Anda di halaman 1dari 15

Proyeksi - Jurnal Ilmu Sosial dan Humaniora

Vol.22. No.1, bulan Juni, tahun 2017

PERKEMBANGAN EKONOMI GLOBAL TERHADAP


KEBIJAKAN POLITIK EKONOMI INDONESIA
Jumadi
Prodi Ilmu Politik Universitas Tanjungpura

surel: jumadi@fisip.untan.ac.id

Abstrak

Globalisasi merupakan konsep yang paling berpengaruh dalam pergumulan bangsa di era
modern sekarang ini. Hampir semua sisi kehidupan masyarakat kita terkena dampak dari
globalisasi tersebut. Globalisasi bukan saja sekedar hubungan saling ketergantungan
ekonomi, melainkan juga tentang transformasi waktu dan ruang dalam kehidupan manusia.
Dalam konteks politik di negara-negara berkembang, globalisasi telah
mentransformasi menjadi kekuasaan politik negara modern. Globalisasi membuat
berkurangnya peran Negara dalam aktivitas ekonomi dan diganti oleh kekuatan pasar,
munculnya struktur dan aktor-aktor baru dalam kehidupan ekonomi dan politik. Namun
seiring dengan dengan perkembangan globalisasi tersebut, situasi dunia juga diikuti oleh
ketidakpastian, semakin meluasnya ketidakmerataan distribusi pendapatan di antara Negara
bangsa. Tulisan ini mencoba menjelaskan tentang jantung persoalan globalisasi dan
liberalisasi ekonomi dan dampaknya terhadap Indonesia sebagai bagian dari masyarakat
global. Globalisasi juga diyakini sebagai pendorong gelombang demokrasi di berbagai
belahan dunia, meskipun di sisi lain ada kecenderungan bahwa imbas ekonomi politik dari
globalisasi justru mengancam masa depan demokrasi itu sendiri. Terkait dengan peran negara
dan kondisi sosial ekonomi Indonesia ditengah liberalisasi ekonomi, salah satu masalah yang
kita hadapi saat ini adalah masih tingginya ketimpangan sosial-ekonomi. Fakta lain
menunjukkan bahwa globalisasi sudah tidak lagi berbicara pada level antar negara yang tidak
memiliki sekat sama sekali (state borderless) namun sudah bergerak ke level yang lebih kecil
yakni suatu wilayah, seperti provinsi, kabupaten atau kota di sebuah negara.

Kata kunci: globalisasi, ekonomi daerah, ketimpangan

FISIP Universitas Tanjungpura copyright JURMAFIS


Jumadi, hal 57-71

[57]
Proyeksi - Jurnal Ilmu Sosial dan Humaniora
Vol.22. No.1, bulan Juni, tahun 2017

Abstract
Globalization is the most influential concept in the nation's struggle in today's modern era.
Almost all sides of our society are affected by globalization. Globalization is not just a
relationship of economic interdependence, but also about the transformation of time and
space in human life. In the political context in developing countries, globalization has
transformed into the political power of the modern state. Globalization reduces the role of
the State in economic activity and is replaced by market forces, the emergence of new
structures and actors in economic and political life. But along with the development of
globalization, the world situation is also followed by uncertainty, the increasingly
widespread inequality of income distribution among nation-states. This paper tries to explain
the heart of the problems of globalization and economic liberalization and their impact on
Indonesia as part of a global society. Globalization is also believed to be the driver of a wave
of democracy in various parts of the world, although on the other hand there is a tendency
that the political-economic impact of globalization threatens the future of democracy itself.
Related to the role of the state and Indonesia's socioeconomic conditions amid economic
liberalization, one of the problems we face today is the high socio-economic inequality. Other
facts show that globalization no longer speaks at the level of inter-state that has no
boundaries at all (state borderless) but has moved to a smaller level, namely a region, such
as a province, district or city in a country.

Keywords: globalization, local economy, the disparity

PENDAHULUAN persaingan yang begitu ketat


antarnegara, memaksa Negara-negara
Globalisasi sebagai sebuah
miskin dan Negara-negara sedang
determinasi sejarah yang tidak bisa
berkembang untuk bersaing dengan
dihindari bagi setiap bangsa atau
Negara-negara maju. Dengan berbagai
Negara, sehingga mau tidak mau, suka
kekurangan dan kelemahan serta carut-
atau tidak suka, siap atau tidak siap,
marutnya kehidupan sosial, ekonomi
setiap kita harus mengikuti arus
dan politik, Negara-negara miskin dan
globalisasi tersebut dengan segala daya
Negara-negara berkembang harus
dan kemampuannya. Bagi Negara yang
menghadapi kompetisi global tersebut.
siap dengan sumberdaya ekonomi,
Globalisasi yang ditandai dengan
manusia, dan teknologi, tentu memiliki
semakin berkurangnya peran Negara
peluang lebih besar untuk menghadap
dalam aktivitas ekonomi dan diganti
kompetisi yang begitu tajam.
oleh kekuatan pasar membawa dampak
Globalisasi yang diiringi dengan
yang signifikan bagi munculnya

FISIP Universitas Tanjungpura copyright JURMAFIS


Jumadi, hal 57-71

[58]
Proyeksi - Jurnal Ilmu Sosial dan Humaniora
Vol.22. No.1, bulan Juni, tahun 2017

