Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara yang sebagian besar wilayahnya adalah
perkebunan. Terdapat macam macam tanaman dari wilayah perkebunan
contohnya adalah karet alam. Karet alam merupakan salah satu komoditi
perkebunan yang sangat penting peranannya dalam perekonomin Indonesia.
Selain sebagai sumber pendapatan dan kesejahteraan masyarakat serta sebagai
pendorong pertumbuhan ekonomi sentra-sentra baru di wilayah sekitar
perkebunan karet, komoditi ini juga memberikan kontribusi yang signifikan
sebagai sumber devisa negara, mengingat 84% produksi karet alam Indonesia
diekspor dalam bentuk karet mentah sementara konsumsi karet domestik baru
mencapai 16%.
Karet bersama-sama dengan kelapa sawit merupakan dua komoditas utama
penghasil devisa terbesar dari subsektor perkebunan, dalam kurun waktu 5 tahun
terakhir karet menyumbang devisa 25% hingga 40% terhadap total ekspor produk
perkebunan. Indonesia merupakan negara produsen karet alam terbesar kedua di
dunia setelah Thailand, dimana pada tahun 2012 produksi karet alam Indonesia
mencapai 3,27 juta ton dan bersama Thailand masing-masing menguasai 27%
dan 30% kebutuhan karet alam dunia.
Karet alam menghasilkan lateks yang dapat dibuat bermacam macam
produk olahan lateks, karet gelang adalah produk olahan lateks yang biasanya
dikenal oleh orang. Karet gelang atau gelang karet adalah potongan karet
berbentuk gelang yang dibuat untuk mengikat barang. Karet gelang terdiri dari
berbagai macam ukuran, dari yang besar hingga yang kecil, dari yang tebal hingga
yang tipis. Bahan baku karet gelang adalah karet alam hingga berwarna kuning,
sedang karet gelang yang berwarna warni perlu ditambahkan bahan pewarna.
Produsen juga ada yang karena itu dibuat makalah berjudul proses pembuatan
karet gelang supaya mahasiswa mengetahui pembuatan karet gelang.

1.2. Tujuan
Adapun tujuan dibuatnya makalah ini adalah untuk mengetahui cara
pembuatan karet gelang
1.3. Manfaat
Adapun manfaat yang dapat diambil dari makalah ini adalah dapat
mengetahui cara pembuatan karet gelang

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. SEJARAH KARET GELANG
Karet gelang adalah salah satu produk terbaik pada abad keduapuluh,
yang digunakan oleh banyak orang dan industry dalam berbagai bentuk dan
tujuan. Konsumen terbesar karet gelang di dunia adalah Kantor pos United State,
yang memesan jutaan pound setiap tahunnya untuk digunakan dalam sorting dan
mengirim tumpukan surat. Industri Koran juga menggunakan karet gelang secara
besar-esaran untuk menjaga Koran tergulung dan terikat bersama sebelum
dikirimkan ke rumah warga. Di lain sisi, konsumen besarnya adalah industry hasil
pertanian. Industri bunga membeli karet gelang untuk menyatukan bouquets atau
digunakan untuk menyatukan pita disekitar daun bunga terutama tulip untuk
mencegah agar tidak dibuka saat transit. Sayuran seperti seledri biasanya diikat
bersama dengan karet gelang, dan plastic menutupi permukaan disekitar beri,
brokoli, dan bunga kol sering diamankan dengan karet gelang. Dari semuanya,
lebih dari 30 juta pounds karet gelang dijual di United States tiap tahunnya.
Karet, yang diturunkan dari tanaman yang tumbuh baik di iklim
katulistiwa, pertama ditemukan oleh penjelajah Eropa di Amerika, dimana
Christoper Columbus menemukan Suku Mayan Indians menggunakan sepatu anti
air dan botol yang terbuat dari suatu zat. Rasa ingin tahunya tergugah, dia
membawa sebagian barang Karet Suku Maya dalam sekembalinya ke Eropa.
Setelah beberapa tahun berikutnya, penjelajah Eropa lainnya mengikuti. Kata
Karet lahir pada tahun 1770, ketika peneliti Inggris bernama Joseph Priestley
menemukan potongan keras karet dapat menghapus tanda pensil. Pada akhir abad
18, peneliti Eropa menemukan bahwa karet terlarut dapat mengahailkan cairan
yang dapat digunakan sebagai baju anti air.
Namun,

pada

awal

abad

19,

karet

alami

menhasilkan beberapa tantangan teknis. Sementara karet ini memiliki kegunaan


yang sangat potensial untuk dikembangkan, tak ada satu orang pun yang mampu
untukmengetahui ini dari dimana karet ini dapat digunakan secara komersial.

