungan dengan persalinan di fasilitas

kesehatan pada Wilayah Kerja Puskesmas Benteng. Metode penelitian

yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi penelitian observasional

dengan pendekatan deskriptif analitik. Hasil dari penelitian ini

menunjukkan bahwa persalinan di fasilitas kesehatan sebanyak 46 orang

(73%) dan persalinan di Non fasilitas kesehatan sebanyak 17 orang (27%).

Berdasarkan hasil uji statistik bivariat didapatkan variabel yang

berhubungan dengan persalinan di fasilitas kesehatan yaitu

Kunjungan antenatal care K4 (p=0,021), dan Akses biaya (p=0,000).

Sedangkan yang tidak mempunyai hubungan yaitu Konseling P4K

(p=0,532). Saran bagi ibu bersalin untuk perlu ditingkatkan kesadaran dan

pemahaman terkait pemakaian fasilitas kesehatan agar kondisi ibu dan

26
janin dalam kandungan dapat dipantau sehingga kehamilan dan persalinan

dapat berjalan aman dan normal.

3. Penelitian yang dilakukan oleh Ririn Ariyanti (2021) dengan judul

penelitian pemilihan tempat dan penolong persalinan pada masa pandemi

Covid-19 di Kota Tarakan Kalimantan. Metode penelitian yang digunakan

dalam penelitian ini adalah studi penelitian observasional dengan

pendekatan deskriptif analitik. Hasil dari penelitian ini menunjukkan

bahwa tempat persalinan di masa pandemi Covid-19 sebagian besar di

klinik (klinik swasta, puskesmas, RS) sebanyak 53 (53,0%) dan penolong

persalina adalah dokter sebanyak 53 (53,0%).

27
2.8 Kerangka Teori

Berdasarkan teori Lawrence Green (1980) dalam Notoatmodjo (2012),

tentang faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku dalam pemanfaatan

pelayanan kesehatan, seperti keputusan memilih tempat persalinan, maka

dapat dibuat suatu kerangka teori yang dapat menggambarkan setiap

komponen yang berpengaruh terhadap perilaku tersebut, yaitu faktor

predisposisi meliputi umur, sikap, kepercayaan, pengetahuan, pekerjaan,

paritas. Faktor penguat merupakan faktor penyerta yang datang sesudah

perilaku, yaitu dukungan keluarga, dukungan tenaga kesehatan. Faktor

pemungkin adalah fasilitas atau sarana kesehatan, pendapatan.

Faktor Predisposisi :
-Umur,
-Sikap,
-Kepercayaan,
-Pengetahuan,
-Pekerjaan,
-Paritas,

Pemilihan Pelayanan
Faktor Penguat :
-Dukungan Keluarga, Persalinan di Fasilitas
-Dukungan Tenaga Kesehatan Puskesmas
Kesehatan pada masa Pandemi
Covid-19

Faktor Pemungkin :
-Fasilitas atau sarana
kesehatan,
-Pendapatan,
-Jarak,

Gambar 1 Kerangka Teori Penelitian

Sumber : Lawrence Green (1980) dalam Notoadmodjo (2012)

28
2.9 Kerangka Konsep

Kerangka Konsep adalah sebuah gambaran berupa konsep yang

didalamnya menjelaskan tentang hubungan antara satu variabel dengan

variabel lainnya. Adapun variabel yang terkait dengan penelitian ini adalah

pengetahuan, paritas, dukungan keluarga, dan jarak terhadap rendahnya

persalinan di fasilitas kesehatan. Berdasarkan uraian diatas, maka kerangka

konsep dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Pengetahuan

Paritas
Pemilihan Persalinan di
fasilitas kesehatan
Puskesmas
Dukungan keluarga

Jarak

Gambar 2 Kerangka Konsep

Keterangan

= Variabel Bebas

= Variabel Terikat

29
2.10 Hipotesis

1. H0: p = 0 Tidak ada hubungan pengetahuan dengan pemilihan persalinan

di fasilitas kesehatan Puskesmas Batalaiworu Kabupaten Muna

Ha1: p ≠ 0 Ada hubungan pengetahuan dengan pemilihan persalinan di

fasilitas kesehatan Puskesmas Batalaiworu Kabupaten Muna

2. H0: p = 0 Tidak ada hubungan paritas dengan pemilihan persalinan di

fasilitas kesehatan Puskesmas Batalaiworu Kabupaten Muna

Ha2: p ≠ 0 Ada hubungan paritas dengan pemilihan persalinan di fasilitas

kesehatan Puskesmas Batalaiworu Kabupaten Muna

3. H0: p = 0 Tidak ada hubungan dukungan keluarga dengan pemilihan

persalinan di fasilitas kesehatan Puskesmas Batalaiworu

Kabupaten Muna

Ha3: p ≠ 0 Ada hubungan dukungan keluarga dengan pemilihan persalinan

di fasilitas kesehatan Puskesmas Batalaiworu Kabupaten Muna

4. H0: p = 0 Tidak ada hubungan jarak dengan pemilihan persalinan di

fasilitas kesehatan Puskesmas Batalaiworu Kabupaten Muna

Ha4: p ≠ 0 Ada hubungan jarak dengan pemilihan persalinan di fasilitas

kesehatan Puskesmas Batalaiworu Kabupaten Muna

30
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan

pendekatan crosss sectional yaitu jenis penelitian dengan mengamati suatu

fenomena antara faktor risiko dengan faktor efek, kemudian melakukan

analisis untuk mengetahui dan melihat hubungan antara satu dengan variabel

lainnya dan dilakukan dalam waktu yang sama.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

3.2.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini berlokasi di wilayah kerja Puskesmas Batalaiworu

Kabupaten Muna.

3.2.2 Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Maret-April Tahun 2022.

3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah ibu yang telah melahirkan selama

tahun 2020 yang didasarkan pada data Puskesmas Batalaiworu Kabupaten

Muna yaitu sebanyak 171 kelahiran.

3.3.2 Sampel

Dikarenakan jumlah populasi dalam penelitian ini dinilai terlalu besar,

maka peneliti menggunakan persamaan slovin untuk menentukan sampel

31
sesugguhnnya. Metode pengambilan sampel menggunakan persamaan

Slovin yaitu:

n=

Dimana n = Jumlah sampel yang dicari

N = Jumlah populasi

e = Batas toleransi error yakni 5%

Maka, jumlah sampel dalam penelitian ini adalah

sn =

n=

n=

n = 119,8 120

Berdasarkan perhitungan pengambilan sampel diatas dengan

menggunakan rumus Slovin maka dapat diketahui bahwa sampel yang

ditetapkan dalam penelitian ini sejumlah 120 responden.

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah dengan

menggunakan simple random sampling atau pengambilan sampel secara

acak. Menggunakan teknik pengundian anggota populasi. Menurut Sanusi

(2011) simple random sampling adalah proses memilih dan pengambilan

32
suatu sampling yang mana setiap populasi mempunyai peluang yang sama

untuk terpilih menjadi sampel. Pada penelitian ini peneliti melakukan

undian pada populasi yaitu 171 responden dan diambil 120 responden

sebagai sampel dalam penelitian.

3.4 Variabel Penelitian

3.4.1 Variabel Bebas (independent)

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pengetahuan, paritas,

dukungan keluarga, dan jarak yang mempengaruhi ibu dalam memilih

tempat persalinan di wilayah kerja Puskesmas Batalaiworu.

3.4.2 Variabel Terikat (dependent)

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah faktor penyebab pemilihan

persalinan di fasilitas kesehatan Puskesmas Batalaiworu Kabupaten Muna.

3.5 lnstrumen Penelitian

Instrument penelitian adalah kelengkapan yang akan di gunakan untuk

memudahkan penelitian ini. Instrumen yang di gunakan pada penelitian ini

adalah kuesioner. Kuesioner adalah suatu cara pengumpulan data yang di

lakukan dengan cara mengedarkan suatu daftar pernyataan.

3.6 Definisi Operasional dan Kriteria Objektif

a. Persalinan di fasilitas kesehatan

Persalinan di fasilitas kesehatan adalah pernyataan responden

tentang upaya untuk melakukan persalinan di tempat persalinan yang

dipilih saat persalinan terakhir.

Kriteria Objektif

33
0 = Tidak : Jika responden tidak melakukan persalinan di fasilitas

kesehatan

1 = Ya : Jika responden melakukan persalinan di fasilitas kesehatan

b. Pengetahuan

Pengetahuan adalah segala hal yang telah diketahui oleh ibu

bersalin dalam memilih pemanfaatan pelayanan kesehatan di fasilitas

kesehatan yang termaksud didalamnya adalah pengetahuan ibu tentang

bahaya persalin didukun, dan pengetahuan ibu tetang memilih tenaga

penolong persalinan menggunakan tenaga kesehatan.

Pada kuesioner ini menggunakan skala Guttman. Untuk mengukur

pengetahuan responden, peneliti membuat 10 pertanyaan tentang

pengetahuan ibu, yang terdiri dari 2 alternatif jawaban, penentuan skor

masing-masing jawaban adalah sebagai berikut : jawaban benar diberi skor

1, dan jawaban salah diberi skor 0. Skor tertinggi yaitu : 1 x 10 = 10,

sementara untuk skor terendah yaitu 0 x 10 = 0. Range = 10 – 0 = 10,

maka Interval (I) dapat dihitung dengan menggunakan rumus :

I= = =5

Keterangan :

I = Interval

R = Range/Kisaran

K = Jumlah kategori (2)

34
Batas Atas : Skor Tertinggi = 10

Batas Bawah : Skor Atas – I

: 10 – 5

:5

Kriteria Objektif

Sehingga kriteria objektifnya :

Di katakan cukup : jika total skor yang diperoleh responden > 5

Di katakan kurang : jika total skor yang diperoleh responden ≤ 5

c. Paritas

Paritas adalah jumlah anak hidup yang dilahirkan oleh responden.

Menggunakan skala Nominal. Cara pengukuran dengan wawancara

menggunakan kuesioner.

Kriteria Objektif

“0”=Multipara : Bila jumlah anak hidup yang pernah dilahirkan oleh

responden lebih dari satu orang

“1”=Primipara : Bila jumlah anak hidup yang perrnah dilahirkan

responden satu orang

d. Dukungan Keluarga

Dukungan keluarga adalah pernyataan responden terhadap adanya

dukungan keluarga terhadap proses pemilihan tempat persalinan ke

fasilitas kesehatan. Aspek yang dibahas dalam penelitian ini adalah

motivasi dari keluarga untuk melakukan persalinan di fasilitas pelayanan

35
kesehatan, dukungan dari keluarga untuk melakukan persalinan di

pemanfaatan pelayanan kesehatan, dan perhatian dari keluarga setelah ibu

melakukan persalinan dari tenaga penolong persalinan.

Pada kuesioner ini menggunakan skala Likert dengan kategori :

4 = Selalu, 3 = Sering, 2 = Kadang-kadang, 1 = Tidak Pernah, dengan

jumlah pertanyaan sebanyak 16 pertanyaan.

