Disusun oleh :
Tisna Wahyu Apriliana (A510160116)
1. Kekuatan bangunan ilmu terletak pada sejumlah pilar-pilarnya, yaitu pilar ontologi,
epistimologi dan aksiologi. Jelaskan
2. Jelaskan bahwa Pancasila dapat dijadikan sebagai dasar nilai dalam pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi
3. Jelaskan dimensi moral dalam pengembangan dan penerapan ilmu pengetahuan
4. Perkembangan IPTEK harus selaras dengan nilai-nilai Pancasila. Jelaskan maksud
pernyataan tersebut dan disertai contoh
5. Jelaskan pengertian integritas yang anda ketahui. Dan jelaskan pula bahwa pendidikan
integritas menjadi sangat penting untuk mewujudkan penyelenggaraan negara yang anti
korupsi.
6. Kevin Evans mengungkapkan empat pedoman untuk menjaga Integritas seseorang sebagai
warga negara atau sebagai penyelengggara negara
2. Pancasila sebagai dasar nilai dalam strategi pengembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi.
Karena pengembangan ilmu dan teknologi hasilnya selalu bermuara pada kehidupan
manusia maka perlu mempertimbangkan strategi atau cara cara, taktik yang tepat,
baik,dan benar agar pengembangan ilmu dan teknologi memberi manfaat
mensejahterakan dan memartabatkan manusia. Dalam konteks Pancasila sebagai dasar
nilai mengandug dimensi ontologis, epistemologis, dan aksiologis. Dimensi ontologis
berarti ilmu pengetahuan sebagai upaya manusia untuk mencari kebenaran yang tidak
mengenal titik henti atau “an unfinished journey”. Dimensi epistemologis, nilai nilai
Pancasila dijadikan piau analisis / metode berfikir dan tolak ukur kebenaran. Dimensi
aksiologis mengandung nilai nilai imperatif dalam mengembangkan ilmu adalah sila sila
Pancasila sebagai satu keutuhan.
3. Dimensi moral dalam pegembangan dan penerapan ilmu pengetahuan
Mengapa ilmu pengetahuan yang makin diperkembangkan perlu “sapa menyapa”
dengan etika.? Untuk menjelaskan permasalahan tersebut ada tiga tahap yang perlu
ditempuh. Pertama, kita melihat kompleksitas permasalahan ilmu pengetahuan dan
teknologi dalam kaitannya dengan manusia. Kedua, membicarakan dimensi etis serta
kriteria etis yang diambil. Ketiga, berusaha menyoroti beberapa pertimbangan sebagai
semacam usulan jalan keluar dari permasalahan yang muncul.
4. Perkembangan IPTEK harus selaras dengan nilai-nilai Pancasila karena Pancasila sebagai
Paradigma Perkembangan IPTEK. Pancasila bukan merupakan ideologi yang kaku dan
tertutup, namun justru bersifat reformatif, dinamis, dan antisipatif. Dengan demikian
Pancasilan mampu menyesuaikan dengan perubahan dan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yaitu dengan tetap memperhatikan dinamika aspirasi
masyarakat. Kemampuan ini sesungguhnya tidak berarti Pancasila itu dapat mengubah
nilai-nilai dasar yang terkandung, tetapi lebih menekan pada kemampuan dalam
mengartikulasikan suatu nilai menjadi aktivitas nyata dalam pemecahan masalah yang
terjadi (inovasi teknologi canggih).Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) pada
hakekatnya merupakan hasil kreatifitas rohani (jiwa) manusia. Atas dasar kreatifitas
akalnya, manusia mengembangkan IPTEK untuk mengolah kekayaan alam yang
diciptakan Tuhan YME. Tujuan dari IPTEK ialah untuk mewujudkan kesejahteraan dan
peningkatan harkat dan martabat manusia, maka IPTEK pada hakekatnya tidak bebas
nilai, namun terikat nilai – nilai. Pancasila telah memberikan dasar nilai – nilai dalam
pengembangan IPTEK, yaitu didasarkan moral ketuhanan dan kemanusiaan yang adil dan
beradab.
