Anda di halaman 1dari 6

Jurnal Kesehatan

Volume 13, Nomor 2, Tahun 2022


ISSN 2086-7751 (Print), ISSN 2548-5695 (Online)
http://ejurnal.poltekkes-tjk.ac.id/index.php/JK

Pijat Refleksi dan Penurunan Intensitas Nyeri pada Pasien Post Operasi
Sectio Caesarea

Reflection Massage and Pain Intensity Reduction in Post Operation Patients


of Sectio Caesarea

Anita1*, Dwi Agustanti2, Purwati3


Jurusan Keperawatan, Politeknik Kesehatan Tanjung Karang, Indonesia

ARTICLE INFO ABSTRACT/ ABSTRAK

Article history Post Sectio Caesarea patients experience pain so they need postoperative adaptation. The pain
felt by Sectio Cesarean patients comes from wounds in the abdomen. The pain usually occurs
Received date 10 to 36 hours after surgery and decreases on the third day. The purpose of this study was to
08 Aug 2022 determine the effect of reflexology on labor pain after a cesarean section. The research was
conducted from August to October 2021, at Bhayangkara Hospital Bandar Lampung and
Revised date RSIA AMC. Quasi-experimental research design with Wilcoxon signed rank. The research
22 Aug 2022 sample will be conducted on some 64 respondents (32 intervention respondents and 32
control respondents). Inclusion criteria for post-SC mothers, age 20-50 years, spinal
Accepted date anesthesia, intervention time 10 hours after post-SC, and mothers who are willing to receive
29 Aug 2022 reflexology. The results of the study the average score in the post-intervention foot
reflexology group were 6.19 with a standard deviation of 644, the lowest pain scale was 4 and
the highest pain scale was 7. The average score in the post-control group was 6.13 with a
Keywords: standard deviation of 535, the scale the lowest pain was 5 and the highest pain scale was 7.
The results of the statistical analysis obtained showed that the p-value<0.05, and it was
Foot reflexology; concluded that there was an effect of foot reflexology on reducing pain intensity in
Sectio caesarea; postoperative Sectio Caesarea patients. Learning recommendations add to the literature
Pain. review related to foot reflexology and include in nursing services at health care institutions
and further research on complementary therapies for post-op pain or palliative care.

Kata kunci: Pasien Post Sectio Caesarea mengalami nyeri sehingga perlu adaptasi pasca pembedahan. Nyeri
yang dirasakan pasien Sectio Caesarea berasal dari luka yang terdapat dari perut. Nyeri biasanya
Refleksi kaki; terjadi pada 10 sampai 36 jam setelah pembedahan, dan menurun pada hari ketiga. Tujuan
Sectio caesarea; penelitian untuk mengetahui pengaruh pijat refleksi terhadap nyeri persalinan pasca seksio
Nyeri. caesarea. Sampel penelitian akan dilakukan pada sejumlah 64 responden (32 responden
intervensi dan 32 responden kontrol). Kriteria inklusi ibu pasca SC, usia 20-50 tahun, anastesi
spinal, waktu intervensi 10 jam setelah pasca SC, ibu yang bersedia di pijat refleksi. Penelitian
dilakukan pada Agustus-Oktober 2021, di RS Bhayangkara Bandar Lampung dan RSIA AMC.
Desain penelitian quasi-experiment dengan uji statistik Wilcoxon signed rank. Hasil penelitian
rata-rata skor pada kelompok post intervensi pijat refleksi kaki adalah 6,19 dengan standar
deviasi 644, skala nyeri terendah 4 dan skala nyeri tertinggi 7. Rata-rata skor pada kelompok
post kontrol adalah 6,13 dengan standar deviasi 535, skala nyeri terendah 5 dan skala nyeri
tertinggi 7. Hasil analisis statistik didapatkan nilai p-value<0,05), disimpulkan ada pengaruh
pemberian pijat refleksi kaki terhadap penurunan intensitas nyeri pada pasien post operasi sectio
caesarea. Rekomendasi pembelajaran menambahkan kajian literatur terkait pijat refleksi kaki
dan memasukkan dalam layanan keperawatan di institusi pelayanan kesehatan, penelitian lanjut
terapi komplementer terhadap nyeri pasca op atau perawatan paliatif.

