Anda di halaman 1dari 2

Segitiga restitusi membantu murid menjadi lebih memiliki tujuan, disiplin positif, dan memulihkan

dirinya setelah berbuat salah. Melalui pendekatan restitusi, ketika murid berbuat salah, guru akan
menanggapi dengan mengajak murid berefleksi tentang apa yang dapat mereka lakukan untuk
memperbaiki kesalahan mereka sehingga merka menjadi pribadi yang lebih baik dan menghargai
dirinya.

Segitiga Restitusi Dilansir dari buku Evolusi Pendidikan Bersama Calon Guru Penggerak (2022) oleh
Rusliy dan teman-teman, restitusi adalah sebuah cara menanamkan disiplin positif pada murid.
Restitusi bukan untuk menebus kesalahan, namun untuk belajar dari kesalahan. Tujuannya untuk
memperbaiki hubungan. Tindakan ini adalah tawaran, bukan paksaan. Restitusi menuntun untuk
melihat ke dalam diri, mencari kebutuhan dasar yang mendasari tindakan, dan lebih berfokus pada
karakter bukan tindakan.

Langkah-langkah segitiga restitusi Adapun strategi untuk melakukan restitusi meliputi: Menstabilkan
identitas/stabilize the identity Validasi tindakan yang salah/validate the Misbeh Menanyakan
keyakinan /Seek the Belief Dalam hal ini, peran guru/orangtua sangat penting untuk menciptakan
kondisi yang membuat murid/anak bersedia menyelesaikan masalah dan berbuat lebih baik lagi
dengan berkata, "semua orang pasti pernah berbuat salah", dan bukan mengatakan "kamu harus
lakukan ini, kalau tidak maka..."

Langkah pertama Langkah pertama yang dilakukan pada segitiga restitusi yakni pada bagian dasar
segitiga adalah menstabilkan identitas. Jika anak berbuat salah maka ada kebutuhan dasar mereka
yang tidak terpenuhi. Bagian dasar segitiga restitusi memiliki tujuan untuk merubah orang yang
gagal karena telah berbuat kesalahan menjadi orang yang sukses. Kita harus mampu meyakinkan
mereka dengan mengatakan kalimat seperti: "Tidak ada manusa yang sempurna; saya juga pernah
melakukan kesalahan seperti itu." Ketika seseorang dalam kondisi emosional maka otak tidak akan
mampu berpikir rasional, saat inilah kita menstabilkan identitas anak. Anak kita bantu untuk tenang
dan mencari solusi untuk menyelesaikan permasalahan.

Langkah kedua Langkah kedua adalah memvalidasi tindakan yang salah. Konsep langkah kedua
adalah kita harus memahami kebutuhan dasar yang mendasari tindakan anak berbuat kesalahan.
Menurut Teori Kontrol semua tindakan manusia, baik atau buruk, pasti memiliki maksud/tujuan
tertentu. Ketika kita menolak anak yang berbuat salah, dia akan tetap dalam masalah. Yang
diperlukan adalah kita memahami alasan melakukan hal tersebut sehingga anak merasa dipahami.

Langkah ketiga Langkah ketiga yaitu menanyakan keyakinan. Teori kontrol menyatakan bahwa kita
pada dasarnya termotivasi secara internal. Ketika langkah 1 dan Langkah 2 sukses dilakukan, maka
anak akan siap untuk dihubungkan dengan nilai-nilai yang dia percaya, dan berpindah menjadi orang
yang dia inginkan. Penting menanyakan ke anak tentang kehidupan ke depan yang dia inginkan.
Ketika mereka sudah menemukan gambaran masa depannya, guru dapat membantu mereka untuk
tetap fokus pada gambarannya. Melalui segitiga restitusi kita dapat mewujudkan mereka menjadi
murid yang merdeka. Mereka mampu menyelesaikan masalah dengan motivasi internal dan
bertanggung jawab terhadap pilihannya. Itulah penjelasan mengenai segitiga restitusi dan langkah-
langkah untuk menerapkannya.

Anda mungkin juga menyukai