Anda di halaman 1dari 298
KITAB ILMU VIBRASI Manusia, Tuhan dan Alam Semesta “ Buku ini tidak memberikan jalan ke luar... Buku ini menawarkan jalan ke dalam ” PNM Kolii eM UTiM pdt) [EskaPubtishing | KITAB ILMU VIBRASI Penulis : Arif Rahutomo / Arif Rh Editor, Desain Cover dan Layout : @bagussaryadi Penerbit : eSKa Publishing Cetakan Pertama, Desember 2017 Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengcopy dan memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini dalam bentuk apapun tanpa seizin tertulis dari penerbit. All rights reserved. PROLOG Perubahan kualitas hidup adalah kalimat, yang cukup mewakili semua bentuk upaya manusia. Ada yang ingin lebih sukses, ada yang ingin lebih bahagia, ada yang ingin bentuk tubuhnya lebih ideal, ada yang ingin naik pangkat, ada yang ingin lebih sabar, ada yang ingin lebih pemaaf, ada yang ingin lebih spiritual, dan sebagainya. Kesemuanya itu jika kita perhatikan, adalah wujud dari hasrat terdalam pada diri manusia, untuk selalu beranjak menuju keadaan yang dianggap lebih baik. Meskipun, keadaan yang lebih baik ini, tentu sangat relatif ukurannya. Terkait hal ini, sisi buruknya, tentu saja ada. Karena yang namanya keinginan, tidak pernah ada ujungnya. Yang kalau tidak diwaspadai, bisa mengganggu hadirnya sikap menerima kehidupan apa adanya. Namun dalam hal ini, mari kita melihat sisi baiknya. Yaitu bahwa, hasrat menuju keadaan lebih baik inilah, yang menggerakkan manusia untuk bergerak, bertumbuh, dan berevolusi. Saya pribadi, sebagai bagian dari umat manusia itu sendiri, juga demikian. Segenap pengalaman hidup yang tidak meng-enak-kan, menjadi pemicu bagi saya untuk bertanya, mempertanyakan dan mencari jawaban. Dalam perjalanannya, Kitab (mu Vibrasi | Arif Rahutomo ternyata tidak mudah, untuk mencari jawaban yang saya cari. Apalagi yang lebih tidak mudah adalah, mempertanyakan hal- hal, yang selama ini saya genggam kuat dalam keyakinan. Namun sekali lagi, hasrat bertanya sedemikian kuat, “jika apa yang saya pahami selama ini sudah benar adanya, mengapa banyak hal buruk, yang terjadi dalam hidup saya?”, “mengapa seolah keberuntungan menjauh dari kehidupan saya?”. Mengapa begini?, mengapa begitu? Dan segudang pertanyaan lainnya, yang kalau saya tuliskan di sini, akan sangat panjang daftar pertanyaannya. Ketidakmampuan untuk menemukan jawaban, atas pertanyaan-pertanyaan di dalam diri, sempat mengantarkan saya pada sebuah persepsi bahwa, “Tuhan Tidak Adil”. Paling enak, memang menyalahkan Tuhan. Ya, dalam benak saya saat itu, Tuhan itu gimana sih? DIA yang menciptakan kita, tapi mengapa DIA tidak bertanggungjawab atas ciptaannya? Saya sedang susah hidupnya, mengapa saya tidak DIA tolong? Oleh karenanya, dalam buku ini, pada bab-bab awal, saya bercerita tentang masa lalu saya, sebelum sampai pada pemahaman sekarang ini. Saya bercerita perihal pencarian saya tentang, “Ke- Maha-Adil-an Tuhan”. Salah satu harapannya, saya bisa mewakili kegundahan banyak orang, yang punya banyak Kitab Ilmu Vibrasi | Arif Rahutomo pertanyaan yang serupa atau mirip-mirip. Berdasarkan yang saya ketahui, dari Pertanyaan-pertanyaan kepada saya di media sosial, ternyata benar. Banyak orang juga mengalami yang saya rasakan. Tidak sedikit orang, sebenarnya sedang mencari jawaban, atas pertanyaan yang “itu-itu saja”, Hingga saat ini, saya sudah menulis tiga buku. Buku pertama berjudul, “The Power Of Mind ; Membongkar Rahasia Kekuatan Pikiran, Emosi dan Alam Semesta”. Buku kedua berjudul, “Change Your Vibration, Change Your Life”. Buku ketiga berjudul, “The Science Of fkhlas Pasrah ; Menyibak Keajaiban Ikhlas Pasrah”. So, buku yang sedang anda baca ini, adalah buku saya yang ke-empat. Ke semua buku saya, termasuk buku ini, membahas tentang rahasia kehidupan. Bahwa realitas hidup, tidak terjadi secara kebetulan. Kehidupan yang kita jalani, adalah proyeksi dari diri kita sendiri. Kesialan juga demikian. Semua peristiwa buruk, selalu ada kontribusi dari diri kita sendiri, Yang pada akhirnya, kita bersama perlu berupaya membangun sikap, untuk lebih bertanggung jawab dalam hidup. Karena tidak mungkin menjadi sehat, dengan cara menyuruh orang lain yang berolahraga dan menjaga pola makan. Lalu, kalau semua buku intinya sama, lalu apa bedanya di buku ke-empat ini? Perbedaannya banyak. Salah satunya adalah, saya melibatkan sosok Sunan Kaliurang, ee Kitab Ilmu Vibrasi | Arif Rahutomo untuk menulis buku ini bersama dengan saya, Arif Rh. Siapakah Sunan Kaliurang itu? Sunan Kaliurang adalah sosok imajiner, yang ada dalam diri saya sendiri. Sunan Kaliurang adalah nama yang saya berikan, pada serangkaian nilai dan sikap yang ideal, yang ingin saya capai. Jika anda pernah belajar NLP (Neuro Linguistic Programming), maka Sunan Kaliurang adalah Part (bagian) dalam diri saya. Jika anda pernah belajar ego state terapi, Sunan Kaliurang, adalah ego state yang mewakili sifat-sifat ideal kebijaksanaan. Mengapa Sunan Kaliurang ini saya hadirkan? Begini, salah satu kekurangan saya adalah, sulit menerima nasihat. Saya lebin mudah menerima nasihat, dari diri saya sendiri. Namun, bagaimana mungkin saya dapat menasihati diri saya sendiri? Hal itu menjadi mungkin, saat saya memerankan dua pribadi dalam satu badan. Sehingga, dalam badan yang satu ini, saya bisa menjadi pelaku, sekaligus menjadi pengamat. Saat sebagai Arif Rh, saya kadang kesulitan melihat apa yang salah dalam diri saya sendiri. Namun, saat berperan sebagai Sunan Kaliurang, nampak jelas, apa yang perlu saya benahi di dalam diri Arif Rh. Ini bukan berarti saya mengalami gejala Split Personality. Ini cuman sebuah trick psikologis, yang sengaja saya gunakan, sehingga saya memiliki penasihat imajiner dan Kitab Imu Vibrasi | Arif Rahutomo teman diskusi yang selalu hadir, kapan pun waktunya dan dimana pun saya sedang berada. Bagi saya, hidup ini seperti permainan puzzle. Puzzle, adalah sebuah permainan, dimana ada sebuah gambar utuh, yang dipotong-potong dengan pola tertentu. Jika kita bermain puzzle, maka tugas kita adalah, menyusun potongan-potongan gambar itu, kembali menjadi gambar utuh. Dalam hidup, seiring kesadaran kita bertumbuh, kita menemukan kepingan-kepingan puzzle itu satu per satu, yang akan mengantarkan kita mengenali gambar utuhnya. Gambar utuh itulah jawaban, atas semua pertanyaan yang ada dalam diri kita. Lalu, apakah anda perlu. membaca buku-buku karya saya yang sebelum- sebelumnya? Kabar baiknya, itu tidak perlu. Karena buku keempat ini, adalah sekaligus rangkuman, revisi dan evolusi dari buku-buku sebelumnya, plus banyak hal-hal baru, yang tidak dibahas dalam buku-buku sebelumnya. Jika anda pernah membaca buku-buku karya saya yang sebelumnya, kemudian anda menemukan semacam konsep, bahasan atau gagasan yang berlawanan, dengan yang anda baca di buku ini, itu bukanlah sebuah kekhilafan pemahaman. Begini, seiring waktu berlalu, pemahaman saya berubah dan tersempurnakan secara bertahap, dan ini adalah proses tiada akhir. Itulah sebabnya, saya selalu men-stop peredaran buku- CE ee ee Kitab Ilmu Vibrasi | Arif Rahutomo buku sebelumnya, saat akan meluncurkan buku terbaru. Tujuannya, supaya anda tidak bingung. Jadi sekali lagi, jika anda sudah membaca buku ini, anda tidak perlu membaca buku-buku karya saya yang sebelum-sebelumnya. Kecuali, mau koleksi dan berniat melacak evolusi pemahaman saya. Lalu, apakah isi buku ini adalah pemahaman yang sempurna? Sangat gegabah kalau saya mengatakan hal demikian. Karena sebagaimana saya katakan tadi, evolusi pemahaman, adalah never ending process. Masih banyak kepingan puzzle yang perlu kita cari. Judul buku ini adalah, “Kitab llmu Vibrasi ; Manusia, Tuhan dan Alam Semesta”. Sebuah judul yang saya kira, mewakili semua jawaban yang kita cari. Saat kita sudah memahami diri manusia, memahami Tuhan dan memahami alam semesta, rahasia kehidupan akan terbuka sangat lebar. Semua persoalan hidup, sebabnya adalah, ada yang salah dalam salah satu, salah dua atau ketiganya. Kita perlu tahu, mana yang kita perbaiki. Hubungan kita dengan manusia lain, hubungan kita dengan Tuhan, hubungan kita dengan Alam Semesta atau kesemuanya. Ketika ketiganya harmonis, maka segala persoalan, akan selesai, menemukan jalan keluar, “dengan sendirinya”. Jika piknik mengajak anda melakukan perjalanan ke luar diri. Buku ini, mengajak anda melakukan perjalanan ke dalam Rahutomo dir. Banyak orang yang mengatakan, kalau orang stress, itu karena kurang piknik / jalan-jalan. Kalimat itu tentunya, mengarah pada jalan-jalan ke berbagai penjuru tempat di bumi ini. Sejauh apapun, anda telah mengunjungi berbagai tempat di bumi ini, bahkan hingga sampai ke luar negeri. Sudahkah anda berjalan ke dalam, menelusuri diri anda sendiri? Diri sendiri, adalah sebuah tempat rahasia, yang jarang sekali dikunjungi orang. Di dalam diri sendirilah, semua jawaban akan ditemukan. Semoga buku ini, mampu menjadi teman untuk memandu perjalanan anda, dalam menemukan jawaban yang dicari. Jika ada yang cocok dan baik, ambillah. Jika ada yang buruk, atau tidak cocok, jangan dipaksakan untuk digunakan. Namun saya yakin, seburuk-buruknya, buku ini bisa memberikan satu atau dua kepingan puzzle dalam hidup anda. Selamat membaca. Thaaaanks !! Kitab Imu Vibrasi | Arif Rahutomo UCAPAN TERIMA KASIH Kalau saya mengedepankan ego, saya bisa katakan, bahwa buku ini adalah hasil karya saya, menggunakan tenaga saya, diketik dengan laptop saya, dan merupakan buah pikiran saya. Namun saat mengesampingkan ego ke-aku-an yang ada, jelas ada banyak pihak yang berperan, baik secara langsung maupun tidak langsung, sehingga buku ini bisa tercipta. Tanpa peran mereka semua, pemahaman saya, tidak akan pernah sampai pada level ini. Oleh karenanya, dalam kesempatan ini, izinkan saya mengucapkan terima kasih yang sebesar- besarnya kepada ; 