1 PB - 2
1 PB - 2
2 Agustus 2021
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis implementasi
kebijakan Aplikasi Sistem Keuangan Desa di Kecamatan Tongauna Kabupaten Konawe.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan informan sebanyak 10 orang yang
pilih secara purposive sampling. Data dalam penelitian ini diperoleh melalui wawancara,
observasi dan studi pustaka. Data yang diperoleh tersebut kemudian dianalisis dalam
penelitian ini terdiri dari pengamatan deskriptif, analisis domein, pengamatan terfokus dan
analisis tema. Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi Sistem Keuangan Desa
dalam pengelolaan keuangan desa di Kecamatan Tongauna Kabupaten Konawe meliputi
penerapan separangkat aturan, sumber daya untuk menggerakkan kegiatan (sarana dan
parasana, sumberdaya keuangan, dan pelaksana (implementor) dan manfaat bagi masyarakat.
Dimana sumberdaya menjadi salah satu kendala terbesar dalam Implementasi SISKEUDES
dalam pengelolaan keuangan desa di Kecamatan Tongauna Kabupaten Konawe.
ABSTRACT
This research aims to describe and analyze the implementation of village financial
system application policy in Tongauna sub-district of Konawe regency. This study used
qualitative approach with informants as many as 10 people who chose purposive sampling.
The data in this study was obtained through interviews, observations and literature studies.
The data obtained was then analyzed in this study consisting of descriptive observation,
domein analysis, focused observation and theme analysis. The results of this study showed
that the implementation of village financial system in village financial management in
Tongauna Sub-district of Konawe regency includes the application of a set of rules,
resources to drive activities (facilities and parasana, financial resources, and implementors
and benefits for the community. Where resources become one of the biggest obstacles in the
107
Publica: Jurnal Administrasi Pembangunan dan Kebijakan Publik, Vol. 12 No. 2 Agustus 2021
PENDAHULUAN
Keuangan desa merupakan semua hak dan kewajiban desa yang dapat dinilai dengan
uang serta segala sesuatu berupa uang dan barang yang berhubungan dengan pelaksanaan hak
dan kewajiban desa (Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Pasal 71 ayat 1). Sejak adanya
otonomi daerah, struktur pemerintahan dibagi menjadi Pemerintah Pusat dan Pemerintah
Daerah. Pemerintah Daerah terdiri dari Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota.
Setelah diberlakukannya Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2014 tentang
Desa, Desa kemudian memiliki kewenangan pula sebagai daerah otonom. Desa diberikan
kesempatan yang besar untuk mengurus tata pemerintahannya sendiri, termasuk pelaksanaan
pembangunan untukmeningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup masyarakat Desa dalam
pentuk pengalokasian dana desa. Dengan adanya alokasi dana tersebut, sumber dana untuk
pembangunan yang diterima oleh Pemerintah Desa untuk menunjang program-program
pembangunan desa cukup besar dan harus dikelola dengan baik dan benar, sesuai dengan
kebutuhan Desa.
Pedoman umum dalam tata cara pelaporan dan pertanggungjawaban penyelenggaraan
pemerintah desa yakni memberikan pedoman bagi pemerintah desa dalam menyusun
RPJMDesa dan RKP-Desa perlu dilakukan pengaturan yaitu pengaturan pada aspek
perencanaan diarahkan agar seluruh proses penyusunan APBDesa semaksimal mungkin dapat
menunjukkan latar belakang pengambilan keputusan dalam penetapan arah kebijakan umum,
skala prioritas dan penetapan alokasi, serta distribusi sumber daya dengan melibatkan
partisipasi masyarakat. Akan tetapi keuangan desa merupakan hal yang strategis bagi desa
maupun bagi pemerintahan, apa yang terjadi di desa sebenarnya menunjukan bagaimana pola
keuangan di desa yang dilakukan oleh perangkat desa yang mana perencanaanya harus
disusun dengan bersama masyarakat desa karena dalam pelaksanaan dan pengelolaan
Keuangan desa harus dikelola berdasarkan asas-asas transparan, akuntabel, partisipatif serta
dilakukan dengan tertib dan disiplin anggaran (Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 66
Tahun 2014 tentang Perencanaan Desa)
Aplikasi SISKEUDES merupakan aplikasi yang dikembangkan Badan Pengawasan
Keuangan dan Pembangunan (BPKP) dalam rangka meningkatkan kualitas tata kelola
keuangan desa. Pengembangan Aplikasi SISKEUDES telah dipersiapkan sejak awal dalam
rangka mengantisipasi penerapan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa.
