KITAB ILMU VIBRASI
Manusia, Tuhan dan Alam Semesta
“ Buku ini tidak memberikan jalan ke luar...
Buku ini menawarkan jalan ke dalam ”
PNM Kolii eM UTiM pdt)
[EskaPubtishing |KITAB ILMU VIBRASI
Penulis :
Arif Rahutomo / Arif Rh
Editor, Desain Cover dan Layout :
@bagussaryadi
Penerbit :
eSKa Publishing
Cetakan Pertama, Desember 2017
Hak cipta dilindungi undang-undang.
Dilarang mengcopy dan memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini
dalam bentuk apapun tanpa seizin tertulis dari penerbit.
All rights reserved.
PROLOG
Perubahan kualitas hidup adalah kalimat, yang cukup
mewakili semua bentuk upaya manusia. Ada yang ingin lebih
sukses, ada yang ingin lebih bahagia, ada yang ingin bentuk
tubuhnya lebih ideal, ada yang ingin naik pangkat, ada yang
ingin lebih sabar, ada yang ingin lebih pemaaf, ada yang ingin
lebih spiritual, dan sebagainya. Kesemuanya itu jika kita
perhatikan, adalah wujud dari hasrat terdalam pada diri
manusia, untuk selalu beranjak menuju keadaan yang dianggap
lebih baik.
Meskipun, keadaan yang lebih baik ini, tentu sangat
relatif ukurannya. Terkait hal ini, sisi buruknya, tentu saja ada.
Karena yang namanya keinginan, tidak pernah ada ujungnya.
Yang kalau tidak diwaspadai, bisa mengganggu hadirnya sikap
menerima kehidupan apa adanya. Namun dalam hal ini, mari
kita melihat sisi baiknya. Yaitu bahwa, hasrat menuju keadaan
lebih baik inilah, yang menggerakkan manusia untuk bergerak,
bertumbuh, dan berevolusi.
Saya pribadi, sebagai bagian dari umat manusia itu
sendiri, juga demikian. Segenap pengalaman hidup yang tidak
meng-enak-kan, menjadi pemicu bagi saya untuk bertanya,
mempertanyakan dan mencari jawaban. Dalam perjalanannya,
Kitab (mu Vibrasi | Arif Rahutomoternyata tidak mudah, untuk mencari jawaban yang saya cari.
Apalagi yang lebih tidak mudah adalah, mempertanyakan hal-
hal, yang selama ini saya genggam kuat dalam keyakinan.
Namun sekali lagi, hasrat bertanya sedemikian kuat, “jika apa
yang saya pahami selama ini sudah benar adanya, mengapa
banyak hal buruk, yang terjadi dalam hidup saya?”, “mengapa
seolah keberuntungan menjauh dari kehidupan saya?”.
Mengapa begini?, mengapa begitu? Dan segudang pertanyaan
lainnya, yang kalau saya tuliskan di sini, akan sangat panjang
daftar pertanyaannya.
Ketidakmampuan untuk menemukan jawaban, atas
pertanyaan-pertanyaan di dalam diri, sempat mengantarkan
saya pada sebuah persepsi bahwa, “Tuhan Tidak Adil”. Paling
enak, memang menyalahkan Tuhan. Ya, dalam benak saya
saat itu, Tuhan itu gimana sih? DIA yang menciptakan kita, tapi
mengapa DIA tidak bertanggungjawab atas ciptaannya? Saya
sedang susah hidupnya, mengapa saya tidak DIA tolong? Oleh
karenanya, dalam buku ini, pada bab-bab awal, saya bercerita
tentang masa lalu saya, sebelum sampai pada pemahaman
sekarang ini.
Saya bercerita perihal pencarian saya tentang, “Ke-
Maha-Adil-an Tuhan”. Salah satu harapannya, saya bisa
mewakili kegundahan banyak orang, yang punya banyak
Kitab Ilmu Vibrasi | Arif Rahutomo
pertanyaan yang serupa atau mirip-mirip. Berdasarkan yang
saya ketahui, dari Pertanyaan-pertanyaan kepada saya di
media sosial, ternyata benar. Banyak orang juga mengalami
yang saya rasakan. Tidak sedikit orang, sebenarnya sedang
mencari jawaban, atas pertanyaan yang “itu-itu saja”,
Hingga saat ini, saya sudah menulis tiga buku. Buku
pertama berjudul, “The Power Of Mind ; Membongkar Rahasia
Kekuatan Pikiran, Emosi dan Alam Semesta”. Buku kedua
berjudul, “Change Your Vibration, Change Your Life”. Buku
ketiga berjudul, “The Science Of fkhlas Pasrah ; Menyibak
Keajaiban Ikhlas Pasrah”. So, buku yang sedang anda baca ini,
adalah buku saya yang ke-empat. Ke semua buku saya,
termasuk buku ini, membahas tentang rahasia kehidupan.
Bahwa realitas hidup, tidak terjadi secara kebetulan.
Kehidupan yang kita jalani, adalah proyeksi dari diri kita
sendiri. Kesialan juga demikian. Semua peristiwa buruk, selalu
ada kontribusi dari diri kita sendiri, Yang pada akhirnya, kita
bersama perlu berupaya membangun sikap, untuk lebih
bertanggung jawab dalam hidup. Karena tidak mungkin menjadi
sehat, dengan cara menyuruh orang lain yang berolahraga dan
menjaga pola makan. Lalu, kalau semua buku intinya sama, lalu
apa bedanya di buku ke-empat ini? Perbedaannya banyak.
Salah satunya adalah, saya melibatkan sosok Sunan Kaliurang,
ee
Kitab Ilmu Vibrasi | Arif Rahutomountuk menulis buku ini bersama dengan saya, Arif Rh. Siapakah
Sunan Kaliurang itu?
Sunan Kaliurang adalah sosok imajiner, yang ada dalam
diri saya sendiri. Sunan Kaliurang adalah nama yang saya
berikan, pada serangkaian nilai dan sikap yang ideal, yang ingin
saya capai. Jika anda pernah belajar NLP (Neuro Linguistic
Programming), maka Sunan Kaliurang adalah Part (bagian)
dalam diri saya. Jika anda pernah belajar ego state terapi,
Sunan Kaliurang, adalah ego state yang mewakili sifat-sifat
ideal kebijaksanaan. Mengapa Sunan Kaliurang ini saya
hadirkan? Begini, salah satu kekurangan saya adalah, sulit
menerima nasihat. Saya lebin mudah menerima nasihat, dari
diri saya sendiri. Namun, bagaimana mungkin saya dapat
menasihati diri saya sendiri?
Hal itu menjadi mungkin, saat saya memerankan dua
pribadi dalam satu badan. Sehingga, dalam badan yang satu
ini, saya bisa menjadi pelaku, sekaligus menjadi pengamat.
Saat sebagai Arif Rh, saya kadang kesulitan melihat apa yang
salah dalam diri saya sendiri. Namun, saat berperan sebagai
Sunan Kaliurang, nampak jelas, apa yang perlu saya benahi di
dalam diri Arif Rh. Ini bukan berarti saya mengalami gejala Split
Personality. Ini cuman sebuah trick psikologis, yang sengaja
saya gunakan, sehingga saya memiliki penasihat imajiner dan
Kitab Imu Vibrasi | Arif Rahutomo
teman diskusi yang selalu hadir, kapan pun waktunya dan
dimana pun saya sedang berada.
Bagi saya, hidup ini seperti permainan puzzle. Puzzle,
adalah sebuah permainan, dimana ada sebuah gambar utuh,
yang dipotong-potong dengan pola tertentu. Jika kita bermain
puzzle, maka tugas kita adalah, menyusun potongan-potongan
gambar itu, kembali menjadi gambar utuh. Dalam hidup, seiring
kesadaran kita bertumbuh, kita menemukan kepingan-kepingan
puzzle itu satu per satu, yang akan mengantarkan kita
mengenali gambar utuhnya. Gambar utuh itulah jawaban, atas
semua pertanyaan yang ada dalam diri kita. Lalu, apakah anda
perlu. membaca buku-buku karya saya yang sebelum-
sebelumnya? Kabar baiknya, itu tidak perlu. Karena buku
keempat ini, adalah sekaligus rangkuman, revisi dan evolusi
dari buku-buku sebelumnya, plus banyak hal-hal baru, yang
tidak dibahas dalam buku-buku sebelumnya.
Jika anda pernah membaca buku-buku karya saya yang
sebelumnya, kemudian anda menemukan semacam konsep,
bahasan atau gagasan yang berlawanan, dengan yang anda
baca di buku ini, itu bukanlah sebuah kekhilafan pemahaman.
Begini, seiring waktu berlalu, pemahaman saya berubah dan
tersempurnakan secara bertahap, dan ini adalah proses tiada
akhir. Itulah sebabnya, saya selalu men-stop peredaran buku-
CE ee ee
Kitab Ilmu Vibrasi | Arif Rahutomobuku sebelumnya, saat akan meluncurkan buku terbaru.
Tujuannya, supaya anda tidak bingung. Jadi sekali lagi, jika
anda sudah membaca buku ini, anda tidak perlu membaca
buku-buku karya saya yang sebelum-sebelumnya. Kecuali,
mau koleksi dan berniat melacak evolusi pemahaman saya.
Lalu, apakah isi buku ini adalah pemahaman yang
sempurna? Sangat gegabah kalau saya mengatakan hal
demikian. Karena sebagaimana saya katakan tadi, evolusi
pemahaman, adalah never ending process. Masih banyak
kepingan puzzle yang perlu kita cari. Judul buku ini adalah,
“Kitab llmu Vibrasi ; Manusia, Tuhan dan Alam Semesta”.
Sebuah judul yang saya kira, mewakili semua jawaban yang
kita cari. Saat kita sudah memahami diri manusia, memahami
Tuhan dan memahami alam semesta, rahasia kehidupan akan
terbuka sangat lebar. Semua persoalan hidup, sebabnya
adalah, ada yang salah dalam salah satu, salah dua atau
ketiganya. Kita perlu tahu, mana yang kita perbaiki. Hubungan
kita dengan manusia lain, hubungan kita dengan Tuhan,
hubungan kita dengan Alam Semesta atau kesemuanya. Ketika
ketiganya harmonis, maka segala persoalan, akan selesai,
menemukan jalan keluar, “dengan sendirinya”.
Jika piknik mengajak anda melakukan perjalanan ke luar
diri. Buku ini, mengajak anda melakukan perjalanan ke dalam
Rahutomo
dir. Banyak orang yang mengatakan, kalau orang stress, itu
karena kurang piknik / jalan-jalan. Kalimat itu tentunya,
mengarah pada jalan-jalan ke berbagai penjuru tempat di bumi
ini. Sejauh apapun, anda telah mengunjungi berbagai tempat di
bumi ini, bahkan hingga sampai ke luar negeri. Sudahkah anda
berjalan ke dalam, menelusuri diri anda sendiri? Diri sendiri,
adalah sebuah tempat rahasia, yang jarang sekali dikunjungi
orang. Di dalam diri sendirilah, semua jawaban akan ditemukan.
Semoga buku ini, mampu menjadi teman untuk memandu
perjalanan anda, dalam menemukan jawaban yang dicari. Jika
ada yang cocok dan baik, ambillah. Jika ada yang buruk, atau
tidak cocok, jangan dipaksakan untuk digunakan. Namun saya
yakin, seburuk-buruknya, buku ini bisa memberikan satu atau
dua kepingan puzzle dalam hidup anda. Selamat membaca.
Thaaaanks !!
Kitab Imu Vibrasi | Arif RahutomoUCAPAN TERIMA KASIH
Kalau saya mengedepankan ego, saya bisa katakan,
bahwa buku ini adalah hasil karya saya, menggunakan tenaga
saya, diketik dengan laptop saya, dan merupakan buah pikiran
saya. Namun saat mengesampingkan ego ke-aku-an yang ada,
jelas ada banyak pihak yang berperan, baik secara langsung
maupun tidak langsung, sehingga buku ini bisa tercipta. Tanpa
peran mereka semua, pemahaman saya, tidak akan pernah
sampai pada level ini. Oleh karenanya, dalam kesempatan ini,
izinkan saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada ;
1. Allah S.W.T, yang telah dan masih memberikan saya hidup
hingga saat ini. Memberikan banyak nikmat dan anugerah
yang tiada terhitung. Yang memberikan inspirasi, sehingga
saya bisa menuangkan apa yang saya pahami, ke dalam
buku ini.
