Anda di halaman 1dari 13

MINI RISET

STRATEGI BELAJAR MENGAJAR

PRODI S1PGSD_FIP

SKOR NILAI:

NAMA : AGNES AGUSTINA GULTOM (1203311039)

CINDY ATM NAPITUPULU (1203311113)

FOIBE DAHLIANTI PASARIBU (1203311105)

KELAS :K

DESOEN PENGAMPU :LAURENSIA M. PARANGINANGIN, S.Pd , M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

NOVEMBER 2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala limpahan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan mini riset ini
sebagai tugas mata kuliah Strategi Belajar Mengajar . Mini riset ini berjudul "Pengaruh
pembelajaran daring terhadap penerapan strategi pembelajaran pada kelas 4 SDN 173420
Pollung ".

Namun tentunya sebagai manusia biasa tidak luput dari kesalahan dan kekurangan
Harapan penulis, semoga bisa menjadi koreksi di masa mendatang agar lebih baik lagi dari
sebelumnya. Penulis juga ucapkan terima kasih pula kepada rekan-rekan dan semua pihak yang
terkait dalam penyusunan makalah ini. Semoga mini riset ini bisa memberikan sumbangan
pemikiran sekaligus pengetahuan bagi para pembaca

Medan, November 2021

Penulis

Kel.4

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................................... 2
DAFTAR ISI ................................................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................... 4
1.1 Latar Belakang ....................................................................................................................... 4
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................................................. 4
1.3 Tujuan .................................................................................................................................... 5
BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN ................................................. 6
2.1 Landasan Teori Menurut Para Ahli ....................................................................................... 6
2.1.1 Pembelajaran Daring /Internet Learning ............................................................................ 6
2.1.2 Pengertian Strategi Pembelajaran ....................................................................................... 7
2.3 Tujuan Landasan Teori .......................................................................................................... 8
BAB III METODE SURVEY ......................................................................................................... 9
3.1 Jenis Penelitian ...................................................................................................................... 9
3.2 Teknik Pengumpulan Data .................................................................................................... 9
3.3 Populasi dan Sampul ............................................................................................................. 9
3.4 Instrumen Penelitian .............................................................................................................. 9
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ...................................................................................... 10
4.1 hasil dan pembahasan .......................................................................................................... 10
4.2 hasil wawancara ................................................................................................................... 11
BAB V PENUTUP ........................................................................................................................ 13
5.1.kesimpulan ........................................................................................................................... 13
5.2.Saran .................................................................................................................................... 13

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Belajar dan mengajar merupakan dua konsep yang tidak bisa dipisahkan satu samalain.
Belajar menunjuk pada apa yang harus dilakukan seseorang sebagai subjek yangmenerima
pelajaran (sasaran didik), sedangkan mengajar menunjuk pada apa yang harusdilakukan oleh
guru sebagai pengajar. Dua konsep tersebut terpadu menjadi satu kegiatanmanakala terjadi
interaksi guru dan siswa, siswa - siswa pada saat pengajaran
itu berlangsung. Inilah makna belajar dan mengajar sebagai proses. Mengingat adanya covid
pada bulan Maret tahun 2020 di Indonesia pemerintah. Lalu pemerintah membuat kebijakan
pada bidang pendidikan membuat proses pembelajaran menjadi berubah dari yang tatap muka
menjadi pembelajaran jarak jauh, tetapi dalam keadaan seperti ini guru masih tetap harus
melaksanakan kewajibannya sebagai pengajar, dimana guru harus memastikan siswa dapat
memperoleh informasi/ilmu pengetahuan untuk diberikan kepada siswa Kelangsungan
pendidikan selama pandemi akan tergantung pada berbagai faktor, seperti tingkat persiapan
sekolah, kesiapan orang tua/keluarga, serta kesiapan guru.

