Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH ARITMIA PADA PASIEN PENYAKIT JANTUNG

KORONER

DI SUSUN OLEH:

NAMA : MEGA KRISYE BERUATWARIN

NIM : 1420114093

PRODI : ILMU KEPERAWATAN

KELAS : AMBON ( PAGI)

SEMESTER III
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Mahas Esa,
karena berkat rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul "tulis judul makalah yang ditaro di covernya”. Makalah ini disusun
untuk memenuhi tugas mata kuliah apa???. Penulis menyadari bahwa penyusunan
makalah ini masih jauh sempurna, oleh karena itu kritik dan saran membangun
akan senantiasa penulis hargai. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
dan tambahan ilmu untuk penelitian selanjutnya.

Ambon, 8 Februari 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Judul Penelitian...........................................................................................1
B. Peneliti..........................................................................................................1
C. Ringkasan Jurnal........................................................................................1
D. Tujuan Penelitian........................................................................................2
E. Kelebihan dan Kekurangan Penelitian.....................................................2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3
A. Problem........................................................................................................3
B. Intervention.................................................................................................3
C. Comparison..................................................................................................4
D. Outcome.......................................................................................................5
E. Time..............................................................................................................6
KESIMPULAN.......................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................8

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Judul Penelitian
Gambaran aritmia pada pasien penyakit jantung koroner di RSUP
Prof. Dr. R. D. Kandou Manado periode 1 Januari 2015 – 31 Desember
2015

B. Peneliti
Cathleen S. Kalangi, Edmond L. Jim, Victor F. F. Joseph

C. Ringkasan Jurnal
Aritmia merupakan gangguan irama jantung yang merujuk kepada
setiap gangguan frekuensi, regularitas, lokasi asal atau konduksi impuls
listrik jantung. Aritmia akan meningkat seiring dengan bertambahnya usia.
Diperkiraan populasi lansia akan mencapai 11,39% di Indonesia atau
sejumlah 28 juta orang pada tahun 2020. Pertambahan usia menyebabkan
kejadian aritmia semakin meningkat yaitu sekitar 70% pada usia 65-85
tahun dan 84% pada usia di atas 85 tahun.

Penyakit jantung koroner (PJK) telah menjadi penyebab kematian


utama di Indonesia. Hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) Nasional
tahun 2013, menunjukkan prevalensi PJK berdasarkan wawancara
terdiagnosis dokter (D) di Indonesia sebesar 0,5%, dan berdasarkan
terdiagnosis dokter atau gejala (D/G) sebesar 1,5%. Prevalensi (PJK)
berdasarkan wawan-cara yang didiagnosis dokter serta yang didiagnosis
dokter atau gejala meningkat seiring dengan bertambahnya usia, tertinggi
pada kelompok usia 65-74 tahun, yaitu 2,0% dan 3,6%, menurun sedikit
pada kelompok usia ≥75 tahun. Prevalensi PJK yang didiagnosis dokter
maupun berdasar-kan diagnosis dokter atau gejala lebih tinggi pada

1
perempuan (0,5% dan 1,5%). Prevalensi PJK lebih tinggi pada masyarakat
tidak bersekolah dan tidak bekerja.

Data mengenai aritmia pada pasien PJK di RSUP Prof. Dr. R. D.


Kandou Manado hingga saat ini belum ada. Maka dari itu dilakukan
penelitian untuk mendapatkan gambaran mengenai aritmia pada pasien
penyakit jantung koroner di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado pada
tahun 2015.

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif retrospektif dengan


cara mengumpulkan data sekunder dari rekam medik pada tahun 2015.
Selanjutnya data akan diolah secara manual lalu disajikan dalam bentuk
tulisan dan diagram serta dianalisis berdasarkan hasil presentase.

D. Tujuan Penelitian
Mengetahui gambaran aritmia pada pasien PJK di RSUP Prof. Dr.
R. D. Kandou Manado pariode 01 Januari 2015 sampai 31 Desember
2015.