Corresponding Author:

Anita
Jurusan Keperawatan, Politeknik Kesehatan Tanjung Karang, Indonesia
Email: anitabustami@poltekkes-tjk.ac.id

PENDAHULUAN persalinan dengan sectio cesaerea menjadi 10%


sampai 15% dari semua proses persalinan di
Data World Health Organization (WHO) negara-negara berkembang (Erina & Widia,
pada tahun 2015 selama hampir 30 tahun tingkat 2016). Angka kelahiran dengan sectio caesarea

355
356 Jurnal Kesehatan, Volume 13, Nomor 2, Tahun 2022, hlm 355-360

di sebuah negara rata-rata 5-15%, di rumah sakit operasi sesar secara efektif serta untuk
pemerintah 11% sedangkan di rumah sakit swasta mengurangi jumlah obat dan efek sampingnya.
lebih dari 30% (Dwijayanti, 2014). Penanganan non farmakologi nyeri post
Pasien post sectio caesarea mengalami operasi abdomen, pijat refleksi merupakan salah
nyeri dan ketakutan sehingga perlu adaptasi satu pilihan, karena di daerah kaki banyak
pasca pembedahan. Penanganan nyeri dapat terdapat saraf-saraf yang terhubung ke organ
dilakukan secara farmakologi dan non dalam, tindakan dapat diberikan saat pasien
farmakologi. Secara farmakologi menggunakan telentang dan minimal melakukan pergerakan
obat-obat analgesik narkotik baik secara daerah abdomen untuk mengurangi rasa nyeri.
intravena maupun intra muskular. Nyeri yang Pelaksanaan pijat refleksi dapat dilakukan pada
dirasakan pada sectio caesarea berasal dari luka 24-48 jam post operasi, dan setelah 5 jam
yang terdapat dari perut, disebabkan ketika pemberian injeksi ketorolac, dimana pada saat itu
bagian tubuh terluka oleh sayatan akan pasien kemungkinan mengalami nyeri terkait
mengeluarkan berbagai macam substansi intra dengan waktu paruh obat ketorolac 5 jam dari
seluler dilepaskan ke ruang ekstraseluler maka waktu pemberian. Pijat refleksi menjadi salah
akan mengiritasi nosiseptor. Saraf ini akan satu tindakan massage yang dikembangkan dan
merangsang dan bergerak sepanjang serabut saraf diimplementasikan di rumah sakit dalam
atau neuro transmisi yang akan menghasilkan manajemen nyeri non farmakologi (Chanif, et al.,
substansi yang disebut dengan neurotransmitter 2013).
seperti prostaglandin dan epineprin, yang Pijat refleksi merupakan manipulasi
membawa pesan nyeri dari medulla spinalis jaringan ikat melalui pukulan, gosokan atau
ditansmisikan ke otak dan dipersepsikan sebagai meremas untuk memberikan dampak pada
nyeri. Nyeri biasanya terjadi pada 12 sampai 36 peningkatan sirkulasi, memperbaiki sifat otot dan
jam setelah pembedahan, dan menurun pada hari memberikan efek relaksasi (Potter & Perry,
ketiga (Judha, 2012). 2010). Manfaat dari pijat refleksi sebagai
Terdapat beberapa alternatif terapi non mekanisme modulasi nyeri yang dipublikasikan
farmakologis yang sudah diteliti untuk untuk menghambat rasa sakit dan untuk
