Eris Nurul Rahmadhini - INFEKSI TB
Eris Nurul Rahmadhini - INFEKSI TB
INFEKSI TUBERCULOSIS
Dosen Pengampu :
Disusun oleh :
UNIVERSITAS PADJADJARAN
BANDUNG
2022
DAFTAR ISI
2.1 Definisi……………………………………………………………………………… 3
i
2
BAB I
PENDAHULUAN
Tuberkulosis adalah penyakit paru kronis yang serius dan penyakit sistemik
Dalam beberapa dekade terakhir, telah ada upaya global bersama untuk
terutama sejak tahun 2000 ketika Organisasi Kesehatan Dunia (WHO, 2017)
memperkirakan bahwa tingkat kejadian tuberkulosis global telah turun sebesar 1,5%
setiap tahun. Selain itu, angka kematian akibat tuberkulosis telah menurun secara
diantara penyakit menular dan merupakan penyebab kematian nomer tiga setelah
penyakit jantung dan penyakit pernafasan akut pada seluruh kalangan usia. Sekitar
75% pasien TB adalah kelompok usia yang paling produktif secara ekonomis (15-50
tahun).4
organ tubuh lainnya seperti kelenjar getah bening, pleura, saluran genitourinari,
tulang dan sendi, meninges, peritoneum, dan perikardium. Bakteri ini memiliki
struktur dinding sel yang kompleks sehingga bersifat tahan asam, yaitu apabila
sekali diwarnai akan tetap tahan terhadap upaya penghilangan zat warna tersebut
penunjang lainnya. Gejala pada penyakit TB ini sangat bervariasi mulai gejala ringan
hingga berat dan terbagi menjadi gejala respiratorik seperti sesak, batuk, sakit dada
dan gejala sistemik seperti demam, malaise, myalgia, penurunan berat badan dan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Tuberkulosis (tbc) paru adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh kuman
tergolong penyakit air borne infection, yang masuk ke dalam tubuh manusia melalui
ke bagian tubuh lainnya melalui sistem peredaran darah, sistem saluran limfe,
melalui bronkus atau penyebaran langsung ke bagian tubuh lainnya. sistem organ
lain yang sering terkena termasuk sistem pernapasan, sistem gastrointestinal (gi),
Dalam beberapa dekade terakhir, telah ada upaya global bersama untuk
terutama sejak tahun 2000 ketika Organisasi Kesehatan Dunia (WHO, 2017)
memperkirakan bahwa tingkat kejadian tuberkulosis global telah turun sebesar 1,5%
setiap tahun. Selain itu, angka kematian akibat tuberkulosis telah menurun secara
kasus baru dan kematian, TB masih merupakan beban besar morbiditas dan
mortalitas di seluruh dunia. Sebagian besar beban global infeksi baru dan kematian
Indonesia, Cina, Nigeria, Pakistan, dan Afrika Selatan, terhitung 60% dari kematian
negara maju terutama di antara individu dengan sistem kekebalan yang tertekan.
4
pada tahun 2015. Anak-anak juga rentan, dan tuberkulosis bertanggung jawab atas
satu juta penyakit pada anak-anak pada tahun 2015 menurut WHO.2,3
tidak berspora dan tidak berkapsul. bakteri ini berukuran lebar 0,3 – 0,6 μm dan
panjang 1 – 4 μm. dinding m.tuberculosis sangat kompleks, terdiri dari lapisan lemak
cukup tinggi (60%). penyusun utama dinding sel M. tuberculosis ialah asam mikolat,
lilin kompleks (complex-waxes), trehalosa dimikolat yang disebut “cord factor”, dan
fosfodiester. unsur lain yang terdapat pada diniding sel bakteri tersebut adalah
apabila sekali diwarnai, tahan terhadap upaya penghilangan zat warna tersebut
Bakteri ini mampu menghambat respons mikrobisida normal sehingga bakteri dapat
berproliferasi tanpa terhambat. Pada fase tuberkulosis primer (< 3 minggu) pada
sebagian besar pasien pada tahap ini menunjukkan gejala yang asimptomatik atau
gejala yang mirip flu. Imunitas selular akan timbul sekitar 3 minggu setelah pajanan.
Antigen bakteri yang telah diproses mencapai kelenjar getah bening regional dan
disajikan dalam histokompatibilitas mayor kelas II oleh makrofag ke sel Th0 CD4+.
