Anda di halaman 1dari 12

JURNAL MODUL 1.

Setiyo Sutrisno, S.Pd

PENDIDIKAN GURU PENGGERAK ANGKATAN 7


KABUPATEN LAMONGAN

30

bila kita ingin membuat kemajuan perlahan, sedikit-sedikit,
ubahlah sikap atau perilaku Anda. Namun bila kita ingin
memperbaiki cara-cara utama kita, maka kita perlu
mengubah kerangka acuan kita. Ubahlah bagaimana Anda
melihat dunia, bagaimana Anda berpikir tentang manusia,
ubahlah paradigma Anda, skema pemahaman dan
penjelasan aspek-aspek tertentu tentang realitas.

(Stephen R. Covey)

31

Di sini saya akan menulis mengenai jurnal refleksi dwi mingguan modul 1.4
tentang Budaya Positif. Jurnal refleksi dwimingguan adalah sebuah tulisan tentang
refleksi diri setelah mengikuti sebuah kegiatan pelatihan yang ditulis secara rutin
setiap dua mingguan sesuai dengan pengalaman saya dalam proses pendidikan guru
penggerak Angkatan ke-7.
Jadi, kali ini saya akan menulis mengenai refleksi saya mengenai kegiatan-
kegiatan pelatihan yang sudah kami lalui, khususnya pada modul 1.4 tentang Budaya
Positif. Dalam menulis jurnal refleksi ini saya menggunakan model 1 yaitu model 4F
(1. Fact; 2. Feeling; 3. Findings; dan 4. Future), yang diprakarsai oleh Dr. Roger
Greenaway. 4F dapat diterjemahkan menjadi 4P (1. Peristiwa; 2. Perasaan; 3.
Pembelajaran; dan 4. Penerapan)

1 Facts (Peristiwa)
Setelah saya mempelajari modul 1.1 tentang Refleksi Filosofis Pendidikan Nasional –
Ki Hadjar Dewantara, modul 1.2 tentang Nilai dan Peran Guru Penggerak, dan modul
1.3 Visi Guru Penggerak. Setelah iu, saya beserta CGP Angkatan 7 kelas 70 kabupaten
Lamongan mulai mempelajari modul 1.4 tentang Budaya Positif, secara daring
menggunakan LMS Pendidikan Guru Penggerak, kegiatan ini menggunakan alur yang
disebut dengan alur MERDEKA yaitu:

Mulai Dari Diri

Saya mulai mempelajari modul 1.4. dengan membuka tautan mulai dari diri. Di
sini saya mendapat tugas untuk menjawab empat pertanyaan, yakni 1) pentingnya
menciptakan suasana positif di lingkungan; 2) bagaimana saya menciptakan suasana
positif di lingkungan saya; 3) hubungan antara menciptakan suasana positif dengan
proses pembelajaran yang berpihak kepada murid; 4) penerapan disiplin saat ini di
sekolah saya, apakah sudah diterapkan dengan efektif, bila belum, apa yang masih
perlu diperbaiki dan dikembangkan.

32
Selain empat pertanyaan itu, saya juga menjawab pertanyaan yang isinya tentang
refleksi diri, harapan untuk diri sendiri, harapan kepada siswa, dan ekspektasi.

Gambar 16. (Dokumentasi Mulai dari diri Modul 1.4)

Eksplorasi Konsep

Di bagian eksplorasi konsep, saya belajar enam materi esensial di modul 1.4. Budaya
Positif. Enam materi itu adalah:
1) Disiplin Positif dan Nilai-nilai Kebajikan Universal;;
Menerapkan sebuah disiplin merupakan sebuah tanggung jawab dalam proses
mendidik murid di sekolah. Penerapannya tentu harus berkolaborasi dengan
seluruh pihak: menanamkan keteladanan dan kesadaran bahwa disiplin
melatih kita untuk bertanggung jawab dan menghargai suatu hal salah satunya
waktu.
2) Teori Motivasi, Hukuman dan Penghargaan, Restitusi;;
bahwa sebagai guru kita harus bisa menempatkan diri dan waktu yang tepat
dalam menerapkan motivasi termasuk didalamnya penghargaan dan
hukuman. Motivasi instrinsik adalah focus utama yang harus dibangun karena
sifatnya lestari.