mengurangi rasa nyeri diantaranya, terapi musik memblokir transmisi impuls nyeri sehingga
klasik, distraksi, guided imagery, kompres menghasilkan analgesik dan nyeri yang dirasakan
hangat, teknik relaksasi nafas dalam, efflurage setelah operasi diharapkan berkurang (Chanif, et
massage. Pijat refleksi juga sebagai alternatif al., 2013).
yang dapat memberikan relaksasi untuk Menurut Chanif, et al. (2013) ada lima
pengalihan rasa nyeri, untuk itu peneliti teknik pijat refleksi, yaitu: effleurage, petrissage,
mempunyai inovasi memberikan terapi non tapotement, vibration dan friction. Kelima teknik
farmakologis untuk mengurangi rasa nyeri pada ini mampu menstimulasi nervus (A-Beta) di kaki
pasien post sectio caesarea. dan lapisan kulit yang berisi tactile dan reseptor.
Sebagai alternatif pelayanan manajemen Kemudian reseptor mengirimkan impuls nervus
nyeri maka sekarang dikembangkan berbagai ke pusat nervus. Sistem gate control di aktivasi
tindakan non farmakologi atau komplementer melalui inhibitor inteur neuron di mana
untuk penanganan nyeri, yang salah satunya rangsangan interneuron dihambat, hasilnya fungsi
adalah tindakan pemijatan. Teknik pemijatan/ inhibisi dari T-cell menutup gerbang. Pesan nyeri
massage merupakan salah satu alternatif pilihan tidak di transmisi ke nervus sistem pusat. Oleh
penanganan nyeri non farmakologi. Tindakan karena itu, otak tidak menerima pesan nyeri,
pemijatan dirasa efektif mengurangi atau sehingga nyeri tidak diinterpretasikan.
menghilangkan rasa tidak nyaman, tindakan yang Teknik pijat refleksi akan efektif bila
dilakukan cukup sederhana dan dapat dilakukan dilakukan dengan durasi waktu pemberian 5-20
oleh diri sendiri atau dengan bantuan orang lain. menit dengan frekuensi pemberian 1 sampai 2
Teknik massage ini efektif untuk mengurangi rasa kali (Chanif, et al., 2013), hal ini sejalan dengan
nyeri akut post operatif (Trisnowiyanto, 2011). penelitian yang dilakukan oleh Hariyanto,
Beberapa penelitian yang berhubungan Hadisaputro, & Supriyadi (2015) yang
dalam menurunkan nyeri pada post sectio adalah menyatakan bahwa foot hand massage yang
penelitian oleh Irani, et al. (2015) dimana nyeri diberikan 4 kali selama 20 menit dalam 2 hari
post operasi dan kecemasan dapat dikurangi dapat menurunkan intensitas nyeri pada klien
dengan pijat refleksi. Dalam penelitian dengan infark miokard.
Abbaspoor, (2014) menjelaskan bahwa pijat kaki Alasan dilakukan penelitian kembali
dan tangan dapat dianggap sebagai metode dikarenakan nyeri yang dialami ibu pasca seksio
pelengkap untuk mengurangi rasa sakit dari berada pada rentang sedang berat, penelitian
Anita, Pijat Refleksi dan Penurunan Intensitas Nyeri pada Pasien Post Operasi Sectio Caesarea 357