Karet menjadi cepat kering dan rapuh saat dinginnya musim salju Eropa.
Buruknya lagi, karet ini menjadi lembab dan panas saat musim panas.
Seorang penemu dari Amerika Charles Goodyear melakukan percobaan
dengan metode menghaluskan karet alami dalam waktu satu decade sebelum
kejadian yang mengkinkannya untuk menguasai masalah karet yang tak dapat
diproses ini. Suatu hari, saat 1839, Goodyear meningggalkan sebatang karet
mentah diatas kompor panas, bersama dengan sulfurdan timah. Saat enemukan
kesalahan yang ia buat, Goodyear dengan senang hati menyadari bahwa karet
memiliki banyak sekali kekentalan dan tekstur yang berguna. Setelah lima tahun
berikutnya, da menyempurnakan proses pengubahan karet alam menjadi
komoditas yang berguna. Proses ini, yang Goodyear sebut dengan vulkanisasi
setelah Dewa Api Roman, mampu mengembangkan industry karet modern.
Karet gelang pertama dikembangkan 1843, ketika orang inggris
bernama Thomas Hancock mengiris botol karet yang dibuat oleh orang Indian
baru. Walaupun karet gelang pertama ini digunakan sebagai ikat kaos kaki, ikat
pinggang, kegunaannya terbatas karena tidak divulkanisasi. Hancock sendiri tidak
pernah memvulkanisasi penemuannya, tetapi dia mengingatkan industry karet
untuk mengembangkan mesin mastivator, seorang pelopor mesin penggiling karet
modern yang digunakan dalam pabrik karet gelang sebaik produk yang lain. Pada
1845, teman sebangsanya Stephen Perry mematenkan karet gelang dan membuka
pabrik karet gelang pertama. Dengan kontribusi kombinasi Goodyear, Hancock,
and Perry, pembuatan karet gelang efektif menjadi mungkin.
Setelah lateks dipanen dan dimurnikan, lalu dikombinasikan dengan
asam asetat atau asam format untuk membetnuk lempengan karet. Selanjutnya
lembaran ditekan denuntuk menghilangkan air dan ditekan menjadi balok,
biasanya 2 atau 3 kaki kuadrat. Karet kemudian di angkut ke pabrik karet, dimana
lembaran akan divulkanisasi, pigmen untuk mewarnainya, dan bahan kimia
lainnya untuk meningkatkan atau mengurangi elastisitas karet gelang yang
dihasilkn. Setelah digiling, potnmgan karet panas dimasukkan kedalam mesin
ekstruder yang menekan karet panjang keluar, membentuk pipa berlubang.

Pada akhir abad 19, pabrik karet British dimulai untuk membangun
perkembangan penanaman karet di koloni British seperti Malaysia dan Ceylon.
Penanaman karet tumbuh dengan subur di iklim tropis di Asia Tenggara, dan
industry karet Eropa tumbuh dengan baik, karena sekarang hal ini dapat
menghindari biaya impor karet dari Amerika.
2.2. Kegunaan Karet Gelang
Di beberapa negara, ukuran karet gelang diatur sesuai standar yang
berlaku dinegara tersebut. Sebuah karet gelang mempunyai panjang, lebar, dan
tinggi. Panjang karet gelang adalah setengah dari garis keliling. Tinggi karet
gelang merupakan jarak dari garis dalam hingga garis luar. Lebar karet gelang
adalah ketebalan karet gelang sewaktu dipotong-potong dari silinder karet yang
panjang. Seorang penemu dan usahawan berkebangsaan Inggris bernama Stephen
Perry merupakan orang pertama yang berhasil memperoleh paten untuk karet
gelang. Stephen Perry yang mempunyai perusahaan karet vulkanisi rmemperoleh
paten untuk karet gelang pada tanggal17 Mei 1845. Karet gelang yang dipatenkan
Perry berbeda dengan karet gelang yang ada sekarang. Karet gelang zaman
sekarang sudah mengalamivulkanisasi, sehingga karet lebih elastis, tahan lama
dan pastinya lebih bermanfaat. Karet gelang bersifat elastic sehingga sangat
berguna untuk membantu pekerjaan ikat mengikat.
Karet gelang sering dipakai untuk mengikatkan bungkusan nasi
bungkus, gado-gado dan makanan lain yang dibungkus kertas atau daun pisang.
Kantong plastik berisi gula, kacang tanah, atau bahan makanan lain bisa mudah
diikat dengan karet gelang. Karet gelang bisa dipakai mengikat atau menguncir
rambut. Karet gelang yang diikatkan di ujung pensil bisa berfungsi sebagai
penghapus.
Karet gelang digunakan sebagai penggerak pada baling-baling pesawat
terbang model atau mainan mekanis lainnya. Karet gelang adalah "produk
matang," namun dipasaran perkembangannya tidak secepat seperti beberapa tahun
yang lalu. Namun demikian, permintaan karet gelang tidak mungkin jatuh secara
dramatis di masa depan. Oleh karena itu mari kita lihat proses pembuatannya.