struktur dan aktor-aktor baru dalam terpinggirkan, menggerus struktur


kehidupan ekonomi dan politik. ekonomi nasional dan diikuti oleh
Pertumbuhan perusahaan-perusahaan semakin melebarnya tingkat
multinasional telah menjadi kekuatan kesenjangan sosial dan ekonomi.
tersendiri dalam hubungan ekonomi- Sebagai bagian dari bangsa di dunia
politik internasional. Proses globalisasi Indonesia tentu mendapat dampak dari
juga telah mengintegrasikan Negara- liberalisasi ekonomi, dampak tersebut
negara bangsa menuju kearah state bisa positif ataupun negatif.
borderless. Globalisasi juga Globalisasi ekonomi yang
menimbulkan implikasi yang sangat menghadirkan liberalisasi ekonomi
kompleks, yaitu munculnya saling tersebut bisa berpengaruh terhadap
ketergantungan (interdependence) berbagai aspek kehidupan bangsa
dalam hampir seluruh dimensi Indonesia, termasuk arah kebijakan
kehidupan dalam hubungan politik ekonomi Indonesia.
antarnegara-bangsa (nation state) dan
hubungan trans-nasional
TINJAUAN PUSTAKA
(transnational relations).
Jantung Persoalan Globalisasi dan
Namun seiring dengan dengan
Liberalisasi Ekonomi
perkembangan globalisasi dalam
Kendati globalisasi memiliki
pandangan yang bersifat neoliberal
wajah yang multidimensional, namun
tersebut, situasi dunia juga diikuti oleh
globalisasi ekonomi senantiasa wujud
ketidakpastian, semakin meluasnya
paling dominan dalam perkembangan
ketidakmerataan distribusi pendapatan
dunia saat ini. Kondisi ini terjadi
di antara Negara bangsa, tingkat
karena globalisasi ekonomi memiliki
pengangguran yang semakin meluas,
dampak nyata dan paling signifikan
degradasi lingkungan, dan akibat
terhadap mekanisme tata kelola
merusak globalisasi, yakni kehancuran
(governance) pada level Negara
ekonomi banyak Negara akibat tidak
dibandingkan dengan bentuk
adanya regulasi aliran modal global
globalisasi non ekonomi. Struktur dan
dan kecenderungan Negara-negara
aktor globalisasi ekonomi tentu tidak
maju bernafsu memperkuat hegemoni
lepas dari eksistensi dan peran
politik dan ekonominya di Negara-
lembaga-lembaga keuangan
negara miskin dan Negara-negara
Internasional seperti Bank Dunia, IMF
sedang berkembang. Paradoks dari
dan WTO serta lembaga-lembaga
proses globalisasi inilah yang
kerjasama ekonomi dan perdagangan
kemudian memunculkan pandangan
yang melingkupi sebagian kawasan di
bahwa globalisasi telah memunculkan
dunia. Lembaga-lembaga keuangan
suatu bentuk imperialisme baru. Ada
Internasional dan institusi perdagangan
negara-negara yang mampu
yang bersifat multilateral dan regional
mengambil keuntungan dari proses
dalam realitasnya bekerja hanya
globalisasi ekonomi tersebut, tapi juga
kepentingan Negara anggota dan
tidak sedikit Negara-negara menjadi

FISIP Universitas Tanjungpura copyright JURMAFIS


Jumadi, hal 57-71

[59]
Proyeksi - Jurnal Ilmu Sosial dan Humaniora
Vol.22. No.1, bulan Juni, tahun 2017

kawasannya saja. Negara-negara maju bagi kondisi ekonomi dan politik


dalam realitasnya juga punya domestic China.
kecenderungan untuk berkuasa Indonesia sebagai bagian dari
menggunakan pengaruhnya demi masyarakat global juga telah
kepentingan ekonomi dan politiknya. meratifikasi serangkaian persetujuan
Tidak hanya globalisasi, terdapat perdagangan bebas. Keikutsertaan
pula kebijakan turunan guna Indonesia dalam liberalisasi ekonomi
mendukung penuh bekerjanya tersebut mengandung beragam
liberalisasi ekonomi diantaranya interpretasi. Pertama, dapat diartikan
privatisasi dan deregulasi, semuanya bahwa pemerintah menganggap
tidak dapat bekerja secara parsial. kondisi dalam negeri telah memiliki
Dengan kondisi demikian, fenomena fondasi kuat untuk selanjutnya
tersebut dapat dimaknai sebagai bersaing pada tataran global. Kedua,
sebuah peluang bahkan sekaligus adanya tekanan pada aras global,
ganjaran bagi siapapun yang tidak regional maupun bilateral yang
efisien dalam memproduksi sumber mendesak Indonesia untuk meratifikasi
daya ekonomi. Meskipun dalam motif aneka kerjasama pada tiap levelnya.
perlindungan atas perekonomian dalam Ketiga, pengaruh internal akibat
negeri sekalipun, suatu negara tidak kelambanan pemerintah untuk
diperbolehkan lagi membuat kebijakan menyegerakan kesejahteraan bagi
protektif sebab kesepakatan warga negaranya sekaligus self-
internasional tidak menghendaki development sehingga mencoba untuk
praktik tersebut. Tidak berlebihan menuai perbaikan lewat liberalisasi
ketika liberalisasi ekonomi diibaratkan ekonomi (Yustika, 2014).
dua sisi mata uang yang dapat Pada akhir 2015 yang lalu,
memberikan efek yang saling dikawasan ASEAN telah
berseberangan. diberlakukannya kesepakatan
Beberapa negara, salah satunya Masyarakat Ekonomi Asean atau
China (sekarang Tiongkok) merupakan Asean Economic Community (AEC)
suatu bukti nyata kemajuan negara yang diperkirakan membuka pasar
yang mengambil keuntungan pada bagi lebih dari 600 juta orang
peleburannya terhadap pergaulan dikawasan ASEAN, di mana 43% di
ekonomi dunia. Keberhasilan antaranya ada di Indonesia. Indonesia
perkembangan ekonomi China dan sembilan anggota ASEAN lainnya
hendaklah dilihat sebagai keberhasilan memasuki persaingan yang sangat
negara tersebut menciptakan visi yang ketat di bidang ekonomi. Indonesia
jelas. Hal tersebut termasuk selain memiliki peluang besar menjadi
implikasinya terhadap eksisnya “blue Negara maju, tapi juga banyak
print” ekonomi-politik yang jelas, tantangan yang dihadapi untuk bisa
tidak terombang-ambing, dan melihat kompetitif dalam Masyarakat Ekonomi
“faktor global” tidak menjadi ancaman Asean tersebut.

