Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya baik perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa
maupun barang mempunyai tujuan yang sama yaitu memperoleh keuntungan. Selain itu perusahaan
juga ingin memberikan kepuasan kepada konsumen atas produk yang yang dihasilkannya, karena
kepuasan konsumen menjadi tolak ukur dari keberhasilan perusahaan dalam menghasilkan produk
yangberkualitas, dan yang diinginkan oleh konsumen. Dalam mencapai strategi pemasaran yang tepat
dan terbaik untuk diterapkan, salah satunya perusahaan dapat melihat dari faktor bauran pemasaran.
Hal tersebut penting karena bauran pemasaran merupakan salah satu pokok pertimbangan konsumen
dalam melakukan keputusan pembelian suatu produk. Jika perusahaan tidak peka terhadap apa yang
dibutuhkan oleh konsumen, maka dapat dipastikan bahwa perusahaan akan kehilangan banyak
kesempatan untuk menjaring konsumen dan produk yang ditawarkan akan sia-sia.

Pemasaran merupakan salah satu ilmu ekonomi yang telah lama berkembang, dan sampai pada saat
sekarang ini pemasaran sangat mempengaruhi keberhasilan suatu perusahaan untuk bisa bertahan di
dalam pangsa pasar. oleh karena itu diperlukan strategi pemasaran yang dapat memberikan pengaruh
untuk menentukan berhasil atau tidaknya dalam memasarkan produknya. Apabila strategi pemasaran
yang dilaksanakan perusahaan tersebut mampu memasarkan produknya dengan baik, hal ini akan
berpengaruh terhadap tujuan perusahaan. Manajemen operasi (MO) mulai berkembang pesat sejak
tahun 1910-an. Pada saat itu Frederick W Taylor mengembangkan konsep yang terkait dengan efisiensi
di bidang produksi dengan menggunakan pendekatan ilmiah untuk menghitung produktivitas,
menggunakan fungsi manajemen untuk menemukan dan menggunakan aturan dan prosedur dalam
operasi system produksi.

Ruang lingkup Manajemen Operasi mencakup tiga aspek utama yaitu:

a. Perencanaan Sistem Produksi. Perencanaan Sistem Produksi ini meliputi Perencanaan Produk,
Perencanaan Lokasi Pabrik, Perencanaan Layout Pabrik, Perencanaan Lingkungan Kerja, Perencanaan
Standar Produksi.

b. Sistem Pengendalian Produksi. Meliputi pengendalian proses produksi, bahan, tenaga kerja, biaya,
kualitas dan pemeliharaan.

c. Sistem Informasi Produksi. Aspek ini meliputi struktur organisasi, Produksi atas dasar pesanan, Mass
Production. Ketiga aspek dan komponen-komponennya tersebut agar dapat berjalan dengan baik perlu
planning, organizing, directing, coordinating, controlling (Management Process).

B. Rumusan Masalah
a. Apa pengertian Manajemen Produksi, Perkembangan, Proses dan Ruang Lingkup Manajemen
Produksi ?

b. Apa maksud Strategi, Manufaktur dari Manajemen Produksi ?

c. Bagaimana Menentukan Letak dan Lokasi Bisnis ?

d. Bagaimana Menempatkan Fasilitas Pabrik ?

e. Apa Pengertian Manajemen Operasi dan Lingkungannya ?

f. Bagaimana Pembuatan Keputusan Dalam Produksi/Operasi ?

g. Apa Alasan Perusahaan Menjadi Global ?

C. Tujuan Penulisan

Tujuan utama pembuatan makalah ini untuk memenuhi nilai mata kuliah Bisnis Internasional.
Selanjutnya untuk memaparkan pengertian produksi dan manajemen produksi, menjelaskan bagaimana
proses produksi

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Manajemen Produksi

Manajemen produksi merupakan salah satu fungsi manajemen yang penting bagi kelangsungan hidup
perusahaan. Kegiatan produksi yang buruk dapat juga berakibat pada rendahnya mutu produk atau jasa
yang di hasilkan, peran manajemen produksi terasa sangat semakin penting bagi kelangsungan hidup
perusahaan. Kegiatan produksi yang buruk mengakinatkan pemborosan dalam bentuk menumpuknya
persediaan.

