Merdeka Belajar
Merdeka Belajar
a. Mengenali diri
Dengan mengenal diri kita, kita menyadari kebutuhan untuk terus belajar secara
mandiri. Apapun profesi yang dijalani kita perlu terus belajar. Kita memilih
sebagai tenaga pendidik berarti kita siap untuk memahami peran kita. Oleh sebab
itu sebagai tenaga pendidik kita perlu terus belajar agar bisa menghantarkan
murid-murid untuk berdaya dan menjadi manusia merdeka. Manusia merdeka
adalah manusia yang hidupnya bersandar pada kekuatan sendiri baik lahir maupun
batin, tidak tergantung pada orang lain. Jadi anak didik berdaya menentukan
tujuan dan kebutuhan belajarnya.yang relevan dan kontekstual terhadap dan
lingkungannya. Sebagai pendidik harus mampu memaknai bagaimana memaknai
dan menghayati pribadi manusia yang merdeka untuk terus belajar. Pendidik
menuntun hidupnya kekuatan kodrat yang ada pada anak, agar dapat memperbaiki
lakunya.
b. Peran saya sebagai guru
Menyelaraskan sebagai pendidik yang relevan dengan konteks murid dan
zamannya. Memberi ilmu demi kecakapan hidup anak dalam usaha
mempersiapkannnya untuk segala kepentingan hidup manusia baik dalam hidup
bermasyarakat maupun hidup berbudaya dalam arti seluas-luasnya.
c. Pendidikan yaitu daya upaya untuk memajukan bertumbuhnya budi pekerti,
pikiran dan tubuh anak. Yang diajarkan tidak hanya ilmu namun juga tingkah
laku,tutur kata dan cara mengajar yang menyenangkan bagi murid. Sebagai guru
harus mampu menciptakan rasa takjub dan kasmaran belajar pada diri murid. Hal
ini dapat meningkatkan kemampuan murid.
Refleksi :
Sebagai tenaga pendidik, melalui materi ini mengingatkan saya untuk perlunya
saya mengenali diri saya, dalam artian sejauh mana saya mengetahui apa yang
diinginkan oleh murid dan tetap harus belajar terus-menerus. Hal ini juga harus
sesuai dengan kebutuhan anak. Saat saya SD dulu kadang guru menuntut setiap
anak untuk bisa menguasai segala bidang studi. Padahal kemampuan setiap anak
berbeda-beda.
Saya sebagai tenaga pendidk harus bisa mengikuti perkembangan zaman. Dulu
kebanyakan tenaga pendidik menuntut anak untuk memiliki buku bacaan.
Sedangkan sekarang di era digital semua sudah tersedia. Yang perlu saya lakukan
adalah mengembangkan ilmu saya sesuai perkembangan teknologi sehingga anak
didik yang saya tangani juga bisa berkembang sesuai zaman. Dulu untuk
menigkatkan komunikasi dan Bahasa anak dengan membaca buku cerita.
Sekarang lebih dipermudah dengan menonton melalui Youtube.
Dari video tersebut, saya mengingat saat saya mengecam Pendidikan di
sekolah. Ada guru yang menyenangkan, yang dikagumi dan ada juga guru yang
ditakuti, guru yang tidak disukai. Sebagai pengalaman bahwa Ketika guru yang
menyenangkan menyampaikan materi maka saya akan lebih mudah mengerti. Dari
pada guru yang perawakannya galak. Saat guru galak yang masuk yang saya
pikirkan adalah kapan mata pelajaran tersebut berakhir, sehingga saya tidak bisa
mencerna dengan baik yang disampaikan oleh guru saya. Dari pengalaman
tersebut saya belajar untuk bisa menjadi guru yang menyenangkan, guru yang
memotivasi murid untuk berkembang dan yang bisa menilai kemampuan murid
sehingga apa yang diajarkan tidak sia-sia. Sebagai aplikasi di kelas, misalnya
murid A tidak memaksanya untuk bisa menulis awas. Namun melihat potensi dan
apa yang dibutuhkan anak. Sehingga saat ini yang dibutuhkan anak adalah binadiri
sehingga yang diajarkan binadiri.