Sila-sila pancasila yang harus menjadi sistem etika dalam pengembangan IPTEK:
a.Sila Ketuhanan yang Maha Esa berdasarkan sila ini IPTEK tidak hanya memikirkan apa
yang ditemukan dibuktikan dan diciptakan tetapi juga dipertimbangkan maksud dan
akibatnya apakah merugikan manusia disekitarnya atau tidak. Pengolahan diimbangi
dengan melestarikan.
b.Sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, memberikan dasar-dasar moralitas bahwa
manusia dalam mengembangkan IPTEK harus bersikap beradab karena IPTEK adalah
sebagai hasil budaya manusia yang beradab dan bermoral. Oleh karena itu,
pengembangan Iptek harus didasarkan pada hakikat tujuan demi kesejahteraan umat
manusia. Iptek bukan untuk kesombongan dan keserakahan manusia. Namun, harus
diabdikan demi peningkatan harkat dan martabat manusia. Contoh perkembangan IPTEK
dari sila ketuhanan yang maha esa adalah ditemukannya teknologi transfer inti sel atau
yang dikenal dengan teknologi kloning yang dalam perkembangannya pun masih menuai
kontroversi. Persoalannya adalah terkait dengan adanya “intervensi penciptaan” yang
semestinya dilakukan oleh Tuhan YME. Bagi yang beragama muslim, pada surat An-
naazi’aat ayat 11-14 diisyaratkan adannya suatu perkembangan teknologi dalam
kehidupan manusia yang mengarahkan pada kehidupan kembali dari tulang belulang.
“apakah (akan dibangkitkan juga) apabila kami telah menjadi tulang belulang yang
hancur lumat?”, mereka berkata “kalau demikian itu adalah suatu pengembalian yang
merugikan”. Sesungguhnya pengembalian itu hanya satu kali tiupan saja, maka dengan
serta merta mereka hidup kembali di permukaan bumi
c.Sila persatuan Indonesia mengkomplementasiakan universalitas dan internasionalisme
(kemanusiaan) dalam sila-sila yang lain. Pengembangan IPTEK hendaknya dapat
mengembangkan rasa nasionalisme, kebesaran bangsa serta keluhuran bangsa sebagai
bagian umat manusia di dunia. Contohnya seperti lima website yang telah mempermudah
gerakan revolusi di abad 21 ini. Ada Wikileaks, Facebook, Twitter, Blog, dan Video
Sharing. Terkait dengan sila persatuan Indonesia GERAKAN 100% CINTA
INDONESIA dan Gerakan 1000000 facebookers.Tetap bayar pajak adalah bentuk dari
sekian banyaknya gerakan-gerakan sosial network yang menpersatukan pemikiran bangsa
Indonesia.
d.Sila kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan mendasari pengembangan IPTEK secara demokratis, artinya setiap ilmuan
harus memiliki kebebasan untuk mengembangkan IPTEK juga harus menghormati dan
menghargai kebebasan orang lain dan juga memiliki sikap yang terbuka untuk dikritik
dikaji ulang maupun di bandingkan dengan penemuan lainnya. Contoh dalam kasus ini
adalah ketika santer beredar kabar mengenai akan dibangunnya reaktor nuklir di
Indonesia. Beramai-ramai seluruh aliansi dari berbagi daerah memberikan pernyataan pro
atau kontranya mereka terhadap rencana pembangunan ini. Bahkan melalui jejaring sosial
facebook muncul gerakan TOLAK PEMBANGUNAN REAKTOR NUKLIR di
INDONESIA. Hal seperti inilah yang seharusnya menjadi bahan permusyawarahan bagi
para elit politik beserta rakyatnya sehingga mencapai suatu kebijakan yang bijaksana
demi kemaslahatan bangsa Indonesia sendiri.