2.3. BAHAN BAKU PEMBUATAN KARET GELANG


Bahan baku utama yang digunakan dalam pembuatan karet gelang
adalah lateks dari pohon karet. Lateks adalah getah kental, seringkali mirip susu,
yang dihasilkan banyaktumbuhan dan membeku ketika terkena udara bebas.
Selain tumbuhan, beberapa hifa jamurjuga diketahui menghasilkan cairan kental
mirip lateks. Pada tumbuhan, lateks diproduksi oleh sel-sel yang membentuk
suatu pembuluh tersendiri, disebut pembuluh lateks. Sel-sel ini berada di sekitar
pembuluh tapis (floem) dan memiliki inti banyak dan memproduksi butiranbutiran kecil lateks di bagian sitosolnya. Apabila jaringan pembuluh sel ini
terbuka, misalnya karena keratan, akan terjadi proses pelepasan butiran-butiran ini
ke pembuluh dan keluar sebagai getah kental. Lateks terdiri atas partikel karet dan
bahan bukan karet (non-rubber) yang terdispersi di dalam air. Lateks juga
merupakan suatu larutan koloid dengan partikel karet dan bukan karet yang
tersuspensi di dalam suatu media yang mengandung berbagai macam zat. Di
dalam lateks mengandung 25-40% bahan karet mentah (crude rubber) dan 60-75%
serum yang terdiri dari air dan zat yang terlarut. Bahan karet mentah mengandung
90-95% karet murni, 2-3% protein, 1-2% asam lemak, 0.2% gula, 0.5% jenis
garam dari Na, K, Mg, Cn, Cu,Mn dan Fe. Partikel karet tersuspensi atau tersebar
secara merata dalam serum lateks dengan ukuran 0.04-3.00 mikron dengan bentuk
partikel bulat sampai lonjong.
Lateks

merupakan emulsi kompleks

mengandung protein, alkaloid, pati, gula,

(poli)

yang

terpena, minyak, tanin, resin,

dan gom. Pada banyak tumbuhan lateks biasanya berwarna putih, namun ada juga
yang berwarna kuning, jingga, atau merah. Susunan bahan lateks dapat dibagi
menjadi dua komponen. Komponen pertama adalah bagian yang mendispersikan
atau memancarkan bahan-bahan yang terkandung secara merata yang disebut
serum. Bahan-bahan bukan karet yang terlarut dalam air, seperti protein, garamgaram mineral, enzim dan lainnya termasuk ke dalam serum. Komponen kedua
adalah bagian yang didispersikan, terdiri dari butir-butir karet yang dikelilingi
lapisan tipis protein. Bahan bukan karet yang jumlahnya relatif kecil ternyata
mempunyai peran penting dalam mengendalikan kestabilan sifat lateks dan

karetnya. Lateks merupakan suspensi koloidal dari air dan bahan-bahan kimia
yang terkandung di dalamnya. Bagian-bagian yang terkandung tersebut tidak larut
sempurna, melainkan terpencar secara homogen atau merata di dalam air [5].
Partikel karet di dalam lateks terletak tidak saling berdekatan, melainkan saling
menjauh karena masing-masing partikel memiliki muatan listrik. Gaya tolak
menolak muatan listrik ini menimbulkan gerak brown. Di dalam lateks, isoprene
diselimuti oleh lapisan protein sehingga partikel karet bermuatan listrik.
2.4. TAHAP PEMBUATAN KARET GELANG
Adapun tahap-tahap pembuatan karet gelang terdiri dari tahapan berikut.
a.

