Anda di halaman 1dari 37

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN MEDIKAL

BEDAH (KMB) PADA TN. D DENGAN DIAGNOSA MEDIS


NSTEMI (NON-ST-SEGMENT ELEVATION MYOCARDIAL INFARCTION)
DI RUANG ICVCU RSUD dr.DORIS SYLVANUS
PALANGKARAYA

Disusun Oleh :

Yetri Dea Puspitasari

(2020-01-14401-027)

YAYASAN EKA HARAP PALANGKA RAYA

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

PRODI DIII KEPERAWATAN

TAHUN 2022

i
HALAMAN PENGESAHAN

Laporan Pendahuluan Ini Disusun Oleh:

Nama : Yetri Dea Puspitasari

NIM : 2020-01-14401-027

Program Studi : DIII Keperawatan

Judul : “ Laporan pendahuluan dan asuhan keperawatan medikal bedah


pada Tn. D dengan diagnosa medis NSTEMI di ruang ICVCU
RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya”.

Dibuat Sebagai Syarat Dalam Menempuh Praktik Klinik Keperawatan III

Pada Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Eka Harap Palangkaraya

Laporan keperawatan ini telah disetujui oleh :

Pembimbing Akademik Pembimbing Lahan

Vina Agustina, Ners., M.Kep Leni Wulandari, SST

KATA PENGANTAR

ii
Dengan memanjatkan Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas berkat dan anugerah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan Laporan
Pendahuluan yang berjudul “Laporan pendahuluan dan asuhan keperawatan
medikal bedah pada Tn. D dengan diagnosa medis NSTEMI di ruang ICVCU
RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya”. Laporan pendahuluan ini disusun guna
melengkapi tugas PKK III.

Laporan Pendahuluan ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh
karena itu, saya ingin mengucapkan terimakasih kepada :

1. Ibu Maria Adelheid Ensia, S.Pd., M.Kes selaku Ketua STIKes Eka Harap
Palangka Raya.
2. Ibu Vina Agustina, Ners., M.Kep selaku Ketua Program Studi DIII
Keperawatan STIKes Eka Harap Palangka Raya.
3. Ibu selaku Vina Agustina, Ners., M.Kep pembimbing akademik yang telah
banyak memberikan arahan, masukkan, dan bimbingan dalam penyelesaian
asuhan keperawatan ini
4. Ibu Leni Wulandari, SST selaku pembimbing lahan yang telah banyak
memberikan arahan, masukkan, dan bimbingan dalam penyelesaian asuhan
keperawatan ini
5. Semua pihak yang telah banyak membantu dalam pelaksaan kegiatan
pengabdian kepada masyarakat ini.
Saya menyadari bahwa laporan pendahuluan ini mungkin terdapat kesalahan
dan jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu penyusun mengharapkan saran dan
kritik yang membangun dari pembaca dan mudah-mudahan laporan pendahuluan
ini dapat mencapai sasaran yang diharapkan sehingga dapat bermanfaat bagi kita
semua.

Palangka Raya, 05 November 2022

Yetri Dea Puspitasari

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN...........................................................................................
KATA PENGANTAR......................................................................................................
DAFTAR ISI ....................................................................................................................
BAB 1 PENDAHULUAN..................................................................................................
1.1 Latar Belakang.............................................................................................
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................
1.3 Tujuan..........................................................................................................
1.4 Manfaat........................................................................................................
BAB 2 LAPORAN PENDAHULUAN.............................................................................
2.1 Konsep Dasar NSTEMI.........................................................................................
2.1.1 Definisi NSTEMI.........................................................................................
2.1.2 Patofisiologi NSTEMI.................................................................................
2.1.3 Pemeriksaan Penunjang NSTEMI...............................................................
2.1.4 Penatalaksanaan NSTEMI...........................................................................
2.1.5 Terapi Medikasi NSTEMI...........................................................................
2.1.6 Perawatan Untuk Pasien Resiko Rendah.....................................................
2.1.7 Tatalaksana Predischarge dan Pencegahan Sekunder .................................
2.1.8 Pathway........................................................................................................
2.2 Konsep Dasar Asuhan Keperawatan...................................................................
2.2.1 Pengkajian....................................................................................................
2.2.2 Diagnosa Keperawatan................................................................................
2.2.3 Intervensi......................................................................................................
2.2.4 Impelementasi..............................................................................................
2.2.5 Evaluasi Keperawatan................................................................................
BAB 3 ASUHAN KEPERAWATAN.............................................................................
3.1 Pengkajian.........................................................................................................
3.2 Analisis Data......................................................................................................
3.3 Proritas Masalah.................................................................................................
3.4 Intervensi Keperawatan......................................................................................
3.5 Implementasi dan Evaluasi Keperawatan...........................................................
BAB 4 PENUTUP............................................................................................................
4.1 Kesimpulan.........................................................................................................
4.2 Saran .................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN DOKUMENTASI

iv
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

NSTEMI (Non-ST-segment Elevation Myocardial Infarction) merupakan


jenis kerusakan pada jantung yang tidak menimbulkan kelainan khas pada
hasil pemeriksaan rekam jantung. Meski tidak seberbahaya STEMI (ST-
segment Elevation Myocardial Infarction), kondisi ini tetap perlu diwaspadai
dan ditangani dengan cermat. NSTEMI adalah salah satu jenis sindrom
koroner akut, yaitu kondisi berbahaya yang disebabkan oleh penyumbatan
pada pembuluh darah arteri jantung. Penyumbatan ini akan membuat jantung
kekurangan oksigen.

