Anda di halaman 1dari 22

BUKTI AKIDAH WAHABI MIRIP YAHUDI NASRANI

DAN BUKTI SCAN KITAB AKIDAH MEREKA


(BAGIAN 1)

Para pembaca sekalian, mungkin banyak yang tidak mengetahui apa dan bagaimana
sebenarnya akidah wahabi-salafi, orang-orang awam pada umumnya hanya mengetahui bahwa
akidah mereka menetapkan sifat-sifat Allah yang ada dalam al-Quran dan menghindari takwil
karena takwil bagi mereka adalah perbuatan Yahudi.
Apalagi orang-orang yang telah menjadi doktrin mereka atau tertarik ajaran mereka
sebab topeng yang mereka gunakan dengan slogan kembali pada Al-Quran dan Sunnah dan
menjauhi segala bentuk kesyirikan, maka sudah pasti akan melihat ajaran dan akidah mereka
murni ajaran tauhid yang suci. Usaha keras untuk memberantas segala bentuk kesyirikan yang
ada dan telah merata di seluruh permukaan bumi ini.
Tapi tidak bagi kaum muslimin yang memiliki pondasi Tauhid Ahlus sunnah
waljama’ah, mereka akan mampu mengetahui dan melihat misi jahat yang diselipkan di
belakang slogan itu. Seiring waktu berjalan, semakin terlihat, semakin terbongkar akidah
wahabi-salafi yang sesungguhnya, semakin tercium dan tampak persamaan akidah wahabi-salafi
dan Yahudi. Mereka secara lahir menampakkan pada kaum muslimin permusuhan pada Yahudi,
tapi secara sembunyi berteman akrab dengan Yahudi.
Pada kali ini, saya akan bongkar untuk pembaca akidah wahabi-salafi yang sesungguh
nya yaitu ‚ AKIDAH WAHABI-SALAFI ADALAH AKIDAH YAHUDI ‚. Tidak perlu saya
mengambil sumber dari kitab-kitab para ulama ahlus sunnah yang menceritakan akidah wahabi.
Jika saya nukil dari para ulama ahlu sunnah tentang perkataan tasybih dan tajsim mereka, maka
mungkin mereka masih bisa menolak dan mengelak, mereka akan mengatakan itu fitnah dan
tuduhan yang tak berdasar pada syaikh-syaikh kami, tapi saya akan tampilkan dengan bukti-
bukti kuat akurat yang bersumber dari kitab-kitab karya ulama mereka sendiri yang sudah
mereka cetak, terutama Ibnu Taimiyyah, Muhammad bin Abdul Wahhab, ad-Darimi (bukan ad-
Darimi sunni pengarang kitab sunan), Albani, Ibnu Utsaimin dan yang lainnya, Yang tak akan
mampu mereka bantah.
Saya hanya menampilkan bukti-bukti kongkrit ini semata-mata hanya untuk suadara-
saudaraku yang telah terpengaruh dengan akidah wahabi. Dan petunjuk hanyalah dari Allah
Swt. Jika masih ada wahabi yang membantah bukti dan penjelasan nyata ini, maka ibarat orang
yang berusaha menutupi cahaya matahari yang terang benderang di sinag hari dengan
segenggam tangannya.

1. Akidah Yahudi :
Di dalam naskah kitab Taurat yang sudah dirubah yang merupakan asas akidah Yahudi yang
mereka namakan ‚ SAFAR AL-MULUK ‚ Al-Ishah 22 nomer : 19-20 disebutkan :

‫و كال فامسع إذ ًإ الكم إمرب كد رأيت إمرب جامسا ػىل كرس يو و لك جند إمسامء وكوف دليو‬
‫غن ميينو و غن يساره‬
Dan berkata ‚ Dengarkanlah, ucapan Tuhan..aku telah melihat Tuhanku duduk di atas kursinya
dan semua pasukan langit berdiri di hadapannya dari sebelah kanan dan kirinya.“ Dalam kitab
mereka yang berjudul ‚ SAFAR AL-MAZAMIR ‚ Al-Ishah 47 nomer 8 disebutkan

‫هللا جلس ػىل كريس كدسو‬


“Allah duduk di atas kursi qudusnya.“

Akidah wahabi-salafi:
Di dalam kitab andalan wahabi-salafi yaitu Majmu’ al-Fatawa Ibnu Taimiyyah al-Harrani
imam wahabi juz 4 halaman 374 :