1. Allah S.W.T, yang telah dan masih memberikan saya hidup hingga saat ini. Memberikan banyak nikmat dan anugerah yang tiada terhitung. Yang memberikan inspirasi, sehingga saya bisa menuangkan apa yang saya pahami, ke dalam buku ini. 2. Orangtua saya, yang telah melahirkan, mendidik, merawat, membesarkan dan menyekolahkan saya. Atas perjuangan dan ketulusan merekalah, saya bisa menjadi seperti sekarang ini. 3. Istrisaya, Zakiyah Darojah, yang menemani saya menjalani hidup, yang mendewasakan saya dengan kesabarannya, serta berkenan menjadi teman_ diskusi yang memberdayakan. Saya bertumbuh hingga menjadi sekarang ini, salah satunya adalah, karena menikah dengannya. Sunan Kaliurang, yang memudahkan saya menjadi observer atas diri saya sendiri. Meskipun dia adalah sosok imajiner, namun perannya saya rasakan sangat nyata, dalam kehidupan saya. Para guru sekaligus sahabat-sahabat saya ; Ifan Winarno, Gobind Vashdev, Ronald Adrianto, Hendri Harjanto, Prasetya M. Brata, Setiaji Wijaya, Rizal Sastrapraja, Beniarti Dwi Pratiwi, Waidi Akbar, Ryan Martian, Zukhruf Firdaus, Gede Prama, Antonius Arif, Yan Nurindra (alm), Ronggo Sutikno (alm), Dheni Ambar Susanti, Ari Suryani, Harba Dwi Karsono, Sumiyanto, Feri Budi Mulyana, Iwan Wijaya, I.W. Sujianto, Muhammad Nurul Banan, Wawan Kirmawan, Eka Suksmawati, Agung Webe, Noeryanto A. Dhipuro, Andreas Anaya Pasolympia, Efendi Wang, Frans Hananto, dan masih banyak lagi yang tidak saya sebutkan. Terima kasih telah memberikan banyak pelajaran berharga dalam hidup saya. Para alumni kelas pelatihan saya, baik kelas public maupun kelas corporate. Yang telah mempercayai saya, sebagai Kitab Imu Vibrasi | Arif Rahutomo teman belajar anda semua. Meskipun anda semua menganggap saya sebagai guru, saya merasa lebih tepat disebut sebagai teman belajar anda. Saya banyak belajar dari anda semua. Para guru imajiner saya ; Gregg Braden, Lynne Mc Taggart, David R. Hawkins, Frank Kinslow, Richard Bartlet, Ki Ageng Suryomentaram, Erbe Sentanu, Rhonda Byrne, Wallace D. Wattles, R. Paryana Suryadipura, Syech Siti Jenar, Sunan Kalijaga, Jalaluddin Rumi, Niels Bohr, Thomas Young, Albert Einstein, Nikola Tesla, Hale Dwoskin, Gary Craig, Adi W. Gunawan, Ariesandi Setyono, Jamil Azzaini, Eric Pearl, Donna Eden, Fritjof Capra, Agus Mustofa, Ibnu Athaillah, Stephen Hawking, Michio Kaku, Sir Isaac Newton, Warner Hesienberg, Erwin Schrodinger, Rupert Sheldrake, BossDarling, dan masih banyak lagi yang tidak saya sebutkan. Saya memang belum belajar secara langsung dengan anda semua. Namun, tulisan-tulisan dan video ceramah-ceramah anda semua, telah banyak mengubah hidup saya. Mark Zuckerberg, pendiri Facebook. Terima kasih telah menyediakan sarana bagi saya, untuk bisa mengenal dan berkomunikasi, dengan sahabat-sahabat yang hebat. Bagi saya, Facebook bukan sekadar media sosial biasa. Saya Ea Kitab mu Arif Rahutomo banyak mengalami pertumbuhan kesadaran, sejak aktif di Facebook. 9. Pendiri Google, melalui search engine, YouTube, android dan segala macam layanannya, yang memudahkan saya dalam mencari bahan belajar, mendapatkan data dan segala informasi yang saya butuhkan. Bagi saya, google adalah sebuah universitas, yang sangat besar kontribusinya dalam hidup saya. ‘ 10. Laptop Macbook Pro Retina Display milik saya, yang menjadi sarana bagi saya dalam berkarya, baik membuat tulisan, berselancar di dunia maya, maupun membuat slide materi pelatihan. Meskipun engkau bukan manusia, jasamu sangat besar adanya. Sangat terima kasih. 11. Bill Gates, pendiri Microsoft Corp. Tulisan ini saya buat menggunakan Microsoft Word karyamu. Dan sejak dulu, saya selalu menggunakan software buatan perusahanmu. Kita memang belum pernah berjumpa, dan entah bisa berjumpa atau enggak. Yang jelas, very very big thanks. 12. Semua pihak yang tidak saya sebutkan. Yang secara langsung, maupun tidak langsung, berkontribusi dalam kehidupan saya. Thanks for all. a , Kitab IImu Vibrasi | Arif Rahutomo DAFTAR ISI Halaman 1. Pencarian Ke-Maha-Adil-an Tuhan A. Masa Depan Nampak Sangat Cerah B. Masalah Datang Bertubi-tubi, What Happened? C. Bagaimana Keluar Dari Semua Masalah Ini?............-. 29 D. Semakin Akrab dengan Keberuntungan.......cseesereree 34 E. Memahami Hukum-hukum Alam Semesta............++--+-38 F. Berjalan Ke Luar versus Berjalan Ke Dalam...............50 2. Terpesona Di Samudera Quantum . Manusia Sebagai Transmitter dan Receiver ...........+. 55 . Attention, Connection dan Intention .......ccceeeee 67 . Pembuktian Fenomena Vibrasi . Eksperimen Melihat dan Merasakan Vibrasi ............. 117 . Praktek LoA, Tidak Ada Perubahan, Why? F. Formula Untuk Mengubah Hidup. 3. Semakin Dalam, Semakin Besar, Semakin Kuat mogogw > A. Alam Semesta Besar, Alam Semesta Kecil..............- 133 B. Lapisan Conscious dan SUD-CONSCIOUS......1+ cre 136 Kitab imu Vil a < C. Belief (Keyakinan) dan Value (Nilai)...........cecccssee0e1 57 D. Rasa ; Sarana Komunikasi Sub-conscious ..........0. 168 E. Cara Mengidentifikasi Belief dan Value... 174 F. Change The Past, Change The Future .........cc1.0.0000.183 4. Vibrasi Force dan Vibrasi Power A. The Map of CONSCIOUSNESS......+.cccccccssssessssessssesseesee 186 B. Pilar Jagad dan The Maharishi Effect......0....c00-:s00-0.206 C. Indikator Force atau Power ; Perasaan .......cccsesceee214 D. Indikator Force atau Power ; Pola Kejadian .........0.... 214 E. Indikator Force atau Power ; Tubuh F. Indikator Force atau Power ; Benda / Makhluk G. H. Vibration and The Nature Of Lif@....csscccccccsssesseseseee ibrasi dan Keadaan Finansial . _Uang dan Level Kesadaran . Uang Adalah Energj.... - Tiga Jebakan Finansial dan Solusinya . Servo Mechanism dan Syariat Finansial ... Start Termudah Mengubah Keadaan Finansial......... 263 . The Miracle Of Batas Bawah . Batasan Angka Finansial dan Merasa Layak IroOnmmMmoc0m> . Kemiskinan versus Kesederhanaan Need ; Wadah Finansial Kitab Iimu Vibrasi | Arif Rahutomo J. Helping versus EMpPOwe ring... 289 K. Balung Sugih, Balung Kere L. Aliran “Napas Keuangan’.......... M. Sedekah, Melipatgandakan Rezeki ; Benarkah?. N. Membebaskan Diri Dari Jeratan Hutang .........-s 310 6. Vibrasi dan Kesehatan Fisik A. Menjaga Kesehatan ; Holistic Approach.......--+.:++ 321 B. Penyakit Fisik dan Sebab Emosinya 331 C. Accepting dan Meta Accepting. 350 D. Vibrasi dan Quantum Healing .. 357 7. Vibrasi, Pernikahan dan Keluarga 8. A. Menikah ; Jalan Mengubah Hidup Pasangan Anda ; Cerminan Diri Anda Sendiri . Nasib, Nasab dan Koneksi Silang . Hubungan Seks dan Pertukaran Informas . Akumulasi Vibrasi Suami dan Istri.......-sssseeseceeees . Superman dan Batu Crypton... ibrasi dan Kualitas Pekerjaan / Bisnis Knowing Your Passion, Change Your Vibration . . Mengidentifikasi Wujud Kongkrit Passion. . Memory Alam Semesta dan Passion ... . Single Focus dan Multi FOCUS ......cssecseseereeecere . Menemukan Spiritual PaSSiON........:cssseree erin Snmoop mogowpp> I a | Kitab {imu Vibrasi | Arif Rahutomo 9. Metode dan Teknik Mengelola Vibrasi A. Teknik Napas B. Teknik Heart Coherence C. Teknik Air D. Teknik Manipulasi Endorphine ..........ccesseeeereseene 464 E. Teknik Tidur Maksimal Jam 22.00... cscs 465 F. TWO POWits: TeChiiQue sccsesssssscarccsexevassveassiaxanateanaconnes 466 G. Metode Earthing...... H. Teknik Ho’oponopono I. The Sedona Method............. J. Teknik Negosiasi Antar-Parts.......c0cceseceeeeese 485, K. Teknik Jin Shin Jyutsu.... sediusernect cease seacneowein A OO: 10. Stop Playing God, Start To Surrender A. Mengkaji Ulang “The Secret’... 492 B. Kemelekatan versus Letting Go 497 C. Wujud Pelepasan Dalam Keseharian...........e00se 505 D. Akumulasi Unlimited Factors. 513 E. Terhubung Kepada Kesadaran Tertinggj ............0++ 519 F. Ikhlas Itu Tulus, Bukan Tools... 525 G. Mendefinisikan Ulang Kata Keajaiban 531 11. Epilog ; Menjadi Praktisi IIlmu Vibrasi A. Ilmu Vibrasi ; Teori versus Praktek........cssseseeee 536 B. Perubahan Instant, Mungkinkah?........ssseseeeeee 541 Kitab Imu Vibrasi | Arif Rahutomo C. Kurva Pembelajaran Hidup . D. Dua Jalur Manifestasi E;, BubbIC OF ROGUE seccumasessoceswsercieresvivaricsvssesrseimesseset F. Lawan Dari Kebenaran, Adalah Kebenaran.............. 562 G. Alam Semesta ; Berpola AtaU ACak? .....cceceeeereee 568 H. Find Your Own Style, Find Your Own Formula .. Sekilas Tentang Penuli: Recommended Books dan Ti is | Kitab Ilmu Vibrasi | Arif Rahutomo 1. PENCARIAN KE-MAHA-ADIL-AN TUHAN A. Masa Depan Nampak Sangat Cerah Saya lahir dari keluarga yang secara ekonomi, biasa saja. Anak sulung dari dua bersaudara, adik saya satu, perempuan. Ayah saya seorang guru sekolah dasar, kemudian menjadi kepala sekolah, dan kembali menjadi guru di akhir- akhir masa pensiunnya. Ibu saya seorang ibu rumah tangga. Persoalan finansial, adalah persoalan yang sudah cukup menjadi langganan, meskipun dibilang kekurangan banget sih enggak. Cuman, cukup sering saya melihat ayah dan ibu bertengkar soal uang. Maybe, keadaan itulah yang memicu ayah saya, mendidik saya sangat keras, untuk menjadi pintar di sekolah. Harapannya, suatu saat, kehidupan saya jauh lebih baik dari apa yang sudah dialaminya. Ayah saya sangat disiplin, sehingga kalau saya tidak mau belajar bisa dimarahi. Dulu sih saya kesel banget ya digituin. Nonton televisi dibatasi. Minta dibelikan Nintendo (zaman itu Playstation belum ada), tidak dibelikan. Ya ampun, masa kecil saya kurang bahagia hahahahaha. Namun akhirnya saya bisa memahami, bahwa semua yang dilakukan itu, adalah bentuk kasih sayang dan kepedulian orangtua, kepada anak- Kitab Ilmu Vibrasi | Arif Rahutomo anaknya. Karena didikan ayah saya yang sangat disiplin itu, saya menjadi anak yang “pintar” di sekolah. Semasa sekolah dasar (SD), saya selalu menempati ranking / peringkat pertama. Bahkan mewakili sekolah, dalam