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana Laporan pendahuluan dan asuhan keperawatan medikal


bedah pada Tn. D dengan diagnosa medis NSTEMI di ruang ICVCU RSUD dr.
Doris Sylvanus Palangka Raya?

1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan Umum


Tujuan umum dari penulisan laporan pendahuluan ini adalah untutk
memahami tentang keperawatan klinis dalam Laporan pendahuluan
dan asuhan keperawatan medikal bedah pada Tn. D dengan diagnosa
medis NSTEMI di ruang ICVCU RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka
Raya.

1.3.2 Tujuan Khusus


Adapun tujuan khusus penulisan Laporan ini adalah untuk
mendapatkan gambaran dan pengalaman nyata tentang :

1
a. Mampu melakukan pengkajian keperawatan pada Tn. D dengan
diagnosa medis NSTEMI di ruang ICVCU RSUD dr. Doris
Sylvanus Palangka Raya
b. Mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada Tn. D dengan
diagnosa medis NSTEMI di ruang ICVCU RSUD dr. Doris
Sylvanus Palangka Raya
c. Mampu menyusun rencana keperawatan pada Tn. D dengan
diagnosa medis NSTEMI di ruang ICVCU RSUD dr. Doris
Sylvanus Palangka Raya
d. Mampu melaksanakan implementasi keperawatan pada Tn. D
dengan diagnosa medis NSTEMI di ruang ICVCU RSUD dr.
Doris Sylvanus Palangka Raya
e. Mampu melakukan evaluasi keperawatan pada Tn. D dengan
diagnosa medis NSTEMI di ruang ICVCU RSUD dr. Doris
Sylvanus Palangka Raya

1.4 Manfaat

1.4.1 Manfaat Teoritis


Secara teoritis, hasil dari laporan pendahuluan ini diharapkan dapat
menjadi referensi atau masukan bagi perkembangan laporan
pendahuluan pada pasien Tn. D dengan diagnosa medis NSTEMI di
ruang ICVCU RSUD dr. Doris Sylvanus
1.4.2 Manfaat Praktis
1. Bagi Perawat
Untuk masukan dalam Laporan pendahuluan dan Asuhan
Keperawatan Medikal Bedah (KMB ) Pada Tn. D dengan diagnosa
medis NSTEMI di ruang ICVCU RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka
Raya.
2. Bagi Rumah Sakit
Hasil laporan pendahuluan ini dapat digunakan sebagai masukan baik
pihak rumah sakit dalam pengembangan Laporan Pendahuluan dan
Asuhan Keperawatan Medikal Bedah (KMB) Pada Tn. D dengan
2
diagnosa medis NSTEMI di ruang ICVCU RSUD dr. Doris Sylvanus
Palangka Raya.

BAB II

LAPORAN PENDAHULUAN

2.1 Konsep Dasar NSTEMI


2.1.1 Definisi
NSTEMI (Non-ST-segment Elevation Myocardial Infarction) merupakan
jenis kerusakan pada jantung yang tidak menimbulkan kelainan khas pada
hasil pemeriksaan rekam jantung. Meski tidak seberbahaya STEMI (ST-
segment Elevation Myocardial Infarction), kondisi ini tetap perlu
diwaspadai dan ditangani dengan cermat.
NSTEMI adalah salah satu jenis sindrom koroner akut, yaitu kondisi
berbahaya yang disebabkan oleh penyumbatan pada pembuluh darah arteri
jantung. Penyumbatan ini akan membuat jantung kekurangan oksigen.
2.1.2 Patofisiologi
NSTEMI dapat disebabkan oleh penurunan suplai oksigen dan atau
peningkatan. Kebutuhan oksigen miokard yang diperberat oleh obstruksi koroner.
NSTEMI terjadi karena thrombosis akut atau vasokonstriksi koroner. Trombosis
akut pada arteri koroner diawali dengan adanya ruptur plak yang tak stabil. Plak
yang tidak stabil ini biasanya mempunyai inti lipid yang besar, densitas otot polos
yang rendah, fibrous cap yang tipis dan konsentrasi faktor jaringan yang tinggi.
Inti lemak yang cenderung ruptur mempunyai konsentrasi ester kolesterol dengan
proporsi asam lemak tak jenuh yang tinggi. Pada lokasi ruptur plak dapat dijumpai
sel makrofag dan limposit T yang menunjukkan adanya proses imflamasi. Sel-sel
ini akan mengeluarkan sel sitokin proinflamasi seperti IL-6. Selanjutnya IL-6
akan merangsang pengeluaran hsCRP di hati. (Harun, 2006, cit Sudoyo, 2006).
Gejala yang di temukan :

