Anda di halaman 1dari 10

TUGAS MATA KULIAH PANCASILA

Disusun oleh :
Tisna Wahyu Apriliana (A510160116)

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITASMUHAMMADIYAH SURAKARTA
TAHUN 2016
Tugas :
Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan benar, dan kumpulkan bersamaan dengan
mengumpulkan lembar jawab UAS

1. Kekuatan bangunan ilmu terletak pada sejumlah pilar-pilarnya, yaitu pilar ontologi,
epistimologi dan aksiologi. Jelaskan
2. Jelaskan bahwa Pancasila dapat dijadikan sebagai dasar nilai dalam pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi
3. Jelaskan dimensi moral dalam pengembangan dan penerapan ilmu pengetahuan
4. Perkembangan IPTEK harus selaras dengan nilai-nilai Pancasila. Jelaskan maksud
pernyataan tersebut dan disertai contoh
5. Jelaskan pengertian integritas yang anda ketahui. Dan jelaskan pula bahwa pendidikan
integritas menjadi sangat penting untuk mewujudkan penyelenggaraan negara yang anti
korupsi.
6. Kevin Evans mengungkapkan empat pedoman untuk menjaga Integritas seseorang sebagai
warga negara atau sebagai penyelengggara negara

7. Jelaskan Hakekat pribadi anti korupsi. Berikan contoh kasus


8. Jelaskan mengapa pendidikan anti korupsi perlu disampaiakn kepada para mahasiswa.
9. Jelaskan pula tujuan pendidikan anti korupsi kepada mahasiswa
10. Jelaskan 5 (lima) contoh perbuatan yang dapat dikatakan sebagai tindak pindana korupsi !
11. Untuk mewujudkan penyelengaan negara antikorupsi, dibutuhkan sikap nilai-niai antikorupsi
yang dimiliki para penyelenggara negara tersebut. Jelaskan niai-nilai antikorupsi yang anda
ketahui
12. Sebutkan undang-undang pemberantahasan korupsi yang lahir pada era reformasi
13. Jelaskan faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya korupsi dalam “GONE THEORY”
14. Korupsi mempunyai dampak yang serius terhadap kesejahteraan masyarakat. Jelaskan
15. Jelaskan perbedaan Perbuatan Pidana Korupsi berupa suap dan gratifikasi
16. Salah satu alasan filosofis kelahiran pemerintahan Era Reformasi adalah untuk memberantas
KKN (Korupsi, Kolusi dan Nepotisme) pada pemerintahan sebelumnya. Sehingga
pemerintahan ini telah menyiapkan segala perangkat hukum dan mendirikan KPK (Komisi
Pemberantas Korupsi) untuk menciptakan pemerintahan yang bebas KKN tersebut. Namun,
setelah pemerintahan era reformasi ini berjalan lebih dari 18 tahun, mengapa korupsi justru
kian merajalela ? Jelaskan sebab-sebabnya, dan solusi apa yang harus dilakukan
17. Upaya apa saja yang dilakukan pemerintah pada era reformasi ini untuk melakukan
pemberantasan korupsi. Jelaskan
18. Sebutkan peraturan perundang-undangan yang telah dibuat pemerintah dalam era reformasi
19. Apa yang anda ketahui tentang Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) ? Jelaskan mengapa
KPK dilahirkan ? Bukankah sudah ada kepolisian dan Kejaksaan untuk melakukan
pemberantasan korupsi?
20. Apa yang dimaksud bahwa KPK adalah lembaga yang independen.
JAWABAN
1. Kekuatan bangunan ilmu terletak pada sejumlah pilar-pilarnya, yaitu pilar ontologi,
epistimologi dan aksiologi. Pengembangan ilmu selalu dihadapkan pada persoalan
ontologi, epistemologi, dan aksiologi.
A. Pilar ontologi (ontology)
Selalu menyangkut problematika tentang keberadaan (eksistensi).
 Aspek kuantitas : Apakah yang ada itu tunggal,dual atau plural (monisme,dualisme,
pluralisme).
 Aspek kualitas (mutu,sifat) : Bagaimana batasan,sifat,mutu dari sesuatu
(mekanisme,teleologisme,vitalisme, dan organisme).
 Pengalaman ontologis dapat memberikan landasan bagi penyusunan asumsi,dasar
dasar teoritis, dan membantu terciptanya komunikasi intersisipliner dan
multidisipliner. Membantu pemetaan masalah,kenyataan, batas batas ilmu dan
kemungkinan kombinasi antar ilmu. Misalnya masalah krisis moneter, tidak dapat
hanya ditangani oleh ilmu ekonomi saja, namun perlu bantuan ilmu lain seperti
politik,sosiologi.
B. Pilar epistemologi (epistemology)
 Selalu menyangkut problematika tentang sumber pengetahuan,sumber kebenaran,cara
memperoleh kebenaran, kriteria kebenaran,proses,sarana,dasar dasar
kebenaran,sistem,prosedur,strategi. Pengalaman epistemologis dapat memberikan
sumbangan bagi kita : (a) sarana legitimasi bagi ilmu/ menentukan keabsahan disiplin
ilmu tertentu, (b) memberi kerangka acuan metodologis pengembangan ilmu, (c)
mengembangkan ketrampilan proses, (d) mengembangkan daya kreatif dan inovatif.
C. Pilar aksiologi (axiology)
 Selalu berkaitan dengan problematika pertimbangan nilai (etis,moral,religious)
dalam setiap penemuan,penerapan atau pengembangan ilmu. Pengalaman aksiologis
dapat memberikan dasar dan arah pengembangan ilmu ,mengembangkan etos
keilmuan seseorang professional dan ilmuwan (Iriyanto Widisuseno,2009).

