Anda di halaman 1dari 30

KASUS PUSKESMAS

1. Konjungtivitis Bakteri
 Tn. E; 34 Tahun; 167 Cm; BB: 54 Kg
 Tatalaksana
 Umum : Jangan mengucek mata, mencuci tangan sebelum dan
sesudah membersihkan atau meneteskan obat, jangan menggunakan
handuk atau lap Bersama-sama dengan penghuni rumah lainnya
 Farmakoterapi: Kloramfenikol tetes sebanyak 1 tetes 6 kali sehari,
cetirizine tablet 10 mg 1 kali sehari
 Ringkasan Penyakit
Pasien datang dengan keluhan mata merah, terasa mengganjal sejak 2 hari
yang lalu. Keluhan juga disertai adanya kotoran mata yang dirasakan banyak
pada pagi hari saat bangun tidur. Kotoran mata berwarna kuning. Gatal (+)
dan berair. Pasien mengatakan istri pasien juga mengalami keluhan yang
sama 3 hari yang lalu.
Pada pemeriksaan fisik status oftalmikus didapatkan visus normal, injeksi
konjungtiva (+), sekret (+) warna kuning.

2. Subkonjungtival Bleeding
 Ny. D; 29 Tahun; 155 cm; 58 Kg
 Tatalaksana
 KIE
 Menjelaskan kepada pasien kondisi ini akan membaik dengan
sendirinya dalam 1-2 minggu tanpa diobati
 Menjaga kebersihan daerah bagian mata
 Segera kembali ke poli apabila terjadi penurunan
visus/penglihatan
 Ringkasan Penyakit
Pasien dating dengan keluhan mata kiri merah secara tiba-tiba, rasa
mengganjal pada mata kiri (+), nyeri (-), gatal (-), kotoran mata (-),
penglihatan menurun (-). Tidak ada riwayat trauma, mual, muntah,
hipertensi, kencing manis dan konsumsi obat tertentu.
Pada pemeriksaan fisik status oftalmikus oculi sinistra didapatkan visus
normal, tampak adanya perdarahan di sklera warna merah terang terlokalisir,
sekret (-).

3. Hordeolum (H00)
 Nn. N; 24 Tahun; 156 Cm; 52 Kg
 Tatalaksana
o KIE
 Mata dikompres hangat 4-6 kali sehari selama 15 menit.
Tindakan dilakukan dengan mata tertutup
 Kelopak mata dibersihkan dengan air bersih. Tindakan
dilakukan dengan mata tertutup
 Jangan menekan atau menusuk hordeolum, hal ini dapat
menimbulkan infeksi yang lebih serius
 Hindari pemakaian make up pada daerah bagian mata, untuk
mencegah infeksi yang lebih serius
 Farmakoterapi : kloramfenikol salep mata setiap 8 jam, Eritromisin
500 mg 3 kali sehari
 Ringkasan Penyakit
Pasien datang dengan benjolan pada kelopak mata sebelah kanan sejak 1
minggu yang lalu. Benjolan dirasakan semakin hari semakin membesar dan
terasa nyeri (+), rasa mengganjal (+).
Pada pemeriksaan status oftalmicus oculi dextra didapatkan kelopak mata
bengkak (+), merah (+), dan nyeri (+) pada perabaan.

4. Otitis Eksterna (H60)


 Tn. B; 32 Tahun; 169 Cm; 50 kg
 Tatalaksana
o KIE
 Tidak mengorek telinga baik dengan cotton bud atau alat
lainnya
 Selama pengobatan pasien tidak boleh berenang
 Penyakit dapat berulang sehingga harus menjaga liang telinga
agar dalam kondisi kering dan tidak lembab
o Farmakoterapi: kloramfenikol zalf, Paracetamol tablet 500 mg 3 kali
sehari.
 Ringkasan Penyakit
Pasien datang dengan keluhan nyeri pada telinga kiri sejak 3 hari yang lalu.
Nyeri dirasakan terus menerus terutama saat mengunyah. Rasa penuh pada
telinga (+), pendengaran dirasakan menurun (+), telinga berdenging (+).
Riwayat mandi di sungai (+).
Pada pemeriksaan fisik auricula sinistra didapatkan nyeri tekan tragus. Pada
pemeriksaan dengan otoskop ditemukan liang telinga sempit (+), kulit liang
telinga hiperemis, sekret minimal (+).

5. Benda Asing di Telinga


 Nn. P; 13 Tahun; 151 Cm; 40 Kg
 Tatalaksana
 KIE
o Tidak mengorek telinga baik dengan cotton bud atau alat lainnya
o Menjaga kebersihan telinga
 Farmakoterapi
o Ekstraksi benda asing (serangga)
o Paracetamol tablet 500 mg 3 kali sehari
 Ringkasan Penyakit
Pasien datang mengeluh ada sesuatu yang masuk kedalam liang telinga kanan
pada saat tidur. Nyeri (+), keluar cairan dari telinga (+), bau (+) telinga
dirasakan berdenging (+). Pasien sudah pernah mencoba mengeluarkan
sendiri dengan cotton bud (+).
Pada pemeriksaan fisik auricula dextra dengan menggunakan otoskop terlihat
hewan (+), hiperemis pada liang telinga (+), sekret (+).

6. Serumen Prop
 Tn. A; 29 tahun; 164 Cm; 52 Kg
 Tatalaksana
o KIE
 Menganjurkan pasien untuk tidak membershikan telinga secara
berlebihan baik dengan cotton bud atau alat lainnya.
 Menganjurkan pasien untuk menghindari memasukkan air atau
apapun kedalam telinga.
o Farmakoterapi
 Tetes telinga Karbogliserin 10% selama 3 hari
 Ringkasan Penyakit
Pasien datang dengan keluhan telinga kanan terasa penuh sejak 2 hari yang
lalu. Pendengaran dirasakan menurun (+). Keluhan dirasakan memberat bila
telinga kemasukan air (saat pasien mandi)
Pada pemeriksaan auricula dextra dengan otoskop ditemukan obstruksi liang
telinga luar oleh material berwarna kuning kecoklatan.

7. Migrain
 Nn. M; 24 Tahun; 165 cm; 53,9 Kg
 Tatalaksana
o KIE
 Pada saat serangan pasien disarankan untuk beristirahat di tempat
gelap dan tenang
 Mencari tau pemicu sakit kepala kemudian hindari
 Berolahraga secara teratur
 Menjelaskan terapi untuk migrain melibatkan pengobatan akut
(abortif) dan pencegahan (profilaksis).
o Farmakoterapi
 Asam Mefenamat tablet 500 mg 3 kali sehari
 Ringkasan Penyakit
Pasien datang dengan keluhan sakit kepala sebelah kanan sejak 1 minggu
yang lalu. Sakit kepala dirasakan seperti ditusuk-tusuk (+), rasa sakit kepala
semakin berat saat aktivitas fisik, berkurang saat istirahat. Mual dan muntah
(-), nyeri dirasakan semakin berat saat melihat cahaya (silau) tidak ada, nyeri
dirasakan semakin semakin berat pada lingkungan yang ramai tidak ada.

Pemeriksaan fisik
Tanda vital: TD 120/70 mmHg; Nadi 82 x/menit; Pernapasan: 18 x/menit;
Suhu: 36,8oC.
Pemeriksaan neurologis dalam batas normal

8. BPPV
 Ny. D; 46 tahun; 157 Cm; 52 Kg
 Tatalaksana
o KIE

Teratur melakukan latihan vestibuler dengan metode
Branddarroff
 Karena penyebab vertigo beragam, maka pasien sebaiknya
mencari tau mencari tau pemicu pusing berputar kemudian
hindari
o Farmakoterapi
 Betahistine Mesylate tablet 6 mg 3 kali sehari

 Ringkasan Penyakit
Pasien datang dengan keluhan pusing berputar sejak 1 hari yang lalu. Pusing
berputas dirasakan mendadak saat bangun dari berbaring. Mual (+), muntah
(+), keringat dingin (+), telinga berdenging (-), keluhan tidak berkurang
dengan istirahat. Demam tidak ada, gangguan pendengaran dan penglihatan
seperti kabur tidak ada, kesemutan tidak ada, lemah anggota badan tidak
ada, bicara pelo tidak ada. Riwayat trauma kepala tidak ada. Pasien baru
pertama kali merasakan sakit seperti ini.