2. Orangtua saya, yang telah melahirkan, mendidik, merawat,
membesarkan dan menyekolahkan saya. Atas perjuangan
dan ketulusan merekalah, saya bisa menjadi seperti
sekarang ini.
3. Istrisaya, Zakiyah Darojah, yang menemani saya menjalani
hidup, yang mendewasakan saya dengan kesabarannya,
serta berkenan menjadi teman_ diskusi yang
memberdayakan. Saya bertumbuh hingga menjadi
sekarang ini, salah satunya adalah, karena menikah
dengannya.
Sunan Kaliurang, yang memudahkan saya menjadi
observer atas diri saya sendiri. Meskipun dia adalah sosok
imajiner, namun perannya saya rasakan sangat nyata,
dalam kehidupan saya.
Para guru sekaligus sahabat-sahabat saya ; Ifan Winarno,
Gobind Vashdev, Ronald Adrianto, Hendri Harjanto,
Prasetya M. Brata, Setiaji Wijaya, Rizal Sastrapraja,
Beniarti Dwi Pratiwi, Waidi Akbar, Ryan Martian, Zukhruf
Firdaus, Gede Prama, Antonius Arif, Yan Nurindra (alm),
Ronggo Sutikno (alm), Dheni Ambar Susanti, Ari Suryani,
Harba Dwi Karsono, Sumiyanto, Feri Budi Mulyana, Iwan
Wijaya, I.W. Sujianto, Muhammad Nurul Banan, Wawan
Kirmawan, Eka Suksmawati, Agung Webe, Noeryanto A.
Dhipuro, Andreas Anaya Pasolympia, Efendi Wang, Frans
Hananto, dan masih banyak lagi yang tidak saya sebutkan.
Terima kasih telah memberikan banyak pelajaran berharga
dalam hidup saya.
Para alumni kelas pelatihan saya, baik kelas public maupun
kelas corporate. Yang telah mempercayai saya, sebagai
Kitab Imu Vibrasi | Arif Rahutomoteman belajar anda semua. Meskipun anda semua
menganggap saya sebagai guru, saya merasa lebih tepat
disebut sebagai teman belajar anda. Saya banyak belajar
dari anda semua.
Para guru imajiner saya ; Gregg Braden, Lynne Mc Taggart,
David R. Hawkins, Frank Kinslow, Richard Bartlet, Ki Ageng
Suryomentaram, Erbe Sentanu, Rhonda Byrne, Wallace D.
Wattles, R. Paryana Suryadipura, Syech Siti Jenar, Sunan
Kalijaga, Jalaluddin Rumi, Niels Bohr, Thomas Young,
Albert Einstein, Nikola Tesla, Hale Dwoskin, Gary Craig, Adi
W. Gunawan, Ariesandi Setyono, Jamil Azzaini, Eric Pearl,
Donna Eden, Fritjof Capra, Agus Mustofa, Ibnu Athaillah,
Stephen Hawking, Michio Kaku, Sir Isaac Newton, Warner
Hesienberg, Erwin Schrodinger, Rupert Sheldrake,
BossDarling, dan masih banyak lagi yang tidak saya
sebutkan. Saya memang belum belajar secara langsung
dengan anda semua. Namun, tulisan-tulisan dan video
ceramah-ceramah anda semua, telah banyak mengubah
hidup saya.
Mark Zuckerberg, pendiri Facebook. Terima kasih telah
menyediakan sarana bagi saya, untuk bisa mengenal dan
berkomunikasi, dengan sahabat-sahabat yang hebat. Bagi
saya, Facebook bukan sekadar media sosial biasa. Saya
Ea Kitab mu Arif Rahutomo
banyak mengalami pertumbuhan kesadaran, sejak aktif di
Facebook.
9. Pendiri Google, melalui search engine, YouTube, android
dan segala macam layanannya, yang memudahkan saya
dalam mencari bahan belajar, mendapatkan data dan
segala informasi yang saya butuhkan. Bagi saya, google
adalah sebuah universitas, yang sangat besar
kontribusinya dalam hidup saya. ‘
10. Laptop Macbook Pro Retina Display milik saya, yang
menjadi sarana bagi saya dalam berkarya, baik membuat
tulisan, berselancar di dunia maya, maupun membuat slide
materi pelatihan. Meskipun engkau bukan manusia, jasamu
sangat besar adanya. Sangat terima kasih.
11. Bill Gates, pendiri Microsoft Corp. Tulisan ini saya buat
menggunakan Microsoft Word karyamu. Dan sejak dulu,
saya selalu menggunakan software buatan perusahanmu.
Kita memang belum pernah berjumpa, dan entah bisa
berjumpa atau enggak. Yang jelas, very very big thanks.
12. Semua pihak yang tidak saya sebutkan. Yang secara
langsung, maupun tidak langsung, berkontribusi dalam
kehidupan saya. Thanks for all.
a ,
Kitab IImu Vibrasi | Arif RahutomoDAFTAR ISI
Halaman
1. Pencarian Ke-Maha-Adil-an Tuhan
A. Masa Depan Nampak Sangat Cerah
B. Masalah Datang Bertubi-tubi, What Happened?
C. Bagaimana Keluar Dari Semua Masalah Ini?............-. 29
D. Semakin Akrab dengan Keberuntungan.......cseesereree 34
E. Memahami Hukum-hukum Alam Semesta............++--+-38
F. Berjalan Ke Luar versus Berjalan Ke Dalam...............50
2. Terpesona Di Samudera Quantum
. Manusia Sebagai Transmitter dan Receiver ...........+. 55
. Attention, Connection dan Intention .......ccceeeee 67
. Pembuktian Fenomena Vibrasi
. Eksperimen Melihat dan Merasakan Vibrasi ............. 117
. Praktek LoA, Tidak Ada Perubahan, Why?
F. Formula Untuk Mengubah Hidup.
3. Semakin Dalam, Semakin Besar, Semakin Kuat
mogogw >
A. Alam Semesta Besar, Alam Semesta Kecil..............- 133
B. Lapisan Conscious dan SUD-CONSCIOUS......1+ cre 136
Kitab imu Vil
a
<
C. Belief (Keyakinan) dan Value (Nilai)...........cecccssee0e1 57
D. Rasa ; Sarana Komunikasi Sub-conscious ..........0. 168
E. Cara Mengidentifikasi Belief dan Value... 174
F. Change The Past, Change The Future .........cc1.0.0000.183
4. Vibrasi Force dan Vibrasi Power
A. The Map of CONSCIOUSNESS......+.cccccccssssessssessssesseesee 186
B. Pilar Jagad dan The Maharishi Effect......0....c00-:s00-0.206
C. Indikator Force atau Power ; Perasaan .......cccsesceee214
D. Indikator Force atau Power ; Pola Kejadian .........0.... 214
E. Indikator Force atau Power ; Tubuh
F. Indikator Force atau Power ; Benda / Makhluk
G.
H. Vibration and The Nature Of Lif@....csscccccccsssesseseseee
ibrasi dan Keadaan Finansial
. _Uang dan Level Kesadaran
. Uang Adalah Energj....
- Tiga Jebakan Finansial dan Solusinya
. Servo Mechanism dan Syariat Finansial ...
Start Termudah Mengubah Keadaan Finansial......... 263
. The Miracle Of Batas Bawah
. Batasan Angka Finansial dan Merasa Layak
IroOnmmMmoc0m>
. Kemiskinan versus Kesederhanaan
Need ; Wadah Finansial
Kitab Iimu Vibrasi | Arif RahutomoJ. Helping versus EMpPOwe ring... 289
K. Balung Sugih, Balung Kere
L. Aliran “Napas Keuangan’..........
M. Sedekah, Melipatgandakan Rezeki ; Benarkah?.
N. Membebaskan Diri Dari Jeratan Hutang .........-s 310
6. Vibrasi dan Kesehatan Fisik
A. Menjaga Kesehatan ; Holistic Approach.......--+.:++ 321
B. Penyakit Fisik dan Sebab Emosinya 331
C. Accepting dan Meta Accepting. 350
D. Vibrasi dan Quantum Healing .. 357
7. Vibrasi, Pernikahan dan Keluarga
8.
A. Menikah ; Jalan Mengubah Hidup
Pasangan Anda ; Cerminan Diri Anda Sendiri
. Nasib, Nasab dan Koneksi Silang
. Hubungan Seks dan Pertukaran Informas
. Akumulasi Vibrasi Suami dan Istri.......-sssseeseceeees
. Superman dan Batu Crypton...
ibrasi dan Kualitas Pekerjaan / Bisnis
Knowing Your Passion, Change Your Vibration .
. Mengidentifikasi Wujud Kongkrit Passion.
. Memory Alam Semesta dan Passion ...
. Single Focus dan Multi FOCUS ......cssecseseereeecere
. Menemukan Spiritual PaSSiON........:cssseree erin
Snmoop
mogowpp>
I a | Kitab {imu Vibrasi | Arif Rahutomo
9. Metode dan Teknik Mengelola Vibrasi
A. Teknik Napas
B. Teknik Heart Coherence
C. Teknik Air
D. Teknik Manipulasi Endorphine ..........ccesseeeereseene 464
E. Teknik Tidur Maksimal Jam 22.00... cscs 465
F. TWO POWits: TeChiiQue sccsesssssscarccsexevassveassiaxanateanaconnes 466
G. Metode Earthing......
H. Teknik Ho’oponopono
I. The Sedona Method.............
J. Teknik Negosiasi Antar-Parts.......c0cceseceeeeese 485,
K. Teknik Jin Shin Jyutsu.... sediusernect cease seacneowein A OO:
10. Stop Playing God, Start To Surrender
A. Mengkaji Ulang “The Secret’... 492
B. Kemelekatan versus Letting Go 497
C. Wujud Pelepasan Dalam Keseharian...........e00se 505
D. Akumulasi Unlimited Factors. 513
E. Terhubung Kepada Kesadaran Tertinggj ............0++ 519
F. Ikhlas Itu Tulus, Bukan Tools... 525
G. Mendefinisikan Ulang Kata Keajaiban 531
11. Epilog ; Menjadi Praktisi IIlmu Vibrasi
A. Ilmu Vibrasi ; Teori versus Praktek........cssseseeee 536
B. Perubahan Instant, Mungkinkah?........ssseseeeeee 541
Kitab Imu Vibrasi | Arif RahutomoC. Kurva Pembelajaran Hidup .
D. Dua Jalur Manifestasi
E;, BubbIC OF ROGUE seccumasessoceswsercieresvivaricsvssesrseimesseset
F. Lawan Dari Kebenaran, Adalah Kebenaran.............. 562
G. Alam Semesta ; Berpola AtaU ACak? .....cceceeeereee 568
H. Find Your Own Style, Find Your Own Formula ..
Sekilas Tentang Penuli:
Recommended Books dan Ti
is | Kitab Ilmu Vibrasi | Arif Rahutomo
1. PENCARIAN KE-MAHA-ADIL-AN TUHAN
A. Masa Depan Nampak Sangat Cerah
Saya lahir dari keluarga yang secara ekonomi, biasa
saja. Anak sulung dari dua bersaudara, adik saya satu,
perempuan. Ayah saya seorang guru sekolah dasar, kemudian
menjadi kepala sekolah, dan kembali menjadi guru di akhir-
akhir masa pensiunnya. Ibu saya seorang ibu rumah tangga.
Persoalan finansial, adalah persoalan yang sudah cukup
menjadi langganan, meskipun dibilang kekurangan banget sih
enggak. Cuman, cukup sering saya melihat ayah dan ibu
bertengkar soal uang. Maybe, keadaan itulah yang memicu
ayah saya, mendidik saya sangat keras, untuk menjadi pintar di
sekolah. Harapannya, suatu saat, kehidupan saya jauh lebih
baik dari apa yang sudah dialaminya.
