Anda di halaman 1dari 7

1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Pembangunan kesehatan merupakan investasi dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Kesehatan sebagai investasi akan menghasilkan penduduk yang sehat dan produktif sebagai SDM

pembangunan yang berkelanjutan serta memiliki daya saing global. Visi Misi Departemen Kesehatan Republik Indonesia tahun 2010 -2014 yaitu Masyarakat Yang Mandiri dan Berkeadilan. Untuk keberhasilan Visi dan Misi Departemen kesehatan tersebut adalah meningkatkan peran serta masyarakat. Salah satu peran serta masyarakat sebagai bentuk upaya kesehatan bersumber daya masyarakat ( UKBM ) yang merupakan wujud nyata peran serta dalam pembangunan kesehatan adalah keberadaan Posyandu. Posyandu merupakan salah bentuk pelayanan kesehatan yang dilaksanakan oleh, dari dan bersama masyarakat, untuk memberdayakan masyarakat. Dengan posyandu masyarakat dapat memperoleh

kemudahan-kemudahan dalam pelayanan kesehatan terutama pelayanan KB, KIA, Imunisasi, Gizi dan Penanggulangan Diare. ( Depkes RI 2009 ) . Derajat kesehatan masyarakat di Indonesia masih rendah. Salah satu penyebabnya adalah belum dimanfaatkannya sarana pelayanan kesehatan secara optimal oleh masyarakat, termasuk posyandu. Sampai dengan tahun 200 7 diperkirakan ada 267.000 posyandu yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Sejak 1997 dengan adanya krisis ekonomi,

kegiatan posyandu mulai menurun. Jumlah kunjungan balita di posyandu yang semula diperkirakan mencapai 60 - 70 % menurun menjadi 30 40 % (Adisasmito,2007). Keberhasilan masyarakat. Posyandu dari sangat kader tergantu ng pada sangat keterlibatan mene ntukan

Kinerja

posyandu

perkembangan Posyandu tersebut. Apabila kader posyandu memahami dan mengetahui fungsi yang diembannya maka mereka bukan hanya

sebagai pelaksana tetapi juga sebagai perencana kegiatan di posyandu Sebagai pengelola tentunya harus memiliki kinerja yang baik yang didukung oleh beberapa faktor baik dari segi pendidikan, sosial dan

ekonomi, organisasi maupun faktor lainnya.( Depkes RI 2001 ) Sejak pencanangan Posyandu di tahun 1986, berbagai hasil telah dicapai antara lain, angka kematian ibu dan bayi telah berhasil diturunkan dan umur harapan hidup rata -rata bangsa Indonesia telah meningkat secara bermakna (signifikan). Jika pada tahun 1995 Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) masing-masing adalah

373/100.000 kelahiran hidup (SKRT, 1995) serta 60/1000 kelahiran hidup (Susenas, 1995), maka pada tahun 200 7 AKI turun menjadi 228/100000 kelahiran hidup (SDKI, 200 7), sedangkan AKB turun menjadi 34/1000 kelahiran hidup (SDKI, 2007). Sementara Umur Harapan Hidup rata-rata meningkat dari 45 tahun 1970 manjadi 70,5 %/tahun, pada tahun 200 7 (SDKI, 2007).

Kinerja posyandu menurun dalam beberapa tahun terakhir ini disebabkan karena sebagian oleh adanya krisis ekonomi dan moneter di Indonesia dan juga karena pelaksanaan kegiatan posyandu yang bersifat rutin dan kurang menarik sehingga menimbulkan kejenuhan para kader dan pengelola posyandu. Dari hasil monitoring dan evalua si terhadap kegiatan posyandu diketahui bahwa banyaknya kader yang kurang aktif selain karena mencari kerja juga karena pengetahuan, sikap dan keterampilan kader yang kurang bahkan ada yang belum memahami hal hal yang berkaitan dengan kegiatan posyandu. P enyebab lain karena kurangnya dana penunjang, kurang partisipasi masyarakat dalam

memanfaatkan posyandu serta petugas kurang membina . Perkembangan posyandu di Indonesia pada tahun 2007 tercatat 269.202 buah Posyandu dan 76,2 % adalah posyandu pratama dan madya, selebihnya (23,8 %) posyandu purnama dan mandiri (Depkes RI 2007 ) Profil kesehatan Propinsi Kalimantan Timur tahun 2009 menunjukkan bahwa jumlah posyandu yang sudah terbentuk sebanyak 4.199 Posyandu dengan tingkat perkembangan atau strata yaitu 21,2% Posyandu