terdahulu terkait foot and hand massage Pada kelompok kontrol pasien diminta
dilakukan dengan bermacam-macam lama dan untuk latihan nafas dalam dan relaksasi tubuh,
frekuensi pijat refleksi, dan hasil analisis berada berulang selama 8 kali, yang selanjutnya
pada rentang yang berbeda. Pada penelitian ini dilakukan penilaian ulang rasa nyeri yang
lama pijat refleksi lebih singkat 15 menit, dengan dirasakan di area luka pasca sectio caesarea.
adanya waktu istirahat lima menit dan Selanjutnya data dianalisis menggunakan Uji
pengulangan dilakukan selama delapan kali, Wilcoxon untuk menganalis nyeri, pre dan post,
dengan perhitungan waktu refleksi dilakukan dan Uji Mann-Whitney untuk menganalisis
selama 15 menit x 8 perlakuan = 120 menit, perbedaan antar kelompok intervensi dan
(sesuai masa observasi di ruang rawat dan kelompok kontrol. Penelitian ini telah
terjadinya intensitas nyeri sedang sampai berat mendapatkan surat laik etik dari Komite Etik
setelah pulih sadar). maka peneliti menganggap Penelitian Kesehatan Politeknik Kesehatan
penting untuk dilakukan penelitian kembali di Tanjung Karang dengan nomor sertifikat laik etik
ruang pasca bedah bersalin untuk mengetahui adalah 166/KEPK.POLTEKKES-TJK/2021.
pengaruh pemberian pijat refleksi terhadap
penurunan intensitas nyeri.
HASIL

