Agus Wijaya
Rindit Pambayun
Abstrak
Tujuan dari penelitian ini adalah mempelajari pengaruh suhu dan waktu vulkanisasi pada
pembuatan kompon sol karet cetak dengan memanfaatkan arang cangkang sawit sebagai
bahan pengisi. Penelitian dilaksanakan di Balai Riset dan Standardisasi Industri Palembang
dan dilaksanakan bulan Mei sampai November 2012. Rancangan percobaan yang
digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial dengan tiga variasi suhu (T 1:
130 °C, T2: 140 °C, T : 150 °C) dan tiga variasi waktu vulkanisasi (W 1: 10 menit, W 2: 12
menit, W 3: 14 menit). Parameter yang diuji adalah parameter uji sesuai dengan SNI
0778:2009 tentang sol karet cetak yaitu tegangan putus, perpanjangan putus, kekerasan
dan ketahanan sobek. Hasil penelitian menunjukkan bahwa suhu dan waktu berpengaruh
nyata terhadap semua parameter uji fisik. Perlakuan yang memberikan hasil terbaik
diperoleh pada perlakuan suhu vulkanisasi 130 °C dan waktu vulkanisasi 10 menit (T1W 1)
dengan nilai parameter uji tegangan putus sebesar 17,567 N/mm2, perpanjangan putus
578,33%, kekerasan sebesar 59 Shore A dan ketahanan sobek 5,167 N/mm2 dengan
semua parameter uji fisik memenuhi syarat SNI.
Abstract
The purpose of this research was to study the effect of temperature and time of vulcanization
in rubber sole compound manufacturing by utilizing palm shell charcoal as filler. The
research was carried out at Industrial Research and Standardization Laboratory Palembang
on May to November 2012. Experimental design used in this study was factorial completely
randomized design (CRD). Two factors were investigated, namely temperature (designed as
T with the following three levels: 130, 140 and 150 °C) and vulcanization time (designed as
W with the following levels, 10, 12 and 14 minutes). The observed physical parameters were
according to SNI 0778: 2009, including tensile strength, elongation at break, hardness and
tear strength. The results showed that temperature and time of vulcanization significantly
affected all physical parameters. The best physical properties result was obtained in the
treatment T1W1 (vulcanization temperature of 130 °C and vulcanization time of 10 minutes)
with the following values: tensile strength of 17.567 N/mm2, elongation at break of 578.33%,
hardness of 59 Shore A and tear strength of 5.167 N/mm2 with all physical parameters met
SNI quality standard.
33
Jurnal Dinamika Penelitian Industri Vol. 24 No. 1 Tahun 2013 Hal. 33 - 40
34
Cahyo Adi Pireno Pengaruh Suhu dan Waktu Vulkanisasi …
Agus Wijaya
Rindit Pambayun
bahan anti degradasi menggunakan 12, dan 14 menit setelah itu kompon
Flektol H dan DPPD. dikeluarkan dari open mill dan ditentukan
Alat yang digunakan dalam ukuran ketebalan lembaran kompon
penelitian ini adalah timbangan/neraca dengan menyetel jarak roll pada cetakan
analitik, open mill dengan 2 rol dilengkapi sheet, setelah itu kompon dikeluarkan dan
dengan kontrol suhu, mould press, diletakkan diatas plastik transparan dan
hidroulic press, stop watch, ayakan, pisau, kompon dipotong disesuaikan dengan
alat uji kuat tarik, alat uji kekerasan, alat barang jadi yang akan dibuat. Diagram alir
uji kuat sobek, alat uji perpanjangan tetap, proses pembuatan kompon dapat dilihat
alat uji bobot jenis, alat uji ketahanan kikis, pada Gambar 1.
flexometer dan jangka sorong. Raw Rubber
B. Metode Penelitian
Penelitian ini dilakukan dalam dua ZnO, Mastication Flectol H
tahap, yaitu 1) pembuatan kompon dan 2)
pengujian. Stearic Acid
Pembuatan Kompon Minarex
Palm shell Compounding
Bahan yang diperlukan untuk oil
charcoal
masing-masing formulasi kompon
ditimbang dengan timbangan analitis
MBS
sesuai Tabel 1. Sulfur
Setelah itu dilakukan dan Conditioning
vulkanisasi. Proses pencampuran
dilakukan dalam gilingan terbuka (open
mill), mula-mula karet alam digiling sampai Rubber Compound
plastis, setelah plastis kemudian Gambar 1. Diagram Persiapan Kompon
ditambahkan aktivator ZnO dan asam
stearat dan digiling sampai homogen. Pengujian
Vulkanisator (sulfur) ditambahkan dan
digiling selama 2-3 menit pada suhu 130- Pengujian dilakukan untuk
150 °C. mengetahui parameter yang diukur,
peubah yang diamati dalam penelitian ini
Tabel 1. Formulasi Kompon meliputi parameter sesuai dengan
SNI 0778 : 2009 tentang sol karet cetak.
