Tugas Pendidikan Pancasila
Tugas Pendidikan Pancasila
Semester : 1 (SATU)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam segi bahasa, kata korupsi berasal dari bahasa latin yaitu corruptio. Kata ini
sendiri memiliki kata kerja corrumpere yang berarti busuk, rusak, menggoyahkan,
memutarbalikkan atau menyogok. Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI), korupsi adalah penyelewengan atau penyalahgunaan uang negara, perusahaan,
dsb, untuk keuntungan pribadi atau orang lain. Beberapa negara di Asia memiliki beragam
istilah korupsi yang pengertiannya mendekati definisi korupsi. Di China, Hongkong dan
Taiwan, korupsi dikenal dengan nama yum cha, atau di India korupsi diistilahkan bakhesh,
di Filiphina dengan istilah lagay dan di Thailand dengan istilah gin muong. (Badjuri, 2011)
Korupsi bukan menjadi persoalan baru dalam kehidupan masyarakat Indonesia.
Sebab sejak zaman Belanda menjajah Indonesia, korupsi sudah berkembang pesat
sehingga menyebabkan kongsi dagang Belanda bangkrut pada tahun 1602. Ketika
Indonesia memperoleh kemerdekaan, persoalan korupsi belum juga selesai mengingat
karakter dasar manusia yang tidak pernah puas. Sehingga meski sudah memperoleh
kedudukan tinggi sekalipun, ketika ada peluang melakukan korupsi ditambah system
hukum yang lemah, menyebabkan korupsi masih berkembang pesat. (Saputra, 2017)
Pada saat Indonesia mengalami masa Orde Baru, korupsi semakin berjalan sistemik
dan melibatkan para pejabat yang berkuasa dan mendapatkan pembiaran dari penegak
hukum. Koruptor dengan berbagai cara menguras anggaran negara demi memperkaya
kepentingan pribadi dan kelompoknya. Kondisi ini masih berlanjut sampai sekarang ketika
nafas kebebasan di era reformasi sudah berhembus kencang. Pasca reformasi tidak
menyurutkan berbagai tindakan korupsi bahkan semakin terasa marak korupsi yang terjadi.
Melihat kondisi bangsa yang semakin terpuruk menghadapi korupsi di Indonesia,
tentunya menjadi penting untuk melihat sejauh mana korupsi menabrak fitrah manusia
sebagai makhluk yang memiliki etika dan akhlak mulia, Seorang koruptor secara nyata
telah merugikan kepentingan masyarakat, menghambat kemajuan ekonomi, merusak
moralitas dan memperlemah perekonomian nasional. Sehingga sangat tepat jika disebut
korupsi adalah sarana yang dapat menghancurkan sebuah bangsa.
Korupsi adalah realitas tindakan penyimpangan norma sosial dan hukum yang idak
dikehendaki masyarakat dan diancam sanksi oleh negara. Korupsi sebagai bentuk
penyalahgunaan kedudukan (jabatan), kekuasaan, kesempatan untuk memenuhi
kepentingan diri sendiri dan atau kelompoknya yang melawan kepentingan bersama
(masyarakat). (Yustisia, 2014)
Korupsi merupakan penyakit sosial yang menggerogoti sendi-sendi bangsa dan
merusak tatanan hidup bernegara. Korupsi di Indonesia sudah tergolong extra ordinary
crime karena telah merusak, tidak saja keuangan negara dan potensi ekonomi negara, tetapi
juga telah meluluhlantakan pilar-pilar sosio budaya, moral, politik, dan tatanan hukum dan
keamanan nasional. Oleh karena itu, pola pemberantasannya tidak bisa hanya oleh instansi
tertentu dan tidak bisa juga dengan pendekatan parsial. Hal tersebut harus dilaksanakan
secara komperehensif dan bersama-sama, oleh lembaga penegak hukum, lembaga
permasyarakatan, dan setiap individu sebagai anggota masyarakat. (Suroto, 2015)
Bentuk korupsi di negara ini juga bermacam-macam, dimulai dari pungli di jalan-
jalan, mark up proyek, mafia peradilan, illegal loging sampai kredit macet yang merugikan
negara triliunan rupiah. Maka tidak salah kalau ada yang mengatakan bahwa penyakit
korupsi di negeri ini telah berkembang dalam tiga tahap, yaitu elitis, endemic, dan
sistemik. Pada tahap elitis, korupsi masih menjadi patologi sosial yang khas di lingkungan
para elit atau pejabat. Pada tahap endemic, korupsi mewabah menjangkau lasan
masyarakat luas. Lalu taham yang kritis, ketika korupsi menjadi sistemik, setiap individu
di dalam system terjangkit korupsi di bangsa ini telah sampai pada tahap sistemik. Praktek
korupsi terjadi karena individu tidak mempunyai nilai-nilai moral yang dapat mencegah
korupsi yang akan dilakukannya.