2.1.1. Pengertian manajemen produksi mencakup 3 unsur penting yaitu:

a. Adanya orang yang lebih dari satu

b. Adanya tujuan yang ingin dicapai

c. Orang yang bertanggungjawab terhadap pencapaian tujuan tersebut

2.1.2. Perkembangan Manajemen Produksi


Ilmu manajemen berkembang hampir seumur dengan lamanya manusia menghuni bumi ini. Banyak
catatan membuktikan bahwa manajemen sudah di terapkan sejak jaman kuno. Penafsiran tulisan kuno
di Mesir yang di perkirakan di tulis tahun 1300 sebelum masehi menunjukan bahwa organisasi dan
administrasi negara telah di terapkan oleh para pelaksana negara pada zaman kuno.

Sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, bagian dari manajemen itu mengkhususkan
diri untuk mengejar tujuannya masing-masing. Manajemen produksi termasuk ke dalam bidang
manajemen yang mengkhususkan tujuannya. Manajemen produksi berkembang mengikuti
perkembangan konsumsi masyaakat terhadap produk yang di hasilkan.

Perkembangan manajemen produksi terjadi berkat dorongan beberapa faktor yang menunjang yaitu:

a. Adanya pembagian kerja dan spesialisasi

b. Revolusi industri

c. Perkembangan alat dan teknologi

d. Perkembangan ilmu dan metode kerja

2.1.3. Proses Produksi

Proses produksi dapat ditinjau dari 2 segi, yaitu:

a. Berdasarkan kelangsungan hidup terbagi kedalam 2 bagian:

· Proses produksi terus menerus (Continuous production)

· Proses produksi yang terputus-putus (Intermiten Production)

b. Berdasarkan teknik terbagi kedalam 4 bagian:

· Proses ekstraktif

· Proses analitis

· Proses pengubahan

· Proses sintesis

2.1.4. Ruang Lingkup Manajemen Produksi

a. Perencanaan sistem produksi.

b. Perencanaan produksi.

c. Perencanaan lokasi produksi.

d. Perencanaan letak fasilitas produksi.


e. Perencanaan lingkungan kerja.

f. Perencanaan standar produksi.

2.1.5. Fungsi Dan Sistem Produksi

Empat fungsi terpenting dalam fungsi produksi adalah:

1. Proses pengolahan, merupakan metode atau teknik yang digunakan untuk pengolahan masukan
(inputs).

2. Jasa-jasa penunjang, merupakan sarana yang berupa pengorganisasian yang perlu untuk penetapan
teknik dan metode yang akan dijalankan sehingga proses pengolahan dapat dilaksanakan secara efektif
dan efisien.

3. Perencanaan, merupakan penetapan keterkaitan dan pengorganisasian dari kegiatan produksi dan
operasi yang akan dilakukan dalam satu dasar waktu atau tertentu.

4. Pengendalian atau pengawasan, merupakan fungsi untuk menjamin terlaksananya kegiatan sesuai
dengan yang direncanakan, sehingga maksud dan tujuan untuk penggunaan dan pengolahan masukan
(inputs) pada kenyataannya dapat dilaksanakan.

2.2. Strategi, Manufaktur, dan Manajemen Produksi

Secara umum, manajemen bisnis global (internasional) meliputi dua hal yaitu kegiatan produksi dan
manajemen bahan baku. Kegiatan tersebut dilaksanakan dengan tujuan untuk menekan biaya
penciptaan nilai dan untuk melayani kebutuhan konsumen dengan baik (nilai tambah).

Produksi didefinisikan sebagai kegiatan mengubah barang mentah menjadi barang setengah jadi atau
barang jadi sehingga dapat menambah nilai guna barang tersebut.Produksi merupakan kegiatan yang
mencakup penciptaan suatu produk. Namun istilah produksi tidak hanya digunakan dalam penciptaan
barang saja tetapi juga digunakan dalam kegiatan jasa.

