Anda di halaman 1dari 2

Bukan Pencarian, Tapi Pertemuan

Semesta ...
Sore lalu berbisik tepat disaat senja merekah
Bahwa ada kisah dua orang yang tidak saling mencari
Namun keduanya dipertemukan
Di waktu dan tempat yang segan menerima keduanya
Apakah perihal itu benar?
Atau pekaku yang kian di ambang zona tak berasa

Lantas
Semesta mengandaikan tali kasih
Layaknya langit yang menerima senja apa adanya
Kadang menyuguhkan merah ataupun jingganya
Dia tetap sudi memeluk senja untuk pulang
Karna keduanya memiliki ikatan untuk saling mengindahkan

Semesta,
Terkhusus hari ini
Biarkan aku memiliki siang sunyi
Siang yang tak lagi merindu akan hiruk pikuk
Biarlah tempat tersembunyimu ku nikmati seorang

Tunggu semesta,
Indah, begitu indah rupanya
Tanpa alasan aku mengucapnya
Ketika tertegun melihat pemandangan yang jarang kau suguhkan
Tepat di samping bilik pandangku
Seseorang sangat berkawan menghampiri
Segerombolan rumput yang disiapkan Tuhan untuk menemanimu kala itu

Kamu
Iya kamu, yang berselimut jaket cokelat muda
Berkemeja kotak-kotak layaknya manusia retro
Lengkap dengan sepatu yang kau tali ganda
Kau begitu mencuri pandangan salah satu hawa seperti aku
Diantara angin yang berbincang riuh dengan rumput
Kau begitu teduh di telingaku

Kenapa bisa ada kamu di tempat yang ku patenkan


Sebagai tempat andalan penyimpan rasaku
Apa kau rupanya?
Yang dimaksud semesta sore lalu?
Apa ini arti sebuah kagum?
Kamu, dengan mata indah itu
Sangat meneduhkan tutur akan kelembutan
Kamu, dengan senyuman itu
Tak berhenti mengartikan kenyamanan sesungguhnya
Kamu, dengan wangi itu
Sungguh membalikkan apa maksud sendu lalu

Kusampikan kagum ini esok ya?


Saat waktu sudi menyiapkan hari seperti ini lagi

Kali ini akan ku jaraki terlebih dahulu tatapanku


Dari sini
Dari jarak yang kutentukan sendiri dengan nyata
Dan mulai hari ini, pertemuan pertama
Yang tidak kau sadarkan
Akan kutandai
Sebagai titik awal kebenaran semesta

Apa kita akan bertemu lagi esok?


Pertanyaan ini akan kusimpan aman bersama Tuhanku

Anda mungkin juga menyukai