NIM: 0613522021
Jawab:
1) Mendeskripsikan tingkat keparahan gejala depresi, kecemasan, dan stress pada orang
dewasa yang tinggal di Portugal selama Lockdown pertama saat pandemi COVID 19
di Portugal pada bulan Maret hingga Mei 2020;
2) Mempelajari Hubungan sosiodemografi terkait kesehatan.
Peserta penelitian ini adalah sebanyak 550 orang dewasa, tetapi hanya 484 orang yang
memberikan data lengkap. Sehingga sample yang digunakan hanyalah 484 orang tersebut.
Peserta diberikan kuesioner sosiodemografi seperti : Jenis Kelamin, Usia, Pekerjaan,
Pendapatan, Jenjang Pendidikan, gangguan COVID-19 pada aktivitas kehidupan sehari-hari,
persepsi kesehatan dan kualitas hidup peserta, dukungan sosial dan dampak psikologis.
Survei dilaksanakan secara Online dengan menyebar / mengirimkan e-mail yang dikirimkan
ke instansi – instansi (misal : Lembaga Pendidikan dan Kesehatan), melalaui Web dan milis
“Ordem dos Psihailogo Portugis”, serta media Sosial.
. Hasil penelitian ini menunjukkan 36% sampel mengalami ganguan psikologi ringan,
seperti depresi, gangguan kecemasan, dan stress. Selain itu, 9 % sampel menunjukkan
mengalami tingkat depresi dam kecemasan yang parah dan sangat parah, dan 10 % lainnya
melaporkan tingkat kecemasan yang parah atau sangat parah.
Oleh karena itu, hal ini tidak bisa diremehkan. Perlu peran prosedur yang tepat untuk
menagani masalah tersebut. Misalnya, mengintegrasikan kebijakan dan intervensi kesehatan
mental. Contoh : melakukan promosi kesehatan yang konsisten, saluran komunikasi yang
jelas dan aman, informasi tentang pandmi yang akurat, serta memberikan layanan konsultasi
kesehatan mental secara online.
2. Apakah hasil penelitian pada artikel jurnal tersebut terjadi juga di Indonesia? Mohon
jelaskan dengan rinci!
Jawab:
1. Tingkat stress yang meningkat pada tenaga kesehatan pemberi layanan Covid
19. Terdapat kekhawatiran tenaga kesehatan tertular Covid 19 dari pasien yang
dirawatnya. Keterbatasan alat pelindung diri (APD) pada masa awal pandemi ikut
berkontribusi pada rasa kekhawatiran itu. Selain itu, meningkatnya jumlah pasien covid
19 yang dirawat menimbulkan kelelahan fisik dan mental. Karantina pada tenaga
kesehatan juga menimbulkan gangguan psikososial karena tenaga kesehatan tidak dapat
bertemu secara langsung dengan keluarganya. Selain itu, stigma negatif di masyarakat
bahwa tenaga kesehatan sebagai "pembawa" atau yang nenularkan covid 19 dari pasien,
ikut meningkatkan stress pada tenaga kesehatan.
Selain pada tenaga kesehatan, gangguan psikososial juga terjadi pada masyarakat
pada umumnya. Lockdown atau PPKM telah membatasi kegiatan masyarakat. Aktifitas
masyarakat menjadi terbatas. Hal ini menimbulkan stress karena orang tidak bisa saling
berinteraksi. Selain itu, penutupan tempat-tempat publik, menimbulkan kejenuhan pada
diri seseorang. Mereka harus tetap berada di rumah dan hal ini menimbulkan kejenuhan.
Dampak PPKM juga pada sektor ekonomi. Kegiatan masyarakat di larang
sehingga kegiatan seperti hiburan,yang berpotensi menggerakkan ekonomi juga berhenti.
Ini mengakibatkan kelesuan ekonomi masyarakat, dan berakibat penurunan pertumbuhan
ekonomi secara signifikan. Ini menimbulkan gangguan psikososial karena penurunan
pendapatan dan akhirnya penurunan daya beli masyarakat.
Secara umum, masyarakat juga jenuh dengan kondisi yang terus berlanjut. Mereka
berfikir kapan pandemi akan berakhir dan kembali seperti sedia kala.
Jawab:
Jawab:
Penanganan Covid 19 sudah berjalan dengan baik. Penanganan covid 19 harus
dilakukan secara bersama-sama atau gotong royong seluruh komponen bangsa.
Pemerintah pusat dan daerah, TNI/Polri, sektor swasta dan masyarakat harus dilibatkan
dalam penanganan pandemi covid 19.
Pembentukan satgas covid 19, yang anggotanya terdiri dari berbagai unsur, sudah
tepat. Namun demikian, yang lebih penting adalah ukuran kinerja satgas covid 19. Masih
kita jumpai di sana sini, pelanggaran aturan yang tidak di tindak tegas oleh satgas covid
19. Bahkan ada kesan, penegakan aturan oleh satgas covid 19 masih tebang pilih.
Pengaturan cara kerja dan jam kerja,baik oleh pegawai pemerintah maupun
pegawai swasta sudah tepat. Pengaturan jarak antar pegawai, work from home (WFH)
sudah barang tentu ikut berkontribusi dalam pengendalian covid 19. Namun demikian,
tidak semua sektor swasta melaksanakan hal ini. Perlu kerja keras satgas untuk
pengawasan terhadap perusahaan.
Di sektor pendidikan, sistem daring yang diterapkan adalah hal terbaik. Namun
demikian, juga harus diperhatikan dan dibantu oleh pemerintah,orang tua atau wali murid
yang kurang mampu. Baik itu kemampuan ekonomi maupun kemampuan intelektual
dalam mengajari anak anak nya belajar dari rumah.
Bantuan ekonomi bagi warga yang terdampak, sudah dilakukan, namun masih
jauh dari angka cukup. Di perlukan lebih banyak bantuan dari pemerintah maupun swasta,
untuk memberi bantuan ekonomi kepada warga terdampak. Hal ini karena jika tidak
dilakukan, maka dampak sosial yang akan timbul sebagai akibat kontraksi ekonomi, akan
sangat dahsyat terjadi di tengah masyarakat.