Manajemen bahan adalah kegiatan mengatur (planing, organazing, actuating, controlling) penyebaran
material fisik melalui rantai nilai. Mulai dari usaha mendapatkan material tersebut melalui produksi
sampai pendistribusiannya. Fungsi manajemen bahan bagi pihak internal perusahaan adalah biaya
produksi yang lebih rendah dan peningkatan kualitas produk secara simultan melalui peniadaan produk
rusak atau cacat baik dari rantai supplay dan proses pabrikasi.

Perusahaan yang mengembangkan kontrol kualitasnya dapat mengurangi biaya penciptaan nilai melalui
3 cara yaitu :
1. Memanfaatkan waktu seefektif dan seefisien mungkin dalam memproduksi barang sehingga tidak
terdapat produk yang kurang berkualitas dan tidak dapat dijual.

2. Meningkatkan kualitas produk dengan menekan biaya pekerjaan ulang (rework) dan biaya
tambahan (scrap costs).

3. Meminimalkan biaya jaminan dan biaya pekerjaan ulang untuk mendapatkan kualitas produk yang
lebih baik.

Teknik manajemen utama yang digunakan perusahaan untuk meningkatkan kualitas produk mereka
adalah Total Quality Management (TQM). Fokus inti TQM adalah pada kebutuhan untuk
mengembangkan kualitas produk dan jasa perusahaan. Menurut Fandy Tjiptono (2000:23) pengertian
TQM adalah suatu pendekatan dalam menjalankan bisnis yang berupaya untuk memaksimumkan daya
saing organisasi melalui perbaikan terus menerus atas produk, jasa, manusia, proses dan lingkungannya.
Terdapat 10 unsur dari TQM tersebut yaitu:

1. Fokus pada pelanggan

2. Memiliki obsesi yang tinggi terhadap kualitas

3. Penggunaan pendekatan alamiah

4. Memiliki komitmen jangka panjang

5. Pembentukan tim kerja

6. Penyempurnaan kualitas secara berkesinambungan

7. Pendidikan dan pelatihan

8. Kebebasan yang terkendali

9. Kesatuan tujuan

10. Adanya keterlibatan dan pemberdayaan karyawan

Selain itu, terdapat beberapa persyaratan dalam TQM, yaitu:

1. Komitmen dari manajemen puncak

2. Adanya stering committee (SC) dari seluruh bagian organisasi

3. Perencanaan dan publikasi

4. Pembentukan infrastruktur yang mendukung penyebarluasan dan perbaikan berkesinambungan

2.2.1. JIT (just in time)


Adalah suatu sistem yang seimbang dimana terdapat sedikit atau tidak ada barang setengah jadi atau
dan barang jadi yang tertunda dan menganggur. Yaitu dengan mengefisiensikan biaya penyimpanan
bahan. Dengan mendatangkan bahan tersebut tepat pada saat bahan tersebut dibutuhkan dan bukan
sebelumnya.

Produk yang dihasilkan tepat pada waktu dan dalam jumlah yang diminta atau dibutuhkan oleh
konsumen. Apabila terdapat bahan yang cacat pada bahan yang masuk akan dapat segera dideteksi.
Sehingga JIT dapat meningkatkan kualitas produk dan kerusakan pada bahan dapat diminimalisir.

Namun, sistem JIT ini memiliki kelemahan, yaitu perusahaan tidak memiliki persediaan bahan, sehingga
akan sulit bagi perusahaan apabila terjadi hambatan-hambatan dalam proses produksi atau saat terjadi
lonjakan permintaan. Solusinya yaitu perusahaan harus memiliki beberapa pemasok bahan yang
dibutuhkan.

Selain pengurangan biaya dan peningkatan kualitas, ada dua sasaran yang penting dalam bisnis
internasional yaitu:

1. Pabrikasi dan manajemen bahan harus dapat menghimpun permintaan dari respon lokal.
Permintaan lokal meningkat dari adanya perbedaan nasional dalam cita rasa dan preferensi
infrastruktur, saluran distribusi dan permintaan pemerintah. Permintaan untuk merespon kebutuhan
lokalmenciptakan penekanan untuk mendesentralisasikan kegiatan produksi ke pasar nasional atau
regional utama tempat perusahaan melakukan bisnis.