Dibawah pengaruh IL-12 yang dikeluarkan makrofag, sel Th0 ini mengalami
pematangan menjadi sel TCD4+ yang mampu mengeluarkan IFN-ɣ. IFN-ɣ akan
1. TNF yang akan merekrut monosit, yang nantinya akan aktif dan
granulomatosa
2. IFN-ɣ bersama TNF mengaktifkan gen inducible nitric oxide synthase (iNOS),
kerusakan oksidatif pada beberapa konstituen bakteri, dari dinding sel hingga
DNA.
Selain itu, TCD4+ juga akan mempermudah sel sitotoksik TCD8+ yang dapat
organisme. Pada penderita dengan sistem imun yang lemah, akan muncul
beberapa dekade setelah infeksi awal. Penyakit ini juga dapat terjadi akibat reinfeksi
Tuberkulosis paru sekunder biasanya terbatas di apeks satu atau kedua lobus atas,
6
hal ini kemungkinan disebabkan tingginya tegangan oksigen di apeks. Karena sudah
berupa kavitasi. Pada kasus tuberkulosis yang sudah menyebar secara hematogen,
“primer”, yang terjadi pada pejamu yang tidak kebal, dan tuberkulosis “sekunder”,
Tuberkulosis primer adalah bentuk penyakit yang berkembang pada orang yang
sebelumnya tidak terpajan dan karena itu tidak peka. Penyakit yang signifikan
secara klinis berkembang pada sekitar 5% orang yang baru terinfeksi. Dengan
infeksi primer dapat diatasi, tetapi pada orang lain, tuberkulosis primer bersifat
progresif. Diagnosis tuberkulosis primer progresif pada orang dewasa bisa sulit.
Berbeda dengan tuberkulosis sekunder (penyakit apikal dengan kavitasi; lihat nanti),
Tuberkulosis sekunder adalah pola penyakit yang muncul pada pejamu yang
sebelumnya peka. Ini mungkin terjadi segera setelah tuberkulosis primer, tetapi lebih
pejamu melemah. Ini paling sering berasal dari reaktivasi infeksi laten, tetapi juga
dapat terjadi akibat reinfeksi eksogen dalam menghadapi penurunan imunitas inang
atau ketika inokulum besar basil virulen menguasai sistem imun inang. Reaktivasi
lebih sering terjadi di daerah dengan prevalensi rendah, sementara infeksi ulang
Tuberkulosis paru sekunder secara klasik melibatkan apeks lobus atas salah
menimbulkan respons jaringan yang cepat dan ditandai yang cenderung menutupi
fokus infeksi. Akibatnya, kelenjar getah bening regional kurang menonjol terlibat
pada awal penyakit sekunder dibandingkan pada tuberkulosis primer. Di sisi lain,
kavitasi mudah terjadi dalam bentuk sekunder. Memang, kavitasi hampir tidak dapat
dihindari pada TB sekunder yang terabaikan, dan erosi rongga ke saluran napas
merupakan sumber infeksi yang penting karena orang tersebut sekarang batuk
sitokin yang dilepaskan oleh makrofag yang teraktivasi (misalnya, TNF dan IL-1),
penurunan berat badan, dan demam. Umumnya, demamnya ringan dan remiten
(muncul setiap sore dan kemudian mereda), dan keringat malam muncul. Dengan
keterlibatan paru yang progresif, peningkatan jumlah sputum, mula-mula mukoid dan
dari semua kasus tuberkulosis paru. Nyeri pleuritik dapat terjadi akibat perluasan
8
2.6 Diagnosis TB
lainnya.