Pertimbangan harus diberikan pada kebutuhan semua siswa untuk terus memberikan
pendidikan selama berlangsungnya pandemi. Selain menggunakan hardcopy dari bahan ajar,
seperti buku, buku kerja, dan dokumen lain yang dikirim melalui pos atau kurir, sekolah dapat
menggunakan berbagai solusi berbasis teknologi untuk meningkatkan kemungkinan siswa dapat
melanjutkan aktivitas pembelajaran mereka. Ditemukan beberapa kelebihan pembelajaran daring
yaitu, lebih praktis karena pemberian dan pengumpulan tugas dapat dilakukan setiap waktu,
lebih fleksibel bagi orang tua yang bekerja dapat menyesuaikan waktu dalam
mendampingi siswa belajar, informasi tersampaikan dengan cepat dan ke seluruh siswa
lewat WA Group, mengambil nilai dengan menggunakan Google Form, nilainya dapat segera
diperoleh dan dalam pengerjaan siswa tinggal mengklik jawaban yang dianggap benar, orang
tua dapat memantau dan mendampingi siswa, semua pihak terutama guru dan siswa
mendapatkan pengalaman baru serta tugas orang tua dalam mengarahkan siswa lebih banyak.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana pengaruh pembelajaran daring pada siswa kelas IV SD 173420 Pollung?
2. Apa saja usaha yang diberikan untuk mengektifkan pembelajaran daring pada siswa?
3. Apa model pembelajaran yang digunakan dalam proses pembelajaran daring?

4
4. Bagaimana cara untuk mengubah anak yang tadinya malas berpikir, menjadi anak yang
ingin meningkatkan kreativitasnya dalam proses pembelajaran daring?

1.3 Tujuan
Sesuai dengan rumusan masalah adapun tujuannya yaitu :
1. Untuk mengetahui pengaruh pembelajaran daring pada kelas IV SD 173420 Pollung
2. Untuk mengetahui usaha apa saja yang diberikan untuk mengektifkan pembelajaran
daring pada siswa.
3. Untuk mengetahui model apa yang digunakan dalam proses pembelajaran daring.
4. Untuk mengetahui cara mengubah anak yang tadinya malas, menjadi anak yang ingin
meningkatkan kreativitasnya dalam proses belajar daring.

5
BAB II

LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

2.1 Landasan Teori Menurut Para Ahli

2.1.1 Pembelajaran Daring /Internet Learning


Istilah daring merupakan akronim dari “dalam jaringan“ yaitu suatu kegiatan yang
dilaksanakan dengan sistem daring yang memanfaatkan internet. Menurut Bilfaqih & Qomarudin
(2015, hlm. 1) “pembelajaran daring merupakan program penyelenggaraan kelas pembelajaran
dalam jaringan untuk menjangkau kelompok target yang masif dan luas”. Thorme dalam Kuntarto
(2017, hlm. 102) “pembelajaran daring adalah pembelajaran yang menggunakan teknologi
multimedia, kelas virtual, CD ROM, streaming video, pesan suara, email dan telepon konferensi,
teks online animasi, dan video streaming online”. Sementara itu Rosenberg dalam Alimuddin,
Tawany & Nadjib (2015, hlm. 338) menekankan bahwa e-learning merujuk pada penggunaan
teknologi internet untuk mengirimkan serangkaian solusi yang dapat meningkatkan pengetahuan
dan keterampilan.

Menurut Ghirardini dalam Kartika (2018, hlm. 27) “daring memberikan metode
pembelajaran yang efektif, seperti berlatih dengan adanya umpan balik terkait, menggabungkan
kolaborasi kegiatan dengan belajar mandiri, personalisasi pembelajaran berdasarkan kebutuhan
mahasiswa dan menggunakan simulasi dan permainan”. Sementara itu Rosenberg dalam
Alimuddin, Tawany & Nadjib (2015, hlm. 338) menekankan bahwa e-learning merujuk pada
penggunaan teknologi internet untukmengirimkan serangkaian solusi yang dapat meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan.

Menurut Permendikbud No. 109/2013 pendidikan jarak jauh adalah proses belajar
mengajar yang dilakukan secara jarak jauh melalui penggunaan berbagai media komunikasi.

