Anda di halaman 1dari 32

DISIPLIN

MembangunPOSITIF Pemahaman : Guru Dalam


Mengembangkan Pola Pikir Bertumbuh (Growth
Mindset)
(DisampaikanMelalui
Pada KegiiatanPenerapan Segitiga
Pelatihan Implementasi Restitusi
Pembelajaran Interaktif
Aksi Nyata Lokakarya Disiplin Positif Program Sekolah Penggerak Angkatan 2
Tingkat SMP Negeri 2 Nita)

ELIAS RIKARDUS RATU,


S.PD
Identitas Materi:
Nama Kegiatan
MENUMBUHKAN POLA PIKIR BERTUMBUH DALAM DIRI ANAK
DIDIK MELALUI PENERAPAN SEGITIGA RESTITUSI DAN PRAKTIK
PEMBELAJARAN INTERAKTIF
Nama Materi 1 Implementasi disiplin positif melalui penerapan segitiga restitusi dan praktik pembelajaran interaktif
yang menumbuhkan pola pikir bertumbuh dalam diri anak didik.
Nama Kegiatan
Pemateri : Nama Materi 1 :
Elias Rikardus Ratu, S.Pd (Kepala Sekolah)
Disiplin
Tujuan Positif
Pelatihan (Membangun Pemahaman Guru Dalam Mengembangkan Pola Pikir
1. Meningkatkan kompetensi guru dalam mengimplementasikan praktik pembelajaran
Bertumbuh / Growth Mindset
interaktif Melalui Penerapan
yang menumbuhkan pola pikirSegitiga Restitusi)
bertumbuh dalam diri anak didik.
2. Meningkatkan kompetensi guru dalam menerapkan disiplin positif melalui penerapan
segitiga restitusi dalam penyelesaian masalah secara interaktif.

Alokasi Waktu 380 Menit


Agenda Kegiatan :
Kegiatan Waktu

Pembukaan 5 menit

Mulai dari diri 15 menit

Eksplorasi konsep 30 Menit

Ruang Kolaborasi 120 menit

Demonstrasi Kontekstual 30 Menit

Elaborasi Pemahaman 30 Menit Praktis kegiatan dimulai


Koneksi Antar Materi 30 Menit pada pukul :
Aksi Nyata 120 Menit 10.00 s.d 16.00
Jumlah 380 Menit (9,5 JP)
DOA BERSAMA
Kesepakatan Kelas :
1. Hadir seutuhnya
2. Menginformasikan kepada peserta lain jika ingin keluar ruangan
3. Saling menghargai
4. Mengangkat tangan terlebih dahulu jika ingin berpendapat
5. Handphone dibuat mode senyap saat kegiatan sedang berlangsung
Pertanyaan Pemantik :

1. Bagaimana cara membuat murid interaktif dalam pembelajaran ?


2. Bagaimana cara Bapak dan Ibu menghadapi peserta didik
bermasalah selama ini ?
3. Penerapan segitiga restitusi merupakan pola pendekatan yang
dapat meningkatkan pola pikir bertumbuh, mengapa ?
Restitusi:
Restitusi membantu murid menjadi lebih memiliki tujuan, disiplin positif, dan
memulihkan dirinya setelah berbuat salah. Penekanannya bukanlah pada bagaimana
berperilaku untuk menyenangkan orang lain atau menghindari ketidaknyamanan, namun
tujuannya adalah menjadi orang yang menghargai nilai-nilai kebajikan yang mereka
percayai.

Melalui pendekatan restitusi, ketika murid berbuat salah, guru akan menanggapi dengan
mengajak murid berefleksi tentang apa yang dapat mereka lakukan untuk memperbaiki
kesalahan mereka sehingga mereka menjadi pribadi yang lebih baik dan menghargai
dirinya. Pendekatan restitusi tidak hanya menguntungkan korban, tetapi juga
menguntungkan orang yang telah berbuat salah. Restitusi juga sesuai dengan prinsip dari
teori kontrol William Glasser tentang solusi menang-menang.
Ciri Restitusi :
1. Restitusi bukan untuk menebus kesalahan, namun untuk belajar dari kesalahan
2. Restitusi memperbaiki hubungan dan memperkuatnya
3. Restitusi adalah tawaran (Pilihan) dan bukan paksaan
4. Restitusi menuntun untuk melihat ke dalam diri
5. Restitusi mencari kebutuhan dasar yang mendasari tindakan
6. Restitusi mengubah kebiasaan dari mengomentari orang lain menjadi mengomentari diri
sendiri
7. Restitusi focus pada karakter dan bukannya tindakan
8. Restitusi menguatkan
9. Restitusi focus pada solusi
10.Restitusi mengembalikan murid yang berbuat salah kepada kelompoknya.
Bagaimana Menerapkan Restitusi ?

Dalam Implementasi Kurikulum Merdeka, pendekatan restitusi ini


dipandang sebagai pendekatan yang ideal dalam mengatasi siswa
bermasalah. Terdapat tiga langkah kegiatan, sehingga dikenal dengan
sebutan SEGITIGA RESTITUSI.
3 Langkah dalam Segitiga Restitusi :

Adapun strategi untuk melakukan restitusi meliputi :