e.Sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia mengkomplementasikan
pengembangan IPTEK haruslah menjaga keseimbangan keadilan dalam kehidupan
kemanusiaan yaitu keseimbangan keadilan dalam hubungannnya dengan dirinya senndiri
maupun dengan Tuhannya, manusia dengan manusia, manusia dengan masyarakat bangsa
dan negara, serta manusia dengan alam lingkungannya. Contoh dari sila kelima ini adalah
ditemukannya varietas bibit unggul padi Cilosari dari teknik radiasi. Penemuan ini adalah
hasil buah karya anak bangsa. Diharapkan dalam perkembangan swasembada pangan ini
nantinya akan mensejahterakan rakyat Indonesia dan memberikan rasa keadilan dan dapat
menikmati beras berkualitas dengan harga yang terjangkau.
5. Definisi integritas (pertama), mencakup keseluruhan pembentukan karakter individu
yang mengutamakan kejujuran sebagai tulang punggung integritas individu. (kedua),
integritas memuat komitmen individu dalam menolak budaya korupsi yang terdapat di
masyarakat. (ketiga), kekomplitan integritas dalam makna kejujuran terjadi ketika
berpadu padan dengan keberanian dan keadilan dalam aktualisasi perilaku individu.
Ketiga hal tersebut yang menginspirasi pendidikan integritas dalam membangun budaya
antikorupsi di Indonesia. Kesimpulannya integrasi adalah kesesuaian antara apa yang
dipikirkan, yang diucapkan secara lisan dan dicerminkan dalam perbuatan. Integritas
disebut juga kejujurankomitmenyang dilakukan terus menerus, tindakan ini harus
menjadi budaya. Jika pemimpin tidak mempunyai integritas maka rakyat akan tidak
percaya.
Pendidikan integritas menjadi sangat penting untuk mewujudkan penyelenggaraan
negara yang anti korupsi. Pendidikan dan pengajaran integritas pada tingkatan perguruan
tinggi di Indonesia masih memiliki banyak tantangan.
Lingkup internal, bagi Perguruan Tinggi, tantangan muncul terkait dengan menciptkan
lingkungan kampus yang telah sepenuhnya berintegritas. Tantangan utama adalah
minimnya materi pengayaan bahan ajar. Masih diperlukan promosi pengajaran integritas
melalui penciptaan metodologi dan stimulasi lewat berbagai kegiatan. Dengan demikian
dapat dihasilkan lulusan sarjana yang nantinya siap terjun ke berbagai jenis kegiatan.
Lingkup eksternal, kampus diharapkan tidak hanya mampu menjadi embrio bagi
bertumbuhnya pendidikan integritas, melainkan juga memiliki peran signifikan dalam
memberikan perbaikan sistemik di sektor kebijakan public. Untuk itulah diperlukan kerja
kerja advokasi kebijakan public olehh aktor aktor potensial di lingkup kampus dengan
aktor aktor di dunia perubahan kebijakan seperti NGO, Parlemen dan Pemerintahan.
9. Pendidikan Anti Korupsi bagi mahasiswa bertujuan untuk memberikan pengetahuan yang
cukup tentang seluk beluk korupsi dan pemberantasannya serta menanamkan nilai-nilai anti
korupsi. Tujuan jangka panjangnya adalah menumbuhkan budaya anti korupsi di kalangan
mahasiswa dan mendorong mahasiswa untuk dapat berperan serta aktif dalam upaya
pemberantasan korupsi di Indonesia.