Dengan adanya kemajuan teknologi informasi dan komunikasi membawa perubahan dan
kemajuan diberbagai sektor terutama pada bidang pendidikan. Peranan dari teknologi informasi
dan komunikasi pada bidang pendidikan sangat penting dan mampu memberikan kemudahan
kepada guru dan siswa dalam proses pembelajaran. Pembelajaran daring ini dapat
diselenggarakan dengan cara masif dan dengan peserta didik yang tidak terbatas. Selain itu
penggunaan pembelajaran daring dapat diakses kapanpun dan dimana pun sehingga tidak adanya
batasan waktu dalam penggunaan materi pembelajaran.
Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran daring atau e-learning
merupakan suatu pembelajaran yang memanfaatkan teknologi dengan menggunakan internet
6
dimana dalam proses pembelajarannya tidak dilakukan dengan face to face tetapi menggunakan
media elektronik yang mampu memudahkan siswa untuk belajar kapanpundan dimanapun.

2.1.2 Pengertian Strategi Pembelajaran


Terdapat berbagai macam pengertian strategi pembelajaran sebagai mana dikemukakan
oleh para ahli. Salah satunya yang dikemukakan oleh Dick dan Carey sebagaimana dikutip Etin
Solihatin (2013 : 3) yang menyatakan bahwa strategi pembelajaran adalah komponen umum dari
suatu rangkaian materi dan prosedur pembelajaran yang akan digunakan secara bersama–sama
oleh guru dan siswa selama proses pembelajaran berlangsung (Etin Solihatin, 2012: 3). Terdapat
5 komponen strategi pembelajaran yang perlu diperhatikan yakni kegiatan pembelajaran
pendahuluan, penyampaian informasi, partisipasi peserta didik, tes, dan kegiatan lanjutan.
Sedangkan menurut Etin Solihatin (2012 : 4) Strategi Pembelajaran adalah pendekatan secara
menyeluruh dalam suatu sistem pembelajaran, yang berupa pedoman umum dan kerangka kegiatan
untuk mencapai tujuan umum pembelajaran, yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam
membantu usaha belajar siswa, mengorganisasikan pengalaman belajar, mengatur dan
merencanakan bahan ajar untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu.

Selain itu, menurut Darmayah (2010: 17) strategi pembelajaran merupakan


pengorganisasian isi pelajaran, penyampaian pelajaran dan pengelolaan kegiatan pembelajaran
dengan menggunakan berbagai sumber belajar yang digunakan oleh guru guna menunjang
terciptanya proses pembelajaran yang efektif dan efisien. Hal itu berarti bahwa strategi
pembelajaran menggunakan berbagai sumber belajar yang digunakan oleh guru seperti
menggunakan alat peraga, buku teks, dan kartu indeks dalam melaksanakan proses belajar
mengajar di kelas sehingga pembelajaran dapat berlangsung secara efektif dan efisien.

Berdasarkan beberapa definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa strategi


pembelajaran merupakan suatu prosedur pembelajaran dalam membantu usaha belajar siswa,
mengorganisasikan pengalaman belajar, mengatur dan merencanakan bahan ajar, agar tercipta
proses pembelajaran yang lebih efektif dan efisien untuk mencapai tujuan pembelajaran.

2.2 Kerangka Pemikiran

Kreativitas guru dalam proses pembelajaran kurang optimal. Strategi yang diterapkan guru
dalam mengembangkan kreativitas siswa belum sesuai yang diharapkan. Kemampuan kognitif
yang dipelajari sebagian besar berpusat pada pemahaman materi pelajaran yang bersifat ingatan.
Guru lebih sering menggunakan komunikasi satu arah yaitu dengan menggunakan metode
ceramah. Dalam situasi yang demikian, biasanya peserta didik dituntut untuk menerima apa yang
dianggap penting oleh guru dan menghafalnya
7
Strategi pembelajaran yang diterapkan sesuai kreativitas dalam penelitian ini dapat
diterapkan di dalam kelas dengan guru mengembangkan pribadi yang meliputi ketekukan dan
keuletan, guru juga mampu memberikan semangat kepada siswa supaya siswa dengan antusias
mengikuti pelajaran, selain itu guru dapat menerapkan proses kreatif dalam menyampaikan materi
yaitu salah satunya memusatkan perhatian siswa supaya siswa fokus dalam menerima materi, serta
guru memberikan kebebasan kepada siswa untuk berekspresi dalam mengeluarkan gagasan atau
ide dan disini tugas guru dapat menyempurnakan ide-ide dari siswa.