3
a. Khas nyeri dada dengan lokasi substernal atau kadang kala di epigastrium
dengan ciri Seperti diperas, perasaan seperti diikat, perasaan terbakar,
nyeri tumpul, rasa penuh, berat atau tertekan
b. Tidak khas seperti: Dispneu, mual, diaphoresis, sinkop, atau nyeri di
lengan, epigastrium, bahu atas atau leher Analisis berdasarkan gambaran
klinis menunjukkan bahwa mereka yang memiliki gejala dengan onsetbaru
angina/terakselerasi memiliki prognosis lebih baik dibandingkan dengan
yang memiliki nyeri padawaktu istirahat
2.1.3 Pemeriksaan Penunjang
a. Pada pemeriksaan Elektro Kardiogram (EKG)
Segmen ST merupakan hal penting yang menentukan risiko pada pasien.
Pada Trombolysis inMyocardial (TIMI) III Registry, adanya depresi
segmen ST baru sebanyak 0,05 mV merupkan prediktor outcome yang
buruk. Kaul et al. menunjukkan peningkatan resiko outcome yang buruk
meningkat secara progresif dengan memberatnya depresi segmen ST
maupun perubahan troponin T keduanya memberikan tambahan informasi
prognosis pasien-pasien dengan NSTEMI.
b. Pemeriksaan laboratorium
Troponin T atau Troponin I merupakan pertanda nekrosis miokard lebih
spesifik dari pada CK dan CKMB. Pada pasien IMA, peningkatan
Troponin pada darah perifer setelah 3-4 jam dan dapatmenetap sampai 2
minggu (Anderson Jeffry L, 2007)
2.1.4 Penatalaksanaan
Harus Istirahat di tempat tidur dengan pemantauan EKG guna pemantauan
segmen ST
dan irama jantung. Empat komponen utama terapi yang harus dipertimbangkan
pada setiap pasien NSTEMI yaitu :
a. Terapi antiiskemia
b. Terapi anti platelet/antikoagulan
c. Terapi invasive (kateterisasi dini/revaskularisasi)
d. Perawatan sebelum meninggalkan RS daDn sudah perawatan RS
2.1.5 Terapi Medikasi
4
a. Terapi Antiiskemia
 Nitrat ( ISDN )
 Penyekat Beta Obat Selektivitas Aktivitas Agonis Parsial
b. Terapi Antitrombotik
 Antitrombotik (Streptokinase, Urokinase, rt-PA)
c. Terapi Antiplatelet
 Antiplatelet (Aspirin, Klopidogrel, Antagonis Platelet GP IIb/IIIa)
d. Terapi Antikoagulan
 LMWH (Low Molekuler Weight Heparin)
e. Strategi Invasif dini vs Konservasif dini
Berbagai penelitian telah dilakukan untuk membandingkan strategi
invasif dini (arteriografi koroner dini dilanjutkan dengan
revaskularisasi sebagaimana diindikasikan Oleh temuan arteriografi)
dengan strategi konservatif dini (kateterisasi dan jika
diindikasikanrevaskulaisasi, hanya pada yang mengalami kegagalan
terhadap terapi oral/obat- obatan).
2.1.6 Perawatan Untuk Pasien Resiko Rendah
a. Tes stres noninvasive
b. Hasil tes menunjukkan gambaran resiko tinggi sebaiknya menjalani
arteriografi koroner dan berdasarkan temuan anatomis, revaskularisasi
dapat dilakukan
c. Arteriografi koroner dapat dipilih pada pasien-pasien tes positif tapi tanpa
temuan risiko tinggi.
2.1.7 Tatalaksana Predischarge dan Pencegahan Sekunder
Tatalaksana terhadap faktor resiko antara lain :
a. Mencapai berat badan optimal
b. Nasehat diet
c. Penghentian merokok
d. Olahraga
e. Pengontrolan Hipertensi
f. Tatalaksana Diabetes Melitus dan deteksi Diabetes Melitus yang tidak
dikenali sebelumnya
5
2.1.8 Pathway

Kelainan metabolisme
(lemak,koagulasi
darah, dan keadaan
biofisika/biokimia di
dinding arteri

aterosklerosis

Penimbunan
ateroma/plak di intima
arteri

Rupture plaque

Aktivasi faktor dan


pembekuan platelet

Pengeluaran tissue
faktor

Faktor VII a menjadi


faktor VII a kompleks

Faktor x menjadi factor xa

Produksi trombin

Terjadi adhesi dan agregasi


6
Pembentukan trombus

Penurunan aliran darah koroner

iskemia

NSTEMI

Kebutuhan o2 meningkat

Metabolisme anaerob

Produksi as.laktat

Merangsang nosiseptor

Angina Pektoris

Nyeri Akut

7
2.2 Konsep Dasar Asuhan Keperawatan

2.2.1 Pengkajian

Pengkajian merupakan tahapan pengambilan data oleh perawat dengan


ditandai pengumpulan informasi yang bersifat terus menerus dan sebagai
keputusan profesional yang mengandung arti sebagai informasi yang
dikumpulkan. Pengumpulan data bersumber dari pasien maupun keluarga
dengan mekanisme wawancara, pemeriksaan fisik, observasi rumah keluarga
dan fasilitasnya serta pengalaman anggota keluarga yang dilaporkan.
(padila,2012).