respiratorik (atau gejala organ yang terlibat) dan gejala sistemik. Gejala respiratorik
berupa batuk ≥ 3 minggu, batuk darah, sesak napas dan nyeri dada. Gejala
respiratorik ini sangat bervariasi, dari mulai tidak ada gejala sampai gejala yang
cukup berat tergantung dari luas lesi. Kadang penderita terdiagnosis pada saat
medical check up. Bila bronkus belum terlibat dalam proses penyakit, maka
penderita mungkin tidak ada gejala batuk. Batuk yang pertama terjadi karena iritasi
Gejala tuberkulosis ekstra paru tergantung dari organ yang terlibat, misalnya
pada limfadenitis tuberkulosa akan terjadi pembesaran yang lambat dan tidak nyeri
dari kelenjar getah bening, pada meningitis tuberkulosa akan terlihat gejala
meningitis, sementara pada pleuritis tuberkulosa terdapat gejala sesak napas dan
kadang nyeri dada pada sisi yang rongga pleuranya terdapat cairan. Gejala sistemik
berupa demam, malaise, keringat malam, anoreksia, dan berat badan menurun.9
Pada pemeriksaan fisik kelainan yang akan dijumpai tergantung dari organ
yang terlibat. Pada 9uberculosis paru, kelainan yang didapat tergantung luas
tidak (atau sulit sekali) menemukan kelainan. Kelainan paru pada umumnya terletak
di daerah lobus superior terutama daerah apex dan segmen posterior, serta daerah
Pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan antara lain suara napas bronkial,
amforik, suara napas melemah, ronki basah, tanda-tanda penarikan paru, diafragma
dari banyaknya cairan di rongga pleura. Pada perkusi ditemukan pekak, pada
auskultasi suara napas yang melemah sampai tidak terdengar pada sisi yang
terdapat cairan.6,8,9
atau identifikasi DNA organisme dalam sampel klinis. Pemeriksaan kultur / biakan M.
M.tuberculosis dengan metode konvensional ialah dengan cara Egg base media
tuberculosis (MOTT). Untuk mendeteksi MOTT dapat digunakan beberapa cara, baik
timbul.9
bakteriologik dari spesimen dahak dan bahan lain (cairan pleura, liquor
urin, faeces dan jaringan biopsi, termasuk BJH) dapat dilakukan dengan cara
dahak 3 kali, setiap pagi 3 hari berturut turut atau dengan cara:5,9
2. 1 kali positif, 2 kali negatif → ulang BTA 3 kali kemudian bila 1 kali positif, 2 kali
Lung Disease):9
2. Ditemukan 1-9 BTA dalam 100 lapang pandang, ditulis jumlah kuman yang
ditemukan
Interpretasi hasil dapat juga dengan cara Bronkhorst. Skala Bronkhorst (BR)
adalah:9
mendiagnosis TB hanya berdasarkan pemeriksaan foto toraks saja. Foto toraks tidak
pemeriksaan mikroskopis.8
TCM TB, dengan cara melakukan rujukan ke layanan tes cepat molekuler terdekat,
3) Jumlah contoh uji dahak yang diperlukan untuk pemeriksaan TCM sebanyak 2
(dua) dengan kualitas yang bagus. Satu contoh uji untuk diperiksa TCM, satu contoh
uji untuk disimpan sementara dan akan diperiksa jika diperlukan (misalnya pada
hasil indeterminate, pada hasil Rif Resistan pada terduga TB yang bukan kriteria
terduga TB RO, pada hasil Rif Resistan untuk selanjutnya dahak dikirim ke
Laboratorium LPA untuk pemeriksaan uji kepekaan Lini- 2 dengan metode cepat).8
4) Contoh uji non-dahak yang dapat diperiksa dengan MTB/RIF terdiri atas cairan
5) Pasien dengan hasil Mtb Resistan Rifampisin tetapi bukan berasal dari kriteria
hasil, maka hasil pemeriksaan TCM yang terakhir yang menjadi acuan tindakan
selanjutnya.8
6) Jika hasil TCM indeterminate, lakukan pemeriksaan TCM ulang. Jika hasil tetap
tanpa menunggu hasil pemeriksaan uji kepekaan OAT lini 1 dan lini 2 keluar. Jika
14
8) Pemeriksaan uji kepekaan menggunakan metode LPA (Line Probe Assay) Lini-2
10) Pasien dengan hasil TCM M.tb negatif, lakukan pemeriksaan foto toraks. Jika
gambaran foto toraks mendukung TB dan atas pertimbangan dokter, pasien dapat
didiagnosis sebagai pasien TB terkonfirmasi klinis. Jika gambaran foto toraks tidak
1) Faskes yang tidak mempunyai alat TCM dan kesulitan mengakses TCM,
2) Jumlah contoh uji dahak untuk pemeriksaan mikroskop sebanyak 2 (dua) dengan
kualitas yang bagus. Contoh uji dapat berasal dari dahak Sewaktu-Sewaktu atau
Sewaktu-Pagi.8
3) BTA (+) adalah jika salah satu atau kedua contoh uji dahak menunjukkan hasil
pemeriksaan BTA positif. Pasien yang menunjukkan hasil BTA (+) pada
4) BTA (-) adalah jika kedua contoh uji dahak menunjukkan hasil BTA negatif.