FISIP Universitas Tanjungpura copyright JURMAFIS


Jumadi, hal 57-71

[60]
Proyeksi - Jurnal Ilmu Sosial dan Humaniora
Vol.22. No.1, bulan Juni, tahun 2017

ASEAN Economic Community lain. Hal ini mengakibatkan


atau MEA secara garis besar terfokus munculnya produk-produk luar yang
dalam empat hal, yaitu: (1) beragam dalam jumlah banyak ke
Terciptanya pasar tunggal dan Indonesia.
kesatuan basis produksi dengan Berdasarkan laporan Harian
menghilangkan batasan terhadap arus Kompas yang kemudian dibukukan
barang, investasi, modal, jasa, dan menjadi Menatap Indonesia 2015
tenaga profesional antarnegara di Asia Antara Harapan dan Tantangan,
Tenggara, (2) Membentuk kawasan dijelaskan bahwa secara umum
ekonomi yang memiliki daya saing kendala yang dihadapi Indonesia untuk
tinggi dengan kebijakan-kebijakan, bisa berkompetisi dalam perdagangan
perlindungan konsumen, dan berbagai bebas dikawasan ASEAN adalah
macam perjanjian untuk saling terkait dengan masih lemahnya
menciptakan kondisi ekonomi yang infrastruktur, kualitas SDM yang
adil, (3) Mewujudkan pertumbuhan masih lemah, kualitas angkatan kerja
ekonomi yang merata, dan (4) yang masih rendah, dan masih adanya
Meningkatkan kemampuan ketimpangan wilayah. Khusus di
berintegrasi dengan perekonomian wilayah regional Kalimantan, kendala
global. Untuk mewujudkan empat pilar yang dihadapi adalah, kualitas SDM
utama MEA tersebut tentu diperlukan yang masih rendah, pembangunan
komitmen bersama dan peningkatan infrastruktur jalan masih terbatas, dan
kapasitas dalam berbagai sektor di akses antar wilayah terbatas serta
masing-masing Negara-negara yang masih bayak yang terisolir. Dengan
tergabung dalam ASEAN berbagai tantangan dan kendala yang
Mengingat Indonesia memiliki ada tentu suka tidak suka kita harus
jumlah penduduk yang terbesar di Asia ikut menjalani globalisasi ekonomi dan
Tenggara. Total jumlah penduduk perdagangan bebas dikawasan ASEAN
Indonesia hampir 40% dari total tersebut.
keseluruhan penduduk ASEAN. Fakta
ini bisa dijadikan acuan untuk Globalisasi dan Dampaknya
menguasai pasar ASEAN jika Terhadap Demokrasi
didukung dengan produktivitas yang Hampir semua sisi kehidupan
tinggi. Selain itu, Indonesia juga masyarakat terkena dampak dari
memiliki sumber daya alam (SDA) dan pengaruh globalisasi tersebut, perilaku
sumber daya manusia (SDM) yang sosial, kesejahteraan, dinamika politik,
potensial. Tantangan yang kita hadapi dan lain-lain. Perdebatan yang muncul
dengan arus perdagangan bebas entah berkaitan hubungan globalisasi dan
itu barang maupun jasa akan demokrasi bermuara pada dua
memunculkan competition risk. persoalan yang bertolak belakang.
Artinya, selain menjadi negara Pendapat pertama mengatakan bahwa
pengekspor, Indonesia juga menjadi globalisasi mengancam demokrasi.
sasaran empuk eksportir dari negara Sebaliknya pendapat kedua

FISIP Universitas Tanjungpura copyright JURMAFIS


Jumadi, hal 57-71

[61]
Proyeksi - Jurnal Ilmu Sosial dan Humaniora
Vol.22. No.1, bulan Juni, tahun 2017

menyatakan bahwa globalisasi Globalisasi juga menekan pada


mengembangkan demokrasi. Dalam dasarnya menciptakan tuntutan dan
konteks itu kita dapat mengukur kesempatan-kesempatan untuk
globalisasi akan dianggap sebagai menggenerasikan identitas lokal.
pendorong atau penghambat demokrasi Globalisasi dipahami bahwa hal
tergantung pada apakah globalisasi tersebut sebuah rentangan proses yang
mendorong terciptanya otonomi dan kompleks dalam negara yang
kesetaraan yang lebih luas diantara digerakkan oleh berbagai pengaruh,
individu-individu dan masyarakat terutama pengaruh politik dan
tatanan kehidupan bernegara. ekonomi.
Dalam konteks politik Sejalan dengan Giddens, Held
dinegara-negara berkembang, (1995) menjelaskan bahwa globalisasi
globalisasi telah mentransformasi tercermin pada dua fenomena yang
kekuasaan politik negara modern memiiki pengaruh nyata dalam
dan warga negara. Terdapat kehidupan bernegara. Pertama,
beberapa ilmuan menyatakan bahwa melonggarnya rantai-rantai yang
globalisasi pasar bebas akan membelenggu aktivitas politik
mendorong demokratisasi ekonomi, dan sosial sehingga semua
politik seperti (Anthony Giddens, aktivitas tersebut kini membentang
David Held, Francis Fukuyama). seluas dunia. Kedua, semakin
Dalam sejarah, sistem demokrasi intensnya tingkat interaksi dan
mencatat kemenangan historis atas ketersaling hubungan di dalam dan di
sistem lainnya dalam menjalankan antara Negara-negara serta
roda pemerintahan. Globalisasi dan masyarakat.
kesejahteraan negara merupakan faktor Globalisasi diyakini sebagai
yang memberi warna dalam pendorong gelombang demokrasi di
mendorong demokratisasi dewasa ini. berbagai belahan dunia, meskipun di
Menurut Giddens (2000), sisi lain ada kecenderungan bahwa
globalisasi bukan saja sekedar imbas ekonomi politik dari globalisasi
hubungan saling ketergantungan justru mengancam masa depan
ekonomi, melainkan tentang demokrasi. Terjadi dinamika dalam
transformasi waktu dan ruang dalam struktur ekonomi-politik global
kehidupan manusia. Sebagaiman Negara-negara berkembang tidak lepas
dicontohkan bahwa peristiwa-peristiwa dari pengaruh globalisasi. Pengaruh
di tempat jauh, baik globalisasi ini berdampak pada
yang berhubungan dengan ekonomi negara-negara bahwa, negara
maupun tidak, mempengaruhi manusia tidak lagi menjadi aktor tunggal
secara langsung secara lebih cepat dari dalam ekonomi-politik internasional.
pada yang pernah terjadi sebelumnya, Perannya telah digantikan oleh aktor-
sebaliknya juga keputusan-keputusan aktor baru yang bernaung di bawah
yang diambil oleh individu-individu bendera lembaga-lembaga
seringkali memiliki implikasi global. Internasional, perusahaan-perusahaan