2.3 Tujuan Landasan Teori


Seperti yang sudah dijelaskan pada landasan teori yang mengaitkan pembelajaran daring
dengan strategi sehingga didapatkanlah tujuan dari pembuatan landasan teori tentunya menjadi
sebuah dasar atau pijakan berdirinya suatu inti dari sebuah penelitian ini. sehingga landasan teori
ini menjadi suatu penguatan dari sebuah penelitian yang dilakukan melalui wawancara ini.

Tujuan dari landasan teori yang berpijakan dengan kata pembelajaran daring dan strategi
pembelajaran yaitu dimana sebuah penelitian yang diadakan pada satu tempat yaitu untuk
mengetahui model pembelajaran kreatif apa yang digunakan oleh pengajar untuk meningkatkan
kreativitas siswa dalam pembelajaran daring maupun luring. Dengan itu, dapat kita bandingkan
perbedaan keduanya. Dibandingkannya strategi pembelajaran itu sesuai dengan landasan teori
yang menjadi sebuah pijakan dari inti pembahasan tersebut, sehingga didapatkanlah sebuah hasil.

8
BAB III

METODE SURVEY
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan/metode kualitatif. Metode kualitatif membantu
ketersediaan diskripsi yang kaya atas fenomena. Kualitatif mendorong pemahaman atas substansi
dari suatu peristiwa. Dengan demikian, penelitian kualitatif tidak hanya untuk memenuhi
keinginan peneliti untuk mendapatkan gambaran/penjelasan, tetapi juga membantu untuk
mendapatkan penjelasan yang lebih dalam (Sofaer, 1999). Dengan demikian, dalam penelitian
kualitatif, peneliti perlu membekali dirinya dengan pengetahuan yang memadai terkait
permasalahan yang akan ditelitinya. Didapatkannyalah gambaran dari penelitian ini melalui
wawancara yang digunakan. Wawancara ini dilakukan untuk meminta deskripsi dan gambaran
dari suatu objek yang akan diteliti.

3.2 Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data penelitian ini adalah mewawancarai pada salah satu guru SD N
173420 Pollung. Teknik pencatatan dengan mencatat dibuku yang sudah peneliti siapkan. Deskrpsi
masalah yang peneliti angkat berdasarkan masalah bagaimana proses pembelajaran, dampak
model penerapan dan cara meningkatkan kreatifitas. Peneliti mencari sumber lainnya di beberapa
jurnal dan referensi melalui internet, Kemudian peneliti memilih responden dan menjalin
komunikasi dan pendekatan hingga responden mau menjadi subjek dalam penelitian ini. Lalu
peneliti melakukan wawancara.

3.3 Populasi dan Sampul


Menurut Sugiyono (2011;18) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas,
obyek/subjek yang mempunyai kuantitas & karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi penelitian ini adalah guru dari SD
N 173420 Ria-Ria Pollung Kabupaten Humbang Hasundutan, Sumatra Utara.

3.4 Instrumen Penelitian


Pada penelitian ini dilakukan dengan metode wawancara kepada guru SD N 173420 Ria-Ria
Pollung Kabupaten Humbang Hasundutan, Sumatra Utara.

9
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 hasil dan pembahasan
Strategi belajar adalah metoda yang dipakai oleh peserta didik untuk belajar. Secara
individual strategi belajar berarti suatu metoda untuk mencapai meaningful learning. Untuk
dapat mencapai meaningful learning maka peserta didik harus mempunyai suatu alat (tool) yang
disebut concept mapping.