berbagai lomba di level kecamatan dan level kabupaten. Padahal zaman itu, di desa saya belum ada listrik. Masih pake lampu minyak tanah. Tapi keadaan itu tidak menjadi penghalang bagi saya, untuk berprestasi. Prestasi saya berlanjut hingga SMP. Meskipun saya tidak mampu menempati rangking pertama di kelas, saya hampir selalu “nongkrong” pada 10 besar di kelas. Sekolah saya SMP itu, adalah sekolah yang paling “the best’ di kabupaten saya. Ini tentunya membuat ayah saya bangga. Berlanjut ke SMA, saya diterima di SMA favorit di kabupaten saya. Sewaktu di kelas 1 SMA (sekarang disebut kelas 10), prestasi saya sangat anjlok. Saat itu saya sedang asyik mempelajari ilmu tenaga dalam, ilmu silat dan ilmu “kesaktian”. Saya lebih suka wirid dan dzikir, daripada belajar. Saya pernah ceritakan pengalaman saya tentang hal ini, dalam rekaman suara yang saya bagikan gratis dan di artikel saya di website saya. Di caturwulan pertama (dulu uji coba sistem caturwulan), nilai raport saya, ada 5 nilai merah. Jelas ini membuat ayah saya shock, Namun, dalam perjalanannya, / am back. Saya kembali sering “nongkrong” di peringkat 10 besar di thu Vii Arif Rahutomo kelas. Ah, ayah saya kembali bisa tersenyum bangga dengan anak sulungnya ini wkkkk. Oh ya, sejak SMP, kayaknya di rumah sudah ada listrik. Tapi persisnya kelas berapa, saya lupa. Lanjut ke jenjang kuliah, pesan ayah saya sederhana, “kuliah di universitas negeri”. Karena ayah saya merasa tidak mampu, jika saya kuliah di perguruan tinggi swasta. Saat itu, saya berjuang “menembus” UGM, Universitas Gadjah Mada. Saya sangat-sangat berharap, bisa menembus UGM ini. Karena saya melihat, masa depan saya bakalan sangat cerah, kalau saya kuliah di situ. Dan ternyata, 3 kali tes, saya gagal. Dua kali tes masuk Diploma 3 (D3) gagal, UMPTN (Ujian Masuk Perguruan Tinggi Negeri) juga gagal. Itu adalah stress terberat saya yang pertama, selama saya menjalani hidup. Pada momen itu pulalah, saya mulai mengenal yang namanya rokok. Hahahahahaha. Ya cuman ngrokok itu, gak “lari” ke hal yang “aneh-aneh”. Daripada pusing nganggur, saya sekolah diploma 2 (D2) Jurusan Komputer dan Perbankan. Baru menempuh studi 1 tahun, saya ikut UMPTN lagi. Namun kali ini ada yang berbeda, saya “gak ngarep-ngarep” amat. Lolos ya syukur, enggak lolos ya sudah. Saya tuntaskan kuliah D2 ini. Bahkan saat hari pengumuman, saya “ogah-ogahan” nyari koran. Rada siangan, Kitab Ilmu Vibrasi | Arif Rahutomo saya pinjam sepeda teman, buat nyari koran. Dan saya persen. Saya melihat, masa depan saya sangat cerah. Clear bersorak gembira, ternyata ada nama saya tertera di koran. Ya, bright future. saya diterima di sebuah perguruan tinggi di Jawa Tengah. Bukan UGM, tapi gak masalah, yang penting kuliah di B. Masalah Datang Bertubi-tubi, What Happened? universitas negeri. Biayanya murah. Memulai awal kuliah, Singkat cerita, semua mata kuliah sudah saya ambil. sudah seperti saya duga, saya harus hidup super hemat. Tinggal mengerjakan tugas akhir, yaitu skripsi. Saya mengawali Karena kiriman uang saku dari orangtua sangat sedikit. Jadi gak penyusunan skripsi, dengan melihat-lihat skripsi-skripsi kakak bisa sedikit borju hahahahaha. Tapi, karena keadaan itu, angkatan terdahulu. Saya juga mengamati judul-judul skripsi semakin memicu saya untuk mengubah keadaan saya. Enggak | teman-teman saya. Ah, judul skripsinya semuanya biasa saja, enak hidup dengan keterbatasan finansial begini. Dan saya i enggak keren. Saya yang merasa sebagai mahasiswa spesial pun, menjadi mahasiswa kutu buku. dan cerdas, merasa ‘tidak level” mengambil judul-judul skripsi Perpustakaan kampus dan perpustakaan universitas, yang “pasaran’ itu. Ya, ego saya sangat besar. Merasa pintar, adalah dua lokasi yang sering sekali saya kunjungi. Ya ngapain merasa mampu, merasa jenius, bahkan merasa lebih brilliant lagi, mau foya-foya dan bergaya engga bisa. Mau kemana- : dari para dosen. Lha, pernah itu, ada dosen saya bikin mana, gak punya sepeda motor. Sejak semester pertama, “mangkir’ mengajar. Indeks Prestasi (IP) saya 3 koma. Bahkan saat semester 3, IP Gara-garanya, pak dosen ngajarin ilmu statistika, kok saya 3,87. Tertinggi satu angkatan di jurusan saya, Administrasi keliru. Saya interupsi, beliaunya sewot dan menyuruh saya Negara. Prestasi ini terus berlanjut, hingga semester-semester membaca buku dengan judul “anu”, penulisnya “anu”. Lha, saya akhir, menjelang penyusunan skripsi. Saya menjadi mahasiswa udah tamat baca itu buku, dan bukunya saat itu saya bawa. yang “menonjol’, bahkan Taenlacl aaa emas” dalam | Saya buktikan bahwa dia salah. Beliau sepertinya malu luar pandangan dosen. Bahkan seringkali, ketika ada pertanyaan biasa, dan tidak mengajar. Mata kuliah itu pun, pertemuan dari mahasiswa kepada dosen saat mengajar, dosen meminta selanjutnya, diteruskan oleh dosen lain, yang menurut saya saya yang menjawab. Dan jawaban saya sering benar 100 lebih cerdas. Dosen kok goblok, begitu dalam benak saya. SS Kitab Ilmu Vibrasi | Arif Rahutomo Kitab [mu Vibrasi | Arif Rahutomo Lalu, saya pun mengambil judul skripsi yang tidak lazim, seingat saya, judulnya “Rasionalitas Pemerintah Dalam Kebijakan Publik”. Judul yang sungguh keren, saya sendiri sekarang baca judulnya, pusing dengan maksud judulnya, hahahahahaha. Nah, itu yang dirasakan teman-teman saya. Judul skripsi yang “aneh’. Dosen pembimbing saya, sudah memberikan nasihat, bahwa judulnya “sulit’, tapi saya “ngeyel”. Akhirnya judul tersebut disetujui. Skip, skip, skip. Sampailah pada saat seminar proposal skripsi saya. Ini adalah sebuah “rekor”. Karena mahasiswa yang hadir dalam seminar proposal skripsi saya, buanyak sekali. Sehingga pelaksanaan seminarnya, harus menggunakan ruangan yang berkapasitas besar. Sangat bisa diduga, banyak yang bingung dengan skripsi saya. Ah, otak mereka kurang encer, makanya enggak nyandak. Proposal skripsi saya pun di-acc, dan diizinkan untuk mencari data di “lapangan”. Tapi apa yang terjadi? Saya benar-benar kesulitan mencari data yang saya butuhkan. Benar kata dosen pembimbing saya, this is too difficult. Saya benar-benar stress, stuck. Sampai berbulan- bulan, saya tidak mengerjakan skripsi saya. Kegundahan semakin kuat, tatkala melihat teman-teman saya, yang menurut saya “jauh lebih enggak cerdas” dibandingkan saya, mulai wisuda satu per satu. Saya pun mulai Arif Rahutomo Kitab Umu Vil menyalahkan diri saya sendiri, “mengapa aku mengambil judul yang sulit itu?”. Ya, penyesalan selalu datang di akhir, kalau datang di awal namanya pendaftaran. Akhirnya karena stuck lama sekali, saya “ngilang” dari kampus. Dan pada saat itulah, seorang teman, menawari saya sebuah bisnis, yang dalam pandangan saya, bisa menjadi jalan kesuksesan saya. Saya tidak serta merta meng-iyakan, untuk bergabung dalam bisnis itu. Selang beberapa waktu, saya pun bergabung dalam bisnis itu. Saya pun larut dalam kegiatan bisnis itu, dan mengabaikan skripsi saya. Orangtua saya mulai sering bertanya, kok lama sekali saya lulusnya? Saya bilang, bahwa skripsi saya berbeda, jadi agak lama proses menyelesaikannya. Saya sudah memulai kesalahan saya, yaitu tidak jujur dengan orangtua. Namun dalam hati terdalam, saya kasihan dengan orangtua saya. Karena saya tidak lulus-lulus, beban tanggungan mereka membiayai saya, tidak segera usai. Oleh karenanya, pada suatu saat, saya mengambil sebuah keputusan yang sangat berani. Keputusan “membakar kapal’. Ya, saya mengatakan kepada orangtua saya, bahwa saya butuh uang sebesar 4 juta rupiah. Uang itu untuk membeli komputer, agar saya bisa segera menyelesaikan skripsi. Selama ini, saya mengerjakan skripsi di rentalan komputer. — Kitab Ilmu Vibrasi | Arif Rahutomo Orangtua saya mengatakan, bahwa mereka tidak punya uang sebanyak itu. Saya katakan, ini uang terakhir yang saya minta dari mereka. Setelahnya, saya tidak akan minta uang lagi. Alias, mereka tidak perlu mengirim saya uang tiap bulan. Saya cerita, bahwa saya menjalankan sebuah bisnis, yang bisa mengantarkan saya kepada keberhasilan. Ternyata, tidak mudah meyakinkan mereka. Namun pada akhirnya, setelah menjual beberapa harta mereka, saya membawa uang sebesar 4 juta rupiah itu. Oh ya saya belum cerita di awal, saya kuliah di Purwokerto, dan orangtua saya saat itu, masih berdomisili di Indramayu. Setelah saya sampai di Purwokerto, saya gunakan uang 2 juta rupiah, untuk membeli sebuah laptop bekas. Merknya Compaq. Uang masih sisa ada 2 juta, sebagian saya gunakan untuk beli hape, sisanya saya simpan untuk bertahan hidup. Ternyata, skripsi saya tetap stuck. Akhirnya, skripsi tidak saya kerjakan, sesuai janji saya kepada orangtua. Saya malah asyik dengan bisnis saya itu. Dan ternyata saya baru sadar, menjalankan bisnis tersebut, tidak semudah yang saya bayangkan di awal. Padahal bisnisnya sangat bagus menurut saya. Cadangan uang mulai menipis, sementara penghasilan dari bisnis itu, belum seberapa. Saya pun mulai “bermasalah”. Bagi saya sekarang, atau mungkin bagi anda saat membaca, Kitab Hmu Vi masalahnya biasa saja. Namun bagi saya saat itu, that's not easy. Saya terjepit dalam berbagai rasa, rasa bersalah kepada orangtua, rasa takut dikeluarkan dari universitas karena tidak lulus-lulus, ditambah lagi, saya mulai kesulitan membeli makan untuk bertahan hidup. Belum lagi, bayar kamar kost tiap bulan. Namun dalam keadaan itu, saya tetap sombong. Ya, karena saya berbisnis, saya sedemikian mengedepankan gengsi. Ingin nampak sukses di mata orang lain. Harapannya, agar orang lain tertarik bergabung dengan bisnis saya, karena melihat penampilan saya. Attitude inilah yang perlahan mendorong saya, untuk mulai berani “utang’. Nampak sangat keren, padahal sebenarnya “kere” (miskin) wkkkk. Utang saya di sana sini, sedikit sedikit, tapi ke banyak orang. Sehingga kalau dijumlah, cukup besar bagi