Pemeriksaan Fisik
Tanda vital: TD 130/80 mmHg; Nadi 82 x/menit; Pernapasan: 18 x/menit;
Suhu: 36,8oC.
Pemeriksaan neurologis: tes Romberg (-)

9. Osteoartritis (dgn hipertensi)


 Tatalaksana
o KIE
 Modifikasi gaya hidup dengan cara: menurunkan berat badan,
melatih pasien untuk tetap menggunakan sendinya dan
melindungi sendi yang sakit.
 Menjelaskan kepada pasien jika pengobatan bertujuan untuk
mencegah progresifitas dan meringankan gejala yang
dikeluhkan.
o Farmakoterapi
 Natrium Diklofenak tablet 50 mg 2 kali sehari
 Ringkasan Penyakit
Pasien datang untuk control darah tinggi. Pasien juga mengeluh nyeri pada
kedua lutut sejak 2 minggu yang lalu. Nyeri dirasakan terutama saat sendi
digerakkan. Pasien juga mengeluh kaku pada pagi hari. Bengkak pada sendi
(+).
Pada pemeriksaan fisik
Tanda vital: TD 150/90 mmHg; Nadi 90 x/menit; Pernapasan: 20 x/menit;
Suhu: 36oC.
Status Lokalis:
Look: pembengkakan sendi (+), deformitas (-)
Feel: terasa hangat (+), krepitasi (+)
Move: gerakan aktif terhambat (+)
10. Faringitis (J02)
Faktor risiko usia 3-14 tahun
 Tatalaksana
o KIE
 Istirahat dan minum air hangat yang cukup
 Hindari jajan sembarangan, gorengan ataupun makanan-
makanan yang merangsang batuk
o Farmakoterapi
 Paracetamol 500 mg tablet 3 kali sehari
 Guaifenesin 100 mg tablet 3 kali sehari
 Cetirizine 10 mg tablet 1 kali sehari
 Ringkasan Penyakit
Pasien datang dengan keluhan nyeri tenggorokan sejak 2 hari yang lalu.nyeri
dirasakan terutama saat menelan. Demam (+), batuk (+), pilek (+), nyeri
kepala (+), mual (+), muntah (-), pasien mengeluh lemas pada seluruh tubuh
dan nafsu makan berkurang.
Pemeriksaan fisik
Tanda vital: TD 110/70 mmHg; Nadi 90 x/menit; Pernapasan: 20 x/menit;
Suhu: 38,2oC.
Status lokalis didapatkan faring hiperemis tonsil T2-T2

11. Tonsillitis
 Tn. L; 20 tahun; 164 Cm; 52 Kg
 Tatalaksana
o KIE
 Selalu menjaga kebersihan mulut
 Risiko kekambuhan cukup tinggi sehingga pasien harus
melakukan pengobatan yang adekuat
 Menjaga daya tahan tubuh dengan mengkonsumsi makanan
bergizi dan rutin berolahraga serta istirahat yang cukup.
o Farmakoterapi
 Amoksisilin tablet 500 mg 3 kali sehari selama 10 hari
 Deksametason 0,5 mg 3 kali sehari selama 3 hari
 Paracetamol tablet 500 mg 3 kali sehari
 Ringkasan Penyakit
Pasien datang dengan keluhan rasa mengganjal ditenggorokan dan nyeri
menelan sejak 1 bulan yang lalu. Rasa mengganjal dirasakan semakin berat
sejak 1 minggu terakhir. Demam (+), badan terasa lemas (+), nafsu makan
berkurang (+). Hal ini baru pertama kali dirasakan pasien.
Pemeriksaan fisik
Tanda vital: TD 110/70 mmHg; Nadi 90 x/menit; Pernapasan: 20 x/menit;
Suhu: 38,2oC.
Status lokalis didapatkan tonsil hipertrofi dengan ukuran T2-T3, hiperemis (+)
dan terdapat bercak detritus.
12. Miliaria (L74) 11 desember 2019
 Tatalaksana
o KIE
 Mandi setiap kali berkeringat
 Menghindari banyak berkeringat
 Gunakan pakaian tipis dan menyerap keringat
 Mandi pakai sabun
o Farmakoterapi
 Bedak salisil 2%
 Cetirizine 10 mg 1 kali sehari
 Ringkasan Penyakit
Pasien datang dengan keluhan gatal pada daerah leher dan punggung. Gatal
dirasakan terutama saat berkeringat. bintil-bintil (+) sebesar jarum pentul.
Pasien sering menggaruk sehingga timbul bekas luka.
Pemeriksaan fisik status dermatologis ditemukan vesikel milier diatas dasar
eritematosa, tersebar diskret pada regio trunkus posterior dan coli.

13. Katarak dan DM (E11)


 11 desember 2019 Ny.R; 58 Tahun; 155 cm; 60 Kg
 Tatalaksana
o KIE
 Memberitahu kepada keluarga bahwa katarak adalah
gangguan penglihatan yang dapat diperbaiki
 Memberitahu keluarga untuk kontrol teratur jika sudah
didiagnosis katarak agar tidak terjadi komplikasi
o Farmakoterapi
 Pasien dirujuk ke layanan sekunder yang memiliki dokter
spesialis mata
 Metformin 500 mg tablet 2 kali sehari
 Ringkasan Penyakit
Pasien datang dengan keluhan penglihatan menurun secara perlahan seperti
tertutup asap. Pasien juga mengeluh sulit membaca, mata merah (-), gatal (-).
Pasien memiliki riwayat kencing manis sejak 2 tahun yang lalu.
Pemeriksaan fisik status oftalmicus visus menurun yang tidak membaik
dengan menggunakan pinhole, shadow test (+).

14. LSK
 Lansia / dewasa
 Tatalaksana
o KIE
 Menghindari stress psikis
 Menjelaskan kepada pasien cara pemakian obat yang benar
 Jangan digaruk
 Kuku sebaiknya pendek
o Farmakoterapi
 Cetirizine 10 mg 2 kali sehari
 Salep klobetasol propionate 0,05% 1-2 kali sehari
 Ringkasan Penyakit
Pasien datang dengan keluhan gatal pada bercak merah dan meluas dikedua
punggung kaki sejak 2 bulan yang lalu. Kesan higienitas baik.
Pemeriksaan Fisik
Status dermatologikus pada regio dorsum pedis dextra et sinistra: plak
eritema ireguler, plakat, likenifikasi (+), skuama (+) putih, kering , sedang,
selapis, erosi-eksoriasi (+) multiple, ukuran milier-lentikuler.

15. HONK (R73)


 Kegawatdaruratan
 Tindakan Medis
o Pemasangan infus
o Pemasangan kateter
 Tatalaksana
o KIE
 Menjelaskan kepada kelurga pasien mengenai kegawatan
hiperglikemia dan perlu segera dirujuk
o Farmakoterapi
 IVFD NaCl 0,9 % 20cc/KgBB secepatnya
 Memasang kateter urin untuk pemantauan cairan
 Rujuk ke fasilitas layanan kesehatan sekunder RS Rabain
Muara Enim
 Ringkasan Penyakit
Pasien datang dengan keluhan lemas sejak 6 jam yang lalu. Keluarga pasien
menyatakan bahwa pasien sempat mengigau. Riwayat diabetes melitus tipe 2
diakui pasien sekitar 2 tahun yang lalu, namun tidak terkontrol. Pasien
mengakui terakhir minum obat diabetes 3 bulan yang lalu. pasien
menyangkal adanya sesak atau nafas cepat dan pendek, maupun bau aseton
pada nafas. Muntah (-), sakit kepala (-), kejang (-). Riwayat penyakit jantung
dan hipertensi disangkal.
Pemeriksaan fisik
Tanda vital: TD 100/70 mmHg; Nadi 110 x/menit; Pernapasan: 20 x/menit;
Suhu: 37oC.
Mukosa bibir kering (+), perabaan pada ekstemitas dingin (+). Dilakukan
pemeriksaan kadar gula darah sewaktu didapatkan 543 mg/dL

16. Abortus Inkomplit (O06) 14/11/2019


 Tindakan Medis
o Pemasangan Infus
o Pemasangan Kateter
 Tatalaksana
o KIE
 Menejelaskan kepada keluarga pasien jika pasien butuh
dukungan emosional
 Menganjurkan menggunakan alat kontrasepsi setelah
keguguran karena kesuburan dapat kembali kira-kira 14 hari
setelah keguguran
 Pasien diminta datang kembali untuk dilakukan follow up
setelah 2 minggu
o Farmakoterapi
 Rencana kuretase di fasilitas kesehatan layanan sekunder
 IVFD RL 20 cc/kgBB secepatnya
 Inj Cefotaxime 2x1 gr
 Inj Asam traneksamat 500 mg
 Kateter menetap
 Ringkasan Penyakit
Pasien datang dengan keluhan perdarahan dari kemaluan. Kurang lebih 3 jam
yang lalu pasien mengeluh keluar darah dari kemaluan, banyaknya 3x ganti
pembalut. Nyeri perut (+). Riwayat keluar jaringan seperti ati ayam (+),
riwayat keluar jaringan seperti mata ikan (-), riwayat trauma (-), riwayat post
coitus (+). Pasien mengaku terlambat haid dan hamil 3 bulan.
Status perkawinan: 1x lamanya 11 tahun
Status persalinan:
1. Abortus, 2 bulan
2. Perempuan, 18 tahun
3. Perempuan, 9 tahun
4. Hamil ini
Status reproduksi: menarch 13 tahun, siklus 28 hari,lama 7 hari, HPHT lupa
Pemeriksaan Fisik
Tanda vital: TD 110/70 mmHg; Nadi 90 x/menit; Pernapasan: 20 x/menit;
Suhu: 36,2oC.
PT test (+)
Status ginekologis:
Pemeriksaan Luar: Abdomen datar, lemas, simetris, FUT 2 jari atas simfisis
pubis, massa (-), nyeri tekan (-)
Pemeriksaan Inspekulo: OUE terbuka 2 jari, tampak jaringan di muara OUE,
fluor (-), fluxus (+), darah aktif.