Salah satu strategi yang dapat digunakan dalam metode daring adalah penggunaan
personalized method dalam sistem diskusi, para pengajar dapat memancing diskusi dan menguji
pemahaman siswa lewat pemanggilan nama mereka satu-persatu. Menurutnya, sesi diskusi
menjadi sesuatu yang harus dilaksanakan dalam metode pembelajaran daring.“Dalam metode
daring, pengajar maksimal memberikan materi selama 30 menit agar siswa tetap dapat fokus.
Sisa pembelajaran harus dilakukan dengan metode diskusi, baik diskusi kelompok, ataupun
diskusi kelas,Pembagian kelompok dengan metode daring dapat dilakukan dengan fitur-fitur
yang ada di media pembelajaran seperti Zoom, Google Classroom, maupun Microsoft Teams.

Pandemi Covid-19 telah mengubah berbagai aspek kehidupan saat ini, termasuk dalam
sektor pendidikan. Kebijakan social distanding maupun physical distancing guna meminimalisir
penyebaran Covid-19 mendorong semua elemen pendidikan untuk mengaktifkan kelas meskipun
sekolah tutup. Penutupan sekolah menjadi langkah mitigasi paling efektif untuk meminimalisir
penyebaran wabah pada anak-anak. Hal tersebut membuat pemerintah dan lembaga terkait harus
memikirkan kebijakan, yaitu dengan keluarnya SE Mendikbud No. 4 tahun 2020 tentang
Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan Dalam Masa Darurat Penyebaran Coronavirus Disease
(Covid-19) diikuti dengan SE Sesjen No.15 Tahun 2020 Tentang Pedoman Penyelenggaraan
Belajar Dari Rumah Dalam Masa Darurat Penyebaran Coronavirus Disease (Covid-19). Hal
tersebut memberikan dampak dalam pelaksanaan pembelajaraan. Terkait hal tersebut, mau tidak
mau ataupun suka tidak suka guru harus bisa mengambil kebijakan, entah itu melibatkan
penggunaan model, metode, ataupun strategi pembelajaran. Guru harus bisa menempatkan diri
dan beradaptasi, hal tersebut senada dengan yang diungkapkan oleh Syahrial Dkk (2019:233),
Guru harus bisa merubah model atau metode pembelajaran yang di ikuti zaman sekarang
sehingga strategi guru dalampembelajaran bisa efektif dalam hal mengajar peserta didik.

Disinilah peran guru sebagai pendidik dan pengajar sangat diperlukan.Pelaksanaan


pembelajaran jarak jauh dalam jaringan merupakan suatu kegiatan belajar yang membutuhkan
jaringan internet dengan konektivitas, aksesibilitas, fleksibilitas, serta kemampuan untuk
memunculkan berbagai jenis interaksi pembelajaran, menurut Moore et al (dalam Firman dan
Sari, 2020). Kemudian, Sofyana & Abdul (2019:82) memaparkan bahwa pembelajaran dalam
jaringan merupakan sistem pembelajaran yang dilakukan dengan tidak bertatap muka langsung,
tetapi menggunakan platform yang dapat membantu proses belajar mengajar yang dilakukan
meskipun jarak jauh. Tujuan dari adanya pembelajaran daring ialah memberikan layanan
pembelajaran bermutu dalam jaringan yang bersifat masif dan terbuka untuk menjangkau
peminat ruang belajar agar lebih banyak dan lebih luas

10
Bagi guru, pandemi Covid-19 memberikan dampak positif juga negatif . Selama
pembelajaran daring, memberikan dampak negatif yaitu guru dibuat sibuk untuk menyiasati
pelaksanaan pembelajaran, guru dituntut mampu untuk melaksanakan pembelajaran daring
dimana sebelumnya guru masih asing dengan hal tersebut. Namun disisi lain, hal tersebut
memberikan dampak positif yaitu menumbuhkan motivasi guru untuk lebih kreatif lagi dalam
melaksanakan pembelajaran dan adaptasi teknologi.