Sebelum SISKEUDES diluncurkan, sebagian besar desa membuat anggaran, pembukuan dan
laporan keuangan menggunakan Aplikasi yang formatnya tidak standar, yang tidak dapat
diperbaharui untuk memenuhi standar-standar regulasi. Hal ini menyulitkan pemerintah
Kabupaten/Kota dalam mengevaluasi APBDes dan Laporan Keuangan Desa. Masalah yang
timbul kemudian dengan pemberlakuan Aplikasi SISKEUDES yakni Desa yang sudah dilatih
namun masih enggan mengimplementasikan SISKEUDES dan lebih suka dengan
menggunakan sistem manual, umumnya karena mudah melakukan perubahan-perubahan
data, termasuk kegiatan yang tidak termasuk dalam APBDes. Hal ini dikarenakan Lemahnya
kapasitas personel desa untuk memenuhi standar-standar Pemerintah Pusat dalam mengelola
keuangan Desa. Dengan diterapkannya sistem keuangan desa (SISKEUDES) diharapkan
108
Publica: Jurnal Administrasi Pembangunan dan Kebijakan Publik, Vol. 12 No. 2 Agustus 2021
nantinya dapat membantu kerja dari aparat desa itu sendiri, sehingga kinerja dari aparat desa
semakin membaik dan penggunaan dari sistem tersebut dapat lebih efektif. Penggunaan
sistem informasi yang kurang efektif akan berdampak negatif pada kinerja dan mutu
pelayanan organisasi sektor publik pada masyarakat. Mutu pelayanan bagi masyarakat perlu
ditingkatkan karena hal ini akan mempengaruhi kepercayaan masyarakat kepada pemerintah
sebagai organisasi sektor publik. Sistem informasi diharapkan dapat meningkatkan kinerja
dan mutu pelayanan organisasi sektor publik pada masyarakat, semakin tinggi mutu
pelayanan bagi masyarakat maka semakin tinggi kepercayaan masyarakat kepada pemerintah.
Pemerintah Kabupaten Konawe mengalokasikan penganggaran pemerintahan desa
salah satunya melalui dana desa sebagaimana diamanatkan pada Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 37 Tahun 2007 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Desa. Keuangan desa
adalah semua hak dan kewajiban dalam rangka penyelenggaraan pemerintah desa yang dapat
dinilai dengan uang termasuk di dalamnya segala bentuk kekayaan yang berhubungan dengan
hak dan kewajiban tersebut. Pengelolaan keuangan desa merupakan keseluruhan kegiatan
yang meliputi perencanaan, penganggaran, penatausahaan, pelaporan, pertanggungjawaban
dan pengawasan keuangan (Arif, 2007). Pengelolaan SISKEUDES ini merupakan satu
kesatuan dengan pengelolaan keuangan desa dengan berpedoman pada Peraturan Bupati
Konawe Nomor 4 tahun 2013 tentang Pengelolaan Alokasi Dana Desa.
Berdasarkan fenomena yang terjadi dilapangan ditemukan kondisi faktual tentang
pengelolaan keuangan desa di Kecamatan Tongauna Kabupaten Konawe dimana pada sisi
pelaksanaan, kepala desa jarang melibatkan lembaga kemasyarakatan desa seperti Lembaga
Pemberdayaan Masyarakat Desa (LPMD), Badan Permusyawaratan Desa (BPD) dan lain-
lain. Lebih lanjut pula, ditinjau dari sisi pengendalian, terhadap penyelesaian administrasi
kegiatan yang sering terlambat dan kurang tertib sehingga menghambat pencairan dana desa
pada tahap II dan tahap III, kurangnya fasilitas dari tim pendamping tingkat Kecamatan dan
kurangnya pengawasan dari masyarakat, lembaga kemasyarakatan desa serta pemerintah
terkait dengan pemanfaatan dana desa; selain itu, sejak diberlakukannya aplikasi
SISKEUDES yang mana diharapkan nantinya dapat membantu kerja dari aparat desa itu
sendiri, sehingga kinerja dari aparat desa semakin membaik dan penggunaan dari sistem
tersebut dapat lebih efektif, namun hal tersebut tidak sesuai dengan harapan karena umumnya
pengelolaan keuangan desa di Kecamatan Tongauna Kabupaten Konawe memperlihatkan
potret yang buruk .Berdasarkan uraian di atas nampak bahwa pengelolaan keuangan desa di
Kecamatan Tongauna Kabupaten Konawe belum berjalan sebagaimana mestinya sehingga
perlu dilakukan penelitian yang berjudul Implementasi Kebijakan Sistem Keuangan Desa
(SISKEUDES) dalam Pengelolaan Keuangan di Kecamatan Tongauna Kabupaten Konawe.