2. Pancasila sebagai dasar nilai dalam strategi pengembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi.
Karena pengembangan ilmu dan teknologi hasilnya selalu bermuara pada kehidupan
manusia maka perlu mempertimbangkan strategi atau cara cara, taktik yang tepat,
baik,dan benar agar pengembangan ilmu dan teknologi memberi manfaat
mensejahterakan dan memartabatkan manusia. Dalam konteks Pancasila sebagai dasar
nilai mengandug dimensi ontologis, epistemologis, dan aksiologis. Dimensi ontologis
berarti ilmu pengetahuan sebagai upaya manusia untuk mencari kebenaran yang tidak
mengenal titik henti atau “an unfinished journey”. Dimensi epistemologis, nilai nilai
Pancasila dijadikan piau analisis / metode berfikir dan tolak ukur kebenaran. Dimensi
aksiologis mengandung nilai nilai imperatif dalam mengembangkan ilmu adalah sila sila
Pancasila sebagai satu keutuhan.
3. Dimensi moral dalam pegembangan dan penerapan ilmu pengetahuan
Mengapa ilmu pengetahuan yang makin diperkembangkan perlu “sapa menyapa”
dengan etika.? Untuk menjelaskan permasalahan tersebut ada tiga tahap yang perlu
ditempuh. Pertama, kita melihat kompleksitas permasalahan ilmu pengetahuan dan
teknologi dalam kaitannya dengan manusia. Kedua, membicarakan dimensi etis serta
kriteria etis yang diambil. Ketiga, berusaha menyoroti beberapa pertimbangan sebagai
semacam usulan jalan keluar dari permasalahan yang muncul.
4. Perkembangan IPTEK harus selaras dengan nilai-nilai Pancasila karena Pancasila sebagai
Paradigma Perkembangan IPTEK. Pancasila bukan merupakan ideologi yang kaku dan
tertutup, namun justru bersifat reformatif, dinamis, dan antisipatif. Dengan demikian
Pancasilan mampu menyesuaikan dengan perubahan dan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yaitu dengan tetap memperhatikan dinamika aspirasi
masyarakat. Kemampuan ini sesungguhnya tidak berarti Pancasila itu dapat mengubah
nilai-nilai dasar yang terkandung, tetapi lebih menekan pada kemampuan dalam
mengartikulasikan suatu nilai menjadi aktivitas nyata dalam pemecahan masalah yang
terjadi (inovasi teknologi canggih).Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) pada
hakekatnya merupakan hasil kreatifitas rohani (jiwa) manusia. Atas dasar kreatifitas
akalnya, manusia mengembangkan IPTEK untuk mengolah kekayaan alam yang
diciptakan Tuhan YME. Tujuan dari IPTEK ialah untuk mewujudkan kesejahteraan dan
peningkatan harkat dan martabat manusia, maka IPTEK pada hakekatnya tidak bebas
nilai, namun terikat nilai – nilai. Pancasila telah memberikan dasar nilai – nilai dalam
pengembangan IPTEK, yaitu didasarkan moral ketuhanan dan kemanusiaan yang adil dan
beradab.
 Sila-sila pancasila yang harus menjadi sistem etika dalam pengembangan IPTEK:

a.Sila Ketuhanan yang Maha Esa berdasarkan sila ini IPTEK tidak hanya memikirkan apa
yang ditemukan dibuktikan dan diciptakan tetapi juga dipertimbangkan maksud dan
akibatnya apakah merugikan manusia disekitarnya atau tidak. Pengolahan diimbangi
dengan melestarikan.
b.Sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, memberikan dasar-dasar moralitas bahwa
manusia dalam mengembangkan IPTEK harus bersikap beradab karena IPTEK adalah
sebagai hasil budaya manusia yang beradab dan bermoral. Oleh karena itu,
pengembangan Iptek harus didasarkan pada hakikat tujuan demi kesejahteraan umat
manusia. Iptek bukan untuk kesombongan dan keserakahan manusia. Namun, harus
diabdikan demi peningkatan harkat dan martabat manusia. Contoh perkembangan IPTEK
dari sila ketuhanan yang maha esa adalah ditemukannya teknologi transfer inti sel atau
yang dikenal dengan teknologi kloning yang dalam perkembangannya pun masih menuai
kontroversi. Persoalannya adalah terkait dengan adanya “intervensi penciptaan” yang
semestinya dilakukan oleh Tuhan YME. Bagi yang beragama muslim, pada surat An-
naazi’aat ayat 11-14 diisyaratkan adannya suatu perkembangan teknologi dalam
kehidupan manusia yang mengarahkan pada kehidupan kembali dari tulang belulang.
“apakah (akan dibangkitkan juga) apabila kami telah menjadi tulang belulang yang
hancur lumat?”, mereka berkata “kalau demikian itu adalah suatu pengembalian yang
merugikan”. Sesungguhnya pengembalian itu hanya satu kali tiupan saja, maka dengan
serta merta mereka hidup kembali di permukaan bumi
c.Sila persatuan Indonesia mengkomplementasiakan universalitas dan internasionalisme
(kemanusiaan) dalam sila-sila yang lain. Pengembangan IPTEK hendaknya dapat
mengembangkan rasa nasionalisme, kebesaran  bangsa serta keluhuran bangsa sebagai
bagian umat manusia di dunia. Contohnya seperti lima website yang telah mempermudah
gerakan revolusi di abad 21 ini. Ada Wikileaks, Facebook, Twitter, Blog,  dan Video
Sharing. Terkait dengan sila persatuan Indonesia GERAKAN 100% CINTA
INDONESIA dan Gerakan 1000000 facebookers.Tetap bayar pajak adalah bentuk dari
sekian banyaknya gerakan-gerakan sosial network yang menpersatukan pemikiran bangsa
Indonesia. 
d.Sila kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan mendasari pengembangan IPTEK secara demokratis, artinya setiap ilmuan
harus memiliki kebebasan untuk mengembangkan IPTEK juga harus menghormati dan
menghargai kebebasan orang lain dan juga memiliki sikap yang terbuka untuk dikritik
dikaji ulang maupun di bandingkan dengan penemuan lainnya. Contoh dalam kasus ini
adalah ketika santer beredar kabar mengenai akan dibangunnya reaktor nuklir di
Indonesia. Beramai-ramai seluruh aliansi dari berbagi daerah memberikan pernyataan pro
atau kontranya mereka terhadap rencana pembangunan ini. Bahkan melalui jejaring sosial