Skor tertinggi : 16 x 4 = 64

Skor terendah : 16 x 1 = 16

Range = skor tertinggi – skor terendah

= 64 - 16 = 48

Maka Interval (I) dapat dihitung dengan menggunakan rumus

(I) = R/K

Jumlah katagori (K) = 2 (Baik, Kurang Baik)

Maka I = 48 / 2 = 24

Skor Standar = 64 - 24 = 40

Kriteria Objektif

Sehingga kriteria objektifnya :

Baik : jika total skor yang diperoleh responden ≥ 40

Kurang Baik : jika total skor yang diperoleh responden ˂ 40

e. Jarak
Jarak adalah waktu tempuh responden dari rumah ke fasilitas

persalinan dalam satuan menit. Cara pengukuran dengan wawancara

menggunakan kuesioner.

Kriteria Objektif

36
“1”=Dekat : Bila waktu tempuh responden dari rumah ke fasilitas
kesehatan < 30 menit
“2”=Jauh : Bila waktu tempuh responden dari rumah ke fasilitas

kesehatan > 30 menit

3.7 Jenis Data Penelitian

3.7.1 Data Primer


Data primer adalah data yang diperolah dari hasil penelitian berupa

data hasil dari pengisian kuesioner.

3.7.2 Data Sekunder


Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung.

Adapun data sekunder dari penelitian ini diperoleh dari data Dinas

Kesehatan Kabupaten Muna, data Profil Kesehatan Indonesia tahun 2020,

jurnal penelitian terkait persalinan di fasilitas kesehatan pada masa pandemi

Covid-19, dan rekapan Laporan KIA Puskesmas Batalaiworu.

3.8 Pengolahan, Analisis dan Penyajian Data


3.8.1 Pengolahan data
Pengolahan data dilakukan dengan cara perhitungan manual dan

selanjutnya hasil pengisian kuesioner di input di dalam aplikasi SPSS 16.0.

Pengolahan data ini dilakukan dalam beberapa tahap, diantaranya :

1. Editing

Editing merupakan kegiatan untuk mengecek dan memperbaiki

isian formulir atau kuesioner apakah jawaban sudah lengkap dan benar.

2. Coding

37
Coding merupakan kegiatan merubah data yang berbentuk huruf

menjadi data dalam bentuk angka coding yang berguna untuk

mempermudah analisis data.

3. Entry Data
Entry adalah kegiatan memasukkan data ke dalam program
komputer untuk selanjutnya akan di olah.

4. Cleaning
Cleaning atau pembersihan data dilakukan untuk mengecek
kembali data yang sudah ada agar tidak ada data yang tidak lengkap
(missing).
5. Skoring
Pemberian skor untuk setiap variabel penelitian bertujuan untuk
memudahkan mengidentifikasi variabel penelitian, selanjutnya
dilakukan kategori berdasarkan rata-rata nilai tiap variabel.

3.8.2 Analisis Data


Analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu:
1. Analisis Univariat
Analisis univariat bertujuan untuk melihat gambaran distribusi

frekuensi masing-masing variabel yang diteliti yaitu pengetahuan,

paritas, dukungan keluarga, dan jarak dengan persalinan di fasilitas

kesehatan.

2. Analisis Bivariat

Analisis Bivariat digunakan untuk mencari hubungan variabel


dependen yakni pemilihan persalinan pada fasilitas kesehatan dengan

38
variabel independen yaitu pengetahuan, paritas, dukungan keluarga,
jarak. Peneliti akan menggunakan uji Chi Square untuk mengetahui
hubungan antara variabel dependen dan variabel independen.

3.8.3 Penyajian data

Data-data yang telah didapatkan diolah kemudian ditampilkan dalam

bentuk tabel dan tekstual selanjutnya diinterpretasikan dalam bentuk

penjelasan.

39
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

4.1.1 Letak Geografis Wilayah Kerja Puskesmas Batalaiworu

Secara geografis, Kecamatan Batalaiworu adalah bagian dari Wilayah

adiministrasi Kabupaten Muna yang terletak di bagian Barat pulau Buton.

Secara astronomis, Kecamatan Batalaiworu terletak di bagian timur Pulau

Muna. Secara geografis, Batalaiworu terletak di bagian selatan garis

khatulistiwa, memanjang dari utara ke selatan di kira-kira 4°47’ LS - 4°49’

LS dan membentang dari Barat ke Timur diantara 122°40’- 122°44’ BT BT.

Batas wilayah administrasi Kecamatan Batalaiworu sebagai berikut:

1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Lasalepa.

2. Sebelah Timur berbatasan dengan Selat Buton.

3. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Katobu.

4. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Pasir Putih.

Luas daratan Kecamatan Batalaiworu yaitu sekitar 48,77 km 2 yang

terletak di bagian Barat dan memiliki jarak yang cukup dekat dengan Kota

Raha. Berdasarkan Data Proyeksi Penduduk di Statistik jumlah penduduk di

wilayah Puskesmas Batalaiworu dengan luas wilayah 22,71 km2, 14.774

jiwa yang terhimpun dalam 3.840 KK dan 3.087 Rumah Tangga.

Permukaan wilayah Kecamatan Batalaiworu pada umumnya merupakan

dataran dengan ketinggian 25-500 meter diatas permukaan laut.

40
4.1.2 Visi Dan Misi Puskesmas Batalaiworu

Visi Pembangunan Kesehatan Puskesmas Batalaiworu merupakan

salah satu program yang terintegrasi dari Agenda ke-9 Nawa Cita, yaitu

Meningkatkan Kualitas Hidup Manusia Indonesia. Dimana program ini

didukung oleh program sektoral lainnya yaitu Program Indonesia Pintar,

Program Indonesia Kerja, dan Program Indonesia Sejahtera. Program

Indonesia Sehat selanjutnya menjadi program utama Pembangunan

Kesehatan yang kemudian direncanakan pencapaiannya melalui Rencana

Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2020-2024, yang ditetapkan

melalui Keputusan Menteri Kesehatan R.I. Nomor 21 tahun 2020.

Sejalan dengan visi dan misi pemerintah daerah Kabupaten Muna

“Menuju Muna Sejahtera Tahun 2017-2022”, dengan salah satu Misinya

adalah Melanjutkan Upaya Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia

melalui pengembangan kualitas iman dan taqwa, kualitas intelektual serta

kesehatan jasmani dan rohani serta peningkatan sektor pendidikan dan

kesehatan. Strategi yang tertuang dalam visi dan misi di bidang kesehatan

tersebut menekankan pada peningkatkan dan mengembangkan cakupan

layanan kualitas kesehatan masyarakat dengan 9 indikator program pokok.

Untuk itu Batalaiworu mempunyai peran dan berkewajiban dalam

menyukseskan visi dan misi tersebut dengan memanfaatkan segala peluang

dan potensi serta kapasitas Puskesmas secara Optimal melalui Visi dan Misi

yang kami bangun yaitu:

41
a. Visi

Visi Puskesmas Batalaiworu adalah Mewujudkan pelayanan kesehatan

yang terbaik dan profesional menuju masyarakat yang sehat dan mandiri.

b. Misi

Misi merupakan rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan

dilaksanakan untuk mewujudkan visi. Misi yang dibangun dalam

Rencana Strategi Puskesmas Batalaiworu 2017- 2022 adalah sebagai

berikut :

1) Memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu, terjangkau oleh

seluruh masyarakat.

2) Mendorong masyarakat berperilaku hidup bersih dan sehat.

3) Mengedepankan kerjasama, musyawarah dan komunikasi yang baik

antar lintas program dan lintas sektor

c. Motto

“Sahabat Sehat Keluarga Anda”

d. Tata Nilai

Puskesmasmas “SEHATI”

“Santun, Empati, Handal, Adil, Tanggap dan Inovatif”

S: Santun dalam bertutur kata dan bersikap


E: Empati dalam melayani masyarakat
H: Handal dalam memberikan pelayanan
A: Adil dalam memberikan pelayanan
T: Tanggap dalam pelayanan dan terhadap masalah kesehatan
masyarakat
I: Inovatif menyikapi masalah kesehatan masyarakat

42
4.2 Hasil Penelitian

4.2.1 Karakteristik Responden

Karakteristik responden yang diamati dalam penelitian ini adalah

berdasarkan usia, tingkat pendidikan, alamat, agama, dan pekerjaan

karateristik tersebut disajikan dalam tabel.

1. Berdasarkan Usia

Adapun karakteristik responden berdasarkan usia dapat dilihat pada

tabel berikut:

Tabel 1. Distribusi Responden Berdasarkan Usia di Wilayah Kerja


Puskesmas Batalaiworu Tahun 2022
No Usia Jumlah (n) Persentase (%)
1 < 20 Tahun 6 5
2 21 – 30 Tahun 35 29
3 31 – 40 Tahun 77 64
4 > 40 Tahun 2 2
Jumlah 120 100
Sumber: Data Primer, 2022

Berdasarkan Tabel 1 diatas menunjukkan bahwa dari 120

responden, umur responden paling banyak terdapat pada umur 31-40

tahun yaitu sebanyak 77 orang (64%), sedangkan yang paling sedikit

berusia >40 tahun dengan jumlah 2 orang (2%).

2. Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Adapun karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan

dapat dilihat pada tabel berikut:

43
Tabel 2. Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan di
Wilayah Kerja Puskesmas Batalaiworu Tahun 2022
No Tingkat Pendidikan Jumlah (n) Persentase (%)
1 SD 15 12
2 SMP 21 18
3 SMA 65 54
4 Strata 1 19 16
Jumlah 120 100
Sumber: Data Primer, 2022

Berdasarkan Tabel 2 diatas menunjukkan bahwa dari 120

responden, yang paling banyak yaitu berpendidikan SMA sebanyak 65

orang (54%) dan yang paling sedikit yaitu berpendidikan SD sebanyak

15 orang (12%).

3. Berdasarkan Alamat

Adapun karakteristik responden berdasarkan alamat dapat dilihat

pada tabel berikut:

Tabel 3. Distribusi Responden Berdasarkan Alamat di Wilayah Kerja


Puskesmas Batalaiworu Tahun 2022
No Alamat Jumlah (n) Persentase (%)
1 Desa Wakorambu 30 25
2 Desa Wawesa 55 46
3 Kelurahan Laiworu 17 14
4 Kelurahan Sidodadi 18 15
Jumlah 120 100
Sumber: Data Primer, 2022

Berdasarkan Tabel 3 menunjukkan bahwa responden paling banyak

bertempat tinggal di Desa Wawesa sebanyak 55 orang (46%), dan paling

sedikit bertempat tinggal di Kelurahan Laiworu sebanyak 17 orang

(14%).

44
4. Berdasarkan Pekerjaan

Adapun karakteristik responden berdasarkan Pekerjaan dapat

dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4. Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan di Wilayah Kerja


Puskesmas Batalaiworu Tahun 2022
No Pekerjaan Jumlah (n) Persentase (%)
1 Ibu Rumah Tangga 84 70
2 PNS 16 13
3 Petani 8 7
4 Pedagang 3 3
5 Pegawai Swasta 8 7
Jumlah 120 100
Sumber: Data Primer, 2022

Berdasarkan Tabel 4 diatas menunjukkan bahwa responden yang

paling banyak memiliki pekerjaan sebagai Ibu Rumah Tangga (IRT)

sebanyak 84 orang (70%) dan responden sebagai pedagang berjumlah 3

orang (3%).