Ayah saya sangat disiplin, sehingga kalau saya tidak
mau belajar bisa dimarahi. Dulu sih saya kesel banget ya
digituin. Nonton televisi dibatasi. Minta dibelikan Nintendo
(zaman itu Playstation belum ada), tidak dibelikan. Ya ampun,
masa kecil saya kurang bahagia hahahahaha. Namun akhirnya
saya bisa memahami, bahwa semua yang dilakukan itu, adalah
bentuk kasih sayang dan kepedulian orangtua, kepada anak-
Kitab Ilmu Vibrasi | Arif Rahutomoanaknya. Karena didikan ayah saya yang sangat disiplin itu,
saya menjadi anak yang “pintar” di sekolah. Semasa sekolah
dasar (SD), saya selalu menempati ranking / peringkat pertama.
Bahkan mewakili sekolah, dalam berbagai lomba di level
kecamatan dan level kabupaten. Padahal zaman itu, di desa
saya belum ada listrik. Masih pake lampu minyak tanah. Tapi
keadaan itu tidak menjadi penghalang bagi saya, untuk
berprestasi. Prestasi saya berlanjut hingga SMP. Meskipun
saya tidak mampu menempati rangking pertama di kelas, saya
hampir selalu “nongkrong” pada 10 besar di kelas. Sekolah
saya SMP itu, adalah sekolah yang paling “the best’ di
kabupaten saya. Ini tentunya membuat ayah saya bangga.
Berlanjut ke SMA, saya diterima di SMA favorit di
kabupaten saya. Sewaktu di kelas 1 SMA (sekarang disebut
kelas 10), prestasi saya sangat anjlok. Saat itu saya sedang
asyik mempelajari ilmu tenaga dalam, ilmu silat dan ilmu
“kesaktian”. Saya lebih suka wirid dan dzikir, daripada belajar.
Saya pernah ceritakan pengalaman saya tentang hal ini, dalam
rekaman suara yang saya bagikan gratis dan di artikel saya di
website saya. Di caturwulan pertama (dulu uji coba sistem
caturwulan), nilai raport saya, ada 5 nilai merah. Jelas ini
membuat ayah saya shock, Namun, dalam perjalanannya, / am
back. Saya kembali sering “nongkrong” di peringkat 10 besar di
thu Vii Arif Rahutomo
kelas. Ah, ayah saya kembali bisa tersenyum bangga dengan
anak sulungnya ini wkkkk. Oh ya, sejak SMP, kayaknya di
rumah sudah ada listrik. Tapi persisnya kelas berapa, saya
lupa.
Lanjut ke jenjang kuliah, pesan ayah saya sederhana,
“kuliah di universitas negeri”. Karena ayah saya merasa tidak
mampu, jika saya kuliah di perguruan tinggi swasta. Saat itu,
saya berjuang “menembus” UGM, Universitas Gadjah Mada.
Saya sangat-sangat berharap, bisa menembus UGM ini.
Karena saya melihat, masa depan saya bakalan sangat cerah,
kalau saya kuliah di situ. Dan ternyata, 3 kali tes, saya gagal.
Dua kali tes masuk Diploma 3 (D3) gagal, UMPTN (Ujian Masuk
Perguruan Tinggi Negeri) juga gagal. Itu adalah stress terberat
saya yang pertama, selama saya menjalani hidup. Pada
momen itu pulalah, saya mulai mengenal yang namanya rokok.
Hahahahahaha. Ya cuman ngrokok itu, gak “lari” ke hal yang
“aneh-aneh”.
Daripada pusing nganggur, saya sekolah diploma 2 (D2)
Jurusan Komputer dan Perbankan. Baru menempuh studi 1
tahun, saya ikut UMPTN lagi. Namun kali ini ada yang berbeda,
saya “gak ngarep-ngarep” amat. Lolos ya syukur, enggak lolos
ya sudah. Saya tuntaskan kuliah D2 ini. Bahkan saat hari
pengumuman, saya “ogah-ogahan” nyari koran. Rada siangan,
Kitab Ilmu Vibrasi | Arif Rahutomosaya pinjam sepeda teman, buat nyari koran. Dan saya persen. Saya melihat, masa depan saya sangat cerah. Clear
bersorak gembira, ternyata ada nama saya tertera di koran. Ya, bright future.
saya diterima di sebuah perguruan tinggi di Jawa Tengah.
Bukan UGM, tapi gak masalah, yang penting kuliah di B. Masalah Datang Bertubi-tubi, What Happened?
universitas negeri. Biayanya murah. Memulai awal kuliah, Singkat cerita, semua mata kuliah sudah saya ambil.
sudah seperti saya duga, saya harus hidup super hemat. Tinggal mengerjakan tugas akhir, yaitu skripsi. Saya mengawali
Karena kiriman uang saku dari orangtua sangat sedikit. Jadi gak penyusunan skripsi, dengan melihat-lihat skripsi-skripsi kakak
bisa sedikit borju hahahahaha. Tapi, karena keadaan itu, angkatan terdahulu. Saya juga mengamati judul-judul skripsi
semakin memicu saya untuk mengubah keadaan saya. Enggak | teman-teman saya. Ah, judul skripsinya semuanya biasa saja,
enak hidup dengan keterbatasan finansial begini. Dan saya i enggak keren. Saya yang merasa sebagai mahasiswa spesial
pun, menjadi mahasiswa kutu buku. dan cerdas, merasa ‘tidak level” mengambil judul-judul skripsi
Perpustakaan kampus dan perpustakaan universitas, yang “pasaran’ itu. Ya, ego saya sangat besar. Merasa pintar,
adalah dua lokasi yang sering sekali saya kunjungi. Ya ngapain merasa mampu, merasa jenius, bahkan merasa lebih brilliant
lagi, mau foya-foya dan bergaya engga bisa. Mau kemana- : dari para dosen. Lha, pernah itu, ada dosen saya bikin
mana, gak punya sepeda motor. Sejak semester pertama, “mangkir’ mengajar.
Indeks Prestasi (IP) saya 3 koma. Bahkan saat semester 3, IP Gara-garanya, pak dosen ngajarin ilmu statistika, kok
saya 3,87. Tertinggi satu angkatan di jurusan saya, Administrasi keliru. Saya interupsi, beliaunya sewot dan menyuruh saya
Negara. Prestasi ini terus berlanjut, hingga semester-semester membaca buku dengan judul “anu”, penulisnya “anu”. Lha, saya
akhir, menjelang penyusunan skripsi. Saya menjadi mahasiswa udah tamat baca itu buku, dan bukunya saat itu saya bawa.
yang “menonjol’, bahkan Taenlacl aaa emas” dalam | Saya buktikan bahwa dia salah. Beliau sepertinya malu luar
pandangan dosen. Bahkan seringkali, ketika ada pertanyaan biasa, dan tidak mengajar. Mata kuliah itu pun, pertemuan
dari mahasiswa kepada dosen saat mengajar, dosen meminta selanjutnya, diteruskan oleh dosen lain, yang menurut saya
saya yang menjawab. Dan jawaban saya sering benar 100 lebih cerdas. Dosen kok goblok, begitu dalam benak saya.
SS
Kitab Ilmu Vibrasi | Arif Rahutomo Kitab [mu Vibrasi | Arif RahutomoLalu, saya pun mengambil judul skripsi yang tidak lazim,
seingat saya, judulnya “Rasionalitas Pemerintah Dalam
Kebijakan Publik”. Judul yang sungguh keren, saya sendiri
sekarang baca judulnya, pusing dengan maksud judulnya,
hahahahahaha. Nah, itu yang dirasakan teman-teman saya.
Judul skripsi yang “aneh’. Dosen pembimbing saya, sudah
memberikan nasihat, bahwa judulnya “sulit’, tapi saya “ngeyel”.
Akhirnya judul tersebut disetujui. Skip, skip, skip.
Sampailah pada saat seminar proposal skripsi saya. Ini
adalah sebuah “rekor”. Karena mahasiswa yang hadir dalam
seminar proposal skripsi saya, buanyak sekali. Sehingga
pelaksanaan seminarnya, harus menggunakan ruangan yang
berkapasitas besar. Sangat bisa diduga, banyak yang bingung
dengan skripsi saya. Ah, otak mereka kurang encer, makanya
enggak nyandak. Proposal skripsi saya pun di-acc, dan
diizinkan untuk mencari data di “lapangan”. Tapi apa yang
terjadi? Saya benar-benar kesulitan mencari data yang saya
butuhkan. Benar kata dosen pembimbing saya, this is too
difficult. Saya benar-benar stress, stuck. Sampai berbulan-
bulan, saya tidak mengerjakan skripsi saya.
Kegundahan semakin kuat, tatkala melihat teman-teman
saya, yang menurut saya “jauh lebih enggak cerdas”
dibandingkan saya, mulai wisuda satu per satu. Saya pun mulai
Arif Rahutomo
Kitab Umu Vil
menyalahkan diri saya sendiri, “mengapa aku mengambil judul
yang sulit itu?”. Ya, penyesalan selalu datang di akhir, kalau
datang di awal namanya pendaftaran. Akhirnya karena stuck
lama sekali, saya “ngilang” dari kampus. Dan pada saat itulah,
seorang teman, menawari saya sebuah bisnis, yang dalam
pandangan saya, bisa menjadi jalan kesuksesan saya. Saya
tidak serta merta meng-iyakan, untuk bergabung dalam bisnis
itu. Selang beberapa waktu, saya pun bergabung dalam bisnis
itu. Saya pun larut dalam kegiatan bisnis itu, dan mengabaikan
skripsi saya.
Orangtua saya mulai sering bertanya, kok lama sekali
saya lulusnya? Saya bilang, bahwa skripsi saya berbeda, jadi
agak lama proses menyelesaikannya. Saya sudah memulai
kesalahan saya, yaitu tidak jujur dengan orangtua. Namun
dalam hati terdalam, saya kasihan dengan orangtua saya.
Karena saya tidak lulus-lulus, beban tanggungan mereka
membiayai saya, tidak segera usai. Oleh karenanya, pada
suatu saat, saya mengambil sebuah keputusan yang sangat
berani. Keputusan “membakar kapal’. Ya, saya mengatakan
kepada orangtua saya, bahwa saya butuh uang sebesar 4 juta
rupiah. Uang itu untuk membeli komputer, agar saya bisa
segera menyelesaikan skripsi. Selama ini, saya mengerjakan
skripsi di rentalan komputer.
—
Kitab Ilmu Vibrasi | Arif RahutomoOrangtua saya mengatakan, bahwa mereka tidak punya
uang sebanyak itu. Saya katakan, ini uang terakhir yang saya
minta dari mereka. Setelahnya, saya tidak akan minta uang lagi.
Alias, mereka tidak perlu mengirim saya uang tiap bulan. Saya
cerita, bahwa saya menjalankan sebuah bisnis, yang bisa
mengantarkan saya kepada keberhasilan. Ternyata, tidak
mudah meyakinkan mereka. Namun pada akhirnya, setelah
menjual beberapa harta mereka, saya membawa uang sebesar
4 juta rupiah itu. Oh ya saya belum cerita di awal, saya kuliah di
Purwokerto, dan orangtua saya saat itu, masih berdomisili di
Indramayu. Setelah saya sampai di Purwokerto, saya gunakan
uang 2 juta rupiah, untuk membeli sebuah laptop bekas.
Merknya Compaq. Uang masih sisa ada 2 juta, sebagian saya
gunakan untuk beli hape, sisanya saya simpan untuk bertahan
hidup.
Ternyata, skripsi saya tetap stuck. Akhirnya, skripsi tidak
saya kerjakan, sesuai janji saya kepada orangtua. Saya malah
asyik dengan bisnis saya itu. Dan ternyata saya baru sadar,
menjalankan bisnis tersebut, tidak semudah yang saya
bayangkan di awal. Padahal bisnisnya sangat bagus menurut
saya. Cadangan uang mulai menipis, sementara penghasilan
dari bisnis itu, belum seberapa. Saya pun mulai “bermasalah”.
Bagi saya sekarang, atau mungkin bagi anda saat membaca,
Kitab Hmu Vi
masalahnya biasa saja. Namun bagi saya saat itu, that's not
easy. Saya terjepit dalam berbagai rasa, rasa bersalah kepada
orangtua, rasa takut dikeluarkan dari universitas karena tidak
lulus-lulus, ditambah lagi, saya mulai kesulitan membeli makan
untuk bertahan hidup. Belum lagi, bayar kamar kost tiap bulan.