facebook muncul gerakan TOLAK PEMBANGUNAN REAKTOR NUKLIR di
INDONESIA. Hal seperti inilah yang seharusnya menjadi bahan permusyawarahan  bagi
para elit politik beserta rakyatnya sehingga mencapai suatu kebijakan yang bijaksana
demi kemaslahatan bangsa Indonesia sendiri. 
e.Sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia mengkomplementasikan
pengembangan IPTEK haruslah menjaga keseimbangan keadilan dalam kehidupan
kemanusiaan yaitu keseimbangan keadilan dalam hubungannnya dengan dirinya senndiri
maupun dengan Tuhannya, manusia dengan manusia, manusia dengan masyarakat bangsa
dan negara, serta manusia dengan alam lingkungannya. Contoh dari sila kelima ini adalah
ditemukannya varietas bibit unggul padi Cilosari dari teknik radiasi. Penemuan ini adalah
hasil buah karya anak bangsa. Diharapkan dalam perkembangan swasembada pangan ini
nantinya akan mensejahterakan rakyat Indonesia dan memberikan rasa keadilan dan dapat
menikmati beras berkualitas dengan harga yang terjangkau.
5. Definisi integritas (pertama), mencakup keseluruhan pembentukan karakter individu
yang mengutamakan kejujuran sebagai tulang punggung integritas individu. (kedua),
integritas memuat komitmen individu dalam menolak budaya korupsi yang terdapat di
masyarakat. (ketiga), kekomplitan integritas dalam makna kejujuran terjadi ketika
berpadu padan dengan keberanian dan keadilan dalam aktualisasi perilaku individu.
Ketiga hal tersebut yang menginspirasi pendidikan integritas dalam membangun budaya
antikorupsi di Indonesia. Kesimpulannya integrasi adalah kesesuaian antara apa yang
dipikirkan, yang diucapkan secara lisan dan dicerminkan dalam perbuatan. Integritas
disebut juga kejujurankomitmenyang dilakukan terus menerus, tindakan ini harus
menjadi budaya. Jika pemimpin tidak mempunyai integritas maka rakyat akan tidak
percaya.
Pendidikan integritas menjadi sangat penting untuk mewujudkan penyelenggaraan
negara yang anti korupsi. Pendidikan dan pengajaran integritas pada tingkatan perguruan
tinggi di Indonesia masih memiliki banyak tantangan.
Lingkup internal, bagi Perguruan Tinggi, tantangan muncul terkait dengan menciptkan
lingkungan kampus yang telah sepenuhnya berintegritas. Tantangan utama adalah
minimnya materi pengayaan bahan ajar. Masih diperlukan promosi pengajaran integritas
melalui penciptaan metodologi dan stimulasi lewat berbagai kegiatan. Dengan demikian
dapat dihasilkan lulusan sarjana yang nantinya siap terjun ke berbagai jenis kegiatan.
Lingkup eksternal, kampus diharapkan tidak hanya mampu menjadi embrio bagi
bertumbuhnya pendidikan integritas, melainkan juga memiliki peran signifikan dalam
memberikan perbaikan sistemik di sektor kebijakan public. Untuk itulah diperlukan kerja
kerja advokasi kebijakan public olehh aktor aktor potensial di lingkup kampus dengan
aktor aktor di dunia perubahan kebijakan seperti NGO, Parlemen dan Pemerintahan.