saya saat itu. Saya sering berbohong di warung enggak bawa dompet, padahal kalaupun dompet dibawa, ya enggak ada isinya. Dalam keadaan sesulit itu, saya masih tidak mau jujur dengan orangtua. Karena saya takut mereka kecewa, alas kebohongan saya. Keadaan_ ini berlangsung lama. Dan puncaknya, orang yang saya sukai, dia lulus duluan dan menikah dengan orang lain. Kami memang tidak ada hubungan apa-apa. Tapi kami sudah saling tahu, isi hati masing-masing. Istilahnya, “teman tapi bukan teman’, eee Kitab Ilmu Vibrasi | Arif Rahutomo semacam itu kayaknya hahahahaha. Itulah untuk pertama kalinya, saya merasakan bagaimana rasa sakitnya “patah hati”. Yang pada suatu hari, saya mengerti sebabnya, yaitu kemelekatan. Ini yang akan kita bahas nanti. Dengan menggenggam “bara api patah hati” itu, saya menempatkannya sebagai “dendam positif’. Saat itu saya belum mengenal ilmu vibrasi, jadi ya dikiranya, itu energi yang baik sebagai sumber motivasi. Karena buktinya, semenjak patah hati, saya jadi sangat semangat mengerjakan bisnis saya. Usaha saya “gila-gilaan”, pagi siang malam. Tapi apa hasilnya? Stuck juga. Minim pemasukan dari sana, malah pengeluarannya banyak sekali, buat ikut acara kesana kesini, biaya transport kesana kemari dan sebagainya. Bisnis gak berkembang, keuangan tidak baik, utang dimana-mana, skripsi terbengkalai, dan patah hati. Saya merasa menjadi orang tersial di dunia. Dan semakin terasa deritanya, saat ibu kost menagih bayaran kamar kost, sementara pada saat itu, saya tidak ada uang untuk membayarnya. Mulailah saat itu kepikir yang “aneh-aneh”, termasuk kepingin mengakhiri hidup. Serius. Meskipun belum sampai pada tahap eksekusi, saya sudah_berkali-kali berpikir, “kalau mati, kayaknya semua masalah ini selesai”. Lintasan pikiran ini bukan hanya sekali dua kali, sehari bisa berkali-kali. Hingga Kitab Ilmu suatu waktu, sudah menjelma menjadi semacam suara di telinga, “mati aja Rif, selesai”. Saya ketakutan, ya, kepingin mengakhiri hidup, tapi takut mati. Ini maunya apa ya hahahahahaha. Takut hidup, juga takut mati. Where do | should be? Saya pun akhirnya tidak berani tidur sendiri, takut benar- benar saya lakukan apa yang ada dalam pikiran. Saya lebih sering tidur berpindah-pindah, hari ini di kost-an si X, besok di kost-an si Y, dan seterusnya. Itu cukup efektif meredam “suara- suara aneh’ di telinga. Dan karena teman-teman dimana saya nebeng itu, semangat mengerjakan skripsi, saya akhirnya “ketularan”. Sepertinya, perihal skripsi ini, perlu saya selesaikan terlebih dahulu. Cuman saya takut ke kampus, karena kuatir ditagih teman yang memberikan saya pinjaman. Tapi, saya beranikan diri untuk menuntaskan satu hal, yang mungkin bisa saya selesaikan, skripsi. Saya pun mengambil keputusan, yang belum pernah terjadi dalam sejarah di kampus saya. Saya mengubah judul skripsi saya, alias, saya mulai dari awal lagi. Saya ambil judul skripsi yang “pasaran”. Judul-judul yang dulu saya cibir wkkkk. Keputusan itu, jelas mengagetkan dosen pembimbing saya. Daripada stuck, ya mendingan ganti judul khan? Dan saya mulai dari awal, termasuk mengadakan seminar proposal skripsi. Namun karena judulnya pasaran, Kitab Iimu Vibrasi | Arif Rahutomo tidak se-fenomenal dulu. Yang hadir dalam seminar proposal skripsi saya, hanya 10 orang hahahaha. Ora masalah, sing penting lulus son. Singkat cerita, proposal skripsi saya di-acc dosen. Dan saya mulai turun ke lapangan lagi, mencari data. Setelah data terkumpul, apakah saya selesaikan skripsinya? Tidak, saya kejebak males-malesan, plus keteteran dana untuk mengerjakan skripsi. Mau minta orangtua, malu, karena sudah janji tidak akan meminta uang lagi. Perihal utang saya di sana sini, juga belum kelar. Oh ya, saya juga nunggak bayar SPP kampus beberapa semester. Saya putus komunikasi dengan orangtua saya cukup lama, seingat saya, bahkan saat lebaran pun tidak pulang kampung. Karena takut dan malu, apabila kebohongan saya terbongkar. Skip skip skip. Saya sudah 16 semester, alias 8 tahun belum lulus. Saya pun dipanggil oleh Pembantu Rektor |, karena saya terancam dikeluarkan dari kampus. Sebabnya ada dua persoalan, yaitu ; nunggak bayar SPP beberapa semester dan masa studi yang sudah sangat lama. Kenyataan ini pun, masih belum bisa menggerakkan saya untuk bersegera. Saya lebih dominan larut, meratapi keadaan. Menyesali segenap keputusan, yang saya anggap keliru. Menyalah- nyalahkan diri sendiri, atas utang-utang yang belum mampu saya lunasi. Juga ada dendam kesumat dengan yang namanya wanita, “lihat kalau aku sudah sukses nanti, kamu akan menyesal’. Padahal kenyataannya, sukses dari mana, bisnis saya stuck, karena saya tidak fokus dalam mengerjakannya. What should | do? | have no idea. C. Bagaimana Keluar Dari Semua Masalah Ini? Dalam keadaan itu, dalam pikiran saya, tidak ada jalan lain. Ya, saya minta tolong sama Tuhan aja. Bukankah dia Maha Penolong? Kalau aku rajin ibadah, kayaknya akan ada Jalan keluar. Saya pun mulai sering wirid lagi dan shalat. Namun solusi yang saya harapkan, tidak kunjung datang. Lama-lama saya jengkel, buat apa shalat?, buat apa wirid? Saya butuh bantuan cepet, kok tidak dikasih-kasih?! Kalau solusinya saya mesti usaha, lalu buat apa ada Tuhan? Usaha ya usaha aja khan? Gak penting itu adanya Tuhan. Jengkel banget saya sama Tuhan. Engkau tidak adil Tuhaaaan !! Engkau tidak bertanggungjawab Tuhaaan !! Semenjak itu, saya skeptis dengan agama. Ritual agama, saya tinggalkan. Saya anggap tidak ada gunanya, tidak ngefek dalam hidup saya. Sampai pada cerita ini, saya tidak tahu, adakah di antara anda, yang sedang mengalami kejengkelan sebagaimana saya dulu ini? Jengkel kepada Tuhan, keren khan? wkkk, Sekarang kalau ingat suasana bathin ea Kitab tmu Vibrasi | Arif Rahutomo Kitab Hmu Vibrasi | Arif Rahutomo. na saya Saat itu, saya jadi malu sendiri. Saya tertawa, ya, saya mentertawakan diri saya sendiri. Sudahlah, itu memang kudu begitu jalan ceritanya. Oke kita lanjutkan ceritanya. Yuk, kita kembali ke laptop. Untuk bertahan hidup, saya masih kecandungan dengan utang, pinjem sana pinjem sini, jual hal-hal yang saya punya. Misalnya, jual buku-buku yang pernah saya beli. Lumayan buat beli makan. Saya juga bekerja sebagai seorang tenaga pengajar, di sebuah lembaga kursus komputer. Saya mengajar Microsoft Windows, Microsoft Office dan SPSS (Statistical Program for Social Science). Sekali ngajar, satu sesi durasi 30 menit, saya dibayar 6 ribu rupiah. Jelas tidak cukup buat hidup sebulan. Tapi ya lumayan lah. Lalu bagaimana utang-utang saya yang sebelumnya? Ya belum saya bayar hahahahahaha. Apakah saya tidak mampu membayar? Aslinya, kalau dicicil, ya sedikit demi sedikit bisa terbayar, meskipun jangka panjang. Cuman mentalitas saya saat itu, ngaco banget. Kalau ada duit, prioritaskan. Saat itu juga, saya punya tanggungan di sebuah malah buat yang lain-lain. Utang tidak saya koperasi simpan pinjam, dan saya menggadaikan BPKB sepeda motor adiknya teman saya, sebagai jaminannya. lItu saya nunggak berbulan-bulan, sehingga yang didamprat sama debt collector adalah teman saya. Hingga suatu ketika, saya Kitab Ihmu Vibrasi | Arif Rahutomo dimarahi habis-habisan sama teman saya itu. Padahal dia adalah teman baik saya. Tapi sejak saat itu saya sadar betul. Bahwa selama ini, ada mentalitas yang salah pada diri saya, saya mengandalkan utang. Kalau utang mikirnya cepet, urusan membayar utang, mikirnya lama. Suatu hari, datangnya sebuah surat via pos. Ternyata itu surat dari ayah saya. Saya tidak tunjukkan apa isi surat itu di dalam buku ini, tapi di sesi pelatihan, saya tunjukkan. Setelah baca surat itu, saya menangis. Dan kemudian, saya jujur, terbuka tentang keadaan yang saya alami. Tentu orangtua saya kecewa. Namun sejak itu, dada saya “plong” rasanya, lega. Anehnya, seolah jalan hidup saya dipermudah. Saya dulu tidak tahu apa penjelasannya, karena belum paham apa itu ilmu vibrasi. Tanpa sadar, saya sudah mempraktekkannya, bahwa ; “saat dada kita sempit, hidup akan sulit, saat dada kita lapang, hidup menjadi gampang”. Skripsi saya juga lancar banget prosesnya, tiba-tiba banyak sekali keajaiban. Dan akhirnya, saya lulus, tepat 1 hari sebelum tanggal saya terkena Drop Out (DO), 29 September, saya lupa tahun berapanya, mau bongkar arsip dokumen lama soal ini, ah males nyarinya hahahaha. Tanggal 30 September adalah terkait gerakan G 30 S PKI, makanya saya ingat betul tanggal dan bulan kapan saya lulus. Hari wisuda datang, dan Kitab Hmu Vibrasi | Arif Rahutomo itulah kali pertama, saya merinding dan meneteskan air mata, Satu per satu, utang bisa saya lunasi. Mentalitas saya dulu yang saat menyanyikan lagu Indonesia Raya, Yess, akhirnya saya mengandalkan utang, sudah meniada. Berganti menjadi, “apa lulus. Ploong rasanya, karena saya merasa tidak punya dosa keahlianku yang bisa jadi uang ya?" Kalau dulu mikirnya, “siapa sama orangtua. Tidak lagi merasa bersalah. Tidak lagi dicekam saja ya, yang bisa saya pinjam uangnya?’, hahahahaha. rasa takut. Tinggal satu persoalan, utang-utang saya gimana Sebuah pembelajaran “yang mahal”, setelah mengalami, baru ya? Ah itu nanti, yang jelas urusan skripsi kelar dulu. Itu dipikir mengerti. nanti. Cara melunasinya gimana? Mbuh, ora weruh. Singkat cerita, suatu hari, di kantor tempat saya bekerja Setelah lulus, suatu hari, saya makan bubur kacang hijau bareng teman saya itu, ada dialog antara saya dengan dia. di sebuah warung burjo. Eh, ada teman saya, bukan teman satu Teman saya bilang, ada temannya seorang guru SMP, yang kampus. Saya awalnya kenal dia, di bisnis yang pernah saya rata-rata grade kelulusan siswanya, cukup rendah. Dan si guru jalani. Orangnya baik, juga cerdas. Dia bilang, ada kerjaan buat itu, mencari orang yang bisa mengajarkan kepada siswa, : i saya. Dan akhirnya, saya dengan dia