5. Berdasarkan Agama

Adapun karakteristik responden berdasarkan agama dapat dilihat

pada tabel berikut:

Tabel 5. Distribusi Responden Berdasarkan Agama di Wilayah Kerja


Puskesmas Batalaiworu Tahun 2022
No Agama Jumlah (n) Persentase (%)
1 Islam 101 84
2 Kristen 17 14
3 Hindu 2 2
Jumlah 120 100
Sumber: Data Primer, 2022

Bedasarkan Tabel 5 diatas menunjukkan bahwa responden paling

banyak beragama Islam yaitu 101 orang (84%) dan yang paling sedikit

beragama Hindu yaitu 2 orang (2%).

45
4.2.2 Analisis Univariat

1. Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan

Pengetahuan adalah segala hal yang telah diketahui oleh ibu

bersalin dalam memilih pemanfaatan pelayanan kesehatan di fasilitas

kesehatan yang termaksud didalamnya adalah pengetahuan ibu tentang

bahaya bersalin didukun dan pengetahuan ibu tetang memilih tenaga

penolong persalinan menggunakan tenaga kesehatan.

Distribusi responden berdasarkan pengetahuan dapat dilihat dari

tabel 6 berikut:

Tabel 6. Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan di Wilayah Kerja


Puskesmas Batalaiworu Tahun 2022
No Pengetahuan Jumlah (n) Persentase (%)
1 Kurang 45 37
2 Cukup 75 63
Jumlah 120 100
Sumber: Data Primer, 2022

Berdasarkan Tabel 6 diatas menunjukkan bahwa dari 120

responden (100%), paling banyak responden memiliki tingkat

pengetahuan cukup yaitu sebanyak 75 orang (63%) sedangkan yang

paling sedikit yaitu responden dengan tingkat pengetahuan kurang yaitu

45 orang (37%).

2. Distribusi Responden Berdasarkan Paritas

Paritas adalah jumlah anak hidup yang dilahirkan oleh responden.

Distribusi responden berdasarkan paritas dapat dilihat dari tabel 7

berikut:

46
Tabel 7. Distribusi Responden Berdasarkan Paritas di Wilayah Kerja
Puskesmas Batalaiworu Tahun 2022
No Paritas Jumlah (n) Persentase (%)
1 Primipara 45 37
2 Multipara 75 63
Jumlah 120 100
Sumber: Data Primer, 2022
Bedasarkan Tabel 7 diatas menunjukkan bahwa responden dengan

paritas primipara sejumlah 45 orang (37%) sedangkan responden dengan

paritas multipara sejumlah 75 orang (63%).

3. Distribusi Responden Berdasarkan Dukungan Keluarga

Dukungan keluarga adalah pernyataan responden terhadap adanya

dukungan keluarga terhadap proses pemilihan tempat persalinan ke

fasilitas kesehatan.

Distribusi responden berdasarkan dukungan keluarga dapat dilihat

dari tabel 8 berikut:

Tabel 8. Distribusi Responden Berdasarkan Dukungan Keluarga di


Wilayah Kerja Puskesmas Batalaiworu Tahun 2022
No Dukungan Keluarga Jumlah (n) Persentase (%)
1 Kurang Baik 100 83
2 Baik 20 17
Jumlah 120 100
Sumber: Data Primer, 2022

Berdasarkan Tabel 8 menunjukkan bahwa responden yang

mendapat dukungan keluarga kurang baik berjumlah 100 orang (83%),

sedangkan responden yang mendapatkan dukungan keluarga baik

sejumlah 20 orang (17%).

4. Distribusi Responden Berdasarkan Jarak

Jarak adalah waktu tempuh responden dari rumah ke fasilitas

pelayana kesehatan.

47
Distribusi responden berdasarkan Jarak dapat dilihat dari tabel 9

berikut:

Tabel 9. Distribusi Responden Berdasarkan Jarak di Wilayah Kerja


Puskesmas Batalaiworu Tahun 2022
No Jarak Jumlah (n) Persentase (%)
1 Jauh 48 40
3 Dekat 72 60
Jumlah 120 100
Sumber: Data Primer, 2022

Berdasarkan Tabel 9 menunjukkan bahwa responden dengan jarak

jauh ke tempat pelayanan kesehatan adalah sebanyak 48 (40%), dan

responden dengan jarak dekat ke tempat pelayanan kesehatan adalah

sebanyak 72 (60%).

4.2.3 Analisis Bivariat

Analisis bivariat digunakan untuk mengetahui hubungan antara

variabel bebas dan variabel terikat. Pengolahan data secara statistik terkait

variabel yang diteliti dapat dilihat sebagai berikut:

1. Hubungan Pengetahuan dengan Pemilihan Persalinan di Fasilitas

Kesehatan

Untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan dengan dengan


pemilihan persalinan di fasilitas kesehatan dapat dilihat dalam tabel
sebagai berikut :

48
Tabel 10. Hubungan antara Pengetahuan dengan Pemilihan Persalinan di
Fasilitas Kesehatan pada masa Pandemi Covid-19 di Wilayah
Kerja Puskesmas Batalaiworu Tahun 2022
Persalinan di fasilitas
kesehatan Total
Pengetahuan P-value
Tidak Ya
n % n % N %
Kurang 21 46.7 24 53.3 45 100
Cukup 33 44 42 56 75 100 0,776
Total 54 45 66 55 120 100
Sumber: Data Primer, 2022

Tabel 10 Menunjukkan bahwa dari keseluruhan yang memiliki

pengetahuan kurang terkait dengan pemilihan persalinan di fasilitas

kesehatan yakni 45 responden, sebagian besar melakukan persalian di

fasilitas kesehatan yakni 24 responden (53.3%) dan selebihnya tidak

melakukan persalinan di fasilitas kesehatan yakni 21 responden (46.7%).

Sedangkan dari keseluruhan yang memiliki pengetahuan cukup yakni 75

responden sebagian besar juga melakukan persalinan di fasilitas

kesehatan yakni 42 responden (56%) selebihnya tidak melakukan

persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan yakni 33 responden (44%).

Dari hasil uji Chi Square diperoleh p value = 0,776 lebih besar dari

α (0,05) sehingga H0 diterima dan H1 ditolak. Hal ini dapat disimpulkan

bahwa tidak ada hubungan antara pengetahuan dengan pemilihan

persalinan di fasilitas kesehatan pada masa pandemi Covid-19 di

Puskesmas Batalaiworu tahun 2022.

49
2. Hubungan Paritas dengan Pemilihan Persalinan di Fasilitas Kesehatan

Untuk mengetahui hubungan antara paritas dengan dengan

pemilihan persalinan di fasilitas kesehatan dapat dilihat dalam tabel

dibawah ini:

Tabel 11.Hubungan antara Paritas dengan Pemilihan Persalinan di Fasilitas


Kesehatan pada masa Pandemi Covid-19 di Wilayah Kerja
Puskesmas Batalaiworu Tahun 2022
Persalinan di Fasilitas Kesehatan
Total
Paritas Tidak Ya P-value
n % n % N %
Primipara 21 46.7 24 53.3 45 100
Multipara 33 44 42 56 75 100 0,546
Total 54 45 66 55 120 100
Sumber: Data Primer, 2022

Tabel 11 Menunjukkan bahwa dari keseluruhan yang memiliki

paritas primipara terkait dengan pemilihan persalinan di fasilitas

kesehatan yakni 45 responden, sebagian besar melakukan persalinan di

fasilitas kesehatan yakni 24 responden (53.3%) dan selebihnya tidak

melakukan persalinan di fasilitas kesehatan yakni 21 responden (46.7%).

Sedangkan dari keseluruhan yang memiliki paritas multipara yakni 75

responden sebagian besar juga melakukan persalinan di fasilitas

kesehatan yakni 42 responden (56%) dan selebihnya tidak melakukan

persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan yakni 33 responden (44%).

Dari hasil uji Chi Square diperoleh p value = 0,546 lebih besar dari

α (0,05) sehingga H0 diterima dan H1 ditolak. Hal ini dapat disimpulkan

bahwa tidak ada hubungan antara paritas dengan pemilihan persalinan di

fasilitas kesehatan pada masa pandemi Covid-19 di Puskesmas

Batalaiworu tahun 2022.

50
3. Hubungan dukungan keluarga dengan Pemilihan Persalinan di Fasilitas

Kesehatan

Untuk mengetahui hubungan antara dukungan keluarga dengan

dengan pemilihan persalinan di fasilitas kesehatan dapat dilihat dalam

tabel dibawah ini

Tabel 12. Hubungan antara dukungan keluarga dengan Pemilihan


Persalinan di Fasilitas Kesehatan pada masa Pandemi
Covid-19 di Wilayah Kerja Puskesmas Batalaiworu Tahun
2022
Persalinan di Fasilitas
Dukungan Kesehatan Total
P-value
keluarga Tidak Ya
n % n % N %
Kurang Baik 50 50 50 50 100 100
Baik 4 20 16 80 20 100 0,015
Total 54 45 66 55 120 100
Sumber: Data Primer, 2022

Tabel 12 Menunjukkan bahwa dari keseluruhan yang memiliki

dukungan keluarga kurang baik terkait dengan pemilihan persalinan di

fasilitas kesehatan yakni 100 responden, sebagian besar melakukan

persalian di fasilitas kesehatan yakni 50 responden (50%) dan selebihnya

tidak melakukan persalinan di fasilitas kesehatan yakni 50 responden

(50%). Sedangkan dari keseluruhan yang memiliki dukungan keluarga

baik yakni 20 responden, sebagian besar juga melakukan persalinan di

fasilitas kesehatan yakni 16 responden (80%) dan selebihnya tidak

melakukan persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan yakni 4 responden

(20%).

Dari hasil uji Chi Square diperoleh p value = 0,015 lebih kecil dari

α (0,05) sehingga H0 ditolak dan H1 diterima.. Hal ini dapat disimpulkan

51
bahwa ada hubungan antara dukungan keluarga dengan pemilihan

persalinan di fasilitas kesehatan pada masa pandemi Covid-19 di

Puskesmas Batalaiworu tahun 2022.

4. Hubungan Jarak dengan Pemilihan Persalinan di Fasilitas Kesehatan

Untuk mengetahui hubungan antara jarak dengan dengan

rendahnya persalinan di fasilitas kesehatan dapat dilihat dalam tabel

dibawah ini:

Tabel 13. Hubungan antara jarak dengan Pemilihan Persalinan di


Fasilitas Kesehatan pada masa Pandemi Covid-19 di Wilayah
Kerja Puskesmas Batalaiworu Tahun 2022
Persalinan di Fasilitas
Kesehatan Total
Jarak P-value
Tidak Ya
n % n % N %
Jauh 21 44 27 56 48 100
Dekat 33 46 39 54 72 100 0,875
Total 54 45 66 55 120 100
Sumber: Data Primer, 2022

Tabel 13 Menunjukkan bahwa dari keseluruhan responden yang

memiliki jarak jauh terkait dengan pemilihan persalinan di fasilitas

kesehatan yakni 48 responden, sebagian besar melakukan persalinan di

fasilitas kesehatan yakni 27 responden (56%) dan selebihnya tidak

melakukan persalinan di fasilitas kesehatan yakni 21 responden (44%).

