Hasil Laporan Individu Pelaksanaan Pre Conference
Hasil Laporan Individu Pelaksanaan Pre Conference
Disusun Sebagai Syarat Memenuhi Tugas Praktek Profesi Stase Manajemen Keperawatan
Program Studi Profesi Ners
Disusun Oleh :
Endah Nugrahandini
201520206016
Laporan Individu
Penanggung Jawab:
Disahkan pada:
Maret 2016
Mengetahui Koordinator
Stase Manajemen
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
dari proses preventif sampai rehabilitatif, dengan penekanan pada upaya pelayanan
sehat dan produktif yang dilakukan sesuai dengan wewenang, tanggung jawab dan etika
Globalisasi memberikan dampak positif bagi setiap profesi kesehatan untuk selalu
Pelayanan keperawatan merupakan salah satu unsur yang penting dalam kontribusi
pencapaian tujuan rumah sakit yang pada akhirnya ingin memberikan kepuasan pada
konsumennya. Hal ini terkait dengan keberadaan perawat yang 24 jam melayani pasien,
memandu dan mengarahkan semua atau bagian dari organisasi yang secara terus-
kualitas pelayanan keperawatan dan meningkatkan profesionalitas rumah sakit, dalam hal
ini perawat mempunyai peran penting. Sistem model keperawatan profesional adalah
suatu kerangka kerja yang mendefinisikan 4 unsur, yakni standar, proses keperawatan,
Definisi tersebut berdasarkan prinsip-prinsip nilai yang diyakini dan akan meningkatkan
produksi / jasa pelayanan keperawatan. Jika perawat tidak memiliki nilai tersebut sebagai
keperawatan adalah suatu proses bekerja melalui anggota staff keperawatan untuk
asuhan kepada sekelompok klien melalui upaya kooperatif dan kolaboratif (Doglas,
1999). Selama ini pemberikan asuhan keperawatan pada klien diberikan menggunakan
komprehensif.
berkomunikasi, dan komunikasi yang baik itu mudah di mengerti, singkat, jelas.
Komunikasi juga sangat perlu saat melakukan segala hal dalam kegiatan sehari-hari
perawat dalam tindakan keperawatan maupun dalam bentuk Operan jaga, pre
Operan jaga, pre dan post conference di ruang Al A’Raaf RSU PKU
Muhammadiyah Bantul ada yang sudah berjalan, tetapi belum maksimal karena beberapa
kendala. Hal ini dapat mengakibatkan kegagalan dalam program manajemen yang ada
diruangan khususnya dalam komunikasi serta pendelegasian perawat yang ada. Dengan
pre dan post conference dapat dilakukan lebih baik lagi, sehingga tujuan yang
lapangan. Mahasiswa Program Profesi Ners, Program Studi Ilmu Keperawatan (PSIK),
6
akademik.
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
operan jaga, pre dan post conference dengan baik dan benar.
2. Tujuan Khusus
D. Metode
digunakan adalah :
1. Observasi
E. Sasaran
1. Kepala ruang
2. Katim
3. Perawat pelaksana
4. Mahasiswa praktikan
8
BAB II
A. OPERAN JAGA
1. Pengertian Operan Jaga
Operan merupakan sistem kompleks yang didasarkan pada perkembangan sosio-
teknologi dan nilai-nilai yang dimiliki perawat dalam berkomunikasi. Operan shif
berperan penting dalam menjaga kesinambungan layanan keperawatan selama 24 jam
(Kerr, 2002). Tujuan komunikasi selama operan adalah untuk membangun
komunikasi yang akurat, reliabel (Lardner, 1996), tentang tugas-tugas yang akan
dilanjutkan oleh staf pada shif berikutnya agar layanan keperawatan bagi pasien
berlangsung aman dan efektif, menjaga keamanan, kepercayaan, dan kehormatan
pasien, mengurangi kesenjangan dan ketidak akuratan perawatan, serga memberi
kesempatan perawat meninggalkan pelayanan langsung. (Achmad, dkk, 2012).
Operan merupakan teknik atau cara untuk menyampaikan dan menerima sesuatu
(laporan) yang berkaitan dengan keadaan pasien. Operan pasien harus dilakukan
seefektif mungkin dengan menjelaskan secara singkat, jelas dan lengkap tentang
tindakan mandiri perawat, tindakan kolaboratif yang sudah dan yang belum
dilakukan serta perkembangan pasien saat itu. Informasi yang disampaikan harus
akurat sehingga kesinambungan asuhan keperawatan dapat berjalan dengan
sempurna. Operan dilakukan oleh perawat primer keperawatan kepada perawat
primer (penanggung jawab) dinas sore atau dinas malam secara tertulis dan lisan.