FISIP Universitas Tanjungpura copyright JURMAFIS


Jumadi, hal 57-71

[62]
Proyeksi - Jurnal Ilmu Sosial dan Humaniora
Vol.22. No.1, bulan Juni, tahun 2017

multinasional, maupun negara-negara sebagaimana diyakini kaum


yang menganut paham sistem hiperglobalis. , namun yang jadi
keterbukaan. persoalan adalah globalisasi telah
Bahkan di era globalisasi mengartikulasikan kewajiban dan
sekarang ini membicarakan mengenai kekuasaan Negara bangsa dalam suatu
Negara bangsa seakan kurang relevan cara yang kompleks, yang melibatkan
karena perannya digantikan oleh perkembangan ke arah menyebarnya
lembaga-lembaga internasional dan kekuasaan dunia dan diiringi oleh
Negara kawasan. Demokrasi menyebarnya otoritas dan bentuk-
konvensional seperti adanya lembaga bentuk pengaturan yang semakin
perwakilan politik, PEMILU, dan kompleks (Winarno, 2012).
partisipasi warga negaranya hanya Fukuyama (2003) mengatakan
ditujukan dalam kerangka Negara bahwa akhir dari peradaban adalah
territorial yang berdaulat. Namun kapitalisme. Persaingan kini bukanlah
ketika struktur ekonomi politik kapitalis dengan sosialis, namun
internasional mengalami perubahan kapitalis dengan kapitalis, dan
institusi politik dan PEMILU di satu kapitalisme akan menjadi ideologi
negara sangat dipengaruhi kekuatan peradaban abad 21 dan bahkan ke
eksternal, dan bahkan dalam kasus- depan. Demokrasi sekarang ini
kasus tertentu lembaga-lembaga memang telah bergerak kesatu arah,
seperti WTO, IMF dan Bank Dunia yaitu demokrasi liberal, karena hanya
dan mempunyai kekuatan pemaksa demokrasi dalam pola masyarakat
yang sangat kuat dalam mempengaruhi kapitalis ini yang paling sesuai untuk
keputusan politik Negara-negara liberalisasi perdagangan dunia, karena
sedang berkembang dan terutama yang hanya demokrasi ini yang paling cocok
mengalami krisis ekonomi dan politik. dengan tatanan Negara sekarang ini.
Pada akhirnya, semua gerak Tentu saja, gerakan menuju kea rah
perubahan tersebut mempunyai demokrasi seperti ini mesti ditopang
implikasi terhadap kapasitas Negara oleh berbagai pendekatan mutakhir,
dalam melakukan regulasi. Negara- salah satunya adalah good governance
negara bangsa tidak lagi otonom dalam yang dijadikan sebagai software dari
melakukan pengambilan keputusan demokrasi modern.
dengan harus memperhatikan aktor- Administrasi Publik Indonesia
aktor lain diluar dirinya, baik dalam melalui (LAN) Lembaga Administrasi
konteks regional. Dalam konteks itulah Publik megindonesiakan good
menurut Held (1995) globalisasi telah governance sebagai kepemerintahan
membentuk kembali komunitas politik, yang baik dan mendefenisikan good
dan secara spesifik, negara modern. governance sebagai penyelenggaraan
Meskipun pandangan yang agak Negara yang solid dan
skeptis mengatakan bahwa globalisasi bertanggungjawab, serta efisien dan
sedikit banyak telah mengurangi efektif, dengan menjaga kesinergisan
kedaulatan Negara nasional interkasi yang konstruksi yang

FISIP Universitas Tanjungpura copyright JURMAFIS


Jumadi, hal 57-71

[63]
Proyeksi - Jurnal Ilmu Sosial dan Humaniora
Vol.22. No.1, bulan Juni, tahun 2017