METODE Tabel 1. Distribusi Karakteristik Responden


Kelompok Kelompok
Penelitian ini merupakan penelitian Karakteristik intervensi kontrol
kuantitatif dengan menggunakan metode n % n %
penelitian quasi experimental design dengan Usia
pendekatan rancangan pre-post test with control Remaja akhir 10 15,6 14 21,9
(18-25 tahun)
group design. Populasi penelitian ini adalah ibu
Dewasa awal 19 29,7 17 26,6
bersalin primipara dengan pasca seksio sesarea (26-35 tahun)
10 jam dengan anastesi spinal. Pengambilan Dewasa akhir 3 9,4 1 1,6
sampel dilakukan dengan metode nonprobability (36-45 tahun)
sampling melalui accidental sampling. Besar Pekerjaan
sampel 64 orang, dengan 32 orang kelompok Ibu RT 19 29,7 20 31,3
intervensi yang diberikan pijat refleksi dan 32 PNS 3 4,7 2 3,1
responden kelompok kontrol. Penelitian Guru 3 4,7 2 3,1
dilakukan pada dua rumah sakit tipe C di provinsi Wiraswasta 4 6,3 5 7,8
Lampung. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan pedagang 3 4,7 3 4,7
Agustus-Oktober 2021. Suku
Jawa 26 40,6 27 42,2
Proses perlakuan pada kelompok Lampung 4 6,3 3 4,7
intervensi dengan diawali informed consent, Palembang 1 1,6 2 3,1
melakukan pengukuran nyeri menggunakan Bali 1 1,6 - -
Numerical Rating Scale (NRS) adalah versi Pengalaman operasi
numerik tersegmentasi dari visual analog scale Pernah 13 20,3 10 15,6
(VAS) di mana responden memilih bilangan Tidak pernah 19 29,7 22 34,4
bulat (0-10 bilangan bulat) yang paling
mencerminkan intensitas rasa sakit pasien. Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 1
Memiliki validitas 0.86-0,96 dan reliabilitas 0,95- dapat diketahui bahwa usia responden terbanyak
0,96. Selanjutnya ibu diminta untuk melemaskan pada kelompok intervensi adalah kelompok
dan merelaksasi semua anggota tubuh, peneliti dewasa awal (26-35 tahun) sebanyak 19 orang
melakukan pijat refleksi pada kaki dengan (29,7%) dan pada kelompok kontrol sebanyak 17
perlahan, dilakukan selama 15 menit dengan orang (26,6%). Pekerjaan terbanyak adalah pijat
istirahat 5 menit, dilakukan pengulangan refleksi kaki bu rumah tangga, pada kelompok
sebanyak 8 kali, kemudian dilakukan pengukuran intervensi 19 (29,7%) dan kelompok kontrol
kembali rasa nyeri responden. Panduan dalam sebanyak 20 orang (31,3%). Suku responden
melakukan pijat refleksi merupakan modifikasi terbanyak adalah suku jawa pada kelompok
peneliti dari titik tekan pada kaki yang intervensi 26 (40,6%) dan kelompok kontrol
memberikan respon pada daerah pelvik dan sebanyak 27 orang (42,2%). Pengalaman operasi
abdomen, (Abasspoor, et al., 2014; Hariyanto, responden terbanyak yaitu tidak pernah baik dari
et al., 2015). kelompok intervensi dan kelompok kontrol
sebanyak 22 orang (34,4%).
358 Jurnal Kesehatan, Volume 13, Nomor 2, Tahun 2022, hlm 355-360

Tabel 2. Distribusi Rata-rata Skala Nyeri Sebelum dan Sesudah Dilakukan Pemberian Pijat
Refleksi Kaki Pada Pasien Post Operasi Sectio Caesarea
Mean Median SD Min Max
Kelompok Intervensi
Pre-test 6,88 7,00 871 5 8
Post-test 6,19 6,00 644 4 7
Kelompok Kontrol
Pre-test 6,53 6,00 718 6 8
Post-test 6,31 6,00 535 5 7

Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 2 PEMBAHASAN


didapatkan pada kelompok intervensi hasil
pengukuran rata-rata skala nyeri sebelum Usia responden sebagian besar pada usia
dilakukan pijat refleksi kaki 6,88 dengan standar produktif (26-35 tahun), pekerjaan sebagian besar
deviasi 871, nyeri terendah 5 dan nyeri tertinggi ibu rumah tangga, suku terbanyak Jawa, kondisi
8, sedangkan hasil pengukuran rata-rata skala ini merupakan gambaran dari kondisi ibu
nyeri sesudah dilakukan pijat refleksi kaki 6,19 persalinan di Indonesia.
dengan standar deviasi 644, skala nyeri terendah Hasil penelitian yang telah dilakukan
4 dan skala nyeri tertinggi 7. memiliki perbedaan nilai rata-rata sebelum dan
Hasil pengukuran rata-rata skala nyeri sesudah dengan nilai 0,44, Hasil ini berbeda
sebelum pada kelompok kontrol 6,53 dengan dalam besaran nilai rata-rata perbedaan sebelum
standar deviasi 718, nyeri terendah 6 dan nyeri dan setelah pada penelitian Masadah, et al.
tertinggi 8, sedangkan hasil pengukuran rata-rata (2020) dengan hasil rata-rata nyeri sebelum
skala nyeri sesudah kelompok kontrol 6,13 intervensi yaitu 6,55 sedangkan skala nyeri
dengan standar deviasi 535, skala nyeri terendah sesudah intervensi 4,86, memberikan perbedaan
5 dan skala nyeri tertinggi 7. sebesar 1,69, dan penelitian Nila (2016)
Uji normalitas menggunakan uji menjelaskan rata-rata nyeri pasien sebelum
kolmogorv-smirnov test didapatkan p-value <0,05 diberikan therapy foot massage adalah 5,00 dan
sehingga data tidak terdistrusi normal maka setelah diberikan therapy foot massage adalah
digunakan uji Wilcoxon. Untuk mengetahui 2,42 dengan perbedaan nilai sebesar 2,5.
perbedaan rata-rata penurunan skala nyeri pada Demikian juga dengan penelitian Muliani, et al.
kelompok intervensi dan kontrol maka dilakukan (2020) yang menyatakan nilai terbanyak nyeri
uji Wilcoxon Signed Rank. diperoleh hasil sebelum intervensi pada skala 6 dan setelah
sebagai berikut pemberian berada pada skala 3. Muliani, et al.
(2020) melakukan intervensi foot massage
Tabel 3. Nilai Mean Nyeri Pre dan Post dengan teknik efflurage dan petrisage dengan
Kelompok Intervensi Dan Kelompok tahapan massage pada tungkai bawah depan (otot
Kontrol Pemberian Pijat Refleksi Kaki tulang kering), tungkai bawah belakang (otot
terhadap Penurunan Intensitas Nyeri betis), otot punggung kaki, otot telapak kaki yang
Pasien Post Operasi Sectio Caesarea dilakukan 1 kali setiap hari dengan durasi waktu
Mean 20 menit selama 2 hari.
Responden p-value n
Pre- test Post- test Hasil penelitian ini berbeda dengan hasil
Kelompok 6,88 6,19 0,000 32 penelitian terdahulu dikarenakan banyak faktor
intervensi seperti jumlah sampel, metode, prosedur, lama
Kelompok 6,53 6,31 0,008 32 intervensi, titik akupresure, disamping faktor
kontrol karakteristik responden. Pada penelitian Nila
(2016) perbedaan nilai pre dan post sebanyak 2,5
Berdasarkan tabel 3 dapat diketahui bahwa poin, pre dan post dilakukan pada satu kelompok,
frekuensi pada kelompok intervensi dan dan jumlah responden hanya 12 orang post op
kelompok kontrol dengan analisis uji Mann laparatomi, perlakuan accupressure dilakukan
Whitney didapatkan nilai pada kelompok hanya satu kali. Pada penelitian Muliani, et al.
intervensi p-value 0,000 (p-value<0,05), (2020) juga menghasilkan perbedaan penurunan
sedangkan nilai pada kelompok kontrol p-value skala nyeri dengan selisih skor cukup besar yaitu
0,008 (p-value<0,05), maka dapat disimpulkan 3 poin. Sampel berjumlah 27 orang, intervensi
bahwa adanya pengaruh pemberian pijat refleksi dilakukan pada hari kedua pasca operasi dan hari
kaki pada pasien post operasi sectio caesarea. ketiga pasca operasi baru dilakukan pengukuran
skala nyeri kembali, durasi pemberian hanya 20
menit, sehingga skor nilai nyeri menurun sangat
Anita, Pijat Refleksi dan Penurunan Intensitas Nyeri pada Pasien Post Operasi Sectio Caesarea 359