Namun dalam keadaan itu, saya tetap sombong. Ya, karena
saya berbisnis, saya sedemikian mengedepankan gengsi. Ingin
nampak sukses di mata orang lain. Harapannya, agar orang lain
tertarik bergabung dengan bisnis saya, karena melihat
penampilan saya.
Attitude inilah yang perlahan mendorong saya, untuk
mulai berani “utang’. Nampak sangat keren, padahal
sebenarnya “kere” (miskin) wkkkk. Utang saya di sana sini,
sedikit sedikit, tapi ke banyak orang. Sehingga kalau dijumlah,
cukup besar bagi saya saat itu. Saya sering berbohong di
warung enggak bawa dompet, padahal kalaupun dompet
dibawa, ya enggak ada isinya. Dalam keadaan sesulit itu, saya
masih tidak mau jujur dengan orangtua. Karena saya takut
mereka kecewa, alas kebohongan saya. Keadaan_ ini
berlangsung lama. Dan puncaknya, orang yang saya sukai, dia
lulus duluan dan menikah dengan orang lain. Kami memang
tidak ada hubungan apa-apa. Tapi kami sudah saling tahu, isi
hati masing-masing. Istilahnya, “teman tapi bukan teman’,
eee
Kitab Ilmu Vibrasi | Arif Rahutomosemacam itu kayaknya hahahahaha. Itulah untuk pertama
kalinya, saya merasakan bagaimana rasa sakitnya “patah hati”.
Yang pada suatu hari, saya mengerti sebabnya, yaitu
kemelekatan. Ini yang akan kita bahas nanti.
Dengan menggenggam “bara api patah hati” itu, saya
menempatkannya sebagai “dendam positif’. Saat itu saya
belum mengenal ilmu vibrasi, jadi ya dikiranya, itu energi yang
baik sebagai sumber motivasi. Karena buktinya, semenjak
patah hati, saya jadi sangat semangat mengerjakan bisnis saya.
Usaha saya “gila-gilaan”, pagi siang malam. Tapi apa hasilnya?
Stuck juga. Minim pemasukan dari sana, malah
pengeluarannya banyak sekali, buat ikut acara kesana kesini,
biaya transport kesana kemari dan sebagainya. Bisnis gak
berkembang, keuangan tidak baik, utang dimana-mana, skripsi
terbengkalai, dan patah hati. Saya merasa menjadi orang tersial
di dunia. Dan semakin terasa deritanya, saat ibu kost menagih
bayaran kamar kost, sementara pada saat itu, saya tidak ada
uang untuk membayarnya.
Mulailah saat itu kepikir yang “aneh-aneh”, termasuk
kepingin mengakhiri hidup. Serius. Meskipun belum sampai
pada tahap eksekusi, saya sudah_berkali-kali berpikir, “kalau
mati, kayaknya semua masalah ini selesai”. Lintasan pikiran ini
bukan hanya sekali dua kali, sehari bisa berkali-kali. Hingga
Kitab Ilmu
suatu waktu, sudah menjelma menjadi semacam suara di
telinga, “mati aja Rif, selesai”. Saya ketakutan, ya, kepingin
mengakhiri hidup, tapi takut mati. Ini maunya apa ya
hahahahahaha. Takut hidup, juga takut mati. Where do | should
be? Saya pun akhirnya tidak berani tidur sendiri, takut benar-
benar saya lakukan apa yang ada dalam pikiran. Saya lebih
sering tidur berpindah-pindah, hari ini di kost-an si X, besok di
kost-an si Y, dan seterusnya. Itu cukup efektif meredam “suara-
suara aneh’ di telinga. Dan karena teman-teman dimana saya
nebeng itu, semangat mengerjakan skripsi, saya akhirnya
“ketularan”.
Sepertinya, perihal skripsi ini, perlu saya selesaikan
terlebih dahulu. Cuman saya takut ke kampus, karena kuatir
ditagih teman yang memberikan saya pinjaman. Tapi, saya
beranikan diri untuk menuntaskan satu hal, yang mungkin bisa
saya selesaikan, skripsi. Saya pun mengambil keputusan, yang
belum pernah terjadi dalam sejarah di kampus saya. Saya
mengubah judul skripsi saya, alias, saya mulai dari awal lagi.
Saya ambil judul skripsi yang “pasaran”. Judul-judul yang dulu
saya cibir wkkkk. Keputusan itu, jelas mengagetkan dosen
pembimbing saya. Daripada stuck, ya mendingan ganti judul
khan? Dan saya mulai dari awal, termasuk mengadakan
seminar proposal skripsi. Namun karena judulnya pasaran,
Kitab Iimu Vibrasi | Arif Rahutomotidak se-fenomenal dulu. Yang hadir dalam seminar proposal
skripsi saya, hanya 10 orang hahahaha. Ora masalah, sing
penting lulus son. Singkat cerita, proposal skripsi saya di-acc
dosen. Dan saya mulai turun ke lapangan lagi, mencari data.
Setelah data terkumpul, apakah saya selesaikan
skripsinya? Tidak, saya kejebak males-malesan, plus keteteran
dana untuk mengerjakan skripsi. Mau minta orangtua, malu,
karena sudah janji tidak akan meminta uang lagi. Perihal utang
saya di sana sini, juga belum kelar. Oh ya, saya juga nunggak
bayar SPP kampus beberapa semester. Saya putus komunikasi
dengan orangtua saya cukup lama, seingat saya, bahkan saat
lebaran pun tidak pulang kampung. Karena takut dan malu,
apabila kebohongan saya terbongkar. Skip skip skip. Saya
sudah 16 semester, alias 8 tahun belum lulus. Saya pun
dipanggil oleh Pembantu Rektor |, karena saya terancam
dikeluarkan dari kampus. Sebabnya ada dua persoalan, yaitu ;
nunggak bayar SPP beberapa semester dan masa studi yang
sudah sangat lama. Kenyataan ini pun, masih belum bisa
menggerakkan saya untuk bersegera.
Saya lebih dominan larut, meratapi keadaan. Menyesali
segenap keputusan, yang saya anggap keliru. Menyalah-
nyalahkan diri sendiri, atas utang-utang yang belum mampu
saya lunasi. Juga ada dendam kesumat dengan yang namanya
wanita, “lihat kalau aku sudah sukses nanti, kamu akan
menyesal’. Padahal kenyataannya, sukses dari mana, bisnis
saya stuck, karena saya tidak fokus dalam mengerjakannya.
What should | do? | have no idea.
C. Bagaimana Keluar Dari Semua Masalah Ini?
Dalam keadaan itu, dalam pikiran saya, tidak ada jalan
lain. Ya, saya minta tolong sama Tuhan aja. Bukankah dia
Maha Penolong? Kalau aku rajin ibadah, kayaknya akan ada
Jalan keluar. Saya pun mulai sering wirid lagi dan shalat. Namun
solusi yang saya harapkan, tidak kunjung datang. Lama-lama
saya jengkel, buat apa shalat?, buat apa wirid? Saya butuh
bantuan cepet, kok tidak dikasih-kasih?! Kalau solusinya saya
mesti usaha, lalu buat apa ada Tuhan? Usaha ya usaha aja
khan? Gak penting itu adanya Tuhan. Jengkel banget saya
sama Tuhan. Engkau tidak adil Tuhaaaan !! Engkau tidak
bertanggungjawab Tuhaaan !!
Semenjak itu, saya skeptis dengan agama. Ritual
agama, saya tinggalkan. Saya anggap tidak ada gunanya, tidak
ngefek dalam hidup saya. Sampai pada cerita ini, saya tidak
tahu, adakah di antara anda, yang sedang mengalami
kejengkelan sebagaimana saya dulu ini? Jengkel kepada
Tuhan, keren khan? wkkk, Sekarang kalau ingat suasana bathin
ea Kitab tmu Vibrasi | Arif Rahutomo
Kitab Hmu Vibrasi | Arif Rahutomo. nasaya Saat itu, saya jadi malu sendiri. Saya tertawa, ya, saya
mentertawakan diri saya sendiri. Sudahlah, itu memang kudu
begitu jalan ceritanya. Oke kita lanjutkan ceritanya. Yuk, kita
kembali ke laptop.
Untuk bertahan hidup, saya masih kecandungan dengan
utang, pinjem sana pinjem sini, jual hal-hal yang saya punya.
Misalnya, jual buku-buku yang pernah saya beli. Lumayan buat
beli makan. Saya juga bekerja sebagai seorang tenaga
pengajar, di sebuah lembaga kursus komputer. Saya mengajar
Microsoft Windows, Microsoft Office dan SPSS (Statistical
Program for Social Science). Sekali ngajar, satu sesi durasi 30
menit, saya dibayar 6 ribu rupiah. Jelas tidak cukup buat hidup
sebulan. Tapi ya lumayan lah. Lalu bagaimana utang-utang
saya yang sebelumnya? Ya belum saya bayar hahahahahaha.
Apakah saya tidak mampu membayar? Aslinya, kalau dicicil, ya
sedikit demi sedikit bisa terbayar, meskipun jangka panjang.
Cuman mentalitas saya saat itu, ngaco banget. Kalau
ada duit,
prioritaskan. Saat itu juga, saya punya tanggungan di sebuah
malah buat yang lain-lain. Utang tidak saya
koperasi simpan pinjam, dan saya menggadaikan BPKB
sepeda motor adiknya teman saya, sebagai jaminannya. lItu
saya nunggak berbulan-bulan, sehingga yang didamprat sama
debt collector adalah teman saya. Hingga suatu ketika, saya
Kitab Ihmu Vibrasi | Arif Rahutomo
dimarahi habis-habisan sama teman saya itu. Padahal dia
adalah teman baik saya. Tapi sejak saat itu saya sadar betul.
Bahwa selama ini, ada mentalitas yang salah pada diri saya,
saya mengandalkan utang. Kalau utang mikirnya cepet, urusan
membayar utang, mikirnya lama.
Suatu hari, datangnya sebuah surat via pos. Ternyata itu
surat dari ayah saya. Saya tidak tunjukkan apa isi surat itu di
dalam buku ini, tapi di sesi pelatihan, saya tunjukkan. Setelah
baca surat itu, saya menangis. Dan kemudian, saya jujur,
terbuka tentang keadaan yang saya alami. Tentu orangtua saya
kecewa. Namun sejak itu, dada saya “plong” rasanya, lega.
Anehnya, seolah jalan hidup saya dipermudah. Saya dulu tidak
tahu apa penjelasannya, karena belum paham apa itu ilmu
vibrasi. Tanpa sadar, saya sudah mempraktekkannya, bahwa ;
“saat dada kita sempit, hidup akan sulit, saat dada kita lapang,
hidup menjadi gampang”.