17. PEB (O14)


 Tindakan Medis
o Pemasangan Infus
o Pemasangan Kateter
 Tatalaksana
o KIE
 Menjelaskan kepada pasien untuk segera melakukan
perencanaan untuk rujukan segera ke fasilitas layanan
sekunder RS. Rabain Muara Enim
o Farmakoterapi
 Stabilisasi 1-3 jam kemudian rujuk ke fasilitas layanan
kesehatan sekunder RS Rabain Muara Enim
 Inj MgSO4 40% 8 gr IM boka dan boki
 IVFD RL gtt XX/menit
 Nifedipin tablet 10 mg 1 kali sehari
 Kateter menetap
 Obs. DJJ, Tanda Vital Ibu, Tanda Inpartu
 Ringkasan Penyakit
Pasien datang mau melahirkan dengan darah tinggi. Kurang lebih 1 hari yang
lalu. Pasien datang berobat ke bidan dan dikatakan darah tinggi, pasien lalu
disarankan ke Puskesmas. Riwayar perut mulas yang menjalar ke pinggang,
hilang timbul, makin lama main sering dan kuat (-), riwayat keluar air-air (-),
riwayat keluar darah lendir (-), riwayat darah tinggi sebelum hamil (-), riwayat
darah tinggi pada kehamilan sebelumnya (-), riwayat sakit kepala (-), riwayat
mata kabur, mual muntah, nyeri epigastrium disangkal. Pasien mengaku
hamil cukup bulan dan gerakan anak masih dirasakan namun berkurang.
Pemeriksaan Fisik
Tanda vital: TD 170/100 mmHg; Nadi 90 x/menit; Pernapasan: 20 x/menit;
Suhu: 36,2oC.
Status obstetrikus:
Pemeriksaan luar: FUT 3 jari di bawah prosesus xiphoideus (33 cm),
memanjang, puki, preskep, HIS (-), DJJ; 148x/menit namun sulit ditemukan,
ketuban belum dapat dinilai.

18. Retinopati Diabetik (H36)


 Medik
 Tatalaksana
o KIE
 Menjelaskan kepada pasien untuk kontrol gula darah dan
darah tinggi dengan cara konsumsi obat teratur.
 Menyarankan untuk dilakukan pemeriksaan mata minimal 1
tahun sekali
 Menjelaskan bahwa pasien akan dirujuk
o Farmakoterapi
 Rujuk ke dokter spesialis mata di fasilitas layanan sekunder RS.
Bukit Asam Medika
 Metformin tab 500 mg 2 kali sehari
 Amlodipin tablet 5 mg 1 kali sehari
 Ringkasan Penyakit
Pasien datang dengan keluhan mata kiri buram secara perlahan sejak 6 bulan
yang lalu tidak disertai mata merah. Mata kanan juga mengalami keluhan
serupa naum tidak separah mata sebelah kiri. Pasien mengatakan bahwa jika
dia melihat suatu benda terlihat pandangan kabur dan seperti ada yang
menghalangi pada bagian tengah mata. Keluhan melihat seperti ada benda
yang berterbangan disangkal, penglihatannya menjadi lebih silau jika terkena
cahaya/sinar disangkal. Keluhan melihat seperti ada kabut disangkal. Pasien
memiliki riwayat kencing manis sejak 5 tahun yang lalu dan darah tinggi
namun tidak terkontrol.
Pemeriksaan Fisik
Tanda vital: TD 140/90 mmHg; Nadi 90 x/menit; Pernapasan: 20 x/menit;
Suhu: 36,2oC; BSS 278 g/dL
Status oftalmologikus: visus menurun, reflex cahaya pada pupil normal

19. Varisela (B01)


 Medik
 Anak
 Tatalaksana
o KIE
 Menjelaskan kepada pasien bahwa penyakit disebabkan oleh
virus
 Menjelaskan kepada pasien untuk mengurangi kontak dengan
orang lain karena penyakitnya menular
 Menjelaskan kepada pasien untuk tidak menggaruk vesikel
agar tidak pecah
 Menjelaskan kepada pasien tentang pengobatan yang
diberikan
o Farmakoterapi
 Krim asam fusidat 2% tiap 12 jam pada erosi
 Salisil talk 2% tiap 12 jam pada vesikel yang belum pecah
 Acyclovir tablet 400 mg 4 kali sehari selama 7 hari
 Cetirizine tablet 10 mg 1 kali sehari
 Ringkasan penyakit
Pasien dibawa ibunya datang ke puskesmas dengan keluhan utama timbul
bintil berisi cairan di badan, wajah, kedua lengan dan tungkai yang
bertambah banyak kisaran 1 hari yang lalu. pasien juga mengeluhkan gatal
pada bintil. Kisaran 3 hari yang lalu, pasien mengeluh demam disertai mual
dan muntah. Demam dirasakan tidak terlalu tinggi. Pasien menggaruk bintil
sehinga sebagian bintil pecah menjadi koreng. Pasien belum pernah
mengalami sakit serupa. Riwayat digigit serangga disangkal, riwayat minum
obat sebelumnya disangkal. Riwayat penyakit dalam keluarga disangkal,
riwayat kontak dengan orang lain yang memiliki penyakit yang sama ada,
teman satu sekolah.
Pemeriksaan Fisik
Tanda vital: TD 140/90 mmHg; Nadi 90 x/menit; Pernapasan: 20 x/menit;
Suhu: 37,9oC
Status dermatologikus:
Pada regio fasialis, trunkus anterior et posterior, ekstremitas superior et
inferior bilateral didapatkan vesikel dengan dasar eritem, multiple, milier-
lentikuler, diskret dan erosi-ekskoriasi, batas ireguller, multiple, sebagian
ditutupi krusta coklat, tipis, sulit dilepaskan.

20. Skabies (B86)


 Medik
 Anak
 Tatalaksana
o KIE
 Menjelaskan kepada pasien bahwa penyakit disebabkan
tungau dan dapat menular.
 Menjelaskan kepada pasien bahwa tungau dapat bersarang di
sprei, baju, handuk, karpet dan lain-lain, sehingga pasien
disarankan untuk merendam pakaian, sprei, bantal dan
handuk dengan menggunakan air panas dan menjemurnya di
tempat yang terkena matahari.
 Menjelaskan kepada pasien untuk mencuci dan menjemur
kasur dan bantal secara teratur minimal 1 kali seminggu.
 Menjelaskan kepada pasien agar tidak memakai barang seperti
handuk, pakaian, bantal secara bersamaan.
 Menjelaskan kepada pasien mengenai cara pemakaian obat
yang benar, yaitu dengan mengoleskan krim ke seluruh tubuh
mulai dari leher sampai ke jari-jari kaki pada malam hari
sebelum tidur. Disarankan mandi terlebih dahulu sebelum
pemakaian krim agar efektif. Lama pemakaian krim minimal 8-
12 jam dan dibilas dengan sabun keesokan harinya. Krim
cukup dipakai sekali, dapat diulang 1 pekan kemudian apabila
keluhan masih ada.
 Menjelaskan bahwa seluruh individu yang berkontak dengan
pasien harus diberikan terapi yang sama walaupun gejalanya
belum ada.
o Farmakoterapi
 Krim permethrin 5% untuk satu kali pemakaian, di oleskan tipis
pada seluruh tubuh kecuali di kepala dan wajah, selama 8-10
jam pada malam hari sebelum tidur kemudian dicuci keesokan
harinya. Bila belum terdapat perbaikan diulangi setelah 1
minggu pengobatan
 Krim Mupirosin 2% diberikan selama 2 kali sehari
 Cetirizine tablet 10mg 1 kali sehari
 Ringkasan Penyakit
Pasien dibawa ibunya ke puskesmas dengan keluhan keluhan timbul bintil
merah berisi cairan di lipatan siku, lipatan belakang lutut, bokong, dan
kemaluan yang bertambah banyak dan gatal terutama pada malam hari sejak
3 hari yang lalu. Bintil merah seukuran kepala jarum pentul di bokong yang
gatal terutama pada malam hari. Kemudian muncul bintil baru pada kelamin.
Bintil merah di bokong dan kemaluan bertambah banyak. Bintil merah juga
ditemukan di lipatan siku, lipatan ketiak, dan lipatan belakang lutut, bintil
seukuran kepala jarum pentul, sebagian bintil berisi nanah. Pasien sering
menggaruk bintil hingga lecet dan timbul bercak kehitaman. Ayah dan ibu
pasien pasien juga mengalami keluhan yang sama.
Pemeriksaan fisik umum dalam batas normal.
Status dermatologikus di dapatkan pada regio gluteal, genitalia, ekstremitas
superior et poplitea: Papul eritem, multipel, milier-lentikuler, diskret; makula
hiperpigmentasi, multipel, milier-lentikuler, diskret; ekskoriasi, multipel,
ireguler, ditutupi krusta kehitaman, tipis, dan mudah dilepaskan.