Pratama, 41,39% Posyandu Madya, 26,07% Posyandu Purnama, dan 9,12% Posyandu Mandiri. Tahun 2009, cakupan D/S adalah 53,56% dengan penjabaran; data D sebanyak 175.361 orang sedangkan data S sebanyak 327.393 orang. Tahun 2010 jumlah D/S adalah 38.7% dari jumlah D sebanyak 166.244 orang dan data S sebanyak 429.883 orang Sedangkan jumlah kader yang ada sebanyak 1 2.207 orang (Aktif 58,14%)

dengan ratio kader terhadap posyandu menurun menjadi 3 kader perposyandu atau 2-3 kader setiap posyandu. Hal ini jelas merupakan suatu masalah dalam suatu upaya program pemberdayaan masyarakat di wilayah Propinsi Kalimantan timu r. Sedangkan pada kabupaten Kutai Kartanegara jumlah posyandu pada tahun 2005 terdapat 3171 kader aktif yang tersebar dalam 603 posyandu, dan angka ini naik pada tahun 2009 menjadi 3.325 kader Posyandu dengan jumlah posyandu 645 buah. Dari data Dinas Kese hatan Kabupaten Kutai Kartanegara jumlah Posyandu Pratama dan madya adalah 51,46%, dan 48,4% Purnama dan Mandiri. Cakupan pelayanan Posyandu belum mencapai harapan, dengan angka cakupan D/S masih mencapai 43,38% tahun 2009. Dari 30 Puskesmas yang berada di Kutai Kartanegara Puskesmas Sebulu II merupkan Puskesmas dengan strata Posyandu terbaik yaitu Posyandu Pratama 0%, Madya 8,33%, Purnama 33,3% dan Mandiri 58,33%. Selanjutnya Puskesmas samboja dengan tingkat perkembangan Posyandu atau Strata Posyandu Prata ma 2,27%, Madya 34,5%, Purnama 31%, dan Mandiri 29,55%. Sedangkan untuk Puskesmas dengan tingkat perkembangan Posyandu yang masih kurang adalah Puskesmas Ritan hanya Posyandu Madya 100% (9 Posyandu ) , Puskesmas Tabang hanya ada Posyandu madya 100% ( 13 Po syandu ), dan Rimba Ayu salah satu Puskesmas yang strata Posyandunya masih kurang.

Menurut data yang diperoleh dari Profil Puskesmas Rimba Ayu Tahun 2009 pada delapan desa terdapat jumlah posyandu pratama 51 % madya 49 %, Cakupan D/S 42,8%, dengan jumlah kader yang ada 145 orang, namun yang aktif hanya 75 kader (Aktif 5 1,72 %). Ini berarti jumlah kader cukup memadai tetapi jumlah kader aktif di bawah rata -rata angka pencapaian nasional. Hal ini disebabkan oleh belum maksimalnya fungsi yang diemban oleh para pembina kader posyandu dalam melatih dan membina kader posyandu. Untuk meningktkan kinerja kader posyandu maka diperlukan suatu pembinaan dari berbagai pihak yaitu Puskesmas Rimba Ayu dan Pemerintah Desa atau PKK dalam wilayah Puskesmas Rimba Ayu, guna membina Posyandu yang berada di desa tersebut,

sehingga kader posyandu dapat lebih diperhatikan. Seorang kader harus memiliki motivasi kerja yang tinggi dalam melaksanakan kegiatanya yang dilakukan selama menjadi kader

Posyandu. Umur dari kader Poyandu yang masih produkti dan lamanya seorang menjadi kader posyandu juga mempengaruhi kinerja seorang kader Posyandu. Tingkat soial ekonomi atau pendapatan keluarga merupakan faktor yang sangat ikut mempengaruhi kinerja kader Posyandu.Upaya penilaian peningkatan motivasi efektivitas kerja kader posyandu dapat usia melalui kader

terhadap

posyandu,

posyandu,tingkat soial ekonomi kader posyandu dan adanya dana atau insentif yang diberikan kepada kader posyandu diharapkan dapat meningkatkan kinerja kader posyandu dalam melaksanakan kegiatan nya

dan mendorong pemanfaatan posyandu oleh masyarakat . Hal inilah yang mendorong penulis untuk meneliti faktor yang berhubungan dengan Kinerja Kader terhadap Posyandu di Puskesmas Rimba Ayu .
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut

maka dapat dirumuskan

masalah faktor apa yang berhubungan dengan Kinerja Kader Posyandu di wilayah kerja Puskesmas Rimba Ayu.
C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum Untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan

Kinerja kader Posyandu di wilayah kerja Puskesmas Rimba Ayu Kecamatan Kota Bangun Kabupaten Kutai Kartanegara . 2. Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui hubungan antara motivasi kerja Kinerja Kader Posyandu . b. Untuk mengetahui hubungan antara umur kader Kinerja Kader Posyandu. c. Untuk mengetahui hubungan antara tingkat soial ekonomi kader dengan Kinerja Kader Posyandu. d.Untuk mengetahui hubungan antara insentif kader dengan kinerja kader posyandu.
Manfaat Penelitian

dengan

dengan

1. Manfaat Ilmiah

Melalui hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan bahan referensi bagi ilmu pengetahuan berupa informasi tentang faktor yang berhubungan dengan Kinerja Kader Posyandu di Puskesmas Rimba Ayu sehingga dapat memberikan masukan bagi peneliti peneliti berikutnya tentang Kinerja Kader Posyandu. 2. Manfaat bagi masyarakat Hasil penelitian ini dapat menambah informasi bagi

masyarakat khususnya dalam berpartisipasi di posyandu dan memberikan dukungan kepada kader untuk meningkatkan kinerja di posyandu. 3. Manfaat bagi pemerintah Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi tentang kinerja kader posyandu sehingga dapat memberikan kebijakan kepada pihak yang terkait dan sebagai bahan yang dapat menunjang kinerja kader posyandu.

Anda mungkin juga menyukai