‫إن محمدإ رسول هللا جيلسو ربو ػىل إمؼرش مؼو‬


‚ Sesungguhnya Muhammad Rasulullah didudukkan Allah di atas Arsy bersama Allah ‚.
Di dalam kitab ‚ Syarh Hadits an-Nuzul ‚ halaman 400 cetakan Dar al-‘Ashimah disebutkan
bahwasanya Ibnu Taimiyyah berkata :

‫مفا جاءت بو إلاثر غن إمنىب من مفغ إملؼود و إجللوس ىف حق هللا ثؼاىل كحديث جؼفر بن أىب‬
‫ظامب وحديث معر أوىل أن ال مياجل ضفات أجسام إمؼباد‬
‚ Semua hadits yang datang dari Nabi dengan lafadz qu’ud dan julus (duduk) bagi Allah seperti
hadits Ja’far bin Abi Thalib dan hadits Umar, lebih utama untuk tidak disamakan dengan
anggota tubuh manusia ‚.
Dalam halaman yang sama Ibnu Taimiyyah berkata :
‫إذإ جلس ثبارك و ثؼاىل ػىل إمكريس مسع هل أظيط كظيط إمرحل إجلديد‬
‚ Jika Allah duduk di atas kursi, maka terdengarlah suara suara saat duduk sebagaimana suara
penunggang bintang tunggangan karena beratnya ‛
Kitab tersebut dicetak di Riyadh tahun 1993, penerbit Dar al-‘Ashimah yang dita’liq oleh
Muhammad al-Khamis. Di dalam kitab ad-Darimi (bukan ulama sunni al-Hafdiz ad-Darimi
pengarang hadits sunan) halaman 73 disebutkan :
‫ىبط إمرب غن غرشو إىل كرس يو‬
‚ Allah turun dari Arsy ke kursinya ‚
Kitab itu terbitan Dar al-Kutub al-Ilmiyyah yang dita’liq oleh Muhamamd Hamid al—
Faqiy. Kitab ad-Darimi (al-wahhabu) ini dipuji-puji oleh Ibnu Taimiyyah dan menganjurkannya
untuk dipelajari, sebab inilah wahabi menjadi taqlid buta. Tapi akidah mereka ini disembunyi
kan dan tidak pernah dipublikasikan ke khalayak umum.
Sekedar info : Lafadz duduk bagi Allah tidak pernah ada dalam al-Quran dan hadits.

2. Akidah Yahudi :
Di dalam naskah Taurat yang sudah ditahrif yang mereka namakan ‚ Safar at-Takwin
Ishah pertama nomer : 26-28 disebutkan :
‫و كال هللا هؼمل إالوسان ػىل ضورثنا ػىل ش هبنا… خفلق هللا إالوسان ػىل ضورثو ػىل ضورة هللا‬
‫خللو ذكرإ و أهىث خلليم‬
‚Allah berkata ; ‚ Kami buat manusia dengan bentuk dan serupa denganku…lalu Allah
menciptakan manusia dengan bentuknya, dengan bentuk Allah, dia menciptakan laki-laki dan
wanita ‚.

Akidah wahabi :
Di dalam kitab ‚ Aqidah ahlu Iman fii Khalqi Adam ‘ala shurati ar-Rahman ‚ karya
Hamud bin Abdullah at-Tuajari syaikh wahabi, yang dicetak di Riyadh oleh penerbit Dar al-
Liwa cetakan kedua, disebutkan dalam halama 16 :