10. 5 (lima) contoh perbuatan yang dapat dikatakan sebagai tindak pindana korupsi
Kasus gratifikasi
Contoh kasus gratifikasi yang pernah dibongkar KPK yakni gratifikasi terhadap
mantan Ketua Umum Partai Demokrat, Anas Urbaningrum. Dalam persidangan
pada awal 2014, Anas terbukti menerima hadiah dari berbagai proyek pemerintah
serta melakukan pencucian uang dengan membeli rumah di Jakarta dan sepetak
lahan di Yogyakarta senilai Rp 20,8 miliar. Anas juga disebut menyamarkan
asetnya berupa tambang di Kutai Timur, Kalimantan Timur. Amar putusan
majelis hakim juga mengungkapkan, uang yang diperoleh Anas sebagian
disimpan di Permai Group untuk digunakan sebagai dana pemenangan untuk
posisi Ketua Partai Demokrat. Atas kesalahannya tersebut, Anas Urbaningrum
divonis hukuman 8 tahun pidana penjara serta pidana denda sebesar Rp300 juta
dan keharusan membayar uang pengganti kerugian negara sedikitnya Rp 57,5
miliar.
Penggelapan/Penyalahgunaan Jabatan
Termasuk dalam golongan ini adalah: pegawai negeri atau pejabat publik yang
menyalahgunakan uang atau membiarkan penyalahgunaan uang, pemalsuan bukti
untuk pemeriksaan administrasi, penghancuran bukti atau membiarkan orang lain
merusak bukti atau membantu orang lain merusak bukti. Contoh sederhana tindak
penggelapan dalam kehidupan pekerjaan sehari-hari misalnya seseorang meminta
bon/nota kosong untuk menuliskan bukti belanja yang berbeda dari yang sebenarnya.
Suap
Praktik di lingkungan perekrutan anggota polri, sudah menjadi hal yang umum jika
seseorang ingin menjadi anggota polri ‘harus’ menyediakan uang hingga ratusan juta
untuk meloloskan anaknya sampai akhir tes. Contoh : orang tua A menyediakan uang
ratusan juta kepada para calo agar anaknya dinyatakan lulus tes demi tes. Padahal hal
tersebut sudah dilarang, namun dalam kenyataannya tidak ada tindak tegas atas
permasalahan tersebut.
Tindak pemerasan
Contoh sederhana, kakak kelas meminta uang kepada adik kelasnya dengan cara
memaksa dan kasar.
13. Dalam teori yang dikemukakan oleh Jack Bologne atau sering disebut “GONE
THEORY,” faktor faktor yang menyebabkan terjadinya korupsi meliputi;
1. Greeds(keserakahan): berkaitan dengan adanya perilaku serakah yang secara
potensial ada didala diri setiap orang.
2. Opportunities (kesempatan): berkaitan dengan keadaan organisasi atau instansi atau
masyarakat yang sedemikian rupa,sehingga terbuka kesempatan bagi seseorang untuk
melakukan kecurangan.
3. Needs (kebutuhan): berkaitan dengan faktor faktor yang dibutuhkan oleh individu
individu untuk menunjang hidupnya yang wajar.
4. Exposures (pengungkapan): berkaitan dengan tindakan atau konsekuensi yang
dihadapi oleh pelau kecurangan apabila pelaku diketemukan melakukan kecurangan.
14. Dampak korupsi terhadap kesejahteraan masyarakat
Kesejahteraan masyarakat jadi terganggu
menghambat investasi dan pertumbuhan ekonomi
korupsi melemahkan kapasitas dan kemampuan pemerintah dalam menjalankan
program pembangunan
korupsi berdampak pada penurunan kualitas moral
mempersulit pembangunan ekonomi.
15. Perbedaan suap dan gratifikasi. Suap adalah tindakan dengan memberikan sejumlah
uang atau barang atau perjanjian khusus kepada seseorang yang mempunyai otoritas atau
yang dipercaya dengan tujuan tertentu. Gratifikasi adalah suatu pemberian dalam arti luas
yaitu meliputi uang,barang,diskon,fasilitas penginapan,dan fasilitas lainnya.
16. Setelah pemerintahan era reformasi ini berjalan lebih dari 18 tahun, mengapa korupsi
justru kian merajalela karena masih sangat lemahnya sistem pebuktian atau proses
penegakan hukum tentang pemberantasan tindak pidana korupsi yang belum menyentuh
substansi pembuktian dari unsur unsur detik tindak korupsi itu sendiri. Solusinya
kalangan akademisi perlu mencari model atau cara yang jitu agar korupsi tidak merajalela
yang kemudian akan menjadi atau dapat dijadikan pedoman bagi para praktisi hukum,
khususnya aparat penegak hukum guna ikut mengambil bagian dari upaya pemberantasan
tindak pidana korupsi.