konstruktif di antara domain-domain METODE PENELITIAN


Negara, sector swasta, dan masyarakat.
Konsep tersebut dapat tercepat ketika Tulisan ini menggunakan
terdapat adanya proses-proses metode penelitian kualitatif deskriptif.
liberalisasi antara beberapa stakeholder Pengumpulan data dilakukan dengan
dan hal ini merupakan bagian dari efek melakukan kajian pustaka melalui
globalisasi. Dalam perkembangan saat sumber-sumber referensi yang
ini good governance sudah beragam mulai dari buku, artikel
berkembang menjadi dynamic jurnal, dokumen perundang-undangan,
governance, di mana diperlukan dan artikel internet yang terpercaya.
kemampuan untuk selalu beradaptasi Penulis melakukan triangulasi sumber
dengan perkembangan yang cepat. untuk menjamin keabsahan data.
Peran pemerintah dalam mengeksekusi
kebijakan dan menyediakan pelayanan PEMBAHASAN
public yang cepat menjadi penting Ekonomi Global Terhadap Politik
dalam dunia yang selalu berubah-ubah, Indonesia dan Peran Negara
penuh dengan berbagai tantangan Politik merupakan salah satu
untuk menghadapi globalisasi dan bidang kehidupan yang tidak terlepas
perkembangan teknologi mutakhir dari pengaruh pesatnya globalisasi.
yang tiada henti. Dampak positif globalisasi di bidang
Perubahan merupakan esensi politik sangat bermanfaat dalam
dasar dalam dynamic governance, menjalankan politik negara, namun
karena untuk dapat menyesuaikan cara dampak negatifnya dapat mengancam
yang ditempuh pemerintah dalam keberlangsungan sebuah negara. Lalu
menjalankan roda pemerintahan apa saja dampak yang ditimbulkan dari
dengan dinamika perubahan adanya globalisasi dalam kehidupan
lingkungan diperlukan berbagai politik di Indonesia? dampak positif
perubahan baik aspek perencanaan yang bermanfaat globalisasi dalam
maupun implementasinya. bidang politik sering dikaitkan dengan
Perencanaan dan implementasi harus kebebasan media massa dan politik.
adaptif dengan besar kecilnya Hal ini tentu memberi dampak positif
ketidakmenentuan masa depan bagi terbentuknya sistem politik di
lingkungan global. Perubahan itu sebuah negara. Hadirnya globalisasi di
sendiri umumnya merupakan hasil bidang politik juga memicu terciptanya
perpaduan dari dua unsur, yaitu: sistem pemerintahan yang demokratis,
budaya dan kemampuan (organisasi di mana rakyat diberi kesempatan
pemerintah). untuk berpartisipasi dan
mempengaruhi kebijakan politik
pemerintahan.
Namun demikian, hadirnya
sistem demokrasi yang memberi
kebebasan ini ternyata bisa

FISIP Universitas Tanjungpura copyright JURMAFIS


Jumadi, hal 57-71

[64]
Proyeksi - Jurnal Ilmu Sosial dan Humaniora
Vol.22. No.1, bulan Juni, tahun 2017

menimbulkan dampak yang buruk. empat alasan mengapa masih perlunya


Kebebasan berpendapat yang peran Negara melakukan intervensi
disalahgunakan bisa memicu dalam ekonomi. Kehadiran Negara
kegaduhan politik dan masuknya dalam ekonomi menurut Jessop bukan
berbagai ideologi asing yang tidak berarti Negara terlalu jauh mengatur
sesuai dengan Pancasila. kehidupan pasar, melainkan untuk
Ketidakharmonisan sosial, politik dan memastikan dan menjamin mekanisme
hadirnya ideologi asing tersebut pasar dan kehidupan ekonomi dapat
berpotensi menciptakan disintegrasi berjalan secara sehat.
dan menghilangkan rasa nsionalisme. Sementara itu menurut Pieron
Kebebasan politik yang berlebihan (dalam Aziz SR editor, 2019), belahan
tidak didasarkan pada budaya politik besar negara dalam hubungannya
Indonesia tentu akan berdampak dengan ekonomi, yakni Negara sebagai
negative dan destruktif bagi keutuhan pelaku ekonomi (economic actor) dan
NKRI. Atas nama demokrasi, Negara sebagai pembuat kebijakan
patronase politik antara elit dan massa (policy maker). Sebagai pelaku
politiknya tidak semata hubungan yang ekonomi, Negara memainkan empat
bersifat patron-klien, tapi sudah peranan penting yakni pertama,
semakin fragmatis. Implikasinya, Negara sebagai pemilik; kedua, Negara
persingan politik dalam Pemilu dan sebagai pemilik-produsen; ketiga,
Pilkada untuk mendapatkan dukungan Negara sebagai majikan; dan keempat,
uang menjadi salah satu faktor Negara sebagai redistributor.
determinan. Cost politik yang begitu Sedangkan sebagai pembuat kebijakan,
mahal dalam Pemilu dan Pilkada Negara memainkan dua peran utama,
disinyalir menjadi salah satu sebab yakni Negara sebagai regulator dan
mengapa semakin banyaknya politisi Negara sebagai pembuat kebijakan
dan kepala daerah yang terlibat dalam atau pengambil keputusan.
tindakan korupsi. Terkait dengan peran Negara dan
Walaupun dalam banyak kasus kondisi sosial ekonomi Indonesia
globalisasi ditandai dengan semakin ditengah liberalisasi ekonomi, salah
berkurangnya peran Negara dalam satu masalah yang kita hadapi adalah
aktivitas ekonomi dan diganti oleh masih tingginya ketimpangan sosial-
kekuatan pasar, menurut Bob Jessop ekonomi yang ditandai oleh jurang
(dalam Aziz SR editor, 2019) bahwa yang lebar antara kelompok kaya-
ekonomi bukanlah suatu variable yang miskin, kepemilikan asset, dan
terlepas dari variable Negara. Tidak penguasaan lahan yang tidak
semua persoalan ekonomi dan hal-hal seimbang. Menurut data BPS, pada
yang terjadi dalam kehidupan pasar awal Maret 2017, Menteri Keuangan
dapat diatasi melalui mekanisme pasar Sri Mulyana menyatakan bahwa Gini
semata, melainkan butuh pula Rasio harus diwaspadai karena
mekanisme nonpasar. Dalam kaitannya menyangkut ketimpangan sosial di
dengan itulah Jessop mengajukan masyarakat. Pada Maret 2019, tingkat

FISIP Universitas Tanjungpura copyright JURMAFIS


Jumadi, hal 57-71

[65]
Proyeksi - Jurnal Ilmu Sosial dan Humaniora
Vol.22. No.1, bulan Juni, tahun 2017