TINJAUAN PUSTAKA
Konsep Implementasi
Alfarisi dan Meyzi (2017) mengemukakan implementasi intinya adalah Kegiatan
untuk mendistribusikan keluaran kebijakan (to deliver policy output) yang dilakukan oleh
para Implementor kepada kelompok sasaran (target group) sebagai upaya untuk mewujudkan
kebijakan. Selanjutnya Ripley dan Franklin dalam Winarno (2014) menyatakan bahwa
Implementasi adalah apa yang terjadi setelah undang-undang ditetapkan yang memberikan
otoritas program, kebijakan, keuntungan (benefit), atau suatu jenis keluaran yang nyata
(tangible output). Implementasi mencakup tindakan-tindakan oleh sebagai aktor, khususnya
para birokrat yang dimaksudkan untuk membuat program berjalan.
109
Publica: Jurnal Administrasi Pembangunan dan Kebijakan Publik, Vol. 12 No. 2 Agustus 2021
Agustino dalam Delia (2018) implementasi merupakan suatu proses yang dinamis,
dimana pelaksana kebijakan melakukan suatu aktivitas atau kegiatan, sehingga pada akhirnya
akan mendapatkan suatu hasil yang sesuai dengan tujuan atau sasaran kebijakan itu sendiri.
Pada konteks ini tidak hanya melibatkan perilaku badan-badan administratif yang
bertanggungjawab melaksanakan program dan menimbulkan ketaatan pada diri kelompok
sasaran, tetapi juga menyangkut jaringan ekonomi dan sosial yang langsung atau tidak
langsung dapat mempengaruhi perilaku dari semua pihak yang terlibat dan berdampak pada
apa yang diharapakan (intended) atau keberhasilan maupun yang tidak diharapkan
(unintended) atau kegagalan dari suatu program.
Syaukani (2004) membagi dimensi-dimensi dalam implementasi kebijakan meliputi :
1) Penerapan Seperangkat Aturan Implementasi merupakan suatu rangkaian aktivitas
dalam rangka menghantarkan kebijakan kepada masyarakat sehingga kebijakan tersebut
dapat membawa hasil sebagaimana diharapkan. Rangkaian kegiatan tersebut mencakup
persiapan seperangkat peraturan lanjutan yang merupakan interpretasi dari kebijakan
tersebut.
2) Sumber Daya untuk menggerakkan kegiatan (sarana dan prasarana, sumberdaya
keuangan dan pelaksana)
3) Manfaat bagi masyarakat, kehadiran Aplikasi SISKEUDES yang merupakan bentuk dari
e-government tentunya akan menciptakan pemerintahan yang efisien, efektif, dan
produktif serta transparan, dimana semua peran teknologi informasi dipandang sebagai
modal utama baik infrastruktur, sumber daya manusia maupun sistem aplikasinya yang
dikembangkan
Konsep Keuangan
Widjaja (2002) keuangan desa adalah pengurusan keuangan desa yang dilakukan
oleh pemerintah desa yang dipertanggunjawabkan pelaksana kepada desa berkewajiban
melakukan keuangan secara teratur dan sesuai dengan perencanaan. Selanjutnya pendapat
yang sama Widjaja dalam Juardi, Nustakim dan Riski (2018) mengatakan bahwa keuangan
desa adalah pemerintah desa menekankan pada prinsip-prinsip demokrasi, peran serta
masyarakat, pemerataan dan keadilan serta memperhatikan potensi dan keanekaragaman
daerah. Ismail (2019) mengatakan bahwa desa memiliki posisi yang sangat strategis,
sehingga diperlukan adanya perhatian yang seimbang terhadap penyelenggaraan otonomi
daerah. Kemudian menurut Nurcholis (2011) bahwa keuangan desa adalah “semua hak dan
kewajiban dalam rangka penyelengaraan pemerintah desa yang dapat dinilai dengan uang,
termaksud didalamnya segala bentuk kekayaan yang berhubungan dengan hak dan kewajiban
desa tersebut.