1. Menstabilkan identitas/stabilize the identity
2. Validasi tindakan yang salah/validate the Misbeh
3. Menanyakan keyakinan /Seek the Belief
Menerapkan Segitiga Restitusi
Langkah 1 : Menstabilkan Identitas
Jika anak berbuat salah maka ada kebutuhan dasar mereka yang tidak terpenuhi.
Bagian dasar segitiga restitusi memiliki tujuan untuk merubah orang yang gagal karena
telah berbuat kesalahan menjadi orang yang sukses. Kita harus mampu meyakinkan
mereka dengan mengatakan kalimat seperti : "Tidak ada manusa yang sempurna; saya
juga pernah melakukan kesalahan seperti itu."
Ketika seseorang dalam kondisi emosional maka otak tidak akan mampu berpikir
rasional, saat inilah kita menstabilkan identitas anak. Anak kita bantu untuk tenang
dan mencari solusi untuk menyelesaikan permasalahan.
Contoh kalimat pernyataan Langkah 1 : Menstabilkan Identitas
• Berbuat salah itu tidak apa-apa.
• Tidak ada manusia yang sempurna
• Saya juga pernah melakukan kesalahan seperti itu.
• Kita bisa menyelesaikan ini.
• Bapak/Ibu tidak tertarik mencari siapa yang salah, tapi Bapak/Ibu ingin mencari
solusi dari permasalahan ini.
• Kamu berhak merasa begitu.
• Apakah kamu sedang menjadi teman yang baik buat dirimu sendiri ?
• Contoh kalimat tanya lain ?
Langkah 2 : Memvalidasi Tindakan Yang Salah

Konsep langkah kedua adalah kita HARUS memahami kebutuhan dasar yang
mendasari tindakan anak berbuat kesalahan. Menurut Teori Kontrol, semua
tindakan manusia, baik atau buruk, pasti memiliki maksud / tujuan tertentu.
Ketika kita menolak anak yang berbuat salah, dia akan tetap dalam masalah.
Yang diperlukan adalah kita memahami alasan melakukan hal tersebut
sehingga anak merasa dipahami.
Contoh kalimat Langkah 2 : Validasi Tindakan

• “Padahal kamu bisa melakukan yang lebih buruk dari ini ya ?”


• “Kamu pasti punya alasan mengapa melakukan hal itu”
• “Kamu patut bangga pada dirimu sendiri karena kamu telah melindungi
sesuatu yang penting buatmu”.
• “Kamu boleh mempertahankan sikap itu, tapi kamu harus menambahkan
sikap yang baru.”
• Adakah yang memiliki contoh pernyataan / pertanyaan lain ?
Langkah 3 : Menanyakan Keyakinan :

Ketika langkah 1 dan Langkah 2 sukses dilakukan, maka anak akan siap
untuk dihubungkan dengan nilai-nilai yang dia percaya, dan berpindah
menjadi orang yang dia inginkan. Penting menanyakan ke anak tentang
kehidupan ke depan yang dia inginkan. Ketika mereka sudah menemukan
gambaran masa depannya, guru dapat membantu mereka untuk tetap fokus
pada gambarannya.
Disinilah menjadi penting keyakinan kelas, mengapa kemarin kita perlu
membersamai mereka dalam prosesnya ?
Contoh kalimat Langkah 3 : Menanyakan Keyakinan

• Apa yang kita percaya sebagai kelas atau keluarga ?


• Apa nilai-nilai umum yang kita telah sepakati ?
• Apa bayangan kita tentang kelas yang ideal ?
• Kamu mau jadi orang yang seperti apa ya ?
• Adakah yang memiliki contoh pernyataan / pertanyaan lain ?
Harapan:
Melalui segitiga restitusi kita dapat mewujudkan mereka
menjadi murid yang merdeka. Mereka mampu
menyelesaikan masalah dengan motivasi internal dan
bertanggung jawab terhadap pilihannya.
Mengimplementasikan Segitiga restitusi

Buatlah scenario implementasi segitiga restitusi.


1. Ambillah salah satu siswa bermasalah dengan pilihan kasus di bawah ini (Terlambat datang
sekolah; merusak buku teman; mengganggu teman saat belajar)
2. Praktikkanlah segitiga restitusi, dua arah (Sebagai guru yang melaksanakan restitusi dan siswa
bermasalah)
3. Tuangkan pertanyaan dan kemungkinan jawaban anak didik pada kolom berikut ini :
Tahapan Pertanyaan Jawaban
Menstabilkan identitas

Validasi Tindakan Yang Salah

Menanyakan Keyakinan
Pertanyaan Pemantik :
Apa yang Bapak dan Ibu yakini tentang segitiga restitusi sebagai pola pendekatan interaktif
Dalam menyelesaikan masalah peserta didik ?

Dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran di kelas, jika menemukan peserta didik


bermasalah, misalnya selama proses diskusi berlangsung, bagaimana cara Bapak dan
Ibu melaksanakan segitiga restitusi dalam mengatasi peserta didik bermasalah
tersebut ?
Saatnya kita menggali lebih dalam terkait membuat keyakinan kelas dan manfaatnya
dalam menerapkan segitiga restitusi.
Setelah kita menyimak video tersebut di
atas, mari jawab pertanyaan pemantik
berikut ini :
1. Mengapa harus restitusi ?
2. Bagaimanakah kaitan antara
pendekatan segitiga restitusi dengan
Pertanyaan Pemantik :

Implementasi segitiga restitusi, membantu meningkatkan


pola komunikasi interaktif. Mengapa demikian ?

Kemampuan berkomunikasi murid, sangat tergantung


kepada guru dalam memberikan pertanyaan pemantik.
Bagaimana pendapat Bapak dan Ibu terkait ini ?
Praktik Segitiga Restitusi

Temukanlah salah satu peserta didik bermasalah dalam


kegiatan sehari-hari di sekolah, praktikkanlah segitiga
restitusi. Hasilnya akan dikomunikasikan dalam kegiatan
refleksi mingguan di Komunitas Belajar BSC.
Thank you!

Anda mungkin juga menyukai