6. Kevin Evans (2010:13) mengungkapkan empat pedoman untuk menjaga Integritas


Kewarganegaraan yang meliputi:
1. Apakah melanggar hukum ? Jika ya, jangan dilakukan;
2. Apakah melanggar kode etik ? Jika ya, jangan dilakukan;
3. Apakah tidak sesuai dengan hati nurani ? Jika ya, jangan dilakukan; dan
4. Apakah rasa malu di halaman depan koran besok ? Jika ya, jangan dilakukan!
7. Hakekat pribadi anti korupsi yakni merupakan kebijakan untuk mencegah dan
menghilangkan peluang bagi berkembangnya korupsi. Pencegahan yang dimaksud adalah
bagaimana meningkatkkan kesadaran individu untuk tindak melakukan korupsi. Menurut
Maheka (t.th : 31), peluang bagi berkembangnya korupsi dapat dihilangkan dengan cara
melakukan perbaikan sistem dan perbaikan manusianya. Dengan cara :
1. memperbaiki moral manusia sebagai umat beriman yaitu dengan mengoptimalkan
peran agama dalam memberantas korupsi.
2.meningkatkan kesadaran hukum individu dan masyarakat melalui sosialisasi dan
pendidikan anti korupsi.
3.memilih pemimpin yang bersih, jujur, anti korupsi,peduli, dan dapat menjadi teladan
bagi yang dipimpin.
Contoh: ketika sedang ujian berlangsung kita harus membiasakan percaya pada
kemampuan diri sendiri dalam mengerjakannya, tidak usah mencontek ke kanan ke kiri,
semial ada teman yang ingin bertanya dibiarkan saja. Ini adalah contoh dari pendidikan
anti korupsi.
8. Upaya pemberantasan korupsi – yang terdiri dari dua bagian besar, yaitu (1) penindakan,
dan (2) pencegahan, tidak akan pernah berhasil optimal jika hanya dilakukan oleh pemerintah
saja tanpa melibatkan peran serta masyarakat. Oleh karena itu tidaklah berlebihan jika
mahasiswa sebagai salah satu bagian penting dari masyarakat yang merupakan pewaris masa
depan– diharapkan dapat terlibat aktif dalam upaya pemberantasan korupsi di Indonesia.
Keterlibatan mahasiswa dalam upaya pemberantasan korupsi tentu tidak pada upaya penindakan
yang merupakan kewenangan institusi penegak hukum. Peran aktif mahasiswa diharapkan lebih
difokuskan pada upaya pencegahan korupsi dengan ikut membangun budaya anti korupsi di
masyarakat. Mahasiswa diharapkan dapat berperan sebagai agen perubahan dan motor penggerak
gerakan anti korupsi di masyarakat. Untuk dapat berperan aktif mahasiswa perlu dibekali dengan
pengetahuan yang cukup tentang seluk beluk korupsi dan pemberantasannya. Yang tidak kalah
penting, untuk dapat berperan aktif mahasiswa harus dapat memahami dan menerapkan nilai-
nilai anti korupsi dalam kehidupan sehari-hari. Upaya pembekalan mahasiswa dapat ditempuh
dengan berbagai cara antara lain melalui kegiatan sosialisasi, kampanye, seminar atau
perkuliahan. Dengan adanya pendidikan Antikorupsi, maka mahasiswa akan memiliki
kompetensi dalam pemberantasan korupsi.

9. Pendidikan Anti Korupsi bagi mahasiswa bertujuan untuk memberikan pengetahuan yang
cukup tentang seluk beluk korupsi dan pemberantasannya serta menanamkan nilai-nilai anti
korupsi. Tujuan jangka panjangnya adalah menumbuhkan budaya anti korupsi di kalangan
mahasiswa dan mendorong mahasiswa untuk dapat berperan serta aktif dalam upaya
pemberantasan korupsi di Indonesia.

10. 5 (lima) contoh perbuatan yang dapat dikatakan sebagai tindak pindana korupsi
 Kasus gratifikasi
Contoh kasus gratifikasi yang pernah dibongkar KPK yakni gratifikasi terhadap
mantan Ketua Umum Partai Demokrat, Anas Urbaningrum. Dalam persidangan
pada awal 2014, Anas terbukti menerima hadiah dari berbagai proyek pemerintah
serta melakukan pencucian uang dengan membeli rumah di Jakarta dan sepetak
lahan di Yogyakarta senilai Rp 20,8 miliar. Anas juga disebut menyamarkan
asetnya berupa tambang di Kutai Timur, Kalimantan Timur. Amar putusan
majelis hakim juga mengungkapkan, uang yang diperoleh Anas sebagian
disimpan di Permai Group untuk digunakan sebagai dana pemenangan untuk
posisi Ketua Partai Demokrat. Atas kesalahannya tersebut, Anas Urbaningrum
divonis hukuman 8 tahun pidana penjara serta pidana denda sebesar Rp300 juta
dan keharusan membayar uang pengganti kerugian negara sedikitnya Rp 57,5
miliar.

 Penggelapan/Penyalahgunaan Jabatan

Termasuk dalam golongan ini adalah: pegawai negeri atau pejabat publik yang
menyalahgunakan uang atau membiarkan penyalahgunaan uang, pemalsuan bukti
untuk pemeriksaan administrasi, penghancuran bukti atau membiarkan orang lain
merusak bukti atau membantu orang lain merusak bukti. Contoh sederhana tindak
penggelapan dalam kehidupan pekerjaan sehari-hari misalnya seseorang meminta
bon/nota kosong untuk menuliskan bukti belanja yang berbeda dari yang sebenarnya.