33
3) Keyakinan Kelas;;
Keyakinan kelas, merupakan sebuah gagasan yang diyakini oleh kelas dengan
penuh kepercayaan yang berasal dari hati dan sukarela atau senang hati
melaksanakan keyakinan yang dibuat.
4) Kebutuhan Dasar Manusia dan Dunia Berkualitas;;
Kebutuhan dasar manusia ada lima, kesenangan, penguasaan, kasih sayang
dan diterima, kebebasan, dan bertahan hidup. Tolok ukur bahagia seseorang
ketika kelima kebutuhan dasarnya telah terpenuhi dengan baik.
5) Restitusi - Lima Posisi Kontrol;;
Posisi kontrol guru, ada lima posisi dalam kontrol budaya positif yaitu posisi
penguhukum, pembuat merasa bersalah, teman, pemantau, manajer. Dari
kelima posisi kontrol guru posisi manajer adalah paling ideal, karena ketika
guru sudah di posisi ini, ia sudah bisa menempatkan diri sebagai teman dan
pemantau untuk mewujudkan identitas yang berhasil.
6) Restitusi - Segitiga Restitusi;;
Segitiga restitusi merupakan tahapan penyelesaian konflik atau masalah dalam
penerapan budaya positif. Langkahnya: menstabilkan identitas (stabilize
identity), validasi Tindakan yang salah (validation of unbehaviour), dan
menanyakan keyakinan (seek the belief).

Gambar 17. (Dokumentasi Eksplorasi konsep Modul 1.4)

34
Ruang Kolaborasi

Untuk menambah pemahaman kami dalam mendalami modul tentang


penerapan budaya positif, kami juga melakukan tatap maya dengan fasilitator dalam
ruang kolaborasi yang terbagi atas 2 sesi, Ruang kolaborasi dibagi menjadi dua bagian.
Bagian pertama adalah diskusi dengan anggota kelompok, dan yang kedua adalah
bagian presentasi hasil diskusi kelompok. Semua itu dilakukan melalui Google Meet.
Pada ruang kolaborasi ini, kami dibagi menjadi 4 kelompok.

Gambar 18. (Dokumentasi Ruang Kolaborasi I Modul 1.4)

Pada tanggal 13 Desember ber 2022 Kami belajar bersama dengan


melaksanakan rangkaian kegiatan di LMS di Ruang kolaborasi melalui Gmeet Vicon
Bersama Bapak Drs. Agus Salim Mulyadi, M.Pd selaku fasilitator, kemudian masing-
masing kelompok mempresentasikan serta saling memberikan umpan balik atas hasil
diskusi kelompok setelah itu kami mengunggah hasil diskusi pada unggah tugas ruang
kolaborasi.

35
Gambar 19. (Dokumentasi Ruang Kolaborasi II Modul 1.4)

Demonstrasi Kontekstual

Di bagian Demontrasi kontekstual ini, saya mendapatkan tugas membuat dua skenario
penerapan segitiga restitusi. Setelah scenario dibuat, saya membuat video penerapan
segitiga restitusi bersama siswa. Hasil dari scenario diunggah di link YouTube dan LMS.

Gambar 20. (Dokumentasi Demonstrasi Kontekstual Modul 1.4)

Link tugas : https://www.youtube.com/watch?v=wWd8xrF1G7o&t=284s

36
Elaborasi Pemahaman

Di bagian ini, saya ditugaskan untuk memberikan pertanyaan yang dapat


menguatkan pemahaman saya tentang isi modul 1.4. Budaya Positif.
Pertanyaan yang akan mengguatkan pemahaman saya akan materi konsep di modul
1.4 adalah:
1. Bagaimana cara yang paling tepat untuk mengimplementasikan Budaya
Positif dan Nilai-nilai Kebajikan yang harus berpihak pada murid?
2. Apa yang harus kita lakukan jika kita menghadapi siswa yang bermasalah
dengan segitiga restitusi, tetapi siswa tersebut tidak ada perubahan sama
sekali?
Saya juga melakukan elaborasi pemahaman dengan instruktur Ibu Asliati (
201512336222@guruku.id ) melalui Gmeet pada tanggal 19 Desember 2022 pukul 15.30
– 17.00 WIB.

Gambar 21. (Dokumentasi Elaborasi Pemahaman Modul 1.4)

Koneksi Antar Materi

Bagian ini adalah pengaitan antar materi yang sudah saya pelajari mulai dari modul
1.1, 1.2, 1.3, dan 1.4. Tugas di bagian ini adalah menjelaskan pemahaman saya tentang
konsep-konsep inti yang telah saya pelajari di modul ini, yaitu: disiplin positif, teori
kontrol, teori motivasi, hukuman dan penghargaan, posisi kontrol guru, kebutuhan

37
dasar manusia, keyakinan kelas, dan segitiga restitusi. Saya juga diminta untuk
menjelaskan hal yang menarik dan di luar dugaan saya. Saya juga membuat rancangan
aksi nyata sebagai persiapan pelaksanaan aksi nyata modul 1.4.

