Anda di halaman 1dari 3

Puisi 5 Sajak

Karya: Yudha Azzharo


Kelas: TPKP A

IBU (Binar)

binar mata mengisi perasaan hampa


enggan ku berpaling dari nya
tenang menyelimuti sekujur tubuh
hangat nya sebuh binar semata…

sebentar dirasa hilang selamanya


binar itu sudah jauh
tanpa sadar binar sudah menghilang
air mata sudah bagaikan air hujan…

harapan binar kembali sudah terpendam


ratapan do'a yang bisa ku sampaikan
sekelebat kecil di mimpi bagai berita baik
haii binar sampai bertemu…

Sembrani

Sembrani oh Sembrani
Kecil ku puas atas bahagia, katanya..
Kecil ku puas atas dekapan, katanya..
Sungguh katanya yg hanya ku dengar

Duka yang bahkan tidak kurasakan


Duka yang bahkan tidak kulihat
Namun cerita menjadi duka sesungguhnya
Hingga duka menjadi cerita bahagia

Beranjak besar dengan cerita


Masa bahagia hanya semata
Di masa ini ku rindu Sembrani ku
Sembrani yang ku impikan hidup dalam cerita ku

(Sembrani) ; mitologi kendaraan batara wisnu yaitu kuda bersayap yg memiliki sikap tangguh

Nirwana
Cahaya silau dari kegelapan
Perlahan menerpa kegelapan
Tubuh renta nya jadi perisai
Di kesendirian yang tak

Celoteh manja mengandung tawa


Banyak harapan yang ditanggungnya
Rasa bahagia ku seakan menuju puncak
Yang tak kunjung terpijak

Kata duka terulang kembali


Nirwana tuhan sudah terpenuhi
Namun itu hanya harapan
Kini aku hidup dalam harapan

Aku si Mahanta

Mahanta
nama kebanggaanku
Kini aku tidak terpaku
Biarkan celoteh itu melintas
Sampai aku mengerti perihal ikhlas

Bagai udara
Yang selalu bisa gembira
Perihnya hidup sudah ku lewati
Kini kubiarkan mahanta berkemudi

Aku harus selalu bahagia


Namun kutakut dengannya
Rasa itu pernah membuatku menderita
Sampai tak terletak rasa sesungguhnya

Takut itu kurasa sementara


Lagi lagi mahanta pelakunya
Saat ini ku coba menanti masa bahagia
Itu sudah cukup membuat aku terpana

Gerbang Bahagia

Jejer tegap menjadi gerbang


Ditakdirkan atas pelindung
Kecil ku lengkap layak ku rumah
Rumah indah menuju megah

Tidur ku berhimpit dalam lelap


Namun lagi lagi hanya sekejap
Rumah kehilangan satu gerbangnya
Tak terfikir harus apa kepada NYA

Rumah kini ada rasa tenang


Harap tenang kan selalu terulang
Takdirnya sendiri menjadi gerbang Bahagia
Tugas mulianya membawa rumah bahagia

Gerbang Bahagia; (Kilasan 2 manusia yg ditakdirkan menjadi seorang kaka yang bertugas
melindungi keluarga nya, layaknya sebuah gerbang dari sebuah rumah. namun kini hanya
tersisa satu gerbang, apkah dapat menjadi Gerbang Bahagia? Itu harapanku)

Anda mungkin juga menyukai