(Nursalam, 2011).
Menurut Keliat, 2009. Operan adalah komunikasi dan serah terima pekerjaan antara
shift pagi , sore dan malam. Operan dari shif malam ke shif pagi dan dari shif pagi ke
shif sore dipimpin oleh kepala ruangan, sedangkan operan dari shif sore ke shif
malam dipimpin oleh penanggung jawab shif sore.
2. Proses Operan
Hal - hal yang perlu diperhatikan dalam prosedur ini meliputi :
a. Persiapan
1). Kedua kelompok sudah dalam keadaan siap
2). Kelompok yang akan bertugas menyiapkan buku catatan
b. Pelaksanaan
9
Pre conference adalah komunikasi ketua tim dan perawat pelaksana setelah
selesai operan untuk rencana kegiatan pada shift tersebut yang dipimpin oleh ketua tim
atau penanggung jawab tim. Jika yang dinas pada tim tersebut hanya satu orang, maka
pre conference ditiadakan. Isi pre conference adalah rencana tiap perawat (rencana
harian), dan tambahan rencana dari kepala tim dan penanggung jawab tim.
Pre conference adalah diskusi tentang aspek klinik sebelum melaksanakan
asuhan pada pasien.
d. Yang terlibat dalam conference adalah kepala ruangan, ketua tim dan anggota tim
(Jean, et.Al, 1973)
4. Pelaksanaan
Isi conference:
b. Waktu
c. Tempat
d. Penanggung jawab
b). Ketua tim atau penanggung jawab tim menanjakan rencana harian masing –
masing perawat pelaksana
c). Ketua tim atau penanggung jawab tim memberikan masukan dan tindakan lanjut
terkait dengan asuhan yang diberikan saat itu
12
No Tindakan Ya Tidak
1. Persiapan
1. Ruangan
2. Staff
2. Tatalaksana
Isi conference:
C.POST CONFERENCE
1. Definisi
c. Topik yang dibicarakan harus dibatasi, umumnya tentang keadaan pasien,
perencanaan tindakan rencana dan data-data yang perlu ditambahkan
d. Yang terlibat dalam conference adalah kepala ruangan, ketua tim dan anggota
tim
a. Konferensi dilakukan setiap hari segera setelah dilakukan pergantian dinas pagi
atau sore sesuai dengan jadwal perawatan pelaksana.
b. Konferensi dihadiri oleh perawat pelaksana dan PA dalam timnya masing –
masing.
15
POST CONFERENCE
2. Ketua tim atau Pj tim menanyakan kendala yang dialami dalam memberikan asuhan
pasien.
3. Ketua tim atau Pj tim menanyakan tindak lanjut asuhan pasien yang harus dioperkan
kepada perawat shift berikutnya.
BAB III
A. Hasil Pengkajian
Hasil pengkajian yang dilakukan tanggal didapatkan hasil analisa masalah tentang
pelaksanaan operan jaga, pre dan post conference belum berjalan maksimal di ruang Al
Tabel 2.1
Hasil Kajian Organizing
di Ruang Al A’Raaf RSU PKU Muhammadiyah Bantul
Interpretasi :
Dari hasil pengkajian tanggal 29 Februari – 2 Maret 2016 didapat data bahwa operan
Tabel 2.2
Pelaksanaan operan jaga
Di Ruang Al A’Raaf RSU PKU Muhammadiyah Bantul
Analisa Data:
Pelaksanaan operan jaga di ruang Al A’Raaf RSU PKU Muhammadiyah Bantul
belum terlaksana dengan maksimal dengan persentase 70%. hal tersebut harus
dilakukan sosialisasi bagaimana operan jaga yang seharusnya sesuai dengan kaidah
asuhan keperawatan.
Tabel 2.3
Pelaksanaan Pre Confrence
Di Ruang Al A’Raaf RSU PKU Muhammadiyah Bantul
1 Menyiapkan ruang/tempat 0
dilakukan PA
8 Menutup acara 0
Total Skor 0
Persentase 0%
Analisa Data:
Pelaksanaan pre conference di ruang Al A’Raaf RSU PKU Muhammadiyah
Bantul belum terlaksana dengan persentase 0 %. Hal tersebut harus
ditingkatkan agar mutu pelayanan di ruang Al A’Raaf RSU PKU
Muhammadiyah Bantul semakin baik.