Sedangkan dari keseluruhan yang memiliki jarak dekat yakni 72

responden, sebagian besar juga melakukan persalinan di fasilitas

kesehatan yakni 39 responden (54%) dan selebihnya tidak melakukan

persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan yakni 33 responden (46%).

52
Dari hasil uji Chi Square diperoleh p value = 0,875 lebih besar dari

α (0,05) sehingga H0 diterima dan H1 ditolak. Hal ini dapat disimpulkan

bahwa tidak ada hubungan antara jarak dengan pemilihan persalinan di

fasilitas kesehatan pada masa pandemi Covid-19 di Puskesmas

Batalaiworu tahun 2022.

4.3 Pembahasan

4.3.1 Hubungan Pengetahuan dengan Pemilihan Persalinan di Fasilitas

Kesehatan

Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia atau hasil tahu

seseorang terhadap objek melalui indera yang dimilikinya (mata, hidung,

telinga, dan sebagainya (Rohmah, 2017). Pengetahuan masyarakat sangat

penting untuk membentuk sikap yang positif sehingga mendorong

masyarakat dalam meningkatkan akses terhadap fasilitas kesehatan.

Pengetahuan dianggap baik jika seseorang mengambil keputusan yang tepat

terkait dengan masalah yang dihadapi, namun mereka yang mempunyai

pengetahuan rendah akan mengambil keputusan yang sebaliknya (Fitrianeti

et al., 2018).

Pengetahuan adalah salah satu faktor yang mempengaruhi seseorang

dalam bersikap termasuk sikap ibu hamil dalam memilih penolong

persalinan. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang

seperti pendidikan, dan pengalaman. Apabila tingkat pendidikan tinggi akan

diiringi oleh peningkatan pengetahuan. Pendidikan yang tinggi akan

berpengaruh pada penerimaan hal-hal baru dan dapat menyesuaikan diri.

53
Pengetahuan akan membentuk sikap untuk pengambilan keputusan terhadap

pemilihan penolong persalinan di fasilitas kesehatan yang memadai (Setiati

& Darwati, 2019).

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada hubungan

antara pengetahuan dengan pemilihan persalinan di fasilitas kesehatan

Puskesmas Batalaiworu. Hal ini dapat dilihat dari nilai signifikan (0,776) >

α (0,05). Pada penelitian ini responden terbanyak yaitu pada kategori

pengetahuan cukup, meskipun demikian responden masih banyak yang

melakukan persalinan di rumah. Dilihat dari pengisian kuesioner oleh

responden dengan pengetahuan cukup memiliki karakteristik yang

mendukung persalinan di rumah, paling tinggi multiparitas dan pengambilan

keputusan adalah keluarga. Selain itu, dengan adanya wabah Covid-19

membuat para ibu hamil takut untuk pergi ke fasilitas kesehatan, mereka

takut akan terpapar virus Covid-19 yang membuat mereka akan di isolasi.

Banyaknya dukungan keluarga juga mempengaruhi ibu untuk melakukan

persalinan di rumah, mereka membuat situasi rumah menjadi lebih nyaman

dan tenang, sehingga ibu melahirkan akan merasa lebih baik untuk

melakukan persalinan di rumah tanpa takut akan terpapar Covid-19. Akan

tetapi, ibu yang melakukan persalinan dirumah harus menerima resiko

apabila ibu mengalami komplikasi sewaktu persalinan sehingga tidak dapat

segera tertangani dengan baik. Selain itu, di wilayah penelitian ini faktor

pengetahuan bukan merupakan faktor utama dalam menentukan pemilihan

tempat persalinan.

54
Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian (Titin prihatin et al.,

2017) dimana pengetahuan ibu yang baik tidak serta merta membuat mereka

bisa mengambil keputusan dalam memilih tempat persalinan di fasilitas

kesehatan tanpa dukungan keluarga. Hal ini berpengaruh pada perilaku

seseorang termasuk dalam pemilihan tempat persalinan, dukungan keluarga

mempengaruhi pengetahuan yang selanjutnya akan mempengaruhi

keputusan ibu dalam memilih tempat persalinan, sehingga memiliki

pengetahuan yang baik tidak berarti membuat seseorang serta merta

bersikap dan bertindak sesuai dengan pengetahuannya, karena pengetahuan

saja tidak cukup untuk seseorang mengambil keputusan sehingga mereka

memutuskan untuk bersalin dan beranggapan bahwa persalinan merupakan

peristiwa yang alami serta adanya pengalaman persalinan sebelumnya

sehingga tidak memanfaatkan persalinan di fasilitas kesehatan.

4.3.2 Hubungan Paritas dengan Pemilihan Persalinan di Fasilitas

Kesehatan

Paritas adalah jumlah anak hidup yang dilahirkan oleh responden.

Paritas 2-3 merupakan paritas paling aman di tinjau dari sudut kematian

maternal. Paritas 1 dan paritas tinggi (lebih dari 3) mempunyai angka

kematian maternal lebih tinggi. Lebih tinggi paritas, lebih tinggi kematian

maternal (Ruliana, 2013).

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada hubungan

antara paritas dengan pemilihan persalinan di fasilitas kesehatan. Hal ini

dapat dilihat dari nilai signifikan (0,546) > α (0,05). Penelitian ini

55
menyatakan bahwa tidak ada hubungan antara paritas dengan pemilihan

persalinan di fasilitas kesehatan karena rata-rata responden pernah

mengalami persalinan sebanyak lebih dari satu kali, hal ini dilihat dari

pengisian kuesioner dimana lebih banyak respoden yang mengalami paritas

multipara yang merupakan melahirkan anak lebih dari satu kali. Sehingga

responden bisa dikatakan sudah mempunyai pengalaman dalam melakukan

persalinan di rumah dengan bantuan dukun dan juga bidan, kebiasaan

persalinan yang dilakukan di rumah sebenarnya cukup beresiko karena

kurangnya alat-alat kesehatan yang dapat membantu ibu pada saat

persalinan berlangsung, tetapi dengan banyaknya keberhasilan ibu yang

melahikan di rumah dengan hanya mengandalkan dukun dan bidan sehingga

masyarakat berpikir bahwa untuk melakukan persalinan tidak harus ke

fasilitas kesehatan. Selain itu, persalinan yang dilakukan di rumah juga

dapat membuat ibu lebih banyak mendapatkan dukungan dari keluarga dan

orang-orang yang berada disekitar rumah dan ibu melahirkan tidak mudah

mengalami stress pada masa pesalinan dikarenakan keluarga membuat

suasana nyaman dirumah sehingga ibu memilih melakukan persalinan

dirumah. Oleh karena itu, banyak responden yang memiliki persepsi bahwa

pemanfaatan pelayanan persalinan di fasilitas kesehatan untuk melakukan

persalinan tidak begitu penting sehingga responden lebih memilih bersalin

dirumah.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian Sukoco, (2017) yang

menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara paritas dengan pemanfaatan

56
fasilitas pelayanan kesehatan di Puskesmas Adaut Kecamatan Selaru

Kabupaten Maluku Tenggara Barat tahun 2015. Terdapat beberapa faktor

yang berpengaruh terhadap perilaku kesehatan, khususnya perilaku ibu

melahirkan dalam mendapatkan pelayanan kesehatan. Perilaku ibu bersalin

dalam pemilihan tempat persalinan bukan hanya dipengaruhi paritas ibu

yang berisiko ataupun tidak berisiko, akan tetapi dapat dipengaruhi oleh

beberapa hal lainnya diantaranya yaitu dukungan keluarga yang

menekankan ibu agar melahirkan dirumah, akses informasi yang kurang

sehingga kurangnya pengetahuan ibu tentang persalinan. Faktanya di

lapangan seorang ibu hamil yang mendapati kehamilannya normal setelah

melakukan pemeriksaan akan lebih memilih melahirkan dirumah dengan

alasan biaya lebih hemat dan dapat digunakan untuk keperluan lainnya tanpa

memperdulikan paritas si ibu berisiko ataupun tidak berisiko.

Studi lain menunjukkan tidak ada hubungan antara paritas dengan

pemanfaatan pelayanan persalinan pada ibu hamil di wilayah kerja

Puskesmas Sempaja Samarinda tahun 2014. Hal tersebut dikarenakan tidak

adanya keluhan dan risiko yang tinggi pada kehamilan yang dialami oleh

responden sehingga tidak memerlukan pertolongan dan penanganan dengan

memanfaatkan pelayanan persalinan dengan baik dan rutin (Wahyutri, et al.,

2014).

57
4.3.3 Hubungan Dukungan keluarga dengan Pemilihan Persalinan di

Fasilitas Kesehatan

Dukungan keluarga adalah sikap, tindakan dan penerimaan keluarga

terhadap anggotanya. Anggota keluarga dipandang sebagai bagian yang

tidak terpisahkan dalam lingkungan keluarga. Anggota keluarga

memandang bahwa orang yang bersifat mendukung selalu siap memberikan

pertolongan dan bantuan jika diperlukan. Bentuk dukungan keluarga dalam

perawatan kesehatan adalah dukungan instrumental, dukungan penilaian,

dukungan informasional, dan dukungan emosional. Memutuskan bersalin

atau tidak bersalin ibu hamil ke fasilitas kesehatan dipengaruhi oleh dirinya

sendiri dan lingkungan sosialnya di mana dalam hal ini adalah orang tua,

suami dan masyarakat.

Dukungan emosional adalah bentuk dukungan dimana keluarga

sebagai tempat pemulihan yang aman dan damai untuk beristirahat dan

membantu secara psikologis untuk menstabilkan emosi dam mengendalikan

diri. Dukungan emosional yang kurang dapat menurunkan motivasi pasien

untuk melakukan perawatan kesehatan. Sedangkan dukungan yang baik

akan meningkatkan motivasi pasien untuk melakukan perawatan kesehatan

dalam hal kepatuhan menjalankan pengobatan selama masa pasca

melahirkan. Adanya persepsi keluarga yang negatif mengenai persalinan ke

fasilitas kesehatan menyebabkan ibu hamil tidak bersalin ke fasilitas

kesehatan (Badiu et al., 2017)

58
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan

antara dukungan keluarga dengan dengan pemilihan persalinan di fasilitas

kesehatan. Hal ini dapat dilihat dari nilai signifikan (0.015) < α (0,05).