Skripsi saya juga lancar banget prosesnya, tiba-tiba
banyak sekali keajaiban. Dan akhirnya, saya lulus, tepat 1 hari
sebelum tanggal saya terkena Drop Out (DO), 29 September,
saya lupa tahun berapanya, mau bongkar arsip dokumen lama
soal ini, ah males nyarinya hahahaha. Tanggal 30 September
adalah terkait gerakan G 30 S PKI, makanya saya ingat betul
tanggal dan bulan kapan saya lulus. Hari wisuda datang, dan
Kitab Hmu Vibrasi | Arif Rahutomoitulah kali pertama, saya merinding dan meneteskan air mata, Satu per satu, utang bisa saya lunasi. Mentalitas saya dulu yang
saat menyanyikan lagu Indonesia Raya, Yess, akhirnya saya mengandalkan utang, sudah meniada. Berganti menjadi, “apa
lulus. Ploong rasanya, karena saya merasa tidak punya dosa keahlianku yang bisa jadi uang ya?" Kalau dulu mikirnya, “siapa
sama orangtua. Tidak lagi merasa bersalah. Tidak lagi dicekam saja ya, yang bisa saya pinjam uangnya?’, hahahahaha.
rasa takut. Tinggal satu persoalan, utang-utang saya gimana Sebuah pembelajaran “yang mahal”, setelah mengalami, baru
ya? Ah itu nanti, yang jelas urusan skripsi kelar dulu. Itu dipikir mengerti.
nanti. Cara melunasinya gimana? Mbuh, ora weruh. Singkat cerita, suatu hari, di kantor tempat saya bekerja
Setelah lulus, suatu hari, saya makan bubur kacang hijau bareng teman saya itu, ada dialog antara saya dengan dia.
di sebuah warung burjo. Eh, ada teman saya, bukan teman satu Teman saya bilang, ada temannya seorang guru SMP, yang
kampus. Saya awalnya kenal dia, di bisnis yang pernah saya rata-rata grade kelulusan siswanya, cukup rendah. Dan si guru
jalani. Orangnya baik, juga cerdas. Dia bilang, ada kerjaan buat itu, mencari orang yang bisa mengajarkan kepada siswa,
:
i
saya. Dan akhirnya, saya dengan dia kerja di sebuah lembaga bagaimana bisa dapat nilai yang baik. Teman saya
pendidikan karakter. Tapi tidak lama, kami berdua ditawari | menawarkan, “kita ambil tawaran itu yuk?”, “oke”. Saat itulah
|
bekerja di sebuah lembaga pendidikan yang lainnya. Teman untuk kali pertama, saya pelan pelan “terjerumus”, ke dunia
saya itu, memegang posisi sebagai manager Sumber Daya training pemberdayaan diri. Hanya dengan hanya berbekal
Manusia (SDM). Sementara saya, dipercaya sebagai manajer pengalaman saya, yang track record nilai akademisnya baik di
bidang pendidikan. sekolah, saya pede banget. Karena apa yang saya sampaikan
Gaji saya lumayan saat itu, bisa buat hidup. Hanya saja, nanti, saya sudah mengalami, bukan sekadar teori. Teman saya
saya tetap kepikiran, gimana cara melunasi utang-utang saya? juga memberikan materi, kami duet.
Itu tetap mengganjal rasanya. Oleh karenanya, selain saya Pada waktunya, hari pelaksanaan training untuk para
bekerja sebagai manajer, saya juga membuka jasa analisis data pelajar SMP itu dilakukan. Kami tidak menyangka, respon para
statistik. Dan ini lumayan. Karena banyak mahasiswa gak peserta dan pihak sekolah, sangat baik. Pada hari
paham statistik, saya mendulang cukup banyak uang dari situ. pengumuman kelulusan Ujian Nasional, ternyata terjadi
en
1a Kitab Imu Vibrasi | Arif Rahutomo Kitab [mu Vibrasi | Arif Rahutomopeningkatan grade kelulusan, yang cukup drastis di sekolah itu.
Berita itu, menyebar dari mulut ke mulut, antar guru dan kepala
sekolah, dari berbagai sekolah.
Di situlah mulai ada banyak undangan, dari para kepala
sekolah kepada kami, untuk memberikan pelatihan / training,
kepada para pelajar di sekolah mereka. Oleh karenanya, saya
dan teman saya membutuhkan “bendera”, yang menaungi kami
berdua. Lahirlah nama, Kayyisu Excellent. Kayyisu, berasal dari
bahasa arab, “al kayyis”, artinya cerdas. Excellent, berasal dari
bahasa Inggris, artinya unggul. Saat itu, saya hanya
menggunakan nama Arif Rahutomo, nama lengkap saya, belum
menggunakan nama Arif Rh. Dari gaji bulanan sebagai
manajer, usaha jasa analisis data statistik, dan dari undangan
training di sekolah-sekolah. Keuangan saya mulai membaik.
Semakin bisa melunasi utang-utang saya.
D. Semakin Akrab dengan Keberuntungan
Karena undangan training di sekolah-sekolah mulai
banyak, saya dan teman saya mulai memperbanyak khasanah
keilmuan, yang terkait dengan dunia pemberdayaan diri.
Supaya lebih professional, tidak hanya mengandalkan
pengalaman saja. Di situlah saya semakin memahami arti, “saat
murid siap, sang guru akan datang”. Tiba-tiba nemu buku ini,
Kitab mu Vibrasi | Arif Rahutomo
kebetulan nemu artikel itu, ndilallah dapet info pelatihan anu.
Yang kesemuanya mulai menjadi jawaban, atas apa yang
menjadi pertanyaan saya selama ini. Terutama menjawab,
kenapa ya dulu kayaknya hidup kok sulit sekali dijalani? Kenapa
ya kok rezeki susah menghampiri? Kenapa ya sudah ibadah
gini gitu, hidup tidak ada perubahan? Saya mulai melihat, hal-
hal yang sebelumnya tidak saya lihat.
Saya mulai “berkenalan” dengan ilmu Neuro Linguistc
Programming (NLP), ilmu Hypnotherapy, ilmu NAC (Neuro
Associative Conditioning), yang merupakan varian dari ilmu
NLP, Psycho-Cybernetics, dan berbagai keilmuan yang terkait
dengan dunia training pemberdayaan diri. Sempat ada “rasa
penyesalan”, kenapa aku tidak belajar semua ini dari dulu ya?
Kalau saja sejak dulu belajar, hidupku tidak seruwet itu,
hahahahaha. Tapi semua sudah benar adanya.
Awal belajar ini itu, untuk membuat materi training
semakin sistematis dan berkualitas, bergeser menjadi
kebutuhan, untuk semakin memperbaiki diri. Bukankah
mengubah orang lain, akan lebih mudah, kalau diri sendiri
sudah melakukan perubahan itu? Skip skip skip. Sampai suatu
ketika, saya “dipertemukan” dengan dua buah buku, yang
benar-benar “aha” bagi saya. Kedua buku itu adalah ; “The
Secret” karya Rhonda Byrne dan “Quantum Ikhlas”, karya Erbe
as
Kitab lmu Vibrasi | Arif Rahutomoa Kitab Ilmu Vibrasi | Arif Rahutomo
Sentanu. Asli, kedua buku itu the best pokoknya, dua buah buku
terbaik, dari sekian banyak buku yang saya pernah miliki.
Meskipun inti dari buku pemberdayaan diri, itu-itu aja. Namun
kedua buku itu, menurut saya sangat spiritual. Kedua buku itu,
lebih memahamkan saya tentang, bagaimana keterhubungan
antara Manusia, dengan Tuhan dan Alam Semesta. Kedua
buku itu bercerita tentang, tidak ada kebetulan di dalam hidup.
Semua peristiwa hidup, sebenarnya kita sendiri yang
mengundangnya.
Saya langsung flashback ke belakang, refleksi dan
evaluasi diri, “apa yang salah di dalam diri saya ya?” Saya mulai
bergeser mindset. Dari yang dulu mudah menyalahkan pihak di
luar diri, menjadi mulai melihat ke dalam diri. Kata guru saya
Gede Prama, berkenaan dengan hal ini, ada tiga tahapan
evolusi kesadaran seseorang. Tahap pertama ; saat seseorang
mudah menyalahkan apa-apa yang ada di luar diri, maka orang
itu belum belajar dan perlu belajar. Tahap kedua ; saat
seseorang mulai melihat kesalahan di dalam dirinya sendiri,
maka seseorang itu sudah mulai belajar. Dan tahap ketiga ; saat
seseorang berhenti menyalah-nyalahkan, maka seseorang itu
sudah selesai belajar. Dari 3 tahapan itu, berarti saya sudah
sampai pada tahap kedua.
Mungkin anda penasaran, apa sih yang saya dapatkan
dalam kedua buku itu? Sabar, itu saya bahas di point
selanjutnya, supaya tidak tumpang tindih pembahasannya.
Semenjak bertemu kedua buku itu tadi, hidup saya semakin
asyik. Semakin banyak keberuntungan, semakin banyak
kebetulan. Hingga puncaknya, saya dan teman saya,
mendapatkan sebuah project pelatihnan yang sangat besar
untuk beberapa hari. Saking besarnya budget pelatihannya,
kami perlu membayar 3 orang lagi, sebagai asisten kami untuk
menjalankan project nya. Kemajuan banget, kami sudah bisa
membayar orang lain, hahahahahaha.
Dengan datangnya project itu, tentunya kami mulai
membutuhkan fokus yang lebih, waktu yang lebih dan energi
yang lebih. Pada situasi dan kondisi ini, saya mulai keteteran
membagi energi, fokus dan waktu antara 3 hal, yaitu ; tugas
saya sebagai manajer, tanggungjawab saya mengurusi jasa
analisis data statistik dan menggarap project training. Saya
harus memutuskan, mana yang akan saya jalani secara total.
Setelah merenung, akhirnya, saya memutuskan resign / keluar
dari pekerjaan saya sebagai manajer. Dan hanya mengerjakan
dua hal saja, analisa statistik dan training. Teman saya, tidak
bisa resign saat itu, karena satu dan lain hal. Dia baru
memutuskan resign, setelah beberapa bulan kemudian.
Kitab [mu Vibrasi | Arif RahutomoE. Memahami Hukum-hukum Alam Semesta hidupnya lebih beruntung? Ya, kayak saya dulu itu. Saya tidak
Apa yang saya pahami dari buku The Secret dan menyadari, bahwa alam semesta, kehidupan, lebih berpihak
Quantum Ikhlas, adalah bahwa, kehidupan ini, ibarat permainan kepada mereka yang “paham aturan main”. Atau, kalaupun
sepak bola. Sehebat apapun skill, keahlian teknis pemain sepak | tidak paham, mereka tanpa sadar, tidak melanggar aturan
bola, entah itu menggiring bola, menggocek bola, merebut bola, mainnya. Sehingga mereka tidak dikeluarkan dari lapangan
menendang bola, menangkap bola, dan sebagainya, menjadi ' permainan. Untuk memudahkan pemahaman tentang hukum
tidak berarti, saat pemain sepak bola itu melangar aturan dalam alam ini, saya berikan contoh sederhana. Kalau anda melompat
permainan sepak bola. Misalnya, seorang striker, dengan dari sebuah gedung tinggi, apa yang terjadi? Anda akan jatuh
sengaja memegang bola berkali-kali dengan tangannya. Maka, ke bawah. Tidak peduli siapapun anda, baik yang percaya
pemain itu bisa dikeluarkan dari lapangan permainan, kena benda selalu jatuh ke bawah, maupun mereka yang tidak
kartu kuning, kemudian dapat kartu merah. Banyak orang percaya, tetap saja jatuh ke bawah.
dalam kehidupan ini, terlalu memandang bahwa kehidupan Apapun akan jatuh ke bawah, sengaja maupun tidak
hanya sekadar menguatkan kemampuan teknis. Dan tidak sengaja. Itulah hukum alam semesta. Anda tahu atau tidak,
memahami aturan mainnya. mau belajar memahami cara kerjanya atau tidak, anda terikat
Kita semua, adalah pemain sepak bola, dengan
dengan dampaknya. Dengan ilustrasi ini, mendingan tahu dan
kemampuan teknis masing-masing. Dan lapangan dimana kita i belajar bagaimana cara kerjanya khan? Sehingga dalam hidup,
bermain sepak bola, adalah alam semesta, kehidupan. Sama i kita tidak melakukan hal-hal bodoh, yang mencelakakan diri kita
halnya dengan permainan sepak bola, di lapangan bernama sendiri. Hukum alam semesta, adalah perwujudan dari
alam semesta ini, ada aturan mainnya. Aturan main ini kehendak Tuhan itu sendiri. Kata guru saya, Gede Prama,
bernama, hukum alam semesta, hukum kehidupan. Atau dalam hukum alam semesta adalah God As A Law. Sehingga ini
ajaran agama saya, hukum-hukum ini disebut sebagai menjawab, menjawab mengapa hidup kita bermasalah. Bukan
sunatullah. Apakah ada di antara anda, yang merasa lebih ; Tuhan kejam, atau menghukum. Kita yang melanggar aturan
pintar, tapi orang lain yang anda anggap lebih tidak pintar, mainnya, dan kita akan menerima konsekuensinya.
i
ea Kitab Ilmu Vibrasi | Arif Rahutomo Kitab IImu Vibrasi | Arif RahutomoBisa saja, ada orang merasa sudah melakukan ibadah
ini itu. Tapi hidupnya tidak ada perubahan kepada keadaan
yang lebih baik. Mengapa? Karena dia melanggar aturan main
dalam kehidupan. Jadi bagaimana? Ya itu tadi, memahami
hukum alam semesta, adalah bab wajib dalam menjalani hidup.