Tabel 2.4
Pelaksanaan Post Confrence
Di Ruang Al A’Raaf RSU PKU Muhammadiyah Bantul
1 Menyiapkan ruang/tempat 0
conference
8 Menutup acara 0
Total Skor 0
Persentase 0%
Analisa Data:
Pelaksanaan post conference di ruang Al A’Raaf RSU PKU Muhammadiyah
Bantul belum terlaksana dengan persentase 0 %. Hal tersebut harus
ditingkatkan agar mutu pelayanan di ruang Al A’Raaf RSU PKU
Muhammadiyah Bantul semakin baik.
B. Analisa data
memperoleh masalah. Analisa data hasil pengkajian data dapat dilihat pada tabel berikut
ini:
Tabel 2.5
Identifikasi masalah dan analisa data di ruang Al A’Raaf RSU PKU
Muhammadiyah BAntul
Tabel 2.6
Menyampaikan adanya Kepala ruang Mahasiswa, Karu, Sebagai tahap awal pembelajaran bagi 9 Maret Ruang Al
masalah terkait tidak dan Katim dan PA mahasiswa dan perawat dalam 2016 A’Raaf
berjalannya operan kelompok penerapan/pelaksanaan Operan jaga,
jaga, pre dan post stase pre dan post conference
conference manajemen
Melakukan role model Kepala ruang Mahasiswa, Karu, Sebagai tahap awal pembelajaran bagi 10 Maret Ruang Al
pelaksanaan Operan dan Katim dan PA mahasiswa dan perawat dalam operan 2016 A’Raaf
jaga, pre dan post kelompok jaga, pre dan post conference
conference stase
manajemen
Melakukan role model Kepala ruang Mahasiswa, Karu, Sebagai tahap awal pembelajaran bagi 10 Maret Ruang A
pelaksanaan operan dan Katim dan PA mahasiswa dan perawat dalam Operan 2016
jaga, pre dan post kelompok jaga, pre dan post conference
conference stase
manajemen
Melakukan kelompok Karu, Katim dan PA Sebagai upaya untuk memotivasi dan 10-23 Ruang Al
pendampingan dalam stase mendampingi dalam pelaksanaan Maret A’Raaf
pelaksanaan Operan manajemen Operan jaga, pre dan post conference 2016
jaga, pre dan post
conference
27
Diskusi Intern Kepala Kepala ruang, katim Agar motivasi, masukan dan saran bisa 10-23 Ruang Al
ruang, katim, dan PA dicapai lebih luas seluruh tim Maret A’Raaf
PA dan keperawatan di ruang Al A’Raaf. 2016
kelompok
stase
manajemen
3 Evaluasi :
Mengevaluasi Kelompok Mahasiswa, Karu, Untuk mengetahui hasil pelaksanaan 24 Maret Ruang Al
pelaksanaan Operan stase Katim dan PA Operan jaga, pre dan post conference 2016 A’Raaf
jaga, pre dan post manajemen
conference
28
Diskusi Intern √
3 Evaluasi :
Mengevaluasi pelaksanaan Operan
jaga, pre dan post conference
Penghitungan hasil Evaluasi
Keterangan
√ : waktu pelaksanaan
30
31
D. Evaluasi
Tabel 2.8
Indikator, Metoda, Sample, Waktu, Tempat, Dan Evaluator Evaluasi
Tabel 2.9
Evaluasi Pelaksanaan operan jaga
Di Ruang Al A’Raaf RSU PKU Muhammadiyah Bantul
Total skor 7 9
Persentase 70 % 90 %
Analisa Data:
Pelaksanaan operan jaga di ruang Al A’Raaf RSU PKU
Muhammadiyah Bantul meningkat dari 70% menjadi 90%
33
TABEL
Evaluasi Pelaksanaan Pre Confrence
Di Ruang VIP RSUD HAMBA muara bulian
Skor
No. Aspek yang Dinilai Skor
sblm
stlh
1 Menyiapkan ruang/tempat
8 Menutup acara
Total Skor
Persentase
34
Tabel 2.11
Evaluasi Pelaksanaan Post Confrence
Di Ruang Al A’Raaf RSU PKU Muhammadiyah Bantul
Skor Skor
No. Aspek yang Dinilai
sblm stlh
1 Menyiapkan ruang/tempat 0 0
8 Menutup acara
0
0
Total Skor 0
3
Persentase 0% 37,5 %
Interprestasi data :
Pelaksanaan dan dokumentasi operan jaga, pre dan post confernce sebelum
diberikan intervensi dan sesudah diberikan intervensi mengalami peningkatan dari
operan jaga 70% menjadi 90% serta pre conference dari 0% menjadi 50 % dan post
conference 0% meningkat menjadi 37,5%.