Pengolahan Lateks Alam


Tahap awal proses adalah memanen lateks yang biasanya dari pohon karet,

sebelum proses engepakan dan pengiriman. Langkah pertama dalam mengolah


lateks adalah pemurnian, yang berusaha untuk membuang unsur-unsur penyusun
lain selain karet dan untuk menyaring kotoran seperti getah pohon dan serpihan
batang.
Karet yang dimurnikan dikumpulkan di dalam tong besar. Ditambahkan
asam asetat atau asam format, partikel karet saling melekat bersama-sama
membentuk lembaran.
Selanjutnya, lembaran dijepitkan antara rol untuk membuang kelebihan air
dan ditekan membentuk bal atau balok, biasanya berukuran 2 atau 3 kaki persegi
(atau 6,9 m2), siap untuk pengiriman ke pabrik. Ukuran blok tergantung pada
perkebunan individu yang mengakomodasi.
b.

Pencampuran dan Penggilingan


Karet tersebut kemudian dikirimkan ke pabrik karet. Disini, lembaran

dipotong menjadi potongan kecil dengan mesin pemotong. Kemudian, banyak


pabrik menggunakan Banbury Mixer, ditemukan pada tahun 1916 oleh Femely H.
Banbury. Mesin ini mencampur karet dengan bahan lainnya sulfur digunakan
untuk memvulkanisasi, pigmen untuk mewarnainya, dan zat kimia lainnya untuk
meningkatkan atau menghilangkan elastisitas karet gelang yang dihasilkan.

Walaupun beberapa perusahaan tidak menambahkan bahan ini sampai pada tahap
selanjutnya (penggilingan), mesin Banbury mengintegrasikan mereka untuk lebih
teliti, memproduksi produk yang lebih seragam.
Penggilingan, tahap produksi berikutnya, memerlukan pemanasan karet
(massa dicampur sampai campur, jika tidak maka pisahkan) dan remas seara
mendatar di mesin giling.
c.

Ekstruksi
Setelah dipanaskan, karet yang sudah rata meninggalkan mesin giling,

terpotong menjadi strip. Masih dalam keadaan panas dari penggilingan, strip
dimasukkan ke dalam mesin ekstruksi menekan karet keluar berbentuk panjang,
tabung hampa (seperti kebanyakan gilingan daging yang menghasilkan string
daging yang panjang). Kelebihan karet yang ada di sekitar kepala tiap mesin
ekstruksi, dan karet ini kemudian dipotong,
d. Pengawetan (Curing)
Tabung karet kemudian dipaksa keluar dari tiang aluminium disebut
Mandrels, lalu diberi bedak untuk menjaga agar tidak lengket. Meskipun karet
telah divulkanisasi pada saat ini masih agak rapuh dan perlu diolah kembali
sebelum menjadi elastis dan dapat digunakan. Untuk mencapai hal ini karet
bentuk pipa dimuat ke rak yang dikukus dan dipanaskan dalam mesin besar.
Pindahkan dari tiang dan cuci untuk menghilangkan bedak, pipa karet
dimasukkan ke dalam mesin lain yang mengirisnya menjadi karet gelang. Karet
gelang dijual berdasarkan berat, dan karena biasanya karet gelang ini mengumpul,
maka hanya sedikit jumlah yang dapat ditimbang beratnya secara akurat oleh
mesin. Secara umum, banyak kemasan berisi lebih dari 5pounds (2,2 kg) dapat
dimuat oleh mesin tetapi masih membutuhkan pengukuran berat manual.
e.

Quality Control
Sampel karet gelang dari tiap batch dikenakan berbagai tes kualitas. Salah

satu tes pengukurannya adalah modulus, atau seberapa kuat karet gelang kembali
ke bentuk semula: sebuah karet gelang yang kuat harus kembali lagi ketika ditarik,

sementara karet gelang dibuat untuk mengamankan benda rapuh maka harus
kembali

ke

bentuk

semula

dengan

lembut.

Tes

lainnya

adalah

untuk elongation (pemanjangan), menentukan seberapa jauh karet gelang akan


meregang, hal ini tergantung pada presentase karet pada karet gelang: semakin
banyak karet, maka semakin jauh karet gelang meregang. Tes ketiga umumnya
adalah break strength (kekuatan patah), atau seberapa kuat karet gelang menahan
tegangan normal. Jika 90% sampel karet gelang dalam sebuah batch lulus tes
tertentu, maka pindah ke tes berikutnya; jika 90% lulus semua tes, maka batch
dianggap telah siap dipasarkan.