kerja di sebuah lembaga bagaimana bisa dapat nilai yang baik. Teman saya pendidikan karakter. Tapi tidak lama, kami berdua ditawari | menawarkan, “kita ambil tawaran itu yuk?”, “oke”. Saat itulah | bekerja di sebuah lembaga pendidikan yang lainnya. Teman untuk kali pertama, saya pelan pelan “terjerumus”, ke dunia saya itu, memegang posisi sebagai manager Sumber Daya training pemberdayaan diri. Hanya dengan hanya berbekal Manusia (SDM). Sementara saya, dipercaya sebagai manajer pengalaman saya, yang track record nilai akademisnya baik di bidang pendidikan. sekolah, saya pede banget. Karena apa yang saya sampaikan Gaji saya lumayan saat itu, bisa buat hidup. Hanya saja, nanti, saya sudah mengalami, bukan sekadar teori. Teman saya saya tetap kepikiran, gimana cara melunasi utang-utang saya? juga memberikan materi, kami duet. Itu tetap mengganjal rasanya. Oleh karenanya, selain saya Pada waktunya, hari pelaksanaan training untuk para bekerja sebagai manajer, saya juga membuka jasa analisis data pelajar SMP itu dilakukan. Kami tidak menyangka, respon para statistik. Dan ini lumayan. Karena banyak mahasiswa gak peserta dan pihak sekolah, sangat baik. Pada hari paham statistik, saya mendulang cukup banyak uang dari situ. pengumuman kelulusan Ujian Nasional, ternyata terjadi en 1a Kitab Imu Vibrasi | Arif Rahutomo Kitab [mu Vibrasi | Arif Rahutomo peningkatan grade kelulusan, yang cukup drastis di sekolah itu. Berita itu, menyebar dari mulut ke mulut, antar guru dan kepala sekolah, dari berbagai sekolah. Di situlah mulai ada banyak undangan, dari para kepala sekolah kepada kami, untuk memberikan pelatihan / training, kepada para pelajar di sekolah mereka. Oleh karenanya, saya dan teman saya membutuhkan “bendera”, yang menaungi kami berdua. Lahirlah nama, Kayyisu Excellent. Kayyisu, berasal dari bahasa arab, “al kayyis”, artinya cerdas. Excellent, berasal dari bahasa Inggris, artinya unggul. Saat itu, saya hanya menggunakan nama Arif Rahutomo, nama lengkap saya, belum menggunakan nama Arif Rh. Dari gaji bulanan sebagai manajer, usaha jasa analisis data statistik, dan dari undangan training di sekolah-sekolah. Keuangan saya mulai membaik. Semakin bisa melunasi utang-utang saya. D. Semakin Akrab dengan Keberuntungan Karena undangan training di sekolah-sekolah mulai banyak, saya dan teman saya mulai memperbanyak khasanah keilmuan, yang terkait dengan dunia pemberdayaan diri. Supaya lebih professional, tidak hanya mengandalkan pengalaman saja. Di situlah saya semakin memahami arti, “saat murid siap, sang guru akan datang”. Tiba-tiba nemu buku ini, Kitab mu Vibrasi | Arif Rahutomo kebetulan nemu artikel itu, ndilallah dapet info pelatihan anu. Yang kesemuanya mulai menjadi jawaban, atas apa yang menjadi pertanyaan saya selama ini. Terutama menjawab, kenapa ya dulu kayaknya hidup kok sulit sekali dijalani? Kenapa ya kok rezeki susah menghampiri? Kenapa ya sudah ibadah gini gitu, hidup tidak ada perubahan? Saya mulai melihat, hal- hal yang sebelumnya tidak saya lihat. Saya mulai “berkenalan” dengan ilmu Neuro Linguistc Programming (NLP), ilmu Hypnotherapy, ilmu NAC (Neuro Associative Conditioning), yang merupakan varian dari ilmu NLP, Psycho-Cybernetics, dan berbagai keilmuan yang terkait dengan dunia training pemberdayaan diri. Sempat ada “rasa penyesalan”, kenapa aku tidak belajar semua ini dari dulu ya? Kalau saja sejak dulu belajar, hidupku tidak seruwet itu, hahahahaha. Tapi semua sudah benar adanya. Awal belajar ini itu, untuk membuat materi training semakin sistematis dan berkualitas, bergeser menjadi kebutuhan, untuk semakin memperbaiki diri. Bukankah mengubah orang lain, akan lebih mudah, kalau diri sendiri sudah melakukan perubahan itu? Skip skip skip. Sampai suatu ketika, saya “dipertemukan” dengan dua buah buku, yang benar-benar “aha” bagi saya. Kedua buku itu adalah ; “The Secret” karya Rhonda Byrne dan “Quantum Ikhlas”, karya Erbe as Kitab lmu Vibrasi | Arif Rahutomo a Kitab Ilmu Vibrasi | Arif Rahutomo Sentanu. Asli, kedua buku itu the best pokoknya, dua buah buku terbaik, dari sekian banyak buku yang saya pernah miliki. Meskipun inti dari buku pemberdayaan diri, itu-itu aja. Namun kedua buku itu, menurut saya sangat spiritual. Kedua buku itu, lebih memahamkan saya tentang, bagaimana keterhubungan antara Manusia, dengan Tuhan dan Alam Semesta. Kedua buku itu bercerita tentang, tidak ada kebetulan di dalam hidup. Semua peristiwa hidup, sebenarnya kita sendiri yang mengundangnya. Saya langsung flashback ke belakang, refleksi dan evaluasi diri, “apa yang salah di dalam diri saya ya?” Saya mulai bergeser mindset. Dari yang dulu mudah menyalahkan pihak di luar diri, menjadi mulai melihat ke dalam diri. Kata guru saya Gede Prama, berkenaan dengan hal ini, ada tiga tahapan evolusi kesadaran seseorang. Tahap pertama ; saat seseorang mudah menyalahkan apa-apa yang ada di luar diri, maka orang itu belum belajar dan perlu belajar. Tahap kedua ; saat seseorang mulai melihat kesalahan di dalam dirinya sendiri, maka seseorang itu sudah mulai belajar. Dan tahap ketiga ; saat seseorang berhenti menyalah-nyalahkan, maka seseorang itu sudah selesai belajar. Dari 3 tahapan itu, berarti saya sudah sampai pada tahap kedua. Mungkin anda penasaran, apa sih yang saya dapatkan dalam kedua buku itu? Sabar, itu saya bahas di point selanjutnya, supaya tidak tumpang tindih pembahasannya. Semenjak bertemu kedua buku itu tadi, hidup saya semakin asyik. Semakin banyak keberuntungan, semakin banyak kebetulan. Hingga puncaknya, saya dan teman saya, mendapatkan sebuah project pelatihnan yang sangat besar untuk beberapa hari. Saking besarnya budget pelatihannya, kami perlu membayar 3 orang lagi, sebagai asisten kami untuk menjalankan project nya. Kemajuan banget, kami sudah bisa membayar orang lain, hahahahahaha. Dengan datangnya project itu, tentunya kami mulai membutuhkan fokus yang lebih, waktu yang lebih dan energi yang lebih. Pada situasi dan kondisi ini, saya mulai keteteran membagi energi, fokus dan waktu antara 3 hal, yaitu ; tugas saya sebagai manajer, tanggungjawab saya mengurusi jasa analisis data statistik dan menggarap project training. Saya harus memutuskan, mana yang akan saya jalani secara total. Setelah merenung, akhirnya, saya memutuskan resign / keluar dari pekerjaan saya sebagai manajer. Dan hanya mengerjakan dua hal saja, analisa statistik dan training. Teman saya, tidak bisa resign saat itu, karena satu dan lain hal. Dia baru memutuskan resign, setelah beberapa bulan kemudian. Kitab [mu Vibrasi | Arif Rahutomo E. Memahami Hukum-hukum Alam Semesta hidupnya lebih beruntung? Ya, kayak saya dulu itu. Saya tidak Apa yang saya pahami dari buku The Secret dan menyadari, bahwa alam semesta, kehidupan, lebih berpihak Quantum Ikhlas, adalah bahwa, kehidupan ini, ibarat permainan kepada mereka yang “paham aturan main”. Atau, kalaupun sepak bola. Sehebat apapun skill, keahlian teknis pemain sepak | tidak paham, mereka tanpa sadar, tidak melanggar aturan bola, entah itu menggiring bola, menggocek bola, merebut bola, mainnya. Sehingga mereka tidak dikeluarkan dari lapangan menendang bola, menangkap bola, dan sebagainya, menjadi ' permainan. Untuk memudahkan pemahaman tentang hukum tidak berarti, saat pemain sepak bola itu melangar aturan dalam alam ini, saya berikan contoh sederhana. Kalau anda melompat permainan sepak bola. Misalnya, seorang striker, dengan dari sebuah gedung tinggi, apa yang terjadi? Anda akan jatuh sengaja memegang bola berkali-kali dengan tangannya. Maka, ke bawah. Tidak peduli siapapun anda, baik yang percaya pemain itu bisa dikeluarkan dari lapangan permainan, kena benda selalu jatuh ke bawah, maupun mereka yang tidak kartu kuning, kemudian dapat kartu merah. Banyak orang percaya, tetap saja jatuh ke bawah. dalam kehidupan ini, terlalu memandang bahwa kehidupan Apapun akan jatuh ke bawah, sengaja maupun tidak hanya sekadar menguatkan kemampuan teknis. Dan tidak sengaja. Itulah hukum alam semesta. Anda tahu atau tidak, memahami aturan mainnya. mau belajar memahami cara kerjanya atau tidak, anda terikat Kita semua, adalah pemain sepak bola, dengan dengan dampaknya. Dengan ilustrasi ini, mendingan tahu dan kemampuan teknis masing-masing. Dan lapangan dimana kita i belajar bagaimana cara kerjanya khan? Sehingga dalam hidup, bermain sepak bola, adalah alam semesta, kehidupan. Sama i kita tidak melakukan hal-hal bodoh, yang mencelakakan diri kita halnya dengan permainan sepak bola, di lapangan bernama sendiri. Hukum alam semesta, adalah perwujudan dari alam semesta ini, ada aturan mainnya. Aturan main ini kehendak Tuhan itu sendiri. Kata guru saya, Gede Prama, bernama, hukum alam semesta, hukum kehidupan. Atau dalam hukum alam semesta adalah God As A Law. Sehingga ini ajaran agama saya, hukum-hukum ini disebut sebagai menjawab, menjawab mengapa hidup kita bermasalah. Bukan sunatullah. Apakah ada di antara anda, yang merasa lebih ; Tuhan kejam, atau menghukum. Kita yang melanggar aturan pintar, tapi orang lain yang anda anggap lebih tidak pintar, mainnya, dan kita akan menerima konsekuensinya. i ea Kitab Ilmu Vibrasi | Arif Rahutomo Kitab IImu Vibrasi | Arif Rahutomo Bisa saja, ada orang merasa sudah melakukan ibadah ini itu. Tapi hidupnya tidak ada perubahan kepada keadaan yang lebih baik. Mengapa? Karena dia melanggar aturan main dalam kehidupan. Jadi bagaimana? Ya itu tadi, memahami hukum alam semesta, adalah bab wajib dalam menjalani hidup. Nah, dalam kesempatan ini, saya akan memaparkan, setidaknya, ada 3 hukum alam semesta, yang minimalnya perlu kita pahami, sebelum kita membahas lebih jauh tentang ilmu vibrasi. Apa saja hukum-hukum alam semesta itu. Mari kita bahas satu per satu ; > The Law Of Attraction The Law Of Attraction, artinya hukum tarik