Anda di halaman 1dari 19

BAHAN KARET

Introduction of Rubber
(Historical Development of
Rubber)
Indri Hermiyati

Teknologi Pengolahan Karet dan Plastik


Politeknik ATK Yogyakarta
2023
Politeknik ATK Yogyakarta www.atk.ac.id
Karet
• Karet adalah polimer hidrokarbon yang terkandung pada beberapa jenis
tumbuhan (umumnya berwarna putih) dan terbentuk dari emulsi
kesusuan (dikenal sebagai lateks) dari getah beberapa jenis tumbuhan
• Karet juga dapat diproduksi secara sintesis

Sumber utama lateks


berasal dari pohon Pada tahun 1830, perkebunan karet Castilloa dibangun di Cuba
para atau Hevea dimana bibit karetnya berasal dari Guatemala.
brasiliensis (suku
Euphorbiaceae)
yaitu tanaman tropis
dan berasal dari
lembah Amazon di
Negara Brazilia
(amerika selatan)
tetapi banyak • Beberapa pohon yang mengandung lateks termasuk ara,
ditanam di euphorbia dan dandelion
perkebunan di Afrika • Digunakan semasa perang dunia II saat persediaan karet
tropis dan Asia bangsa Jerman dihambat sebelum penciptaan karet sintesis

Politeknik ATK Yogyakarta www.atk.ac.id


Sejarah Perkembangan Karet

Christopher Columbus Amerika 1476 membawa


karet ke Eropa
Orang Indian bermain bola Digambarkan oleh
Navigator Spanyol dan
dengan bahan yang dapat sejarahwan Gonzalo
memantul bila jatuh ke tanah Fernandez de Oviedo y
Orang Indian membuat pakaian mereka yang tidak tembus air Valdes (1478 -1557)
1615
dengan menggosokkan latek ke permukaan jas dan membuat
Penulis
sepatu tahan air dengan melapisi telapaknya dengan cetakan
Spanyol • Orang–orang Benua Eropa
latex. kemudian mengembangkan
1735 karet untuk aneka barang
Matematikawan Pemberian nama latex yang dalam bahasa Amerika Latin berarti keperluan sehari–hari.
“fluid” / “cairan“ dan beberapa gulungan karet mentah beserta • Karet digunakan sebagai bahan
dan Penjelajah pembuat pakaian tahan air, alas
Charles  Marie de penjelasan produk yang dibuat oleh orang Amerika Selatan ini
ke Negaranya Perancis. penutup barang–barang agar
La Condamine tidak basah tersiram air, botol
(1701-1774) karet, karet penghapus, serta
Karet bisa menghapus tulisan pensil maka Kata Rubber, bahasa
banyak barang lainnya.
1770 Inggris untuk karet, berasal dari kata to rub yang memiliki arti
Joseph Priestly menggosok atau menghapus.
Ahli Kimia Inggris
Politeknik ATK Yogyakarta www.atk.ac.id
Sejarah Perkembangan Karet

1820 Thomas Menemukan proses Mastikasi


Hancock

• Barang-barang karet yang Karet + Belerang


diproduksi waktu itu selalu
menjadi kaku di musim dingin
dan lengket dimusim panas Produk karet tidak terpengaruh cuaca
• sampai seorang yang bernama
Charles Goodyear yang
melakukan penelitian pada
1838 menemukan bahwa :

Sebagian besar ilmuwan sepakat untuk menetapkan Charles Goodyear sebagai penemu
proses vulkanisasi.

Politeknik ATK Yogyakarta www.atk.ac.id


Perkembangan Karet

Vulkanisasi merupakan proses yang melibatkan ikatan silang rantai polimer dengan belerang (sulfur). Sehingga
belerang menjadi agen cross linking dominan industri-industri karet dunia.

1860 Greville Williams mendestilasi karet dan kemudian memisahkannya. Dari fraksi terendah,
Williams memperoleh cairan mendidih pada 37-38 ° C yang disebutnya isoprene

Dari hasil yang diperolehnya kemudian dia membuat karet menggunakan bahan awal
isoprene tersebut. Ini merupakan pertama kalinya karet disintetis, walaupun bahan yang
digunakan berasal dari karet alam itu sendiri.

1879 FG Bouchardat menghasilkan bahan dari isoprena yang jelas memiliki banyak sifat yang
mirip dengan produk natural.

Politeknik ATK Yogyakarta www.atk.ac.id


Perkembangan Karet
Diena terkonjugasi selain isoprena dapat dikonversi menjadi zat elastis.

1881 Von Hofmann mensintesis karet dari 1,3-pentadiene

Permintaan untuk karet meningkat, dan karenanya harga karet alam


Dekade pertama abad ke-20 meningkat. Akibatnya perusahaan Bayer di Jerman dan Strange dan Graham
di London membentuk tim penelitian untuk mengembangkan proses
komersial untuk membuat karet sintetis

1910 Kemunculan karet perkebunan pada sekitar waktu ini menyebabkan penurunan drastis pada
harga karet dan pekerjaan pengembangan di Inggris dan Jerman.