Gambar 22. (Dokumentasi Koneksi Antar Materi Modul 1.4)

Link tugas : https://www.youtube.com/watch?v=z00XTq7-dm0&t=190s

Aksi Nyata

Aksi nyata berisi pemahaman saya tentang modul 1.4. yang diterapkan secara nyata.
Di aksi nyata ini saya melaksanakan Diseminasi Penerapan budaya Positif di sekolah.

Gambar 23. (Dokumentasi Aksi Nyata Modul 1.4)

Link tugas : https://www.youtube.com/watch?v=P-2BdgpiBNw&t=1314s

38
Post Test

Pada kegiatan di akhir paket modul 1 ini Saya diminta mengisi soal tes akhir paket
modul 1, pada tanggal Rabu, 21 Desember 2022 dimana kegiatan ini bertujuan untuk
mengukur pemahaman materi yang telah saya pahami pada paket modul 1.

Gambar 24. (Dokumentasi Tes Akhir Paket Modul 1)

2 Feelings (Perasaan)
Selama saya mempelajari Modul 1.4. Budaya Positif, Persaaan yang bercampur
aduk. Hal paling menarik dalam pelaksanaan budaya positif sebelum mempelajari
modul ini adalah meyakini bahwa penghargaan (reward) adalah salah satu hal yang
dapat memicu motivasi. Tapi ternyata penghargaan sama nilainya dengan hukuman.
Ketika memberikan penghargaan kita seolah telah menghukum orang tersebut.
Dikatakan demikian karena dengan pemberian penghargaan kita sebenarnya tengah
memotong dan menjegal kreativitas seseorang sehingga secara tidak langsung tengah
membelajarkan sifat kebergantungan pada "hadiah".
Oleh karena itu, saya akan selalu berusaha memberikan pelayanan pendidikan
dengan keteladanan dan dorongan positif pada murid yang dapat menggugah
motivasi intrinsik murid tersebut. Pada modul 1.4. ini saya bisa mempelajari materi

39
tentang budaya positif yang memberikan pencerahan saya tentang penerapan budaya
positif di sekolah. Saya bisa lebih paham tentang nilai-nilai kebajikan, posisi kontrol
guru, teori motivasi, keyakinan kelas, segitiga restitusi, dan lain-lain. Saya bangga
karena saya memiliki kesempatan untuk mempelajari materi yang sangat luar biasa
dan sangat bermanfaat ini. Saya senang karena bisa berkolaborasi dengan teman CGP
kelas 70 Kabupaten Lamongan untuk membuat presentasi tentang analisis kasus
berdasarkan konsep budaya positif.

3 Findings (Pembelajaran)
Saya akan terus belajar dan memberikan keteladanan dalam proses
menumbuhkan budaya positif di lingkungan sekolah. Terus menanamkan pemahaman
pribadi bahwa budaya positif akan hadir ketika pikiran kita sudah positif.
Di Modul 1.4. saya mendapatkan materi tentang konsep-konsep budaya positif, yakni:
1) Disiplin Positif dan Nilai-nilai Kebajikan Universal
2) Teori Motivasi, Hukuman dan Penghargaan, Restitusi
3) Keyakinan Kelas
4) Kebutuhan Dasar Manusia dan Dunia Berkualitas
5) Lima Posisi Kontrol
6) Segitiga Restitusi

Saya juga membuat contoh penerapan segitiga restitusi bersama siswa yang bisa
digunakan untuk contoh bagi guru lain yang belum mengetahui tentang segitiga
restitusi untuk membangun budaya positif di sekolah.

4 Future (Penerapan)
Setelah mempelajari modul 1.4 tentang budaya positif, saya akan terus
melakukan perbaikan diri dan memberikan keteladanan pada murid-murid agar

40
budaya positif bisa tercapai dan terus dilaksanakan secara berkelanjutan dalam proses
pembelajaran di sekolah.
Melakukan terus pendekatan dari hati ke hati dengan murid-murid saya,
berusaha menyelami dunia mereka agar lebih memahami kebutuhan yang diperlukan
mereka dalam mencapai merdeka belajar sehingga tujuan akhir agar mereka bisa
memaknai proses pendidikan ini dengan menyenangkan dan menyadari betapa
pentingnya pendidikan untuk keselamatan dan kebahagiaan mereka kelak, dengan
demikian akan terwujud murid dengan profil pelajar Pancasila.
Demikian refleksi dwi mingguan modul 1.4. yang bisa saya tuliskan. Terima kasih
dan semoga bermanfaat.
Berikut ini adalah Aksi Nyata yang sudah saya lakukan, yaitu melakukan diseminasi
untuk menerapkan Budaya Positif di sekolah dan membagikan di PMM bukti karya
dengan link : https://guru.kemdikbud.go.id/bukti-karya/video/210180

41

Anda mungkin juga menyukai