Dari beberapa definisi di atas dapat disimpukan bahwa keuangan desa adalah semua
hak dan kewajiban dalam rangka penyelengaraan pemerintah desa yang dapat dinilai dengan
uang, termaksud didalamnya segala bentuk kekayaan yang berhubungan dengan hak dan
kewajiban desa yang diamanahkan pada pemerintah desa dengan menekankan pada prinsip-
prinsip demokrasi, peran serta masyarakat, pemerataan dan keadilan serta memperhatikan
potensi dan keanekaragaman daerah.
110
Publica: Jurnal Administrasi Pembangunan dan Kebijakan Publik, Vol. 12 No. 2 Agustus 2021
mencapai suatu tujuan”. Selanjutnya pendapat yang sama Prakosa dan Suyono (2018)
mengemukakan bahwa pengelolaan bukan hanya melaksanakan suatu kegiatan, akan tetapi
merupakan rangkaian kegiatan. Pengertian keuangan desa menurut Soleh dan Rochmanyah
dalam Aurriel dan Sari (2020) adalah dana yang berasal dari pendapatan asli desa (PAD),
anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) dan anggaran pendapatan dan belanja
negara (APBN). Dalam penelitian Handayati dan Palil (2020) menunjukkan penyelenggaraan
urusan pemerintah desa yang menjadi kewenangan desa didanai dari APBD, bantuan
pemerintah pusat, dan bantuan pemerintah daerah. Penyelenggaraan urusan pemerintahan
daerah yang diselengarakan oleh pemerintah desa didanai dari APBD, sedangkan
penyelenggaraan urusan pemerintah pusat yang diselenggarakan oleh pemerintah desa
didanai APBN
Banga (2017) Pengelolaan Keuangan Desa adalah keseluruhan kegiatan yang
meliputi perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan, dan pertanggungjawaban
keuangan desa. Penyelenggaraan kewenangan Desa berdasarkan asal usul dan kewenangan
lokal berskala Desa didanai oleh APDesa juga didanai oleh APBN dan APBD. Jalaludin, dkk
(2018) proses administrasi keuangan negara/daerah, dapat dikatakan bahwa keterbukaan
pemerintah dalam mengakomodir aspirasi dan kepentingan masyarakat dalam bidang
keuangan negara/daerah telah mengalami kemajuan yang cukup bermakna. Pemerintah telah
membuka diri untuk menerima saran, usulan, pertimbangan dan kritikan sejak awal
perencanaan kebijakan keuangan negara/daerah melalui mekanisme Musrembang yang
dilaksanakan di Desa.
METODE
Penelitian ini dilaksanakan di dua desa yaitu Desa Ambepulu dan Desa
Lalonggowuna Kecamatan Tongauna Kabupaten Konawe, pemilihan lokasi penelitian ini
didasari dengan pertimbangan bahwa desa Ambepulu mewakili desa yang keseluruhan
pengelolaan keuangannya telah memakai aplikasi SISKEUDES dan desa Lalonggowuna
mewakili desa yang belum sepenuhnya menerapkan aplikasi SISKEUDES. Penelitian ini
menggunakan pendekatan kualitatif dengan informan sebanyak 10 orang yang pilih secara
purposive sampling. Data dalam penelitian ini diperoleh melalui wawancara, observasi dan
studi pustaka. Data yang diperoleh tersebut kemudian dianalisis dalam penelitian ini terdiri
dari pengamatan deskriptif, analisis domein, pengamatan terfokus dan analisis tema.