BAB III
METODOLOGI
3.1. ALAT DAN BAHAN
3.1.1.

Alat

1. Tong besar
2. Rol untuk membuang air
3. Banbury mixer
4. Mesin giling
5. Ekstruder
3.1.2.

Bahan

1. Latek pohon karet


2. Asam format
3. Sulfur
4. Pigmen

3.1.3 Persiapan Bahan Baku


Untuk memproduksi karet gelang bahan utama yang digunakan yaitu
lateks. Lateks adalah getah yang dikeluarakan oleh pohon karet, merupakan
larutan koloid dengan partikel karet dan bukan karet yang tersuspensi di dalam
suatu media yang banyak mengandung bermacam-macam zat (substance), warna
lateks putih susu sampai kuning). Bahan tambahan lainnya yaituAsam
format, Sulfur, Pigmen. Asam formiat ditambahkan ke lateks setelah lateks
dimurnikan tujuannya yaitu sebagai bahan penggumapal. sulfur ditambahkan
untuk proses vulkanisasi, pigmen untuk mewarnainya, dan zat kimia lainnya
untuk meningkatkan atau menghilangkan elastisitas karet gelang yang dihasilkan.

Berbagai alat yang digunakan pada proses pembutan yaitu Tong besar, Rol
untuk membuang air, Banbury mixer, mesin penggiling, dan ekstruder . Tong
besar digunakan untuk tempat lateks yang telah dimurnikan kemudian juga tempat
saat

penambahan asetat

atau

asam

format. Rol

untuk

membuang

air,

mekanismenya adanya penekanan membentuk bal atau balok, biasanya berukuran


2 atau 3 kaki persegi,sehingga di dapatkan lembaran karet. Banbury mixer Mesin
ini mencampur karet dengan bahan lainnya, mesin Banbury mengintegrasikan
mereka untuk lebih teliti, memproduksi produk yang lebih seragam.Mesin
giling digunakan untuk menggiling lembaran-lembaran karet sehingga terpotong
menjadi strip. Ekstruder mesin ekstruksi menekan karet keluar berbentuk panjang,
tabung hampa (seperti kebanyakan gilingan daging yang menghasilkan string
daging yang panjang). Kelebihan karet yang ada di sekitar kepala tiap mesin
ekstruksi, dan karet ini kemudian dipotong, dikumpulkan, dan diletakkan kembali
dengan karet masuk ke mesin penggiling.
3.2 TAHAPAN CARA KERJA
Proses pengolahan dari getah lateks menjadi karet gelang, perlu melalui
bererapa tahapan yaitu mulai dari pengolahan lateks alam, pencampuran,
penggilingan, pengolahan lateks alam, ekstruksi, pengawetan dan dan quality
control.
3.2.1 prosedur pembuatan karet gelang
1. Pengolahan lateks alam
Tahap awal dari pengolahan karet yaitu hasil panen getah dari tanaman
karet dimurnikan untuk menghilangkan unsur-unsur penyusun lain selain karet
dan untuk menyaring kotoran seperti getah pohon dan serpihan batang. Hasil
pemurnian ini diletakkan daam tong beser kemudian ditambahakan asam asetat
atau asam format, partikel karet saling melekat bersama-sama membentuk
lembaran.Kemudian lembaran- lembaran dijepitantara rol untuk membuang
kelebihan air dan ditekan membentuk bal atau balok, biasanya berukuran 2 atau 3
kaki persegi (atau 6,9 m2), siap untuk pengiriman ke pabrik.

