Anda di halaman 1dari 2

Tapak Jejak Tiga Tahun Lalu

Pada ramaimu

Terkadang aku sanggup melupakan pekat

Pada sunyimu

Terkadang aku mampu melepaskan tangis

Pada harimu

Terkadang seninku berubah jadi minggu

Kamu bukan segalanya untukku

Kamu bukan pula nomor satu bagiku

Tapi beruntungnya aku memilikimu

Dan kau penting untukku

Tiga tahun lalu dan tiga tahun lamanya

Tapak jejakmu masih terlihat dari pagar pikirku

Masih terasa di hati egoku

Aku tak sanggup mengibaratkanmu seperti apa

Dan seberapa berharganya kau bagiku

Aku hanya takut kehilangan kabar darimu

Seperti teman lamaku yang kian lama kian memudar

Entah karna aku yang tidak terlalu mengasikkan atau karna hal lainnya

Aku juga takut kalau, saat kamu tidak baik-baik saja,

Kamu tidak nyaman mengabariku

Karna jarak

Karna waktu

Karna tak seru


Kabari aku

Itu pintaku untukmu

Apapun itu kondisi kabarnya

Jangan berjarak

Jangan pula terisak

Ohh ya buat kamu dan siapapun kelak yang akan menjadi pendamping harimu

Ada pesan dari Bung Fiersa Besari

Pada sebuah garis wktu yang merangkak maju, akan ada saatnya kau bertemu dengan satu orang
yang mengubah hidupmu untuk selamanya. Kemudian satu orang tersebut akan menjadi bagian
terbesar dalam agendamu. Dan hatimu takkan memberikan pilihan apapun kecuali jatuh cinta,
biarpun logika terus berkata bahwa risiko dari jatuh cinta adalah terjerembab di dasar nestapa.

Anda mungkin juga menyukai