No Bahan Formula Kompon (gram)
Parameter-parameter tersebut adalah
1 NR 70
organoleptis dan fisis. Pengamatan
2 SBR 30
organoleptis dilakukan terhadap keadaan
3 ZnO 5 dan kenampakan. Sedangkan pengujian
4 Asam Stearat 2 fisis dilakukan dengan parameter uji fisika
5 TMQ 1 yang meliputi tegangan putus,
6 DPPD 1,5 perpanjangan putus, kekerasan, dan
7 Cumaron Resin 2 ketahanan sobek.
8 Arang Cangkang 30
9 Minarex Oil 5 Analisa Data
10 MBS 1,5 Penelitian ini merupakan percobaan
11 Sulfur 1,5 laboratorium dengan sembilan perlakuan
penelitian dengan dua variasi yaitu suhu
Kemudian antioksidan TMQ (flectol dan waktu vulkanisasi. Rancangan yang
H), resin dan bahan bantu lain digunakan adalah rancangan acak
ditambahkan, filler arang cangkang sawit, lengkap (RAL) faktorial dengan variasi 2
wax dan pelunak ditambahkan. variabel yaitu suhu vulkanisasi (T) 130,
Accelerator santfure MBS ditambahkan, 140 dan 150 °C dan waktu vulkanisasi (W)
proses vulkanisasi dilakukan selama 10, 10, 12 dan 14 menit.
35
Jurnal Dinamika Penelitian Industri Vol. 24 No. 1 Tahun 2013 Hal. 33 - 40
36
Cahyo Adi Pireno Pengaruh Suhu dan Waktu Vulkanisasi …
Agus Wijaya
Rindit Pambayun
suhu vulkanisasi 130 °C dan waktu dan pertambahan panjang vulkanisat karet
vulkanisai 10 menit (T1W1). Jadi dengan ketika mengalami penarikan sampai
bertambahnya waktu dan suhu proses perpanjangan tertentu dan sampai putus.
vulkanisasi ketika waktu matang optimum Hasil uji parameter perpanjangan putus
sudah tercapai akan menurunkan nilai disajikan pada Gambar 3. Percobaan ini
tegangan putus. Hal ini dikenal dengan dalam kehidupan sehari-hari dapat
istilah scorching/terlalu matang. dijadikan patokan sebagai nilai ambang
Dari hasil pengujian parameter batas sol tersebut dapat tertarik.
tegangan putus, diperoleh data bahwa Suhu vulkanisasi memberikan
tegangan putus dengan nilai tertinggi pada pengaruh yang nyata terhadap nilai
perlakuan suhu 130 °C dan waktu parameter perpanjangan putus. Pada
vulkanisasi 10 menit (T1W 1) dengan nilai suhu 130 oC (T1), nilai perpanjangan putus
tegangan putus sebesar 175,67 kg/cm2 berada pada titik tertinggi, hal ini terjadi
atau 17,567 N/mm2. Menurut Standar karena pada suhu 130 oC proses
Nasional Indonesia (SNI) nilai parameter vulkanisasi sudah mencapai titik matang
tegangan putus minimal untuk sol karet optimum. Pada proses vulkanisasi reaksi
cetak adalah 5 N/mm2 untuk mutu kelas 3, yang terjadi adalah reaksi endotermis, jadi
sedangkan untuk mutu kelas 2 dan kelas semakin tinggi suhu maka reaksi kimia
1 adalah sebesar 11 N/mm2 dan 16 akan lebih cepat, hal ini berkaitan dengan
N/mm2. Dengan demikian mutu kompon energi aktivasi. Energi aktivasi adalah
karet yang dihasilkan, untuk parameter energi kinetik minimum yang diperlukan
tegangan putus memenuhi syarat SNI. untuk terjadinya tumbukan yang efektif.
Semua molekul yang memiliki energi
B. Perpanjangan Putus (elongation at kinetik lebih besar dari energi minimum
break) tersebut dapat melakukan reaksi.
Perpanjangan putus merupakan Fraksi total molekul yang memiliki
penambahan panjang suatu potongan uji energi molekul dengan energi kinetik yang
bila diregangkan sampai putus, cukup untuk melakukan tumbukan yang
dinyatakan dengan % dari panjang efektif akan lebih besar pada suhu yang
potongan uji sebelum diregangkan. lebih besar. Sebagai hasilnya, jumlah
molekul yang melakukan reaksi naik
dengan kenaikan suhu dan dengan
sendirinya akan menambah kecepatan
reaksinya (Nur et al., 2004). Disisi lain,
dengan semakin naiknya suhu dan
lamanya waktu vulkanisasi akan
menyebabkan kompon karet menjadi
lewat matang dan menjadi rusak, hal ini
ditandai dengan menurunnya nilai
parameter fisik seperti tegangan putus
dan perpanjangan putus.
