Anda di halaman 1dari 2

TUGAS MANDIRI IN HOUSE TRAINING (IHT)

SLB G RAWINALA

NAMA : Feranita Simbolon


JABATAN : Asisten
HARI/ TANGGAL : Selasa 5 Juni 2022
MATERI : Disiplin positif

Disiplin positif
Dalam konteks Pendidikan, untuk menciptakan murid yang merdeka diperlukan disiplin yang
kuat yaitu displin diri, dan memiliki motivasi internal.
Motivasi perilaku untuk Menghindari dari rasa sakit
Cara yang dilakukan guru untuk menangani perilaku buruk murid yaitu jangan menghakimi
murid, jadi pendengar yang baik dan membimbing tentang konsekuensi yang didapat.
Motivasi perilaku untuk Mendapatkan pujian dan hadiah
Hadiah dan pujian adalah motivasi yang datang dari luar. Tidak boleh memberikan janji
kepada murid berupa hadiah karena dapat mengganggu motivasi internal murid. Guru
berperan penting untuk menumbuhkan motivasi internal murid.
Menghargai diri
Motivasi internal adalah dorongan kuat yang muncul dari dalam diri untuk mencapai tujuan
yang kita inginkan. Untuk memotivasi internal murid dapat menggunakan pertanyaan-
pertanyaab yang berhubungan dengan pemahaman konsep diri.
Restitusi displin diri
Restitusi adalah metode untuk penyusunan kembali model disilpin di sekolah. Restitusi
berfokus pada solusi atau pemecahan masalah yang bisa dilakukan. Restitusi mengajak murid
untuk mengidentifikasi kembali tindakannya sehingga bisa menganalisii dan memikirkan
Langkah yang tepat dalam pemecahan masalahnya.
Resitusi dengan ada 3 langkah :
1. Ciptakan suasana positif
2. Diajak berpikir dan menganalisis kesalahan
3. Mencari solusi terbaik
Cara terbaik untuk mendisiplinkan murid tanpa adanya hukuman, celaan dan penilaian
sepihak.
Menstabilkan identitas
Menstabilkan identitas murid yang melakukan kesalahan dengan mengetahui sebab dan
alasan melakukan kesalahan, dan menemukan solusi. Memberikan pemahaman kepada murid
bahwa kesalahan adalah bagian dari pembelajaran.

Refleksi :
Hal ini mengingatkan saya, ketika anak berperilaku buruk, sebagai tenaga pendidik
kita tidak boleh menghakimi. Kita sebagai pendidik harus mencari tahu kenapa murid
tersebut berprilaku tersebut. Saya sebagai pendidik, ketika anak didik saya salah, selama ini
saya kadang saya langsung marah. Namun saya menyadari ternyata apa yang aku lakukan
tersebut salah. Ternyata hal itu tidak baik untuk bisa memperbesar perilaku buruk pada anak.
Melalui pelatihan ini mengubah paradigma saya berubah. Bahwa ketika anak salah,
saya seharusnya bertanya apa yang membuat anak tersebut melakukan hal tersebut. Dan
memberikan pemahaman bahwa yang dilakukan anak tersebut tidak baik. Dan sebagai
pendidik harusnya mengajak anak untuk menganalisis kesalahannya dan mencari solusi atas
kesalahannya.

Anda mungkin juga menyukai