61
“
Supervisi klinis sebagai rangkaian kegiatan berpikir
(Morris Cogan)
62
”
Di sini saya akan menulis mengenai jurnal refleksi dwi mingguan 2.3 tentang
Coaching untuk supervise akademik. Jurnal refleksi dwimingguan adalah sebuah
tulisan tentang refleksi diri setelah mengikuti sebuah kegiatan pelatihan yang ditulis
secara rutin setiap dua mingguan sesuai dengan pengalaman saya dalam proses
pendidikan guru penggerak Angkatan ke-7.
Jadi, kali ini saya akan menulis mengenai refleksi saya mengenai kegiatan-
kegiatan pelatihan yang sudah kami lalui, khususnya pada Modul 2.3 tentang
Coaching untuk supervise akademik. Dalam menulis jurnal refleksi ini saya
menggunakan model 1 yaitu model 4F (1. Fact; 2. Feeling; 3. Findings; dan 4. Future),
yang diprakarsai oleh Dr. Roger Greenaway. 4F dapat diterjemahkan menjadi 4P (1.
Peristiwa; 2. Perasaan; 3. Pembelajaran; dan 4. Penerapan)
1 Facts (Peristiwa)
Mulai Dari Diri
Pembelajaran Modul 2.3 ini dimulai tanggal 9 Maret 2023 dengan mulai dari
diri, kami diberikan beberapa pertanyaan tentang pengalaman yang pernah kami
alami yang berhubungan dengan keterkaitan antara paradigma berpikir dan prinsip
pembinaan dengan supervisi akademik, tujuan dari kegiatan ini adalah :
63
Gambar 35 (Dokumentasi kegiatan mulai dari diri modul 2.3)
Eksplorasi Konsep
Selanjutnya pada tanggal 9 s/d 14 Maret 2023, modul 2.3.a.4 kita membahas
tentang Kompetensi Inti Pembinaan dan TIRTA sebagai alur percakapan Pembinaan,
disini kita pelajari alur Pembinaan mulai dari Tujuan, Identifikasi, Rencana Aksi, dan
Tanggung Jawab yang disingkat TIRTA ini diharapkan seperti air dimana komunikasi
dapat mengalir, disini juga dibahas tentang esensi dari coaching yaitu kehadiran
sepenuhnya dari coach, dengan memperhatikan secara penuh apa yang disampaikan
oleh coachee, menjadi pendengar yang aktif dengan sesekali memberikan umpan
balik tentang apa yang dibicarakan oleh coachee, dan mendiskusikan keterampilan
membuat pertanyaan yang berbobot dalam percakapan coaching, selain itu, modul
ini juga membahas proses percakapan coaching untuk membuat rencana aksi,
coaching untuk refleksi, coaching untuk pemecahan masalah dan pembinaan untuk
melakukan kalibrasi, kemudian dalam forum diskusi eksplorasi kita saling memperkuat
pemahaman dengan berdiskusi antar CGP.
64
Gambar 36 (Dokumentasi kegiatan ekplorasi konsep modul 2.3)
Ruang Kolaborasi
65
Pada hari berikutnya, 17 Maret 2023 kami melakukan Praktek Coaching dengan
rekan yang sama seperti sesi 1 dan juga berada di Breakout Room yang berbeda untuk
setiap kelompoknya kemudian Saya diminta merekam hasil praktek coahing pada sesi
2 Ruang kolaborasi ini. Hasil rekaman kemudian diunggah pada LMS yang sudah
disediakan.
Demonstrasi Kontekstual
66
Elaborasi Pemahaman
Selanjutnya pada tanggal 23 Maret 2023 pukul 13.00 WIB sampai dengan pukul 14.30
WIB saya mengikuti kegiatan elaborasi pemahaman melalui google meet yang
dipandu oleh Ibu SRIAH ( 201511918411@guruku.id ) selaku Instruktur. Dengan
kegiatan elaborasi pemahaman ini membuka wawasan dan tambah pengetahuan
tentang penerapan coahing pada diri kami, dan juga interaksi langsung dengan
Instruktur melalui media Padlet sehingga pemahaman lebih kuat dengan penjelasan
dari Instruktur.
Pada tahap koneksi antar materi ini dilaksanakan pada tanggal 24 Maret 2023. Disini
saya membuat video pemahaman dan keterkaitan materi modul 1.1 sampai modul
2.2 dengan modul 2.3 ini.
67
Aksi Nyata
Post Test
Pada kegiatan di akhir paket modul 2 ini Saya diminta mengisi soal tes akhir paket
modul 2, pada tanggal 28 Maret 2023 dimana kegiatan ini bertujuan untuk mengukur
pemahaman materi yang telah saya pahami pada paket modul 2.
2 Feelings (Perasaan)
Saat mengikuti aktivitas pembelajaran sosial emosional saya sangat
bersemangat karena saya merasa pembelajaran sosial emosional sangat baik jika
prosedur pelaksanaannya saya pahami secara keseluruhan agar dapat langsung
diimplementasikan pada lingkungan kerja apalagi setelah memahami secara
68
menyeluruh penerapan pembelajaran sosial emosional. Pada pembelajaran modul
coaching walaupun saat ini kami masih pada proses mulai dari diri dan ekplorasi
konsep namun saya sangat berantusias untuk menyelesaikan tahapan-tahapan dari
alur pembelajaran ini karena modul ini mulai mengarahkan kita untuk menjadi
pemimpin pembelajaran yang mana ada materi tentang coaching, mentoring,
training, consulting dengan menerapkan pendekatan tahapan TIRTA yang menjadi
pondasi/referensi saya dalam berlatih menjadi coaching untuk peserta didik serta
rekan sejawat untuk menemukan tujuan yang ingin dicapai.
3 Findings (Pembelajaran)
Dari modul 2.3 tentang Coaching untuk supervise akademik banyak
pengetahuan dan pengalaman baru yang saya dapatkan melalui modul pembelajaran
sosial emosional dan coaching yang dapat saya terapkan untuk murid dan rekan
sejawat. Bukti nyata bagaimana seorang guru harus membangun karekter murid salah
satunya dengan penerapan pembelajaran sosial emosional juga memanfaatkan
prinsip coaching dalam upaya mengarahkan peserta didik untuk menemukenali
potensi diri dan mengembangkannya sehingga dapat menjadi pribadi yang potensial
dan lebih baik lagi dari sebelumnya.Pembelajaran sosial emosional dapat pula
dikolaborasikan dengan pembelajaran berdiferensiasi agar lebih maksimal untuk
menghadirkan pelayanan yang optimal pada murid sesuai denga prinsip among
menurut Ki Hajar Dewantara.
69
4 Future (Penerapan)
Sebagai seorang pendidik, saya tentunya sering menemui banyak
permasalahan di lapangan yang berkaitan dengan potensi siswa dan mungkin teman
sejawat. masalah seringkali menjadi salah satu penghambat kemajuan seseorang
dalam mencapai tujuannya, bahkan mungkin mereka tidak menyadari kemampuan
dan kekuatan asset yang mereka miliki untuk menyelesaikan masalah tersebut. Oleh
karena itu, pembinaan sangat diperlukan untuk dapat membantu mengatasi
permasalahan tersebut. Selanjutnya saya berharap semoga amal baik ini juga dapat
dilakukan oleh rekan-rekan lainnya. Sehingga setiap orang bisa menjadi pelatih yang
baik bagi siswanya dan orang lain.
70