menarik. Hukum ini, adalah hukum alam semesta yang dibahas dalam buku The Secret dan buku Quantum Ikhlas. Hukum ini kurang lebih bunyinya begini ; “apapun yang kita pikirkan, cepat atau lambat, akan mewujud dalam kehidupan kita, kalau kita banyak memikirkan hal yang baik- baik, maka hal baik yang akan hadir dalam hidup, kalau kita memikirkan hal-hal buruk, maka hal buruklah yang akan hadir dalam kehidupan kita”. Kalau mengacu pada buku The Secret, ada 3 hal / tahapan, yang perlu kita lakukan, untuk memanfaatkan hukum tarik menarik ini, yaitu ; ask, belive, receive. Kitab imu Ask, adalah tahapan meminta. Ya, kita perlu tahu, apa yang kita minta di dalam hidup. Target, sasaran, impian atau apapun istilahnya, adalah yang dimaksud dalam hal ini. Sebagaimana iklan sebuah minuman, “kutahu yang kumau”. Dalam hidup, apa yang anda minta? Hal baik, atau hal buruk? Mengapa ini saya tanyakan? Karena dalam kenyataannya, banyak orang lebih fokus kepada hal-hal buruk. Misalnya, kalau ada orang mau bepergian, kalimat yang sering digunakan adalah, “hati-hati di jalan ya?’, kenapa tidak, “rezeki-rezeki di jalan ya?”, Kalimat, “hati-hati di jalan ya”, seolah sudah menjadi kebiasaan dan budaya. Dan karena dianggap biasa, kita tidak sadar, bahwa kita selama ini membiasakan fokus kepada hal yang buruk. Tahapan kedua adalah believe, artinya yakin. Yakin tentang apa? Ya, yakin tentang yang kita minta tadi (ask). Kadang atau bahkan sering, kita meragukan apa yang kita minta / harapkan. Percayalah, apa yang kita mau, belum tentu selaras dengan apa yang kita yakini. Oke, saya berikan contoh begini. Kalau timnas sepak bola kita, PSSI (Persatuan Sepak bola Seluruh Indonesia), bertanding melawan timnas sepak bola negara Brazil, yang sudah beberapa kali menjuarai piala dunia. Kira-kira, anda Kitab Nmu Vibrasi | Arif Rahutomo sebagai warga negara Indonesia, anda kepinginnya, tim sepak bola mana yang menang? Jelas donk, sebagai warga negara Indonesia, kita maunya yang menang adalah PSSI. Tapi ketika saya tanya, “anda yakinnya, yang menang mana?’, bisa jadi jawabannya berkebalikan, anda lebih yakin bahwa Brazil yang menang hahahahaha. Itulah dia, apa yang kita maui, perlu kita cek lagi, apakah kita meyakininya, ataukah kita meragukannya? Anda yang kepingin sukses, belum tentu anda yakin bahwa anda bisa sukses. Anda yang ingin mencapai target, belum tentu anda yakin bahwa anda bisa mencapai target anda. lya khan? Itulah sebabnya, tahapan kedua sangat penting, you have to believe it. Tahap ketiga, mengacu pada buku The Secret, adalah receive. Receive artinya menerima. Dalam pemahaman umum, menerima ini adalah sebagai akibat kita sudah meminta dan meyakininya itu tadi. Jadi, kalau sudah minta dan yakin, cepat atau lambat, hal yang anda minta dan anda yakini, benar-benar akan mewujud dalam kehidupan nyata. Namun, saya memiliki pemahaman yang sedikit berbeda terkait point ini. Anda boleh saja tidak setuju dengan pemahaman saya ini, gak masalah. Jadi, dalam pemahaman saya, yang disebut sebagai receive itu, bukan sebagai, “anda menerima barang yang anda minta dan yakini’. Lalu apa itu receive? Receive adalah suatu sikap mental, sebelum sesuatu mewujud, anda sudah bersikap, seolah sesuatu itu sudah mewujud. Contohnya, anda kepingin punya mobil. Mobilnya sih belum ada, tapi anda sudah bikin garasinya. Nah, ini adalah contoh receive yang saya pahami. Masih belum jelas? Satu contoh lagi deh. Misal anda kepingin punya pasangan hidup. Pasangan hidup anda sih belum ada, anda masih jomblo. Tapi anda mengganti ranjang anda, yang tadinya hanya muat untuk anda sendiri, diganti dengan ranjang yang lebih besar. Sudah paham? Jadi bahasa gampangnya, sediakan dulu “wadahnya”, maka isinya akan menyusul hadir. Inilah makna yang saya pahanii, terkait tahapan receive. Dalam buku Quantum Ikhlas, sebenarnya masih Mmembahas = hukum ___tarik menarik, hanya — saja menambahkan faktor ikhlas sebagai pelengkap. Kemudian, Penekanannya lebih kepada, “what do you feel?”, bukan hanya positive thinking, tapi lebih ke positive feeling. Terus terang, saya lebih merasa cocok dengan konsep Quantum ‘khlas. Alasannya mengapa?, ini akan kita bahas di belakang nanti, di bab terpisah. Saya pribadi, belum pernah Ves Kitab !lmu Vibrasi | Arif Rahutomo Kitab Imu Vibrasi | Arif Rahutomo Ee ikut pelatihan Quantum /Ikhlas. Berjumpa dengan Erbe Sentanu juga belum pernah. Tapi saya sudah bisa menangkap point penting dan bagaimana mengaplikasikannya. Meskipun saya lebih condong menyukai buku Quantum Ikhias, saya tidak katakan apa yang dibahas dalam buku The Secret adalah salah. Keduanya saling melengkapi. Sehingga, saya rekomendasikan anda, membeli dan membaca kedua buku itu. Baca dulu yang The Secret, baru kemudian baca yang Quantum Ikhlas. Oh ya, The Secret juga ada videonya. Semacam film dokumenter. Bagus banget, wajib nonton. Jangan merasa rugi untuk membelinya. Kalau yang gratisan hahahahaha, di YouTube kayaknya ada, karena film ini sudah lama. Oke, saya kira, cukup jelas ya perihal hukum tarik menarik ini. Kita akan lanjutkan, bahasan hukum alam semesta yang lainnya, yaitu hukum gaung / gema. Hukum Gaung / Gema Kalau anda berdiri di sebuah bukit, lalu berteriak ke arah jurang, dimana di sana banyak tebung-tebing tinggi, maka teriakan anda, akan dipantulkan / berbunyi berulang- ulang. Dalam pelajaran ilmu pengetahuan alam, ini dinamakan fenomena gema / gaung. Dulu, saya memahami Kitab Ilmu Vi | Arif Rahutomo hal ini sebagai fenomena biasa saja, hanya sebatas, suara saya memantul dan berbunyi diulang-ulang. Namun seiring waktu, saya memandang fenomena gaung / gema adalah ayat-ayat spiritual. Bahwa alam semesta, kehidupan, akan selalu memantulkan berulang-ulang, apa kita pancarkan. Yang kita pancarkan ini, tidak hanya berupa suara dari mulut kita. Tapi suara-suara di dalam benak kita. Dan pemantulannya adalah berupa, suara-suara dalam benak itu menjadi kenyataan dalam hidup kita. Bukan hanya sekadar mewujud saja, tapi juga mewujud berulang-ulang, selalu hadir dalam perjalanan hidup kita. Apakah ini baik? Ada baiknya, ada buruknya. Tergantung apa yang kita “suarakan” di dalam hidup kita. Kita lebih sering menyuarakan hal positif atau hal negatif? Lalu bagaimana kita mengetahuinya? Simple, amati saja peristiwa-peristiwa dalam hidup. Apa yang berulang? Peristiwa baik, atau peristiwa buruk yang _ berulang? Kesialan, atau keberuntungan yang berulang? Mungkin, ada di antara kita yang pede mengatakan, “aku menyuarakan hal-hal yang baik kok, lalu kenapa hidupku begini?” Tidak penting seberapa pede anda, kehidupan selalu jujur, memantulkan apa adanya, sejatinya yang ada di dalam diri anda. Kitab Itmu Vibrasi | Arif Rahutomo Kalau yang mengulang, adalah perihal baik, tidak ada yang perlu dibahas. Ya tinggal diteruskan saja. Namun, kalau yang mengulang adalah perihal buruk, itu serius, tidak boleh diabaikan begitu saja, kecuali, anda memang mau menjalaninya demikian. Saya sering mendapatkan curhatan orang, yang mengalami pengulangan “kasus tidak enak”. Misalnya ; tertipu berulang-ulang, ketemu pasangan hidup yang kampret berulang-ulang, mendapatkan pegawai / karyawan yang error berulang-ulang. Kalau anda belum paham perihal ini, hal itu bisa dimaklumi. Tapi kalau misal anda sudah paham, sudah baca buku ini, lalu masih gak nyadar juga, itu namanya kebangetan hahahahaha. Hukum gaung ini pula, yang saya kira selaras dengan salah satu ajaran dalam agama saya, “Tuhan sesuai dengan prasangka hamba-Nya”. Bukan berarti Tuhan tidak punya jati diri. Menyesuaikan dengan prasangka hamba-Nya, adalah bentuk welas asih-Nya. Sesuai prasangka hamba-Nya, adalah sebuah bukti bahwa DIA tidak memaksakan kehendak-Nya, tapi justru memberikan hamba-Nya kesempatan dan kebebasan, untuk menentukan arah alur kehidupannya. Baik, saya kira jelas. Saya cukupkan pembahas hukum gaung / gema. Kita mu Vibr Arif Rahutomo akan masuk ke bahasan selanjutnya, hukum kekekalan energi. Hukum Kekekalan Energi Apakah ada di antara anda, yang sebelumnya pernah membaca tulisan, “hukum kekekalan energi?”. Kalau anda pernah menjalani sekolah formal, pasti pernah. Persisnya saya lupa, soal ini dibahas di jenjang sekolah yang mana. Hukum kekekalan energi, bunyinya begini ; “pahwa energi itu tidak bisa diciptakan, energi tidak bisa dimusnahkan, energi hanya berubah wujud, dari satu wujud, menjadi wujud yang lainnya’. Sebagai contoh, energi listrik. Misalpun Perusahaan Listrik Negara (PLN), tidak memanfaatkan aliran air, sebagai sumber pembangkit listrik, maka energi listrik sejatinya tetap ada, namun hanya sebagai sebuah potensi. Dalam ilmu fisika masih ingat khan, ada yang namanya energi potensial. Saat PLN menggunakan air sebagai pembangkit listrik, listrik hadir tidak lagi sebagai potensi, namun hadir sebagai energi yang aktual. Nah, setelah energi listrik ini aktual hadir, energi listrik, akan mewujud dari satu bentuk ke bentuk lain. Kalau disalurkan ke lampu, akan menjadi cahaya yang menerangi. Kalau disalurkan ke setrikaan, akan menjadi panas. Kalau Kitab Hmu Vibrasi | Arif Rahutomo disalurkan ke kipas angin, akan menjadi gerakan baling- baling kipas, dan seterusnya. Terus menerus begitu. Nah, dalam kehidupan, fenomena kekekalan energi itu, bukan hanya soal listrik. Pikiran kita, sikap kita, perbuatan kita, semua mengandung energi. Kita makan nasi, lalu diolah didalam mekanisme tubuh menjadi sesuatu energi, yang membuat kita mampu bertindak, berbicara, berpikir dan sebagainya. Semuanya adalah fenomena perubahan energi. Dalam cakupan yang luas, pemahaman bahwa energi itu kekal, adalah bahwa apa yang kita tabur, akan kita tuai. Kalau kita menabur listrik pada televisi, kita akan menuai gambar dan suara. Pernahkah anda mendengar pepatah, “becik ketitik, ala ketara?”