21. Hipertiroid
 Medik
 Dewasa
 Tatalaksana
o KIE
 Menjelaskan kepada pasien untuk kontrol dan minum obat
secara teratur
 Melakukan gaya hidup sehat
o Farmakoterapi
 Rujuk ke fasilitas pelayanan sekunder RS Bukit Asam Medika.
Bila kondisi stabil pengobatan dilanjutkan di Puskesmas
 PTU 100 mg 3 kali sehari
 Propranolol tablet 10 mg 2 kali sehari
 Ringkasan Penyakit
Pasien datang dengan keluhan benjolan dileher sejak 1 bulan yang lalu.
pasien juga mengeluh sering berdebar-debar (+), sering gemetaran (+),
mudah berkeringat (+), mudah Lelah (+). Pasien mengeluh berat badannya
turun tapi nafsu makan bertambah.

Pemeriksaan Fisik
Tanda vital: TD 120/70 mmHg; Nadi 120 x/menit; Pernapasan: 20 x/menit;
Suhu: 36,2oC. Benjolan di leher (+), Exopthalmus (+), tremor (+).

22. Hemoroid Grade 1 (I84)


 Bedah
 Dewasa
 Tatalaksana
o KIE
 Menganjurkan pasien untuk konsumsi serat. Hal ini bertujuan
untuk membuat feses menjadi lebih lembek dan besar,
sehingga mengurangi proses mengedan dan tekanan pada
vena anus
 Minum air sebanyak 6-8 gelas sehari
 Hindari mengedan
 Jangan menunda buang air besar karena akan memperkeras
feses
o Farmakoterapi
 Paracetamol tablet 500 mg 3 kali sehari
 Dulcolax supp 10 mg 1 kali sehari
 Ringkasan Penyakit
Pasien datang dengan keluhan BAB berdarah sejak 1 minggu yang lalu. darah
berwarna merah segar (+) tidak bercampur dengan feses, nyeri (+).
Pemeriksaan Fisik
Status Lokalis; regio anorektal: inspeksi hiperemis (+); RT: Tonus sfingter ani
(+) baik, mukosa licin, nyeri tekan (+), feses (+), darah (+).

23. Batu Saluran Kemih (N21)


 Bedah
 Dewasa
 Tatalaksana
o KIE
 Menjelaskan kepada pasien mengenai penyakit tersebut akan
dirujuk ke dokter spesialis bedah di fasilitas pelayanan
kesehatan sekunder RS. Bukit Asam Medika untuk dilakukan
pemeriksaan penunjang dan tatalaksana.
 Minum air sebanyak 6-8 gelas sehari
o Farmakoterapi
 Asam Mefenamat tablet 500 mg 3 kali sehari
 Ringkasan Penyakit
Pasien datang dengan keluhan nyeri saat buang air kecil. Pada saat buang air
kecil awalnya lancar kemudian pancaran menjadi lemah dan putus-putus.
pancaran urin tiba-tiba berhenti sejak 1 minggu yang lalu. pada akhir buang
air kecil pasien merasa tidak puas. Urin menetes (+), nyeri (+). Pasien
mengaku jarang minum air putih, selain itu pasien sering menahan buang air
kecil.
Pemeriksaan fisik
Tanda vital: TD 120/70 mmHg; Nadi 120 x/menit; Pernapasan: 20 x/menit;
Suhu: 36,2oC.
Status lokalis: supra simfisis: nyeri tekan (+)

24. Laserasi Kelopak Mata (S01)


 Kegawatdaruratan
 Anak An. A; 9 tahun; 133 Cm; 27 Kg
 Tatalaksana
o KIE
 Menjelaskan kepada pasien dan keluarga tentang penyakit
yang diderita
 Menjelaskan kepada pasien bahwa kondisi seperti ini harus di
rujuk ke fasilitas layanan kesehatan sekunder yang memiliki
dokter spesialis mata setelah dilakukan pentalaksanaan awal.
o Farmakoterapi
 IVFD RL gtt xx/menit
 Bersihkan luka
 Inj. Tetanus Toxoid 0,5 cc intramuscular
 Inj. Ceftriaxone 1 kali 1 gr IV
 Inj. Ketorolac 30 mg IV
 Ringkasan penyakit
Pasien dibawa ibunya ke IGD Puskesmas dengan keluhan luka robek di mata
sebelah kanan. Luka dialami sejak 1 jam yang lalu akibat kecelakaan lalu
lintas. Ibu pasien mengatakan pasien jatuh tersungkur dan wajahnya
terbentur aspal. Riwayat keluar darah dari kelopak mata ada, bengkak ada,
mata merah ada, air mata berlebih ada, nyeri pada sekitas kelopak mata ada,
kotoran mata tidak ada, serta penurunan penglihatan tidak ada.
Pemeriksaan fisik didapatkan pasien tampak sakit sedang; kesadaran compos
mentis; GCS 15; TD 100/70 mmHg; nadi 99 x/menit; pernapasan 20x/menit;
suhu 37oC.
Pada status lokalis didapatkan edema palpebra (+), tampak laserasi 1/3
medial palepbra inferior dengan ukuran 0,5 cm, nyeri tekan (+).

25. Gout Arthritis (M10)


 Medik
 Dewasa
 Tatalaksana
o KIE
 Menjelaskan kepada pasien untuk modifikasi gaya hidup
seperti; minum cukup, menjaga berat badan ideal, hindari
konsumsi alkohol, pola diet sehat (rendah purin)
 Minum obat secara teratur
 Kompres hangat pada daerah yang bengkak.
o Farmakoterapi
 Kolkisin 0,5 mg 1 kali sehari saat serangan akut
 Allupurinol tablet 100 mg 3 kali sehari
 Ringkasan Penyakit
Pasien datang untuk kontrol darah tinggi. Pasien juga mengeluh bengkak
pada jari-jari tangan sejak 1 bulan yang lalu, yang memberat 1 minggu ini.
Nyeri dirasakan tiba-tiba terutama pada malam hari (+), bengkak disertai
rasa panas dan kemerahan (+).
Pemeriksaan Fisik
Tanda vital: TD 180/100 mmHg; Nadi 94 x/menit; Pernapasan: 20 x/menit;
Suhu: 36,8oC.
Status lokalis
look: bengkak (+), merah (+) pada metatarsophalang 1;
feel: teraba hangat (+), krepitasi (-)
move: ROM (+) terbatas karena nyeri
pemeriksaan penunjang: kadar asam urat 8,3 mg/dL

26. Hernia
 Bedah
 Lansia Tn. B; 60 tahun; 65 Kg; 154 Cm
 Tatalaksana
o KIE
 Menjelaskan kepada pasien dan keluarga tentang penyakit
yang diderita
 Menjelaskan kepada pasien bahwa pasien akan dirujuk untuk
dilakukan tindakan operasi
o Farmakoterapi
 Asam Mefenamat 500 mg tablet 3 kali sehari per oral

 Ringkasan Penyakit
Pasien datang dengan keluhan terdapat benjolan di lipat paha sebelah kiri
sejak 2 tahun yang lalu. awalnya benjolan dirasakan saat aktivitas fisik
kemudian masuk kembal jika istirahat atau berbaring. Nyeri (+), mual (-),
muntah (-). Benjolan tidak bias masuk lagi dan nyeri dirasakan semakin sering
sejak 2 hari ini.
Pemeriksaan fisik didapatkan pasien tampak lemas; kesadaran compos
mentis; GCS 15; TD; 140/80 mmHg; nadi 104 x/menit; pernapasan 20
x/menit; suhu 37oC
Status lokalis: pada daerah inguinal sinistra tampak benjolan berwarna sama
dengan kulit seukuran telur ayam, nyeri tekan (+), tidak bisa dimasukkan lagi.