rendah. Nyeri merupakan fenomena Mekanisme pijat refleksi kaki terhadap


multidimensional sehingga sulit untuk penurunan rasa nyeri terjadi ketika massage
didefinisikan. Nyeri merupakan pengalaman memberikan rangsangan berupa tekanan pada
personal dan subjekif, dan tidak ada dua individu saraf pada telapak kaki. Rangsangan tersebut
yang merasakan nyeri dalam pola yang identik. diterima oleh reseptor saraf (saraf penerima
Nyeri dapat didefinisikan dengan berbagai cara. rangsangan). Rangsangan yang diterima ini akan
Nyeri biasanya dikaitakan dengan beberapa jenis diubah oleh tubuh menjadi aliran listrik (Dewi &
kerusakan jaringan, yang merupakan tanda Hartati, 2015). Kemudian aliran listrik tersebut
peringatan, namun pengalaman nyeri lebih dari langsung dikirim ke otak. Sinyal yang dikirim
itu (Joyce, et al., 2014). langsung ke otak dapat melepaskan ketegangan
Berbagai strategi penatalaksanaan untuk dan memulihkan keseimbangan ke seluruh tubuh
mengatasi nyeri pada ibu post sectio caesaria saat (Barbara & Kevin K, 2012). Menurut Gunawan
ini sangat diperlukan, baik secara farmakologi (2015), tekanan titik saraf pada telapak kaki
maupun non farmakologi. Terapi non-farmakologi memberikan rangsangan bioelektrik yang dapat
dipandang lebih aman dibandingkan terapi melancarkan sirkulasi aliran darah dan cairan
farmakologi. Beberapa teori komplementer dapat tubuh untuk menyalurkan nutrisi serta oksigen ke
digunakan sebagai terapi non-farmakologi seperti sel-sel tubuh menjadi lancar yang akan
teknik meditasi, terapi musik, pijat refleksi, obat memberikan efek relaksasi. Keadaan rileks dapat
herbal, hypnosis, terapi sentuh, dan massage. memberikan stimulus ke Reticular Activating
Massage therapy dapat digunakan untuk System (RAS) yang berlokasi di batang otak
meningkatkan relaksasi otot untuk mengurangi teratas yang dapat mempertahankan kewaspadaan
rasa sakit, stres, dan kecemasan yang membantu dan terjaga. Keadaan rileks ini stimulus pada
pasien meningkatkan kualitas tidur kecepatan RAS akan semakin menurun. Dengan demikian
pemuliahan. Selain itu, massage therapy dapat akan diambil alih oleh batang otak yang lain yang
meningkatkan pergerakan pasien dan pemulihan disebut Bulbar Synchronizing Region (BSR).
setelah operasi, yang memungkinkan pasien untuk BSR akan melepaskan serum serotonin yang
melakukan aktivitas (Anderson, et al., 2007). Pijat dapat memberikan efek relaksasi sehingga nyeri
refleksi kaki adalah tindakan pijat yang dilakukan berkurang (Kurnia, et al., 2013).
didaerah kaki. Melakukan massage pada otot-otot Berdasarkan hasil penelitian yang sudah di
besar pada kaki dapat memperlancar sirkulasi jelaskan maka dapat disimpulkan bahwa terdapat
darah dan saluran getah bening serta membantu pengaruh pemberian pijat refleksi kaki terhadap
mencegah varises. Pada saat melakukan massage penurunan intensitas nyeri pada pasien post
pada otot-otot maka tingkatan tekanan otot ini operasi sectio caesarea. Upaya non farmakologik
secara bertahap untuk mengendurkan ketegangan yang telah banyak dilakukan adalah teknik nafas
sehingga membantu memperlancar aliran darah ke dalam dan distraksi dengan musik, termasuk
jantung. Massage pada kaki diakhiri dengan refleksi dan akupressur. Untuk pijat refleksi dan
massage pada telapak kaki yang akan merangsang akupresur berdasarkan hasil penelitian
dan menyegarkan kembali bagian kaki sehingga memberikan hasil yang signifikan, sehngga dapat
memulihkan sistem kesimbangan dan membantu diberikan dalam pemberian asuhan keperawatan
relaksasi. komplementer. Penting dikembangkan dalam
Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui dunia keperawatan dalam melakukan terapi
bahwa frekuensi pada kelompok intervensi dan komplementer untuk mengurangi rasa nyeri
kelompok kontrol dengan analisis uji Wilcoxon dengan melakukan penelitian terkait upaya lain
Signed Rank didapatkan nilai pada kelompok seperti hipnoterapi, meditasi, dan terap distraksi
intervensi p-value 0,000 p-value<0,05), maka lain.
dapat disimpulkan bahwa adanya pengaruh
pemberian pijat refleksi kaki pada pasien post
operasi sectio caesarea. Penelitian ini juga sejalan SIMPULAN
dengan penelitian Muliani, et al. (2020)
berdasarkan hasil uji wilcoxon didapatkan p-value Ada pengaruh pemberian pijat refleksi kaki
0,000. Termasuk juga penelitian Sari, et al. (2020) terhadap penurunan intensitas nyeri pada pasien
diperoleh p-value=0,000. Penelitian Valentino post operasi sectio caesarea.
(2018) dalam penelitiannya juga menyimpulkan Rekomendasi penelitian lanjut berupa
bahwa penerapan massage ekstremitas bawah teknik pijat, akupresur, refleksi, hipnoterapi,
dengan menggunakan minyak esensial lavender meditasi, dan berbagai metode distraksi dan
dapat mengurangi nyeri akut pada lansia dengan kombinasi dari berbagai terapi komplementer.
hipertensi.
360 Jurnal Kesehatan, Volume 13, Nomor 2, Tahun 2022, hlm 355-360