. Pepatah itu, sebenarnya berbicara tentang hukum kekekalan energi. Hanya saja, dalam fenomena hidup, tidak sesederhana contoh listrik itu tadi. Namun supaya anda paham, saya berikan contoh nyata. Misal, anda pernah berbuat baik kepada orang lain, maka meskipun waktu berlalu, energi kebaikan anda itu kekal. Dan suatu saat akan kembali kepada anda, “cair” dalam bentuk yang tidak bisa kita duga, bagaimana caranya, kapan timing nya. Siapakah di antara anda, yang dulu pernah jadi “anak kost”? Saya pernah, dan umumnya | Kitab mu Vibrasi | Arif Rahutomo anak kost, pernah mengalami kejadian, dimana belum sampai awal bulan dapat kiriman uang dari orangtua, uang saku udah habis. Apa yang biasanya dilakukan? Biasanya, anak kost akan menggeledah kamar mereka sendiri. Membuka lemari, menggeledah semua saku celana. Menyibak-nyibak lipatan buku. Melongok ke semua laci dan kolong meja. Dari aksi “detektif’ itu, biasanya akan menemukan cukup banyak uang recehan. Yang kalau ditotal, jumlahnya cukup, untuk bisa bertahan hingga tanggal pengiriman uang saku bulang — selanjutnya. Senangnyaaa, walaupun menemukan uangnya diri sendiri. Pertanyaannya begini, anak kost itu nemu duitnya siapa di dalam segala benda di kamar yang dia geledah? Uangnya dia sendiri khan? Siapa yang meletakkan uang di tempat-tempat tersebut? Dia sendiri khan? Kapan? Beberapa waktu sebelumnya, bahkan bisa jadi sudah gak tahu lagi kapan meletakkannya di situ. Ya, dalam contoh ini, Perbuatan si anak kost di masa lalu, ternyata “menyelamatkan dirinya” di kemudian hari, Seperti itu pula, yang namanya hukum kekekalan energi. Kalau kita banyak berbuat baik, kita ibarat sedang meletakkan banyak uang, di banyak tempat. Suatu saat, kita akan menemukan uang Kitab mu Vibrasi | Arif Rahutomo yang kita letakkan sendiri itu, entah kapan, yang jelas, itu akan “menjadi jalan” atau “solusi” bagi diri kita sendiri. Dan sebaliknya, kalau anak kost ini sering meletakkan paku, jarum atau pecahan beling dimana- mana. Maka pada suatu saat, dia mungkin akan menginjak apa yang dia sebar sendiri, yang tentunya akan mencelakakan dirinya sendiri. Ini adalah penggambaran, saat seseorang banyak berbuat hal-hal tidak baik, dalam kehidupannya. Hukum kekekalan energi ini, memberikan garansi, agar kita jangan berputus asa. Karena mungkin, ada di antara anda, yang sedang berputus asa. Mungkin ada yang mengeluh, “aku sudah banyak melakukan hal baik, kok belum ada hasilnya?” Tugas kita, hanya menabur banyak hal baik. Perihal kapan yang kita tabur itu akan “cair’, itu bukan urusan kita. Yang jelas, hasil akan setia terhadap proses yang kita lakukan. Hasil, tidak akan mengkhianati proses yang sudah kita jalani. F. Berjalan Ke Luar versus Berjalan Ke Dalam Sebagaimana dalam permainan sepak bola, aturan mainnya tidak hanya satu aturan, dua aturan atau tiga aturan, melainkan banyak sekali. Maka aturan main kehidupan, sangat- sangat banyak dan jauh lebih kompleks, daripada permainan a Ea Kitab Ilmu Vibrasi | Arif Rahutomo sepak bola. Artinya, tiga hukum alam semesta yang saya uraikan di point sebelumnya, tidak mencakup keseluruhan hukum-hukum kehidupan yang berlaku di alam semesta ini. Saya tidak membahas semuanya, karena sangat banyak sekali. Saya hanya memilih beberapa hukum, yang sederhana dan bisa menjadi awalan, untuk memicu agar anda _tertarik menelusuri lebih jauh, apa saja yang tidak sempat saya bahas di sini. Pesan utamanya saya kira cukup jelas, kalau hidup banyak persoalan, apalagi berulang terus. Pasti ada aturan main kehidupan, yang sudah dilanggar. Lalu, apakah ujian hidup itu ada? Bukankah ujian hidup itu dari Tuhan? Ya, namun, pemahaman tentang ujian ini, perlu kita tinjau ulang. Bagi saya, dalam pemahaman saya sekarang, Tuhan memang menyelenggarakan ujian kehidupan. Tapi isi soal ujiannya, dan yang membuat soal ujiannya, adalah diri kita sendiri. Itulah sebabnya dikatakan, “Tuhan menguji hambanya, sesuai dengan kapasitas dan kemampuan hamba yang menanggungnya’”. Ya jelas aja pasti begitu, pasti ujian sesuai dengan kapasitas orang, yang menerima ujian. Lha wong yang bikin soal ujian itu diri sendiri. Kebanyakan orang, termasuk saya di masa lalu, ketika mendapatkan persoalan hidup, selalu berusaha mencari “jalan Kitab [mu Vibrasi | Arif Rahutomo keluar’. Dan ada masanya, kita stuck, gak nemu jalan keluarnya. Kalau begitu, apa yang perlu dilakukan? Ada dua hal yang bisa dilakukan. Saat anda tidak menemukan jalan keluar, keluarlah dari jalan anda masuk. Solusi, selalu satu paket dengan masalahnya. Bersama_ kesulitan, ada kemudahan. Kemudian yang kedua, saat kita tidak menemukan jalan keluar, mentok, itu adalah sinyal dari kehidupan, agar kita tidak berjalan ke luar. Kita perlu berjalan ke dalam, ya, ke dalam diri kita sendiri. Ketika anda bercermin, dan melihat bayangan diri anda di cermin rambutnya acak-acakan, apakah anda sibuk mengelap cerminnya sampai kinclong? Tentu tidak khan? Anda akan melihat diri anda sendiri, anda rapikan diri anda sendiri, anda sisir rambut anda. Maka, dengan sendirinya, bayangan di dalam cermin, akan rapi. Bayangan di dalam cermin akan mengikuti (akibat). Lho, apa hubungannya? Hubungannya jelas, karena alam semesta, kehidupan, adalah ibarat sebuah cermin raksasa. Yang selalu merefleksikan diri kita sendiri. Persoalan dalam hidup, adalah feedback (umpan balik) kepada sistem diri kita, bahwa ada yang perlu kita benahi. Mungkin ada di antara anda yang kecewa baca buku ini, anda membaca buku ini berharap menemukan jalan keluar, sementara buku _ ini, menawarkan jalan ke dalam hahahahahaha. Tapi gimana lagi, Kitab Ilmu Vib | Arif Rahutomo anda sudah terlanjur membeli dan membaca buku ini. Lanjutkan dulu sampai selesai, jangan setengah-setengah. Point ini, adalah bahasan terakhir pada bab pertama. Kesimpulannya, jelas sekali. Tuhan itu Maha Adil. Kita lah yang sering dzalim kepada diri kita sendiri. Semenjak menyadari hal ini, saya berulang-ulang meminta ma’af kepada Tuhan. Karena pernah berprasangka buruk, bahwa Dia tidak adil. Anda yang belum sadar, ayo segera bertobat hahahahahaha. Bagi anda yang di bagian ini mulai sadar, anda lalu bertanya-tanya lagi, “lalu gimana caranya saya tahu, apa yang salah di dalam diri saya?”, “bagaimana cara membenahinya?” Ya itulah, yang akan dibahas dalam bab-bab selanjutnya. Struktur penyajian dalam buku saya, memang memulai dari “why”, baru kemudian membahas “how”. Why, adalah alasan / reason, yang menjadi penggerak orang melakukan perubahan. How, adalah perihal teknis, tentang apa saja yang perlu dilakukan. Mengapa aspek why, saya tempatkan di awal? Ini seperti fenomena mandi. Anda pernah malas mandi? Mengapa anda malas mandi? Apakah karena anda tidak tahu “bagaimana caranya” mandi? Bukan. Anda malas mandi, karena anda belum menemukan “alasan kuat”, kKenapa anda harus mandi. Kalau misal akan ada tamu datang, atau badan anda gatal-gatal, anda akan bergegas Kitab Iimu Vibrasi | Arif Rahutomo mandi. Segenap pengetahuan tentang “cara” tidak menjadi berguna, tidak akan diaplikasikan, kalau belum menemukan “why’. Di bab selanjutnya, saya membahas lebih dalam, mengapa alam semesta bekerja dalam hukum-hukum alam semesta yang demikian itu tadi. Mengapa alam semesta “perperilaku”, memantulkan pancaran kita? Nah, saya mencoba membahas penjelasannya, berdasarkan ilmu pengetahuan modern. Saya berharap, setelah anda memahami hal itu, maka hukum-hukum alam semesta yang tadi kita bahas, akan menjadi semakin jelas. Dan anda akan berkata, “oh, pantas saja cara kerjanya demikian”. Subject keilmuan yang banyak saya gunakan dalam pembahasan, adalah ilmu fisika modern, terutama ilmu fisika quantum. Saya sebenarnya, dulu gak suka-suka amat dengan yang namanya ilmu fisika. Mungkin, anda juga. Namun, setelah tahu manfaatnya buat apa dalam hidup, akhirnya mau belajar. Memang rumit belajar soal ilmu fisika quantum, namun jangan kuatir, Dalam buku ini, saya akan membahasnya, dengan bahasa yang sesederhana mungkin, sehingga bisa ditangkap oleh orang awam sekalipun. Tapi saya jadi berandai-andai, seandainya guru di sekolah mengaitkan mata pelajaran, dengan aplikasi kehidupan. Tentu, kita akan sangat antusias sekali belajar xixixixi. er ; 2. TERPESONA DI SAMUDERA QUANTUM A. Manusia Sebagai Transmitter dan Receiver Di akhir bab pertama, saya katakan bahwa, saya akan menguraikan sedikit perihal ilmu fisika quantum. Begini, simplenya, ilmu fisika quantum, adalah ilmu yang membahas hal-hal yang halus, bahkan super halus, yang tidak bisa dilihat dengan mata telanjang tanpa alat bantu. Jika kita melihat sebuah batu, maka kajian dari ilmu fisika quantum, bukan membahas wujud batu itu secara penampakannya, melainkan membahas bahan-bahan, komponen-komponen, unsur-unsur, yang menyusun batu itu. Saat sebuah benda material (dalam contoh tadi adalah batu), kita pecah atau kita urai sampai kecil, dan proses penguraian itu, dilakukan terus menerus, apa yang akan didapatkan? Kalau kita mengingat pelajaran zaman sekolah dulu, kita akan menemukan molekul, lalu kita akan menemukan atom, lalu kita akan menemukan partikel (proton, neutron, elektron) dan seterusnya. Nah, yang dibahas oleh ilmu fisika quantum, adalah membahas hasil penguraian benda material itu tadi. Jika kita bahas secara detail, ini terus terang akan memusingkan. Memusingkan anda, dan juga memusingkan saya tentunya Kitab lmu Vibrasi | Arif Rahutomo hahahaha, karena saya tidak kuliah di jurusan ilmu fisika. Oleh karenanya, saya menerjemahkannya dengan bahasa yang sangat dangkal (sederhana). Namun saya kira, sampai di sini, anda sudah cukup mendapatkan gambarannya, tentang apa itu ilmu fisika quantum. Minimalnya, anda menyadari, bahwa apa yang anda lihat sebagai “benda material padat”, sesungguhnya semuanya itu dibentuk oleh bahan-bahan “yang lebih halus. Lalu, apakah manfaatnya memahami