Wilhelm van Humboldt juga berpendapat bahwa substansi bahasa terdiri dari dua
bagian. Bagian pertama berupa bunyi-bunyi dan bagian lainnya berupa pikiran-
pikiran yang belum terbentuk. Bunyi-bunyi dibentuk oleh lautform dan pikiran-pikiran
dibentuk oleh ideenform atau innereform. Bahasa menurut Wilhelm van Humboldt
merupakan integrasi dari bunyi (lautform) dan pikiran (ideenform). Dari keterangan di
atas dapat disimpulkan bahwa bunyi bahasa merupakan bentuk luar, sedangkan pikiran
adalah bentuk dalam. Bentuk luar bahasa itulah yang kita dengar, sedangkan bentuk dalam
bahasa berada dalam otak. Kedua bentuk inilah yang menyebabkan manusia ketergantungan
pada bahasa dan menentukan cara berpikirnya. Dengan kata lain, Wilhelm Van Humboldt
berpendapat struktur suatu bahasa menyatakan kehidupan (otak dan pemikiran)
penutur bahasa itu sendiri.
Sumber:
Hidayat, N. S. (2015). Hubungan berbahasa, berpikir, dan berbudaya. Sosial Budaya, 11(2),
190-205.