2.2.2 Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan merupakan penilaian klinis terhadap pengalaman


atau respon individu, keluarga, atau komunitas pada masalah kesehatan, pada
resiko masalah kesehatan atau pada proses kehidupan (SDKI, 2017).
Kemungkinan diagnosa keperawatan yang muncul menurut Tim Pokja SDKI
DPP PPNI (2017) Nyeri kronis berhubungan dengan kondisi muskuloskeletal
kronis. Definisi : Pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan dengan
kerusakan jaringan aktual atau fungsional, dengan onset mendadak atau lambat
dan berintesitas ringan hingga berat dan konstan, yang berlangsung lebih dari 3
bulan.

a. Gejala dan tanda mayor.

1) Subjektif

a . Mengeluh nyeri.

b. Merasa depresi (tertekan).

2) Objektif
8
a. Tampak meringis.

b. Gelisah.

c. Tidak mampu menuntaskan aktivitas.

b. Gejala dan tanda minor.

1) Subjektif

a. Merasa takut mengalami cedera berulang.

2) Objektif

a. Bersikap protektif (mis. Posisi menghindari nyeri).

b. Waspada

c. Pola tidur berubah.

d. Anoreksia.

e. Fokus menyempit.

2.3.3 Intervensi

Intervensi keperawatan adalah panduan untuk perilaku spesifik yang


diharapkan dari klien atau tindakan yang harus dilakukan oleh perawat.
Intervensi dilakukan dengan ONEC yaitu (Observation) yaitu rencana tindakan
mengkaji tau melaksanakan observasi terhadap kemajuan klien untuk memantau
secara langsung dan dilakukan secara kontinu, (Nursing) yaitu rencana tindakan
yang dilakukan untuk mengurangi, memperbaiki dan mencegah perluasan
masalah, (Education) adalah rencana tindakan yang berbentuk pendidikan
kesehatan dan (Colaboration) yaitu tindakan kerjasama dengan tim kesehatan
lain yang dilimpahkan sebagian pelaksanaannya kepada perawat. Menurut
Biddulp and Stace (1999) pengobatan dengan cara pengeluaran diet dan
pemberian cairan. Diare tanpa dehidrasi memerlukan cairan tambahan berupa
apapun misalnya air gula, sari buah segar, air teh segar, kuah sup, air tajin, hal
ini sesuai dengan intervensi yang penulis angkat yaitu manajemen cairan dan

9
manajemen nutrisi.

2.3.4 Implementasi Keperawatan

Implementasi keperawatan merupakan kategori dari perilaku


keperawatan dimana tujuan yang berpusat pada pasien dan hasil yang
diperkirakan dari intervensi keperawatan yaang dipilih untuk mencapai tujuan
tersebut (Potter & Perry, 2005). Diagnosa keperawatan yang diangkat
selanjutnya dibuat rencana asuhan keperawatan sebagai tindakan pemecah
masalah keperawatan dimana penulis membuat rencana keperawatan
berdasarkan diagnosa keperawatan kemudian menetapkan tujuan dan kriteria
hasil, selanjutnya menetapkan tindakan yang tepat.

2.3.5 Evaluasi

Evaluasi keperawatan adalah tindakan intelektual untuk memperbaiki


proses keperawatan yang menandakannseberapa jauh diagnosa keperawatan,
rencana tindakan dan pelaksanaannya sudah berhasil dicapai. Melalui evaluasi
perawat untuk memonitor kealpaan yang terjadi selama tahap pengkajian,
analisa, perencanaan, dan pelaksanaan tindakan keperawatan (Nursalam, 2010).

10
BAB 3

ASUHAN KEPERAWATAN
Nama Mahasiswa : YETRI DEA PUSPITASARI
NIM : 2020-01-14401-027
Ruang Praktek : Ruang ICVCU
Tanggal Praktek : 07 November - 12 November
Tanggal & Jam Pengkajian : 07 November 2022, Pukul 13 : 10 WIB
3.1 PENGKAJIAN
A. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. D
Umur : 64 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Suku/Bangsa : Dayak/Indonesia
Agama : Kristen Protestan
Pekerjaan : Pensiunan
Pendidikan : S2
Status Perkawinan : Menikah
Alamat : Jl. Beliang 6
Tgl MRS : 05 November 2022
Diagnosa Medis : NSTEMI

B. RIWAYAT KESEHATAN /PERAWATAN


1. Keluhan Utama :
Pasien mengatakan nyeri di bagian ulu hati
11
P : Klien mengeluh nyeri pada bagian ulu hati
Q : Nyilu seperti di tusuk-tusuk
R :Berfokus pada satu titik (ulu hati)
S : Skala nyeri 3 (ringan)
T : Durasi hilang timbul 5-10 menit
2. Riwayat Penyakit Sekarang :

Alasan masuk Rs : pasien masuk rumah sakit pada sabtu 05


November 2022 jam 06: 30 WIB melalui rujukan RS Betang
Pambelum, dengan keluhan nyeri ulu hati sejak 2 bulan hilang timbul
3. Riwayat Penyakit Sebelumnya (riwayat penyakit dan riwayat operasi)
Tidak ada
4. Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak ada
GENOGRAM KELUARGA

= Laki-Laki = Hubungan

= Perempuan

= Meninggal

=Pasien

12
C. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan Umum :
Pasien tampak lemah kesadaran umum compos menthis klien
terbaring terlentang.