 Suap
Praktik di lingkungan perekrutan anggota polri, sudah menjadi hal yang umum jika
seseorang ingin menjadi anggota polri ‘harus’ menyediakan uang hingga ratusan juta
untuk meloloskan anaknya sampai akhir tes. Contoh : orang tua A menyediakan uang
ratusan juta kepada para calo agar anaknya dinyatakan lulus tes demi tes. Padahal hal
tersebut sudah dilarang, namun dalam kenyataannya tidak ada tindak tegas atas
permasalahan tersebut.

 Tindak pemerasan

Contoh sederhana, kakak kelas meminta uang kepada adik kelasnya dengan cara
memaksa dan kasar.

 Tindak pidana perbuatan curag dan benturan kepentingan dalam pengadaan

Contoh : pemborong curang(berhubungan dengan negara) anatara lain: pengawas


proyek membiarkan anak buah curang, rekanan TNI/POLRI curang, pengawas
rekanan Polri membiarkan kecurangan,pegawai negeri .. tanah negara sampai bikin
rugi orang lain. Sementara benturan kepentingan dalam pengadaan yakni pegawai
pemerintah mengikuti pengadaan yang seharusnya dia urus.

11. Nilai – nilai Antikorupsi


Nilai nilai anti korupsi yang dbahas meliputi
kejujuran,kepedulian,kemandirian,kedisiplinan,pertanggungjawaban,kerja keras,
kesederhanaan, keberanian, dan keadilan. (Kemendikbud RI, Dirjen Dikti,2011:75-80).
 Kejujuran
Menurut Sugono kata jujur dapat didefinisikan sebagai lurus hati tidak berbohong dan
tidak curang. Nilai kejujuran di dalam kampus dapat diwujudkan oleh mahasiswa
berupa:tidak mencontek saat ujian,tidak melakukan plagiarisme, dan tidak
memalsukan nilai. Nilai kejujuran dapat diwujudkan dalam kegiatan kemahasiswaan
misalnya membuat laporan keuangan kegiatan kepanitiaan dengan jujur.
 Kepedulian
Menurut Sugono kata pedui adalah mengindahkan,memperhatikan dan
menghiraukan. Nilai kepedulian dapat diwujudkan oleh mahasiswa antara lain
berusaha ikut memantau jalannya proses pembelajaran, memantau sistem pengelolaan
sumber daya di kampus,memantau kondisi infrastruktur lingkungan kampus.
 Kemandirian
Kondisi mandiri bagi mahasiswa dapat diartikan sebagai proses mendewasakan diri,
yaitu dengan tidak bergantung pada orang lain untuk mengerjakan tugas dan
tanggung jawabnya antara lain dalam bentuk mengerjakan soal ujian secara
mandiri,mengerjakan tugas akademik dengan mandiri,dll.
 Kedisiplinan
Menurut Sugono definisi kata disiplin adalah ketaatan, kepatuhan kepada peraturan.
Mengerjakan segala sesuatu tepat waktu,fokus pada pekerjaan.
 Tanggung Jawab
Menurut Sugono definisi kata tanggung jawab adalah kesediaan menanggung segala
sesuatunya(kalau terjadi apa apa boleh dituntut,dipersalahkan dan diperkarakan).
Tanggung jawab merupakan nilai penting yang harus dihayati oleh mahasiswa.
Penerapan nilai tanggung jawab antara lain dalam bentuk belajar sungguh sungguh,
lulus tepat waktu dengan nilai yang baik,menjada amanah dan kepecayaan yang
diberikan.
 Kerja Keras
Kerja keras didasari oleh kemauan yang menimbulkan asosiasi dengan
ketekunan,daya tahan, kejelasan tujuan,keberanian,kekuatan tenaga. Kerja keras
dapat diwujudkan oleh mahasiswa dalam kehidupan sehari hari misalnya menghargai
proses bukan hasil semata,tidak melakukan jalan pintas,belajar dan mengerjakan
tugas dengan sungguh sungguh.
 Sederhana
Menerapkan prinsip hidup sederhana, mahasiswa dibina untuk memprioritaskan
kebutuhan di atas keinginannya. Dalam kehidupan sehari hari, baik di kampus
maupun diluar kampus, misalnya hidup sesuai kemampuan,hidup sesuai
kebutuhan,tidak suka pamer kekayaan,dsb.
 Keberanian
Nilai keberanian dapat dikembangkan oleh mahasiswa dalam kehidupan di kampus
maupun di luar kampus. Dapat diwujudkan dalam bentuk berani mengatakan dan
membela kebenaran,berani mengakui kesalahan,berani bertanggung jawab.
 Keadilan
Adil adalah sama berat, tidak berat sebelah,dan tidak memihak. Nilai nilai keadilan
dapat dikembangkan oleh mahasiswa dalam kehidupan sehari hari dalam bentuk
memberikan pujian tulus pada kawan yang berprestasi,memberikan saran perbaikan
dan semangat pada kawan yang tidak berprestasi,tidak memilih kawan berdasarkan
latar belakang sosial.