2. Pabrikasi dan manajemen bahan harus dapat memberikan respon yang cepat terhadap perubahan
permintaan konsumen. Persaingan berdasarkan waktu telah menjadi semakin penting. Dengan kata lain,
ketika permintaan konsumen cenderung meningkat dan perubahan tidak dapat diramalkan, perusahaan
yang dapat beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan-perubahan ini akan memperoleh
keuntungan.

2.3 Menentukan Letak Lokasi Bisnis

Letak lokasi bisnis menjadi salah satu syarat penting dalam menentukan sukses tidaknya suatu
perusahaan tersebut didirikan serta untuk mencapai tujuan ganda yaitu meminimalisasi biaya dan
mengembangkan kualitas produk. Dalam menentukan letak lokasi bisnis perlu diperhatikan beberapa
faktor. Faktor-faktor tersebut adalah:

1. Faktor Negara

Faktor Negara merupakan salah satu faktor penting dalam menentukan letak lokasi bisnis. Kondisi
politik, ekonomi, budaya dan biaya faktor relatif berbeda dari suatu Negara dengan Negara lain. Suatu
Negara pasti memiliki keunggulan komparatif yang menyebabkan biaya faktor relatif bebeda-
beda.Sedangkan perbedaan politik, ekonomi, dan budaya nasional memperngaruhi keuntungan, biaya
dan risiko untuk melakukan bisnis di suatu Negara.
Faktor Negara yang lain berkenaan dengan keputusan lokasi yaitu mencakup adanya hambatan dari
suatu Negara yang akan dijadikan tempat bisnis tentang peraturan berinvestasi di Negara tersebut.
Walaupun biaya faktor relatif lebih rendah namun dengan adanya keputusan larangan investasi
memungkinkan dapat menghapus pilihan tersebut.

Faktor Negara lain adalah tingkat pertukatan uang asing yang relatif berubah-ubah.perubahan yang
berlawanan dalam tingkat perubahan dengan cepat tersebut dapat mengubah daya tarik suatu Negara
yang akan mengadakan suatu bisnis di Negara tersbut. Apresiasi mata uang dapat mengubah suatu
lokasi dengan biaya rendah menjadi lokasi dengan biaya tinggi.

2. Faktor Teknologi

Teknologi yang menjadi perhatian penting adalah teknologi yang melaksanakan aktivitas-aktivitas
pabrikasi khusus (manufacturing technology). Tipe teknologi yang digunakan sebuah perusahaan dalam
pabriknya dapat menjadi sangat penting dalam keputusan lokasinya. Terdapat tiga karakteristik faktor
teknologi adalah:

a. Biaya tetap

Biaya tetap untuk mendirikan pabrik sangat tinggi, dimana suatu perusahaan harus melayani pasar
dunia dari satu lokasi tunggal atau dari lokasi yang sangat sedikit.Biaya tetap yang relatif rendahsuatu
saat dapat berubah menjadi biaya yang cukup ekonomis untuk melaksanakan aktivitas tertentu di
beberapa lokasi.Hal ini memungkinkan perusahaan untuk menampung permintaan dari respon lokal
dengan lebih baik.Pabrik yang berada di banyak lokasi juga dapat membantu perusahaan menghindari
risiko ketergantungan pada satu lokasi. Tergantung terhadap satu lokasi akan memberikan dampak
negatif terhadap perusahaan tersebut.

b. Skala efisien minimum

Konsep skala ekonomi menerangkan bahwa bila output dari pabrik bertambah maka unit-unit biaya
akan berkurang. Alasan terhadap hubungan ini mencakup pemanfaatan yang lebih optimal dari
peralatan modal dan perolehan produktivitas yang muncul melalaui spesialisasi yang lebih banyak dari
pekerjaan dalam suatu perusahaan. Tingkat output yang berada pada tingkat skala ekonomi yang
terrendah menunjukkan skala efisien minimum dari output. Hal ini merupakan skala output suatu pabrik
yang harus diopersikan pada semua tingkat pabrik utama untuk merealisasikan skala ekonomi.