E. Kelebihan dan Kekurangan Penelitian


Kelebihan
Penelitian menyajikan data yang lengkap berdasarkan variabel
penyakit jantung koroner (PJK), aritmia, usia, jenis kelamin, hipertensi,
dislipidemia, diabetes melitus dan merokok.

Kekurangan

Beberapa gambaran EKG pada data rekam medik yang sudah


mulai pudar sehingga sulit untuk dilihat. Selain itu, referensi penelitian
aritmia pada PJK secara spesifik masih sangat sedikit.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Problem
Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif retrospektif.
Data dikumpulkan menggunakan data sekunder dari rekam medik pasien
pada RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado pada tahun 2015. Data
didapatkan dari Bagian Rekam Medik Cardiovaskular and Brain Center
(CVBC) RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado. Sampel yang diambil
merupakan semua pasien penyakit jantung koroner dengan aritmia.
Kriteria pasien yang diambil adalah pasien yang berusia di atas 18 tahun
serta memiliki aritmia yang terekam di EKG. Kriteria eksklusi adalah
pasien dengan hipertiroid, gangguan eletrolit, penyakit paru obstruktif
kronik (PPOK), dan chronic kidney disease (CKD) yang memiliki aritmia.
Variabel penelitiannya adalah penyakit jantung koroner, aritmia, usia, jenis
kelamin, hipertensi, dislipidemia, diabetes melitus dan merokok.

B. Intervention
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan ditemukan 101
kasus atau sebesar 26,9% penyakit jantung koroner yang mengalami
aritmia. Berdasarkan jenis kelamin, prevalensi laki-laki (66%) lebih tinggi
dibandingkan perempuan (34%). Distribusi laki-laki lebih tinggi
disebabkan oleh faktor risiko seperti gaya hidup yang tidak sehat,
sedangkan perempuan disebabkan oleh faktor hormonal terutama
perempuan post menopause karena menurunnya kadar estrogen.
Berdasarkan usia, kasus yang menempati posisi pertama adalah usia 51-60
tahun (35%), diikuti usia 61-70 tahun (29%), usia 71-80 tahun (19%), dan
usia 80 tahun (1%). Distribusi kasus aritmia tertinggi pada APS ialah sinus
bradikardia dan PVC dengan jumlah masing-masing 12 kasus (21%) dan
aritmia yang terendah adalah SVT 1 kasus (2%).

3
Metode pengobatan aritmia dilakukan untuk mengatasi irama
jantung yang tidak teratur. Beberapa cara yang dapat dilakukan
diantaranya adalah dengan menggunakan obat antiaritmia, ablasi dengan
cara memasang satu atau lebih kateter di pembuluh darah yang menuju ke
jantung, menggunakan alat pacu jantung yang dipasang di bawah kulit,
tepat di bawah tulang selangka, alat pacu tersebut berfungsi
mengembalikan irama jantung yang terlalu lambat menjadi normal,
Implantable cardioventer-defribilator (ICD) yaitu alat kecil yang dipasang
di dada, alat ini digunakan pada penderita yang berisiko mengalami henti
jantung mendadak.

C. Comparison
1. Jurnal ‘Gambaran aritmia pada pasien penyakit jantung koroner di
RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado periode 1 Januari 2015 – 31
Desember 2015’

Hasil yang didapatkan, dari total 101 kasus aritmia berdasarkan


jenis kelamin didapatkan prevalensi laki-laki (66%) lebih tinggi
dibandingkan perempuan (34%). Sedangkan berdasarkan usia,
didapatkan kasus yang menempati posisi pertama ialah usia 51-60
tahun (35%), diikuti usia 61-70 tahun (29%), usia 71-80 tahun (19%),
dan usia 80 tahun (1%). Penelitian ini menunjukkan bahwa aritmia
pada pasien penyakit jantung koroner paling banyak terjadi pada usia
>45 tahun.

2. Jurnal ‘Novriyanti ID, Usnizar F, Irwan. Pengaruh lama hipertensi


terhadap penyakit jantung koroner di Poliklinik Kardiologi RSUP. Dr.
Mohammad Hoesin Palembang 2012. Jurnal Kedokteran dan
Kesehatan. 2014;1(1):57.’