12. Undang-undang pemberantasan korupsi yang lahir pada era reformasi


 Ketetapan MPR RI No. XI/MPR/1998 tentang Penyelenggaraan Negara Yang Bersih
dan Bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme.
 Masa Presiden B.J. Habibie dengan mengeluarkan Undang-Undang No 28 Tahun
1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dar Korupsi, Kolusi
dan Nepotisme berikut pembentukan berbagai komisi atau badan baru eperti Komisi
Pengawas Kekayaan Pejabat Negara (KPKPN), Komisi Pengawas Persaingan Usaha
dan Lembaga Ombudsman.
 Pasal 43 UU No. 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
sebagaimana telah diubah dengan UU No. 20 Tahun 2001.
 Pada masa Presiden Abdurrahman Wahid membentuk Tim Gabungan Pemberantasan
Tindak Pidana (TGPTPK) melalui Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2000. Namun
ditengah seangat menggebu-gebu untuk memberantas korupsi dari anggota tim ini,
melalui judicial review MA, TGPTPK akhirnya dibubarkan dengan logika
membenturkannya ke UU No. 31 Tahun 1999. Nasib serupa tapi tidak sama dialami
oleh KPKPN, dengan dibentuknya Komisi Pemberantasan Korupsi, tugas KPKPN
melebur masuk ke dalam KPK, sehingga KPKPN sendiri hilang dan menguap.
 Undang-Undang No. 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana
Korupsi (UU KPK).