Konsep ini menunjukkan bahwa skala efisien minimum yang lebih besar dari suatu pabrik, merupakan
pernyataan yang mendukung pada pemusatan produksi di satu lokasi atau sejumlah lokasi yang
terbatas. Ketika skala efisien minimum dari suatu produksi rendah, maka kemungkinan biaya akan
menjadi ekonomis bagi pabrik yang berada dibeberapa lokasi.

Dalam hal ini, terdapat keuntungan-keuntungan yang diperoleh bagi perusahaan untuk menghimpun
permintaan yang lebih baik bagi respon lokal atau untuk membatasi dalam upaya melawan risiko mata
uang dengna memproduksi produk yang sama di beberapa lokasi.
c. Flexible manufacturing (lean production)

Fleksibel manufacturing merupakan suatu susunan yang dirancang untuk:

· Mengurangi waktu penanganan perlengkapan yang kompleks

· Menciptakan pemanfaatan mesin secara individual melalui penjadwalan yang lebih baik

· Meningkatkan kontrol kualitas disetiap tahap pabrikasi

Teknologi produksi yang fleksibel menjadikan perusahaan dapat menghasilkan produk akhir dengan
keragaman yang lebih banyak pada tingkat unit-unit biaya yang pada suatu waktu hanya dapat dicapai
melalui produksi massa dari output yang didesentralisasi.

Teknologi dalam suatu perusahaan dapat membantu perusahaan tersebut untuk menciptakan respon
konsumennya. Teknologi yang fleksibel dalam bisnis internasional juga dapat membantu perusahaan
menyeragamkan produknya untuk pasar nasional dan internasionala yang berbeda-beda

Faktor teknologi dapat mendukung kebijakan ekonomi perusahaan untuk memusatkan fasilitas
menufakturing pada pilihan lokasi. Kebijakan tesebut sesuaidan benar apabila:

§ Biaya-biaya tetap besar

§ Skala efisiensi minimum dari produksi tinggi

§ Teknologi manufacturing yang fleksibel tersedia

Hal tersebut sering kali benar bila terdapat perbedaan cita rasa dan preferensi konsumen dalam pasar-
pasar nasional tersebut, selama teknologi mnaufakturing yang fleksibel mendukung perusahaan untuk
menyeragamkan produk di Negara yang berbeda-beda pada fasilitas tunggal. Kebijakan untuk
memusatkan produksi di satu atau sedikit lokasi tidak dapat dipaksa apabila:

§ Biaya-biaya tetap rendah

§ Skala efisiensi minimum dari produksi rendah

§ Teknologi manufacturing yang fleksibel tidak tersedia

Selain ketiga karakteristik teknologi manufaktur yang telah dibahas di atas, faktor teknologi yang lainnya
juga perlu mendapat perhatian, diantaranya adalah peranan teknologi dalam keunggulan bersaing
sebagaimana dikemukakan oleh Porter (1994:177) bahwa “teknologi berpengaruh pada keunggulan
bersaing jika memiliki peran signifikan dalam menentukan posisi biaya relatif atau differensiasi
relatif.Karena teknologi terwujud dalam setiap aktivitas nialai dan berperan dalam mewujudkan
keterkaitan di antara berbagai aktivitas, maka teknologi dapat memiliki pengaruh besar tehadap biaya
atau diferensiasi, jika berpengaruh pada faktor penentu biaya atau faktor penentu keunikan aktifitas
nilai.
3. Faktor produk

Terdapat dua ciri produk yang dapat mempengaruhi keputusan lokasi, yaitu:

a. Rasio antara nilai dan berat produk, karena hal ini berpengaruh dalam bidang transportasi. Banyak
komponen-komponen elektronik yang memiliki rasio antara nilai dengan berat produk yang tinggi,
mahal dan tidak terlalu berat. Dengan demikian, sekalipun komponen-komponen elektronik tersebut
dibentuk separuh jalan di seluruh dunia. Biaya transportasi diperhitungkan dengan presentasi yang
sangat kecil dari total biaya secara keseluruhan. Berkaitan dengan hal ini, maka yang lainnya akan
menjadi sama, terdapat penekanan yang kaut terhadap pabrik produk-produk tersebut pada loksai yang
optimal dan untuk melayani pasar dunia dari lokasi tersebut.