ketimpangan pengeluaran penduduk antara 70-75 persen, telekomunikasi


Indonesia yang diukur oleh Gini Ratio antara 70 persen. Dampak dari
adalah sebesar 0,382. Angka ini penguasaan pengelolaan sumber daya
menurun 0,002 poin jika dibandingkan alam di Indonesia sangat berisiko pada
dengan Gini Ratio September 2018 dominasi pihak asing menyangkut
yang sebesar 0,384 dan menurun 0,007 keputusan strategis dan ketidakstabilan
poin dibandingkan dengan Gini Ratio politik dan keamanan. Dampaknya
Maret 2018 yang sebesar 0,389. Gini lainnya adalah sangat berpeluang
Ratio di daerah perkotaan pada Maret intervensi asing terhadap berbagai
2019 tercatat sebesar 0,392, naik regulasi yang dibuat oleh pemerintah.
dibanding Gini Ratio September 2018 Dalam konstitusi UUD 1945
yang sebesar 0,391 dan turun cukup tegas meletakkan prinsip-prinsip
dibanding Gini Ratio Maret 2018 yang ekonomi yang harus menjadi acuan
sebesar 0,401. Gini Ratio di daerah dalam menyusun kebijakan-kebijakan
perdesaan pada Maret 2019 tercatat ekonomi nasional. Pasal 33 UUD 1945
sebesar 0,317, turun dibanding Gini menyebutkan:
Ratio September 2018 yang sebesar
0,319 dan Gini Ratio Maret 2018 yang 1. Perekonomian disusun sebagai
sebesar 0,324. usaha bersama berdasar atas azas
Pertumbuhan ekonomi yang kekeluargaan.
relatif tinggi namun tidak diikuti 2. Cabang-cabang produksi yang
dengan pemerataan tetap saja membuat penting bagi Negara dan yang
kesenjangan tetap melebar. Oxfam dan menguasai hajat hidup orang
INFID juga mencatat bahwa kekayaan banyak dikuasai oleh Negara.
empat orang terkaya di Indonesia 3. Bumi, air dan kekayaan alam yang
setara dengan gabungan kekayaan 100 terkandung didalamnya dikuasai
juta orang termiskin. Sebuah lembaga oleh Negara dan dipergunakan
keuangan Swiss, Credit Suisse pernah untuk sebesar-besarnya
merilis hasil surveinya bahwa kemakmuran rakyat.
Indonesia masuk sebagai salah satu 4. Perekonomian nasional
kategori Negara yang tingkat diselenggarakan berdasar atas
ketimpangan orang kaya dan demokrasi ekonomi dengan prinsip
miskinnya masih sangat tinggi, di kebersamaan, efisiensi berkeadilan,
mana 1% orang terkaya Indonesia berkelanjutan, berwawasan
menguasai 49,3% kekayaan nasional. lingkungan, kemandirian, serta
Dalam konteks kewaspadaan dengan menjaga keseimbangan
nasional bisa kita identifikasi bentuk kemajuan dan kesatuan ekonomi
ancaman keamanan Negara dalam nasional.
bentuk Proxy War memperlihatkan 5. Ketentuan lebih lanjut mengenai
bahwa penguasaan asing terhadap pelaksanaan pasal ini diatur dalam
pengelolaan sumber daya alam cukup Undang-Undang.
besar. Di sektor migas dan batu bara

FISIP Universitas Tanjungpura copyright JURMAFIS


Jumadi, hal 57-71

[66]
Proyeksi - Jurnal Ilmu Sosial dan Humaniora
Vol.22. No.1, bulan Juni, tahun 2017

Dalam kenyataan, Pasal 33 UUD sampai visi besar tersebut tersandera


1945 tidak terlihat diletakkan sebagai oleh kepentingan asing.
paradigma dalam membangun sistem
ekonomi nasional. Ia tidak sedang Kondisi Kalimantan Barat di Era
menjadi roh perekonomian nasional. Ekonomi Global
Jejak-jejak pasal 33 UUD 1945 dalam
kebijakan-kebijakan ekonomi selama Kohesifitas antara otonomi
ini sangat sulit ditemukan. Indikator daerah dan globalisasi merupakan
yang dapat dikemukakan untuk suatu keniscayaan bagi proses dan
mendukung terkait masih belumnya pelaksanaan pembangunan di suatu
pasal 33 tersebut menjadi roh daerah, tak terkecuali Kalimantan
perekonomian nasional adalah Barat. Artinya, globalisasi sudah tidak
ketiadaan UU tentang sistem ekonomi lagi berbicara pada level antar negara
sebagai derivasi Pasal 33 UUD 1945. yang tidak memiliki sekat sama sekali
Hal ini penting karena berkaitan (state borderless) namun sudah
dengan empat hal yakni pertama, bergerak ke level yang lebih kecil
kepentingan mendasar seluruh rakyat yakni suatu wilayah, seperti provinsi,
Indonesia; kedua, demi keadilan kabupaten atau kota di sebuah negara.
sosial-ekonomi; ketiga, demi hajat Hal ini memunculkan persoalan serius
hidup orang banyak; dan keempat, yang bisa menjadi ganjalan bagi
sebagai upaya untuk mensejahterakan desentralisasi dan otonomi daerah
masyarakat. Oleh karena itu, karena ia berlangsung dalam sebuah
globalisasi dengan ekonomi pasar yang era globalisasi yang serba cepat,
sudah menjadi bagian dari kebijakan terbuka dan luas.
perekonomian kita tidak serta merta Dalam situasi semacam itu,
harus meninggalkan peran negara. otonomi yang dimiliki oleh daerah
Cara kita mengelola sumber daya akan sangat menentukan pemerintahan
dalam perspektif pasal 33 UUD 1945 daerah dalam mendorong
adalah sebuah bentuk kehadiran pembangunan. Daerah-daerah yang
Negara dalam perekonomian. mampu bekerja secara efisien akan
Kegagalan pemerintah dalam mampu memaksimalkan setiap
mengejawantahkan pasal 33 dan tidak peluang yang ditawarkan oleh
mampu menciptakan nilai tambah globalisasi sehingga mampu
yang tinggi dari sumber daya yang mendorong pembangunan daerah yang
dimiliki adalah sesat kebijakan. memberikan kesejahteraan bagi
Menghadapi dinamika perubahan warganya. Sebaliknya, pemerintahan
zaman yang terus terjadi, roh, dan daerah yang tidak efisien akan ditelan
tulang punggung perekonomian oleh globalisasi melalui perusahaan-
Indonesia tak boleh lepas dari visi perusahaan multinasional yang
besar tentang kemakmuran dan beroperasi di wilayah-wilayah
kesejahteraan rakyat. Apa lagi, jangan tersebut. Akibatnya, kekalahan di
tingkat nasional akan