DAFTAR PUSTAKA

Abbaspoor, Z., Akbari, M., & Najar, S. (2014). Hand and Foot Massage on Post-Cesarean
Effect of foot and hand massage in post– Pain and Anxiety. Journal of Midwifery
cesarean section pain control: a and Reproductive Health, 3(4), 465-471.
randomized control trial. Pain https://dx.doi.org/10.22038/jmrh.1999.4856
Management Nursing, 15(1), 132-136. Joyce M. Black, Jane Kokanson Hawks.
https://doi.org/10.1016/j.pmn.2012.07.008 (2014). Keperawatan Medikal-Bedah:
Anderson, P. G., & Cutshall, S. M. (2007). Manajemen Klinis untuk Hasil yang
Massage therapy: a comfort intervention Diharapkan, Edisi 8, Buku 1. Indonesia:
for cardiac surgery patients. Clinical nurse Penerbit Salemba.
specialist, 21(3), 161-165. Judha, M., Sudarti, Fauziah, A. (2012). Teori
https://doi.org/10.1097/01.NUR.00002700 Pengukuran Nyeri & Nyeri Persalinan.
14.97457.d5 Yogyakarta: Nuha Medika
Barbara & Kevin K. (2012). Pijat Refleksi Sehat Kurnia, A. D., Wardhani, V., & Rusca, K. T.
Melalui Pijatan Jari. (Mirdiarta R. R., (2013). Aromaterapi bunga lavender
Penerjemah). Jakarta: PT. Griya Favorit memperbaiki kualitas tidur pada
Press. lansia. Jurnal Kedokteran Brawijaya, 25(2),
Chanif, C., Petpichetchian, W., & Chongchareon, 83-86.
W. (2013). Does foot massage relieve https://doi.org/10.21776/ub.jkb.2009.025.02.1
acute postoperative pain? A literature Masadah, M., Cembun, C., & Suleman, R.
review. Nurse Media Journal of (2020). Pengaruh Foot Massage Therapy
Nursing, 3(1), 483-497. terhadap Skala Nyeri Ibu Post Op Sectio
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/medi Cesaria di Ruang Nifas RSUD Kota
aners/article/view/4452 Mataram. Jurnal Keperawatan Terpadu
Dewi & Hartati. (2015). Pijat Refleksi dan Obat (Integrated Nursing Journal), 2(1), 64-70.
Herbal. Yogyakarta: Media Book https://doi.org/10.32807/jkt.v2i1.72
Dwijayanti, W. (2014). Efek Aromaterapi Muliani, Rizki., Rumhaeni, A., Nurlaelasari, D.,
Lavender Inhalasi terhadap Intensitas Keperawatan, F., & Bhakti, U. (2020).
Nyeri Pasca Sectio Caesaria. Medica Pengaruh pijat refleksi terhadap tingkat
Hospitalia: Journal of Clinical nyeri klien post operasi sectio caesarea.
Medicine, 2(2). Jnc, 3(2), 73-80.
http://medicahospitalia.rskariadi.co.id/med http://jurnal.unpad.ac.id/jnc/article/view/24
icahospitalia/index.php/mh/article/view/10 122
4/92 Nila, K. (2016). Pengaruh Foot Massage Therapy
Erina, S., & Widia, L. (2016). Hubungan antara Terhadap Penurunan Skala Nyeri Pada
teknik pernafasan dalam dengan skala nyeri Pasien Post Operasi Laparatomi Diruang
ibu post sectio caesaria 24 jam pertama di Rawat Inap Bedah RSUP Dr. M. Djamil
rsud dr. H. Andi abdurahman noor tanah Padang. [Skripsi]. Padang: Fakultas
bumbu. Jurnal Darul Azhar, 1(1), 1-7. Keperawatan, Universitas Andalas.
https://www.jurnal- Potter & Perry. (2010). Buku Ajar Fundalmental
kesehatan.id/index.php/JDAB/article/view/22 Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Gunawan, D. (2015). Teknik Mudah & Lengkap Sari, D. N., & Rumhaeni, A. (2020). Foot
Pijat Refleksi: Cepat Sembuh dari Aneka Massage Menurunkan Nyeri Post Operasi
Penyakit Operasi, Tanpa Suntik, Tanpa Sectio Caesarea Pada Post Partum. Jurnal
Biaya Mahal. Yogyakarta: Media Pressindo. Kesehatan Komunitas, 6(2), 164-170.
Hariyanto, A., Hadisaputro, S., & Supriyadi. https://jurnal.htp.ac.id/index.php/keskom/a
(2015). Efektivitas Foot Hand Massage rticle/view/528
Terhadap Respon Fisiologis dan Intensitas Trisnowiyanto B. (2012). Keterampilan Dasar
Nyeri Pada Pasien Infark Miokard Akut : Massage. Yogyakarta. Nuha Medika.
Studi Di Ruang ICCU RSUD DR. Iskak Valentino, A. (2018). Penerapan masase
Tulungagung. Jurnal Ilmu Keperawatan ekstremitas bawah menggunakan minyak
dan Kebidanan (JIKK). 2(3). esensial lavender pada pasien hipertensi
http://112.78.40.115/e- dengan masalah keperawatan nyeri akut di
journal/index.php/jikk/article/view/293 upt panti werdha mojopahit mojokerto.
Irani, M., Kordi, M., Tara, F., Bahrami, H. R., & [Skripsi]. Surabaya: Universitas Nahdlatul
Shariati Nejad, K. (2015). The Effect of Ulama Surabaya.

Anda mungkin juga menyukai