Anda di halaman 1dari 2

Rindu Peran Utama

Tahukah kamu,
Bahwa lukaku belum terobati rindu?
Bahwa rasaku enggan beranjak berubah akan dirimu?
Bahwa pikirku kian pelik, purna keputusan lalu?

Mengertilah,
Aku tetap jadi telinga yang enggan mengahakimi, untuk cerita harimu
Aku tetap jadi kamus, pengerti kesukaan dan ketakutanmu
Aku tetap jadi pintu penunggu kepulanganmu
Dalam keadaan apapun
Aku benar menerimamu

Tapi sebentar,
Kini aku tergantikan dari peran utamaku
Peran penting bagiku, tapi tidak bagimu
Kau pilih tokoh lain untuk beradu akting di harimu
Konyolnya, aku belum juga tersadar bahwa tujumu tidak menujuku

Maaf,
Aku terlalu berisik
Kini tidur malammu selalu terusik akan doaku
Terucap akan doa kita yang rinci disusun bersama
Yang mana doa kita belum sempat dikabulkan,
Lantas kau memilih lelah untuk terus meminta

Tuhan,
Aku rindu namaku sibuk diucap setelah nama-Mu
Aku rindu bisikanku menjelma penenang bagi telinganya
Aku rindu hadir untuk menjadi hangatnya

Benar-benar rindu Tuhan

Layaknya langit malam yang menunggu purnama


Layakya langit sore yang menunggu kasihnya senja
Layaknya rembulan yang mensajakkan puisi untuk menyayupkan kedua matanya
Dan layaknya pagi yang menunggu mentari agar mengusir kabut pilu

Lantas, bahagiaku ketika


Dengan melihatmu tertawa
Dengan mendengarkan cerita akan bahagiamu dengan dirinya
Dengan mengetahui bahwa hadirku, sempat ada di kisah lalumu
Biarlah rahasiaku aman bersama Tuhan

Aku harap kamu tahu


Karna ini ungkapan rasa terakhirku untukmu
Bukan, aku bukan memaksa untuk temu
Tolong ingat apa yang ku katakan kali ini
Aku rindu kamu
Kamu yang enggan berniat untuk lepas

Anda mungkin juga menyukai