27. Vulnus laseratum (16/12/19)


 Gawat darurat/ bedah
 Arif/ 16 tahun
 Tatalaksana
 Ringkasan penyakit

28. Pielonefritis tanpa komplikasi (16/12/19)


 Bedah/medik
 Tn. S;40 tahun/
 Tatalaksana
o Ciprofloxacin 500 mg tablet 2 kali sehari selama 7 hari per oral
o Paracetamol 500 mg tablet 3 kali sehari per oral
 Ringkasan Penyakit
Pasien datang dengan keluhan nyeri pinggang kanan sejak 3 hari yang lalu.
nyeri dirasakan semakin lama semakin nyeri disertai demam mengiggil, nyeri
dirasakan juga di perut bawah pusat, mual ada, muntah tidak ada. BAK nyeri,
tersendat-sendat dan tidak puas sekitar 10 hari ini. Pasien sering kali
menahan BAK dan kurang minum sebelum keluhan ini ada. Keluhan nyeri
pinggang baru pertama kali dialami.
Pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum tampak lemak; kesadaran
compos mentis; GCS 15; TD 120/80 mmHg; nadi 100 x/menit; pernapasan 20
x/menit; suhu 39oC.
Kepala dan leher: dalam batas normal
Toraks: dalam batas normal
Abdomen: nyeri tekan suprapubic (+), nyeri ketok CVA (+) kanan
Ekstremitas: dalam batas normal
Pemeriksaan penunjang
Darah rutin: Hb: 12 g/dl; leukosit: 12.000/mm3; trombosit: 368.00/mm3
Urinalisa: eritrosit: 8-10/lp, leukosit: 40-60/lp; silinder leukosit: 10-20/lp;
silinder eritrosit: -/lp

29. PPOK
 Medik
 Lansia Tn. J; 70 tahun; 167 Cm; 55 Kg
 Tatalaksana
o KIE
 Menjelaskan kepada pasien dan keluarga tentang penyakit
yang diderita
 Menjelaskan penggunaan obat secara tepat sehingga mampu
mencegah penyakit bertambah berat
 Minta pasien untuk berhenti merokok
 Makan dan istirahat yang cukup
 Menjelaskan kepada pasien bila keluhan tidak berkurang,
pasien akan dirujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan sekunder
RS. Bukit Asam Medika
o Farmakoterapi
 O2 nasal kanul 2L/menit
 Nebulizer: Combivent
 Inj. Ceftriaxone 2 kali 1 gr
 Ringkasan Penyakit
Pasien datang dengan keluhan sesak napas sejak 3 hari yang lalu, sesak
dirasakan semakin memberat, sesak tidak dipengaruhi oleh makanan dan
minuman serta cuaca. Sesak akan sedikit berkurang bila pasien beristirahat.
Sesak napas diikuti dengan keluhan batuk, dahak (+) sulit dikeluarkan, warna
putih kekuningan. Pasien juga mengeluhkan demam (+), mual (-), muntah (-),
BAK dan BAB normal. Pasien pernah mengalami keluhan yang sama
sebelumnya, dan belum pernah mendapatkan pengobatan. Pasien
mempunyai riwayat merokok (+) sejak 10 tahun yang lalu.
Pemeriksaan fisik didapatkan pasien tampak sakit sedang; kesadaran compos
mentis; GCS 15; TD 130/90 mmHg; nadi 99 x/menit; pernapasan 30x/menit;
suhu 38oC.
Pada status generalis didapatkan thorax; paru; barrel chest, retraksi dinding
dada (+), hipersonor pada kedua lapangan paru, ronki (+/+), wheezing (+/+)
ekspirasi memanjang (+).

30. Hiperemis Gravidarum


 Kebidanan
 Ny. W; 23 tahun; 155 Cm; 47 Kg
 Tatalaksana
o KIE
 Menjelaskan kepada pasien dan keluarga tentang penyakit
yang diderita
 Makan porsi kecil tapi sering
 Usahakan kebutuhan nutrisi tercukupi
 Istirahat cukup dan hindari kelelahan
o Farmakoterapi
 IVFD RL gtt XXX/menit
 Inj. Ondansentron 8 mg IV tiap 12 jam
 Omeprazole tablet 20 mg 2 kali sehari
 Vit B comp tablet 1 kali sehari
 Ringkasan penyakit
Pasien datang dengan keluhan mual dan muntah sejak 1 minggu yang lalu.
mual dan muntah terjadi hamper sepanjang hari namun dirasakan memberat
saat pagi hari. Frekuensi muntah > 5x dalam sehari, isi apa yang dimakan
sebanyak ½ gelas belimbing. Selain itu pasien juga merasa lemas sehingga tak
mampu melakukan aktivitas fisik seperti biasanya, bibir terasa kering (+),
nafsu makan menurun (+), nyeri ulu hati (+), penurunan berat badan (+) 1
minggu yang lalu pasien menimbang BB 52 Kg sekarang 47 Kg. BAB dan BAK
biasa, demam (-). Pasien mengaku sudah terlambat haid 1 bulan.
Pemeriksaan fisik didapatkan pasien tampak lemas; kesadaran compos
mentis; GCS 15; TD; 110/70 mmHg; nadi 104 x/menit; pernapasan 20
x/menit; suhu 37oC.
Pada status generalis didapatkan bibir kering (+), turgor berkurang (+), uterus
besar sesuai kehamilan. PP test (+)

31. CVD non hemoragik


 Kegawatdaruratan
 Dewasa Tn. S; 49 tahun; 169 Cm; 59 Kg
 Tatalaksana
o KIE
 Menjelaskan kepada pasien dan keluarga tentang penyakit
yang diderita
 Menjelaskan kepada pasien, bahwa pasien akan dirujuk ke
fasilitas pelayanan kesehatan sekunder RS. Bukit Asam Medika
o Farmakoterapi
 IVFD RL gtt xx/menit
 O2 3-4 L/menit
 Elevasi kepala 30o
 Amlodipine 10 mg tablet 1 kali
 Candesartan 8 mg tablet 1 kali
 Aspilet 80 mg tablet 1 kali
 Ringkasan Penyakit
Pasien datang dengan keluhan kelemahan sesisi tubuh sebelah kiri secara
tiba-tiba saat beraktivitas. Sakit kepala ada, mual (-), muntah (-), kejang (-),
demam (-), penurunan kesadaran (-), mulut mengot (+), bicara pelo (+).
Pasien memiliki riwayat darah tinggi tidak terkontrol.
Pemeriksaan fisik didapatkan pasien tampak lemas; kesadaran compos
mentis; GCS 15; TD; 140/70 mmHg; nadi 96 x/menit; pernapasan 22 x/menit;
suhu 37oC.
Pemeriksaan neurologis
1. Nervus III: pupil bulat, isokor, reflek cahaya +/+, diameter 3 mm/3mm
2. Nervus III, IV, VI: dalam batas normal
3. Nervus VII: plica nasolabialis kiri datas, sudut mulut kiri tertinggal
4. Nervus XII: disatria (+), deviasi lidah (-)
5. Fungsi motorik:
a. gerakan ekstremitas kiri lebih lemah dari sebelah kanan
b. kekuatan ekstremitas kiri 4
c. tonus meningkat
d. klonus tidak ada
e. reflek fisiologis ada meningkat
f. refleks patologis lengan kiri Hoffman tromner (+), tungkai kiri
babinksy (+), chaddock (+)
6. fungsi sensoris dalam batas normal
7. gerakan rangsangan meningeal negative, laseque (-), kernig (-)

32. Gastritis
 Medik
 Dewasa Nn. N; 23 tahun; 153 Cm; 51 Kg
 Tatalaksana
o KIE
 Menjelaskan kepada pasien dan tentang penyakit yang
diderita
 Menjelaskan kepada pasien untuk menghindari pemicu
terjadinya keluhan, antara lain makan tepat waktu, makan
sering dengan porsi kecil dan hindari makanan yang
meningkatkan asam lambung seperti kopi, teh, makanan
pedas.
o Farmakoterapi
 Omeprazol 20 mg tablet 2 kali sehari
 Ringkasan Penyakit
Pasien datang dengan keluhan nyeri ulu hati sejak 1 hari yang lalu. nyeri
dirasakan hilang timbul, rasa panas pada perut bagian atas (+), mual (+),
muntah (-), demam tidak ada, pasien mengaku sering terlambat makan. BAK
dan BAB tidak ada keluhan.
Pemeriksaan fisik didapatkan pasien tampak lemas; kesadaran compos
mentis; GCS 15; TD; 110/70 mmHg; nadi 96 x/menit; pernapasan 22 x/menit;
suhu 37oC.
Status lokalis abdomen: datar, lemas, nyeri tekan epigastrium (+), timpani,
bising usus (+)

33. DBD
 Medik
 An. R; 9 tahun; 135 Cm; 30 Kg
 Tatalaksana
o KIE
 Menjelaskan kepada pasien dan keluarga tentang penyakit
yang diderita
 Tirah baring
 Minta anak untuk tetap banyak minum
o Farmakoterapi
 IVFD RL gtt xxx/menit
 Paracetamol 250 mg tablet 3 kali sehari
 Ringakasan Penyakit
Pasien datang dengan keluhan demam tinggi mendadak sejak 6 hari yang
lalu. suhu tidak diukur, terus-menerus disertai menggigil, tidak berkeringat,
dan tidak kejang. Anak mengeluh nyeri kepala dan sendi-sendi. Anak juga
mengeluh timbul bitnik-bintik merah yang tidak gatal di seluruh tubuh. Orang
tua menyangkal adanya gusi berdarah, mimisan, dan kuning. Anak
menyangkal adanya batuk, pilek, cairan keluar dari telinga, nyeri perut, mual,
muntah, dan sesak. Anak mengaku tidak keluar kota dan jajan sembarangan
akhir-akhir ini. BAK dan BAB tidak ada keluhan. Sejak 4 hari yang lalu, anak
muntah, frekuensi 4 kali sehari, setiap kali muntah banyaknya ½ gelas
belimbing, isi apa yang dimakan. Anak masih demam tinggi.
Pemeriksaan fisik didapatkan pasien tampak pucat dan lemas; kesadaran
compos mentis; GCS 15; TD; 110/70 mmHg; nadi 96 x/menit; pernapasan 22
x/menit; suhu 39oC. Rumple leed (+)