‫ خنلق برشإ بطورثنا‬:‫ إن هللا ملا خلق إمسامء و إلرض كال‬:‫ فرأيت يف إمتورإة‬:‫كال إبن كتيبة‬
‚ Berkata Ibnu Qathibah ‚ Lalu aku melihat di dalam Taurat : ‚ Sesungguhnya Allah ketika
menciptakan langit dan bumi, Dia berkata : ‚ Kami ciptakan manusia dengan bentukku ‚.
Pada halaman berikutnya di halaman 17 disebutkan :
:‫ إرشبوإ اي محري فأوىح هللا إميو‬:‫ إن موىس ملا رضب إحلجر مبين إرسإئيل فتفجر و كال‬:‫و يف حديث إبن غباس‬
‫ مفا برح حىت غوثب‬، ‫معدت إىل خلق من خللي خللهتم ػىل ضوريت فتش هبيم ابمحلري‬
‚ Di dalam hadits Ibnu Abbas : ‚ Sesungguhnya Musa ketika memukul batu untuk Bani Israil
lalu keluar air dan berkata : ‚ Minumlah wahai keledai, maka Allah mewahyukan pada Musa ‚
Engkau telah mencela satu makhluk dari makhlukku yang Aku telah ciptakan mereka dengan
rupaku, lalu engkau samakan mereka dengan keledai ‚ Musa terus ditegor oleh Allah ‚.
Naudzu billah dari pendustaan pada Allah dan pada para nabi-Nya.
3. Akidah Yahudi :
Disebutkan dalam kitab Yahudi yang mereka namakan ‚ Safar Khuruj ‚ ishah 19 nomer :
3-6 :

‫فنادإه إمرب من إجلبل … فالآن إن مسؼمت مطويت و حفظمت غيدي‬


‚ Maka Tuhan memanggil kami dari bukit….sekarang jika kalian mendengar suaraku dan
menjaga janjiku ‚.

Akidah wahabi :
Di dalam kitab ‚ Fatawa al-Aqidah ‚ karya Muhammad bin Shalih al-Utsaimin yang
dicetak Maktabah as-Sunnah cetakan pertama tahun 1992 di Mesir, pada halaman 72 Ibnu
Utsaimin berkata :

‫ لن أضل إملول ال بد أن يكون بطوت فاذإ أظلق‬، ‫يف ىذإ إجبات إملول هلل و أهو حبرف و ضوت‬
‫إملول فال بد أن يكون بطوت‬
‚ Dalam hal ini dijelaskan adanya penetapan akan ucapan Allah Swt. Dan sesungguhnya ucapan
Allah itu berupa huruf dan suara. Karena asli ucapan itu harus adanya suara. Maka jika di
katakan ucapan, maka sudah pasti ada suara ‚.

4. Akidah Yahudi :
Di dalam kitab taurat yang sudah ditahrif yang mereka namakan dengan ‚ SAFAR
ISY’IYA ‚ Ishah 25 nomer 10, Yahudi berkata :
‫لن يد إمرب جس تلر ػىل ىذإ إجلبل‬
‚ Sesungguhnya tangan Tuhan istiqrar / menetap di gunung ini ‚

Akidah wahabi :
dalam kitab Fatawa al-Aqidah karya Muhammad bin Shalih al-Utsaimin yang diterbitkan
oleh Maktabah as-Sunnah cetakan pertama halaman 90, al-Utsaimin berkata :

‫ و إذإ وضفنا إميد إلخرى‬، ‫ و لك وإحدة غري إلخرى‬، ‫و ػىل لك فان يديو س بحاهو إجنتان بال شم‬
‫ابمشامل فليس إملرإد أهنا أهلص من إميد إلميىن‬
‚ kesimpulannya, sesungguhnya kedua tangan Allah itu ada dua tanpa ragu lagi. Satu tangannya
berlainan dari tangan satunya. Jika kita sifatkan tangan Allah dengan sebelah kiri, maka yang
dimaksud bukanlah suatu hal yang kurang dari tangan kanannya ‚.

5. Akidah Yahudi :
Di dalam kitab Yahud ‚ Safar Mazamir ‚ Ishah 2 nomer : 4 disebutkan :

‫إمساكن يف إمسموإت يضحم إمرب‬


‚ Yang tinggal di langit, Tuhan sedang tertawa ‚

Akidah wahabi :
Di dalam kitab ‚ Syarh Hadits an-Nuzul ‚ cetakan Dar al-’Ashimah halaman 182, Ibnu
Taimiyyah berkata :

‫أن هللا فوق إمسموإت بذإثو‬


‚ Sesungguhnya Allah itu di atas langit dengan Dzatnya ‚
Di dalam kitab ‚ Qurrah Uyun al-Muwahhidin ‚ karya Abdurrahman bin Hasan bin
Muhammad bin Abdul Wahhab (cicit Muhammad bin Abdul wahhab), cetakan Maktabah al-
Muayyad tahun 1990 cetakan pertama, halaman 263 disebutkan :