Penanganan produk yang berbeda yaitu rasio antara nilai dengan berat produk yang
rendah.Produk tersebut relatif tidak terlalu mahal dan berat. Bila produk-produk tersebut dibentuk di
beberapa tempat maka biaya transportasi diperhitungkan dengan presentasi yang besar dari total biaya
keseluruhan. Maka produk lainnya akan sama, dimana terdapat penekanan yang kaut terhadap pabrik.
Produk-produk ini terdapat di beberapa lokasi yang dekat dengan pasar utama untuk mengurangi biaya
transportasi.

b. Produk yang melayani kebutuhan-kebutuha universal (kebutuhan yang sama di dunia). Sepanjang
terdapat sedikit perbedaan nasional dalam citarasa dan preferensi konsumen untuk berbagai macam
produk, maka kebutuhan untuk respon lokal akan berkurang. Maka hal ini akan meningkatkan daya tarik
untuk menempatkan pabrik atau perusahaan pada suatu lokasi yang optimal.

2.4. Menempatkan Fasilitas pabrik

Terdapat dua strategi dalam penempatan fasilitas produksi, yaitu memusatkan fasilitas-fasilitas produksi
tersebut pada lokasi yang optimal dan melayani pasar dunia, dan mendesentralisasikan fasilitas-fasilitas
produksi tersebut pada wilayah atau lokasi nasional yang berragam yang dekat dengan pasar
utama.Pilihan strategi yang tepat ditentukan oleh faktor keragaman, Negara, teknologi dan produk.

Pemusatan pabrikasi sesuai jika:

a. Perbedaan dalam biaya-biaya faktor politik ekonomi dan budaya memberikan pengaruh besar pada
biaya-biaya produksi di berbagai Negara.

b. Hambatan perdagangan rendah.

c. Tingkat pertukaran diharapkan akan relatif stabil.

d. Teknologi produksi mengandung biaya tetap yang tinggi atau skala efisien minimum yang tinggi
serta keberadaan teknologi produksi yang fleksibel.

e. Ratio value to weight produk yang tinggi.


f. Produk yang melayani kebutuhan-kebutuhan universal.

Desentralisasi produksi sesuai jika:

a) Perbedaan antara Negara dalam biaya-biaya faktor politik ekonomi dan budaya tidak membawa
pengaruh besar pada biaya produksi di berragam Negara.

b) Hambatan perdagangan tinggi.

c) Tingkat pertukaran yang diharapkan berubah.

d) Teknologi produksi mengandung biaya tetap yang rendah, dan teknologi produksi yang fleksibel

e) Ratio value to weight produk yang rendah.

f) Produk tidak melayani kebutuhan universal, Karena perbedaan yang signifikan dalam cita rasa dan
preferensi konsumen berada di Negara-negara.

2.5. Manajemen Operasi dan Lingkungannya

2.5.1. Pentingnya Manajemen operasi

Alasan pertama pentingnya mempelajari manajemen poduksi adalah topik-topik yang dipelajari
dalam manajemen produksi berkaitan dengan desain, operasi dan pengawasan sisi penawaran
organisasi-organisasi. Semua organsasi ada untukmemenuhi permintaaan tersebut. Dengan pemahaman
dasar tentang apa yang dilakukanuntukmengembangkan dan mengoperasikan sistem-sistem produksi,
para manajer pemasaran dapat melayani pasar dan mengelola tenaga penjualan mereka dengan secara
lebih baik bila mereka memahami kemampuan dan keterbatasan sistem permintaan-penawaran total
mereka, pengenalan produk baru, dan kemampuan produk baru. Manajer keuangan dapat
merencanakan ekspansi kapasitas dan akan dapat memahami tujuan-tujna persediaan ssecara lebih
baik.

Para akuntan mementingkan ini untuk memberi informasi akuntansi biaya,rasio-rasio pemanfaatan
kapasitas, penilaian persediaan, dan informasi lain untuk pengawasan. Para manjer personlia juga dapat
memperoleh suatu pengetahuan tentang kompleksitas desain pekerjaan,fungsi-fungi yang dilaksanakan
manajer produksi, serta keterampilan-keterampilan yanga diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan
mereka.