Munculnya Perang Dunia I, situasi di Jerman, mempengaruhi pasokan karet alam. Hasil panen
buruk dan harga isoprene menjadi mahal. Selanjutnya upaya penelitian baru dilakukan untuk
pengembangan karet.

Perang Dunia II telah dimulai pada tahun 1939, pasokan karet alam ke Inggris dan ke Amerika
Serikat sangat dibatasi. Akibatnya, pemerintah AS dan Kanada membangun 87 pabrik dengan
total kapasitas produksi tahunan sekitar 1 juta ton untuk memproduksi bahan berdasarkan
proses Buna S

Politeknik ATK Yogyakarta www.atk.ac.id


Sejarah Perkembangan Karet di Indonesia
Masa jajahan Belanda oleh Hofland
Karet ditanam di Kebun Raya Bogor sebagai koleksi
pada tahun 1864

Berkembang ke berbagai daerah sebagai tanaman perkebunan komersil

• Daerah yang pertama kalinya digunakan sebagai tempat uji coba


penanaman karet adalah pamanukan dan ciasem, Jawa Barat
• Jenis yang pertama kali diuji cobakan dikedua daerah tersebut
adalah spesies Ficus Elastic atau karet rambung
• Jenis karet Hevea Brasiliensis baru ditanam di Sumatera bagian
Timur pada tahun 1902 dan dijawa pada tahun 1906.

Politeknik ATK Yogyakarta www.atk.ac.id


• Karet merupakan komoditi perkebunan primadona ekspor.
• Indonesia Thailand dan Malaysia, memberikan kontribusi sebesar 75%
terhadap total produksi karet alam dunia (produsen terbesar dunia)
• Indonesia memberikan kotribusi sebesar 26% dari total produksi karet
alam dunia
• Negara - Negara seperti Amerika Serikat, Eropa, Jepang, dan China
merupakan contoh besar konsumen karet alam.

Politeknik ATK Yogyakarta www.atk.ac.id


Jenis-jenis Karet

Politeknik ATK Yogyakarta www.atk.ac.id


Difference Between Natural Rubber and Synthetic Rubber

Natural Rubber Synthetic Rubber


Definition Natural rubber is a natural biosynthetic polymer Synthetic rubber is man-made polymers
obtained from a tree called Hevea brasiliensis. under controlled conditions
Synthesis Natural rubber, as the name suggests, naturally occurs Synthetic rubber is synthesised from
in the plant cells. crude oil by-products by using solution
or emulsion polymerization techniques
Monomer Monomers include cis-1,4-isoprene. Monomers are different in each
synthetic rubber type
Polymer Polymer content or the quality of the latex vary widely High-quality rubbers with consistent
Content and depends on clone, geographical area, weather, soil polymer content can be obtained with
type, and non-rubber content of the latex very low impurities
Presence of Antioxidants are naturally present Antioxidants are absent (have to add
Antioxidants from outside)
Properties The properties of natural rubber are difficult to change The properties of synthetic rubbers can
be adjusted to suit the properties of the
final application.

Politeknik ATK Yogyakarta www.atk.ac.id


KARET SINTETIS
Karet sintetis terbuat dari bahan baku yang berasal dari minyak bumi,
batu bara, minyak, gas alam, dan acetylene. Kelebihan dari karet
sintesis yaitu:
• Tahan terhadap berbagai zat kimia
• Harganya yang cenderung bisa dipertahankan supaya tetap stabil
• Karet sintetis dapat diubah susunannya sehingga diperoleh sifat yang
sesuai dengan kegunaannya

Politeknik ATK Yogyakarta www.atk.ac.id


KARET ALAM
Kelebihan Karet Alam
 Memiliki plastisitas yang baik sehingga pengolahannya mudah (kemampuan proses baik)
 Sifat elastisitas atau daya lenting yang sempurna
 Kekuatan tarik baik
 Elongasi tinggi
 Ketahanan sobek baik
 Panas yang ditimbulkan dari gesekan kecil
 Ketahanan panas yang baik
 Ketahanan dingin sangat baik
 Sebagai insulator yang baik
 Ketahanan tinggi terhadap air dan asam
 Green strength baik
 Memiliki daya tahan yang tinggi terhadap keretakan
 Tackiness baik

Politeknik ATK Yogyakarta www.atk.ac.id


Kekurangan karet alam:
• Ketahanan cuaca dan ozon rendah
• Ketahanan panas terbatas (maksimum suhu 1000C waktu tidak lama)
• Ketahanan minyak rendah (swelling)
• Tidak sesuai untuk penggunaan dengan cairan organik (alkohol dengan berat molekul rendah)