Dimana, dukungan keluarga yang baik dapat mendorong ibu hamil dalam

pemilihan persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan. Karena dengan

adanya dukungan keluarga dapat menimbulkan keinginan ibu hamil untuk

lebih dekat dengan fasilitas kesehatan dengan cara memanfaatkan fasilitas

pelayanan persalinan agar jika terjadi keadaan yang darurat dapat ditangani

dengan cepat. Namun didalam penelitian ini, dukungan keluarga kurang

dalam pemilihan persalinan di puskesmas di karenakan kondisi pandemi

Covid-19 yang sedang terjadi. Disamping itu ada ketakutan dari pihak ibu

untuk melahirkan di Puskesmas setempat.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian Harahap et al., (2018) yang

menyatakan bahwa ada hubungan antara dukungan keluarga dengan

pemanfaatan rumah tunggu kelahiran di wilayah kerja Puskesmas Binjai

Serbangan Kabupaten Asahan. Penelitian lain menyebutkan bahwa terdapat

hubungan antara dukungan keluarga dengan pemanfaatan pelayanan

kesehatan di RSUD Lakipadada Kabupaten Tana Toraja (Sampeluna et al.,

2015).

Responden dengan dukungan keluarga baik lebih sedikit dalam

memilih melakukan persalinan di fasilitas kesehatan dengan jumlah 20

responden, dimana keluarga responden hanya sedikit yang merasa akan

pentingnya fasilitas kesehatan pada masa persalinan. Sedangkan jumlah

59
responden dengan dukungan keluarga yang kurang baik lebih banyak yaitu

100 responden. Hal ini dapat dilihat dari bagaimana pengisian kuesioner

responden yaitu lebih banyak dengan kategori kurang baik dimana keluarga

kurang memberikan dukungan terhadap ibu dengan poin pertanyaan

kuesioner berikut, keluarga ibu kadang- kadang mengingatkan ibu untuk

melahirkan pada fasilitas kesehatan (Puskesmas, RS), keluarga ibu kadang-

kadang menanyakan masalah yang ibu hadapi selama memeriksakan

kehamilan, keluarga kadang-kadang mau mengantarkan ibu untuk melahirkan

pada fasilitas kesehatan, keluarga kadang-kadang mengurus semua keperluan

yang ibu butuhkan selama bersalin pada fasilitas kesehatan, keluarga ibu

kadang-kadang membantu ibu dalam merawat ibu pada masa kehamilan dan

persalinan, keluarga kadang-kadang membantu bila ibu memerlukan

sesuatu (mengambilkan obat, mengambilkan minum/makanan) pada saat ibu

bersalin, keluarga kadang-kadang mendampingi ibu berkonsultasi ke petugas

kesehatan untuk memperoleh informasi tentang kehamilan dan persalinan

pada fasilitas Kesehatan.

Dukungan keluarga baik secara material maupun moral merupakan

motivasi dan dorongan terhadap ibu bersalin. Dukungan keluarga dapat

menjadi strategi preventif dalam mengurangi stress dan dampak pra

persalinan, pada saat persalinan, dan pasca persalinan pada istri. Dimana,

dukungan keluarga yang baik dapat mendorong ibu hamil dalam

pemanfaatan fasilitas pelayanan kesehatan. Karena dengan adanya

dukungan keluarga dapat menimbulkan keinginan ibu hamil untuk lebih

60
dekat dengan fasilitas kesehatan dengan cara memanfaatkan fasilitas

pelayanan persalinan agar jika terjadi keadaan yang darurat dapat ditangani

dengan cepat. Namun didalam penelitian ini, dukungan keluarga kurang

dalam pemilihan persalinan di puskesmas di karenakan kondisi pandemi

Covid-19 yang sedang terjadi. Disamping itu ada ketakutan dari pihak ibu

untuk melahirkan di Puskesmas setempat.

4.3.4 Hubungan Jarak dengan Pemilihan Persalinan di Fasilitas

Kesehatan

Jarak ke fasilitas kesehatan adalah kemampuan setiap orang untuk

mencari layanan kesehatan yang dibutuhkan. Akses pelayanan kesehatan

klinis dapat diukur dalam ketersediaan sumber daya dan jumlah individu

yang memiliki perlindungan untuk membayar penggunaan sumber daya.

Kedekatan jarak menjadi salah satu yang mempengaruhi penentuan tempat

mendapatkan pelayanan kesehatan. Selain itu, jarak adalah hal kedua yang

memungkinkan individu untuk memanfaatkan pelayanan medis. Dalam

penggunaan pelayanan medis, salah satu pertimbangan yang menentukan

tindakan seseorang dalam memilih perawatan disebabkan jarak tempat

tinggal masyarakat ke pelayanan medis (Ferawati & Rahmawati Azis,

2021).

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada hubungan

antara jarak rumah ke Puskesmas dengan Pemilihan Persalinan di Fasilitas

Kesehatan. Hal ini dapat dilihat dari nilai signifikan (0,875) > α (0,05).

Penelitian ini sejalan dengan penelitian Bakoil et al, (2014) yang

61
menyatakan bahwa tidak ada hubungan antara jarak tempat tinggal dengan

pemanfaatan tempat persalinan. Dimana penelitian ini, lebih banyak

responden dengan kategori yang jarak rumahnya dekat dengan fasilitas

kesehatan, sehingga membuktikan bahwa ibu yang mempunyai tempat

tinggal yang jaraknya dekat maupun jauh sama-sama dapat memilih

pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan dan dapat melakukan

persalinan di fasilitas kesehatan. Hal ini didukung dari pengisian kuesioner

dimana sebagian besar responden memiliki jarak rumah ke fasilitas

kesehatan terbilang dekat dengan waktu tempuh < 30 menit. Meskipun

demikian, masih banyak ibu hamil yang rumahnya dekat dengan fasilitas

kesehatan tetapi sebagian dari mereka masih melakukan persalinan di rumah

ini dikarenakan suasana rumah yang membuat ibu lebih nyaman melakukan

persalinan di rumah dibandikan dengan melakukan persalinan di fasilitas

kesehatan dan juga keluarga ibu kadang-kadang mau mengantarkan ibu

untuk melahirkan di fasilitas kesehatan.. Selain itu, banyaknya dukungan

keluarga untuk melakukan persalinan di rumah membuat ibu hamil lebih

memilih melakukan persalinan di rumah dari pada di fasilitas kesehatan, hal

ini terlihat dari pengisian kuesioner responden bahwa banyak keluarga yang

menyarankan ibu untuk melakukan persalinan di rumah.

Ada beberapa faktor yang menyebabkan enggannya ibu hamil

memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan (Puskesmas) walaupun

responden menyadari bahwa penggunaan fasilitas pelayanan penting bagi

ibu hamil berisiko tinggi dikarenakan adanya pandemi Covid-19 dimana

62
para ibu merasa ketakutan akan tertular covid-19 jika berada di tempat

pelayanan fasilitas kesehatan atau tempat umum lainnya. Sehingga ibu

hamil maupun keluarga merasa cemas untuk berpergian di fasilitas

kesehatan meskipun mereka tinggal dekat dengan fasilitas kesehatan.

Studi lain oleh Puspita, (2016) menyatakan bahwa tidak ada

hubungan antara jarak rumah ke fasilitas kesehatan dengan pemanfaatan

jaminan persalinan. Jarak sebenarnya hambatan penting untuk persalinan di

fasilitas kesehatan di Kecamatan Batalaiworu, yaitu hanya 60% perempuan

yang tinggal cukup dekat dari fasilitas kesehatan yang kemungkinan untuk

bersalin di fasilitas kesehatan terdekat, sedangkan perempuan dengan jarak

rumah yang lebih jauh, memutuskan untuk tidak mencari perawatan atau

tidak dapat mengakses fasilitas kesehatan untuk persalinan. Kondisi ini

dapat meningkatkan angka kematian ibu dan bayi.

63
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka kesimpulan dari

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Tidak ada hubungan pengetahuan dengan pemilihan persalinan di Fasilitas

Kesehatan pada pada masa pandemi Covid-19 di Puskesmas Batalaiworu

Kabupaten Muna tahun 2022

2. Tidak ada hubungan paritas dengan pemilihan persalinan di Fasilitas

Kesehatan pada pada masa pandemi Covid-19 di Puskesmas Batalaiworu

Kabupaten Muna tahun 2022

3. Terdapat hubungan dukungan keluarga dengan pemilihan persalinan di

Fasilitas Kesehatan pada pada masa pandemi Covid-19 di Puskesmas

Batalaiworu Kabupaten Muna tahun 2022

4. Tidak ada hubungan jarak dengan pemilihan persalinan di Fasilitas

Kesehatan pada pada masa pandemi Covid-19 di Puskesmas Batalaiworu

Kabupaten Muna tahun 2022.

64
5.2 Saran

Adapun saran terkait dengan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Pengetahuan

a. Perlunya ibu dan keluarga untuk lebih mengetahui tentang pentingnya

melakukan persalinan di Fasilitas Kesehatan untuk meningkatkan

keselamatan dalam proses persalinan.

b. Perlu adanya edukasi langsung dari pihak petugas kesehatan terkait

untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat.

2. Paritas

a. Perlunya ibu untuk mengikuti dan menerapkan program pemerintah 2

anak cukup.

b. Perlunya pemahaman para ibu dan suami tentang manfaat dan juga

resiko dari dekatnya jarak kelahiran anak

3. Dukungan Keluarga

a. Perlunya peran keluarga untuk selalu mendampingi ibu yang hendak

bersalin untuk melakukan proses pemilihan tempat persalinan yang

baik.

b. Perlunya pihak keluarga untuk meningkatkan dukungan dan motivasi

kepada ibu ketika akan melakukan proses persalinan dengan

melakukan pendampingan setiap saat.

65
4. Jarak

Pihak puskesmas perlu menyiapkan ambulance siaga untuk

menjemput dan mengantarkan ibu yang hendak melahirkan terkait dengan

ibu yang memiliki jarak rumah jauh dari fasilitas kesehatan seperti

puskesmas.

66
DAFTAR PUSTAKA

Anwar, Sanusi. (2011). Metodologi Penelitian Bisnis.Jakarta: Salemba Empat

Badiu, R. (2017). Analiis Pemanfaatan Pelayanan Persalinan Pada Fasilitas


Kesehatan Berdasarkan Kelas Ibu Hamil di Puskesmas Hila Kabupaten
Maluku Tengah Tahun 2017. Tesis, 1.

Dinas Kesehatan Kabupaten Muna. (2020). Profil Kesehatan Kabupaten Muna


Tahun 2020. Kabupaten Muna: Dinas Kesehatan Kabupaten Muna.

Fauziah, S. (2015). Keperawatan Maternitas, Volume 2 : Persalinan. Prenada


Media Group: Jakarta

Ferawati., Azis, R. (2022). Analisis Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan


Tempat Persalinan Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Lasusua
Kabupaten Kolaka Utara Tahun 2021. Fakultas Ilmu Kesehatan. Universitas
Merdeka Surabaya.

Fitrianeti, D. Et al. (2018). Faktor yang Mempengaruhi Ibu Hamil Memilih


Penolong Persalinan di Wilayah Kerja Puskesmas Malakopa Kabupaten
Kepulauan Mentawai. Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pelayanan
Kesehatan. 2(3), pp. 153-162.

Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 RI. (2021). data sebaran situasi
virus covid-19 di Indonesia.

Harahap, R. S., & Badiran, M. (2018). Faktor yang Memengaruhi Pemanfaatan


Rumah Tunggu Kelahiran di Wilayah Kerja Puskesmas Binjai Serbangan.
Jurnal Kesehatan Global, 1(1), 28-36.

Heffner, J. E., (2008). An official American Thoracic Society clinical policy


statement: palliative care for patients with respiratory diseases and critical
illnesses. American journal of respiratory and critical care medicine, 177(8),
912-927.

Jouhki, J., & Pennanen, H. R. (2012). The Imagined West: Exploring


Occidentalism. Suomen antropologi, 41.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.(2010). Profil Kesehatan Indonesia


Tahun 2009. Jakarta: Kemenkes RI.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.(2016). Profil Kesehatan Indonesia


Tahun 2016. Jakarta: Kemenkes RI.

67
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.(2020). Pedoman Pencegahan dan
Pengendalian Coronavirus Disease (Covid-19). Jakarta: Kemenkes RI.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2021). Profil Kesehatan Indonesia


Tahun 2020. Jakarta: Kemenkes RI.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2021). Laporan Kinerja


Kementerian Kesehatan Tahun 2020. Jakarta: Kemenkes RI.

Kurniarum, A. (2016). Asuhan Kebidanan Persalinan Dan Bayi Lahir. Jakarta :


Pusdik SDM Kesehatan

Manuaba, IAC., I Bagus, & IB Gde. (2010). Ilmu Kebidanan, Penyakit


Kandungan dan KB untuk Pendidikan Bidan Edisi kedua. Jakarta: EGC.

Mardiyah, U. L., Herawati, Y. T., & Witcahyo, E. (2013).Faktor yang


Berhubungan dengan Pemanfaatan Pelayanan Antenatal oleh Ibu Hamil di
Wilayah Kerja Puskesmas Tempurejo Kabupaten Jember Tahun 2013
(Correlated Factors of Antenatal Services Utilization by Pregnant Women at
Community Health Center of Tempurejo. Pustaka Kesehatan, 2(1), 58-65.

Mubarak, Wahit. (2012). Ilmu Kesehatan Masyarakat Konsep dan Aplikasi dalam
Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika.

Notoatmodjo, S. (2010). Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.

Oktarina, L. (2016). Asuhan Kebidanan Komprehensif pada Ny. S Umur 20


Tahun G1P0A0 di Bidan Praktik Mandiri Titin Wartini Cawas, Klaten
(Doctoral dissertation, STIKES Muhamadiyah Klaten).

Prihatin, dkk. (2017). Analisis Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan


Pemilihan Tempat Persalinan Tahun 2016 (Studi di Wilayah Puskesmas
Perawatan Suban Kabupaten Tanjung Jabung Barat). Jurnal Kesehatan
Masyarakat,5 (3) : 218-225.

Puskesmas Batalaiworu. (2021). Laporan KIA Puskesmas Batalaiworu. Raha:


Puskesmas Batalaiworu

Riset Kesehatan Dasar. (2013). Akses Pelayanan Kesehatan. Jakarta: Badan


Penelitian dan Pengembangan Kesehatan..

Rohani, dkk. (2014). Asuhan Kebidanan pada Masa Persalinan. Jakarta: Salemba
Medika.

Rohmah, E., Suprijati, S., & Susanti, T. (2017). Hubungan Pengetahuan dengan
Sikap Ibu Hamil Primigravida tentang Persiapan Persalinan di BPM Ny “E”
Desa Serangan Kecamatan Mlarak Kabupaten Ponorogo. Jurnal Delima
Harapan, 4(2), 27-35.

68
Ruliana. (2013). Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kunjungan Pertama
Ibu Hamil (K-1) ke Poli KIA di Puskemsas Beutong Kecamatan Beutong
Kabupaten Nagan Raya.

Saifuddin, Bari Abdul. (2013). Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.


Jakarta: PT Bina Puu staka Sarwono Prawirohardjo.

Saifullah.(2015). Manual Komplikasi Kehamilan Williams. Jakarta: EGC.

Sampeluna, N., Balqis., Hamzah, A. (2015). Faktor yang Berhubungan dengan


Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan di RSUD Lakipadada Kabupaten Tana
Toraja. Universitas Hasanuddin.

Saputri, N. S., Anbarani, M. D., Toyamah, N., & Yumna, A. (2020). Dampak
Pandemi Covid-19 pada Layanan Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA):
Studi Kasus di Lima Wilayah di Indonesia. The SMERU Research Institute,
5, 1-8. https://smeru.or.id/id/content/dampak-pandemi-covid-19-pada-
layanan-gizi-dan-kesehatan-ibu-dan-anak-kia-studi-kasus-di-lima

Sari, Putri Kartika, Rininda.,& Luvi, D. A. (2014). Hubungan Kualitas Pelayanan


Anc (Antenatal Care) Dengan Kepuasan Ibu Hamil (Doctoral dissertation,
Universitas Ngudi Waluyo).

Setiati, W. N., Darwati, G.W. (2019). Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil Tentang
Pertolongan Persalinan dengan Sikap Ibu dalam Memilih Penolong
Persalinan. Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Galuh Ciamis.

Sety, M. L. (2019). Determinan Penggunaan Fasilitas Kesehatan Sebagai Tempat


Persalinan Oleh Ibu di Kabupaten Muna Sulawesi Tenggara. (Doctoral
dissertation, Universitas Hasanuddin).

Sidauruk, A. R. (2017). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemilihan


Tempat Persalinan Pada Ibu Hamil Trimester III Di Wilayah Kerja
Puskesmas Tuhemberua Kecamatan Tuhemberua Kabupaten Nias Utara
Tahun 2016 (Doctoral dissertation, Anika Rini Gea).

Sondakh.(2015). Asuhan Kebidanan Persalinan & Bayi Baru Lahir.Yogyakarta :


Erlangga

Suito Sandu (2015) Presepsi dan pemanfaatan pelayanan kesehatan di


puskesmas. Jawa timur : Medical Majapahit.

Sukarni, I dan Wahyu, P. (2013).Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Yogyakarta:


Nuha Medika

Sulaeman. (2011). Manajemen Kesehatan Teori dan Praktik di Puskesmas.


Yogyakarta: Gadjah Mada University Press

69
Sulaeman, E. S. (2011). Manajemen Kesehatan. Teori dan Praktik di Puskesmas.
Jakarta: Edubook Nasional

Sulistyawati, Ari, (2014). Pelayanan Keluarga Berencana. Jakarta: Salemba


Medika.

Sumarah, M. W. (2011). Antifungal metabolites from fungal endophytes of Pinus


strobus. Phytochemistry, 72(14-15), 1833-1837.

Suparyanto (2013 Desember 25) Mutu Pelayanan Kesehatan.

Suryanti, Y. (2017). Fakto-Faktor Yang Berhubungan Dengan Penggunaan


Metode Kontrasepsi Jangka Panjang Wanita Usia Subur. Jambura Journal of
Health Sciences and Research, 1(1), 20-29.

Syukaisih, et al. (2022). Penyebab Rendahnya Cakupan Persalinan di Fasilitas


Kesehatan di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Benteng. Ilmu Kesehatan
Masyarakat. STIKES Hang Tuah Pekanbaru. Vol. XVI. No.1.

Trihono.(2005). Manajemen Puskesmas Berbasis Paradigma Sehat. Jakarta: CV


Sagung Seto

Wahyuni, S., Sri, A., dkk. (2014). Analisis Masukan dan Proses Pelayanan Nifas
oleh Bidan Pelaksana. Jurnal Kebidanan. Vol. 3. No. 6.

Walyani.(2015). Perawatan kehamilan & menyusui anak pertama agar bayi lahir
dan tumbuh sehat. Yogyakarta: Pustaka Baru Press.

Wawan, A dan Dewi, M. (2017). Teori dan Pengukuran Pengetahuan , Sikap dan
Perilaku Manusia..Yogyakarta: Nuha Medika

WHO.(2022). Coronavirus Disease (COVID-19) Situation Report-184.


https://doi.org/10.1213/xaa.0000000000001218

Wiknjosastro, 2005. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono


Prawirohardjo

70
LAMPIRAN

71
Lampiran 1. Kuesioner

KUESIONER PENELITIAN

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN


PERSALINAN DI FASILITAS KESEHATAN PADA MASA
PANDEMI COVID-19 DI PUSKESMAS BATALAIWORU
KABUPATEN MUNA TAHUN 2022

No. Responden:

(Diisi oleh Peneliti)

Data Responden

Inisial Nama : (Inisial)


Alamat Responden :
Agama :
Usia :
Persalinan terakhir ibu di fasilitas kesehatan (Puskesmas) :
0. Tidak di fasilitas pelayanan kesehatan
1. Ya, di fasilitas kesehatan (Puskesmas)
(Jika ibu menjawab tidak, dimana persalinan ibu terakhir dilakukan ... )

Pendidikan Terakhir 1. Tidak Tamat SD


2. Tamat SD
3. Tamat SMP
4. Tamat SLTA/SML
5. Tamat Perguruan Tinggi
Pekerjaan 1. Ibu Rumah Tangga (IRT)
2. Buruh
3. Petani
4. Nelayan
5. Pedagang
6. Pegawai swasta/BUMN
7. PNS/TNI/Polri (Sebutkan)......
8. Lainnya.....

72
1. Pengetahuan

No. PERNYATAAN BENAR SALAH


1. Untuk mencegah infeksi oleh Covid-19, ibu
hamil harus menghindari pergi ke tempat-
tempat ramai dan menghindari mengambil
kendaraan umum
2. Ibu hamil yang memiliki kontak dengan
seseorang yang terinfeksi virus Covid-19 harus
segera diisolasi di tempat yang tepat
3. Ibu hamil harus membersihkan tangan dengan
handsanitizer sebelum dan sesudah menyentuh
benda yang juga disentuh orang lain
4. Periksa ke dokter atau bidan saat ibu
mengalami sakit atau masalah pada kesehatan
pada saat hamil.
5. Tenaga kesehatan terlatih seperti dokter atau
bidan dapat membantu proses persalinan
berjalan lancar
6. Umur kehamilan antara 37 minggu - 42
minggu adalah usia kehamilan seorang ibu
melahirkan normal
7. Periksa ke dukun saat ibu mengalami sakit
atau masalah kesehatan pada saat hamil
merupakan solusi terbaik
8. Pendarahan lewat jalan lahir adalah salah
satu faktor yang berbahaya ketika melakukan
persalinan di dukun
9. Dukun beranak memiliki kemampuan lebih
baik dalam menolong persalinan daripada
dokter/bidan
10. Jika ibu hamil sudah merasa akan melahirkan
sebaiknya segera minta pertolongan ke dukun
(Luh Widiastini, 2021)

2. Paritas

No. Pertanyaan Jawaban


1. Berapa banyak jumlah anak kandung yang ... orang
masih hidup saat ini ?
2. Berapa usia ibu ketika menikah ? ... Tahun
3. Sejak menikah telah berapa kali anda ... Kali
mengalami kehamilan ?