34. Tinea Cruris


 Medik
 An. S; 15 tahun; 161 Cm, 63 Kg
 Tatalaksana
o KIE
 Menjelaskan kepada pasien dan keluarga tentang penyakit
yang diderita
 Menjelaskan kepada pasien cara pemakaian obat
 Menjelaskan kepada pasien cara pencegahan infeksi kulit
 Meminta pasien untuk menjaga hygiene
o Farmakoterapi
 Krim ketokonazol 2% tiap 12 jam
 Cetirizine 10 mg tablet 1 kali sehari per oral jika gatal
 Ringkasan Penyakit
Pasien datang dengan keluhan bercak merah meninggi disertai sisik di
selangkangan dan bokong yang semakin luas sejak 2 pekan lalu. gatal pada
bercak ada terutama saat berkeringat, demam tidak ada. Pasien pernah
mengalami keluhan yang sama 6 bulan yang lalu, diobati dengan salep
(pasien lupa nama obat), keluhan membaik. Riwayat digigit serangga tidak
ada. Pasien tinggal di asrama, teman sekamar juga mengalami keluhan yang
sama.
Pemeriksaan fisik didapatkan pasien tampak sakit ringan; kesadaran compos
mentis; GCS 15; TD; 120/70 mmHg; nadi 96 x/menit; pernapasan 22 x/menit;
suhu 36,3oC.
Kepala dan leher: mata: konjungtiva anemis (+/+)
Toraks: dalam batas normal
Abdomen: dalam batas normal
Ekstremitas: dalam batas normal
Status dermatologikus
Regio inguinalis bilateral et gluteus bilateral: plak eritem, multiple, lentikuler-
plakat, bulat-ireguler, tepi lesi aktif/central healing, plak ditutupi skuama
putih, kering, selapis
35. Herpes zoster
 Medik
 Tn. N; 34 tahun; 168 Cm; 61 Kg
 Tatalaksana
 Ringkasan Penyakit
36. DKA
37. DKI jam tangan
38. Ulkus pada tungkai
 Medik
 Ny. P; 52 tahun; 155 cm; 63 Kg
 Tatalaksana
o KIE
 Menjelaskan kepada pasien dan keluarga tentang penyakit
yang diderita
 Merawat kaki secara teratur setiap hari, dengan cara selalu
menjaga kaki dalam keadaan bersih, membersihkan dan
mencuci kaki setiap hari dengan air dan keringkan, gunakan
alas kaki
 Menjelaskan pasien cara penggunaan obat
o Farmakoterapi
 Asam Mefenamat 500 mg tablet 3 kali sehari
 Amoksisilin 500 mg tablet 3 kali sehari
 Gentamisin zalf 2 kali sehari
 Wound toilet
 Ringkasan penyakit
Pasien datang dengan keluhan luka di mata kaki sebelah kanan yang tidak
kering sejak 2 minggu yang lalu. awalnya luka dialami saat pasien mengalami
kecelakaan lalu lintas dan mengalami luka lecet pada mata kaki sebelah
kanan. Pasien mengobati luka nya sendiri dirumah dan setelah 2 minggu luka
tidak kering juga. Luka disertai pus, nyeri ada, bengkak ada, demam ada sejak
4 hari yang lalu. BAB dan BAK tidak ada keluhan. Riwayat darah tinggi dan
kencing manis tidak ada.
Pemeriksaan fisik didapatkan pasien tampak sakit ringan; kesadaran compos
mentis; GCS 15; TD; 130/70 mmHg; nadi 96 x/menit; pernapasan 22 x/menit;
suhu 38,3oC.
Kepala dan leher: dalam batas normal
Toraks: dalam batas normal
Abdomen: dalam batas normal
Ekstremitas: dalam batas normal
Status lokalis: plantas pedis
Look: bengkak (+), merah (+), pus (+)
Feel: Nyeri (+), pulsasi (+)
Move: ROM dalam batas normal

39. Infark miokard


 Kegawatdaruratan
 Lansia Tn. Y; 60 tahun; 169 Cm; 60 Kg
 Tatalaksana
o KIE
 Menjelaskan kepada pasien dan keluarga tentang penyakit
yang diderita
 Menjelaskan bahwa kondisi harus segera dirujuk ke fasilitas
layanan kesehatan sekunder
 Istirahat
 Puasakan pasien sampai bebas nyeri
o Farmakoterapi
 IVFD RL gtt xx/menit
 O2 2-4 L/menit
 ISDN 10 mg sublingual
 Ringkasan Penyakit
Pasien datang dengan keluhan nyeri dada kiri sejak kurang lebih 3 jam yang
lalu. nyeri dirasakan tiba-tiba saat beraktivitas. Nyeri dirasakan seperti
tertindih beban berat. Nyeri dirasakan kurang lebih selama 30 menit. Nyeri
menjalar ke punggung dan lengan kiri. Keringat dingin ada. Pasien belum
pernah mengalami keluhan seperti ini sebelumnya. Pasien memiliki riwayat
hipertensi.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum pasien tampak sakit berat,
TD 130/90 mmHg; nadi 100 x/menit; pernapasan 24 x/menit; suhu 36,8 oC.
Pada pemeriksaan fisik khusus didapatkan JVP meningkat, batas jantung
melebar, suara murmur (+), edema tungkai (+/+)

40. PV
 Medik
 Tn. I; 40 tahun; 160 Cm; 50 Kg
 Tatalaksana
o KIE
 Menjelaskan pada pasien bahwa penyakit ini disebabkan oleh
jamur
 Menjelaskan pada pasien tentang pengobatan, untuk
mengoleskan 2 kali sehari pada lesi dan menyarankan untuk
teratur memakai obat
 Menyarankan pasien untuk menghindari suasana yang lembab
dan keringat berlebihan, misalnya memakai pakaian dari
bahan yang dapat menyerap keringat dan longgar
o Farmakoterapi
 Ketoconazole 2% kirim 2 kali sehari pada lesi selama 7 hari
 Ringkasan Penyakit
Pasien datang dengan keluhan utama bercak putih disertai rasa gatal di
lengan kiri, paha dan kaki kanan sejak 1 bulan yang lalu. Kisaran 1 bulan yang
lalu pasien mengeluh timbul bercak putih bersisik halus dengan rasa gatal
terutama bila berkeringat di lengan kiri dan paha kanan. Pasien tidak ada
keluhan mati rasa atau kurang rasa pada bercak putih tersebut. Riwayat luka
sebelumnya tidak ada, riwayat bercak merah sebelumnya tidak ada, riwayat
mengkonsumsi obat berwarna hijau, bulat, kecil dalam waktu yang lama tidak
ada, riwayat obat oles sebelum bercak timbul tidak ada. Pasien tidak berobat
untuk mengurangi keluhan bercak putih yang semakin meluas pada lengan
kiri dan paha kanan.  
Kisaran 2 pekan yang lalu pasien mengeluh timbul bercak putih bersisik halus
dengan rasa gatal di kaki kanan. Pasien tidak ada keluhan mati rasa atau
kurang rasa pada bercak putih tersebut.
Pemeriksaan fisik didapatkan pasien tampak sakit ringan; kesadaran compos
mentis; GCS 15; TD; 110/70 mmHg; nadi 82 x/menit; pernapasan 20 x/menit;
suhu 36,7oC.
Kepala dan leher: dalam batas normal
Toraks: dalam batas normal
Abdomen: dalam batas normal
Ekstremitas: dalam batas normal
Regio brachii posterior sinistra dan  cruris anterior dextra didapatkan
Patch: hipopigmentasi, multipel, bentuk bulat-tidak teratur, diameter 0,5-
0,8cm, permukaan skuama halus selapis warna putih, diskret. 
Regio femoralisanterior dekstra. Makula: hipopigmentasi, multipel, bentuk
bulat-tidak teratur, diameter 0,2-0,4cm, permukaan skuama halus selapis
warna putih, diskret.