Salah satu upaya jangka panjang yang terbaik mengatasi korupsi adalah dengan
memberikan pendidikan anti korupsi dini kepada kalangan generasi muda sekarang
khususnya mahasiswa di Perguruan Tinggi. Karena mahasiswa adalah generasi penerus
yang akan menggantikan kedudukan para penjabat terdahulu. Juga karena generasi muda
sangat mudah terpengaruh dengan lingkungan di sekitarnya. Jadi, kita lebih mudah
mendidik dan memengaruhi generasi muda supaya tidak melakukan tindak pidana korupsi
sebelum mereka lebih dulu dipengaruhi oleh “budaya” korupsi dari generasi
pendahulunya.
Mahasiswa merupakan suatu elemen masyarakat yang unik. Jumlahnya tidak banyak,
namun sejarah menunjukkan bahwa dinamika bangsa ini tidak lepas dari peran mahasiswa.
Walaupun jaman terus bergerak dan berubah, namun tetap ada yang tidak berubah dari
mahasiswa, yaitu semangat dan idealisme. Semangat-semangat yang berkobar terpatri
dalam diri mahasiswa, semangat yang mendasari perbuatan untuk melakukan perubahan-
perubahan atas keadaan yang dianggapnya tidak adil. Mimpi-mimpi besar akan bangsanya.
Intuisi dan hati kecilnya akan selalu menyerukan idealisme. Mahasiswa tahu, ia harus
berbuat sesuatu untuk masyarakat, bangsa dan negaranya.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa arti Pancasila sebagai Dasar Negara Indonesia?
2. Apa pengertian korupsi dan ditinjau dari beberapa rumusan?
3. Apa faktor atau aspek penyebab korupsi?
4. Bagaimana Korupsi di Indonesia?
5. Bagaimana Peran Komisi Pemberantasan Korupsi sebagai Lembaga Anti Korupsi di
Indonesia?
6. Bagaimana Implementasi Nilai Pancasila dalam Menyikapi Korupsi di Indonesia?
7. Apa gerakan dan strategi anti-korupsi bagi mahasiswa?
8. Apa peranan mahasiswa sebagai antikorupsi?
1.3 Tujuan
1. Menjelaskan arti Pancasila sebagai Dasar Negara Indonesia.
2. Mengetahui pengertian korupsi dan ditinjau dari beberapa rumusan.
3. Mengetahui faktor atau aspek penyebab korupsi
4. Menjelaskan Korupsi di Indonesia.
5. Menjelaskan Peran Komisi Pemberantasan Korupsi sebagai Lembaga Anti Korupsi di
Indonesia.
6. Menjelaskan Implementasi Nilai Pancasila dalam Menyikapi Korupsi di Indonesia.
7. Mengetahui gerakan dan strategi anti-korupsi bagi mahasiswa.
8. Mengetahui peranan mahasiswa sebagai antikorupsi.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pancasila Sebagai Dasar Negara Indonesia
Negara Indonesia terdiri dari berbagai macam pulau, suku, bahasa daerah, agama, ras
dan kebudayaan atau adat istiadat. Keanekaragaman ini yang menjadi latar belakang
bangsa Indonesia sebagai bangsa yang multicultural. Kekayaan yang dimiliki oleh negara
Indonesia akan diwariskan kepada para generasi penerus bangsa untuk dijaga, dilestarikan
dan dipelihara dengan baik. Negara Indonesia yang terdiri dari berbagai pulau, suku,
bahasa daerah, agama, ras dan kebudaayaan, tetap bisa bersatu dengan dasar negara yang
sama yaitu Pancasila. Perbedaan yang ada dalam bangsa Indonesia, dan tetap dapat hidup
bersama dan berdampingan sehingga muncul semboyan “Bhinneka Tunggal Ika”, yakni
berbeda-beda tetapi tetap satu.