2. Status Mental :
a. Tingkat Kesadaran : Composmentis
b. Ekspresi wajah : Tampak meringis
c. Bentuk badan : Simetris
d. Cara berbaring/bergerak : Terlentang
e. Berbicara : Jelas
f. Suasana hati : Agak gelisah
g. Penampilan : Normal
h. Fungsi kognitif :
 Orientasi waktu : Klien dapat mengetahui siang dan
malam
 Orientasi Orang : Klien dapat mengetahui petugas
kesehatan
 Orientasi Tempat : Klien dapat mengetahui bahwa
dirinya di rumah sakit
i. Halusinasi : Tidak ada
j. Proses berpikir : Normal
k. Insight : Baik
m. Mekanisme pertahanan diri : Adaptif
n. Keluhan lainnya : Tidak ada
3. Tanda-tanda Vital :
a. Suhu/T : 36 0C (√) Axilla  Rektal  Oral
b. Nadi/HR : 95x/mt
c. Pernapasan/RR : 22 x/tm
d. Tekanan Darah/BP : 114/90 mm Hg
4. PERNAPASAN (BREATHING)
Bentuk Dada : Simetris
Kebiasaan merokok : Tidak ada

13
 Batuk, sejak : Ada, sejak hari kamis

 Batuk darah, sejak : Tidak ada

 Sputum, warna : Sputum berwarna putih

 Sianosis : Tidak Ada

 Nyeri dada : Ada


(√) Dyspnoe nyeri dada  Orthopnoe  Lainnya
 Sesak nafas (√ ) saat inspirasi  Saat aktivitas  Saat
istirahat
Type Pernafasan (√) Dada  Perut  Dada dan perut
 Kusmaul  Cheyne-stokes  Biot
 Lainnya
Irama Pernafasan (√) Teratur  Tidak teratur
Suara Nafas (√) Vesukuler  Bronchovesikuler
 Bronchial  Trakeal
Suara Nafas tambahan  Wheezing  Ronchi
kering
 Ronchi basah (rales)  Lainnya
Keluhan lainnya : Tidak Ada
Masalah Keperawatan : Nyeri
5. CARDIOVASCULER (BLEEDING)
 Nyeri dada  Kram kaki  Pucat

 Pusing/sinkop  Clubing finger  Sianosis

 Sakit Kepala  Palpitasi  Pingsan

 Capillary refill > 2 detik < 2 detik

 Oedema :  Wajah  Ekstrimitas atas


 Anasarka  Ekstrimitas
bawah
 Asites, lingkar perut - cm

 Ictus Cordis  Terlihat  Tidak melihat

14
Vena jugularis  Tidak meningkat  Meningkat
Suara jantung (√) Normal
 Ada kelainan
Keluhan lainnya : Tidak Ada
Masalah Keperawatan : Tidak Ada

6. PERSYARAFAN (BRAIN)
Nilai GCS : E : 4 (membuka mata spontan)
V : 5 ( menurut sesuai perintah)
M : 6 (tepat menjawab/orientasi penuh)
Total Nilai GCS : 15
Kesadaran : () Compos Menthis  Somnolent 
Delirium
 Apatis  Soporus 
Coma
Pupil : () Isokor  Anisokor
Midriasis  Meiosis
Refleks Cahaya : (√) Kanan () Positif  Negatif
(√) Kiri () Positif  Negatif
() Nyeri, lokasi : Bagian ulu hati
 Vertigo  Gelisah  Aphasia 
Kesemutan
 Bingung  Disarthria  Kejang  Trernor

 Pelo
Uji Syaraf Kranial :
Nervus Kranial I : Pasien dapat mencium bau minyak kayu putih.

15
Nervus Kranial II : Pasien dapat melihat dengan baik.

Nervus Kranial III : Pergerakan bola mata pasien normal


Nervus Kranial IV : Pergerakan bola mata pasien normal
Nervus Kranial V : Pasien dapat merasakan rangsangan
diwajahnya, dan dapat menggerakan rahangnya.
Nervus Kranial VI : Pergerakan bola mata pasien normal
Nervus Kranial VII : Pasien dapat menggerakan wajahnya,
mengangkat alisnya, mengembungkan pipinya,
pasien juga dapat merasakan rasa manis, asam,
pahit
Nervus Kranial VIII : Pasien dapat mendengaran dengan baik.
Nervus Kranial IX : Pasien dapat merasakan rasa pahit, pasien tidak
tersedak saat minum.
Nervus Kranial X : Normal, dibuktikan dengan nadi, tekanan
darah, respirasi pada rentang normal.
Nervus Kranial XI : Pasien dapat menggerakan otot bahunya (otot
trapezeus) mampu menoleh kanan dan kiri.
Nervus Kranial XII : Pasien dapat menggerakan lidahnya dengan
baik.

Uji Koordinasi :
Ekstrimitas Atas : Jari ke jari () Positif  Negatif
Jari ke hidung () Positif  Negatif
Ekstrimitas Bawah : Tumit ke jempul kaki () Positif  Negatif
Uji Kestabilan Tubuh :  Positif  Negatif
Refleks :
Bisep :  Kanan +/- Kiri+/-
Skala………….
Trisep :  Kanan +/- Kiri+/-
Skala………….