Nah, dalam kesempatan ini, saya akan memaparkan,
setidaknya, ada 3 hukum alam semesta, yang minimalnya perlu
kita pahami, sebelum kita membahas lebih jauh tentang ilmu
vibrasi. Apa saja hukum-hukum alam semesta itu. Mari kita
bahas satu per satu ;
> The Law Of Attraction
The Law Of Attraction, artinya hukum tarik menarik.
Hukum ini, adalah hukum alam semesta yang dibahas
dalam buku The Secret dan buku Quantum Ikhlas. Hukum
ini kurang lebih bunyinya begini ; “apapun yang kita
pikirkan, cepat atau lambat, akan mewujud dalam
kehidupan kita, kalau kita banyak memikirkan hal yang baik-
baik, maka hal baik yang akan hadir dalam hidup, kalau kita
memikirkan hal-hal buruk, maka hal buruklah yang akan
hadir dalam kehidupan kita”. Kalau mengacu pada buku
The Secret, ada 3 hal / tahapan, yang perlu kita lakukan,
untuk memanfaatkan hukum tarik menarik ini, yaitu ; ask,
belive, receive.
Kitab imu
Ask, adalah tahapan meminta. Ya, kita perlu tahu,
apa yang kita minta di dalam hidup. Target, sasaran, impian
atau apapun istilahnya, adalah yang dimaksud dalam hal
ini. Sebagaimana iklan sebuah minuman, “kutahu yang
kumau”. Dalam hidup, apa yang anda minta? Hal baik, atau
hal buruk? Mengapa ini saya tanyakan? Karena dalam
kenyataannya, banyak orang lebih fokus kepada hal-hal
buruk. Misalnya, kalau ada orang mau bepergian, kalimat
yang sering digunakan adalah, “hati-hati di jalan ya?’,
kenapa tidak, “rezeki-rezeki di jalan ya?”, Kalimat, “hati-hati
di jalan ya”, seolah sudah menjadi kebiasaan dan budaya.
Dan karena dianggap biasa, kita tidak sadar, bahwa kita
selama ini membiasakan fokus kepada hal yang buruk.
Tahapan kedua adalah believe, artinya yakin. Yakin
tentang apa? Ya, yakin tentang yang kita minta tadi (ask).
Kadang atau bahkan sering, kita meragukan apa yang kita
minta / harapkan. Percayalah, apa yang kita mau, belum
tentu selaras dengan apa yang kita yakini. Oke, saya
berikan contoh begini. Kalau timnas sepak bola kita, PSSI
(Persatuan Sepak bola Seluruh Indonesia), bertanding
melawan timnas sepak bola negara Brazil, yang sudah
beberapa kali menjuarai piala dunia. Kira-kira, anda
Kitab Nmu Vibrasi | Arif Rahutomosebagai warga negara Indonesia, anda kepinginnya, tim
sepak bola mana yang menang?
Jelas donk, sebagai warga negara Indonesia, kita
maunya yang menang adalah PSSI. Tapi ketika saya tanya,
“anda yakinnya, yang menang mana?’, bisa jadi
jawabannya berkebalikan, anda lebih yakin bahwa Brazil
yang menang hahahahaha. Itulah dia, apa yang kita maui,
perlu kita cek lagi, apakah kita meyakininya, ataukah kita
meragukannya? Anda yang kepingin sukses, belum tentu
anda yakin bahwa anda bisa sukses. Anda yang ingin
mencapai target, belum tentu anda yakin bahwa anda bisa
mencapai target anda. lya khan? Itulah sebabnya, tahapan
kedua sangat penting, you have to believe it.
Tahap ketiga, mengacu pada buku The Secret,
adalah receive. Receive artinya menerima. Dalam
pemahaman umum, menerima ini adalah sebagai akibat
kita sudah meminta dan meyakininya itu tadi. Jadi, kalau
sudah minta dan yakin, cepat atau lambat, hal yang anda
minta dan anda yakini, benar-benar akan mewujud dalam
kehidupan nyata. Namun, saya memiliki pemahaman yang
sedikit berbeda terkait point ini. Anda boleh saja tidak setuju
dengan pemahaman saya ini, gak masalah. Jadi, dalam
pemahaman saya, yang disebut sebagai receive itu, bukan
sebagai, “anda menerima barang yang anda minta dan
yakini’. Lalu apa itu receive?
Receive adalah suatu sikap mental, sebelum
sesuatu mewujud, anda sudah bersikap, seolah sesuatu itu
sudah mewujud. Contohnya, anda kepingin punya mobil.
Mobilnya sih belum ada, tapi anda sudah bikin garasinya.
Nah, ini adalah contoh receive yang saya pahami. Masih
belum jelas? Satu contoh lagi deh. Misal anda kepingin
punya pasangan hidup. Pasangan hidup anda sih belum
ada, anda masih jomblo. Tapi anda mengganti ranjang
anda, yang tadinya hanya muat untuk anda sendiri, diganti
dengan ranjang yang lebih besar. Sudah paham? Jadi
bahasa gampangnya, sediakan dulu “wadahnya”, maka
isinya akan menyusul hadir. Inilah makna yang saya
pahanii, terkait tahapan receive.
Dalam buku Quantum Ikhlas, sebenarnya masih
Mmembahas = hukum ___tarik menarik, hanya — saja
menambahkan faktor ikhlas sebagai pelengkap. Kemudian,
Penekanannya lebih kepada, “what do you feel?”, bukan
hanya positive thinking, tapi lebih ke positive feeling. Terus
terang, saya lebih merasa cocok dengan konsep Quantum
‘khlas. Alasannya mengapa?, ini akan kita bahas di
belakang nanti, di bab terpisah. Saya pribadi, belum pernah
Ves Kitab !lmu Vibrasi | Arif Rahutomo Kitab Imu Vibrasi | Arif Rahutomo Eeikut pelatihan Quantum /Ikhlas. Berjumpa dengan Erbe
Sentanu juga belum pernah. Tapi saya sudah bisa
menangkap point penting dan bagaimana
mengaplikasikannya. Meskipun saya lebih condong
menyukai buku Quantum Ikhias, saya tidak katakan apa
yang dibahas dalam buku The Secret adalah salah.
Keduanya saling melengkapi.
Sehingga, saya rekomendasikan anda, membeli dan
membaca kedua buku itu. Baca dulu yang The Secret, baru
kemudian baca yang Quantum Ikhlas. Oh ya, The Secret
juga ada videonya. Semacam film dokumenter. Bagus
banget, wajib nonton. Jangan merasa rugi untuk
membelinya. Kalau yang gratisan hahahahaha, di YouTube
kayaknya ada, karena film ini sudah lama. Oke, saya kira,
cukup jelas ya perihal hukum tarik menarik ini. Kita akan
lanjutkan, bahasan hukum alam semesta yang lainnya,
yaitu hukum gaung / gema.
Hukum Gaung / Gema
Kalau anda berdiri di sebuah bukit, lalu berteriak ke
arah jurang, dimana di sana banyak tebung-tebing tinggi,
maka teriakan anda, akan dipantulkan / berbunyi berulang-
ulang. Dalam pelajaran ilmu pengetahuan alam, ini
dinamakan fenomena gema / gaung. Dulu, saya memahami
Kitab Ilmu Vi | Arif Rahutomo
hal ini sebagai fenomena biasa saja, hanya sebatas, suara
saya memantul dan berbunyi diulang-ulang. Namun seiring
waktu, saya memandang fenomena gaung / gema adalah
ayat-ayat spiritual. Bahwa alam semesta, kehidupan, akan
selalu memantulkan berulang-ulang, apa kita pancarkan.
Yang kita pancarkan ini, tidak hanya berupa suara dari
mulut kita. Tapi suara-suara di dalam benak kita. Dan
pemantulannya adalah berupa, suara-suara dalam benak
itu menjadi kenyataan dalam hidup kita. Bukan hanya
sekadar mewujud saja, tapi juga mewujud berulang-ulang,
selalu hadir dalam perjalanan hidup kita. Apakah ini baik?
Ada baiknya, ada buruknya. Tergantung apa yang
kita “suarakan” di dalam hidup kita. Kita lebih sering
menyuarakan hal positif atau hal negatif? Lalu bagaimana
kita mengetahuinya? Simple, amati saja peristiwa-peristiwa
dalam hidup. Apa yang berulang? Peristiwa baik, atau
peristiwa buruk yang _ berulang? Kesialan, atau
keberuntungan yang berulang? Mungkin, ada di antara kita
yang pede mengatakan, “aku menyuarakan hal-hal yang
baik kok, lalu kenapa hidupku begini?” Tidak penting
seberapa pede anda, kehidupan selalu jujur, memantulkan
apa adanya, sejatinya yang ada di dalam diri anda.
Kitab Itmu Vibrasi | Arif RahutomoKalau yang mengulang, adalah perihal baik, tidak
ada yang perlu dibahas. Ya tinggal diteruskan saja. Namun,
kalau yang mengulang adalah perihal buruk, itu serius, tidak
boleh diabaikan begitu saja, kecuali, anda memang mau
menjalaninya demikian. Saya sering mendapatkan
curhatan orang, yang mengalami pengulangan “kasus tidak
enak”. Misalnya ; tertipu berulang-ulang, ketemu pasangan
hidup yang kampret berulang-ulang, mendapatkan pegawai
/ karyawan yang error berulang-ulang. Kalau anda belum
paham perihal ini, hal itu bisa dimaklumi. Tapi kalau misal
anda sudah paham, sudah baca buku ini, lalu masih gak
nyadar juga, itu namanya kebangetan hahahahaha.
Hukum gaung ini pula, yang saya kira selaras
dengan salah satu ajaran dalam agama saya, “Tuhan
sesuai dengan prasangka hamba-Nya”. Bukan berarti
Tuhan tidak punya jati diri. Menyesuaikan dengan
prasangka hamba-Nya, adalah bentuk welas asih-Nya.
Sesuai prasangka hamba-Nya, adalah sebuah bukti bahwa
DIA tidak memaksakan kehendak-Nya, tapi justru
memberikan hamba-Nya kesempatan dan kebebasan,
untuk menentukan arah alur kehidupannya. Baik, saya kira
jelas. Saya cukupkan pembahas hukum gaung / gema. Kita
mu Vibr Arif Rahutomo
akan masuk ke bahasan selanjutnya, hukum kekekalan
energi.
Hukum Kekekalan Energi
Apakah ada di antara anda, yang sebelumnya
pernah membaca tulisan, “hukum kekekalan energi?”.
Kalau anda pernah menjalani sekolah formal, pasti pernah.
Persisnya saya lupa, soal ini dibahas di jenjang sekolah
yang mana. Hukum kekekalan energi, bunyinya begini ;
“pahwa energi itu tidak bisa diciptakan, energi tidak bisa
dimusnahkan, energi hanya berubah wujud, dari satu
wujud, menjadi wujud yang lainnya’. Sebagai contoh,
energi listrik. Misalpun Perusahaan Listrik Negara (PLN),
tidak memanfaatkan aliran air, sebagai sumber pembangkit
listrik, maka energi listrik sejatinya tetap ada, namun hanya
sebagai sebuah potensi.
Dalam ilmu fisika masih ingat khan, ada yang
namanya energi potensial. Saat PLN menggunakan air
sebagai pembangkit listrik, listrik hadir tidak lagi sebagai
potensi, namun hadir sebagai energi yang aktual. Nah,
setelah energi listrik ini aktual hadir, energi listrik, akan
mewujud dari satu bentuk ke bentuk lain. Kalau disalurkan
ke lampu, akan menjadi cahaya yang menerangi. Kalau
disalurkan ke setrikaan, akan menjadi panas. Kalau
Kitab Hmu Vibrasi | Arif Rahutomodisalurkan ke kipas angin, akan menjadi gerakan baling-
baling kipas, dan seterusnya. Terus menerus begitu.