35
a. Faktor Pendukung
1) Adanya dukungan dari kepala ruang, ketua tim, perawat pelaksana, dan
preceptor rumah sakit untuk membantu dalam mengoptimalkan pelaksanaan
operan jaga, pre dan post conference.
2) Adanya saran dan masukan dari kepala ruang.
3) Adanya kerja sama dengan sesama anggota kelompok stase manajemen
keperawatan.
4) Adanya kerjasama dari perawat sehingga mau melakukan tindakan operan
jaga, pre dan post conference.
b. Faktor Kendala
1) Kesibukan diruangan sehingga pelaksanaan post conference tidak dapat
diterapkan secara optimal, khususnya di siang dan malam hari.
2) Tidak adanya katim pada sore dan malam hari sehingga post conference
tidak bisa terlaksana optimal.
BAB IV
PEMBAHASAN
kegiatan pre-post conference belum bisa berjalan optimal di karenakan di pagi hari
mobilitas kerja sangat tinggi. Hasil pengkajian sebelum dilakukan intervensi tentang
pelaksanaan operan jaga, pre-post conference di ruang Al A’Raaf didapatkan hasil
persentase operan jaga 70%, pre-post conference 0%. Dari permasalahan diatas dapat
ditarik kesimpulan bahwa pelaksanaan operan jaga, pre-post conference di ruang Al
A’Raaf belum optimal.
Adapun untuk mengoptimalkan pelaksanaan operan jaga, pre-post conference di ruang
Al A’Raaf mahasiswa melakukan langkah-langkah yaitu (1) Koordinasi dengan
karu,katim dan anggota tim untuk pelaksanaan operan jaga, pre-post conference ,(2)
Menyamakan persepsi tentang operan jaga, pre-post conference, (3) Melakukan role
model pelaksanaan operan jaga, pre-post conference,(4) Melakukan pendampingan
dalam pelaksanaan operan jaga, pre-post conference,(5) Diskusi terkait permasalah yang
dihadapi saat pelaksanaan operan jaga, pre-post conference.
Setelah dilakukan intervensi pada pelaksanaan operan jaga 90% ,pre conference 50
% dan post conference 37,5%. Dari pencapaian hasil tersebut pelaksanaan operan jaga,
pre-post conference ada perbaikan ke arah yang lebih baik walau belum optimal.
Faktor Pendukung dalam pelaksanaan kegiatang operan jaga, pre dan post
conference.yaitu adanya dukungan dari kepala ruang, ketua tim, perawat pelaksana, dan
preceptor rumah sakit untuk membantu dalam mengoptimalkan pelaksanaan operan
jaga,pre dan post conference; adanya saran dan masukan dari kepala ruang; adanya kerja
sama dengan sesama anggota kelompok stase manajemen keperawatan ; adanya
kerjasama dari perawat sehingga mau melakukan tindakan operan jaga, pre dan post
conference. Sedangkan faktor kendala yang di hadapi adalah kesibukan diruangan
sehingga pelaksanaan post conference tidak dapat diterapkan secara optimal, khususnya
di siang dan malam hari-post conference tidak bisa terlaksana optimal.
38
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan Hasil pengkajian sebelum dilakukan intervensi tentang
pelaksanaan operan jaga, pre-post conference di ruang Al A’Raaf didapatkan hasil
persentase operan jaga sebanyak 70% , pre dan post conference 0%.
Setelah dilakukan intervensi pada pelaksanaan operan jaga sebanyak 90 %
pre conference 50 % dan post conference 37,5%. Dari pencapaian hasil tersebut
pelaksanaan operan jaga, pre dan post conference sudah mulai berjalan dengan baik.
B. Saran
1. Bagi kepala ruang
Kepala ruang diharapkan agar selalu mendelegasikan informasi ke koordinator
shift.
2. Bagi Katim dan Associate
Bagi Katim dan perawat Associate agar selalu melaksanakan pre-post
conference.
39
DAFTAR PUSTAKA