111
Publica: Jurnal Administrasi Pembangunan dan Kebijakan Publik, Vol. 12 No. 2 Agustus 2021
aparat desa yang menjadi pelaksana dalam pengelolaan anggaran tersebut. Hal ini sesuai
dengan hasil wawancara dengan Kepala Desa Ambepulu menyatakan bahwa:
Dari hasil wawancara tersebut diatas menunjukkan bahwa Desa Ambepulu Kecamatan
Tongauna Kabupaten Konawe telah menerapkan aplikasi SISKEUDES dalam pengelolaan
keuangan desa dengan mengacu pada aturan pusat yang tertera dalam Peraturan Dalam
Negeri Nomor 20 Tahun 2018 tentang Pengelolaan Keuangan Desa. Aplikasi sistem
keuangan desa merupakan salah satu bentuk inovasi sistem pelaporan keuangan desa yang
mengedepankan aksesibilitas, serta efektif dan efisien waktu. Dari hasil penelitian dalam
hubungan seperangkat aturan dengan pelaksanaan pengelolaan keuangan desa melalui
aplikasi SISKEUDES Pengelolaan Keuangan Desa merujuk pula pada Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 113 Tahun 2014 adalah Perangkat Desa dengan penekanan pada
penyebutan fungsi, sedangkan pada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2018
tentang Pengelolaan Keuangan Desa. Menurut Syaukani (2004) penerapan seperangkat
aturan menunjuk pada suatu organisasi yang dimaksudkan untuk mengerahkan tenaga
dengan teratur dan terus menerus, untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Dengan lain
perkataan, birokrasi adalah organisasi yang bersifat hierarkhis, yang ditetapkan
secara rasional untuk mengkoordinir pekerjaan orang-orang untuk kepentingan
pelaksanaan tugas-tugas administratif. Kemudian Delia (2018) menyatakan bahwa
seperangkat aturan dalam suatu pelaksanaan kebijakan, dimana merupakan interpretasi dari
kebijakan tersebut. sehingga dari sebuah undang-undang Desa muncul sejumlah Peraturan
Pemerintah, Keputusan Presiden, maupun Peraturan Daerah, menyiapkan sumber daya guna
menggerakkan implementasi termasuk di dalamnya sarana dan prasarana, sumber daya
keuangan, dan tentu saja siapa yang bertanggung jawab melaksanakan kebijakan tersebut,
dan bagaimana mengantarkan kebijakan secara konkrit ke masyarakat Desa.
112
Publica: Jurnal Administrasi Pembangunan dan Kebijakan Publik, Vol. 12 No. 2 Agustus 2021
Dari hasil wawancara di atas menunjukkan bahwa terkait kegiatan penerapan aplikasi
SISKEUDES dalam pengelolaan keuangan desa Lalonggowuna belum berjalan dengan baik
karena karena setiap penerimaan dan pengeluaran kas hanya dicatat secara manual pada
Buku Kas Umum, Buku Kas Pembantu Pajak, dan Buku Bank Desa sementara
pengimputan dalam aplikasi SISKEUDES ditindak lanjuti oleh aparat BPMD yang
dipercayakan dan mengetahui penggunaan aplikasi tersebut karena Bendahara desa belum
mengetahui penggunaan aplikasi SISKEUDES. Penerapan SISKEUDES di Desa
Lalonggowuna terhambat dan tidak optimal, karena tidak ada fasilitas yang memadai
seperti komputer. Penerapan SISKEUDES dilakukan menggunakan Laptop milik perangkat
desa. Dari segi aplikasi, kendala yang sering terjadi adalah ketika terdapat kesalahan
penginputan, maka sulit untuk mendeteksi kesalahan tersebut, dengan kata lain pengguna
harus meneliti kembali satu persatu data yang telah diinput. Sarana dan Prasarana ini
mencakup ketersediaan komputer/laptop, jaringan internet, dan lain sebagainya. Dengan
menerapkan aplikasi SISKEUDES dapat meningkatkan efektifitas dan efisiensi dalam
pelayanan publik melalui layanan yang tepat waktu, cepat, dan pelayanan yang merata.
Penerapan SISKEUDES di Desa Lalonggowuna terhambat dan tidak optimal, karena
tidak ada fasilitas yang memadai seperti komputer. Penerapan SISKEUDES dilakukan
menggunakan Laptop milik perangkat desa. Dari segi aplikasi, kendala yang sering terjadi
adalah ketika terdapat kesalahan penginputan, maka sulit untuk mendeteksi kesalahan
tersebut, dengan kata lain pengguna harus meneliti kembali satu persatu data yang telah
diinput Menurut Arif (2007) menyatakan bahwa sarana dan prasarana merupakan bagaian
yang mendukung dalam pelaksanaan suatu program, sehingga sarana dan prasarana harus
diperhatikan dengan baik agar pelayanan dapat berjalan dengan baik dan optimal.