Nah, dalam kehidupan, fenomena kekekalan energi
itu, bukan hanya soal listrik. Pikiran kita, sikap kita,
perbuatan kita, semua mengandung energi. Kita makan
nasi, lalu diolah didalam mekanisme tubuh menjadi sesuatu
energi, yang membuat kita mampu bertindak, berbicara,
berpikir dan sebagainya. Semuanya adalah fenomena
perubahan energi. Dalam cakupan yang luas, pemahaman
bahwa energi itu kekal, adalah bahwa apa yang kita tabur,
akan kita tuai. Kalau kita menabur listrik pada televisi, kita
akan menuai gambar dan suara. Pernahkah anda
mendengar pepatah, “becik ketitik, ala ketara?”. Pepatah
itu, sebenarnya berbicara tentang hukum kekekalan energi.
Hanya saja, dalam fenomena hidup, tidak sesederhana
contoh listrik itu tadi. Namun supaya anda paham, saya
berikan contoh nyata.
Misal, anda pernah berbuat baik kepada orang lain,
maka meskipun waktu berlalu, energi kebaikan anda itu
kekal. Dan suatu saat akan kembali kepada anda, “cair”
dalam bentuk yang tidak bisa kita duga, bagaimana
caranya, kapan timing nya. Siapakah di antara anda, yang
dulu pernah jadi “anak kost”? Saya pernah, dan umumnya
| Kitab mu Vibrasi | Arif Rahutomo
anak kost, pernah mengalami kejadian, dimana belum
sampai awal bulan dapat kiriman uang dari orangtua, uang
saku udah habis. Apa yang biasanya dilakukan? Biasanya,
anak kost akan menggeledah kamar mereka sendiri.
Membuka lemari, menggeledah semua saku celana.
Menyibak-nyibak lipatan buku. Melongok ke semua laci dan
kolong meja. Dari aksi “detektif’ itu, biasanya akan
menemukan cukup banyak uang recehan. Yang kalau
ditotal, jumlahnya cukup, untuk bisa bertahan hingga
tanggal pengiriman uang saku bulang — selanjutnya.
Senangnyaaa, walaupun menemukan uangnya diri sendiri.
Pertanyaannya begini, anak kost itu nemu duitnya
siapa di dalam segala benda di kamar yang dia geledah?
Uangnya dia sendiri khan? Siapa yang meletakkan uang di
tempat-tempat tersebut? Dia sendiri khan? Kapan?
Beberapa waktu sebelumnya, bahkan bisa jadi sudah gak
tahu lagi kapan meletakkannya di situ. Ya, dalam contoh ini,
Perbuatan si anak kost di masa lalu, ternyata
“menyelamatkan dirinya” di kemudian hari, Seperti itu pula,
yang namanya hukum kekekalan energi. Kalau kita banyak
berbuat baik, kita ibarat sedang meletakkan banyak uang,
di banyak tempat. Suatu saat, kita akan menemukan uang
Kitab mu Vibrasi | Arif Rahutomoyang kita letakkan sendiri itu, entah kapan, yang jelas, itu
akan “menjadi jalan” atau “solusi” bagi diri kita sendiri.
Dan sebaliknya, kalau anak kost ini sering
meletakkan paku, jarum atau pecahan beling dimana-
mana. Maka pada suatu saat, dia mungkin akan menginjak
apa yang dia sebar sendiri, yang tentunya akan
mencelakakan dirinya sendiri. Ini adalah penggambaran,
saat seseorang banyak berbuat hal-hal tidak baik, dalam
kehidupannya. Hukum kekekalan energi ini, memberikan
garansi, agar kita jangan berputus asa. Karena mungkin,
ada di antara anda, yang sedang berputus asa. Mungkin
ada yang mengeluh, “aku sudah banyak melakukan hal
baik, kok belum ada hasilnya?” Tugas kita, hanya menabur
banyak hal baik. Perihal kapan yang kita tabur itu akan
“cair’, itu bukan urusan kita. Yang jelas, hasil akan setia
terhadap proses yang kita lakukan. Hasil, tidak akan
mengkhianati proses yang sudah kita jalani.
F. Berjalan Ke Luar versus Berjalan Ke Dalam
Sebagaimana dalam permainan sepak bola, aturan
mainnya tidak hanya satu aturan, dua aturan atau tiga aturan,
melainkan banyak sekali. Maka aturan main kehidupan, sangat-
sangat banyak dan jauh lebih kompleks, daripada permainan
a
Ea Kitab Ilmu Vibrasi | Arif Rahutomo
sepak bola. Artinya, tiga hukum alam semesta yang saya
uraikan di point sebelumnya, tidak mencakup keseluruhan
hukum-hukum kehidupan yang berlaku di alam semesta ini.
Saya tidak membahas semuanya, karena sangat banyak sekali.
Saya hanya memilih beberapa hukum, yang sederhana dan
bisa menjadi awalan, untuk memicu agar anda _tertarik
menelusuri lebih jauh, apa saja yang tidak sempat saya bahas
di sini.
Pesan utamanya saya kira cukup jelas, kalau hidup
banyak persoalan, apalagi berulang terus. Pasti ada aturan
main kehidupan, yang sudah dilanggar. Lalu, apakah ujian
hidup itu ada? Bukankah ujian hidup itu dari Tuhan? Ya, namun,
pemahaman tentang ujian ini, perlu kita tinjau ulang. Bagi saya,
dalam pemahaman saya sekarang, Tuhan memang
menyelenggarakan ujian kehidupan. Tapi isi soal ujiannya, dan
yang membuat soal ujiannya, adalah diri kita sendiri. Itulah
sebabnya dikatakan, “Tuhan menguji hambanya, sesuai
dengan kapasitas dan kemampuan hamba yang
menanggungnya’”. Ya jelas aja pasti begitu, pasti ujian sesuai
dengan kapasitas orang, yang menerima ujian. Lha wong yang
bikin soal ujian itu diri sendiri.
Kebanyakan orang, termasuk saya di masa lalu, ketika
mendapatkan persoalan hidup, selalu berusaha mencari “jalan
Kitab [mu Vibrasi | Arif Rahutomokeluar’. Dan ada masanya, kita stuck, gak nemu jalan
keluarnya. Kalau begitu, apa yang perlu dilakukan? Ada dua hal
yang bisa dilakukan. Saat anda tidak menemukan jalan keluar,
keluarlah dari jalan anda masuk. Solusi, selalu satu paket
dengan masalahnya. Bersama_ kesulitan, ada kemudahan.
Kemudian yang kedua, saat kita tidak menemukan jalan keluar,
mentok, itu adalah sinyal dari kehidupan, agar kita tidak berjalan
ke luar. Kita perlu berjalan ke dalam, ya, ke dalam diri kita
sendiri. Ketika anda bercermin, dan melihat bayangan diri anda
di cermin rambutnya acak-acakan, apakah anda sibuk
mengelap cerminnya sampai kinclong? Tentu tidak khan? Anda
akan melihat diri anda sendiri, anda rapikan diri anda sendiri,
anda sisir rambut anda. Maka, dengan sendirinya, bayangan di
dalam cermin, akan rapi. Bayangan di dalam cermin akan
mengikuti (akibat).
Lho, apa hubungannya? Hubungannya jelas, karena
alam semesta, kehidupan, adalah ibarat sebuah cermin
raksasa. Yang selalu merefleksikan diri kita sendiri. Persoalan
dalam hidup, adalah feedback (umpan balik) kepada sistem diri
kita, bahwa ada yang perlu kita benahi. Mungkin ada di antara
anda yang kecewa baca buku ini, anda membaca buku ini
berharap menemukan jalan keluar, sementara buku _ ini,
menawarkan jalan ke dalam hahahahahaha. Tapi gimana lagi,
Kitab Ilmu Vib | Arif Rahutomo
anda sudah terlanjur membeli dan membaca buku ini. Lanjutkan
dulu sampai selesai, jangan setengah-setengah.
Point ini, adalah bahasan terakhir pada bab pertama.
Kesimpulannya, jelas sekali. Tuhan itu Maha Adil. Kita lah yang
sering dzalim kepada diri kita sendiri. Semenjak menyadari hal
ini, saya berulang-ulang meminta ma’af kepada Tuhan. Karena
pernah berprasangka buruk, bahwa Dia tidak adil. Anda yang
belum sadar, ayo segera bertobat hahahahahaha. Bagi anda
yang di bagian ini mulai sadar, anda lalu bertanya-tanya lagi,
“lalu gimana caranya saya tahu, apa yang salah di dalam diri
saya?”, “bagaimana cara membenahinya?” Ya itulah, yang
akan dibahas dalam bab-bab selanjutnya. Struktur penyajian
dalam buku saya, memang memulai dari “why”, baru kemudian
membahas “how”.
Why, adalah alasan / reason, yang menjadi penggerak
orang melakukan perubahan. How, adalah perihal teknis,
tentang apa saja yang perlu dilakukan. Mengapa aspek why,
saya tempatkan di awal? Ini seperti fenomena mandi. Anda
pernah malas mandi? Mengapa anda malas mandi? Apakah
karena anda tidak tahu “bagaimana caranya” mandi? Bukan.
Anda malas mandi, karena anda belum menemukan “alasan
kuat”, kKenapa anda harus mandi. Kalau misal akan ada tamu
datang, atau badan anda gatal-gatal, anda akan bergegas
Kitab Iimu Vibrasi | Arif Rahutomomandi. Segenap pengetahuan tentang “cara” tidak menjadi
berguna, tidak akan diaplikasikan, kalau belum menemukan
“why’. Di bab selanjutnya, saya membahas lebih dalam,
mengapa alam semesta bekerja dalam hukum-hukum alam
semesta yang demikian itu tadi. Mengapa alam semesta
“perperilaku”, memantulkan pancaran kita? Nah, saya mencoba
membahas penjelasannya, berdasarkan ilmu pengetahuan
modern. Saya berharap, setelah anda memahami hal itu, maka
hukum-hukum alam semesta yang tadi kita bahas, akan
menjadi semakin jelas. Dan anda akan berkata, “oh, pantas saja
cara kerjanya demikian”.
Subject keilmuan yang banyak saya gunakan dalam
pembahasan, adalah ilmu fisika modern, terutama ilmu fisika
quantum. Saya sebenarnya, dulu gak suka-suka amat dengan
yang namanya ilmu fisika. Mungkin, anda juga. Namun, setelah
tahu manfaatnya buat apa dalam hidup, akhirnya mau belajar.
Memang rumit belajar soal ilmu fisika quantum, namun jangan
kuatir, Dalam buku ini, saya akan membahasnya, dengan
bahasa yang sesederhana mungkin, sehingga bisa ditangkap
oleh orang awam sekalipun. Tapi saya jadi berandai-andai,
seandainya guru di sekolah mengaitkan mata pelajaran,
dengan aplikasi kehidupan. Tentu, kita akan sangat antusias
sekali belajar xixixixi.
er
;
2. TERPESONA DI SAMUDERA QUANTUM
A. Manusia Sebagai Transmitter dan Receiver
Di akhir bab pertama, saya katakan bahwa, saya akan
menguraikan sedikit perihal ilmu fisika quantum. Begini,
simplenya, ilmu fisika quantum, adalah ilmu yang membahas
hal-hal yang halus, bahkan super halus, yang tidak bisa dilihat
dengan mata telanjang tanpa alat bantu. Jika kita melihat
sebuah batu, maka kajian dari ilmu fisika quantum, bukan
membahas wujud batu itu secara penampakannya, melainkan
membahas bahan-bahan, komponen-komponen, unsur-unsur,
yang menyusun batu itu. Saat sebuah benda material (dalam
contoh tadi adalah batu), kita pecah atau kita urai sampai kecil,
dan proses penguraian itu, dilakukan terus menerus, apa yang
akan didapatkan?
Kalau kita mengingat pelajaran zaman sekolah dulu, kita
akan menemukan molekul, lalu kita akan menemukan atom, lalu
kita akan menemukan partikel (proton, neutron, elektron) dan
seterusnya. Nah, yang dibahas oleh ilmu fisika quantum, adalah
membahas hasil penguraian benda material itu tadi. Jika kita
bahas secara detail, ini terus terang akan memusingkan.
Memusingkan anda, dan juga memusingkan saya tentunya
Kitab lmu Vibrasi | Arif Rahutomohahahaha, karena saya tidak kuliah di jurusan ilmu fisika. Oleh
karenanya, saya menerjemahkannya dengan bahasa yang
sangat dangkal (sederhana). Namun saya kira, sampai di sini,
anda sudah cukup mendapatkan gambarannya, tentang apa itu
ilmu fisika quantum. Minimalnya, anda menyadari, bahwa apa
yang anda lihat sebagai “benda material padat”, sesungguhnya
semuanya itu dibentuk oleh bahan-bahan “yang lebih halus.