2. Pencampuran
sebelum dilakukan pencampuran lembaran dipotong menjadi potongan
kecil dengan mesin pemotong.Pencampuran dilakukan dengan alat banbury
mixer. Mesin ini mencampur karet dengan bahan lainnya sulfur digunakan untuk
memvulkanisasi, pigmen untuk mewarnainya, dan zat kimia lainnya untuk
meningkatkan atau menghilangkan elastisitas karet gelang yang dihasilkan.
Walaupun beberapa perusahaan tidak menambahkan bahan ini sampai pada tahap
selanjutnya (penggilingan), mesin Banbury mengintegrasikan mereka untuk lebih
teliti, memproduksi produk yang lebih seragam.
3. Penggilingan
memerlukan pemanasan karet (massa dicampur sampai campur, jika tidak
maka pisahkan) dan remas secaramendatar di mesin giling. apabila karet sudah
dipanaskan lalu diratakan dengan mesin penggiling, lalu dipotong menjadi strip.
4. Ekstruksi
Strip tersebut dimasukkan kedalam sebuah mesin mengektruksi karet
yang memaksa keluar berbentuk panjang, tabung hampa (seperti kebanyakan
gilingan daging yang menghasilkan string daging yang panjang). Kelebihan karet
yang ada di sekitar kepala tiap mesin ekstruksi, dan karet ini kemudian dipotong,
dikumpulkan, dan diletakkan kembali dengan karet masuk ke mesin penggiling.
5. Pengawetan (Curing)
Tabung karet kemudian dipaksa lebih dari tiang aluminium disebut
Mandrels, lalu diberi bedak untuk menjaga agar tidak lengket.Meskipun karet
telah divulkanisir pada saat ini masih agak rapuh dan perlu diolah kembali
sebelum menjadi elastis dan dapat digunakan. Untuk mencapai hal ini kutub
dimuat ke rak yang dikukus dan dipanaskan dalam mesin besar..Pencucian untuk
menghilangkan bedak ,lalu tabung karet dimasukan kedalam mesin lain menjadi
irisan karet gelang .
6. Quality Control
Sampel karet gelang dikenakan berbagai tes kualitas ada tiga jenis tes
kualitas yaitu :

1.

Tes pengukuran modulus


Salah satu tes pengukurannya adalah modulus, atau seberapa kuat karet

gelang kembali ke bentuk semula: sebuah karet gelang yang kuat harus kembali
lagi ketika ditarik, sementara karet gelang dibuat untuk mengamankan benda
rapuh maka harus kembali ke bentuk semula dengan lembut
2.

Tes elongation (pemanjangan)

Tes ini digunakan untuk menentukan seberapa jauh karet gelang akan meregang,
hal ini tergantung pada presentase karet pada karet gelang: semakin banyak karet,
maka semakin jauh karet gelang meregang.
3.

tes break strength (kekuatan patah)

atau seberapa kuat karet gelang menahan tegangan normal. Jika 90% sampel karet
gelang dalam sebuah batch lulus tes tertentu, maka pindah ke tes berikutnya; jika
90% lulus semua tes, maka batch dianggap telah siap dipasarkan.

BAB V
PENUTUP
5.1. KESIMPULAN
Dari makalah pembuatan karet gelang dapat disimpulkan bahwa :
1.

Bahan baku pembuatan karet gelang adalah lateks alam

2.

Berbagai alat yang digunakan untuk pembuatan karet gelang adalah tong
besar, rol untuk membuang air, banbury mixer, mesin penggiling dan
ekstruder

3.

Terdapat beberapa tahapan untuk membuat karet gelang yaitu mulai dari
pengolahan

lateks

alam,

pencampuran,

penggilingan,

ekstruksi, pengawetan, dan quality control


4.

Quality control digunakan untuk menilai kualitas karet gelang agar


menghasilkan karet gelang dengan kualitas yang baik

5.

Pada proses quality control karet gelang ada 3 jenis tes kualitas yaitu tes
pengukuran modulus, tes elongation, dan tes brenk strengh

5.2. SARAN
Sebaiknya ketika melakukan tes kualitas karet gelang, gunakanlah metode
yang sesuai dengan standart agar mendapatkan karet gelang yang berkualitas.

DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2010. Rubber Band. http://www,madehow.com/volume-1/Rubber-Band,html.
[17Maret 2011]
Anonim. 2013. Lateks. http://id.wikipedia.org/wiki/Lateks. [17 Maret 2013]
Cobb, Vicki. The Secret Life of School Supplies. J.B. Lippincott, 1981.
Graham, Frank and Ada Graham. The Big Stretch: The Complete Book of the Amazing
"Rubber Band. Knopf, 1985.
McCafferty, Danielle. How Simple Things Are Made. Subsistence Press, 1977.
Wulffson,

Don.

L. Extraordinary

Stories

Behind

Things. Lothrop, Lee & Shepard Books, 1981.

the

Invention

of

Ordinary

Anda mungkin juga menyukai