16
Brakioradialis :  Kanan +/- Kiri+/-
Skala………….
Patella :  Kanan +/- Kiri+/-
Skala………….
Akhiles :  Kanan +/- Kiri+/-
Skala………….
Refleks Babinski  Kanan +/-  Kiri +/-
Refleks lainnya : Tidak dikaji
Uji sensasi : Tidak dikaji
Keluhan lainnya : Tidak Ada
Masalah Keperawatan : Tidak Ada
7. ELIMINASI URINE (BLADDER) :
Produksi Urine : 500 ml 5 x/hari
Warna : Kuning muda
Bau : Normal
(√ ) Tidak ada masalah/lancar  Menetes  Inkotinen
 Oliguri  Nyeri  Retensi
 Poliuri  Panas  Hematuri
 Dysuri  Nocturi
 Kateter  Cystostomi
Keluhan Lainnya : Tidak ada
Masalah Keperawatan : Tidak ada
8. ELIMINASI ALVI (BOWEL) :
Mulut dan Faring
Bibir : Lembab
Gigi : Bersih dan lengkap
Gusi : Merah muda
Lidah : Bersih
Mukosa : Lembab
Tonsil : Tidak ada peradangan
Rectum : Tidak ada
17
Haemoroid : Tidak ada
BAB : 1 x/hr Warna : Agak kecoklatan Konsistensi :
Lunak
()Tidak ada masalah  Diare  Konstipasi 
Kembung
 Feaces berdarah  Melena  Obat pencahar 
Lavement
Bising usus : Tidak Dikaji
Nyeri tekan, lokasi : Tidak Ada
Benjolan, lokasi : Tidak Ada
Keluhan lainnya : Tidak Ada
Masalah Keperawatan : Tidak Ada
9. TULANG - OTOT – INTEGUMEN (BONE) :
 Kemampuan pergerakan sendi (√ ) Bebas Terbatas
Parese, lokasi
 Paralise, lokasi
Hemiparese, lokasi
 Krepitasi, lokasi
 Nyeri, lokasi lutut kiri
 Bengkak, lokasi
 Kekakuan, lokasi
 Flasiditas, lokasi
 Spastisitas, lokasi
 Ukuran otot  Simetris
 Atropi
 Hipertropi
 Kontraktur
 Malposisi
Uji kekuatan otot :  Ekstrimitas atas  Ekstrimitas bawah
 Deformitas tulang, lokasi : Bagian lutut sebelah kiri
 Peradangan, lokasi
18
 Perlukaan, lokasi
 Patah tulang, lokasi
Tulang belakang () Normal  Skoliosis
 Kifosis  Lordosis
Keluhan lainnya : Tidak Ada
Masalah Keperawatan : Tidak Ada
10. KULIT-KULIT RAMBUT
Riwayat alergi  Obat
 Makanan
 Kosmetik
 Lainnya
Suhu kulit () Hangat  Panas  Dingin
Warna kulit (√) Normal  Sianosis/ biru 
Ikterik/kuning
 Putih/ pucat  Coklat
tua/hyperpigmentasi
Turgor () Baik  Cukup 
Kurang
Tekstur () Halus  Kasar
Lesi :  Macula, lokasi : Tidak ada
 Pustula, lokasi : Tidak ada
 Nodula, lokasi : Tidak ada
 Vesikula, lokasi : Tidak ada
 Papula, lokasi : Tidak ada
 Ulcus, lokasi : Tidak ada
Jaringan parut lokasi : Tidak ada
Tekstur rambut : Halus
Distribusi rambut : Tidak dikaji
Bentuk kuku () Simetris  Irreguler
 Clubbing Finger  Lainnya

19
Masalah Keperawatan : Tidak Ada
11. SISTEM PENGINDERAAN :
a. Mata/Penglihatan
Fungsi penglihatan : (√) Berkurang  Kabur
 Ganda  Buta/gelap
Gerakan bola mata : () Bergerak normal  Diam
 Bergerak spontan/nistagmus
Visus : Mata Kanan (VOD) :
Mata kiri (VOS) :
Selera () Normal/putih  Kuning/ikterus 
Merah/hifema Konjunctiva () Merah muda 
Pucat/anemic
Kornea () Bening  Keruh
Alat bantu  Kacamata  Lensa kontak  Lainnya
Nyeri : Tidak Ada
Keluhan lain : Tidak Ada

b. Telinga / Pendengaran :
Fungsi pendengaran :  Berkurang  Berdengung  Tuli
c. Hidung / Penciuman:
Bentuk : () Simetris  Asimetris
 Lesi

 Patensi

 Obstruksi

 Nyeri tekan sinus

 Transluminasi
Cavum Nasal Warna Integritas
Septum nasal  Deviasi  Perforasi  Peradarahan  Sekresi, warna
 Polip  Kanan  Kiri  Kanan dan Kiri
Masalah Keperawatan : Tidak Ada
12. LEHER DAN KELENJAR LIMFE
Massa  Ya () Tidak
20
Jaringan Parut  Ya () Tidak
Kelenjar Limfe  Teraba () Tidak
teraba
Kelenjar Tyroid  Teraba () Tidak
teraba
Mobilitas leher () Bebas  Terbatas
13. SISTEM REPRODUKSI
a. Reproduksi Pria
Tidak dikaji
b. Reproduksi Wanita
Tidak dikaji