13. Dalam teori yang dikemukakan oleh Jack Bologne atau sering disebut “GONE
THEORY,” faktor faktor yang menyebabkan terjadinya korupsi meliputi;
1. Greeds(keserakahan): berkaitan dengan adanya perilaku serakah yang secara
potensial ada didala diri setiap orang.
2. Opportunities (kesempatan): berkaitan dengan keadaan organisasi atau instansi atau
masyarakat yang sedemikian rupa,sehingga terbuka kesempatan bagi seseorang untuk
melakukan kecurangan.
3. Needs (kebutuhan): berkaitan dengan faktor faktor yang dibutuhkan oleh individu
individu untuk menunjang hidupnya yang wajar.
4. Exposures (pengungkapan): berkaitan dengan tindakan atau konsekuensi yang
dihadapi oleh pelau kecurangan apabila pelaku diketemukan melakukan kecurangan.
14. Dampak korupsi terhadap kesejahteraan masyarakat
 Kesejahteraan masyarakat jadi terganggu
 menghambat investasi dan pertumbuhan ekonomi
korupsi melemahkan kapasitas dan kemampuan pemerintah dalam menjalankan
program pembangunan
korupsi berdampak pada penurunan kualitas moral
mempersulit pembangunan ekonomi.
15. Perbedaan suap dan gratifikasi. Suap adalah tindakan dengan memberikan sejumlah
uang atau barang atau perjanjian khusus kepada seseorang yang mempunyai otoritas atau
yang dipercaya dengan tujuan tertentu. Gratifikasi adalah suatu pemberian dalam arti luas
yaitu meliputi uang,barang,diskon,fasilitas penginapan,dan fasilitas lainnya.
16. Setelah pemerintahan era reformasi ini berjalan lebih dari 18 tahun, mengapa korupsi
justru kian merajalela karena masih sangat lemahnya sistem pebuktian atau proses
penegakan hukum tentang pemberantasan tindak pidana korupsi yang belum menyentuh
substansi pembuktian dari unsur unsur detik tindak korupsi itu sendiri. Solusinya
kalangan akademisi perlu mencari model atau cara yang jitu agar korupsi tidak merajalela
yang kemudian akan menjadi atau dapat dijadikan pedoman bagi para praktisi hukum,
khususnya aparat penegak hukum guna ikut mengambil bagian dari upaya pemberantasan
tindak pidana korupsi.
17. Upaya apa saja yang dilakukan pemerintah pada era reformasi ini untuk melakukan
pemberantasan korupsi
1. Upaya Pencegahan
Strategi ini harus dibuat dan dilaksanakan dengan diarahkan pada hal hal yang
menjadi penyebab timbulnya korupsi.
2. Upaya Edukasi masyarakat / mahasiswa
Strategi ini harus dibuat dan dilaksanakan terutama dengan diarahkan agar
perbuatan korupsi yang sudah terjadi dapat diketahui dalam waktu yang singkat dan
akurat, sehingga dapat di tindak lanjuti dengan tepat.
3. Upaya Edukasi LSM
ICW adalah organisasi non pemerintah yang mengawasi dan melaporkan
kepada publik mengenai korupsi di Indonesia dan terdiri dari sekumpulan
orang yang memiliki komitmen untuk memberantas korupsi melakukan usaha
pemberdayaan rakyat untuk terlibat mlawan penyakit korupsi.
IT adalah organisasi internasional yang bertujuan memerangi korupsi politik.
18. Peraturan perundang-undangan yang telah dibuat pemerintah dalam era reformasi :
1. UU No 31 tahun 1999
2. Peraturan pemerintah RI No 65 tahun 1999 tanggal 14 Juli 1999 tentang tata cara
pemeriksaan kekayaan penyelenggaraan negara.
3. Ketetapan MPR RI No XI / MPR / 1998 tentang penyelenggaan negara.

19. KPK dibentuk melalui sebuah proses yang panjang karena menghadapi resistensi yang
luar biasa dari berbagai pihak. Keputusan pembentukan lembaga ini, menurut mereka,
merupakan sebuah keputusan politik dengan pertimbangan korupsi sudah dianggap menjadi
kejahatan luar biasa. Selain itu, pembentukan KPK juga dimaksudkan sebagai terobosan bagi
langkah-langkah pemberantasan korupsi mengingat selama ini pihak kepolisian dan
kejaksaan dianggap gagal. Pemberantasan korupsi perlu lembaga dengan kewenangan besar
dan dilakukan dengan cara-cara yang luar biasa pula. Selain itu KPK lebih bersifat spesifik,
yakni khusus untuk tindak pidana korupsi yang menyangkut pejabat negara. Mereka
memiliki fungsi lebih luas dari POLRI karena KPK langsung dibawah kendali Presiden RI
(Ketua KPK memiliki jabatan dan kepangkatan setara dengan KAPOLRI, Menko, Panglima
ABRI, Jaksa Agung, dst). KPK juga memiliki wewenang penyelidikan, penyidikan,
penangkapan sampai dengan penahanan seperti yang dimiliki POLRI. Sedangkan POLRI
bersifat lebih umum, sehingga untuk tugas khusus pemberantasan korupsi KPK lebih
memiliki 'kekuasaan' yang lebih luas, salah satunya mereka berhak (khusus kasus korupsi
yang melibatkan pejabat negara) melakukan penyadapan dan penangkapan langsung (apabila
unsur dan bukti terpenuhi) tanpa harus meminta ijin kepada instansi A, B, C, dst. 
20. Ketentuan Pasal 43 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan
Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 20
Tahun 2001 tentang Perubahan atas UndangUndang Nomor 31 Tahun 1999 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, menyatakan perlu dibentuk Komisi
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi yang independen dengan tugas dan wewenang
melakukan pemberantasan tindak pidana korupsi yang dalam melaksanakan tugas dan
wewenangnya bebas dari kekuasaan manapun. Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)
dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, KPK diberi amanat melakukan pemberantasan
korupsi secara profesional, intensif, dan berkesinambungan.

Anda mungkin juga menyukai