Pancasila ditawarkan Soekarno sebagai philosofische Grondslag (dasar, filsafat, atau
jiwa) dari Indonesia merdeka. Soekarno mau mengatakan bahwa niat dan keinginan
merdeka itu haruslah bulat, akan tetapi dasar yang akan dipakai bagi Indonesia merdeka
haruslah sesuatu yang sudah mendarah daging dan ada dalam semua sanubari rakyat
Indonsia. Dalam kerangka inilah Soekarno menyebut bahwa dasar negara Indonesia yang
ia pikirkan sudah ada dalam renungannya sejak 1918. Soekarno menguraikan dasar-dasar
apa saja yang perlu dimiliki bagi bangunan Indonesia merdeka. Dasar-dasar yang ia
sebutkan adalah kebangsaan Indonesia, internasionalisme (kemanusiaan),
mufakat/permusyawaratan, kesejahteraan (keadilan sosial), dan akhirnya Ketuhanan.
Kelima prinsip itulah yang dia namakan Pancasila dan diusulkan sebagai dasar negara
Indonesia merdeka. (Dewantara, 2017)
Pertama, Kebangsaan yang dimaksud Soekarno adalah Nationale Staat dan nasionalisme
Indonesia. Setiap warga negara Indonesia harus merasa diri mempunyai satu bangsa dan
tumpah darah yang sama, yakni Indonesia. Kedua, untuk menjaga sila pertama adalah
perikemanusiaan (internasionalisme). Hal ini penting agar bangsa Indonesia merasa diri
menjadi bagian dari seluruh umat manusia di dunia. Ketiga, permusyawaratan yang
dimaksud Soekarno adalah perjuangan ide dari seluruh rakyat Indonesia lewat wakil-
wakilnya demi mewujudkan kesejahteraan umum. Keempat, kesejahteraan sosial yang
dimaksud Soekarno adalah kemakmuran yang harus bisa dinikmati oleh segenap warga
Indonesia, karena untuk kepentingan inilah suatu bangsa terbentuk. Kelima, Ketuhanan
yang dimaksud oleh Soekarnoo adalah Ketuhanan yang berkebudayaan. Artinya bangsa
Indonesia mengharai pengakuan setiap manusia Indoneisa akan peran Tuhan dalam
pencapaian kemerdekaan ini. Bangsa Indonesia mengakui keberadaan agama-agama, dan
hendaknya ada rasa saling menghargai di antara mereka, kerena dengan demikian bangsa
Indonesia bisa disebut bangsa yang berbudaya. (Dewantara, 2017)
Suroto. (2015). Terapi Penyakit Korupsi : Peran Pkn. Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan,
5(10), 766–772.
Yustisia. (2014). Pemahaman Masyarakat Tentang Korupsi. Yustisia Jurnal Hukum, 3(1), 80–
88.https://doi.org/10.20961/yustisia.v3i1.10124
De Asis, Maria Gonzales, Coalition-Building to Fight Corruption, Paper Prepared for the Anti-
Corruption Summit, World Bank Institute, November 2000.
Tunggal I.S. dan Tunggal A.W, 2000, Audit Kecurangan dan Akuntansi Forensik, Harvarindo,
Jakarta.
http://www.pa-sintang.go.id/artikel-1426-memahami-bentukbentuk-perbuatan-korupsi.html
http://pencegahankorupsi.blogspot.com/2016/06/strategi-pemberantasan-korupsi-nasional.html
http://irham93.blogspot.com/2013/11/pengertian-korupsi-menurut-undang.html
https://www.zonareferensi.com/pengertian-korupsi/
http://sagalaoretoret.blogspot.com/2012/06/sejarah-korupsi-di-indonesia.ht