spektrum luas (Non OAT dan Non kuinolon) terlebih dahulu selama 1-2 minggu. Jika
15
tidak ada perbaikan klinis setelah pemberian antibiotik, pasien perlu dikaji faktor
risiko TB.8
Gejala klinis TB pada anak tidak khas, karena gejala serupa juga dapat
disebabkan oleh berbagai penyakit selain TB. Gejala khas TB sebagai berikut:8
a) Batuk ≥ 2 minggu
b) Demam ≥ 2 minggu
(PPD) RT 23 2TU secar intradermal sebanyak 0,1 mL pada permukaan volar lengan
bawah. Pembacaan dilakukan setelah 48-72 jam sesudah innjeksi. Dikatakan positif
imunodefisiensi seperti pada KEP berat dan infeksi HIV diameter indurasi ≥5 cm
Pemeriksaan standar ialah foto toraks PA dengan atau tanpa foto lateral.
Pemeriksaan lain atas indikasi dapat berupa foto apiko-lordotik, oblik, CT-Scan.
aktif:9
Kompleks ranke
Dalam perkembangan kini ada beberapa teknik baru yang dapat mengidentifikasi
termasuk DNA M.tuberculosis. Salah satu masalah dalam pelaksanaan teknik ini
adalah kemungkinan kontaminasi. Cara pemeriksaan ini telah cukup banyak dipakai,
Teknik ini merupakan salah satu uji serologi yang dapat mendeteksi respon
teknik ini antara lain adalah kemungkinan antibodi menetap dalam waktu yang cukup
lama.6.9
b. Mycodot
Uji ini mendeteksi antibodi antimikobakterial di dalam tubuh manusia. Uji ini
yang berbentuk sisir plastik. Sisir plastik ini kemudian dicelupkan ke dalam serum
penderita, dan bila di dalam serum tersebut terdapat antibodi spesifik anti LAM
dalam jumlah yang memadai yang sesuai dengan aktiviti penyakit, maka akan timbul
Uji ini merupakan salah satu jenis uji yang mendeteksi reaksi serologi yang
terjadi.9
d. ICT
bantalan warna biru, kemudian serum akan berdifusi melewati garis antigen. Apabila
berikatan dengan antigen danmembentuk garis warna merah muda. Uji dinyatakan
positif bila setelah 15 menit terbentuk garis kontrol dan minimal satu dari empat garis
klinisi harus hati hati karena banyak variabel yang mempengaruhi kadar antibodi
yang terdeteksi. Saat ini pemeriksaan serologi belum bisa dipakai sebagai pegangan
untuk diagnosis.9
3. Pemeriksaan BACTEC
menghasilkan CO2 yang akan dideteksi growth indexnya oleh mesin ini. Sistem ini
20
dapat menjadi salah satu alternatif pemeriksaan biakan secara cepat untuk
Pemeriksaan analisis cairan pleura & uji Rivalta cairan pleura perlu dilakukan
hasil analisis yang mendukung diagnosis tuberkulosis adalah uji Rivalta positif dan
kesan cairan eksudat, serta pada analisis cairan pleura terdapat sel limfosit dominan
trans bronchial lung biopsy (TBLB), trans thoracal biopsy (TTB), biopsi paru terbuka,
biopsi pleura, biopsi kelenjar getah bening dan biopsi organ lain diluar paru. Dapat
pula dilakukan biopsi aspirasi dengan jarum halus (BJH =biopsi jarum halus).
pemeriksaan histopatologi pada jaringan paru atau jaringan diluar paru memberikan
BAB III
KESIMPULAN
21
diharapkan dapat membantu mengurangi jumlah kasus dan risiko penularan yang
DAFTAR PUSTAKA
1. Kumar, Abbas, Aster. 2014. Robbin And Cotran Pathologic Basis of Disease.
(https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK441916/).
tuberculosis-programme/tb-reports/global-tuberculosis-report-2022
5. Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia. Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter
11. Karen J. Nelsom ilmu kesehatan anak esensial. Edisi 6. Singapura: Saunder
Elsevier. 2014.