73
No. Pertanyaan Jawaban
4. Dari semua anak yang dilahirkan, apakah 1. Ya, ... orang
ada yang meninggal ? 2. Tidak
5. Berapa bulan jarak antara anak yang ... Bulan
terakhir dengan kehamilan sebelumnya ?
(Muhamad Sety, 2019)

3. Dukungan Keluarga

No. PERNYATAAN SL SR KK TP
1. Keluarga mengingatkan ibu untuk Melahirkan 
pada fasilitas kesehata (Puskesmas, RS)
2. Keluarga ibu menanyakan masalah yang ibu
hadapi selama memeriksakan kehamilan
3. Keluarga mau mengantarkan ibu untuk
melahirkan pada fasilitas kesehatan
4. Keluarga ibu setuju mendampingi ibu selama
persalin pada fasilitas kesehatan
5. Keluarga mengurus semua keperluan yang
ibu butuhkan selama bersalin pada fasilitas
kesehatan
6. Keluarga ibu menyediakan makanan bergizi
bagi ibu selama hamil dan persalinan
7. Keluarga ibu membantu ibu dalam merawat
ibu pada masa kehamilan dan persalinan
8. Keluarga ibu berperan serta membantu ibu
untuk memeriksakan kehamilan ke
puskesmas, klinik atau sarana kesehatan lain
selama hamil
9. Keluarga membantu bila ibu memerlukan
sesuatu (mengambilkan obat, mengambilkan
minum/makanan) pada saat ibu bersalin
10. Keluarga ibu mencari informasi dari luar
(seperti buku, majalah dan lain-lain) tentang
pemeriksaan kehamilan dan persalinan pada
fasilitas kesehatan
11. Keluarga ibu memberikan informasi tentang
persalinan pada fasilitas Kesehatan
(poskesdes, Puskesmas dan RS)
12. Keluarga mendampingi ibu berkonsultasi ke
petugas kesehatan untuk memperoleh
informasi tentang kehamilan dan persalinan
pada fasilitas Kesehatan

74
No. PERNYATAAN SL SR KK TP
13. Keluarga mendengarkan keluhan-keluhan
yang ibu rasakan selama kehamilan dan
Persalinan
14. Keluarga meyakinkan ibu ibu bahwa ibu
dapat dapat menjalankan kehamilannya
dengan sehat dan persalinan pada fasilitas
Kesehatan agar ibu dan bayi selamat
15. Keluarga menyarankan pada ibu agar tidak
khawatir dengan untuk melahirkan dirumah
16. Keluarga membuat suasana rumah menjadi
nyaman selama ibu hamil dan bersalin
(Rahma Badiu, 2017)

4. Jarak

Berapa lama waktu ibu dari rumah ke 1. < 30 menit


fasilitas persalinan (puskesmas) 2. > 30 menit
(Muhamad Sety, 2019)

75
Lampiran 2. Output SPSS Karakteristik Responden

Usia

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

< 20 6 5.0 5.0 5.0

21 - 30 35 29.2 29.2 34.2

Valid 31 - 40 77 64.2 64.2 98.3

> 40 2 1.7 1.7 100.0

Total 120 100.0 100.0

Pendidikan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

SD 15 12.5 12.5 12.5

SMP 21 17.5 17.5 30.0

Valid SMA 65 54.2 54.2 84.2

S1 19 15.8 15.8 100.0

Total 120 100.0 100.0

Alamat

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

WAKORAMBU 30 25.0 25.0 25.0

WAWESA 55 45.8 45.8 70.8

Valid LAIWORU 17 14.2 14.2 85.0

SIDODADI 18 15.0 15.0 100.0

Total 120 100.0 100.0

76
Pekerjaan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

PEGAWAI SWASTA 8 6.7 6.7 7.5

IRT 84 70.0 70.0 77.5

Valid PNS 16 13.3 13.3 90.8

PETANI 8 6.7 6.7 97.5

PEDAGANG 3 2.5 2.5 100.0

Total 120 100.0 100.0

Agama

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

ISLAM 101 84.2 84.2 84.2

KRISTEN 17 14.2 14.2 98.3


Valid
HINDU 2 1.7 1.7 100.0

Total 120 100.0 100.0

77
Lampiran 3. Output Master Tabel SPSS Analisis Bivariat

a. Hubungan Pengetahuan dengan Pemilihan Persalinan di Fasilitas


Kesehatan Puskesmas

Pengetahuan * Pemilihan Persalinan di Fasilitas Kesehatan Crosstabulation


Count

Persalinan di Fasilitas Total


Kesehatan

Tidak Ya

Kurang 21 24 45
Pengetahuan
Cukup 33 42 75
Total 54 66 120

Chi-Square Tests

Value Df Asymp. Sig. Exact Sig. Exact Sig.


(2-sided) (2-sided) (1-sided)

Pearson Chi-Square .081a 1 .776


Continuity Correction b
.009 1 .925
Likelihood Ratio .081 1 .776
Fisher's Exact Test .850 .462
Linear-by-Linear .080 1 .777
Association
N of Valid Cases 120

a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 20.25.
b. Computed only for a 2x2 table

78
b. Hubungan Paritas dengan Pemilihan Persalinan di Fasilitas Kesehatan
Puskesmas

Paritas * Pemilihan Persalinan di Fasilitas Kesehatan Crosstabulation


Count

Persalinan di Fasilitas Total


Kesehatan

Tidak Ya

primipara 21 24 45
Paritas
multipara 33 42 75
Total 54 66 120

Chi-Square Tests

Value Df Asymp. Sig. (2- Exact Sig. Exact Sig. (1-sided)


sided) (2-sided)

Pearson Chi-Square .071a 1 .546


Continuity Correction b
.509 1 .894
Likelihood Ratio .061 1 .678
Fisher's Exact Test .740 .527
Linear-by-Linear .040 1 .444
Association
N of Valid Cases 120

a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 20.25.
b. Computed only for a 2x2 table

79
c. Hubungan Dukungan Keluarga dengan Pemilihan Persalinan di Fasilitas
Kesehatan Puskesmas

Dukungan Keluarga * Pemilihan Persalinan di Fasilitas Kesehatan


Crosstabulation
Count

Persalinan di Fasilitas Total


Kesehatan

Tidak Ya

Kurang baik 50 50 100


Dukungan Keluarga
Baik 4 16 20
Total 54 66 120

Chi-Square Tests

Value Df Asymp. Sig. Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-sided)


(2-sided) sided)

Pearson Chi-Square 5.881a 1 .015


Continuity Correction b
4.748 1 .029
Likelihood Ratio 6.320 1 .012
Fisher's Exact Test .025 .013
Linear-by-Linear 5.832 1 .016
Association
N of Valid Cases 120

a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 8.93.
b. Computed only for a 2x2 table

80
d. Hubungan Jarak dengan dengan Pemilihan Persalinan di Fasilitas
Kesehatan Puskesmas

Jarak * Pemilihan Persalinan di Fasilitas Kesehatan Crosstabulation


Count

Persalinan di Fasilitas Total


Kesehatan

Tidak Ya

Jauh 21 27 48
Jarak
Dekat 33 39 72
Total 54 66 120

Chi-Square Tests

Value df Asymp. Sig. Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-sided)


(2-sided) sided)

Pearson Chi-Square .025 a


1 .875
Continuity Correctionb .000 1 1.000
Likelihood Ratio .025 1 .875
Fisher's Exact Test 1.000 .512
Linear-by-Linear .025 1 .875
Association
N of Valid Cases 120

a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 21.42.
b. Computed only for a 2x2 table