Hasil yang didapatkan adalah prevalensi laki-laki lebih tinggi


dibandingkan perempuan, dengan hasil 30 orang laki-laki (72,9%) dan
13 orang (27,1%) perempuan. Selain itu, kasus PJK paling banyak

4
terjadi pada kelompok usia 45–64 tahun (75,0%). Hal ini menunjukkan
bahwa insiden PJK meningkat setelah usia 45 tahun.

3. Buku ‘Thaler, MS. 2013. Satu-satunya Buku EKG yang Anda Perlukan
(7th ed). Jakarta: EGC.’
Ditemukan jumlah kasus menurun pada usia 61-70 tahun, 71-
80 tahun dan usia >80 tahun.

Komparasi ketiga sumber di atas

Prevalensi antara laki-laki dan perempuan menunjukkan bahwa


laki-laki memiliki nilai yang lebih tinggi dibandingkan dengan perempuan.
Distribusi laki-laki lebih tinggi tersebut disebabkan oleh faktor risiko
seperti gaya hidup yang tidak sehat, sedangkan perempuan disebabkan
oleh faktor hormonal, terutama perempuan post menopause karena
menurunnya kadar estrogen. Salah satu fungsi dari estrogen ialah faktor
proteksi pembuluh darah. Namun, perbedaan perbedaan karakteristik
penderita serta pola hidup subjek juga dapat menjadi faktor yang
menyebabkan terjadinya PJK (Novrianti dkk., 2014).

Penyakit jantung koroner banyak terjadi pada usia .45 tahun. Hal
ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa sebelum usia 40 tahun,
jarang timbul penyakit serius, sedangkan dari usia 40 hingga 60 tahun,
insiden infark miokard meningkat lima kali lipat (Novrianti dkk., 2014).
Hasil penelitian Novrianti dkk. (2014) dan Kalangi dkk. (2016)
bertentangan dengan Thaler (2013) yang mengatakan bahwa kejadian
aritmia akan meningkat seiring dengan bertambahnya usia. Hal ini
disebabkan karena tingginya angka mortalitas.

D. Outcome
Hasil dari penelitian ini adalah Angina Pektoris Stabil (APS)
merupakan kasus tertinggi dengan Premature Ventricular Contraction
(PVC) sebagai kasus aritmia terbanyak, dominan terjadi pada laki-laki,

5
paling banyak terjadi pada usia antara 51-60 tahun dan hipertensi menjadi
faktor risiko tertinggi.

E. Time
Penelitian dilakukan pada bulan September sampai November di
CVBC RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado periode 1 Januari 2015
sampai 31 Desember 2015.

6
KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada bagian Cardiovaskular


and Brain Center (CVBC) RSUP. Prof. Dr. R. D. Kandou Manado mengenai
gambaran aritmia pada pasien penyakit jantung koroner dapat disimpulkan bahwa,
Angina Pektoris Stabil (APS) merupakan kasus tertinggi dengan Premature
Ventricular Contraction (PVC) sebagai kasus aritmia terbanyak, dominan terjadi
pada laki-laki, paling banyak terjadi pada usia antara 51-60 tahun dan hipertensi
menjadi faktor risiko tertinggi.

7
DAFTAR PUSTAKA

Kalangi, Cathleen S., Jim, Edmond, L., Joseph, Victor F. F. 2016. Gambaran
aritmia pada pasien penyakit jantung koroner di RSUP Prof. Dr. R. D.
Kandou Manado periode 1 Januari 2015 – 31 Desember 2015. Jurnal e-
Clinic (eCl). Vol. 4(2).

Novriyanti ID, Usnizar F, Irwan. 2014. Pengaruh lama hipertensi terhadap


penyakit jantung koroner di Poliklinik Kardiologi RSUP. Dr. Mohammad
Hoesin Palembang 2012. Jurnal Kedokteran dan Kesehatan. Vol. 1(1).

Thaler, MS. 2013. Satu-satunya Buku EKG yang Anda Perlukan (7th ed). Jakarta:
EGC.

Anda mungkin juga menyukai