D. POLA FUNGSI KESEHATAN


1. Persepsi Terhadap Kesehatan dan Penyakit :
Pasien mengatakan ingin cepat pulang dan sembuh agar bisa
berkumpul dengan keluarga
2. Nutrisida Metabolisme
TB : 150 Cm
BB sekarang : 55 Kg
BB Sebelum sakit : 56 Kg
Diet :
 Biasa  Cair  Saring  Lunak
Diet Khusus :
 Rendah garam  Rendah kalori  TKTP
 Rendah Lemak  Rendah Purin  Lainnya
 Mual
 Muntah-kali/hari
Kesusahan menelan  Ya () Tidak
Rasa haus  Ya () Tidak
Keluhan lainnya : Tidak ada
Pola Makan Sehari- Sesudah Sakit Sebelum Sakit

21
hari
Frekuensi/hari 3x sehari 3x sehari
Porsi 1 porsi 1 porsi
Nafsu makan Ada Ada
Jenis Makanan Nasi, sayur, ikan Nasi, sayur, ikan
Jenis Minuman Air putih Teh,Air putih
Jumlah 7-8 gelas/hari 5-6 gelas/hari
minuman/cc/24 jam
Kebiasaan makan Teratur Teratur
Keluhan/masalah Tidak ada Tidak ada
Masalah Keperawatan: Tidak ada

3. Pola istirahat dan tidur


Normal
Masalah Keperawatan : Tidak ada
4. Kognitif :
Pasien menggunakan bahasa dayak sehari-hari
Masalah Keperawatan: Tidak ada
5. Konsep diri (Gambaran diri, ideal diri, identitas diri, harga diri,
peran ):
Sebagai Kepala rumah tangga
Masalah Keperawatan : Tidak ada
6. Aktivitas Sehari-hari
Berkumpul bersama keluarga, mengerjakan kegiatan rumah
Masalah Keperawatan: Tidak ada
7. Koping –Toleransi terhadap Stress
Tidak Ada
Masalah Keperawatan : Tidak ada
8. Nilai-Pola Keyakinan
Yakin dengan Agama yang sekarang
Masalah Keperawatan: Tidak ada
22
E. SOSIAL - SPIRITUAL
1. Kemampuan berkomunikasi
Baik
2. Bahasa sehari-hari
Bahasa yang digunakan bahasa Dayak
3. Hubungan dengan keluarga :
Sangat baik
4. Hubungan dengan teman/petugas kesehatan/orang lain :
Sangat baik
5. Orang berarti/terdekat :
Keluarga
6. Kebiasaan menggunakan waktu luang :
Membersihkan rumah
7. Kegiatan beribadah
Sangat baik

F. DATA PENUNJANG (RADIOLOGIS, LABORATORIUM,


PENUNJANG LAINNYA)
 Laboratorium
No Paramenter Hasil Nilai Normal
1. HBsAg Negatif Negatif
2. Natrium (Na) 139 135-148
3. Kalium (K) 4,4 3,5-5,3
4. Calcium (Ca) 1,19 0,98-1,2
5. Clotting Time (CT) 4’00” 4-10
6. Bleeding Time 2’00” 1-3
7. Glukosa Sewaktu 102 <200
8. Ureum 80 21-53

23
G. PENATALAKSANAAN MEDIS

No. Nama Obat DosisPemberian Indikasi

1 Inj. Ketorolac 1 x 10 mg IV Obat untuk meredakan nyeri dan


peradangan

Palangka Raya, 7 November


2022
24
Mahasiswa

( Yetri Dea Puspitasari )

25
3.2 ANALISIS DATA
Data Subyektif &
Kemungkinan Penyebab Masalah
Data Obyektif
Ds: NSTEMI Nyeri Kronis
Klien mengatakan nyeri di bagian
ulu hati Kebutuhan O2 meningkat
P : Klien mengeluh nyeri pada
bagian ulu hati Metabolisme anaerob
Q : Nyilu seperti di tusuk-tusuk
R :Berfokus pada satu titik (ulu Produksi asam laktat
hati)
S : Skala nyeri 3 (ringan) Merangsang nosiseptor
T : Durasi hilang timbul 5-10
menit Angina Pektoris

DO : Nyeri Kronis
- Keadaan umum lemah
- Kesadaran komposmentis GCS
4-5-6
- Wajah pasien tampak meringis
- Pasien tampak gelisah
- TTV :
TD : 114/90 mmHg
N : 95 x/menit
S : 36 °C
RR : 22x/tm

26
3.3 PRIORITAS MASALAH

No Diagnosa Keperawatan Keperawatan Dasar


.
1. Nyeri kronis berhubungan dengan kondisi NSTEMI dibuktikan dengan pasien
mengatakan nyeri di bagian ulu hati Pasien mengatakan nyeri di bagian ulu
hati
P : Klien mengeluh nyeri pada bagian ulu hati,Q : Nyilu seperti di tusuk-
tusuk, R :Berfokus pada satu titik (ulu hati), S : Skala nyeri 3 (ringan), T :
Durasi hilang timbul 5-10 menit
(SDKI D.0078; Hal. 173)