‫أمجع إملسلمون من أىل إمس نة ػىل أن هللا مس تو ػىل غرشو بذإثو…إس توى ػىل غرشو ابحلليلة ال‬
‫ابجملاز‬
‚ Sepakat kaum muslimin dari Ahlus sunnah bahwa sesungguhnya Allah beristiwa di Arsy
dengan dzat-Nya…Allah beristiwa di atas Arsy secara hakekat bukan majaz ‚.
Dan masih segudang lagi akidah-akidah wahabi-salafi yang meyakiniTuhannya dengan
sifat-sifat makhluk-Nya sebagaimana akidah Yahudi. Dan masih segudang lagi akidah-akidah
wahabi-salafi yang meyakiniTuhannya dengan sifat-sifat makhluk-Nya sebagaimana akidah
Yahudi. Dan jika saya beberkan semuanya, maka akan menjadi lembaran yang sangat banyak.
Cukup yang singkat sedikit ini membuktikan bahwa akidah wahabi-salafi yang sesungguhnya
adalah akidah Yahudi

Anda jangan terperanjat jika kami katakan akidah Salafi Wahabi itu
sangat mirip dengan akidah Yahudi dan Nasrani. Benarkah demikian?
Mari kita buktikan bersama!
Akidah tajsim dan tasybih telah menggelincirkan Salafi Wahabi hingga pada suatu
keyakinan bahwa Allah seperti sosok seorang pemuda , berambut ikal , bergelombang dan
mengena kan baju berwarna merah. Klaim ini dikatakan oleh Ibnu Abu Ya’la dalam kitab
Thabaqat al-Hanabilah. Abu Ya’la mendasarkan pernyataan itu kepada hadits berikut :

‫غن غكرمة َإن إمرسول ضىل هللا ػليو م‬


‫ ر َإيت ريب مغز وج مل َشااب إمرد جؼد كعط ػليو حةل‬:‫وسّل كال‬
‫محرإء‬
‚Dari Ikrimah: bahwa Rasulullah SAW bersabda, ‚Aku telah melihat Tuhanku SWT berupa
seorang pemuda berambut ikal bergelombang mengenakan pakaian merah.‛ (Ibnu Abu Ya’la:
Thabaqat al-Hanabilah, jilid 2, halaman 39)
Sungguh keji pengaruh riwayat palsu di atas. Riwayat-riwayat palsu produk pikiran
Yahudi itu kini berhasil membodohi akal pikiran para pengikut Salafi Wahabi, sehingga mereka
menerima keyakinan seperti itu. Tidak diragukan lagi, hadits semacam ini adalah kisah-
kisah Israiliyat yang bersumber dari orang-orang Bani Israil.
Salafi Wahabi memperjelas hadits di atas dengan hadits lain yang bercerita tentang Allah
duduk diatas kursi emas, beralaskan permadani yang juga terbuat dari emas, dalam
sebuah taman hijau. Singgasana (Arsy) Allah dipikul oleh empat malaikat dalam rupa yang
berbeda-beda, yaitu seorang lelaki, singa, banteng dan burung elang. Keyakinan aneh semacam
ini dipaparkan oleh Ibnu Khuzaimah dalam Kitab at-Tauhid wa Itsbat Shifat ar-Rab.
Siapakah Ibnu Khuzaimah? Dia adalah salah seorang ulama ahli hadits yang banyak di
pakai oleh Salafi Wahabi untuk dijadikan referensi. Namun setelah semakin matang dalam
pengembaraan intelektualnya, Ibnu Khuzaimah menyesali diri telah menulis kitab tersebut,
seperti dikisahkan oleh al-Hafidz al-Baihaqi dalam kitab al-Asma wa ash-Shifat hal. 267
Walaupun begitu, soko guru Salafi Wahabi, yaitu Ibnu Taimiyah tetap mengatakan bahwa
Ibnu Khuzaimah adalah ‛Imamnya Para Imam‛ karena menurutnya telah banyak meriwayatkan
hadits-hadits ’shahih’ tetang hakikah Dzat Tuhan (padahal yang sebenarnya hadits-hadits itu
kenal dengan nuansa tasybih dan hikayat Israiliyat). Oleh karena itu, ketika mengomentari
sebuah hadits yang diriwayatkan Ibnu Khuzaimah, Ibnu Taimiyah berkata :
‛Hadits ini telah diriwayatkah oleh ’Imamnya Para Imam’ yaitu Ibnu Khuzaimah dalam
Kitab at-Tauhid yang telah ia syaratkan untuk tidak berhujjah di dalamnya melainkan dengan
hadits-hadits yang dinukil oleh perawi adil dari perawi adil lainnya, sehingga bersambung
kepada Nabi SAW‛ (Ibnu Taimiyah: Majmu Fatawa Ibnu Taimiyah, Jilid 3, hal. 192)
Maka tak heran jika Ibnu Taimiyah pun berkeyakinan sama buruknya, seperti dalam
Majmu’ Fatawa j. 4, h. 374, Ibn Taimiyah berkata ‚Para ulama yang diridlai oleh Allah dan
para wali-Nya telah menyatakan bahwa Rasulullah Muhammad didudukan oleh Allah di atas
‘arsy bersama-Nya‛.
Awalnya Ibnu Khuzaimah sangat meyakini bahwa seluruh hadits yang ia muat di dalam
kitabnya adalah shahih dan dapat dipertanggungjawabkan. Sebab menurut pengakuannya ia
telah meriwayatkanya dengan sanad bersambung melalui para periwayat yang adil dan
terpercaya. Demikian sebagaimana ia tegaskan di awal kitab tersebut dan juga tertulis di cover
depan kitab at-Tauhid tersebut.
Gambar dibawah ini adalah scan teks tentang keyakinan tasybih dari Kitab at-
Tauhid karya Ibnu Khuzaimah, tahkik Muhammad Khalil Harras, Dar al-Kutub al-Ilmiah,
Beirut, Lebanon 1403 H./1983, halaman 198.
Untuk lebih jelasnya kami tuliskan ulang hadits Israiliyat yang sudah menjadi bagian dari
keyakinan kaum Salafi Wahabi itu sebagai berikut :