Alasan kedua pentingnya mempelajari manajemen operasi adalah bahwa sekitar 70 persen aktiva –
aktiva dalamberbagai organisasi manufacturing dan pemrosesan adalah berbentuk p ersediaan-
persediaan,pabrik dan peralatan yang secara langsung atau tidak langsung berada di bawah pengawasan
para manajer produksi atau operasi manajer, manajer bahan,manajer peralihan, dan para penyelia
produksi yang semuanya merupakan anggota organisasi manjemen operasi dan produksi.
Alasan ketiga adalah untuk meperoleh pengetahuan tentanng berbagai macam tekanan yang
dihadapi manajer sebagai usaha mereka untuk melaksanakan tanggung jawab sosial perusahan
terhadap masyarakat. Para manajer produksi dan operasi harus memenuhi keinginan pemilik, sebagai
pemegang saham perusahaan atau anggota legislatif. Tetai, di lain sisi mereka harus beroperasi dalam
sistem sosial dan mempinyai kewajiban-ewajiban terhadap masyarakat.

Alasan terakhir untuk mempelajari manajemen produksi atau operasi adalah bahwa ada kesempatan
pekerjaan dan karir yang cerah bagi individu kreatif ang berminat terjun dalamkarier profesional di
bidang manajemen produksi atau operasi dan manjemen pelatihan.

2.5.3. Hubungan fungsi produksi dan lingkungannya

Pesanan-pesanan diterima oleh departeman penjualan yang merupakan bagian fungsi pemasaran;
bahan mentah dan suplies didapatkan melalui fungsi pembelain; modal untuk pembelian berbagai
pealatan datang dari fungsi keuangan; tenaga kerja diperoleh melalu fungsi personalia; dan produk
dikirim oleh fungsi distribusi. Penyanggan fungsi produksi daripengaruh lingkungan secar langsung
diperlakukan untuk alasan diantaranya interaksi dengan unsur-unsur lingkungan, proses transformasi
tekologi yang lebih efisien dariada proses yang diperlukan dalam pengadaan masukan dan penjualan
produk akhir, keterampilan manajerial yang diperlukan untuk keberehasilan operasi proses transformasi
sering berbeda dengan yang diperlukan untuk keberehasilan operasi pemasaran, personalia, atau
keuangan.

2.5.3. Organisasi Formal Fungsi Produksi

Pengorganisasian fungsi produksi merupakan proses penyusun struktur organisasi departemen produksi
yang sesuai dengan tujuan organisasi, sumber daya yang dimiliknya, danlingkungan yang melingkupinya.

2.6. Pembuatan Keputusan Dalam Produksi/Operasi

Pembuatan keputusan merupakan elemen penting manajemen operasi dan produksi. Pembuatan
keputusan dapat dioandang dari berbagai perspektif yang berbeda. Pembuatan keputusan merupakan
keseluruhan proses pencapaian suatu keputusan dari idetifikasi awal melalui pengembangan dan
penilaian alternatif-alternatif sampai pemilihannya.

Proses pembuatan keputusan diawali dengan perumusan masalah yang dilakukan dengan menguji
hubungan sebab-akibat, mencari penyimpangan-penyimpangan, dan yang paling penting adalah
berkonsultasi dengan pihak lain. Selanjutnya pengembangan alternatif-alternatif dengan mengumpulkan
dananalisa data yang relavan. Dari dat tersebut ditentukan alternatif dikembangkan sebelum diambil
suatu keputusan.

Setelah dikembangkannya alternatif maka langkah selanjutnya adalah evaluasi alternatif- alternatif
yang tergantung pada kriteria pemilihan keputusan yang tepat. Evaluasi alternatif dipermudah dengan
penggunaan model-model matematik formal. Ini memungkinkanpembut keputusan untuk
mengkuantufikasikan kriteria dan batasan-batasan serta mengevaluasi berbagai alternatif berdasarkan
kerangka model. Pemilihan alternatif dilakukan untuk mengevaluasi alternatif-alternatif untuk
mempermudah alternatif yang tinggi. Alternatif yang terpilih sering hanya berdasarkan jumlah informasi
terbatas yang tersedia bagi manajer dan ketidaksempurnaan keputusan manajer. Pilihan alternatif
terbaik pun sering merupakan kompromberbagai faktor yang dipertimbangkan.