Bagi peserta didik, dampak positif yang dirasakan akibat adanya pandemi Covid-19 ialah
peserta didik dapat mengikuti pembelajaran lebih santai dengan waktu yang panjang.
Menjadikan peserta didik mandiri dan kreatif dalam mengikuti pelajaran. Namun, juga
memberikan dampak negatif yaitu peserta didik kurang memahami pelajaran.

4.2 hasil wawancara


1. Apa pengaruh pembelajaran daring pada siswa kelas 4 SD 173420 Pollung?
Jawaban
Setelah negara Indonesia dilanda virus atau yang kita kenal sebagai Corona pada awal tahun 2020,
pemerintah memberi kebijakan agar pembelajaran dilakukan secara daring. Adapun pengaruh
yang terjadi pada siswa yaitu terjadi pada ;
1. Karakter anak didik, yaitu merosotnya karakter setiap anak didik . Dimana siswa kurang
memberlakukan sikap yang baik pada masyarakat sejauh yang saya ketaui. Kemudian
2. Minat belajar peserta didik, yaitu kurangnya minat belajar siswa. Bisa dibandingkan
pada tatap muka sebelum terjadinya pandemic, minat belajar siswa sudah kurang padahal
sudah dibimbing langsung oleh guru, apalagi tidak secara langsung ditangani atau di
bimbing seorang guru dan membimbing siswa hanya melalui pesan online atau video
converence, minat belajar siswa menjadi sangat kurang. Sehingga hal ini berpengaruh
terhadap kemampuan kognitif anak.
Kesimpulannya ialah, pengaruh dari pembelajaran daring berdampak pada karakter dan
kemampuan kognitif anak.

2. Apa usaha yang ibu berikan untuk mengefektifkan pembelajaran pada siswa selama proses
daring?
Jawaban
Usaha yang dilakukan yakni tetap mengontrol siswa melalui online, misalnya melalui WA
grup dan video call untuk membuat mereka semakin memahami materi pembelajaran. Selain
itu, usaha lain yang digunakan yaitu dengan mengirim video-video tentang mater pembelajaran
yang sedang berlangsung. Hal ini diberi kepapa anak didik melalui media online, seperti WA
grup, Facebook dan Youtube.

3. Model pembelajaran apa yang menarik dan menyenangkan untuk siswa agar tidak bosan
dalam pembelajaran daring?
Jawaban

11
Model pembelajaran yang menarik untuk diterapkan itu adalah model Blanded Learning.
Dimana model ini merupakan perpaduan antara pembelajaran online dan tatap muka serta
offline. Hal ini bisa dikatakan menarik karena siswa dapat menerima materi secara online, dan
penugasan bisa dilakukan secara tatap muka. Model pembelajaran blanded learning ini
diterapkan setelah peluncuran kelonggaran untuk proses belajar oleh pemerintahan. Dari
sekian banyak model pembelajaran Blended Learning, yang lebih menarik untuk digunakan
yaitu model pembelajaran Blended Learning Type Flipped Classroom. Dimana model model
pembelajaran ini mempersingkat waktu pembelajaran didalam kelas. Sehingga materi
diberikan secara online dari rumah sedangkan penugasan dilakukan di ruang kelas. Dan materi
diberikan melalui video yang dibuat sendiri sehingga dapat membuat video semenarik
mungkin, sehingga siswa tertarik untuk menontonnya. Setelah menonton video, anak akan
diminta untuk merangkum materi. Setelah pembelajaran berlangsung secara tatap muka, maka
anak diberi penugasan tentang materi yang sudah ditonton dan dirangkum. Hal ini dapat
mengantisipasi kebosanan anak didik. Sehingga waktu yang sangat sempit dalam pembelajaran
sekarang ini, bisa cukup dan efektif.