17. Upaya apa saja yang dilakukan pemerintah pada era reformasi ini untuk melakukan
pemberantasan korupsi
1. Upaya Pencegahan
Strategi ini harus dibuat dan dilaksanakan dengan diarahkan pada hal hal yang
menjadi penyebab timbulnya korupsi.
2. Upaya Edukasi masyarakat / mahasiswa
Strategi ini harus dibuat dan dilaksanakan terutama dengan diarahkan agar
perbuatan korupsi yang sudah terjadi dapat diketahui dalam waktu yang singkat dan
akurat, sehingga dapat di tindak lanjuti dengan tepat.
3. Upaya Edukasi LSM
ICW adalah organisasi non pemerintah yang mengawasi dan melaporkan
kepada publik mengenai korupsi di Indonesia dan terdiri dari sekumpulan
orang yang memiliki komitmen untuk memberantas korupsi melakukan usaha
pemberdayaan rakyat untuk terlibat mlawan penyakit korupsi.
IT adalah organisasi internasional yang bertujuan memerangi korupsi politik.
18. Peraturan perundang-undangan yang telah dibuat pemerintah dalam era reformasi :
1. UU No 31 tahun 1999
2. Peraturan pemerintah RI No 65 tahun 1999 tanggal 14 Juli 1999 tentang tata cara
pemeriksaan kekayaan penyelenggaraan negara.
3. Ketetapan MPR RI No XI / MPR / 1998 tentang penyelenggaan negara.
19. KPK dibentuk melalui sebuah proses yang panjang karena menghadapi resistensi yang
luar biasa dari berbagai pihak. Keputusan pembentukan lembaga ini, menurut mereka,
merupakan sebuah keputusan politik dengan pertimbangan korupsi sudah dianggap menjadi
kejahatan luar biasa. Selain itu, pembentukan KPK juga dimaksudkan sebagai terobosan bagi
langkah-langkah pemberantasan korupsi mengingat selama ini pihak kepolisian dan
kejaksaan dianggap gagal. Pemberantasan korupsi perlu lembaga dengan kewenangan besar
dan dilakukan dengan cara-cara yang luar biasa pula. Selain itu KPK lebih bersifat spesifik,
yakni khusus untuk tindak pidana korupsi yang menyangkut pejabat negara. Mereka
memiliki fungsi lebih luas dari POLRI karena KPK langsung dibawah kendali Presiden RI
(Ketua KPK memiliki jabatan dan kepangkatan setara dengan KAPOLRI, Menko, Panglima
ABRI, Jaksa Agung, dst). KPK juga memiliki wewenang penyelidikan, penyidikan,
penangkapan sampai dengan penahanan seperti yang dimiliki POLRI. Sedangkan POLRI
bersifat lebih umum, sehingga untuk tugas khusus pemberantasan korupsi KPK lebih
memiliki 'kekuasaan' yang lebih luas, salah satunya mereka berhak (khusus kasus korupsi
yang melibatkan pejabat negara) melakukan penyadapan dan penangkapan langsung (apabila
unsur dan bukti terpenuhi) tanpa harus meminta ijin kepada instansi A, B, C, dst.
20. Ketentuan Pasal 43 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan
Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 20
Tahun 2001 tentang Perubahan atas UndangUndang Nomor 31 Tahun 1999 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, menyatakan perlu dibentuk Komisi
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi yang independen dengan tugas dan wewenang
melakukan pemberantasan tindak pidana korupsi yang dalam melaksanakan tugas dan
wewenangnya bebas dari kekuasaan manapun. Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)
dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, KPK diberi amanat melakukan pemberantasan
korupsi secara profesional, intensif, dan berkesinambungan.