81
Lampiran 4. Master Tabel SPSS Hasil Penelitian

Persal
inan Pengetahuan Dukungan Keluarga
No Res
Pendidik Peker di P P P P P P P P P P Tot Par P P P P P P P P P P P P P P P P Tot Jar
Usia an Alamat jaan Agama faskes 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 al itas 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 al ak
1. IK 24 SD Wakorambu PS islam 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 8 0 3 2 2 2 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 2 4 48 1
2. N 18 SD Wawesa IRT islam 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 4 0 3 1 2 2 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 35 2
3. MR 32 S1 Laiworu PNS islam 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 7 1 3 2 3 3 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 3 39 1
4. FT 31 S1 Laiworu PNS islam 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 0 3 1 2 2 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 3 36 1
5. NC 34 SMA Wakorambu IRT islam 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 0 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 34 2
6. NJ 32 SMA Sidodadi IRT islam 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 4 1 3 1 2 2 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 3 36 1
7. A 32 SD Sidodadi IRT islam 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 4 1 3 1 2 2 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 35 2
8. ASA 24 SMA Wakorambu IRT islam 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 6 0 3 1 2 2 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 3 36 2
9. MG 34 SMA Wawesa IRT islam 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 4 1 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 34 2
10. RT 28 SMP Wawesa IRT islam 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 6 0 3 1 2 2 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 35 1
11. NS 32 SMA Wawesa IRT islam 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1 3 1 2 2 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 3 36 2
12. RAA 34 SMP Wakorambu Petani islam 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 8 0 3 1 2 2 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 3 36 1
13. RP 19 SD Wawesa IRT islam 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 8 1 3 1 2 2 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 3 36 1
14. I 27 SMA Laiworu IRT islam 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 8 1 3 1 2 2 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 3 36 1
15. E 35 S1 Wawesa PNS islam 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 8 0 3 1 2 2 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 3 36 1
16. EW 32 SMA Wakorambu IRT islam 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 9 1 2 3 4 4 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 4 48 2
17. LP 32 SD Wawesa IRT islam 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 4 0 3 2 3 3 3 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 38 2
18. DM 38 SD Wawesa IRT islam 0 C 0 1 0 1 0 0 0 1 0 4 0 3 2 3 3 3 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 3 39 2
19. DA 34 SD Laiworu IRT Kristen 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 7 0 3 1 2 2 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 35 1
20. Z 36 S1 Laiworu PNS Kristen 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 6 0 4 4 4 4 3 3 2 4 3 3 3 3 3 3 4 2 52 2
21. EM 34 SMA Wakorambu IRT islam 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 0 3 1 2 2 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 3 36 2
22. NP 35 SMA Sidodadi IRT islam 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 9 1 3 1 2 2 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 3 36 2
23. NH 27 SMA Sidodadi PS islam 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 8 1 3 1 2 2 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 3 36 1
24. SR 34 S1 Wakorambu PNS islam 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 3 2 4 3 3 4 57 2
25. SD 31 SMA Wakorambu IRT Hindu 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 8 0 3 3 3 2 3 3 2 3 4 2 3 3 4 3 3 3 47 2
26. YT 36 SMA Sidodadi IRT Hindu 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 8 1 3 1 2 2 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 35 1
27. AA 38 SMP Wakorambu petani islam 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 7 1 3 1 2 2 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 35 1
28. DV 34 SMA Sidodadi IRT islam 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 4 1 3 1 2 2 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 3 36 2
29. F 34 SMP Wawesa Pedag islam 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 4 0 3 2 2 2 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 3 37 2
82
Persal
inan Pengetahuan Dukungan Keluarga
No Res Pendidik Peker di P P P P P P P P P P Tot Par P P P P P P P P P P P P P P P P Tot Jar
Usia an Alamat jaan Agama faskes 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 al itas 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 al ak
ang
30. LN 36 S1 Laiworu PNS islam 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 8 1 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 53 2
31. LM 27 SMA Laiworu IRT islam 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 7 0 3 1 2 2 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 3 36 1
32. MI 19 SMP Laiworu petani islam 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 4 1 3 2 3 3 3 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 3 39 1
33. MA 26 SMA Wakorambu IRT islam 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 9 1 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 34 2
34. N 34 SMA Wawesa IRT islam 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 4 0 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 34 1
35. NL 29 SMA Wawesa IRT islam 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 8 0 3 3 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 57 2
36. NA 37 SMA Wawesa PS islam 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 9 1 3 1 2 2 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 3 36 1
37. NC 32 SMP Sidodadi IRT islam 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 9 0 3 1 2 2 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 3 36 2
38. NH 35 S1 Sidodadi PNS islam 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 9 1 4 3 3 2 3 3 4 4 4 3 3 3 2 4 3 3 51 2
39. AM 34 SMA Wakorambu petani islam 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 34 2
40. BN 37 SMA Wakorambu IRT islam 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 9 1 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 34 1
41. F 35 SMA Wawesa IRT islam 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 4 1 3 1 2 2 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 3 36 2
42. I 36 S1 Wawesa PNS Kristen 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 9 0 2 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 4 4 4 3 4 51 1
43. L 38 SMA Wawesa IRT Kristen 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 9 1 3 1 2 2 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 3 36 1
44. S 28 S1 Wawesa PNS Kristen 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 8 1 3 3 3 3 3 4 3 3 2 3 3 3 2 3 3 4 48 1
45. S 24 SMA Wawesa IRT islam 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 4 1 3 1 2 2 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 3 36 1
46. YT 35 SMP Wawesa petani islam 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 8 0 3 1 2 2 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 3 36 1
47. Y 18 SD Sidodadi IRT islam 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 8 0 3 1 2 2 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 3 36 1
48. R 24 SMA Laiworu IRT islam 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 7 0 3 3 2 2 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 3 38 1
49. R 31 SD Wawesa IRT islam 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 4 0 2 1 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 33 2
50. R 33 SMP Wawesa PS islam 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 4 0 3 1 2 2 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 3 36 1
51. S 24 SMA Sidodadi IRT islam 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 9 1 3 4 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 51 1
52. S 32 SMA Wakorambu IRT islam 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 7 1 3 1 2 2 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 35 2
53. S 37 SMA Wawesa IRT islam 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 7 0 3 1 2 2 2 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 3 35 1
54. W 33 SMA Wakorambu IRT islam 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 4 1 4 4 4 4 4 3 2 4 4 3 2 2 3 3 4 2 52 1
55. Y 25 SMP Wakorambu IRT islam 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 4 1 3 1 2 2 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 35 1
56. AK 27 S1 Wakorambu PNS Kristen 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 8 0 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3 3 4 4 4 3 4 58 1
57. JH 28 S1 Wakorambu PNS islam 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 9 0 3 3 2 2 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 3 38 1
58. R 22 SMA Wawesa IRT islam 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 7 0 3 1 2 2 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 35 1

83
Persal
inan Pengetahuan Dukungan Keluarga
No Res Pendidik Peker di P P P P P P P P P P Tot Par P P P P P P P P P P P P P P P P Tot Jar
Usia an Alamat jaan Agama faskes 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 al itas 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 al ak
59. K 37 SMA Sidodadi IRT Kristen 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 4 0 3 1 2 2 2 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 3 35 1
Pedag
60. YT
24 SMA Wawesa ang islam 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 9 0 3 3 2 2 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 3 38 2
61. GH 38 SMP Wawesa IRT islam 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 4 0 3 2 2 2 2 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 3 38 1
62. RH 32 S1 Wawesa PS islam 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 6 0 3 2 3 3 3 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 3 39 1
63. IKD 34 S1 Laiworu PS islam 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 6 0 3 3 3 4 3 2 3 3 3 4 2 3 3 3 4 3 49 1
64. RR 43 SMA Wawesa IRT islam 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 5 0 3 3 2 2 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 3 38 2
65. STA 19 SD Wakorambu IRT Kristen 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 6 0 3 1 2 2 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 35 1
66. SD 37 SMA Wawesa IRT Kristen 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 6 1 3 1 2 2 2 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 3 35 1
67. MK 39 SMA Sidodadi IRT Kristen 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 9 1 3 1 2 2 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 35 1
68. INK 34 SD Wakorambu IRT islam 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 4 1 3 3 2 2 2 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 3 37 1
69. RIA 18 SMA Wawesa IRT islam 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 8 0 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 39 2
WAA
70.
H 34 SMA Wakorambu IRT islam 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 4 1 3 2 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 39 2
71. MPA 36 SMA Wawesa IRT islam 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 4 0 2 2 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 38 1
Pedag
72. RAA
33 SMA Wawesa ang islam 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 5 0 3 2 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 39 1
73. MA 26 SMP Wawesa IRT islam 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 4 1 3 3 3 4 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 52 1
74. DYG 24 SMA Wawesa IRT islam 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 4 0 3 1 2 2 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 3 36 2
75. WAD 37 SMP Laiworu IRT islam 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 7 1 3 2 3 3 3 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 38 2
76. WJ 29 SMP Wawesa petani Kristen 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 4 0 3 2 3 3 3 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 38 1
77. SK 37 S1 Sidodadi PNS islam 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 47 1
78. NZ 26 SMA Wawesa IRT islam 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 4 0 3 2 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 39 2
79. MT 34 SMA Wakorambu IRT islam 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 4 0 3 2 2 2 2 3 3 3 2 2 3 2 2 2 2 2 37 1
80. NS 32 SMA Wawesa IRT islam 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 8 0 3 3 2 2 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 3 38 1
81. R 39 S1 Wawesa PNS islam 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 6 0 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 59 1
82. ASA 41 SMP Wakorambu IRT islam 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 7 1 3 2 2 2 2 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 3 38 1
83. W 24 SMA Wawesa IRT islam 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 9 1 3 3 2 2 2 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 3 37 1
84. SW 33 SMP Wawesa IRT islam 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 8 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 32 1
85. NS 27 S1 Laiworu PNS islam 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 9 1 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3 3 3 2 4 3 3 54 1
86. SR 32 SMA Laiworu PS islam 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 4 1 3 1 2 2 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 35 2
87. WO 34 SMA Laiworu IRT islam 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 9 0 3 2 2 2 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 36 2

84
Persal
inan Pengetahuan Dukungan Keluarga
No Res Pendidik Peker di P P P P P P P P P P Tot Par P P P P P P P P P P P P P P P P Tot Jar
Usia an Alamat jaan Agama faskes 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 al itas 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 al ak
88. S 35 S1 Wawesa PNS islam 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 9 0 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 3 2 3 3 3 55 2
89. GH 34 SMA Wawesa IRT islam 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 4 0 3 2 3 3 3 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 38 2
90. N 32 SMA Wawesa IRT islam 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 8 0 3 1 2 2 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 3 36 2
91. WN 36 SMA Sidodadi IRT Kristen 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 4 0 3 2 2 2 2 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 3 38 1
92. ANS 36 SMA Wawesa IRT Kristen 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 9 0 3 3 2 2 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 3 38 1
Pedag
93. AB
26 SMA Wawesa ang islam 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 5 1 3 2 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 39 2
94. DF 22 SMP Wawesa IRT islam 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 4 0 3 2 2 2 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 36 2
95. MN 25 SMA Wawesa IRT islam 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 7 0 3 3 2 2 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 3 38 1
Wakoramb
96. FK
37 SD u IRT islam 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 4 0 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 34 2
Wakoramb
97. RK
35 SMP u IRT islam 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 4 0 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 34 1
Wakoramb
98. AN
27 SMA u IRT islam 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 4 1 3 4 3 3 3 2 4 3 3 3 3 4 4 4 3 4 53 1
99. Y 38 SMA Sidodadi IRT islam 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 0 3 2 2 2 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 36 2

100. KM 36 SMA Laiworu IRT islam 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 4 0 3 2 2 2 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 36 2

101. YK 32 SMA Wawesa IRT islam 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 5 0 4 3 2 2 4 4 4 4 4 4 3 2 2 4 3 3 52 2

102. SI 27 SMP Wawesa IRT Kristen 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 6 0 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 34 1


Wakoramb
103. S 36 SMA u IRT islam 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 4 0 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 34 1

104. IC 26 SMA Wawesa IRT islam 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 4 0 3 2 2 2 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 36 2


Wakoramb
105. F 37 SD u petani islam 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 8 1 3 2 2 2 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 36 2

106. H 31 SMA Sidodadi IRT islam 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 9 0 3 2 2 2 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 36 1

107. F 34 S1 Wawesa PNS islam 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 7 0 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4 3 4 2 4 4 58 1

108. NZ 32 SMA Wawesa IRT Kristen 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 7 0 3 2 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 39 2

109. SS 36 SD Sidodadi IRT islam 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 9 0 3 1 2 2 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 3 36 1


Wakoramb
110. S 22 SMA u IRT islam 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 6 0 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 34 1

111. D 32 SMA Wawesa IRT Kristen 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 4 0 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 34 2

112. AM 31 SMA Wawesa IRT islam 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 6 0 3 2 2 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 37 1

113. UK 28 S1 Wawesa PS islam 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 6 0 3 2 2 2 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 36 1


Wakoramb
114. UH 26 SD u IRT islam 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 9 0 3 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 35 1

115. H 39 SMA Laiworu IRT islam 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 7 0 3 2 2 2 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 36 2

116. NI 26 SMP Wawesa IRT islam 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 5 0 3 3 3 3 3 4 2 3 4 2 3 4 2 3 2 3 47 1

85
Persal
inan Pengetahuan Dukungan Keluarga
No Res Pendidik Peker di P P P P P P P P P P Tot Par P P P P P P P P P P P P P P P P Tot Jar
Usia an Alamat jaan Agama faskes 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 al itas 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 al ak

117. A 28 SMA Sidodadi IRT islam 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 6 1 3 1 2 2 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 3 36 1


Wakoramb
118. FA 38 SMP u petani islam 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 5 0 C 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 34 1

119. M 24 SMP Wawesa IRT Kristen 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 4 0 3 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 35 2

120. WS 26 SMA Laiworu IRT islam 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 4 0 3 2 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 39 1

86
Lampiran 5. Surat Izin Penelitian dari Dekan FKM UHO

87
Lampiran 6. Surat Izin Penelitian dari BADAN PENELITIAN DAN
PENGEMBANGAN

88
Lampiran 7. Surat Keterangan telah Melakukan Penelitian

89
Lampiran 8. Dokumentasi

90

Anda mungkin juga menyukai