41. Asma Bronkial


 Medik
 Ny. NJ; 33 tahun; 157 Cm; 48 Kg
 Tatalaksana
o KIE
 Menjelaskan kepada pasien dan keluarga tentang penyakit
yang diderita
 Menyarankan pasien untuk kontrol secara teratur
 Pola hidup sehat
 Menghindari setiap pencetus
o Farmakoterapi
 O2 nasal canul 2-4 L/menit
 Nebulisasi dengan Ventolin
 Salbutamol 2 mg tablet 3 kali sehari
 Ambroxol 30 mg tablet 3 kali sehari
 Ringkasan Penyakit
Pasien datang dengan keluhan sesak napas yang semakin memberat sejak 6
jam yang lalu. sesak napas disertai bunyi “ngik-ngik”. Pasien juga mengeluh
batuk berdahak disertai pilek sejak 1 minggu sebelumnya dengan lendir
berwarna kehijauan. Sesak napas semakin memberat sehingga pasien susah
bernapas terutama bila tiduran. Pasien memiliki riwayat asma sejak usia 5
tahun, sesak dipengaruhi cuaca dingin. Pasien menggunakan obat semprot
yang biasa digunakan tapi tidak ada perbaikan.
Pemeriksaan fisik didapatkan pasien tampak sakit ringan; kesadaran compos
mentis; GCS 15; TD; 120/70 mmHg; nadi 96 x/menit; pernapasan 32 x/menit;
suhu 36,3oC, saturasi O2 93%
Kepala dan leher: dalam batas normal
Toraks: paru: retraksi dinding dada (+), wheezing (+) ekspirasi pada kedua
lapang paru.
Abdomen: dalam batas normal
Ekstremitas: dalam batas normal

42. Malaria
43. Limfadenitis
44. Demam tifoid
45. Gastroenteritis
 Medik
 Tn. B: 44 tahun; 170 Cm; 80 Kg
 Tatalaksana
o KIE
 Menjelaskan kepada psien dan keluarga tentang penyakit
yang diderita
 Istirahat dan minum air yang cukup
 Menjaga hygiene pribadi
o Farmakoterapi
 IVFD RL gtt xxx/menit
 Attapulgite tablet 2-1-1 kali sehari
 Paracetamol 500 mg tablet 3 kali sehari
 Inj. Ondansentron 2 kali 1 ampul
 Inj. Ceftriaxone 2 kali 1 gr
 Omeprazole 20 mg 2 kali sehari
 Ringkasan penyakit
Pasien datang dengan keluhan BAB cair sejak 3 hari yang lalu. frekuensi 3-5
kali sehari sebanyak ½-1 gelas belimbing, konsistensi lebih banyak air
daripada ampas, darah tidak ada, lendir ada, mual ada, muntah tidak ada,
nyeri ulu hati ada, demam ada. Pasien merasa bibirnya kering, sesak napas
tidak ada, batuk tidak ada. BAK tidak ada keluhan.
Pemeriksaan fisik didapatkan pasien tampak sakit sedang; kesadaran compos
mentis; GCS 15; TD; 120/90 mmHg; nadi 99 x/menit; pernapasan 22 x/menit;
suhu 36,3oC, saturasi O2 93%
Kepala dan leher: mata cekung (+), bibir kering (+)
Toraks: paru: dalam batas normal
Abdomen: datar, lemas, nyeri tekan (+) epigastrium, timpani, bising usus (+)
meningkat
Ekstremitas: dalam batas normal

46. Apendisitis Akut


 Bedah
 Tn. M; 34 tahun; 160 Cm; 55 Kg
 Tatalaksana
o KIE
 Menjelaskan kepada pasien da keluarga tentang penyakit yang
diderita
 Menjelaskan kepada pasien dan keluarga bahwa keadaan
pasien harus segera dirujuk ke fasilitas layanan kesehatan
sekunder yang memilik dokter spesialis bedah untuk dilakukan
tindakan operasi
 Puasakan pasien
o Farmakoterapi
 IVFD RL gtt xxx/menit
 Inj. Ketorolac 1 ampul drip
 Ringkasan Penyakit
Pasien datang dengan keluhan nyeri perut kanan bawah sejak 1 hari yang
lalu. demam ada, mual ada, muntah ada, frekuensi 1-2 kali sehari, isi apa
yang dimakan. Awalnya pasien mengeluh nyeri pada ulu hatinya. BAB dan
BAK tidak ada keluhan. Nyeri saat makan makanan berlemak tidak ada, nyeri
saat berkemih tidak ada. Sebelumnya pasien tidak pernah mengalami
keluhan serupa.
Pemeriksaan fisik didapatkan pasien tampak sakit sedang; kesadaran compos
mentis; GCS 15; TD; 120/90 mmHg; nadi 99 x/menit; pernapasan 22 x/menit;
suhu 38,3oC
Kepala dan leher: dalam batas normal
Toraks: paru: dalam batas normal
Abdomen: datar, lemas, nyeri tekan dan nyeri lepas pada titim mcburney (+),
timpani, bising usus (+)
Ekstremitas: dalam batas normal

47. Keratitis
48. Pterygium
49. Fraktur terbuka
50. Fraktur tertutup
51. Kejang demam
 Kegawatdaruratan
 An. G; 1 tahun;
 Tatalaksana
o KIE

o Farmakoterapi
 Ringkasan Penyakit
Pasien datang dengan keluhan kejang yang terjadi sejak 30 menit yang lalu.
kejang terjadi kurang lebih selama 2 menit. Saat kejang terjadi seluruh tubuh
kelonjotan, mata melotot, mulut keluar busa tidak ada
52. Myasthenia gravis
53. Skizofrenia
54. Bronkopneumonia
 Medik
 An. MR; 3 tahun; 90 Cm; 10 Kg
 Tatalaksana
o KIE
 Menjelaskan kepada keluarga pasien tentang penyakit yang
diderita
 Bila memberikan susu, posisi anak harus setengah duduk
 Bilan anak bertambah sesak, maka sementara anak
dipuasakan
 Bila anak demam, beri minum yang cukup dan beri obat
penurun panas.
o Farmakoterapi
 IVFD RL gtt x/menit
 O2 nasal canul 1 L/menit
 Inj. Ceftriaxone 200 mg/tiap 8 jam IV
 Paracetamol 100 mg per oral
 Ringkasan Penyakit
Pasien datang dengan keluhan sesak napas. Sejak 3 hari yang lalu pasien
demam, tidak terlalu tinggi, suhu tidak diukur, mengiggil dan kejang tidak
ada. Penderita masih mau minum susu, muntah tidak ada, BAB cair tidak ada,
BAK biasa. Ibu pasien belum membawa pasien berobat. Sejak 1hari yang lalu
pasien masih demam, muncul sesak napas yang terjadi terus menerus, sesak
tidak dipengaruhi oleh posisi, cuaca, dan tidak berkurang dengan istirahat.
Ibu pasien mengaku anaknya sering bernapas disertaisuara mengi. Sesak
disertai dengan batu. Batuk berdahak, dahak sulit dikeluarkan. Sesak tidak
membaik.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan pasien tampak sakit sedang; kesadaran
compos mentis; GCS 15; nadi 124 x/menit; pernapasan 34x/menit; suhu
38,7oC.
Kepala dan leher: hidung: napas cuping hidung (-)
Toraks: retraksi subcostal (+), ronkhi basah halus nyaring (+) dan wheezing (+)
pada kedua lapang paru
Abdomen: dalam batas normal
Ekstremitas: dalam batas normal

55. Pyoderma
56. Dyslipidemia + HT
57. Infeksi saluran kemih
58. Abortus komplit
 Kebidanan
 Ny. N; 24 Tahun; 155 Cm; 51 Kg
 Tatalaksana
o KIE
 Menjelaskan kepada pasien dan keluarga tentang penyakit
yang diderita.
 Menjelaskan kepada pasien bahwa pasien telah terjadi
keguguran dan sebagian besar hal seperti ini disebabkankan
faktor fetus.
 Menjelaskan penatalaksanaan ini hanya bersifat observasi
tidak memerlukan obat-obatan maupun tindakan khusus,
keluhan perdarahan akan berkurang dan berhenti setelah 7
hari, bila perdarahan tetap berlanjut atau semakin banyak
atau pasien demam, pasien diminta untuk kontrol kembali
dan akan dirujuk ke fasilitas layanan sekunder yang memilik
spesialis obstetric dan ginekologi untuk penanganan lebih
lanjut.
o Farmakoterapi
 Sulfas ferosus 300 mg tablet 2 kali sehari per oral
 Asam mefenamat 500 mg tablet 3 kali sehari per oral
 Ringkasan Penyakit
Pasien datang dengan keluhan perdarahan dari kemaluan dialami 2 hari
terakhir, semakin banyak 1 hari yang lalu disertai dengan rasa mulas diperut
bawah dan disertai dengan keluar jaringan seperti ati ayam. Sebelumnya
pasien pernah mengalami perdarahan 2 minggu yang lalu ada. Riwayat
trauma tidak ada, riwayat keluar jaringan seperti mata ikan tidak ada.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan pasien tampak sakit ringan; kesadaran
compos mentis; GCS 15; TD 100/80 mmHg; nadi 88 x/menit; pernapasan
20x/menit; suhu 37oC.
Kepala dan leher: mata: konjungtiva anemis (+/+)
Toraks: dalam batas normal
Abdomen: dalam batas normal
Ekstremitas: dalam batas normal
Status lokalis genitalia:
Inspeksi: Vulva: dalam batas normal
Inspekulo: vagina licin, tampak darah di OUI tidak mengalir, OUI tertutup;
serviks dbn; fluor albus (+) keputihan, berbau.