FISIP Universitas Tanjungpura copyright JURMAFIS


Jumadi, hal 57-71

[67]
Proyeksi - Jurnal Ilmu Sosial dan Humaniora
Vol.22. No.1, bulan Juni, tahun 2017

ditransformasikan dengan cepat ke infrastruktur menjadi salah satu


daerah. Oleh karena itu setiap daerah penyebab kurangnya minat investor
harus memanfaatkan otonomi daerah menanamkan modal. Seperti sektor
sebagai jalan untuk meningkatkan primer dengan bidang usaha
daya saing daerah sesuai dengan perkebunan masih mendominasi
potensi masing-masing."Otonomi bidang usaha yang paling diminati
daerah harus dapat menumbuhkan karena infrastruktur relatif tersedia.
inovasi dan praktik yang baik. Ukuran- Sedangkan untuk sektor sekunder
ukuran daya saing daerah di era perkembangannya belum signifikan
globalisasi ekonomi saat ini lebih karena diperlukan infrastruktur (jalan,
mengacu pada paratmeter yang dibuat listrik dan pelabuhan) yang memadai.
oleh lembaga-lembaga regional dan Pertumbuhan ekonomi Kalimantan
internasional. Barat rata-rata tumbuh 5,3 persen tiap
Daerah Kalimantan Barat yang tahunnya.
memiliki posisi strategis karena Pada triwulan kedua tahun 2019,
memiliki perbatasan darat dan laut ekonomi Kalbar tumbuh 5,08 persen.
dengan wilayah Malaysia. Dengan Indeks ketimpangan Williamson
demikian, di era globalisasi ekonomi (Indeks Ketimpangan Regional) pada
saat ini tentu memiliki nilai tawar tahun 2018 sebesar 0,328. Angka rata-
tersendiri sesuai dengan kondisi, rata lama sekolah hanya selama 7,48
karakterter dan potensi ekonomi yang tahun. Sesuai dengan target RPJMD
dimilikinya. Dari 17 (tujuh belas) Provinsi Kalbar, pertumbuhan
sektor perekonomian penyusun PDRB ekonomi daerah pada tahun 2020
di Kalimantan Barat, terdapat 4 ditargetkan tumbuh sebesar 5,35
(empat) sektor dengan kontribusi persen, dan angka indeks
terbesar, yakni Sektor Pertanian, pembangunan manusia sebesar 67.87
Kehutanan dan Perikanan dengan rata- persen. Posisi IPM Kalbar saat ini
rata kontribusi per tahun sebesar 21,08 berada diurutan ke 29 dari 34 provinsi
persen; sektor Industri Pengolahan yang ada di Indonesia. Angka tingkat
dengan rata-rata kontribusi per tahun kemiskinan pada tahun 2018 sebesar
sebesar 16,18 persen, sektor 7,37, termasuk yang tertinggi di
Perdagangan Besar, Eceren, Reparasi regional Kalimantan. Pada tahun 2020
Mobil dan Sepeda dengan rata-rata angka kemiskinan ditargetkan paling
kontribusi per tahun sebesar 14,49 tinggi mencapai 6.43.
persen; dan sektor Konstruksi dengan Saat ini globalisasi,
rata-rata kontribusi per tahun sebesar desentralisasi dan daya saing daerah
12,40 persen. merupakan bagian dari isu utama yang
Realisasi investasi PMDN, pada memengaruhi tatanan sistem
tahun 2017 sebesar 20,68 persen. ekononomi dan perdagangan, baik
Sedangkan realisasi investasi PMA dalam kegiatan produksi, pemasaran,
tahun 2017 baru mencapai 36,38 distribusi, dan lain-lain. Era globalisasi
persen. Persoalan ketersediaan menuntut setiap pelaku ekonomi untuk

FISIP Universitas Tanjungpura copyright JURMAFIS


Jumadi, hal 57-71

[68]
Proyeksi - Jurnal Ilmu Sosial dan Humaniora
Vol.22. No.1, bulan Juni, tahun 2017

meningkatkan kemampuan bersaing, serta masih adanya distorsi antara


baik dalam memproduksi, pusat dan daerah dalam berbagai
memasarkan, maupun menerobos regulasi dan kebijakan cukup
pasar yang batas-batasnya semakin mempengaruhi kapasistas daerah
tidak jelas, serta dalam suatu kerangka daerah dalam mengahadapi dinamika
persaingan yang sangat kompetitif. ekonomi global. Memang daerah saat
Disinilah letak peran penting dari ini memiliki kebebasan dalam
pemerintah daerah untuk terus mengaplikasikan berbagai aspirasi
meningkatkan kapasitas kelembagaan, politiknya sejalan dengan
kapasitas sumber daya aparatur, desentralisasi dan otonomi daerah,
memperbaiki pelayanan public dan namun pusat selalu mendominasi
memperbaiki berbagai infrastruktur berbagai sumber daya, baik ekonomi,
yang mampu menopang perkembangan keuangan, hukum, maupun politik.
ekonomi daerah. Kendala desentralisasi salah satu
Berdasarkan hasil analisis daya faktor utamanya adalah masalah
saing provinsi-provinsi di Indonesia keadilan pusat terhadap daerah.
hasil surve pada tahun 2019 yang
dilakukan oleh Asia Competitiveness KESIMPULAN
Institute (ACI) Lee Kuan Yew School Globalisasi perekonomian
of Public Policy National University of merupakan suatu proses kegiatan
Singapore, Daya saing Kalimantan ekonomi dan perdagangan di mana
Barat berada pada peringkat ke 23, Negara-negara di seluruh dunia
meningkat jika dibandingkan pada menjadi satu kekuatan pasar yang
tahun 2018 yang berada pada peringkat semakin terintegrasi tanpa ada batas
28 dari 34 provinsi. Stabilitas Ekonomi territorial negara. Ketika globalisasi
Makro Provinsi-provinsi di Indonesia ekonomi terjadi, batas-batas suatu
Tahun 2019, Kalbar berada pada Negara menjadi kabur dan keterkaitan
peringkat 18, mengalami peningkatan ekonomi nasional dengan
jika dibandingka pada tahun 2018 yang perekonomian regional dan
berada pada peringkat ke 26. internasional akan semakin erat.
Sedangkan kualitas hidup dan Globalisasi perekonomian di satu
pembangunan infrastruktur Provinsi- pihak akan membuka peluang pasar
provinsi di Indonesia Tahun 2019, produk dari dalam negeri ke pasar
Kalbar berada pada peringkat ke 31, internasional secara kompetitif,
yang pada tahun 2018 berada pada sebaliknya juga membuka peluang
peringkat ke 33 dari 34 provinsi. masuknya produk-produk global ke
Berangkat dari kondisi objektif dalam pasar domestik.
yang ada di daerah khususnya di Dewasa ini, globalisasi
Kalimantan Barat, tantangan yang mengalami percepatan yang
dihadapi pemerintah daerah di era mengharuskan setiap negara
ekonomi global cukup berat. menyiapkan perangkat-perangkat
Keterbatasan SDM dan infrastruktur strategis guna memenangkan “medan