Lalu, apakah manfaatnya memahami hal itu dalam kehidupan
nyata?
Begini. Sebenarnya, banyak teori dan hasil eksperimen
dari ilmu fisika quantum itu. Namun dari sekian banyak, ada
satu eksperimen ilmu fisika, yang kalau kita ketahui intinya,
sangat mencengangkan. Eksperimen itu bernama, “double slit
experiment”, atau percobaan dua celah / celah ganda. Awalnya,
eksperimen dua celah dilakukan, untuk mengenali bagaimana
perilaku cahaya (light). Namun ternyata, eksperimen ini,
menghasilkan informasi yang lebih jauh, yang menurut saya
sangat “spiritual”. Dari tersebut, singkatnya,
diketahui bahwa ternyata perilaku “bahan dasar” material (atom,
partikel dan sebagainya), juga dipengaruhi oleh kesadaran
manusia, bahkan dipengaruhi niat dari manusia yang
melakukan eksperimen tersebut. Bagaimana niat si peneliti,
eksperimen
akan menentukan hasil penelitiannya.
Konsekuensinya, jika kesadaran, iat manusia
mempengaruhi “perilaku” bahan halus pembentuk material
padat, maka itu berarti, manusia terlibat dalam membentuk
realitas kehidupannya. Sudah paham? Saya tegaskan lagi.
Alam semesta dan kehidupan anda, itu khan realitas material
“padat” khan? Nah, logikanya, jika bahan pembentuk yang
halus, dari material padat, ternyata merespon kesadaran anda,
merespon niat anda. Bukankah sangat masuk akal, jika kita
katakan, apapun yang terjadi dalam hidup anda, hanyalah
Merupakan respon bahan halus pembentuk alam semesta,
terhadap diri anda? Jika sampai uraian ini, masih juga belum
jelas. Ikuti saja dulu, alur pembahasan di bab ini. Oke oke? He
he he he he he.
Mengacu pada hasil penelitian HeartMath Institute,
ternyata, manusia ini memancarkan sesuatu getaran tertentu,
yang sifatnya listrik sekaligus magnet (bisa disebut semacam
elektromagnetik). Jangkauan atau cakupan getaran ini, aslinya
tidak diketahui persis seberapa jauh. Minimalnya, sejauh
rentang tangan kanan dan tangan kiri anda. Lalu, ada apa
dengan getaran ini? Ternyata, getaran yang manusia
Pancarkan itu, mempengaruhi segala sesuatu, termasuk benda-
benda / hal-hal di sekitar anda. Darimana sumber getaran ini?
Kalau saya mengacu pada Gregg Braden, seorang ilmuwan dan
Kitab Ilmu Vibrasi | Arif Rahutomopenulis buku, sumber getaran itu, berasal dari dinamika pikiran
dan emosi (perasaan) manusia. Kualitas getaran itu, tergantung
bagaimana isi pikiran dan isi emosi manusia. Nah, kata vibrasi
yang sering saya gunakan, dan bahkan menjadi judul dari buku
ini, adalah getaran ini.
Vibrasi, dalam arti kata sederhananya adalah getaran.
Vibrasi yang saya bahas, adalah getaran yang anda pancarkan,
yang mempengaruhi segala sesuatu di sekitar anda. Sudah
saya jelaskan nih, jadi tolong jangan dikaitkan antara kata
vibrasi, dengan vibrator alat bantu seksual itu ya, hahahahaha.
Untuk memudahkan pemahaman anda, berikut ini, saya
tampilkan gambar dari HeartMath Institute :
The Heart is about 100,000 times stronger
electrically & up to 5,000 times stronger
magnetically than the brain.
cepyigne > tatane of Mogettoseearch Center
a Kitab mu Vibrasi | Arif Rahutomo
Dari gambar di atas, saya yakin anda sudah dapat gambaran.
Tapi mungkin ada di antara anda, yang gak percaya. Ah, mosok
sin? Kalau vibrasi itu ada, kok saya tidak melihatnya?
Gini, coba pegang hape anda, dalam kondisi menyala.
Anda melihat hape anda itu khan. Tapi, apakah anda percaya,
bahwa hape anda itu, ada sinyal telekomunikasinya? Tentu
anda percaya, meskipun anda tidak melihatnya. Kalau anda
tidak percaya, perhatikan sms-sms yang masuk. Kalau tidak
ada sinyal, sms tidak bisa anda terima. Jika anda sulit
mempercayai keberadaan sinyal telekomunikasi, perhatikan
saja perihal kehadiran sms-nya. Sama halnya, anda tidak bisa
melihat wujud angin seperti apa. Tapi saat anda melihat ranting
pohon, dedaunan, pakaian yang anda jemur, bergerak,
bergoyang, anda tahu, bahwa itu ada angin, angin itu ada. Saat
wujud tidak bisa dilihat, anda bisa mengenali keberadaan wujud
itu, dari “tanda-tanda” keberadaannya. Vibrasi, tetap ada,
sekalipun anda tidak percaya.
Kembali ke gambar HeartMath Institute yang saya
‘insert’ di atas, Perhatikan, di atasnya, ada tulisan begini, “the
heart, is about 100.000 times stronger electrically, and up to
5.000 times stronger magnetically, than the brain”. Artinya
kurang lebih begini, “jantung, sekitar seratus ribu kali lebih kuat
secara listrik dan lebih dari lima ribu kali lebih kuat secara
ee,
Kitab IImu Vibrasi | Arif Rahutomomagnet, daripada otak”. Maksudnya gimana? Begini. Tadi saya
katakan sebelum saya insert gambar, bahwa, sumber dinamika
getaran / vibrasi, bersumber dari pikiran dan emosi manusia.
Pikiran dan emosi manusia, abstrak wujudnya untuk diukur.
Oleh karenanya, sains modern menduga bahwa, otak (brain)
adalah diduga sebagai sebagian penampakan fisik dari pikiran,
dan jantung (heart) adalah diduga sebagai sebagian
penampakan fisik dari emosi / perasaan.
Kedua organ tubuh itu, ternyata memiliki medan listrik
dan medan magnet. Setelah dibandingkan medan listrik dan
medan magnet antara keduanya, ternyata, kelistrikan dan
kemagnetan jantung, berlipat-lipat lebin besar kekuatannya,
daripada otak. Sehingga bisa dikatakan, kekuatan vibrasi /
getaran perasaan / emosi, jauh lebih besar daripada pikiran.
Artinya, “positive thinking”, tidak berdampak banyak dalam
hidup kita, kalau kita “negative feeling’. Saya dulu sering
berkata, “you are what you think”. Semenjak memahami ilmu
vibrasi, kata-kata saya berubah menjadi, “you are what you
feel”. Kalau kita kaitkan pada pembahasan awal, terkait double
slit experiment, jadi nyambung penjelasannya. Bahwa vibrasi
manusia inilah, yang mempengaruhi perilaku atom, partikel, dan
apapun “benda halus” yang menyusun sebuah benda material
padat / realita.
Kitab Ilmu V Rahutomo
Saat anda sedang membaca buku ini, apakah anda
sedang berdo’a? Rata-rata jawabannya, mungkin anda akan
menjawab, “tidak”. Jawaban itu tidak bisa disalahkan, karena
dalam keseharian, kita memahami do’a sebagai ritual agama.
Kalau saya beragama Islam, misalnya saya berdo’a dengan
bacaan tertentu, di jam tertentu, dengan tata cara tertentu.
Dalam bahasan vibrasi, konsep do’a, pengertiannya tidaklah
demikian. Do'a adalah vibrasi itu tadi, getaran yang anda
pancarkan, itulah do’a yang sesungguhnya. Karena getaran
rasa berlipat-lipat lebih kuat, makanya saya katakan, “rasamu,
adalah do’a mu”. Sehingga, anda selalu berdo’a setiap saat,
setiap waktu, termasuk saat anda membaca buku ini.
Pernah suatu saat, ada yang tidak setuju dengan
statement saya ini. Yang tidak setuju mengatakan, “doa itu, ya
kalimat bacaan yang kita panjatkan saat ritual itu”. Gini Iho. Jika
do’a identik dengan kata-kata, bagaimana nasib orang bisu?
Apakah dia tidak bisa berdo’a? Buktinya, orang bisu juga
do’anya dikabulkan Tuhan. Sampai pada bahasan ini, kita bisa
mengerti, kenapa orang-orang terdahulu, sesepuh kita
berpesan, agar kita selalu “eling lan waspodho”, dengan
segenap lintasan dalam pikiran dan emosi kita. Karena itu
adalah do’a, yang bahkan kita tidak sadari. Jadi, manusia itu
tidak mungkin tidak pernah berdo’a.
ee
Kitab Iimu Vibrasi | Arif RahutomoPernahkah anda mengalami semacam begini. Suatu hari
anda misalnya pergi ke suatu tempat, menggunakan sepeda
motor. Pas di tengah jalan, ada operasi polisi lalu lintas. Anda
tenang aja, karena merasa surat-surat anda lengkap. Eh, anda
tidak diberhentikan, tidak diperiksa, kendaraan anda tidak
distop, dipersilahkan terus melaju. Bandingkan dengan situasi
begini. Anda berangkat dari rumah, sampai tengah jalan, anda
sadar, bahwa surat-surat anda (SIM dan STNK), tertinggal. Tapi
anda mau balik lagi ke rumah, udah tanggung. Anda teruskan
perjalanan. Namun, dalam perjalanan itu, anda “was-was’,
anda tidak tenang. Eh, “ndilallah”, anda ambil jalan dimana di
situ ada razia lalu lintas. Anda pun kena tilang. Mengapa
demikian? Dalam kisah pertama, anda tidak memancarkan
getaran rasa was-was, dalam kasus kedua, anda terus menerus
memancarkan getaran rasa was-was.
Contoh sederhana itu, dan berbagai cerita sejenis, tentu
adalah cerita yang sering anda alami sehari-hari. Itu bukan
peristiwa biasa. Itu adalah bukti, bahwa “rasa” anda, vibrasi
anda, mempengaruhi realita di dalam kehidupan anda. Anda
semua, kita semua, adalah “praktisi vibrasi’, sadar atau tidak,
tahu ataupun tidak. Bila kita mundur ke belakang, ke bab
pertama, dimana kita membahas berbagai hukum alam
semesta. Ya inilah penjelasannya, apa yang memicu hukum
Kitab Hm
tarik menarik?, apa yang dipantulkan oleh hukum gaung /
gema?, ya vibrasi anda itu. Getaran rasa, yang anda akses.
Life, is not happening to us, life is responding to us. Kehidupan,
tidak terjadi kepada kita (kita jadi korban), kehidupan, merespon
diri kita sendiri (kita berkontribusi).
Coba anda perhatikan, bagaimana alur hidup artis-artis,
yang sering menyanyikan lagu-lagu “galau”. Amati apa yang
terjadi, dengan kehidupannya. Mengapa, hampir sebagian
besar (tidak semua) dari mereka, kehidupannya menjadi mirip,
bahkan ada yang sama persis, dengan tema-tema dalam lagu-
lagu mereka? Kesemuanya itu, bukanlah kebetulan. Nyanyian,
adalah juga do’a. Karena saat menyanyi, ada keterlibatan
“rasa”, yang otomatis akan menjadi sebuah vibrasi tertentu,
yang direspon alam semesta. Lalu, perlahan mewujud jadi
nyata. Loh, khan mereka tidak tahu? Anda menjatuhkan gelas
dengan sengaja, atau anda menyenggol gelas tidak sengaja,
gelasnya tetap jatuh ke bawah, dan bisa pecah. Sengaja atau
gak sengaja, tahu atau tidak tahu, alam semesta akan
merespon dengan hukum yang berlaku.
Demikian pula dengan do’a. Anda berdoa secara
sengaja, dikabulkan. Anda berdo’a secara tidak sengaja, juga
dikabulkan. Ini soal getaran / vibrasi yang anda pancarkan.
Inilah sebabnya saya katakan, memahami ilmu vibrasi sangat
Kitab Ilmu Vibrasi | Arif Rahutomo