4. Bagaimana cara untuk mengubah kebiasaan anak yang tadinya malas untuk berpikir
menjadi anak yang aktif dan dapat meningkatkan kreativitasnya?
Jawaban
Menjadi seorang guru, kita ditugaskan untuk tetap berupaya untuk mengubah kebiasaan anak
anak didik kita tentunya. Adapun cara yang dilakukan seorang guru yaitu dengan mengubah
model, metode dan strategi pembelajaran yang lama menjadi yang terupdate yang mampu
mengubah pola pikir anak.
Tetap Muka dimulai pada tanggal 13 Oktober 2021,
1. Apa saja model pembelajaran yang sekarang diterapkan pada siswa?
Jawaban
Banyak model yang digunakan setelah pembelajaran tatap muka, dan itu sesuai dengan materi
yang akan dibawakan pada setiap harinya. Sebulumnya materi akan ditelaah terlebih dahulu,
kemudian diidentifikasikan dengan model pembelajaran apa yang cocok dalam materi tersebut.
Seperti Problem Base Learning, Projek Base Learning, Kooperatif, Kooperatif Jigsaw dan
masih banyak lagi namun disesuaikan dengan materi pembelajaran yang akan dibawakan.
Namun karena pembelajaran juga masih belom seluruhnya berproses maksimal, maka masih
diterapkan model pembelajaran Blended Learning Type Flipped Classroom.
2. Bagaimana dampak dari penerapan model pembelajaran yang sekarang diterapkan?
Dapatkah dikatakan anak tergolong ‘bisa’ atau ‘Kreatif’ setealah diterapkannya model
tersebut?
Jawaban
Waktu untuk mengamati memang masih cukup singkat, sebab belum genap sebulan adanya
pembelajaran tatap muka, namun jika diperhatikan, setelah diterapkan kemudian di evaluasi
ternyata ada perubahaan yang terjadi. Misalnya yang digunakan yaitu model Kooperatif
Learning ternyata perubahan lebih tampak disbanding dengan pembelajaran daring. Pengaruh
yang terjadi masih lebih besar. Karena siswa lebih tertarik untuk bertanya, memberi pendapat
juga berpikir kritis, sehingga siswa lebih tampak aktif dan kreatif.
Narasumber : Theresia Gultom, S.Pd.
12
BAB V

PENUTUP
5.1.kesimpulan
Daring memberikan metode pembelajaran yang efektif, seperti berlatih dengan adanya
umpan balik terkait, menggabungkan kolaborasi kegiatan dengan belajar mandiri, personalisasi
pembelajaran berdasarkan kebutuhan mahasiswa dan menggunakan simulasi dan permainan
strategi pembelajaran merupakan pengorganisasian isi pelajaran, penyampaian pelajaran dan
pengelolaan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan berbagai sumber belajar yang
digunakan oleh guru guna menunjang terciptanya proses pembelajaran yang efektif dan efisien.
Tujuan dari landasan teori yang berpijakan dengan kata pembelajaran daring dan strategi
pembelajaran yaitu dimana sebuah penelitian yang diadakan pada satu tempat yaitu untuk
mengetahui model pembelajaran kreatif apa yang digunakan oleh pengajar untuk meningkatkan
kreativitas siswa dalam pembelajaran daring maupun luring

beberapa kelebihan pembelajaran daring yaitu,

1. lebih praktis karena pemberian dan pengumpulan tugas dapat dilakukan setiap waktu,
2. lebih fleksibel bagi orang tua yang bekerja dapat menyesuaikan waktu dalam
mendampingi siswa belajar,
3. informasi tersampaikan dengan cepat dan ke seluruh siswa lewat WA Group,
mengambil nilai dengan menggunakan Google Form,
4. nilainya dapat segera diperoleh dan dalam pengerjaan siswa tinggal mengklik
jawaban yang dianggap benar,
5. orang tua dapat memantau dan mendampingi siswa, semua pihak terutama guru dan
siswa mendapatkan pengalaman baru serta tugas orang tua dalam mengarahkan siswa
lebih banyak.

5.2.Saran
Kami selaku penulis, menyadari bahwa mini riset ini sangat jauh dari kesempurnaan.
Tentunya, penulis akan terus memperbaiki laporan mini riset ini dengan mengacu pada sumber
yang dapat dipertanggungjawabkan nantinya. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan
kritik dan saran tentang pembahasan mini riset diatas.

13

Anda mungkin juga menyukai