2. Sumberdaya Keuangan
Dari penelitian yang dilakukan 50 % dari total Belanja Pegawai Desa Ambepulu dan
Desa Lalonggowuna di gunakan untuk membayar Tunjangan Aparat Desa. Lainnya
digunakan untuk belanja Jaminan Sosial Kades dan Aparat, Insentif dan Opersional Tenaga
Kesehatan serta Operasional Kegiatan Pemerintah Desa, Selain itu terdapat pula honorarium
dari Lembaga Masyarakat seperti Honorarium Badan Permusyawaratan Desa yang menurut
wawancara penulis dengan Ketua BPD Desa Ambepulu menyatakan :
“Penerimaan Insentif untuk tahun 2019 yakni total 49.350.000 sudah termasuk
Insentif Ketua, Wakil Ketua, Sekretaris, dan dua anggota BPD. Kami tidak
mengetahui secara pasti berapa insentif BPD dalam 1 tahun berjalan karena untuk
hasil printout tahun sebelumnya belum kami miliki, kami baru mengetahui besaran
insentif pada saat penerimaan dan penandatanganan LPJ Insentif” (Wawancara,
tanggal 21 Desember 2020)
113
Publica: Jurnal Administrasi Pembangunan dan Kebijakan Publik, Vol. 12 No. 2 Agustus 2021
3. Pelaksana (Implementor)
Sumberdaya meliputi sesuatu hal yang dimiliki oleh organisasi dalam menjalankan
suatu program kebijakan yang meliputi sarana dan parasana, sumberdaya keuangan, dan
pelaksana (implementor) yang dibutuhkan guna pengambilan keputusan dan kewenangan
yang cukup guna melaksanakan tugas atau tanggung jawab dalam pelaksanaan program.
Berikut ini wawancara bersama Pelaksana Kegiatan Anggara Desa Ambepulu mengatakan
bahwa:
114
Publica: Jurnal Administrasi Pembangunan dan Kebijakan Publik, Vol. 12 No. 2 Agustus 2021
dapat memberikan informasi yang tepat. Adanya sistem keuangan desa (SISKEUDES)
tersebut tentunya diharapkan dapat memberikan manfaat yang baik bagi setiap pegawai
desa. Meskipun SISKEUDES merupakan sistem yang baru diterapkan di Desa
Ambepulu, namun para pegawai telah merasakan manfaat dari adanya SISKEUDES ini.
Hal ini sesuai dengan pendapat dari Salah seorang informan selaku Kepala Desa
Ambepuluyang mengatakan bahwa:
“Bagi k a m i , manfaatnya luar biasa dengan kita sudah ada sistem
keuangan di desa niki lebih tertata secara administratif untuk
mendukung kegiatan operasional. Dulu kalau ada keluar dari ketentuan inikan kita
tidak tau. Sedangkan pada SISKEUDES sekarang inikan mapingnya sudah
ada. Sudah diatur, termasuk bahasa-bahasanya. Tidak bisa kita mengada-ada
sekarang, misalkan kalau transport tidak ada ya kita tidak bisa mengeluarkannya,
itu bagusnya dan sudah memberikan manfaat kepada msayarakat” (Wawancara,
t a n gga l 2 0 Agustus 2020)
SIMPULAN
Dari hasil dan pembahasan di atas maka, kesimpulan yang dapat diambil yaitu
implementasi Sistem Keuangan Desa (SISKEUDES) dalam pengelolaan keuangan desa di
Kecamatan Tongauna Kabupaten Konawe didukung dengan penerapan seperangkat aturan
dimana terdapatnya standar prosedur operasional yang mengatur tata aliran dari pelaksanaan
program dari suatu organisasi yang meliputi adanya penyeragaman tindakan dari unit-unit
organisasi yang saling bekerjasama, adanya koordinasi dalam pelaksanaan program dan
adanya kejelasan tugas antara unit dalam menjalankan suatu program kebijakan, selain itu
juga pengimplementasi sistem keuangan desa didukung dengan pelaksana yang kompoten
dan disiplin.
REFERENSI
Adisasmita., 2011. Manajemen Pemerintahan Daerah, Yogyakarta: Graha Ilmu.
Alfarisi, S, Sujianto, dan Meyzi Heriyanto., 2017. Implementasi Peraturan Daerah Tentang
Badan Usaha Milik Desa (BUMDes). Jurnal Ilmu Administrasi Negara. Vol.
14, No. 3.
115
Publica: Jurnal Administrasi Pembangunan dan Kebijakan Publik, Vol. 12 No. 2 Agustus 2021
116