Asas Trikon
Pendidikan sesuai atau berdasar Asas Trikon yaitu Kontinyu (pendidikan
berjalan secara terus-menerus dari perubahan zaman dan berkesinambungan
dengan alam), Konvergen (Mengambil berbagai sumber dari luar atau dunia),
Konsentris (Berdasarkan kepribadian kita sendiri). Implementasi dapat dilihat atau
di refleksikan dari apa yang sudah terjadi pada proses pembelajaran.
Refleksi diri :
Dari video tersebut mengingatkan saya sebagai guru harus
mempertimbangkan keadaan alam sekitar, zaman, dan kondisi lahir batin murid.
Zaman dulu waktu saya SD guru sering sekali siswa disuruh untuk belajar
ekosistem laut, sedangkan daerah sekolah saya berada adalah di daerah pertanian.
Jadi tidak sesuai dengan kodrat alam. Jadi kami sebagai siswa hanya menerima
informasi melalui buku paket. Berkaitan dengan kodrat zaman, zaman dahulu
akses internet tidak ada. Sedangkan sekarang zaman yang sering disebut 4.0
dimana segala sesuatu serba digital. Hal tersebut bisa kita lihat ada ojek online.
Bahkan kita bisa membeli barang tanpa kita pergi ke pusat perbelanjaan dengan
menggunakan aplikasi. Sebagai guru dituntut untuk tidak ketinggalan zaman
dalam pembelajaran yang diberikan kepada murid. Memang hal tersebut sudah
terlaksana. Dulu anak-anak mendengar cerita dengan menggunakan media
elektronik DVD sekarang bisa melalui Youtube sehingga cerita yang didengar
lebih bervariasi. Dan tentu juga untuk menerapkan pembelajaran bagi lowvision
bisa menggunakan animasi yang dirangkai secara menarik. Oleh sebab itu saya
sebagai guru harus belajar penggunaan aplikasi yang mendukung pembelajaran
anak.
Refleksi :
Ini mengingatkan saya sebagai guru untuk tidak hanya memberikan materi
pengetahuan saja tapi juga budi pekerti. Peran keluarga untuk mengembangkan
budi pekerti anak.
Teori tabularasa sangat penting untuk dipahami oleh guru. Dengan guru
memahami maka seorang guru yang baik harus bertanggungjwab memberikan hal
yang positif kepada anak. Supaya terbentuk dengan baik. jika guru salah , maka
kertas yang kosong tadi bisa terisi dengan hal -hal yang tidak baik.
System Among
Metode pendidikan yang menekankan pada proses pembelajaran. Ing
Ngarso Sung Tulodho (Sebagai pemimpin, contoh, dan teladan), Ing Madya
Mangun Karso (Sebagai penyemangat/motivator), Tut Wuri Handayani (Sebagai
pendorong, pemberi saran dan rekomendasi). Didasarkan pada kodrat alam dan
kemerdekaan.
Among adalah memberikan contoh tentang baik dan buruk tanpa harus
mengambil hak murid agar bisa tumbuh dan berkembang dalam suasana batin
yang merdeka sesuai dasarnya. Pendidik yang dapat di segani,di hormati, tutur
kata dan perilaku yang baik, memberi kesempatan kepada murid untuk
berpendapat.
Refleksi:
Sebagai guru kita dituntut untuk menjadi contoh kepada murid. Sebagai
contoh kecil mengucapkan kata yang sopan. Menjadi penyemangat bagi para
murid. Dan kita juga harus mendorong murid. Dan kita sebagai guru kita harus
memberikan kesempatan berpendapat kepada anak. Kadang guru saat marah bisa
mengucapkan kata yang tidak pantas, sehingga tidak mencerminkan seorang guru.
Memberikan apresiasi terhadap murid tanpa membedakan.
Peran keluarga, sekolah dan masyarakat juga penting. Hal ini
mengingatkan saya terhadap orangtua saya yang senantiasa mengajarkan saya
untuk berlaku jujur. Hal ini saya terapkan juga di sekolah tidak pernah mencontek
saat ujian. Hal itu menjadi kebiasaan yang baik bagi saya. Jadi karakter anak itu
ditentukan pola asuh keluarga. Supaya murid kita memiliki karakter yang baik
perlu untuk Kerjasama dengan orangtua. Dan hal ini sudah dijalankan. Seperti
membiasakan anak dirumah untuk berdoa sebelum makan.