Implementasi keputusan. Suatu keputusan belum selesai sebelum diterapkan dalam praktek. Langkah
ini sama krusialnya dengan proses pembuatan keputusan secar keselururuhan. Pemahaman akan
perubahan organisasionaladalah kunci sukses implementasi. Implementasi tidak sekedar menyangkut
pemberian perintah, naun dalam hal ini manajer harus menetapkan jadwal kegiatan atau anggaran,
mengadakan den mengalokasikan sumberdaya yang diperlukanserta melimpahkan wewenang dan
tanggungjawab tertentu.

2.7. Alasan Perusahaan Menjadi Global

Dalam situasi dan kondisi yang semakin berkembang, maka banyak perusahaan yang membuat
keputusan untuk mengembangkan bisnis ke dunia internasional.Ada beberapa alsan yang mendasari
perusahaan menjadi global. Diantaranya adalah sebagai berikut:

1.Efisiensi biaya

Banyak cara yang telah dilakuakn oleh perusahaan yang beroperasi secara global atau secara
internasional untuk dapat mengurangi berbagai biaya, antara lain dengan cara:

a. Pemilihan lokasi yang menyediakan biaya tenaga kerja rendah

b.Pemanfaatan adanya kesepakatan perdagangan yang berdampak pada kemajuan perusahaan

2.Perbaikan manajemen rantai pasokan

Dengan menempatkan fasilitas di suatu Negara dimana sumberdaya tertentu berada, maka pengelolaan
manajemen rantai pasokan dapat lebih terjamin.

3.Pemberian produk yang lebih baik

Karena karakteristik produk yang diinginkan konsumen sangat bervariasi dan ditentukan oleh masing-
masing lokasi maka banyak perusahaan yang beroperasi secara internasional menempatkan diri di suatu
Negara tertentu dimaka produk perusahaan tersebut dipasarkan, misalnya disesuaikan dengan budaya
yang berlaku.

4.Menarik pasar baru

Perusahaan yang wilayah pemasarannya di dalam negeri sudah terbatas, maka dapat memanfaatkan
pasar luar negeri yang masih terbuka untuk digunakan sebagai tempat usaha dengan memperhatikan
berbagai aspek.

·
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Pentingnya mempelajari manajemen poduksi adalah topik-topik yang dipelajari dalam manajemen
produksi berkaitan dengan desain, operasi dan pengawasan sisi penawaran organisasi-organisasi. Proses
pembuatan keputusan diawali dengan perumusan masalah yang dilakukan dengan menguji hubungan
sebab-akibat, mencari penyimpangan-penyimpangan, dan yang paling penting adalah berkonsultasi
dengan pihak lain.

Dapat disimpulkan, tanpa adanya perencanaan yang matang, pengaturan yang bagus serta
pengawasan akan mengakibatkan jeleknya hasil produksi. Di samping hasil produksi yang harus bagus
kwalitasnya juga harus di pikirkan pula agar jangan sampai terjadi hasil produksi bagus tapi ongkos yang
diperlukan untuk keperluan itu terlalu besar. Biaya produksi yang terlalu tinggi akan berakibat harga
pokok produksinya menjadi besar dan hal ini akan mengakibatkan tingginya harga jual produk, sehingga
akan tidak terjangkau oleh konsumen. Inilah yang merupakan tugas dari bagian produksi. Tugas-tugas
tersebut akan dapat terlaksana dengan baik dengan mengacu pada pedoman kerja tertentu. Pedoman
kerja yang harus menjadi arah kerja bagi bagian produksi.

3.2. Saran

Dalam pembuatan makalah ini mungkin masih terdapat beberapa kesalahan baik dari isi dan cara
penulisan. Untuk itu kami sebagai penulis mohon maaf apabila pembaca merasa kurang puas dengan
hasil yang kami sajikan, dan kritik beserta saran juga kami harapkan agar dapat menambah wawasan
untuk memperbaiki penulisan makalah kami.

Anda mungkin juga menyukai