Nilai perpanjangan putus
berbanding lurus dengan nilai tegangan
putus. Semakin tinggi nilai tegangan putus
Gambar 3. Pengaruh waktu dan suhu berarti energi yang digunakan untuk
vulkanisasi terhadap
memutuskan vulkanisat semakin besar,
perpanjangan putus kompon
karet yang dihasilkan
dan berarti pula ikatan silang yang
terbentuk semakin banyak. Adanya ikatan
Pengujian perpanjangan putus silang yang lebih banyak menyebabkan
bertujuan untuk mengetahui sifat-sifat elastisitas vulkanisat pun menjadi lebih
tegangan dan regangan dari karet baik, sehingga kemampuan vulkanisat
vulkanisat dan thermoplastik termasuk untuk memanjang semakin bagus dan
penentuan yield point melalui kekuatan nilai perpanjangan putus semakin tinggi.
37
Jurnal Dinamika Penelitian Industri Vol. 24 No. 1 Tahun 2013 Hal. 33 - 40
38
Cahyo Adi Pireno Pengaruh Suhu dan Waktu Vulkanisasi …
Agus Wijaya
Rindit Pambayun
dan bahan pelunak yang ditambahkan, kekuatan tarik baru akan mencapai titik
serta bentuk dari bahan pengisi tersebut. optimum (Eirich, 1978).
Semakin lama waktu reaksi, maka jumlah
bahan pengisi (filler) yang bereaksi
dengan partikel karet akan semakin
banyak sehingga kekerasan meningkat.
Pada suhu vulkanisasi 130 °C (T1)
pengaruh dari perlakuan waktu vulkanisasi
berbeda sangat nyata, sedangkan
selebihnya pada suhu vulkanisasi 140 °C
dan suhu 150 °C, perlakuan waktu tidak
memberikan perbedaan nyata terhadap
parameter kekerasan. Penurunan
kerapatan ikatan silang akan menurunkan
kekerasan vulkanisat, kekerasan juga
dipengaruhi oleh ikatan silang dan struktur
ikatan silang yang terdapat pada Gambar 5. Pengaruh waktu dan suhu
vulkanisat. Kekerasan akan meningkat vulkanisasi terhadap ketahanan
dengan meningkatnya kerapatan ikatan sobek kompon karet yang
silang. Sebaliknya akan menurun jika dihasilkan
kerapatan ikatan silang menurun (Juleha,
1992). Pada suhu vulkanisasi yang lebih Ketahanan sobek dipengaruhi oleh
tinggi ikatan silang yang terbentuk lebih waktu dan suhu vulkanisasi. Pada
banyak sehingga nilai parameter perlakuan suhu 130 °C (T1) dan waktu
kekerasan lebih tinggi, namun akan vulkanisasi 10 menit (W 1) memberikan
mencapai pada titik maksimal dimana nilai ketahanan sobek yang paling baik,
parameter kekerasan tidak akan hal ini terjadi karena pada suhu 130 °C
bertambah lagi. (T1) dan waktu 10 menit (W 1) sudah
Nilai kekerasan tertinggi dicapai tercapai kondisi matang optimum,
pada kondisi suhu 150 oC dan waktu 14 sehingga reaksi crosslinking (ikatan
menit (T3W 3) yaitu sebesar 62,83 Shore A, silang) molekul karet sudah berlangsung
menurut Standar Nasional Indonesia (SNI) dengan baik dan belum terjadi pemutusan
tentang sol karet cetak parameter ikatan karena pengaruh suhu maupun
kekerasan memiliki kisaran nilai antara 55- waktu.
80 Shore A untuk mutu 1, mutu 2 dan Apabila suhu vulkanisasi semakin
mutu 3. Dengan demikian kompon karet naik dan waktu vulkanisasi semakin lama,
yang dihasilkan dari pemanfaatan arang maka akan meningkatkan kekerasan dan
cangkang sawit sebagai bahan pengisi kekakuan vulkanisat. Semakin tinggi
pengganti carbon black memberikan nilai kekerasannya maka akan semakin rendah
parameter uji kekerasan yang memenuhi ketahanan sobeknya.
syarat SNI. Pada suhu 130 °C dan 140 °C
perlakuan waktu vulkanisasi (W 3) dan (W 2)
D. Ketahanan Sobek (tear strength) tidak berbeda nyata tapi berbeda nyata
Parameter ketahanan sobek dengan (W 1), sedangkan pada suhu 150
menunjukkan tenaga yang dibutuhkan °C semua perlakuan waktu berbeda
untuk menyobek vulkanisat karet dengan nyata. Ketahanan sobek terbaik diperoleh
satuan Kg/cm atau N/cm. Kekuatan sobek pada proses vulkanisasi dengan waktu
akan terus meningkat sejalan dengan vulkanisasi selama 10 menit.
pertambahan jumlah ikatan silang pada Ketahanan sobek dengan nilai
proses vulkanisasi, tetapi nilai ketahanan tertinggi pada perlakuan suhu 130 °C dan
sobek ini akan menurun apabila sudah waktu vulkanisasi 10 menit (T1W 1) dengan
mencapai titik optimum. Penurunan nilai ketahanan sobek sebesar 51,67
ketahanan sobek ini terjadi pada saat nilai kg/cm2 atau 5,167 N/mm2. Menurut
standar nasional Indonesia (SNI) nilai
39
Jurnal Dinamika Penelitian Industri Vol. 24 No. 1 Tahun 2013 Hal. 33 - 40
40