Aplikasi
• Ban (60-70%)
• sepatu
• Conveyor belt
• Gasket
• Adhesive
• Produk lateks

Politeknik ATK Yogyakarta www.atk.ac.id


KLASIFIKASI JENIS KARET
KLASIFIKASI MENURUT HONGGOKUSUMO,1985

KARET PENGGUNAAN UMUM


 KARET ALAM (NR) KARET TAHAN PANAS
 POLYISOPRENE  SILIKON – POLYSILOXANE
 STYRENE-BUTADIENE RUBBER (SBR)  HYPALON (CSM) –
 KARET BUTYL (IIR) – ISOBUTYL – ISOPRENE CHLOROSULFONATEDNPOLYETHYLENE
 ETYLENE – PROPYLENE (EPM & EPDM)  AKRILAT (ACM)N – POLYACRILATE
 POLYBUTADINE (BR)  FLUOROCARBON –FLUORINATED
HYDROCARBON
 ETHYLENE ACRYLIC (VAMAC)
KARET TAHAN MINYAK
 NORSOREX (PNR) – POLYNORBONE
 THIOKOL (T/PTR – POLYSULFIDE
 VYNATHENE (EVA) – VINYL ACETATE - ETHYLENE
 KARET NITRILE – NBR – ACRYLONITRILE –
BUTADIENE
 NEOPRENE (CR) – POLYCHLOROPRENE
 URETHANE – POLYURETHANE
DIISOCYANATE
 EPICHLOROHYDRIN – ECO, CO

Politeknik ATK Yogyakarta www.atk.ac.id


KLASIFIKASI JENIS KARET
KLASIFIKASI MENURUT ASTM D 2000, SFS 3551, SIS 162602

RUBBER TYPE 61 (GENERAL USE) : RUBBER TYPE 65:


 NATURAL RUBBER (NR) POLYACRYLIC RUBBER (ACM)
 POLYISOPRENE RUBBER (IR)
 STYRENE BUTADIENE RUBBER (SBR) RUBBER TYPE 66:
POLYURETHANE RUBBER (AU,
EU) OTHER RUBBER:
RUBBER TYPE 62:
 CHLORINATED POLYETHYLENE (CM)
 BUTYL RUBBER (IIR) RUBBER TYPE 67:
 CHLOROSULPHONATED
 CHLOROBUTYIL RUBBER (CIIR) FLUOROCARBON (FPM) POLYETHYLENE (CSM)
 BROMOBUTIL RUBBER (BIIR)  ETHYLENEVINYLACETATE
RUBBER TYPE 68: COPOLYMER (EVA)
RUBBER TYPE 63: SILICON RUBBER (Q)  BUTADIENE RUBBER (BR)
 NITRILE RUBBER (NBR)
RUBBER TYPE 69:  CARBOXYLATED NITRILE -
 HYDROGENATED NITRILE RUBBER BUTADIENE RUBBER (XNBR)
(HNBR) EPICHLOROHYDRIN RUBBER
 BLEND NBR-PVC (CO, ECO, GECO)

RUBBER TYPE 70:


RUBBER TYPE 64: CHLOROPRENE ETHYLENE-PROPYLENE
RUBBER (CR) RUBBER (EPDM, EPM)
Politeknik ATK Yogyakarta www.atk.ac.id
KLASIFIKASI JENIS KARET
KLASIFIKASI MENURUT FUSCO,1996

GENERAL PURPOSE /KOMODITI


 NATURAL RUBBER (NR) LOW VOLUME SPECIALTY
 STYRENE-BUTADIENE RUBBER (SBR)  FLUORO ELASTOMERS (FKM)
 POLYBUTADINE RUBBER(BR)  SILICON & FLUOROSILICON RUBBER
 POLYURETHANE RUBBER (PU; AU; EU)
 ETHYLENE-ACRYLIC RUBBER (AEM)
 POLYACRYLATE RUBBER (ACM)
HIGH VOLUME SPECIALTY
 EPICHLOROHYDRIN RUBBER
 POLYISOPRENE RUBBER (IR)
 POLYOLEFIN ELASTOMER
 NITRILE RUBBER (NBR)
 POLYSULFIDE RUBBER
 ETHYLENE-PROPYLENE-DIENE (EPDM)
 POLYCHLOROPRENE (CR)
 BUTYL (IIR) & HALOGENATED BUTYL
RUBBER (BIIR) & (CIIR) THERMOPLASTIC ELASTOMERS
 CHLORINATED (CPE) &
CHLOROSULFONATED POLYETHYLENE
(CSM)

Politeknik ATK Yogyakarta www.atk.ac.id


KLASIFIKASI JENIS KARET

Politeknik ATK Yogyakarta www.atk.ac.id


Group Discussion Session

Make the map of rubber material types 

Politeknik ATK Yogyakarta www.atk.ac.id


Terima kasih 

Politeknik ATK Yogyakarta www.atk.ac.id

Anda mungkin juga menyukai