FISIP Universitas Tanjungpura copyright JURMAFIS


Jumadi, hal 57-71

[69]
Proyeksi - Jurnal Ilmu Sosial dan Humaniora
Vol.22. No.1, bulan Juni, tahun 2017

pertarungan global”. Hubungan desentralisasi dan otonomi daerah


ekonomi-politik global umumnya dan kalau tidak mampu meningkatkan daya
keterkaitan ekonomi-politik antara saing daerahnya, karena ia berlangsung
Indonesia dan dunia khususnya, akan dalam sebuah era globalisasi yang
banyak berpengaruh pada kesiapan serba cepat, terbuka dan luas.
Indonesia menghadapi tantangan
globalisasi tersebut. Saat ini telah
terjadi dinamika dalam struktur DAFTAR PUSTAKA
ekonomi-politik global Negara-negara
berkembang tidak lepas dari pengaruh Anthony, Giddens. 2000. Jalan Ketiga
globalisasi. Pengaruh globalisasi ini dan Kritik-Kritiknya.
berdampak pada negara-negara Politicy Press
bahwa, negara tidak lagi menjadi Aziz, Abdul (editor). 2019. Politik
aktor tunggal dalam ekonomi-politik Indonesia Kini Potret
internasional. Perannya telah Budaya Politik Hingga
digantikan oleh aktor-aktor baru yang Dinamika Pilkada.Intrans
bernaung di bawah bendera lembaga- Publishing. Malang
lembaga Internasional, perusahaan- Cahyono, Imam. 2008. Menjinakkan
perusahaan multinasional, maupun Metakuasa Global: Suara
negara-negara yang menganut paham Indonesia Untuk Globalisasi
sistem keterbukaan. yang Lebih Adil.
Walaupun dalam banyak kasus David, Held. 1995. Democracy and the
globalisasi ditandai dengan semakin Global Order. California:
berkurangnya peran Negara dalam Stanford University Press.
aktivitas ekonomi dan diganti oleh Fukuyama, Prancis. 2003. The End of
kekuatan pasar, bukanlah suatu History and Las Man.
variable yang terlepas dari variable Yogjakarta. Qalam
Negara. Kehadiran Negara dalam Kristeva, Santoso, Sayyid Nur. 2015.
ekonomi menjadi penting untuk Kapitalisme Negara dan
memastikan dan menjamin mekanisme Masyarakat. Pustaka Pelajar.
pasar dan kehidupan ekonomi dapat Yogjakarta
berjalan secara sehat dan sesuai Sorensenm, Georg. 2003. Demokrasi
dengan pasal 33 UUD 1945. dan Demokratisasi.
Globalisasi sudah tidak lagi Yogyakarta. Pustaka Pelajar
berbicara pada level antar negara yang dan CCSS.
tidak memiliki sekat sama sekali (state Sosialismanto, Duto. 2001. Hegemoni
borderless), namun sudah bergerak ke Negara Ekonomi Politik
level yang lebih kecil yakni suatu Pedesaan Jawa. Lapaera
wilayah, seperti provinsi, kabupaten Pustaka Utama. Yogjakarta.
atau kota di sebuah negara. Hal ini Tinjauan Kompas Menatap Indonesia
memunculkan persoalan serius yang 2015 Antara Harapan dan
bisa menjadi ganjalan bagi

FISIP Universitas Tanjungpura copyright JURMAFIS


Jumadi, hal 57-71

[70]
Proyeksi - Jurnal Ilmu Sosial dan Humaniora
Vol.22. No.1, bulan Juni, tahun 2017

Tantangan. Kompas Penerbit Peran Negara Dalam


Buku. Pembangunan. Tajidu Press.
Undang-Undang Dasar 1945 Yogyakarta
Wangsajaya, Yehu. 2016. Winarno, Budi. 2012. Jurnal,
Meningkatkan Kewaspadaan Globalisasi dan Masa Depan
Nasional Terhadap Proxy Demokrasi, Yogyakarta
War. PT. Raja Grapindo Wrihatnolo, Rendy R dan Riant
Persada. Jakarta. Nugroho. Jurnal 2011.
Waspodo TS, Suhanadji. 2004. Demokrasi Bagi Negara-
Modernisasi dan Globalisasi Negara
Studi Pembangunan Dalam Yustika, Ahmad Erani. 2014.
Perspektif Global. Penerbit Perekonomian Indonesia:
Insan Cendikia. Memahami Masalah dan
Winarno, Budi. 2005. Globalisasi Menetapkan Arah. Selaras.
Wujud Imprealisme Baru: Malang.

FISIP Universitas Tanjungpura copyright JURMAFIS


Jumadi, hal 57-71

[71]

Anda mungkin juga menyukai