59. Abortus iminens

60. KPD
 Kebidanan
 Ny. T; 28 tahun; 147 Cm, 52 Kg
 Tindakan medik
o Pemasangan Infus
o Pemasangan Kateter
 Tatalaksana
o KIE
 Menjelaskan kepada pasien dan keluarga tentang penyakit
yang diderita
 Menjelaskan bahwa keadaan pasien harus dirujuk ke dokter
spesialis obstetric dan ginekologi di fasilitas layanan kesehatan
sekunder.
o Farmakoterapi
 IVFD RL gtt xx/menit
 Ringkasan Penyakit
Pasien datang dengan keluhan keluar air-air dari kemaluan sejak 4 hari yang
lalu. warna cairan jernih, tidak bau, sebanyak 2-3 kali ganti pembalut. Riwayat
perut mulas menjalar kepinggang tidak ada, riwayat keluar darah lendir tidak
ada, riwayat keputihan ada sejak awal kehamilan, bau tidak ada. Riwayat
trauma tidak ada, riwayat minum jamu tidak ada, riwayat nyeri saat BAK tidak
ada. Pasien mengaku hamil kurang bulan dengan gerakan anak masih
dirasakan.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan pasien tampak sakit ringan; kesadaran
compos mentis; GCS 15; TD 100/80 mmHg; nadi 88 x/menit; pernapasan
20x/menit; suhu 37oC. HPHT: 21/6/19
Kepala dan leher: dalam batas normal
Toraks: dalam batas normal
Abdomen: PL: FUT 3 jari atas pusat (22 cm) memanjang, punggung kanan,
kepala U 5/5, his (-), DJJ 136 x/menit.
Ekstremitas: dalam batas normal
Status lokalis genitalia:
Inspeksi: Vulva: dalam batas normal
Inspekulo: portio livid, OUE tertutup, fluor (+), fluxus (+) ketuban tidak aktif,
E/L/P (-), lakmus test (+) merah  biru
VT: Portio lunak, posterior, kuncup, ketuban dan penunjuk belum dapat
dinilai.

61. Vaginosis Bakterialis /fluor albus


 Kebidanan
 Ny. N; 32 tahun; 165 Cm; 60 Kg
 Tatalaksana
o KIE
 Menjelaskan kepada pasien dan keluarga tentang penyakit
yang diderita
 Pasien disarankan untuk tidak melakukan hubungan seksual
selama penyakit belum tuntas diobati
o Farmakoterapi
 Metronidazole 500 mg tablet 2 kali sehari per oral
 Ringkasan Penyakit
Pasien datang dengan keluhan keputihan sejak 1 bulan yang lalu. warnanya
kekuningan disertai gatal dan berbau amis, spasien sudah pernah beribat
sebelumnya tapi keluhan tidak berkurang. Pasien merupakan istri dari supir
bus antar kota.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan pasien tampak sakit ringan; kesadaran
compos mentis; GCS 15; TD 120/70 mmHg; nadi 86 x/menit; pernapasan 22
x/menit; suhu 36,8oC.
Kepala dan leher: dalam batas normal
Toraks: dalam batas normal
Abdomen: dalam batas normal
Ekstremitas: dalam batas normal
Status lokalis genitalia:
Inspeksi: Vulva: cairan warna putih kekuningan
Inspekulo: vagina dbn; serviks dbn; fluor albus (+) keputihan, berbau.
62. Lipoma
63. Gonore
64. BPH
 Bedah
 Lansia Tn. M; 65 tahun; 168 Cm; 69 Kg
 Tatalaksana
o KIE
 Menjelaskan kepada pasien dan keluarga tentang penyakit
yang diderita
 Menjelaskan bahwa keadaan pasien harus dirujuk ke dokter
spesialis bedah di fasilitas layanan sekunder.
o Farmakoterapi
 Paracetamol 500 mg tablet 3 kali sehari per oral
 Ringkasan Penyakit
Pasien datang dengan keluhan BAK tidak lancar sejak 1 tahun yang lalu. nyeri
saat BAK ada, sering terbangun malam hari untuk BAK, mengedan dan tidak
lampias serta celana dalam sering basah setelah BAK karena sisa kencing ada.
Pasien belum pernah berobat sebelumnya.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan pasien tampak sakit ringan; kesadaran
compos mentis; GCS 15; TD 140/70 mmHg; nadi 86 x/menit; pernapasan 22
x/menit; suhu 36,8oC.
Kepala dan leher: dalam batas normal
Toraks: dalam batas normal
Abdomen: nyeri tekan suprapubic (+), nyeri ketok CVA (-)
Ekstremitas: dalam batas normal
RT: TSA baik, mukosa licin, teraba prostat membesar, konsistensi kenyal,
permukaan rata, batas atas prostat sulit diraba.

65. Trigeminal neuralgia


66. HNP
67. CTS
 Medik
 Dewasa Ny. E; 27 tahun; 155 Cm; 54 Kg
 Tatalaksana
o KIE
 Menjelaskan kepada paien tentang penyakit yang diderita
 Mengurangi aktivitas fisik yang memberatkan penyakit seperti
mengulek bumbu gado-gado
 Menjelaskan kepad apasien apabila keluhan tidak berkurang,
pasien akan dirujuk ke fasilitas layanan kesehatan sekunder
yang memiliki dokter spesialis saraf.
o Farmakoterapi
 Natrium diclofenac 50 mg tablet 2 kali sehari per oral
 Ringkasan Penyakit
Pasien datang dengan keluhan telapak tangan kanan sering kesemutan yang
dirasakan sejak 1 bulan yang lalu. keluhan dirasakan hilang timbul. Pasien
juga mengeluhkan rasa kebas terutama pada jari tengah, telunjuk dan ibu
jari. Nyeri (+) di pergelangan tangan kanan yang tidak menjalar dan
menghilang jika tangan dikebas-kebaskan. Pasien bekerja menjual gado-gado
yang sudah dijalani Selama lebih dari 4 tahun.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan pasien tampak sakit ringan; kesadaran
compos mentis; GCS 15; TD 120/70 mmHg; nadi 86 x/menit; pernapasan 22
x/menit; suhu 36,8oC.
Pemeriksaan status lokalis pada pergelangan tangan kanan didapatkan
phalen test (+), tinnel sign (+)
68. Glaucoma akut/kronik
69. Epistaksis
 Medik
 An. S; 6 tahun; 116 cm; 21 Kg
 Tatalaksana
o KIE
 Menjelaskan kepad pasien dan keluarga pasien tentang sakit
yang diderita
 Menghindari membuang lendir melalui hidung terlalu keras
 Menghindari memasukkan benda keras ke dalam hidung,
termasuk jari
 Menyarankan pasien untuk melalukan pemeriksaan penunjang
foto sinus paranasal untuk mengetahui sumber dari epistaksis.
o Farmakoterapi
 Pemasangan tampon anterior
 Amoksisilin sirup 3 kali 1 sendok teh
 Paracetamol 250 mg tablet 3 kali sehari
 Ringkasan Penyakit
Pasien datang dibawa ibunya dengan keluhan hidung berdarah sejak 15
menit yang lalu. ibu pasien mengaku keluhan sudah beberapa kali berulang
sejak 2 bulan ini, terutama setelah banyak beraktivitas. Demam tidak ada,
mual dan muntah tidak ada, sakit kepala tidak ada. Darah terlihat masih aktif
mengalir dari hidung sebelah kanan. Tidak ada riwayat trauma hidung, tidak
ada riwayat mengorek-ngorek hidung sebelumnya. Tidak ada riwayat
penyakit darah dalam keluarga.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan pasien tampak sakit ringan; kesadaran
compos mentis; GCS 15; TD 140/70 mmHg; nadi 86 x/menit; pernapasan 22
x/menit; suhu 36,8oC.
Kepala dan leher: dalam batas normal
Toraks: dalam batas normal
Abdomen: dalam batas normal
Ekstremitas: dalam batas normal
Status lokalis:
Hidung: kavum nasi: darah (+); septum nasi: hiperemis, sumber perdarahan
(+) di superoanterior septum. Tidak ada massa di polip pada cavum nasi.
Orofaring: tidak tampak darah mengalir pada dinding faring

70. Abses peritonsil (3A)


71. TB Paru
72. FAM
73. Moluskum kontangiosum
74. Parotitis
 Medik
 An. B; 15 tahun; 150 Cm; 50 Kg
 Tatalaksana
o KIE
 Menjelaskan kepada pasien dan keluarga pasien tentang
penyakit yang diderita (penularan)
 Pasien perlu cukup beritirahat
 Pasien perlu cukup minum dan asupan nutrisi bergizi
o Farmakoterapi
 Paracetamol tablet 500 mg 3 kali sehari
 Vitamin B komplek tablet 1 kali sehari
 Ringkasan Penyakit
Pasien datang dengan keluhan bengkak di area depan telinga hingga rahang
bawah sejak 3 hari yang lalu. bengkak disertai demam, nyeri ada. Pasien
mengeluh badannya lemas dan lesu serta nafsu makannya berkurang. Pasien
belum pernah mengalami keluhan serupa sebelumnya. Pasien mengaku
teman satu kelasnya memiliki riwayat penyakit serupa.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan pasien tampak sakit sedang; kesadaran
compos mentis; GCS 15; TD 110/70 mmHg; nadi 98 x/menit; pernapasan 22
x/menit; suhu 38,6oC.
Kepala dan leher: Status lokalis regio preaurikuler terdapat edema, eritema,
dan nyeri tekan.
Toraks: dalam batas normal
Abdomen: dalam batas normal
Ekstremitas: dalam batas normal

75.

Anda mungkin juga menyukai