27
3.4 INTERVENSI KEPERAWATAN
Nama Pasien : Tn.D
Ruang Rawat : Ruangan ICVCU
Diagnosa Keperawatan Tujan (Kriteria hasil) Intervensi Rasional
Nyeri kronis berhubungan dengan Setelah dilakukan intervensi (SIKI I. 08238, hal. 201) 1. Untuk mengetahui skala nyeri
kondisi NSTEMI dibuktikan dengan keperawatan selama 1 x 7jam, Manajemen Nyeri : pasien
pasien mengatakan nyeri di bagian ulu diharapkan tingkat nyeri menurun 2. Mengetahui ttv pasien
O:
hati Pasien mengatakan nyeri di dengan kriteria hasil : 3. Untuk mengetahui darimana
bagian ulu hati P : Klien mengeluh 1. Identifikasi skala nyeri nyeri berasal
1. Keluhan nyeri menurun (5)
nyeri pada bagian ulu hati,Q : Nyilu 2. Monitor TTV 4. Agar mengetahui darimana
2. Meringis menurun (5)
seperti di tusuk-tusuk, R :Berfokus T: nyeri berasal
3. Gelisah menurun (5) 3. Pertimbangan jenis dan
pada satu titik (ulu hati), S : Skala sumber nyeri dalam 5. Untuk mengurangi rasa nyeri
(SLKI L.08066, hal.145)
nyeri 3 (ringan), pemilihan strategi
T : Durasi hilang timbul 5-10 menit meredakan nyeri.
E:
(SDKI D.0078; Hal. 173)
4. Jelaskan penyebab dan
periode pemicu nyeri.
K:
- Pemberian Keterolac 1
x 30 mg/iv
- Menganjurkan posisi
semi fowler

27
3.5 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN
Nama Pasien : Tn. D
Ruang Rawat : Ruangan ICVCU

Tanda tangan
Hari/Tanggal
Implementasi Evaluasi (SOAP) dan
Jam
Nama Perawat
Senin,7 November 1. Menanyakan nyeri yang dirasakan klien Evaluasi dilakukan pukul 13.00 WIB
2022 termasuk lokasi, karakteristik, durasi frekuensi S:
dan kualitas nyeri. - Klien mengatakan nyeri pada bagian
2. Melihat reaksi nonverbal klien terhadap nyeri. ulu hati berkurang
O:
3. Mengidentifikasi hal - hal yang memperberat
dan memperngan nyeri. - Skala Nyeri 3
4. Mengkaji tingkat pengetahuan klien dan - Wajah terlihat meringis kesakitan saat
keluarga tentang nyeri. terbangun dari tidur
- Klien terlihat nyaman saat posisi
5. Memberikan terapi nonfarmakologis untuk
baring menjadi semi fowler
mengurangi rasa nyeri. A:
6. Memberi tahu tentang nyeri dan faktor
penudukungnya apa saja. - Masalah teratasi sebagian
P:
7. Mengobservasi nyeri yang dirasakan klien. P :
Nyeri karena NSTEMI Q : Nyilu seperti ditusuk- - Intervensi dilanjutkan
tusuk, R : Berfokus satu titik ( bagian ulu), S : 3,
T : Hilang timbul.

28
29
BAB 4

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

NSTEMI (Non-ST-segment Elevation Myocardial Infarction) merupakan jenis


kerusakan pada jantung yang tidak menimbulkan kelainan khas pada hasil
pemeriksaan rekam jantung. Meski tidak seberbahaya STEMI (ST-segment Elevation
Myocardial Infarction), kondisi ini tetap perlu diwaspadai dan ditangani dengan
cermat

4.2 Saran

4.2.1 Pasien

Di harapkan kepada pasien untuk selalu menjaga kesehatan dan pola istirahat yang
cukup serta menjaga keseimbangan pola makan dengan asupan makanan yang
bernutrisi dan bergizi untuk memenuhi kesehatan tubuh. Dan juga minum obat secara
teratur selama masa pemulihan.

4.2.2 RSUD

Mari kita berikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat, agar seluruh kebutuhan
masyarakat tentang kesehatannya dapat terpenuhi dan ciptakanlah suasana pelayanan
yang terbaik agar masyarakat lebih mau lagi melakukan pemeriksaan kesehatan
kepada tenaga kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA
Coven, D.,L. 2011. Acute Coronary Syndrome. Retrieved from
http://emedicine.medscape.com/article/1910735-overview
Hazinski M,. F. (2004).Handbook of Emergency Cardiovaskuler Care for Healthcare Providers.
AHA: USA
Joewono B,.P. (2003). Ilmu Penyakit Jantung . Airlangga University Press: Surabaya.
Kalim, H et al .(2004).Tatalaksana Sindrom Koroner Akut Tanpa ST Elevasi. PERKI
Pratanu,S .(2000).Kursus EKG. PT Karya Pembina Swajaya: Surabaya
Ruhyanudin, F. (2006). Asuhan Keperawatan Pada Klien dengan Gangguan Sistem
Kardiovaskuler . UMM Press: Malang.
Woods S,.L. (2005). Cardiac Nursing. 5th edition.Lippincott Williams and Walkins: USA
Sudoyo A.,W, (2006). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi ke Empat-Jilid III. Universitas
Indonesia: Jakarta
iii

Anda mungkin juga menyukai