hal itu dalam kehidupan nyata? Begini. Sebenarnya, banyak teori dan hasil eksperimen dari ilmu fisika quantum itu. Namun dari sekian banyak, ada satu eksperimen ilmu fisika, yang kalau kita ketahui intinya, sangat mencengangkan. Eksperimen itu bernama, “double slit experiment”, atau percobaan dua celah / celah ganda. Awalnya, eksperimen dua celah dilakukan, untuk mengenali bagaimana perilaku cahaya (light). Namun ternyata, eksperimen ini, menghasilkan informasi yang lebih jauh, yang menurut saya sangat “spiritual”. Dari tersebut, singkatnya, diketahui bahwa ternyata perilaku “bahan dasar” material (atom, partikel dan sebagainya), juga dipengaruhi oleh kesadaran manusia, bahkan dipengaruhi niat dari manusia yang melakukan eksperimen tersebut. Bagaimana niat si peneliti, eksperimen akan menentukan hasil penelitiannya. Konsekuensinya, jika kesadaran, iat manusia mempengaruhi “perilaku” bahan halus pembentuk material padat, maka itu berarti, manusia terlibat dalam membentuk realitas kehidupannya. Sudah paham? Saya tegaskan lagi. Alam semesta dan kehidupan anda, itu khan realitas material “padat” khan? Nah, logikanya, jika bahan pembentuk yang halus, dari material padat, ternyata merespon kesadaran anda, merespon niat anda. Bukankah sangat masuk akal, jika kita katakan, apapun yang terjadi dalam hidup anda, hanyalah Merupakan respon bahan halus pembentuk alam semesta, terhadap diri anda? Jika sampai uraian ini, masih juga belum jelas. Ikuti saja dulu, alur pembahasan di bab ini. Oke oke? He he he he he he. Mengacu pada hasil penelitian HeartMath Institute, ternyata, manusia ini memancarkan sesuatu getaran tertentu, yang sifatnya listrik sekaligus magnet (bisa disebut semacam elektromagnetik). Jangkauan atau cakupan getaran ini, aslinya tidak diketahui persis seberapa jauh. Minimalnya, sejauh rentang tangan kanan dan tangan kiri anda. Lalu, ada apa dengan getaran ini? Ternyata, getaran yang manusia Pancarkan itu, mempengaruhi segala sesuatu, termasuk benda- benda / hal-hal di sekitar anda. Darimana sumber getaran ini? Kalau saya mengacu pada Gregg Braden, seorang ilmuwan dan Kitab Ilmu Vibrasi | Arif Rahutomo penulis buku, sumber getaran itu, berasal dari dinamika pikiran dan emosi (perasaan) manusia. Kualitas getaran itu, tergantung bagaimana isi pikiran dan isi emosi manusia. Nah, kata vibrasi yang sering saya gunakan, dan bahkan menjadi judul dari buku ini, adalah getaran ini. Vibrasi, dalam arti kata sederhananya adalah getaran. Vibrasi yang saya bahas, adalah getaran yang anda pancarkan, yang mempengaruhi segala sesuatu di sekitar anda. Sudah saya jelaskan nih, jadi tolong jangan dikaitkan antara kata vibrasi, dengan vibrator alat bantu seksual itu ya, hahahahaha. Untuk memudahkan pemahaman anda, berikut ini, saya tampilkan gambar dari HeartMath Institute : The Heart is about 100,000 times stronger electrically & up to 5,000 times stronger magnetically than the brain. cepyigne > tatane of Mogettoseearch Center a Kitab mu Vibrasi | Arif Rahutomo Dari gambar di atas, saya yakin anda sudah dapat gambaran. Tapi mungkin ada di antara anda, yang gak percaya. Ah, mosok sin? Kalau vibrasi itu ada, kok saya tidak melihatnya? Gini, coba pegang hape anda, dalam kondisi menyala. Anda melihat hape anda itu khan. Tapi, apakah anda percaya, bahwa hape anda itu, ada sinyal telekomunikasinya? Tentu anda percaya, meskipun anda tidak melihatnya. Kalau anda tidak percaya, perhatikan sms-sms yang masuk. Kalau tidak ada sinyal, sms tidak bisa anda terima. Jika anda sulit mempercayai keberadaan sinyal telekomunikasi, perhatikan saja perihal kehadiran sms-nya. Sama halnya, anda tidak bisa melihat wujud angin seperti apa. Tapi saat anda melihat ranting pohon, dedaunan, pakaian yang anda jemur, bergerak, bergoyang, anda tahu, bahwa itu ada angin, angin itu ada. Saat wujud tidak bisa dilihat, anda bisa mengenali keberadaan wujud itu, dari “tanda-tanda” keberadaannya. Vibrasi, tetap ada, sekalipun anda tidak percaya. Kembali ke gambar HeartMath Institute yang saya ‘insert’ di atas, Perhatikan, di atasnya, ada tulisan begini, “the heart, is about 100.000 times stronger electrically, and up to 5.000 times stronger magnetically, than the brain”. Artinya kurang lebih begini, “jantung, sekitar seratus ribu kali lebih kuat secara listrik dan lebih dari lima ribu kali lebih kuat secara ee, Kitab IImu Vibrasi | Arif Rahutomo magnet, daripada otak”. Maksudnya gimana? Begini. Tadi saya katakan sebelum saya insert gambar, bahwa, sumber dinamika getaran / vibrasi, bersumber dari pikiran dan emosi manusia. Pikiran dan emosi manusia, abstrak wujudnya untuk diukur. Oleh karenanya, sains modern menduga bahwa, otak (brain) adalah diduga sebagai sebagian penampakan fisik dari pikiran, dan jantung (heart) adalah diduga sebagai sebagian penampakan fisik dari emosi / perasaan. Kedua organ tubuh itu, ternyata memiliki medan listrik dan medan magnet. Setelah dibandingkan medan listrik dan medan magnet antara keduanya, ternyata, kelistrikan dan kemagnetan jantung, berlipat-lipat lebin besar kekuatannya, daripada otak. Sehingga bisa dikatakan, kekuatan vibrasi / getaran perasaan / emosi, jauh lebih besar daripada pikiran. Artinya, “positive thinking”, tidak berdampak banyak dalam hidup kita, kalau kita “negative feeling’. Saya dulu sering berkata, “you are what you think”. Semenjak memahami ilmu vibrasi, kata-kata saya berubah menjadi, “you are what you feel”. Kalau kita kaitkan pada pembahasan awal, terkait double slit experiment, jadi nyambung penjelasannya. Bahwa vibrasi manusia inilah, yang mempengaruhi perilaku atom, partikel, dan apapun “benda halus” yang menyusun sebuah benda material padat / realita. Kitab Ilmu V Rahutomo Saat anda sedang membaca buku ini, apakah anda sedang berdo’a? Rata-rata jawabannya, mungkin anda akan menjawab, “tidak”. Jawaban itu tidak bisa disalahkan, karena dalam keseharian, kita memahami do’a sebagai ritual agama. Kalau saya beragama Islam, misalnya saya berdo’a dengan bacaan tertentu, di jam tertentu, dengan tata cara tertentu. Dalam bahasan vibrasi, konsep do’a, pengertiannya tidaklah demikian. Do'a adalah vibrasi itu tadi, getaran yang anda pancarkan, itulah do’a yang sesungguhnya. Karena getaran rasa berlipat-lipat lebih kuat, makanya saya katakan, “rasamu, adalah do’a mu”. Sehingga, anda selalu berdo’a setiap saat, setiap waktu, termasuk saat anda membaca buku ini. Pernah suatu saat, ada yang tidak setuju dengan statement saya ini. Yang tidak setuju mengatakan, “doa itu, ya kalimat bacaan yang kita panjatkan saat ritual itu”. Gini Iho. Jika do’a identik dengan kata-kata, bagaimana nasib orang bisu? Apakah dia tidak bisa berdo’a? Buktinya, orang bisu juga do’anya dikabulkan Tuhan. Sampai pada bahasan ini, kita bisa mengerti, kenapa orang-orang terdahulu, sesepuh kita berpesan, agar kita selalu “eling lan waspodho”, dengan segenap lintasan dalam pikiran dan emosi kita. Karena itu adalah do’a, yang bahkan kita tidak sadari. Jadi, manusia itu tidak mungkin tidak pernah berdo’a. ee Kitab Iimu Vibrasi | Arif Rahutomo Pernahkah anda mengalami semacam begini. Suatu hari anda misalnya pergi ke suatu tempat, menggunakan sepeda motor. Pas di tengah jalan, ada operasi polisi lalu lintas. Anda tenang aja, karena merasa surat-surat anda lengkap. Eh, anda tidak diberhentikan, tidak diperiksa, kendaraan anda tidak distop, dipersilahkan terus melaju. Bandingkan dengan situasi begini. Anda berangkat dari rumah, sampai tengah jalan, anda sadar, bahwa surat-surat anda (SIM dan STNK), tertinggal. Tapi anda mau balik lagi ke rumah, udah tanggung. Anda teruskan perjalanan. Namun, dalam perjalanan itu, anda “was-was’, anda tidak tenang. Eh, “ndilallah”, anda ambil jalan dimana di situ ada razia lalu lintas. Anda pun kena tilang. Mengapa demikian? Dalam kisah pertama, anda tidak memancarkan getaran rasa was-was, dalam kasus kedua, anda terus menerus memancarkan getaran rasa was-was. Contoh sederhana itu, dan berbagai cerita sejenis, tentu adalah cerita yang sering anda alami sehari-hari. Itu bukan peristiwa biasa. Itu adalah bukti, bahwa “rasa” anda, vibrasi anda, mempengaruhi realita di dalam kehidupan anda. Anda semua, kita semua, adalah “praktisi vibrasi’, sadar atau tidak, tahu ataupun tidak. Bila kita mundur ke belakang, ke bab pertama, dimana kita membahas berbagai hukum alam semesta. Ya inilah penjelasannya, apa yang memicu hukum Kitab Hm tarik menarik?, apa yang dipantulkan oleh hukum gaung / gema?, ya vibrasi anda itu. Getaran rasa, yang anda akses. Life, is not happening to us, life is responding to us. Kehidupan, tidak terjadi kepada kita (kita jadi korban), kehidupan, merespon diri kita sendiri (kita berkontribusi). Coba anda perhatikan, bagaimana alur hidup artis-artis, yang sering menyanyikan lagu-lagu “galau”. Amati apa yang terjadi, dengan kehidupannya. Mengapa, hampir sebagian besar (tidak semua) dari mereka, kehidupannya menjadi mirip, bahkan ada yang sama persis, dengan tema-tema dalam lagu- lagu mereka? Kesemuanya itu, bukanlah kebetulan. Nyanyian, adalah juga do’a. Karena saat menyanyi, ada keterlibatan “rasa”, yang otomatis akan menjadi sebuah vibrasi tertentu, yang direspon alam semesta. Lalu, perlahan mewujud jadi nyata. Loh, khan mereka tidak tahu? Anda menjatuhkan gelas dengan sengaja, atau anda menyenggol gelas tidak sengaja, gelasnya tetap jatuh ke bawah, dan bisa pecah. Sengaja atau gak sengaja, tahu atau tidak tahu, alam semesta akan merespon dengan hukum yang berlaku. Demikian pula dengan do’a. Anda berdoa secara sengaja, dikabulkan. Anda berdo’a secara tidak sengaja, juga dikabulkan. Ini soal getaran / vibrasi yang anda pancarkan. Inilah sebabnya saya katakan, memahami ilmu vibrasi sangat Kitab Ilmu Vibrasi | Arif Rahutomo

Anda mungkin juga menyukai