‫ ىل رإى محممد ضىل هللا ػليو‬:‫غن غبد هللا معر بن إخلعاب بؼث إىل غبد هللا بن إمؼ مباس يساهل‬
‫ إن كيف رإه؟‬:‫ فر مد ػليو غبدهللا بن معر رسوهل‬.‫ إن هؼم‬:‫وسّل ربمو؟ فارسل إميو غبد هللا بن إمؼ مباس‬
‫ فارسل إه مو رإه يف روضة خرضإء دوهو فرإش من ذىب ػىل كريس من ذىب حيمهل إربؼة من‬:‫كال‬
‫ ومكل يف ضورة إسد‬،‫ و مكل يف ضورة جور ومكل يف ضورة ورس‬،‫ مكل يف ضورة رجل‬،‫إملالىكة‬
..... Abdullah ibnu Umar ibnu al-Khaththab mengutus seseorang untuk menemui Ibnu Abbas
menanyainya, ‛Apakah Muhammad SAW melihat Tuhannya?‛ Maka Abdullah ibnu Abbas
mengutus seseorang kepadanya untuk menjawab, ‛Ya, benar. Ia melihatnya.‛ Abdullah ibnu
Umar meminta pesuruhnya kembali kepada Ibnu Abbas untuk menanyakannya, ‛Bagaimana ia
melihat-Nya?‛. Ibnu Abbas menjawab melalui utusannya itu, ’Da melihat-Nya berada di
sebuah taman hijau, dibawah-Nya terdapat hamparan permadani emas yang dipikul oleh empat
malaikat; malaikat berupa seorang laki-laki, malaikat berupa banteng, malaikat berupa burung
elang, dan malaikat berupa singa.‛ (Ibnu Khuzaimah: Kitab at-Tauhid, tahkik Muhammad
Khalil Harras, Dar al-Kutub al-Ilmiah, Beirut, Lebanon 1403 H./1983 M, hal. 198)
Pembaca yang budiman, Ketika kami menggabungkan hadits Abu Ya’la yang telah lalu
dan hadits Ibnu Khuzaimah ini (dimana keduanya telah menjadi dogma Salafi Wahabi), kami
sungguh sangat terperanjat!. Kami menjumpai adanya kesamaan antara dogma Salafi Wahabi
itu dengan dogma Nashrani, dalam hal ini gambar Tuhan milik mereka. Sebuah gambar yang
mengilustrasikan tentang hakikat Tuhan mereka, Yesus Kristus.
Lukisan itu sama persis dengan apa yang digambarkan oleh Salafi Wahabi, yaitu:
seorang pemuda , berambut ikal bergelombang mengenakan pakaian merah, sedang duduk di
atas kursi emas di taman hijau dibawah-Nya hamparan permadani emas yang dipikul
oleh empat malaikat berupa seorang laki-laki, banteng (sapi hutan), burung elang, dan singa.
Dibawah ini gambaran milik umat Kristiani tentang Yesus Kristus, silahkan Anda
bandingkan dengan hadits Ya’la dan Ibnu Khuzaimah yang direkomendasikan oleh Salafi
Wahabi untuk diyakini oleh setiap pengikutnya.
Perhatikanlah gambar milik kaum Nashrani, tidak ada bedanya sama sekali dengan apa
yang diajarkan oleh Salafi Wahabi tentang jati diri Tuhan. Apakah ajaran Salafi Wahabi tadi
(yang mereka klaim berasal dari hadits shahih) adalah hasil copy paste dari ajaran orang-orang
Yahudi dan Nashrani ini? Kenapa ini bisa terjadi? Karena akidah Salafi Wahabi berasal dari
hadits-hadits palsu Israiliyat, yakni karangan orang-orang Bani Israil yang telah Allah sesatkan.
Oleh karenanya, sudah selayaknya kita meragukan dogma tajsim dan tasybih kaum
Salafi Wahabi, sebag tajsim dan tasybih itu sangat diwanti-wanti dan dilarang dalam Islam.
Terkadang, kaum Salafi Wahabi masih saja mengelak dan memutar kata dari tuduhan tajsim ini.
Namun, jika yang demikian bukan tajsim, lalu yang bagaimana lagi yang dinamakan tajsim?
Berhati-hatilah wahai umat Islam dari mengikuti faham mereka ini agar kita tidak terperosok
dalam kemusyrikan dan kekafiran.
Namun sayangnya, semakin mereka dikritik, maka akan semakin keras menentang
(mungkin karena memang seperti itulah watak asli mereka). Mereka merasa paling benar.
Nyata-nyata mereka yang keliru, tetapi malah mereka yang bersikap lebih keras kepada umat
Islam yang coba meluruskan, lalu menudingkan tuduhan kafir. Dalam buku mereka, Halaqat
Mamnu’ah karangan Hisyam al-Aqqad dinyatakan:

‫من مفرس إس توى ابس توىل فيو اكفر‬


‛Barang siapa yang menafsirkan kata istawa dengan istawla (menguasai), maka dia kafir.‛
Dari pemaparan ringkas di atas, Anda dapat mengerti bagaimana kualitas akal pikiran
sebagian ulama Mujassimah yang menjadi rujukan Salafi Wahabi. Oleh karena itu, tidak
berlebihan jika Ibnu al-Jauzi mensifati mereka sebagai para ahli hadits dungu. Adakah
kedunguan yang melebihi kedunguan kaum yang sesekali meyakini bahwa Allah SWT duduk di
sebuah kursi yang dipikul oleh empat malaikat dalam rupa berbeda-beda, sesekali meyakini
bahwa Allah SWT bersemayam di atas Arasy-Nya yang ditegakkan di atas punggung delapan
ekor banteng yang mengapung di atas air di sebuah rumah di atas langit ketujuh, dan sesekali
meyakini bahwa Allah SWT duduk berselonjor sambil meletakkan salah satu kaki-Nyadi atas
kaki-Nya yang lain? Itu semua adalah hadits-hadits palsu buatan Bani Israil yang dikenal
riwayat-riwayat Israiliyat. Masihkah Salafi Wahabi tidak menyadarinya, melainkan malah
menganggap dirinya yang paling benar?. La haula wa la quwwata ill billah. Semoga Allah
mengilhamkan kepada kita kemurnian akidah dan kesucian keyakinan tentang sifat-sifat-Nya
yang Maha Suci serta kematangan logika.
BUKTI GAMBAR DAN SCAN
KITAB AKIDAH WAHABI
IBNU TAIMIYAH TAUBAT DARI AKIDAH SESATNYA
DOKTRIN SESAT WAHABI
100 JUTA UMAT ISLAM INDONESIA MENOLAK WAHABI

Anda mungkin juga menyukai